Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH PANCASILA

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

Oleh:
KELOMPOK V
KELAS B
ANGGA DWINA PUTRA

( 1407114762 )

IRVAN SETIAWAN

( 1407114829 )

M. FAUZAN AKBAR

( 1407118336 )

SUSILAWATI

( 1407117900)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA SI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala karunia yang tercurah berupa
kesempatan dan kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Serta shalawat dan salam kami persembahkan kepada Rasul teladan Rasulullah
SAW.
Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah dengan judul
"Pancasila sebagai Ideologi Negara". Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan
Makalah ini selain untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen
pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan para mahasiswa khususnya
bagi penulis.
Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah ini dengan baik,
namun penulis pun menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan
kami sebagai manusia biasa. Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahankesalahan baik dari segi teknik penulisan, maupun dari isi, maka kami memohon
maaf dan kritikserta saran dari dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat
diharapkan oleh kami untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga
dalam pengetahuan kita bersama.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa
terima kasih dan semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat
memberikan manfaat.

Pekanbaru, 18 September 2016

(Penulis )

DAFTAR ISI
1

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI..........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................
1.1 Latar Belakang..................................................................
1.2 Rumusan Masalah.............................................................
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................
2.1 ...........................................................................................
2.2 ...........................................................................................
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN .............................................
1.1 Kesimpulan.......................................................................
1.2 Saran..................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pancasila secara normatif dapat dijadikan sebagai suatu acuan atas
tindakan baik, dan secara filosofis dapat dijadikan perspektif kajian atas nilai dan
norma yang berkembang dalam masyarakat. Sebagai suatu nilai yang terpisah satu
sama lain, nilai-nilai tersebut bersifatuniversal atau menyeluruh, dapat ditemukan
di manapun dan kapanpun.
Setiap Negara memiliki ideologi masing-masing sebagai dasar bangsa dan
Negara sebagai filsafat hidup Negara tersebut. Karena ideologi ini merupakan
dasar atau ide atau cita-cita negara tersebut untuk semakin berkembang dan maju.
Ideologi digambarkan sebagai seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama,
ideologi juga dirumuskan sebagai suatu pandangan atau sistem nilai yang
menyeluruh dan mendalami tentang tujuan-tujuan yang hendak dicapai
masyarakat, dan sebagai cara untuk mencapai tujuan oleh masyarakat.
Namun, dengan semakin berkembangnya zaman, ideologi negara tersebut
tidak boleh hilang dan tetap menjadi pedoman dan tetap tertanam pada setiap
warganya. Selain itu,
Di era yang serba modern ini, makna pancasila sebagai ideologi bangsa
dan negara Indonesia sedikit dilupakan oleh sebagian rakyat Indonesia dan
digantikan oleh perkembangan tekhnologi yang sangat canggih. Dengan semakin
maju teknologi seolah-olah ideologi Pancasila hanya sebagai pelengkap negara
agar tampak bahwa Indonesia sebuah negara yang merdeka dan mandiri.Padahal
sejarah perumusan Pancasila melalui proses yang sangat panjang dan rumit.
Pancasila merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, karena dalam masingmasing sila tidak bisa di tukar tempat atau dipindah. Bagi bangsa
Indonesia, pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan negara Indonesia.
Mempelajari Pancasila lebih dalam menjadikan kita sadar sebagai bangsa
Indonesia yang memiliki jati diri dan harus diwijudkan dalam pergaulan hidup
sehari-hari untuk menunjukkan identitas bangsa yang lebih bermatabat dan
1

berbudaya tinggi. Untuk itulah diharapkan dapat menjelaskan Pancasila sebagai


ideologi negara, menguraikan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara dan
karakteristik Pancasila sebagai ideologi negara.
1.2.
1.
2.
3.
4.

Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan ideologi?
Bagaimanakah pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara ?
Apa fungsi Pancasila sebagai Ideologi bangsa dan Negara Indonesia?
Apa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai Ideologi Bangsa

5.
6.
7.
8.

dan Negara Indonesia?


Bagaimanakah Penerapan Ideologi Pancasila ?
Bagaimana mekanisme pengembangan Ideologi Pancasila.?
Bagaimanakah pancasila sebagai ideologi terbuka dan ideologi tertutup ?
Bagaimana ideologi lain selain pancasila?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Pengertian Ideologi
Pengertian Ideologi - Ideologi berasal dari kata yunani yaitu iden yang

berarti melihat, atau idea yang berarti raut muka, perawakan, gagasan buah
pikiran dan kata logi yang berarti ajaran. Dengan demikian ideologi adalah ajaran
atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran atau science des ideas.
Pengertian ideology menurut para ahli adalah sebagai berikut:
Ibnu Sina
Pengertian

Ideologi

menurut

Ibnu

Sina

adalah

Mabda

secara etimologis adalah mashdar mimi dari kata badaayabdau badan wa


mabdaan yang berarti permulaan. Secara terminologis berarti pemikiran
mendasar yang dibangun diatas pemikiran-pemikiran (cabang): pemikiran
mendasar (fikrah raisiyah) dan patokan asasi (al-qaidah al-asasiyah) tingkah laku.
Dari segi logika al-mabda adalah pemahaman mendasar dan asas setiap
peraturan. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa Ideologi (mabda) adalah
pemikiran yang mencakup konsepsi mendasar tentang kehidupan dan memiliki
metode untuk merasionalisasikan pemikiran tersebut berupa fakta, metode
menjaga pemikiran tersebut agar tidak menjadi absurd dari pemikiran-pemikiran
yang lain dan metode untuk menyebarkannya.
2

Sehingga dalam Konteks definisi ideologi inilah tanpa memandang sumber


dari konsepsi Ideologi, maka Islam adalah agama yang mempunyai kualifikasi
sebagai Ideologi dengan padanan dari arti kata Mabda dalam konteks bahasa
arab.
Apabila kita telusuri seluruh dunia ini, maka yang kita dapati hanya ada
tiga ideologi (mabda). Yaitu Kapitalisme, Sosialisme termasuk Komunisme, dan
Islam. Untuk saat ini dua mabda pertama, masing-masing diemban oleh satu atau
beberapa negara. Sedangkan mabda yang ketiga yaitu Islam, saat ini tidak
diemban oleh satu negarapun, melainkan diemban oleh individu-individu dalam
masyarakat. Sekalipun demikian, mabda ini tetap ada di seluruh penjuru dunia.
Sumber konsepsi ideologi kapitalisme dan Sosialisme berasal dari buatan
akal manusia, sedangkan Islam berasal dari wahyu Allah SWT (hukum syara).
Ibnu Sina mengemukakan masalah tentang ideologi dalam Kitab-nya "Najat", dia
berkata:"Nabi dan penjelas hukum Tuhan serta ideologi jauh lebih dibutuhkan
bagi kesinambungan ras manusia, dan bagi pencapaian manusia akan
kesempurnaan eksistensi manusiawinya, ketimbang tumbuhnya alis mata, lekuk
tapak kakinya, atau hal-hal lain seperti itu, yang paling banter bermanfaat bagi
kesinambungan ras manusia, namun tidak perlu sekali." Al Marsudi
Puspowardoyo
Ideologi dapat dirumuskan sebagai komplek pengetahuan dan nilai secara
keseluruhan menjadi landasan seseorang atau masyarakat untuk memahami jagat
raya dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya.
Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya seseorang dapat menangkap apa yang
dilihat benar dan tidak benar, serta apa yang dinilai baik dan tidak baik.
Harol H. Titus
Ideologi adalah suatu istilah yang digunakan untuk sekelompok cita-cita
mengenai bebagai macam masalah politik ekonomi filsafat sosial yang sering
dilaksanakan bagi suatu rencana yang sistematis tentang suatu cita-cita yang
dijalankan oleh kelompok atau lapisan masyarakat.
Ali Syariati

Mendefenisikan ideologi sebagai keyakinan-keyakinan dan gagasangagasan yang ditaati oleh suatu kelompok, suatu klas sosial, suatu bangsa atau
satu ras tertentu
Destutt de Tracy
Mengartikan ideology sebagai Science of ideas, dimana didalamnya
ideologi dijabarkan sebagai jumlah program yang diharapkan membawa
perubahan institusional dalam suatu masyarakat.

Kirdi Dipoyudo
Ideologi sebagai suatu kesatuan gagasan-gagasan dasar yang sistematis
dan menyeluruh tentang manusia dan kehidupanya baik individual maupun sosial,
termasuk kehidupan Negara.
Sastra Pratedja
Ideologi sebagai suatu kompleks gagasan atau pemikiran yang
beerorientasi pada tindakan yang diorganisir menjadi suatu sistem yang teratur.
C.C. Rodee
Ideologi adalah kumpulan gagasan yang secara logis berkaitan dan
mengidentifikasikan nilai-nilai yang memberi keabsahan bagi institusi politik dan
pelakunya.Ideologi dapat di gunakan untuk membenarkan status quo atau
membenarkan usaha untuk mengubahnya (dengan atau tanpa dengan kekerasan).
Gunawan Setiardjo
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan atau aqidah 'aqliyyah (akidah
yang sampai melalui proses berpikir) yang melahirkan aturan-aturan dalam
kehidupan.
Thomas H
Ideologi adalah suatu cara untuk melindungi kekuasaan pemerintah agar
dapat bertahan dan mengatur rakyatnya.
Muhammad Ismail

Ideologi (Mabda) adalah Al-Fikru al-asasi al-ladzi hubna Qablahu Fikrun


Akhar, pemikiran mendasar yang sama sekali tidak dibangun (disandarkan) di atas
pemikiran pemikiran yang lain.
Dr. Hafidh Shaleh
Ideologi adalah sebuah pemikiran yang mempunyai ide berupa konsepsi
rasional (aqidah aqliyah), yang meliputi akidah dan solusi atas seluruh problem
kehidupan manusia.Pemikiran tersebut harus mempunyai metode, yang meliputi
metode

untuk

mengaktualisasikan

ide

dan

solusi

tersebut,

metode

mempertahankannya, serta metode menyebarkannya ke seluruh dunia.


Taqiyuddin An - Nabhani
Ideology adalah suatu aqidah aqliyah yang melahirkan peraturan, yang
dimaksud aqidah adalah pemikiran yang menyeluruh tentang alam semesta,
manusia, dan hidup, serta tentang apa yang ada sebelum dan setelah kehidupan, di
samping hubungannya dengan Zat yang ada sebelum dan sesudah alam kehidupan
di dunia ini. Atau Mabda adalah suatu ide dasar yang menyeluruh mengenai alam
semesta, manusia, dan hidup.Mencakup dua bagian yaitu, fikrah dan thariqah.
Karl Marx
Mengartikan Ideologi sebagai pandangan hidup yang dikembangkan
berdasarkan kepenti-ngan golongan atau kelas sosial tertentu dalam bidang politik
atau sosial ekonomi.
Notonegoro
Mengemukakan bahwa Ideologi negara dalam arti cita-cita negara atau
cita-cita yang menjadi dasar bagi suatu sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat
dan bangsa yang bersangkutan pada hakikatnya merupakan asas kerokhanian yang
antaralain memiliki ciri:
1) Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan
kenegaraan;
2) Mewujudkan suatu asas kerokhanian, pandangan dunia, pedoman
hidup, pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan
kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan
berkorban.
5

Kamus Bahasa Indonesia,319


Ideologi adalah kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat
(kejadian) yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup. Atau cara
berfikir seseorang atau suatu gagasan.
Alfian
Alfian mendefinisikan ideologi sebagai akumulasi nilai-nilai yang
dianggap baik dan benar tentang tujuan yang ingin dicapai masyarakat, sekaligus
menjadi pedoman dan cita-cita pengatur perilaku masyarakat dalam berbagai
kehidupan.Karenanya, ideologi berfungsi menjadi tujuan dan cita-cita bersama
masyarakat, serta menjadi pedoman dan alat ukur perilaku dalam hubungannya
dengan kebijakan negara serta sebagai pemersatu masyarakat karena menjadi
prosedur penyelesaian konflik yang muncul dalam masyarakat tersebut.
Destutt de Tray
Ideology adalah untuk menujuk suatu ilmu, yaitu analsisis ilmiah dari
pikiranmanusia.
Napoleon
Ideology adalah kumpulan ide ( pendapat ) yang abstrak ( tidak realities).
Karl Mark
Ideology adalah dalam arti khusus, yaitu ideology digolongkan bersama
dengan agama, filsafat, dan moral.
Laboratorium IKIP Malang
Ideology adalah seperangkat ide, nilai, dan cita-cita beserta pedoman dan
metode melaksanakan atau mewujudkan.
Pengertian ideologi secara umum dapat dikatakan sebagai kumpulan
gagasan, idea, keyakinan, kepercayaan, yang menyeluruh dan sistematis, yang
menyangkut:
a.

Bidang Politik (termasuk Pertahanan dan Keamanan)

b.

Bidang Sosial

c.

Bidang Kebudayaan

d.

Bidang Keagamaan
6

2.2

Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara


Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia maka Pancasila pada

hakikatnya bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan dan pemikiran


seseorang atau kelompok orang sebagaimana ideologi-ideologi lain didunia,
namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta
nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum
membentuk negara, dengan kata lain unsur-unsur yang merupakan materi (bahan)
Pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri,
sehingga bangsa ini merupakan kausa materialistis (asal bahan) Pancasila.
Sebagai contoh, kebiasayaan gotong royong dan bermusyawarah adalah nilai-nilai
luhur budaya bangsa yang terdapat dalam Pancasila.Pancasila sebagai Ideologi
berarti Pancasila dijadikan sebagai pandangan hidup bagi bangsa Indonesia.
Unsur-unsur Pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh
para pendiri negara, sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan
ideologi bangsa dan negara Indonesia. Dengan demikian Pancasila sebagai
ideologi bangsa dan negara Indonesia berakar pada pandangan hidup dan budaya
bangsa, dan bukannya mengangkat atau mengambil ideologi dari bangsa lain.
Selain itu Pancasila juga bukan hanya merupakan ide-ide atau perenungan dari
seseorang saja, yang hanya memperjuangkan suatu kelompok atau golongan
tertentu, melainkan Pancasila berasal dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa
sehingga Pancasila pada hakikatnya untuk seluruh lapisan serta unsur-unsur
bangsa secara komprehensif. Oleh karena ciri khas, maka Pancasila memiliki
kesesuaian dengan bangsa Indonesia.
2.3

Fungsi Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara


Sebagai ideologi, yaitu selain kedudukannya sebagai dasar Negara

Kesatuan Republik Indonesia Pancasila berkedudukan juga sebagai ideologi


nasional Indonesia yang dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan
bernegara.Sebagai ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila sebagai ikatan
budaya (cultural bond) yang berkembang secara alami dalam kehidupan
masyarakat Indonesia bukan secara paksaan atau Pancasila adalah sesuatu yang
sudah mendarah daging dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia. Sebuah

ideologi dapat bertahan atau pudar dalam menghadapi perubahan masyarakat


tergantung daya tahan dari ideologi itu.
Kekuatan ideologi tergantung pada kualitas tiga dimensi yang dimiliki
oleh ideologi itu, yaitu dimensi realita, idealisme, dan fleksibelitas. Pancasila
sebagai sebuah ideologi memiliki tiga dimensi tersebut:
1. Dimensi realita, yaitu nilai-nilai dasar yang ada pada ideologi itu yang
mencerminkan realita atau kenyataan yang hidup dalam masyarakat
dimana ideologi itu lahir atau muncul untuk pertama kalinya paling tidak
nilai dasar ideologi itu mencerminkan realita masyarakat pada awal
kelahirannya.
2. Dimensi idealisme, adalah kadar atau kualitas ideologi yang terkandung
dalam nilai dasar itu mampu memberikan harapan kepada berbagai
kelompok atau golongan masyarakat tentang masa depan yang lebih baik
melalui pengalaman dalam praktik kehidupan bersama sehari-hari.
3. Dimensi Fleksibelitas atau dimensi pengembangan, yaitu kemampuan
ideologi dalam mempengaruhi dan sekaligus menyesuaikan diri dengan
perkembangan masyarakatnya. Mempengaruhi artinya ikut mewarnai
proses perkembangan zaman tanpa menghilangkan jati diri ideologi itu
sendiri yang tercermin dalam nilai dasarnya. Mempengaruhi berarti
pendukung ideologi itu berhasil menemukan tafsiran-tafsiran terhadap
nilai dasar dari ideologi itu yang sesuai dengan realita-realita baru yang
muncul di hadapan mereka sesuai perkembangan zaman.
Pancasila memenuhi ketiga dimensi ini sehingga pancasila dapat dikatakan
sebagai ideologiterbuka. Fungsi Pancasila sebagai ideologi Negara, yaitu :
1. Memperkokoh persatuan bangsa karena bangsa Indonesia adalah bangsa
yang majemuk.
2. Mengarahkan bangsa Indonesia menuju tujuannya dan menggerakkan
serta membimbing bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan.
3. Memelihara dan mengembangkan identitas bangsa dan sebagai dorongan
dalam
pembentukan karakter bangsa berdasarkan Pancasila.

4. Menjadi standar nilai dalam melakukan kritik mengenai keadaan bangsa


dan Negara.
Pancasila jika akan dihidupkan secara serius, maka setidaknya dapat
menjadi etos yang mendorong dari belakang atau menarik dari depan akan
perlunya aktualisasi maksimal setiap elemen bangsa. Hal tersebut bisa saja
terwujud karena Pancasila itu sendiri memuat lima prinsip dasar di dalamnya,
yaitu: Kesatuan/Persatuan, kebebasan, persamaan, kepribadian dan prestasi.
Kelima prinsip inilah yang merupakan dasar paling sesuai bagi pembangunan
sebuah masyarakatbangsa dan personal-personal di dalamnya.
Menata sebuah negara itu membutuhkan suatu konsensus bersama sebagai
alat lalu lintas kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa konsensus tersebut,
masyarakat akan memberlakukan hidup bebas tanpa menghiraukan aturan main
yang telah disepakati. Ketika Pancasila telah disepakati bersama sebagai sebuah
konsensus, maka Pancasila berperan sebagai payung hukum dan tata nilai prinsipil
dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara. Dan sebagai ideologi yang dikenal
oleh masyarakat internasional, Pancasila juga mengalami tantangan-tantangan dari
pihak luar/asing. Hal ini akan menentukan apakah Pancasila mampu bertahan.
Pancasila merupakan hasil galian dari nilai-nilai sejarah bangsa Indonesia
sendiri dan berwujud lima butir mutiara kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu
religius monotheis, humanis universal, nasionalis patriotis yang berkesatuan
dalam keberagaman,demokrasi dalam musyawarah mufakat dan yang berkeadilan
sosial. Dengan demikian Pancasila bukanlah imitasi dari ideologi negara lain,
tetapi mencerminkan nilai amanat penderitaan rakyat dan kejayaan leluhur
bangsa. Keampuhan Pancasila sebagai ideologi tergantung pada kesadaran,
pemahaman dan pengamalan para pendukungnya.Pancasila selayaknya tetap
bertahan sebagai ideologi terbuka yang tidak bersifat doktriner ketat.Nilai
dasarnya tetap dipertahankan, namun nilai praktisnya harus bersifat fleksibel.
Ketahanan ideologi Pancasila harus menjadi bagian misi bangsa Indonesia dengan
keterbukaannya tersebut.
Nilai nilai yang terkandung dalam pancasila merupakan suatu cerminan
dari kehidupan masyarakat Indonesia (nenek moyang kita) dan secara tetap telah
9

menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia. Untuk itu
kita sebagai generasi penerus bangsa harus mampu menjaga nilai-nilai tersebut.
Untuk dapat hal tersebut maka perlu adanya berbagai upaya yang didukung oleh
seluruh masyarakat Indonesia. Upayaupaya tersebut antara lain :
1. Melalui dunia pendidikan, dengan menambahkan mata pelajaran khusus
Pancasila pada setiap satuan pendidikan bahkan sampai ke perguruan
tinggi.
2.

Lebih memasyarakatkan pancasila.

3. Menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.


4. Memberikan sanksi kepada pihak-pihak yang melakukan pelanggaran
terhadap Pancasila.
5. Menolak dengan tegas faham-faham yang bertentangan dengan Pancasila.
2.4

Nilai-Nilai yang Terkandung Dalam Pancasila Sebagai Ideologi


Bangsa dan Negara Indonesia
Nilai-nilai Pancasila yang terkandung didalamnya merupakan nilai-nilai

ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, keadilan. Ini merupakan nilai


dasar bagi kehidupan kewarganegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan. Nilainilai Pancasila tergolong nilai kerohanian yang di dalamnya terkandung nilai-nilai
lainnya secara lengkap dan harmonis, baik nilai material, vital, kebenaran, atau
kenyataan. Estetis, estis maupun religius. Nilai-nilai Pancasila bersibat obyektif
dan subyektif, artinya hakikat nilai-nilai Pancasila bersifat universal atau berlaku
dimanapun, sehingga dapat diterapkan di negara lain.
Nilai-nilai pancasila bersifat objektif, maksudnya :
1. Rumusan dari pancasila itu sendiri memiliki makna yang terdalam
menunjukkan adanya sifat umum universal dan abstrak.
2. Inti dari nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan
bangsa Indonesia.
3. Pancasila dalam pembukaan UUD 1945 merupakan sumber dari segala
sumber hukum di Indonesia.
Sedangkan nilai-nilai Pancasila bersifat subjektif bahwa keberadaan nilai-nilai
Pancasila itu terlekat pada bangsa Indonesia sendiri karena:

10

1. Nilai- nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia.


2. Nilai-nilai Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia.
2.5

Implementasi pancasila sebagai ideologi negara atau nasional


1. Perwujudan Pancasila Sebagai Cita-cita Bernegara
Perwujudan pancasila sebagai ideologi negara yang berarti menjadi cita-

cita penyelenggaraan bernegara terwujud melalui ketetapan MPR No.7 tahun


2001 mengenai Visi Indonesia Masa Depan. Dalam ketetapan tersebut
menyatakan bahwa Visi Indonesia Masa Depan terdiri atas 3 visi, yaitu :
a. Visi ideal ialah cita-cita luhur bangsa Indonesia sebagaimana dimaksudkan
dalam UUD 45 yaitu pada alinea kedua dan keempat.
b. Visi antara, yaitu visi bangsa Indonesia pada tahun 2020 yang berlaku
samapai dengan tahun 2020.
c. Visi lima tahunan, yaitu sebagaimana dimaksudkan dalam GBHN (GarisGaris Besar Haluan Negara).
Menurut Hamdan Mansoer, mewujudkan bangsa yang religius,
manusiawi, demokratis, bersatu, adil dan sejahtera pada dasarnya merupakan
upaya menjadikan nilai-nilai pancasila sebagai cita-cita bersama. Bangsa yang
demikian merupakan ciri dari masyarakat madani Indonesia. Sebagai suatu citacita, nilai-nilai pancasila diambil dimensi idealismenya. Sebagai nilai-nilai ideal,
penyelenggaraan negara hendaknya berupaya bagaimana menjadikan kehidupan
bernegara Indonesia ini semakin dekat dengan nilai-nilai ideal tersebut.
2.

Perwujudan Pancasila Sebagai Kesepakatan atau Nilai Integratif


Bangsa
Nilai Integratif Perwujudan pancasila sebagai ideologi negara yang berarti

bahwa pancasila sebagai sarana pemersatu dan prosedur penyelesaian konflik


perlu pula dijabarkan dalam praktik kehidupan bernegara. Nilai integratif
pancasila mengandung makna bahwa pancasila dijadikan sebagai sarana
pemersatu dalam masyarakat dan prosedur penyelesaian konflik. Masyarakat
Indonesia telah menerima pancasila sebagai sarana pemersatu, yang artinya
sebagai suatu kesepakatan bersama bahwa nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya disetujui sebagai milik bersama. Pancasila dijadikan semacam social
ethics dalam masyarakat yang heterogen.

11

Pancasila sebagai kesepakatan diartikan sebagai konsensus bahwa dalam


hal konflik maka lembaga politik yang diwujudkan bersama akan memainkan
peran sebagai penengah.
Nilai-nilai pancasila hendaknya mewarnai setiap prosedur penyelesaian
konflik yang ada di dalam masyarakat. Secara normatif dapat dinyatakan bahwa
penyelesaian suatu konflik hendaknya dilandasi oleh nilai-nilai religius, nilai
kemanusiaan, mengedepankan persatuan, menjunjung tinggi prosedur demokratis
dan berujung pada terciptanya keadilan.
2.6

Perjalanan

Pancasila

Sebagai

Ideologi

dari

Masa

ke

Masa

Berawal dari sidang pleno BPUPKI pertama yang diadakan pada tanggal
28 Mei 1945 hingga 1 Juni 1945. Ketika itu, dr. Radjiman Widyodiningrat dalam
pidato pembukaannya selaku ketua BPUPKI mengajukan pertanyaan kepada
seluruh anggota sidang mengenai dasar negara apa yang akan dibentuk untuk
Indonesia. Pertanyaan ini menjadi persoalan paling dominan sepanjang 29 Mei - 1
Juni 1945 dan memunculkan sejumlah pembicara yang mengajukan gagasan
mereka mengenai dasar filosofis Indonesia.
Pada tanggal 1 Juni 1945, secara eksplisit Ir. Soekarno mengemukakan
gagasannya mengenai dasar negara Indonesia dalam pidatonya yang berjudul
Lahirnya Pancasila. Menurut Drs. Mohammad Hatta, pidato tersebut bersifat
kompromis dan dapat meneduhkan pertentangan tajam antara pendapat yang
mempertahankan Negara Islam dan mereka yang menghendaki dasar negara
sekuler. Perdebatan tersebut pada akhirnya dimenangkan kelompok yang
menginginkan Islam sebagai dasar negara, terbukti dengan dikeluarkannya
Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945.
Namun, dalam perkembangan selanjutnya, ternyata beberapa rumusan
Piagam Jakarta diganti dan menimbulkan kekecewaan umat Islam terhadap
pemerintahan Soekarno dan Mohammad Hatta dan terus berkembang hingga masa
pemerintahan Soeharto, sampai-sampai Carol Gluck mengatakan bahwa Indonesia
adalah negara yang terlalu banyak meributkan masalah ideologi dibandingkan
negara-negara lain. Melihat pada perkembangan perumusan Pancasia sejak 1 Juni
sampai 18 Agustus 1945, dapat diketahui bahwa Pancasila mengalami
12

perkembangan fungsi. Pada tanggal 1 dan 22 Juni, Pancasila yang dirumuskan


Panitia Sembilan dan disepakati oleh Sidang Pleno BPUPKI merupakan modus
kompromi antara kelompok yang memperjuangkan dasar negara nasionalisme dan
kelompok yang memperjuangkan dasar negara Islam. Akan tetapi, pada tanggal 18
Agustus 1945 Pancasila yang dirumuskan kembali oleh PPKI berkembang
menjadi kompromi antara kaum nasionalis, Islam dan Kristen-Katolik dalam
hidup bernegara.
Pada era Orde Lama, dinamika perdebatan ideologi paling sering
dibicarakan oleh kebanyakan orang. Tampak ketika akhir tahun 1950-an,
Pancasila sudah bukan lagi merupakan kompromi atau titik temu bagi semua
ideologi. Dikarenakan Pancasila telah dimanfaatkan sebagai senjata ideologis
untuk melegitimasi tuntutan Islam bagi pengakuan negara atas Islam yang
kemudian pada rentang tahun 1948-1962 terjadi pemberontakan Darul Islam
terhadap pemerintah pusat. Setelah pemberontakan berhasil ditumpas, atas
desakan AH Nasution, selaku Pangkostrad dan kepala staf AD, pada 5 Juli 1959 Ir.
Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden untuk kembali pada UUD 1945 sebagai
satu-satunya konstitusi legal Republik Indonesia dan pemerintahannya dinamai
dengan Demokrasi Terpimpin.
Pada masa Demokrasi Terpimpin pun ternyata tidak semulus yang
diharapkan. Periode labil ini justru telah membubarkan partai Islam terbesar,
Masyumi, karena dianggap ikut andil dalam pemberontakan regional berideologi
Islam.Bahkan, Soekarno membatasi kekuasaan partai politik yang ada serta
mengusulkan agar rakyat menolak partai-partai politik karena mereka menentang
konsep musyawarah dan mufakat yang terkandung dalam Pancasila. Soekarno
juga menganjurkan sebuah konsep yang dikenal dengan NASAKOM yang
berarti persatuan antara nasionalisme, agama dan komunisme.Kepentingan politis
dan ideologis yang saling bertentangan menimbulkan struktur politik yang sangat
labil sampai pada akhirnya melahirkan peristiwa G 30S/PKI yang berakhir pada
runtuhnya kekuasaan Orde Lama.
Selanjutnya pada masa Orde Baru, Soeharto berusaha meyakinkan bahwa
rezim baru adalah pewaris sah dan konstitusional dari presiden pertama. Soeharto

13

mengambil Pancasila sebagai dasar negara dan ini merupakan cara yang paling
tepat untuk melegitimasi kekuasaannya. Berbagai bentuk perdebatan ternyata
tidak semakin membuat stabilitas negara berjalan dengan baik, tetapi justru
struktur politik labil yang semakin mengedepan dikarenakan Soeharto seringkali
mengulang pernyataan tegas bahwa perjuangan Orde Baru hanyalah untuk
melaksanakan Pancasila secara murni dan konsekuen, yang berarti bahwa tidak
boleh ada yang menafsirkan resmi tentang Pancasila kecuali dari pemerintah yang
berkuasa.
Pada masa reformasi (setelah rezim Soeharto runtuh), seolah menandai
adanya jaman baru bagi perkembangan perpolitikan nasional sebagai anti-tesis
dari Orde Baru yang dianggap menindas dengan konfrimitas ideologinya.Pada era
ini timbul keingingan untuk membentuk masyarakat sipil yang demokratis dan
berkeadilan sosial tanpa kooptasi penuh dari negara.Lepas kendalinya masyarakat
seolah

menjadi

fenomena

awal

dari

tragedi

besar

dan

konflik

berkepanjangan.Tampaknya era ini mengulang problem perdebatan ideologi yang


terjadi pada masa Orde Lama, Orde Baru, yang berakhir dengan instabilitas
politik dan perekonomian secara mendasar. Berbagai bentuk interpretasi monolitik
selama ini cenderung mengaburkan dan menguburkan makna substansial
Pancasila dan berakibat pada Pancasila yang menjadi sebuah mitos, selalu
dipahami secara politis-ideologis untuk kepentingan kekuasaan serta nilai-nilai
dasar Pancasila menjadi nilai yang distopia, bukan sekedar utopia
2.7

Ideologi Pancasila sebagai Ideologi terbuka dan Ideologi tertutup


Ciri-ciri ideologi terbuka dan ideologi tertutup adalah:
a. Ideologi Terbuka
1. Merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat
2. Berupa nilai-nilai dan cita-cita yang berasal dari dalam masyarakat
sendiri.
3. Hasil musyawarah dan konsesus masyarakat.
4. Bersifat dinamis dan reformasi.
b. Ideologi Tertutup
1. Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat,
2. Bukan berupa nilai dan cita-cita
3. Kepercayaan dan kesetian ideologis yang kaku
4. Terdiri atas tuntutan kongkrit dan operational yang diajukan secara
mutlak
14

2.7.1

Ideologi Pancasila sebagai Ideologi terbuka


Ideologi Pancasila sebagai Ideologi terbuka artinya, ideologi Pancasila

dapat mengikuti perkembangan yang terjadi pada negara lain yang memiliki
ideologi yang berbeda dengan Pancasila dalam berbagai aspek kehidupan
masyarakat. Hal ini disebabkan karena ideologi Pancasila memiliki nilai-nilai
yang meliputi; nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis.
Pengertian Ideologi terbuka adalah ideologi yang tidak dimutlakkan. Dapat
diartikan juga bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar,
melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral dan budaya
masyarakatnya sendiri. Ideologi terbuka merupakan ideologi yang dapat
berinteraksi dengan perkembangan zaman dan adanya dinamika secara internal.
Selain itu, Pancasila bukan merupakan ide baru atau perenungan suatu kelompok
atau golongan tertentu, melainkan Pancasila berasal dari nilai-nilai yang dimiliki
oleh bangsa.Dengan demikian, Pancasila pada hakikatnya berlaku untuk seluruh
lapisan serta unsur-unsur bangsa secara keseluruhan. Oleh karena itu, ciri khas
Pancasila memiliki kesesuaian dengan bangsa Indonesia.
Nilai - nilai yang terkandung dalam ideologi pancasila sebagai ideologi
terbuka:
1. Nilai dasar, yaitu hakekat kelima sila pancasila
2. Nilai instrumental, yang merupakan arahan, kebijakan strategi, sasaran
serta lembaga pelaksanaannya.
3. Nilai praktis, yaitu merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam
suatu realisasi pengalaman yang bersipat nyata, dalam kehidupan seharihari dalam masyarakat,berbangsa dan bernegara.
2.7.2

Ideologi Pancasila sebagai Ideologi tertutup


Ideologi Pancasila sebagai Ideologi tertutup adalah ideologi yang bersifat

mutlak. Dengan kata lain bahwa Ideologi tertutup merupakan ajaran atau
pandangan dunia atau filsafat yang menentukan tujuan-tujuan dan norma-norma
politik dan sosial, yang ditasbihkan sebagai kebenaran yang tidak boleh
dipersoalkan lagi, melainkan harus diterima sebagai sesuatu yang sudah jadi dan
harus dipatuhi.
15

2.8

Perbandingan Pancasila dengan Ideologi Lainnya

2.8.1

Liberalisme
Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik

yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang
utama. Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas,
dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak
adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme
menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang
mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu sistem
pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap
pemilikan individu. Oleh karena itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi dasar
bagi tumbuhnya kapitalisme. Masyarakat yang terbaik (rezim terbaik), menurut
paham liberalisme adalah yang memungkinkan individu mengembangkan
kemampuan-kemampuan individu sepenuhnya.
Jika dibandingkan dengan ideologi Pancasila yang secara khusus normanormanya terdapat di dalam Undang-Undang Dasar 1945, maka dapat dikatakan
bahwa hal-hal yang terdapat di dalam Liberalisme terdapat di dalam pasal-pasal
UUD 1945, tetapi Pancasila menolak Liberalisme sebagai ideologi yang bersifat
absolutisasi dan determinisme. Liberalisme merupakan paham yang memberikan
penekanan kebebasan individu ssehingga kesejahteraan bukan menjadi tanggung
jawab negara. Ciri-ciri ideologi liberal sebagai berikut :
1. Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik
2. Anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk
kebebasan berbicara, kebebasan beragama dan kebebasan pers.
3. Pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas.
4. Keputusan yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat
belajar membuat keputusan diri sendiri.
5. Kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk.
6. Semua masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau
sebagian terbesar individu berbahagia.
7. Hak-hak tertantu yang tidak dapat dipindahkan dan tidak dapat dilanggar
oleh kekuasaan manapun.
2.8.2

Komunisme

16

Komunisme sebagai anti Kapitalisme menggunakan sistem Sosialisme


sebagai alat kekuasaan sebagai prinsip semua adalah milik rakyat dan dikuasai
oleh negara untuk kemakmuran rakyat secara merata.Komunisme sangat
membatasi demokrasi pada rakyatnya sehingga Komunisme juga disebut anti
Liberalisme.
Dalam Komunisme perubahan sosial harus dimulai dari peran Partai
Komunis.Jadi perubahan sosial dimulai dari buruh, namun pengorganisasian
buruh hanya dapat berhasil jika bernaung di bawah dominasi partai.
2.8.3

Sosialisme
Sosialisme merupakan ideologi yang lebih mengedepankan persamaan /

pemerataan derajat antar masyarakatnya.Ideologi Sosialisme berpandangan bahwa


manusia tidak dapat hidup sendiri sendiri. Kerja sama atau gotong royong akan
membuat kehidupan dalam bermasyarakat menjadi lebih baik.
Sosialisme mencita-citakan sebuah masyarakat yang didalamnya semua
orang hidup dan dapat bekerja sama dalam kebebasan dan solidaritas dengan hakhak, yang sama. Tujuannya ialah mengorganisir buruh dan menjamin pembagian
merata hasil-hasil yang dicapai, memberikan ketenteraman dan kesempatan bagi
semua orang. Ajaran tentang Ideologi Sosialisme :
a.

Menciptakan masyarakat sosialis yang dicita-citakan dengan kejernihan

b.

dan kejelasan argument, bukan dengan cara-cara kekerasan dan revolusi.


Permasalahan di selesaikan dengan cara demokratis.

Tabel 2.1 Perbandingan ideologi Pancasila dengan ideologi Liberalisme,


Komunisme, Sosialisme.
17

IDEOLOGI
ASPEK

LIBERALISME

KOMUNISME

SOSIALISME

- Demokrasi

- Demokrasi

- Demokrasi

PANCASILA
- Demokrasi

POLITIK
HUKUM

liberal
Hukum untuk
melindungi

rakyat
- Berkuasa
mutlak satu

untuk
kolektivitas
- Diutamakan

individu
- Dalam politik

parpol
- Hukum untuk

kebersamaan
- Masyarakat

mementingkan

melanggengkan

sama dengan

individu

komunis

negara

Pancasila
- Hukum untuk
menjunjung
tinggi keadilan
dan
keberadaban
individu dan
masyarakat

- Peran negara

- Peran negara

kecil

dominan
- Demi

- Swasta
EKONOMI

mendominasi
- Kapitalisme
- Monopolisme
- Persaingan
bebas

kolektivitas
berarti demi
negara
- Monopoli

- Peran negara
adauntuk
pemerataan
- Keadilan
distributif yang
diutamakan

- Peran negara
ada untuk tidak
terjadi
monopoli, yang
dirugikan rakyat

negara
- Bebas
memilih salah

- Agama urusan
pribadi
- Bebas
AGAMA

beragama
- Bebas memilih
agama
-Bebas tidak

- Agama candu
masyarakat
- Agama harus

- Agama men
dorong
perkembangan

dijauhkan dari

-nya

masyarakat

kebersama-an

beragama

satu agama
- Agama harus
menjiwai
dalam
kehidupan
bermasyarakat
berbangsa dan
bernegara

- Individu tidak

PANDANGAN
TERHADAP
INDIVIDU
DAN

- Individu lebih

penting

penting dari pada

- Masyarakat

masyarakat
- Masyarakat

tidak penting
- Kolektivitas

lebih penting dari


individu

MASYARA-

diabdikan bagi

yang dibentuk

AT

individu

negara lebih

CIRI KHAS

-Individu diakui
- Masyarakat

keberadaanya
- Masyarakat
diakui
keberadaanny
a

penting
- Penghargaan
atas HAM
- Demokrasi
- Negara hokum
- Reaksi

- Atheisme
- Dogmatis
- Otoriter
- Ingkar HAM
- Reaksi

- Kebersamaan
- Akomodasi

- Individu akan

- Jalan tengah

apabila hidup

punya arti
di tengah

18

masyarakat

terhadap
apsolutisme

terhadap
liberalesme dan
kapitalisme

- Keselarasan
keseimbangan,
dan keserasian
dalam setiap
aspek
kehidupan

Sumber : Setiadi, Elly M. 2003.


BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Pancasila sebagai Ideologi bangsa dan negara Indonesia itu sangat penting.

Karena Ideologi

merupakan alat yang paling ampuh untuk menciptakan negara

Indonesia yang kokoh, bermartabat dan berbudaya tinggi.


Tanpa Ideologi bangsa akan rapuh dan hilang jati dirinya. Pancasila
sebagai sumber nilai menunjukkan identitas bangsa Indonesia yang
memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang luhur, hal ini menandakan
bahwa denganPancasila bangsa Indonesia menolak segala bentuk
penindasan, penjajahan darisatu bangsa terhadap bangsa yang lain. Ideologi
bangsa Indonesia itu adalah Pancasila.
Pancasila sebagai ideology Negara Indonesia telah sesuai dengan keadaan
Indonesia yang memiliki kompleksitas keberadaan bangsa Indonesia.Negara
kebangsaan Indonesia yang berdasarkan Pancasila adalah kesatuan integral dalam
kehidupan bangsa dan negara yang memiliki sifat kebersamaan, kekeluargaan,
serta religius.
3.2

Saran
Pelaksanaan nilai nilai pancasila di Indonesia masih belum berjalan

dengan baik, untuk itu kita sebagai generasi muda harus dapat mengaplikasikan
dan mengamalkan semua yang tercantum dalam sila sila pancasila dalam
kehidupan sehari harinya. Bukan hanya mengerti tetapi juga menghayati dan
19

mengamalkannya. Dan juga bukan hanya rakyat saja yang perlu mengaplikasikan
setiap sila sila pancasila, tetapi setiap warga Negara Indonesia termasuk para
anggota pemerintahan.

DAFTAR PUSTAKA
Abdulgani, Roeslan, 1979, Pengembangan Pancasila di Indonesia, Yayasan
Idayu, Jakarta.
Ali, Asad Said, 2009, Negara Pancasila Jalan KemaslahatanBerbangsa, Pustaka
LP3ES, Jakarta.
Bahar, Safroedin, 1995, Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Darmodihardjo, D, 1978, Orientasi Singkat Pancasila, PT. Gita Karya, Jakarta.
Darmodihardjo, D dkk., 1991, Santiaji Pancasila Edisi Revisi, Usaha Nasional,
Surabaya.
Dodo, Surono dan Endah (ed.), 2010, Konsistensi Nilai-Nilai Pancasila dalam
UUD 1945 dan Implementasinya, PSP-Press, Yogyakarta.
Hidayat, Arief, 2012, Negara Hukum Pancasila (Suatu Model Ideal
Penyelenggaraan Negara Hukum, Makalah pada Kongres Pancasila IV di
UGM Yogyakarta tanggal 31 Mei- 1 Juni 2012., 1978,
Kaelan, 2000, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta.
Latif, Yudi, 2011, Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas dan Aktualitas
Pancasila, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Muchson, A.R. 2009. Pancasila dan UUD 1945 Dalam Kehidupan Bangsa dan
Negara Republik Indonesia.UNY Press. Yogyakarta
Notosusanto, Nugroho, 1981, Proses Perumusan Pancasila Dasar Negara, PN
Balai Pustaka, Jakarta.
Pandji Setijo. 2005. Pendidikan Pancasila. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Yogyakarta

20

Pustaka-Perpustakaan Salman ITB, Bandung. Badan Pembinaan Pendidikan


Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, 1994,
Setiardja, A. Gunawan, 1994, Filsafat Pancasila Bagian II: Moral Pancasila,
Universitas Diponegoro, Semarang.
Soekarno, 1989, Pancasila dan Perdamaian Dunia, CV Haji Masagung, Jakarta.
Setiadi, Elly M. 2003.Pendidikan Pancasila. Jakarta : Gramedia
Tinjauan Pancasila: Dasar Filsafat Negara Republik Indonesia, Carya Remadja,
Bandung.
Yamin, Muhammad, 1954, Proklamasi dan Konstitusi Republik Indonesia,
Djambatan, Jakarta/Amsterdam

21

Anda mungkin juga menyukai