Anda di halaman 1dari 11

ARTIKEL ILMIAH

UJI AKTIVITAS BAKTERI ASAM LAKTAT (Lactobacillus bulgaricus dan


Streptococcus thermophilus) YOGHURT DALAM MENGHAMBAT
PERTUMBUHAN Aspergillus flavus

Oleh :

Fridha Putri Ristianawati

G1A016092

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
JURUSAN KEDOKTERAN UMUM
PURWOKERTO
2020
2

UJI AKTIVITAS BAKTERI ASAM LAKTAT (Lactobacillus bulgaricus DAN


Streptococcus thermophilus) YOGHURT DALAM MENGHAMBAT
PERTUMBUHAN Aspergillus flavus

Fridha Putri Ristianawati1 , Galuh Yulieta Nitihapsari2 , Dwi Arini Ernawati2


1
Fakultas Kedokteran, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah,
Indonesia
2
Departemen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Jenderal Soedirman,
Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia
Email: fridhaptrss@gmail.com

ABSTRAK

Aspergillus flavus merupakan salah satu spesies patogen yang dapat menginfeksi
manusia sehingga menyebabkan penyakit yang disebut aspergillosis. Terapi yang sering
digunakan salah satunya yaitu vorikonazol dan amphoterisin B namun efikasi kurang
berdampak terhadap A.flavus pada antifungal walaupun dengan dosis adekuat, sehingga
diperlukan pencegahan infeksi A. flavus salah satunya dengan bakteri asam laktat pada
yoghurt. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas bakteri asam laktat Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermophilus yoghurt dalam menghambat pertumbuhan A.
flavus. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode Post test-only
with Control Group Design. Rancangan percobaan pada penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL). Sampel terbagi dalam 11 kelompok konsentrasi 0%,
55%, 60%, 65%, 70%, 75%, 80%, 85%, 90%, 95%, dan 100%. Sampel diuji menggunakan
metode difusi sumuran dan diinokulasikan secara spread plate. Pertumbuhan A. flavus
dibandingkan antara konsentrasi 0% (kelompok kontrol) dan kelompok perlakuan. Analisis
data dilakukan menggunakan Uji One Way ANOVA dan dilanjutkan dengan Uji Post-Hoc
Bonferroni untuk menguji perbedaan antar kelompok. Hasil uji one way anova
menunjukkan adanya perbedaan signifikan dengan nilai p=0,000 (p<0,005). Hasil
pengujian lanjutan dengan post-hoc Bonferroni menunjukan perbedaan yang signifikan
dengan nilai p<0,05. Hasil zona hambat yang terbentuk hanya sebatas sumuran saja
sehingga yoghurt perlu digunakan secara berkala. Dari hasil penelitian disimpulkan bakteri
asam laktat L.bulgaricus dan S.thermophilus pada yoghurt dapat menghambat
pertumbuhan A.flavus.

Kata kunci: Aspergillus flavus, Bakteri asam laktat (Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophilus), efek anti jamur yoghurt
3

ACTIVITY TEST OF YOGHURT LACTIC ACID BACTERIA


(Lactobacillus bulgaricus AND Streptococcus thermophilus) IN
SUPPRESSING THE GROWTH OF Aspergillus flavus
Fridha Putri Ristianawati1 , Galuh Yulieta Nitihapsari2 , Dwi Arini Ernawati2
1
Faculty of Medicine, Jendral Soedirman Universit, Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia
2
Departement of Microbiology, Faculty of Medicine, Jenderal Soedirman University,
Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia
Email: fridhaptrss@gmail.com

ABSTRACT

Aspergillus flavus is one of species pathogen which create infection in humans


which can cause aspergillosis. The most commonly used treatments are voriconazole and
amphotericin B, but the efficacy has less impact on A. flavus in antifungal, so it is
necessary to prevent A. flavus infection, one of which is the lactic acid bacteria in yogurt.
The research was to test the activity of lactic acid bacteria Lactobacillus bulgaricus and
Streptococcus thermophilus yogurt in inhibiting A. flavus. This research is an experimental
study using the Post test-only method with Control Group Design. The experimental
design in the research used a completely randomized design (CRD). The samples were
divided into 11 groups with concentrations of 0%, 55%, 60%, 65%, 70%, 75%, 80%, 85%,
90%, 95%, and 100%. Samples were tested using the well diffusion method and spread
plate inoculated. The growth of A. flavus was compared between 0% concentration (control
group) and treatment group. Data analysis was performed using Post-Hoc Bonferroni Test
for compare different between groups. The one way ANOVA test results showed a
significant difference with the value of p = 0.000 (p <0.005). The results of further testing
with Bonferroni's post-hoc showed a significant difference with a p value <0.05. The
results of the inhibition zone formed are limited to wells so that yogurt needs to be used
slowly. The result of the research is lactic acid bacteria L.bulgaricus dan S.thermophilus
on yoghurt can inhibit growth A. flavus.

Keywords: Lactic acid bacteria (Lactobacillus bulgaricus and Streptococcus


thermophilus), yoghurt’s antifungal effect
4

PENDAHULUAN

Aspergillus merupakan jamur yang umum ditemukan di materi organik. Jenis yang
1
dapat menimbulkan penyakit pada manusia salah satunya ialah Aspergillus flavus .

Aspergillus flavus merupakan penyebab Aspergillus invasif paling umum kedua setelah

Aspergillus fumigatus 2. Aspergillus flavus merupakan salah satu spesies patogen yang dapat
3
menginfeksi manusia sehingga menyebabkan penyakit yang disebut Aspergillosis .

Aspergillosis dapat disembuhkan dengan amfoterisin B dan vorikonazol namun efikasi kurang

berdampak terhadap A. flavus pada antifungal walaupun dengan dosis adekuat 1. sehingga

upaya pencegahan adalah pilihan tepat untuk di lakukan dan diterapkan sesegera mungkin,

dapat dilakukan dengan cara mengoleskan cream atau lotion dan mengkonsumsi makanan

yang terbuat dari bahan alami yang mengandung BAL seperti yogurt. Bakteri asam laktat

memiliki kemampuan dalam menanggulangi penyakit infeksi karena produk metabolit yang

dihasilkanya. Bakteri asam laktat menghasilkan senyawa asam laktat, hidrogen peroksida

(H2O2) dan karbon dioksida (CO2) serta senyawa peptida antimikroba yang bernama

bakteriosin 4.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan metode post test only with

control group design. Sampel dibagi menjadi kelompok kontrol negatif 0% dan kelompok

perlakuan dengan variasi konsentrasi yoghurt yaitu 55%, 60%, 65%, 70%, 75%, 80%, 85%,

90%, 95%, dan 100% dengan pengulangan pada masing-masing kelompok 3 kali. Metode

difusi sumuran digunakan untuk menguji aktivitas antifungal bal dengan mengontakkan 0,1ml
5

suspensi A. flavus yang ditumbuhkan pada media potato dextrose agar (PDA) menggunakan

metode spread plate dengan yoghurt berbagai konsentrasi. Yoghurt dituangkan kedalam

sumuran sebanyak 0,1ml menggunakan mikropipet. Pengukuran dilakukan dengan

menghitung diameter zona bening yang terbentuk disekitar sumuran menggunakan jangka

sorong.

Analisis data dilakukan secara univariat untuk mendeskripsikan variabel terikat yaitu

pertumbuhan A. flavus setelah dikontakkan dengan yoghurt dan bivariat untuk menilai

keterkaitan antar variabel. Uji Shappiro Wilk dan levene’s test digunakan untuk melihat

distribusi dan homogenitas data. Uji parametrik One Way Anova dan Post Hoc Bonfferoni

dilakukan untuk mengetahui perbedaan signifikan antar kelompok 5.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Identifikasi pada penelitian ini dilakukan dengan menumbuhkan bakteri dan jamur uji

pada cawan yang berisi media selektif masing-masing. Bakteri yang diamati yaitu L.

bulgaricus dan S. thermophilus sedangkan adapun jamur uji pada penelitian ini yaitu

Aspergillus flavus. Morfologi koloni dapat diamati langsung dengan melihat koloni bakteri

dan jamur yang tumbuh di dalam cawan. Lalu diamati morfologi selnya menggunakan

mikroskop melalui rangkaian proses pewarnaan gram.

Hasil Identifikasi morfologi koloni bakteri L. bulgaricus dalam media MRSA

didapatkan adanya memiliki ciri-ciri putih mengkilat, terdapat zona bening disekitar koloni,

ukuran koloni 0,5-2mm, berbentuk bulat dan tidak berserat 6. Hasil Identifikasi morfologi sel
6

bakteri L. bulgaricus memiliki hasil tampak sel-selnya berbentuk batang, tersusun seperti

rantai, dan berwarna ungu sehingga termasuk Gram positif 7.

Hasil identifikasi morfologi koloni bakteri S.thermophilus dalam media MRSA

didapatkan hasil serupa dengan L.bulgaricus yaitu mempunyai bentuk koloni bulat berukuran

kecil berwarna putih susu dengan elevasi cembung 8. Pewarnaan gram bakteri S.thermophilus

memiliki hasil tampak sel-selnya berwarna ungu, bulat, tersusun membentuk rantai 9.

Hasil pengamatan morfologi koloni jamur uji A. flavus pada medium SDA yaitu

berbentuk bulat hingga kolumner, diameter 3-6mm, warna hijau dan memiliki miselium

berwarna putih disekitar koloni, bau tidak sedap dan tekstur seperti kapas atau powdery

surface 10. Identifikasi hasil pengamatan morfologi sel pada A.flavus dengan pewarnaan KOH

10% yaitu tampak konidia berbentuk bulat, dinding sel konidia tipis dengan konidiofor yang

kasar, Konidiophore relatif panjang 500-800 µm, dengan kekasaran yang berbeda pada

dinding proksimal pada persimpangan vesikel. Konidia berbentuk bulat, halus, atau sedikit

kasar dengan kematangan, dan memiliki pigmentasi kuning coklat 10,11.

Uji keasaman dilakukan pada setiap konsentrasi sampel yoghurt untuk mengetahui

nilai pH masing-masing konsentrasi dengan pH meter yang telah dikalibrasi. Nilai pH yoghurt

tertinggi didapatkan pada konsentrasi 55% yaitu 4,9 dan nilai pH terendah pada konsentrasi

100% yaitu 4,4. Semakin tinggi konsentrasi yoghurt semakin rendah pH yang dihasilkan.

Daya hambat BAL pada yoghurt diamati dari zona bening disekitar lubang sumuran

pada media PDA setelah diinkubasi selama 1x24 jam pada suhu 37 oC. Zona hambat diukur
7

menggunakan jangka sorong lalu dihitung rata-rata diameter zona hambat yang terbentuk.

Hasil penghambatan didapat sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil penghambatan yoghurt terhadap pertumbuhan A. flavus

p Value

Kelompok ∑ Sampel Mean±SD Keterangan

K1 0% 3 0,000±0,0000

K2 55% 3 6367±0,1433*
Terdapat
p=0,000 perbedaan
K3 60% 3 6979±0,3676* signifikan

K4 65% 3 7124±0,3254*

K5 70% 3 7188±04150*

K6 75% 3 7256±0,4342*

K7 80% 3 7330±0,3101*

K8 85% 3 7394±0,3504*

K9 90% 3 7547±0,4851*

K10 95% 3 8016±0,0983*


8

K11 100% 3 8064±0,3649*

Data yang didapatkan dari penelitian kemudian dilakukan analisis data. Analisis data

tersebut menggunakan uji parametrik One Way ANOVA, yang menunjukkan terdapat

perbedaan signifikan zona hambat yang terbentuk pada masing-masing kelompok penelitian,

yaitu nilai p=0,000. Sehingga dapat diartikan bahwa intervensi yang dilakukan untuk

menghambat pertumbuhan A. flavus, yaitu berupa pemberian berbagai konsentrasi yoghurt

yang mengandung bakteri asam laktat. Dari uji post-hoc bonferoni terlihat adanya perbedaan

zona hambat yang signifikan antara kelompok kontrol K1 dengan kelompok perlakuan

K2,K3,K4,K5,K6,K7,K8,K9,K10 dan K11 dengan nilai p<0,05.

Beberapa hasil zona hambat yang terbentuk menunjukan zona hambat hanya sebatas

sumuran saja. Hal ini menunjukan zat aktif pada yoghurt masih belum dapat menekan

pertumbuhan jamur secara efektif bahkan pada konsentrasi 100% sehingga yoghurt tersebut

perlu digunakan secara berkala untuk menekan pertumbuhan A. flavus.

Penghambatan pertumbuhan A. flavus terjadi salah satunya disebabkan oleh penurunan

pH pada yoghurt. Penurunan pH terjadi akibat peningkatan jumlah asam laktat karena semakin

banyak pula konsentrasi ion hidrogen bebas 12 Asam laktat tersebut dapat menembus membran

sel dan melepas ion H+ di dalam sel sehingga menyebabkan pH intraseluler yang lebih tinggi
13
dan terjadi gangguan pertumbuhan jamur . Hasil uji menunjukkan BAL memiliki

kemampuan menghambat pertumbuhan A. flavus. Penghambatan pada BAL terjadi karena

adanya asam organik dan senyawa metabolit yang dihasilkan oleh BAL serta persaingan
9

14
nutrisi pada media . BAL akan memfermentasikan bahan pangan dan menyebabkan

terbentuknya asam laktat yang akan menurunkan nilai pH dari lingkungan pertumbuhannya.

Hal ini berakibat menghambat pertumbuhan dari beberapa jenis mikroorganisme patogen.
15
patogen, salah satunya sebagai agen antikapang untuk menghambat Aspergillus flavus .

Senyawa antijamur lain yaitu hidrogen peroksida (H2O2) dapat melepas gugus hidroksida (-

OH). Gugus tersebut efektif digunakan untuk eliminasi mikroorganisme seperti kapang,

bakteri, virus dan parasit. Hidrogen peroksida (H 202) merupakan pengoksidasi kuat dan

digunakan mengendalikan bakteri, fungi, dan virus yang termasuk bakteriofag 16. Mekanisme

H2O2 sebagai antijamur lainnya yaitu dengan menyebabkan stress oksidatif sehingga

menyebabkan kerusakan fisiologi maupun morfologi sel pathogen 17 .

KESIMPULAN

1. Aktivitas bakteri asam laktat (L. bulgaricus dan S. thermophilus) yoghurt dengan

konsentrasi 55%, 60%, 65%, 70%, 75%, 80%, 85%, 90%, 95% dan 100% dapat

menghambat pertumbuhan A. flavus.

2. Konsentrasi yoghurt minimal dalam menghambat pertumbuhan jamur A. flavus adalah

55%.

UCAPAN TERIMAKASIH

Peneliti mengucapkan terimakasih kepada Dra. IDSAP Peramiarti, M. Kes., dr. Galuh

Yulieta Nitihapsari, M.Biomed, dr. Dwi Arini Ernawati, MPH, dan dr. Wisnu Budi
10

Pramono,Sp.An, yang telah membimbing dan memberikan saran sehingga penelitian ini dapat

selesai.

DAFTAR PUSTAKA
1
Hasanah,U. 2017. Mengenal Aspergillosis, Infeksi Jamur, Genus Aspergillus. Jurnal
Keluarga Sehat Sejahtera. Vol.15(2):76-86
2
Shankar, Jata. 2013. An Overview Of Toxins In Aspergillus Associated with Pathogenesis.
International Journal of Life Sciences Biotechnology and Pharma Research. 2(2):17-
31
3
Lubis, D.R. 2008. Aspergilosis. Universitas Sumatera Utara e-Respostiory. 1(1):8-17
4
Purwijatiningsih, E. 2014. Viabilitas Bakteri Asam Laktat dan Aktivitas Antibakteri Produk
Susu Fermentasi Komersial terhadap Beberapa Bakteri Patogen Enterik. Biota.
19(1):15-21.
5
Dahlan, M.S. 2014. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif, Bivariat, dan
Multivariat, Dilengkapi Aplikasi Menggunakan SPSS Edisi ke-6. Jakarta:
Epidemiologi Indonesia
6
Putri, A. L., Kusdiyantini, E. 2018. Isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat dari pangan
fermentasi berbasis ikan (Inasua) yang diperjualbelikan di Maluku-Indonesia. Jurnal
Biologi Tropika. 1(2):6-12.
7
Putri, Y.W., Putra, A.E., Utama, B.I. 2018. Identifikasi Dan Karakteristik Bakteri Asam
Laktat Yang Diisolasi Dari Vagina Wanita Usia Subur. Jurnal Kesehatan Andalas.
Vol. 3(7):20-25
8
Suciati, P., Tjahjaningsih, W., Masithah, E. D., Pramono, H. 2016. Aktivitas Enzimatis Isolat
Bakteri Asam Laktat dari Saluran Pencernaan Kepiting Bakau (Scylla spp.) Sebagai
Kandidat Probiotik. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Vol 8(2):94-108
9
Anggraini, A.A., Ardyati, T. 2017. Pengaruh Kombinasi Starter Bakteri Asam Laktat (BAL)
pada Pembuatan Keju Kedelai. Jurnal Biotropika. Vol. 5(3):83-85
10
Lindawati, A., Rini C. S. 2019. Identifikasi Aspergillus flavus pada Kue Pia yang Di Jual Di
Dusun Warurejo Kabupaten Pasuruan. Medicra. Journal of Medical Laboratory
Science Technology. Vol. 2(2):56-62
11
Koneman, M. D., Elmer W. 2006. Koneman's Color Atlas and Textbook of Diagnostic
Microbiology. Edisi 6. Lippincott Williams and Wilkins, USA
12
Chairunnissa, Hartati., Roosita, L., Andry, Pratama., Dadan, Hadiat. 2017. Karakteristik
Kimia Sel Yoghurt dengan Bahan Baku Susu Tepung dengan Penambahan Jus Bit
(Beta Vulgaris L). Jurnal Ilmu Ternak. Vol.1 (17) : 35-39.
11

13
Kiti, A. A., Jamilah, I., Rusmarilin, H. 2018. Aktivitas Antimikroba Isolat Bakteri Asam
Laktat yang Diisolasi dari Pangan Pliek U terhadap Bakteri Staphylococcus aureus,
Escherichia coli dan Khamir Candida albicans secara in Vitro. Journal of Healthcare
Technology and Medicine. 4(1):118- 126.
14
Koriasih, P., Jannah, S. N., Raharjo, B. 2019. Isolasi bakteri asam laktat dari tape ketan dan
potensinya sebagai agen antikapang terhadap pertumbuhan Aspergillus flavus.
NICHE Journal of Tropical Biology. Vol. 2(2):7-13.
15
Dalié, D., Deschamps, A., Forget, F. R. 2010. Lactic acid bacteria potential for control of
mould growth and mycotoxins: a review. Food Control. Vol. 21:370-380.
16
Sopandi, T., Wardah. 2014. Mikrobiologi Pangan Teori dan Praktik. Maya(ed). Yogyakarta:
ANDI Yogyakarta
17
Marerro, E.J., Silva, F.A., Rosario, I., Deniz, S., Real, F., Padilla, D., Diaz, E.L., Hernandez,
B.A. 2017. Assessment of In Vitro Inhibitory Activity of Hydrogen Peroxide on the
Growth of Malassezia pachydermatis and to Compare Its Efficacy With Commercial
Ear Cleaner. Mycoses. Vol. 10: 645-650.

Anda mungkin juga menyukai