Oleh :
G1A016092
ABSTRAK
Aspergillus flavus merupakan salah satu spesies patogen yang dapat menginfeksi
manusia sehingga menyebabkan penyakit yang disebut aspergillosis. Terapi yang sering
digunakan salah satunya yaitu vorikonazol dan amphoterisin B namun efikasi kurang
berdampak terhadap A.flavus pada antifungal walaupun dengan dosis adekuat, sehingga
diperlukan pencegahan infeksi A. flavus salah satunya dengan bakteri asam laktat pada
yoghurt. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas bakteri asam laktat Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermophilus yoghurt dalam menghambat pertumbuhan A.
flavus. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode Post test-only
with Control Group Design. Rancangan percobaan pada penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL). Sampel terbagi dalam 11 kelompok konsentrasi 0%,
55%, 60%, 65%, 70%, 75%, 80%, 85%, 90%, 95%, dan 100%. Sampel diuji menggunakan
metode difusi sumuran dan diinokulasikan secara spread plate. Pertumbuhan A. flavus
dibandingkan antara konsentrasi 0% (kelompok kontrol) dan kelompok perlakuan. Analisis
data dilakukan menggunakan Uji One Way ANOVA dan dilanjutkan dengan Uji Post-Hoc
Bonferroni untuk menguji perbedaan antar kelompok. Hasil uji one way anova
menunjukkan adanya perbedaan signifikan dengan nilai p=0,000 (p<0,005). Hasil
pengujian lanjutan dengan post-hoc Bonferroni menunjukan perbedaan yang signifikan
dengan nilai p<0,05. Hasil zona hambat yang terbentuk hanya sebatas sumuran saja
sehingga yoghurt perlu digunakan secara berkala. Dari hasil penelitian disimpulkan bakteri
asam laktat L.bulgaricus dan S.thermophilus pada yoghurt dapat menghambat
pertumbuhan A.flavus.
Kata kunci: Aspergillus flavus, Bakteri asam laktat (Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophilus), efek anti jamur yoghurt
3
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Aspergillus merupakan jamur yang umum ditemukan di materi organik. Jenis yang
1
dapat menimbulkan penyakit pada manusia salah satunya ialah Aspergillus flavus .
Aspergillus flavus merupakan penyebab Aspergillus invasif paling umum kedua setelah
Aspergillus fumigatus 2. Aspergillus flavus merupakan salah satu spesies patogen yang dapat
3
menginfeksi manusia sehingga menyebabkan penyakit yang disebut Aspergillosis .
Aspergillosis dapat disembuhkan dengan amfoterisin B dan vorikonazol namun efikasi kurang
berdampak terhadap A. flavus pada antifungal walaupun dengan dosis adekuat 1. sehingga
upaya pencegahan adalah pilihan tepat untuk di lakukan dan diterapkan sesegera mungkin,
dapat dilakukan dengan cara mengoleskan cream atau lotion dan mengkonsumsi makanan
yang terbuat dari bahan alami yang mengandung BAL seperti yogurt. Bakteri asam laktat
memiliki kemampuan dalam menanggulangi penyakit infeksi karena produk metabolit yang
dihasilkanya. Bakteri asam laktat menghasilkan senyawa asam laktat, hidrogen peroksida
(H2O2) dan karbon dioksida (CO2) serta senyawa peptida antimikroba yang bernama
bakteriosin 4.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan metode post test only with
control group design. Sampel dibagi menjadi kelompok kontrol negatif 0% dan kelompok
perlakuan dengan variasi konsentrasi yoghurt yaitu 55%, 60%, 65%, 70%, 75%, 80%, 85%,
90%, 95%, dan 100% dengan pengulangan pada masing-masing kelompok 3 kali. Metode
difusi sumuran digunakan untuk menguji aktivitas antifungal bal dengan mengontakkan 0,1ml
5
suspensi A. flavus yang ditumbuhkan pada media potato dextrose agar (PDA) menggunakan
metode spread plate dengan yoghurt berbagai konsentrasi. Yoghurt dituangkan kedalam
menghitung diameter zona bening yang terbentuk disekitar sumuran menggunakan jangka
sorong.
Analisis data dilakukan secara univariat untuk mendeskripsikan variabel terikat yaitu
pertumbuhan A. flavus setelah dikontakkan dengan yoghurt dan bivariat untuk menilai
keterkaitan antar variabel. Uji Shappiro Wilk dan levene’s test digunakan untuk melihat
distribusi dan homogenitas data. Uji parametrik One Way Anova dan Post Hoc Bonfferoni
Identifikasi pada penelitian ini dilakukan dengan menumbuhkan bakteri dan jamur uji
pada cawan yang berisi media selektif masing-masing. Bakteri yang diamati yaitu L.
bulgaricus dan S. thermophilus sedangkan adapun jamur uji pada penelitian ini yaitu
Aspergillus flavus. Morfologi koloni dapat diamati langsung dengan melihat koloni bakteri
dan jamur yang tumbuh di dalam cawan. Lalu diamati morfologi selnya menggunakan
didapatkan adanya memiliki ciri-ciri putih mengkilat, terdapat zona bening disekitar koloni,
ukuran koloni 0,5-2mm, berbentuk bulat dan tidak berserat 6. Hasil Identifikasi morfologi sel
6
bakteri L. bulgaricus memiliki hasil tampak sel-selnya berbentuk batang, tersusun seperti
didapatkan hasil serupa dengan L.bulgaricus yaitu mempunyai bentuk koloni bulat berukuran
kecil berwarna putih susu dengan elevasi cembung 8. Pewarnaan gram bakteri S.thermophilus
memiliki hasil tampak sel-selnya berwarna ungu, bulat, tersusun membentuk rantai 9.
Hasil pengamatan morfologi koloni jamur uji A. flavus pada medium SDA yaitu
berbentuk bulat hingga kolumner, diameter 3-6mm, warna hijau dan memiliki miselium
berwarna putih disekitar koloni, bau tidak sedap dan tekstur seperti kapas atau powdery
surface 10. Identifikasi hasil pengamatan morfologi sel pada A.flavus dengan pewarnaan KOH
10% yaitu tampak konidia berbentuk bulat, dinding sel konidia tipis dengan konidiofor yang
kasar, Konidiophore relatif panjang 500-800 µm, dengan kekasaran yang berbeda pada
dinding proksimal pada persimpangan vesikel. Konidia berbentuk bulat, halus, atau sedikit
Uji keasaman dilakukan pada setiap konsentrasi sampel yoghurt untuk mengetahui
nilai pH masing-masing konsentrasi dengan pH meter yang telah dikalibrasi. Nilai pH yoghurt
tertinggi didapatkan pada konsentrasi 55% yaitu 4,9 dan nilai pH terendah pada konsentrasi
100% yaitu 4,4. Semakin tinggi konsentrasi yoghurt semakin rendah pH yang dihasilkan.
Daya hambat BAL pada yoghurt diamati dari zona bening disekitar lubang sumuran
pada media PDA setelah diinkubasi selama 1x24 jam pada suhu 37 oC. Zona hambat diukur
7
menggunakan jangka sorong lalu dihitung rata-rata diameter zona hambat yang terbentuk.
p Value
K1 0% 3 0,000±0,0000
K2 55% 3 6367±0,1433*
Terdapat
p=0,000 perbedaan
K3 60% 3 6979±0,3676* signifikan
K4 65% 3 7124±0,3254*
K5 70% 3 7188±04150*
K6 75% 3 7256±0,4342*
K7 80% 3 7330±0,3101*
K8 85% 3 7394±0,3504*
K9 90% 3 7547±0,4851*
Data yang didapatkan dari penelitian kemudian dilakukan analisis data. Analisis data
tersebut menggunakan uji parametrik One Way ANOVA, yang menunjukkan terdapat
perbedaan signifikan zona hambat yang terbentuk pada masing-masing kelompok penelitian,
yaitu nilai p=0,000. Sehingga dapat diartikan bahwa intervensi yang dilakukan untuk
yang mengandung bakteri asam laktat. Dari uji post-hoc bonferoni terlihat adanya perbedaan
zona hambat yang signifikan antara kelompok kontrol K1 dengan kelompok perlakuan
Beberapa hasil zona hambat yang terbentuk menunjukan zona hambat hanya sebatas
sumuran saja. Hal ini menunjukan zat aktif pada yoghurt masih belum dapat menekan
pertumbuhan jamur secara efektif bahkan pada konsentrasi 100% sehingga yoghurt tersebut
pH pada yoghurt. Penurunan pH terjadi akibat peningkatan jumlah asam laktat karena semakin
banyak pula konsentrasi ion hidrogen bebas 12 Asam laktat tersebut dapat menembus membran
sel dan melepas ion H+ di dalam sel sehingga menyebabkan pH intraseluler yang lebih tinggi
13
dan terjadi gangguan pertumbuhan jamur . Hasil uji menunjukkan BAL memiliki
adanya asam organik dan senyawa metabolit yang dihasilkan oleh BAL serta persaingan
9
14
nutrisi pada media . BAL akan memfermentasikan bahan pangan dan menyebabkan
terbentuknya asam laktat yang akan menurunkan nilai pH dari lingkungan pertumbuhannya.
Hal ini berakibat menghambat pertumbuhan dari beberapa jenis mikroorganisme patogen.
15
patogen, salah satunya sebagai agen antikapang untuk menghambat Aspergillus flavus .
Senyawa antijamur lain yaitu hidrogen peroksida (H2O2) dapat melepas gugus hidroksida (-
OH). Gugus tersebut efektif digunakan untuk eliminasi mikroorganisme seperti kapang,
bakteri, virus dan parasit. Hidrogen peroksida (H 202) merupakan pengoksidasi kuat dan
digunakan mengendalikan bakteri, fungi, dan virus yang termasuk bakteriofag 16. Mekanisme
H2O2 sebagai antijamur lainnya yaitu dengan menyebabkan stress oksidatif sehingga
KESIMPULAN
1. Aktivitas bakteri asam laktat (L. bulgaricus dan S. thermophilus) yoghurt dengan
konsentrasi 55%, 60%, 65%, 70%, 75%, 80%, 85%, 90%, 95% dan 100% dapat
55%.
UCAPAN TERIMAKASIH
Peneliti mengucapkan terimakasih kepada Dra. IDSAP Peramiarti, M. Kes., dr. Galuh
Yulieta Nitihapsari, M.Biomed, dr. Dwi Arini Ernawati, MPH, dan dr. Wisnu Budi
10
Pramono,Sp.An, yang telah membimbing dan memberikan saran sehingga penelitian ini dapat
selesai.
DAFTAR PUSTAKA
1
Hasanah,U. 2017. Mengenal Aspergillosis, Infeksi Jamur, Genus Aspergillus. Jurnal
Keluarga Sehat Sejahtera. Vol.15(2):76-86
2
Shankar, Jata. 2013. An Overview Of Toxins In Aspergillus Associated with Pathogenesis.
International Journal of Life Sciences Biotechnology and Pharma Research. 2(2):17-
31
3
Lubis, D.R. 2008. Aspergilosis. Universitas Sumatera Utara e-Respostiory. 1(1):8-17
4
Purwijatiningsih, E. 2014. Viabilitas Bakteri Asam Laktat dan Aktivitas Antibakteri Produk
Susu Fermentasi Komersial terhadap Beberapa Bakteri Patogen Enterik. Biota.
19(1):15-21.
5
Dahlan, M.S. 2014. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif, Bivariat, dan
Multivariat, Dilengkapi Aplikasi Menggunakan SPSS Edisi ke-6. Jakarta:
Epidemiologi Indonesia
6
Putri, A. L., Kusdiyantini, E. 2018. Isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat dari pangan
fermentasi berbasis ikan (Inasua) yang diperjualbelikan di Maluku-Indonesia. Jurnal
Biologi Tropika. 1(2):6-12.
7
Putri, Y.W., Putra, A.E., Utama, B.I. 2018. Identifikasi Dan Karakteristik Bakteri Asam
Laktat Yang Diisolasi Dari Vagina Wanita Usia Subur. Jurnal Kesehatan Andalas.
Vol. 3(7):20-25
8
Suciati, P., Tjahjaningsih, W., Masithah, E. D., Pramono, H. 2016. Aktivitas Enzimatis Isolat
Bakteri Asam Laktat dari Saluran Pencernaan Kepiting Bakau (Scylla spp.) Sebagai
Kandidat Probiotik. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Vol 8(2):94-108
9
Anggraini, A.A., Ardyati, T. 2017. Pengaruh Kombinasi Starter Bakteri Asam Laktat (BAL)
pada Pembuatan Keju Kedelai. Jurnal Biotropika. Vol. 5(3):83-85
10
Lindawati, A., Rini C. S. 2019. Identifikasi Aspergillus flavus pada Kue Pia yang Di Jual Di
Dusun Warurejo Kabupaten Pasuruan. Medicra. Journal of Medical Laboratory
Science Technology. Vol. 2(2):56-62
11
Koneman, M. D., Elmer W. 2006. Koneman's Color Atlas and Textbook of Diagnostic
Microbiology. Edisi 6. Lippincott Williams and Wilkins, USA
12
Chairunnissa, Hartati., Roosita, L., Andry, Pratama., Dadan, Hadiat. 2017. Karakteristik
Kimia Sel Yoghurt dengan Bahan Baku Susu Tepung dengan Penambahan Jus Bit
(Beta Vulgaris L). Jurnal Ilmu Ternak. Vol.1 (17) : 35-39.
11
13
Kiti, A. A., Jamilah, I., Rusmarilin, H. 2018. Aktivitas Antimikroba Isolat Bakteri Asam
Laktat yang Diisolasi dari Pangan Pliek U terhadap Bakteri Staphylococcus aureus,
Escherichia coli dan Khamir Candida albicans secara in Vitro. Journal of Healthcare
Technology and Medicine. 4(1):118- 126.
14
Koriasih, P., Jannah, S. N., Raharjo, B. 2019. Isolasi bakteri asam laktat dari tape ketan dan
potensinya sebagai agen antikapang terhadap pertumbuhan Aspergillus flavus.
NICHE Journal of Tropical Biology. Vol. 2(2):7-13.
15
Dalié, D., Deschamps, A., Forget, F. R. 2010. Lactic acid bacteria potential for control of
mould growth and mycotoxins: a review. Food Control. Vol. 21:370-380.
16
Sopandi, T., Wardah. 2014. Mikrobiologi Pangan Teori dan Praktik. Maya(ed). Yogyakarta:
ANDI Yogyakarta
17
Marerro, E.J., Silva, F.A., Rosario, I., Deniz, S., Real, F., Padilla, D., Diaz, E.L., Hernandez,
B.A. 2017. Assessment of In Vitro Inhibitory Activity of Hydrogen Peroxide on the
Growth of Malassezia pachydermatis and to Compare Its Efficacy With Commercial
Ear Cleaner. Mycoses. Vol. 10: 645-650.