Oleh:
Cindy Lorenza Darwis
G1A016117
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
NIM : G1A016117
Menyatakan bahwa :
2. Hak kekayaan intelektual penelitian ini menjadi milik institusi yang dalam hal
Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa paksaan atau tekanan
dari siapapun. Saya bersedia bertanggung jawab secara hukum, apabila terdapat
iii
UJI AKTIVITAS BAKTERI ASAM LAKTAT (Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophilus) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN
Malassezia furfur
ABSTRAK
iv
LACTOBACILLUS BULGARICUS AND STREPTOCOCCUS
THERMOPHILUS ACTIVITY TEST IN INHIBITING GROWTH
MALASSEZIA FURFUR
Abstract
Malassezia furfur is a lipophilic fungus that is a normal member of the
human skin that can become pathogenic under certain circumstances. Drug side
effects in the form of hepatotoxic are often a problem in prolonged drug use. One
alternative that can be done is to consume probiotic drinks containing Lactic Acid
Bacteria such as yogurt. Yoghurt is thought to inhibit the growth of Malassezia
furfur mushrooms. This research is an experimental post-test only with Control
Group Design. Research using Malassezia furfur laboratory collection
Microbiology FK Unsoed. The sample is divided into 6 concentration groups
namely 0%, 80%, 85%, 90%, 95%, and 100% which will be compared to the
mushroom growth blocking zone between control groups (concentration 0%) with
the treatment group Each group is carried out duplo. Data analysis is conducted
with normality and homogeneity tests, followed by parametric tests of the use of
One Way ANOVA. Test results of normality p>0.05 and homogeneity p>0.05.. The
results of the One Way ANOVA test showed a significant difference in group
anar with a value of p=0.000 (p<0.05). The conclusion of this study is that lactic
acid bacteria (Lactobacillus bulgaricus and Streptococcus thermophilus) can
inhibit the growth of malassezia furfur fungi.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Uji Aktivitas
Penuliis menyadari bahwa penelitian ini tidak akan berhasil tanpa adanya
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan penuh rasa hormat penulis
1. Dr. dr. Mukhlis Rudi P, M.Kes, M. Msi, Sp. An-KNA selaku Dekan Fakultas
2. Dr. dr. Nendyah Roestijawita, M.K.K. selaku Ketua Jurusan Kedokteran Umum
4. dr. Nenden Nursyamsi Agustina, Sp. A selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah
waktu untuk menguji, penelaah penulis dan memberi masukan yang bermanfaat
vi
6. dr. Shila Suryani, Sp. An selaku wakil tim komisi yang telah berkenan
yang telah membantu penulisan dalam menuntut ilmu dari awal masa studi di
kedokteran.
9. Mas Dian selaku laboran dan Mbak Gutik admin Laboran Mikrobiologi FK
Unsoed yang telah banyak membantu dan meluangkan waktu bagi penulis selama
10. Keluarga tercinta, Papah M. Darwis Nur, Mamah Sakinah, Kak Monareza R S
D, Adik Alfico Permana P D, serta keluarga besar penulis yang selalu mendoakan,
11. Rekan seperjuangan Skripsi Jamur, yaitu Qonita, Dessy, Dhio, Asha, Fridha,
12. Sahabat terkasih, Tanya, Putri, Dalia, Zalva, Nuy, Ovelia, Viky, Aisyah
13. Alvin Renaldi, yang selalu ada, mendengarkan keluh kesal, memberikan
berlangsung.
vii
14. Keluarga Besar Mahasiswa FK Unsoed angkatan 2016 Doctavus16, yang telah
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan, baik dari segi materi maupun penyajian penulisan. Penulis berharap
bahwa skripsi ini dapat memberikan kebermanfaatan bagi para pembaca dan
masyarakan. Oleh karena itu, penulis sangat berterimakasih atas segala saran dan
Purwokerto, ................2020
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................iii
DAFTAR TABEL....................................................................................v
DAFTAR GAMBAR...............................................................................vi
DAFTAR SINGKATAN.........................................................................vii
I. PENDAHULUAN........................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................4
C. Tujuan Penelitian..................................................................4
D. Manfaat Penelitian................................................................4
E. Keaslian Penelitian...............................................................5
ix
III. METODE PENELITIAN............................................................24
A. Alat dan Bahan....................................................................23
1. Alat.......................................................................................23
2. Bahan....................................................................................23
B. Metode Penelitian.................................................................23
C. Rancangan Penelitian...........................................................24
D. Variabel yang Penelitian......................................................27
1. Variabel Bebas.....................................................................27
2. Variabel Terikat....................................................................27
E. Definisi Operasional.............................................................27
F. Cara Mengukur Variabel.....................................................29
G. Tata Urutan Kerja................................................................30
1. Pembuatan medium Saboraud Dextrose Agar (SDA)........30
2. Sterilisasi Alat dan Bahan..................................................30
3. Peremajaan Kultur Bakteri Asam Laktat...........................31
4. Identifikasi Kultur Bakteri Asam Laktat............................31
5. Pembuatan Starter Yoghurt menggunakan Susu Skim......33
6. Pembuatan Yoghurt............................................................34
7. Pembuatan Variasi Konsentrasi Yoghurt dengan
Pengenceran.......................................................................34
8. Uji tingkat Keasaman Yoghurt..........................................36
9. Uji Aktivitas Antijamur dengan Metode Disk diffusion....37
H. Analisis Data..........................................................................39
I. Waktu dan Tempat Penelitian.............................................40
J. Jadwal Penelitian..................................................................40
x
B. PEMBAHASAN....................................................................51
C. KETERBATASAN PENELITIAN.....................................56
V. KESIMPULAN DAN SARAN....................................................58
A. KESIMPULAN.....................................................................58
B. SARAN.....................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................59
LAMPIRAN.............................................................................................63
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR SINGKATAN
xiv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tergolong normal dan dapat diisolasi dari kerokan kulit yang berasal dari
seluruh area tubuh terutama area yang kaya akan kelenjar sebasea seperti
disebabkan Malassezia furfur pada kulit antara lain panu dan ketombe.
Jamur ini menyerang stratum korneum dari epidermis yang sering diderita
(Umiana, 2016).
1
2
daerah sub tropis dan daerah dingin kurang dari 1% [ CITATION Fil18 \l
rasa gatal dan perubahan warna kulit sehingga mengurangi estetika dari
cream atau masker dari bahan alami yang mudah dijangkau dan dapat
bakteri asam laktat sehingga memiliki khasiat yang baik untuk tubuh.
3
al., 2018). Penelitian Nur Khikmah tahun 2016 membuktikan bahwa susu
(Sulistyani, 2018).
jamur pada stratum korneum, salah satunya adalah asam laktat (Neelofar,
rusak dan terjadi gangguan hantaran nutrisi kedalam sel jamur [ CITATION
Nur17 \l 1057 ].
terbatas.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas bakteri
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
E. Keaslian Penelitian
Pertumbuhan dellbruekii, L.
dan Produksi fermmentum, L.
Aflaktoksin B2 plantarum
Aspergillus sementara
flavus. peneliian ini
menggunakan 2
bakteri asam laktat
L. bulgaricus dan
S. thermophillus.
A. Malassezia furfur
adalah bulat, oval, elips, dan silindris (Aristea, et al., 2016). Infeksi
iklim tropis serta udara lembab dan panas (Renati, et al., 2017).
obat steroid dan antibiotik dalam jangka panjang, faktor keturunan atau
adanya rasa gatal (Hay, et al., 2010). Predileksi paling banyak terjadi
pada penyakit yang disebabkan Malassezia furfur ini dimulai dari bagian
dada atau punggung atas dan meluas ke bahu, lengan atas, dan juga pada
daerah perut. Penyakit ini dapat meluas hingga mengenai aksila, inguinal,
telapak tangan hingga genital jika tidak diobati (Kimdu & A, 2012).
7
8
1. Klasifikasi
Kerajaan : Fungi
Divisio : Basidiomycota
Kelas : Hymenomycetes
Ordo : Tremellales
Familia : Filobasidiaceae
Genus : Malassezia
2. Morfologi
Koloni Malassezia furfur akan tumbuh baik pada media SDA dengan
masa inkubasi 3-5 hari pada tumbuh baik pada kisaran pH 7-9 dan
mengkilat dengan tepi rata, elevasi cembung, bentuk bulat, dan tekstur
atau biasa disebut mikrokonidia yang terdapat pada hifanya (Anita &
Effendy, 2019).
(Utami, 2016).
3. Patogenesis
antara lain faktor eksogen dan faktor endogen. Faktor eksogen dapat
10
4. Epidemiologi
Malassezia furfur lebih sering terjadi pada daerah tropis dan hidup
Kevin, 2010).
penyakit ini paling banyak terjadi pada bulan-bulan musim panas dan
40% didukung pada daerah yang memiliki iklim tropis. Infeksi yang
2018).
5. Terapi
per hari selama 7-10 hari atau itrakonazole 200-400 mg perhari selama
antara lain berupa obat topikal 1-2 kali perbulan, seperti ketokonazol
400 mg sekali sebulan atau 200 mg per hari selama tiap hari berturut-
turut di awal bulan dan juga pengobatan sebaiknya diobati ulang saat
B. Yoghurt
satunya adalah yoghurt yang umumnya diproduksi dari susu sapi murni.
2017).
penampakan cairan kental hingga padat, bau khas asam, dengan rasa khas
terbuka dimana suhu yang digunakan diatas 350C (Ika, et al., 2019).
digunakan, pH, kadar laktosan, kadar asam laktat, dan protein[ CITATION
nilai gizi yang tinggi dan dapat dikonsumsi bagi penderita Lactose
et al., 2015).
asam organik lainnya seperti asetat, gas CO2, dan etanol. Beberapa genus
Faiza, 2015).
14
hingga 5,0 dan setelah itu disusul oleh bakteri L. bulgaricus yang
2015).
1. Lactobacillus bulgaricus
(Syaiful, 2017):
Domain : Bacteria
Filum : Formicutes
Kelas : Bacili
Ordo : Lactobacillales
15
Famili : Lactobacillaceae
Genus : Lactobacillus
Subspesies : bulgaricus
asam atau sekitar pH 5,5. Bakteri ini memiliki sifat sensitifitas yang
2. Streptococcus thermophilus
16
(Syaiful, 2017):
Domain : Bacteria
Filum : Firmicutes
Kelas : Bacilli
Ordo : Lactobacillales
Genus : Streptococcus
pada manusia, hewan, dan makanan, namun jika jumlah yang ada
sendiri antara 4,0-4,5, dan dapat tumbuh pada suhu optimum 40-45 oC.
bantuan bakteri asam laktat (BAL) membentuk tekstur semi padat dan
membentuk rasa asam (Ika, et al., 2019). Bakteri probiotik ini akan
aroma dan cita rasa khas yoghurt[ CITATION Sha17 \l 1057 ] . Cita rasa khas
yoghurt timbul dari senyawa yang dihasilkan oleh baktei asam laktat
18
keseimbangan asam basa jamur adalah asam laktat, dimana hasil yang
normal atau basa. Pengaruh asam laktat ini akan merubah pH protein
pada dinding sel jamur, lapisan fosfolipid, membran sel dan asam nukleat
Hidrogen peroksida ini merupakan salah satu agen yang memiliki sifat
oksidator yang kuat dalam menghambat bakteri, jamur, parasit, dan virus.
E. Kerangka Teori
Pembentukan miselia
Penghambatan
pertumbuhan
Malassezia furfur
Keterangan :
F. Kerangka Konsep
Keterangan :
: Variabel Bebas
: Efek Penghambatan
: Variabel Terikat
Malassezia furfur.
II. METODE PENELITIAN
1. Alat
tabung ukur, termometer, object glass, bunsen, vortx mixer, cawan petri,
2. Bahan
media MRSB, susu sapi murni, bubuk susu skim, larutan standar Mc
B. Metode Penelitian
design dengan post test-only with control group design. Desain penelitian
23
24
konsentrasi yoghurt, yaitu 0%, 80%, 85%, 90%, 95%, 100% yang telah
C. Rancangan Penelitian
metode disk diffusion. Kultur awal menggunakan dua jenis bakteri asam
dicampurkan ke dalam susu sapi dan inkubasi selama satu hari hingga
yaitu :
(t-1) (n-1) ≥ 15
(6-1) (n-1) ≥ 15
5n – 5 ≥ 15
5n ≥ 20
n ≥4
25
Keterangan :
t : jumlah perlakuan
kelompok konsentrasi.
cakram serta dilakukan duplo atau rangkap dua sehingga sampel yang akan
sebagai berikut :
1. Kelompok 1 kontrol adalah cakram yang hanya diberi akuades dan jamur
Malassezia furfur.
1. Variabel Bebas
Variabel bebas pada penelitian ini adalah Bakteri Asam Laktat (BAL)
yoghurt. Bakteri asam laktat yoghurt yang digunakan antara lain bakteri
dibuat dengan konsentrasi yaitu 80%, 85%, 90%, 95%, dan 100%.
2. Variabel Terikat
selnya.
27
E. Definisi Operasional
metode pengukuran luas zona hambat pada setiap cawan. Bakteri asam
BAL yang dibuat adalah 0%, 80%, 85%, 90%, 95%, dan 100% dengan
dengan 108 CFU/ml lalu suspensi jamur diletakan di atas media SDA
steril yang sudah direndam dengan BAL yoghurt sesuai dengan masing-
suhu 37 oC selama 5 hari ada atau tidaknya zona bening disekitar kertas
dh+ dv d
d= DISK h
2
Keterangan :
gram bubuk SDA dengan 500 mL akuades dalam erlenmeyer. Setelah itu
pada suhu 121oC selama 20 menit untuk alat dan 15 menit untuk bahan
tersebut.
Streptococcus thermophilus)
dalam media berisi MRSB (de Mann Rogosa Sharpe Broth) yang telah
al., 2018).
dan sel, bertujuan untuk memastikan hanya berisi bakteri dan jamur
dahulu
hingga 30 detik
slide
selama 1 menit
32
g. Cuci dengan alkohol aseton 95% hingga warna ungu hilang, lalu
c. Teteskan 10% KOH pada object glass lalu tutup dengan cover
glass
650C selama 30 menit, setelah itu diamkan dingin hingga suhu menjadi
8. Pembuatan yoghurt
yang khas.
menggunakan rumus :
C1 x V1 = C2 x V2
Keterangan :
C1 X V1 = C2 x V2
100 x V1 = 80 x 10
V1 = 8 mL
C1 x V1 = C2 x V2
100 x V1 = 85 x 10
V1 = 8,5 mL
C1 x V1 = C2 x V2
100 x V1 = 90 x 10
V1 = 9 mL
35
C1 x V1 = C2 x V2
100 x V1 = 95 x 10
V1 = 9,5
C1 x V1 = C2 x V2
100 x V1 = 100 x 10
V1 = 10 mL
yoghurt adalah kadar asam laktat. Semakin tinggi kadar asam laktat
spread plate method atau cara sebar menggunakan alat drugalsky atau
kontrol negatif dalam waktu 15-20 menit, setelah itu diletakkan di atas
Amati zona hambat dan ukur zona bening disekitar kertas cakram
berikut :
Pembuatan Yoghurt
Penghitungan zona hambat pada cawan petri berisi Malassezia furfur dengan
menggunakan jangka sorong
Analisis data
H. Analisis Data
univariat dan bivariat. Data yang didapat berasal dari pengukuran zona
38
dari variabel bebas dan variabel terikat. Data univariat yang didapatkan
parametrik One Way Anova. Uji Anova satu arah akan bermakna apabila
Jenderal Soedirman
J. Jadwal Penelitian
2 Pelaksanaan
A. Hasil
perlakuan 85% (K3) adalah cawan yang diberikan yoghurt konsentrasi 85%
(K4) adalah cawan yang diberikan yoghurt konsentrasi 90% dan jamur
cawan yang diberikan yoghurt konsentrasi 95% dan jamur Malassezia furfur
41
diberikan yoghurt konsentrasi 100% dan jamur Malassezia furfur sebanyak 5
sampel.
atas media SDA sebanyak 0,5 ml dengan mikropipet dan diamkan selama 15
menit agar meresap setelah itu letakkan cakram yang sudah direndam dengan
masing-masing konsentrasi BAL yoghurt lalu inkubasi 5-7 hari dengan suhu
37oC dan ukur zona bening disekitar kertas cakram dengan menggunakan
jangka sorong.
thermophilus pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.1, 4.2, 4.3
42
Tabel 4.1 Hasil pengamatan Karakteristik morfologi koloni L. bulgaricus
No Kriteria Hasil
1. Bentuk Bulat
3. Elevasi Cambung
5. Tepi Rata
thermophilus
No Kriteria Hasil
1. Bentuk Bulat
3. Elevasi Cembung
5. Tepi Rata
43
bakteri gram positif
A B
D
C
Gambar 4.1 Hasil identifikasi bakteri asam laktat. (a) Morfologi koloni
Lactobacillus bulgaricus pada MRSA (b) Morfologi sel Lactobacillus bulgaricus
pada pembesaran 1000x dengan pengecatan gram (c) koloni Sterptococcus
thermophilus pada MRSB (d) morfologi sel S. thermophilus pada pembesaran
1000x dengan pengecetan gram
2. Karakteristik Jamur
44
Morfologi sel diamati dibawah mikroskop setelah dilakukan pewarnaan
45
B
A
Malassezia furfur pada SDA (b) Morfologi sel Malassezia furfur pada
46
meter yang telah dikalibrasi. Nilai pH yoghurt diperoleh seperti pada
tabel 4.5.
Konsentrasi Yoghurt Ph
100% 4,5
95% 4,6
90% 4,7
85% 4,8
80% 4,9
Bedasarkan hasil uji keasaman yoghurt pada tabel 4.5 bahwa nilai
47
terbentuk pada konsentrasi 0%, 80%, 85%, 90%, 95%, dan 100% yang
dilakukan secaea duplo. Diameter zona hamat disajikan pada gambar 4.3
0%%
48
80%
%
85%
%
49
Kelompok Konsentrasi Yoghurt 85% (K3)
90%
%
95%
%
100%
%
Gambar 4.3 Zona hambat Malassezia furfur pada kelompok kontrol dan
perlakuan
50
Identifikasi morfologi koloni pada setiap kelompok cawan yang
sebelumnya ditumbuhkan jamur Malassezia furfur pada media SDA ini tetap
bentuk bulat, tepi rata, berwarna krem mengkilat, bau tidak sedap dengan
k
K1 5 0,00±0,00 0,00 0,00 0,00
K2 5 7,30±0,60 6,50 8,00 7,25
K3 5 7,75±0,56 7,00 8,50 7,75
K4 5 8,20±0,48 7,50 8,75 8,25
K5 5 8,75±0,40 8,25 9,25 8,75
K6 5 9.00±0,40 8,50 9,50 9,00
Keterangan: K1 = Kelompok kontrol konsentrasi yoghurt 0%
terbentuk setelah pemberian yoghurt dirata-rata dan disajikan dalam tabel 4.6.
51
konsentrasi yoghurt 85% memiliki rata-rata diameter zona hambat sebesar 7,75
yoghurt 95% memiliki rata-rata zona hambat sebesar 8,75 mm. K6 sebagai
5. Analisis Data
3).Hasil didapatkan data terdistribusi normal dan sebaran data sama atau
homogen (p<0,05) sehingga dapat dilakukan uji parametrik dengan uji One
Way ANOVA.
Hasil uji One Way ANOVA menunjukkan hasil nilai p=0,000 sehingga
mana saja yang berbeda. Uji post-hoc Bonferroni dapat dilakukan jika variasi
data yang didapat homogen dan pada penelitian ini analisis menunjukkan
variasi data yang homogen yang tertera pada lampiran 5. Hasilnya dapat dilihat
52
Tabel 4.7 Hasil Analisis Diameter Zona Hambat Pertumbuhan Malassezia
furfur
perlakuan K1, K2, K3, K4, K5, dan K6 adalah signifikan dengan nilai p=0,000
B. Pembahasan
53
terdiri dari 5 sampel cakram. Kelompok 1 digunakan sebagai kelompok kontrol
berbeda, yaitu 80%, 85%, 90%, 95%, dan 100%. Hasil yang diperoleh saat
penelitian dipat dibuktikan dengan hasil analisis data penelitian yang didapat
koloni tunggal suatu bakteri. Isolasi BAL menggunakan media selektif MRSA
bentuk bulat, ukuran kecil-sedang, warna putih keruh, bau tidak sedap tepi rata,
dilakukan dibawah mikroskop tampak sel berwarna ungu, bentuk batang, tidak
didapatkan berbentuk bulat, warna putih keruh, elevasi cembung, bau tidak
54
Pengamatan Malassezia furfur dilakukan secara makroskopis dan
didapatkan bentuk bulat, tepi rata dengan tekstur halus, elevasi cembung,
didapatkan sel bulat, berdinding tebal, hifa bulat, spora pendek berkelompok
ciri morfologi sel Malassezia furfur, yaitu sel-sel bulat bertunas, bau tidak
pada pemeriksaan mikroskopis terlihat adanya pertumbuhan fase hifa dan yeast
1057 ].
Analisis data tersebut menggunakan uji parametrik One Way ANOVA, yang
Data ini dapat diartikan bahwa intervensi yang dilakukan untuk menghambat
kelompok kontrol yang hanya berisi akuades (konsentrasi yoghurt 0%) dengan
55
85%), kelompok 4 (konsentrasi yoghurt 90%), kelompok 5 (konsentrasi
SDA. Pengukuran zona bening atau zona hambat ini dapat dihitung
masing-masing zona hambat dan didapatkan hasil pada tabel 4.4, didapatkan
peningkatan diameter zona hambat pada konsentrasi 80%, 85%, 90%, 95%,
hasil rata-rata sebesar 9 mm. Penelitian ini mendukung penelitian lain yang
56
Candida albicans sebesar 19,33 mm. Zona hambat terbentuk disebabkan oleh
adanya mekanisme zat antimikroba seperti asam laktat, H 2O2, diasetil, dan
<4,5 [ CITATION Bay18 \l 1057 ]. Pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.3
dan 4.4 bahwa yoghurt dengan konsentrasi terendah 80% memiliki nilai pH
sebesar 4,9 dengan zona hambat 7,30 mm dan yoghurt dengan konsentrasi
tertinggi 100% memiliki nilai pH 4,5 dengan zona hambat 9,00 mm.
konsentrasi yoghurt maka pH yang didapat semakin rendah atau asam. Asam
laktat yang dihasilkan dari bakteri asam laktat Lactobacillus bulgaricus dan
ini sesuai dengan penelitian Sara (2018) bahwa asam laktat mampu
dihasilkan akan berdifusi ke dalam sel mikroba patogen dan terdisosiasi dan
57
permeabilitas membran dan menghambat produksi energi sehingga terjadi
sitopasma yang berakibat pembentukan lubang pada sel dan memberikan efek
furfur antara lain pH, suhu, dan kelembaban[ CITATION Tut16 \l 1057 ].
Malassezia furfur dapat tumbuh optimal pada suhu 35-37 oC dengan pH 7-9
dan diinkubasi selama 3-5 hari, sedangkan pH pada bakteri asam laktat dapat
jamur. Pernyataan ini sesuai dengan penelitian Lindregen dan Dobrogoz tahun
2016 bahwa fermentasi oleh bakteri asam laktat (BAL) ditandai dengan
58
C. Keterbatasan Penelitian
59
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
furfur dengan menggunakan konsentrasi yoghurt antara lain 80%, 85%, 90%,
B. Saran
Streptococcus thermophilus).
60
DAFTAR PUSTAKA
Akker, D., Goudoever, J., Szajewska, H. 2018. Probiotics for Preterm Infants; A
Strain Spesific Systematic Review Network Meta Analysis. Journal of
Pediatric Gastroenterology and Nutrition. 67(1): 103-22.
Annisa, S.P. & Soleha, T.U. 2018. Pitiriasis Versikolor: Diagnosis dan Terapi.
Journal Agromedicine. 5(1): 449-53.
Anita, R. & Effendy, R. 2019. Potensi Ekstrak Daun Miana (Coleus
atropurpureus) Menghambat Pertumbuhan Malassezia furfur pada
Penderita Pityriasis versicolor. Medula Jurnal. 6(1): 627.
Aristea, V., Claudia, C., Georgios, G. 2016. Malassezia infection in Human and
Animals: Pathophysiology, Detection and Treatment. Journal Public
Library of Science. 11(1): 101-3.
Asti, Y., Irma, I., Batubara, I. 2018. Potensi Yogurt Rosella Probiotik
Lactobacillus plantarum IIA-1A5 atau Lactobacillus fermentum B111K
dalam Mengasimilasi Kolesterol. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 7(3):
132-41.
Baihaqi, S., Lia, Y., Edyson. 2016. Perbandingan Efektivitas Antifungi Antara
Ekstrak Metanol Kulit Batang Kasturi Dengan Ketokonazol 2% Terhadap
Candida albicans In Vitro. Berkala Kedokteran. 12(2): 271-78.
Bayu, P., Retno, K., Suriani, N. 2018. The Application Of Isolate Lactic Acid
Bacteria Lactobbacillus bulgaricus and Streptococcus thermophilus In
Body Scrub Peoduction. Simbiosis IV. 1(2): 50-55
Behare, P., Kumar, H., Mandal, S. 2016. Yoghurt: Yoghurt Based Product.
Elsevier. 23(2): 625-631.
Blake, E. & Kevin, K. 2010. Epidemiologi of Malassezia Furfur. Ncbi Journal.
7(6): 1064-95.
Brock, A. 2017. Mikrobiologi Kedokteran ed14th. Jakarta: EGC.
Dahlan, M. 2014. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif, Bivariat,
dan Multivariat. 6th ed. Jakarta: Epidemiologi Indonesia.
Depkes, 2018. Riset Kesehatan Dasar, Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Dian, N., Sari, R., Riska, N. 2018. Hubungan antara Pengetahuan Mengenai
Pityriasis Versicolor dan PHBS dengan Kejadian Pityriasis Versicolor
Pada Santri Madrasah Tsanawiyah Pondok Pensantren X Kecamatan
Mempawah Hilir. CDK Journal. 45(1): 7-10.
Filipa, A. 2018. Malassezia Infection with Systemic Involvement: Figures and
Fact. The Journal of Dermatology, 45(2): 1278-1282.
Goodman & Gilman. 2012. Dasar Farmakologi Terapi Vol 4. 10 ed. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.
61
Hafsah & Astriana. 2015. Pengaruh Variasi Starter Terhadap Kualitas Yoghurt
Susu Sapi. Jurnal Bionature. 13(2): 96-102.
Hay, R. & Ashbee, H. B. 2010. Mycology. In: Burns Rook’s Textbook of
Dermatology. 8th ed. Oxford: Wiley Blackwell.
Ika, R. R., Nurkhasanah, Ika, K. 2019. Optimasi Komposisi Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermophilus pada yoghurt terfortifikasi
buah lakum (Cayratia trifolia (L.) Domin) sebagai antibakteri terhadap
Escherichia coli. Pharmaceu Sciences and Research. 6(2): 99-106.
Indah, D. & Faiza, A. 2015. Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Yang Diisolasi
Selama Fermentasi Bakasang. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan. 16(2):
133-41.
Javier, F. 2017. Malassezia Yeasts: How Many Species Infect Humans and
Animals?. Journal Public Library of Science. 10(2): 1-4.
Jawetz, M. & Adelberg. 2013. Mikrobiologi Kedokteran. 25 ed. Jakarta: Salemba
Medika.
Juntachai, W., Athipat, C., Sittinan, C., 2019. Ambient pH Regulates Secretion of
Lipases in Malassezia furfur. Microbiology Society Journal. 166(3): 20-28.
Karina, C., Ratih, V., Wiraguna. 2019. Prevalensi dan Karakteristik Pityriasis
Versicolor di RSUP Sanglah Denpasar . Jurnal Medika Udayana. 8(12): 1-
8.
Katzung, B. 2013. Farmakologi dasar dan klinik.. 12th ed. Jakarta: EGC.
Khrisnamurti, A. 2014. Tingkat Pengetahuan Siswa SMAN 1 Semarang Tentang
Hygine Personal Penyakit Panu. Available at
http://eprints.undip.ac.id/74414/2/BAB_1.pdf. Diakses 15 Februari 2019.
Kimdu, A, G. 2012. Yeast Infection: Candidiasis, tinea (pityriasis) versicolor,
and Malassezia (pityrosporum) folliculitis. New York: McGraw-Hill.
Lihua, F., Jinping, Y., Yueming, J. 2018. Influence of Culture Media, pH
and Temperature on Growth and Bacteriocin Production of
Bacteriocinogenic Lactic Acid Bacteria. AMB Express. 8(10): 1-14.
Luz, C., Opazo, D., Meca, G. 2019. Antifungal Activity and Shelf Life Extension
of Loaf Bread Produced With Sourdough Fermented by Lacotbacillus
Strains. Journal of Food Processing and Preservation. 43(10): 26-32.
Marina, T., Maksim, R. & Eleonora, O. 2018. Development of Yoghurt from
Combination of Goat and Cow Milk. Annual Research and Riview in
Biology Journal. 23(6): 1-7.
Maryunani. 2013. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Cetakan Pertama. Jakarta:
Transinfo Media.
62
Naila, H., Retno, M., Agus, F. 2019. Efektifitas Penyuluhan dengan Media
Audiovisual Terhadap Tingkat Pengetahuan Mengenai Tinea Versikolor.
Jurnal Cerebellum. 5(2): 1322-1330.
Nanda, P. & Jetty, N. 2017. Daya Antibakteri Filtrat Asam Laktat dan Bakteriosin
Lactobacillus bulgaricus KS1 dalam Menghambat Pertumbuhan Klebsiella
Pneumoniae Strin ATCC 700603, CT1538, dan S941. Journal
Mikroorganisme Bacteriology. 47(1): 35-41.
Neelofar, K. 2011. Curcumin as Promisiny an Candidal of Clinical Interest.
Canadian Interest. 3(57): 204-240.
Nur, K. & Nunung, S. 2018. The Potential of Commercial Fermented Diary
Products As Antifungi of Candida Spesies Cause Oral Candidiasis. SNPBS
Bio UNS. 2(1): 1-5.
Nur, W., Godras, J. M., Rohula, U. 2017. Yoghurt Susu Sapi Segar dengan
Penambahan Ekstrak Ampas Jahe dari Destilasi Minyak Atsiri.
Proceeding Biology Education Conference. 14(1): 278-284.
Nurul, O., Nyoman, S., Bagus, I. 2019. Viability Studies of Lactic Acid Bacteria
Isolates Isolated from Tabah Bamboo Shoots Pickle on Low pH and Bile
Salts. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri. 7(1): 1-10.
Oliveira, J., Mazocco, V., Steiner, D. 2012. Pityriasis Versicolor. An bras
Dermato. 77(5): 611-8.
Pradipta, N. & Eko, S. 2016. Malassezia spp. And Its Role As The Causal Agent
Of Dermatitis In Pet Animals. Journal Veteriner. 15(4): 570-81.
Purkan, P. & Nisdiyatul, N. 2017. Lactobacillus bulgaricus Sebagai Probiotik
Guna Peningkatan Kualitas Ampas Tahu Untuk Pakan Cacing Tanah.
Jurnal Kimia Riset. 2(1): 1-9.
Rachman, S. D. 2018. Kualitas Yoghurt Yang Dibuat Dengan Kultur Dua
(Lactobacillus bulgaricus Dan Streptococcus thermophilus) dan Tiga
Bakteri (Lactobacillus bulgaricus, Streptococcus thermophilus Dan
Lactobacillus acidophilus). Chimica et Natura Acta. 3(2): 76-77.
Radiono, S. 2013. Dermatomikosis Superfisialis. 2nd ed. Jakarta: Badan Penerbit
FKUI.
Renati, S., Cukras, A., Bigby, M. 2017. Pityriasis Versicolor. British Med
Journal. 35(7): 1394.
Saadah, D., Sadiah, D., Dian, S., Safri, I. 2015. Kualitas Yoghurt Yang Dibuat
Dengan Kultur Dua (Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophilus). Chimica et Natura Acta. 3(2): 76-79.
Sanders, M., Merenstein, D., Merrifield, A. 2018. Probiotics for Human Use.
Journal Nutrition Bulletin, 43(3): 105-119.
63
Sara, A., Hend, A., Ibrahim, M. 2018. Growth Pattern of Starter Cultures and
Antifungal of Some Bacteriosin and Inulin to Skim Milk Yoghurt.
Alexandria Journal of Veternity Science. 59(2): 17-25.
Sawon, K., Masayuki, A., Anna, L., Alexander, H., David, J. 2012. Fitzpatrick's
Dermatology in General Medicine Volume 1 ed9th. New York: Mc Graw
Hill.
Sevgi, E. 2015. Antifungal Activity of Lactic Acid Bcteria Isolated From Bulgaria
Wheat and Rye Flour. Journal of Life Science. 9(3): 1-6.
Shanshan, Z., Chen., Guangfei, H. 2017. Role of Lactic Acid Bacteria on the
Yoghurt Flavour. International Journal of Food Properties, 20(1): 1-19.
Sherwood, L. 2012. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC.
Shi, T., Ren, X., Yu, H., Tang, Y. 2012. Roles of Adapalene in the Treatment of
Pityriasis Versicolor. journal Dermatology. 224(1): 184-8.
Shruti, B., Rakesh, S., Sreenivasa, M. 2019. Probotic Properties of Lactic Acid
Bacteria Isolated From Neera. Food Microbiology. 20(3): 1-15.
Sulistyani, N. 2018. Potensi Susu Fermentasi Komersial Sebagai Antifungi Pada
Spesies Candida Penyebab Kandidiasis. SNPBS UMS. 1(1): 1-5.
Sujono, Rofat, Hendra, K., Kusnul, K. 2019. Karakter Rasa dan pH Yoghurt Susu
Kambing dan Jenis Starter Yang Berbeda. Jurnal Berdikari. 7(1): 27-35.
Syaiful, U. 2017. Variasi Konsentrasi Starter Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophilus Terhadap Karakteristik Yoghurt Jagung Pulut.
Journal of Agitech Science. 1(2): 51-63.
Tuti, A., Siti, K. & Achmad, M., 2016. Aktivitas Antijamur Ekstrak Teripang
Darah (Holothuria atra Jeager.) Terhadap Pertumbuhan Jamur Malassezia
furfur Penyebab Panu. Protobiont Journal, 5(1), pp. 59-67.
Umiana, T. S. 2016. Pitiriasis Versicolor Ditinjau Dari Aspek Klinis Dan
Mikrobiologis. Journal Klinis Unila. 1(2): 432-435.
Wakhidah, N., Jati, G., Utami, R. 2017. Yoghurt Susu Sapi Segar dengan
Penambahan Ekstrak Ampas Jahe dari Destilasi Minyak Atsiri.
Proceeding Biology Education Conference. 14(1): 278-84.
Wasillewska, E., Zlotkowska, D., Wroblewska, B. 2019. Yogurt Starter Cultures
of Streptococcus thermophilus and Lactobacillus bulgaricus Ameliorate
symptoms and modulate the immune response in a mouse model of
dextran Sulfate Sodium Induced Colitis. Journal of Diary Science. 102(1):
37-53.
Widyawati. 2017. Kajian Mengenai Jenis Spesies Malassezia dan Warna Lesi
Pitiriasis Versikolor. Media Medika Muda. 2(3): 165-72.
Yosella, T. 2016. Diagnosis and treatment of tinea. Journal Majority. 4(2): 122-8.
64
LAMPIRAN
65
Lampiran 1. Surat Keterangan Persetujuan Etik
66
Lampiran 2. Data Penghambatan
Descriptives
Std.
konsentrasi yoghurt Statistic Error
diameter zona hambat K1 0% Mean .0000 .00000
95% Confidence Interval for Lower Bound .0000
Mean Upper Bound .0000
5% Trimmed Mean .0000
Median .0000
Variance .000
Std. Deviation .00000
Minimum .00
Maximum .00
Range .00
Interquartile Range .00
Skewness . .
Kurtosis . .
K2 80% Mean 7.3000 .26693
95% Confidence Interval for Lower Bound 6.5589
Mean Upper Bound 8.0411
5% Trimmed Mean 7.3056
Median 7.2500
Variance .356
Std. Deviation .59687
Minimum 6.50
Maximum 8.00
Range 1.50
67
Interquartile Range 1.13
Skewness -.206 .913
Kurtosis -1.117 2.000
K3 85% Mean 7.7500 .25000
95% Confidence Interval for Lower Bound 7.0559
Mean Upper Bound 8.4441
5% Trimmed Mean 7.7500
Median 7.7500
Variance .313
Std. Deviation .55902
Minimum 7.00
Maximum 8.50
Range 1.50
Interquartile Range 1.00
Skewness .000 .913
Kurtosis .200 2.000
K4 90% Mean 8.2000 .21506
95% Confidence Interval for Lower Bound 7.6029
Mean Upper Bound 8.7971
5% Trimmed Mean 8.2083
Median 8.2500
Variance .231
Std. Deviation .48088
Minimum 7.50
Maximum 8.75
Range 1.25
Interquartile Range .88
Skewness -.590 .913
Kurtosis -.022 2.000
K5 95% Mean 8.7500 .17678
95% Confidence Interval for Lower Bound 8.2592
Mean Upper Bound 9.2408
5% Trimmed Mean 8.7500
Median 8.7500
Variance .156
Std. Deviation .39528
Minimum 8.25
Maximum 9.25
Range 1.00
Interquartile Range .75
68
Skewness .000 .913
Kurtosis -1.200 2.000
K6 100% Mean 9.0000 .17678
95% Confidence Interval for Lower Bound 8.5092
Mean Upper Bound 9.4908
5% Trimmed Mean 9.0000
Median 9.0000
Variance .156
Std. Deviation .39528
Minimum 8.50
Maximum 9.50
Range 1.00
Interquartile Range .75
Skewness .000 .913
Kurtosis -1.200 2.000
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
konsentrasi yoghurt Statistic df Sig. Statistic df
diameter zona hambat K1 0% . 5 . . 5
70
ANOVA
diameter zona hambat
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 289.942 5 57.988 286.953 .000
Within Groups 4.850 24 .202
Total 294.792 29
Multiple Comparisons
Dependent Variable: diameter zona hambat
Bonferroni
Mean Difference 95% Confidence Interval
(I) konsentrasi yoghurt (J) konsentrasi yoghurt (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
K1 0% K2 80% -7.30000* .28431 .000 -8.2264 -6.3736
K3 85% -7.75000* .28431 .000 -8.6764 -6.8236
*
K4 90% -8.20000 .28431 .000 -9.1264 -7.2736
*
K5 95% -8.75000 .28431 .000 -9.6764 -7.8236
*
K6 100% -9.00000 .28431 .000 -9.9264 -8.0736
*
K2 80% K1 0% 7.30000 .28431 .000 6.3736 8.2264
K3 85% -.45000 .28431 1.000 -1.3764 .4764
K4 90% -.90000 .28431 .063 -1.8264 .0264
K5 95% -1.45000* .28431 .000 -2.3764 -.5236
K6 100% -1.70000* .28431 .000 -2.6264 -.7736
*
K3 85% K1 0% 7.75000 .28431 .000 6.8236 8.6764
K2 80% .45000 .28431 1.000 -.4764 1.3764
K4 90% -.45000 .28431 1.000 -1.3764 .4764
*
K5 95% -1.00000 .28431 .026 -1.9264 -.0736
*
K6 100% -1.25000 .28431 .003 -2.1764 -.3236
*
K4 90% K1 0% 8.20000 .28431 .000 7.2736 9.1264
K2 80% .90000 .28431 .063 -.0264 1.8264
K3 85% .45000 .28431 1.000 -.4764 1.3764
K5 95% -.55000 .28431 .974 -1.4764 .3764
K6 100% -.80000 .28431 .144 -1.7264 .1264
*
K5 95% K1 0% 8.75000 .28431 .000 7.8236 9.6764
*
K2 80% 1.45000 .28431 .000 .5236 2.3764
*
K3 85% 1.00000 .28431 .026 .0736 1.9264
K4 90% .55000 .28431 .974 -.3764 1.4764
K6 100% -.25000 .28431 1.000 -1.1764 .6764
K6 100% K1 0% 9.00000* .28431 .000 8.0736 9.9264
*
K2 80% 1.70000 .28431 .000 .7736 2.6264
*
K3 85% 1.25000 .28431 .003 .3236 2.1764
71
K4 90% .80000 .28431 .144 -.1264 1.7264
K5 95% .25000 .28431 1.000 -.6764 1.1764
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
72
Gambar 1. Sterilisasi alat dan bahan Gambar 2. Peremajaan bakteri dan jamur
73
Gambar 5. Pasteurisasi campuran susu Gambar 6. Pembuatan media SDA
74
Gambar 11. Peletakan kertas cakram Gambar 12. Pengukuran
RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
4. Agama : Islam
75
5. Kewarganegaraan : Indonesia
6. Alamat :
7. No. Hp : 082260615353
8. Email : cindylorenzad@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan
C. Riwayat Organisasi
2013 – 2016 :
76