Referat - Meniere Desease Fajar
Referat - Meniere Desease Fajar
PENDAHULUAN
Penyakit Meniere adalah salah satu penyebab tersering vertigo pada telinga dalam.
Sebagian besar kasus bersifat unilateral dan sekitar 10-20% kasus bersifat bilateral. Insiden
Serangan khas dari Meniere didahului oleh perasaan penuh pada satu telinga.
Gangguan pendengaran yang bersifat fluktuatif dan dapat disertai dengan tinnitus. Sebuah
muntah. Serangan rata-rata berlangsung selama dua sampai empat jam. Setelah serangan
yang parah, kebanyakan pasien mengeluhkan kelelahan dan harus tidur selama beberapa jam.
Ada beberapa variabilitas dalam durasi gejala. Beberapa pasien mengalami serangan singkat
Beberapa penyakit memiliki gejala yang mirip dengan penyakit Meniere. Dokter
Beberapa pemeriksaan dilakukan seperti pemeriksaan audiometri, CT scan kepala atau MRI
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. NERVUS VESTIBULARIS
2) Nervus Cochlearis, yang membawa impuls pendengaran yang berasal dari organon corti di
dalam cochlea.
Organ keseimbangan dan pendengaran berasal dari sebuah precursor embriologis di bagian
petrosus os. Temporalis : utriculus membentuk system vestibularis dengan tiga kanalis
2
semisirkularis-nya, sedangkan sakulus membentuk telinga dalam dengan koklea yang
sering kita jumpai dan dapat mengenai semua usia. Sering kali pasien datang berobat
walaupun tingkat gangguannya masih dalam taraf yang ringan. Hal ini disebabkan oleh
Reseptor saraf vestibularis ialah sel-sel rambut (sel neuroepitelial) yang terdapat di
krista ampularis pada kanal semisirkularis, di macula pada utrikulus dan macula di telinga
dalam. Impuls dari sel-sel rambut ini dihantar melalui serabut sel bipolar dari ganglion
vestibular yang terletak di meatus akustikus internus. Serabut-serabut sel bipolar inilah yang
membentuk saraf vestibularis. Serabut ini berjalan di meatus akustikus internus bersama
nervus koklearis dan memasuki batang otak di perbatasan pons dengan medulla oblongata.
Serabut saraf vestibularis ini bersinaps di inti-inti vestibularis, yang terdiri atas inti
lateralis (Deiter) dan inti vestibularis inferior (Spinal). Sebagian kecil dari serabut saraf
Dari kelompok inti-inti vestibularis ini keluar serabut-serabut yang mengadakan hubungan
dengan inti-inti atau daerah lainnya, diantaranya adalah dengan batang otak, medulla spinalis,
dengan inti saraf otak III, IV, dan VI (yang mengurus otot ekstraokuler). Sistem vestibuler
memainkan peranan yang dalam mengurus gerak terkonjugasi bola mata yang reflektoris
terhadap gerakan serta posisi kepala. Sistem vestibuler yang ikut berperan dalam membuat
mata dapat memfiksasi pada benda yang diam pada saat kepala dan badan berada dalam
keadaan bergerak.2
3
Hubungan dengan medulla spinalis. Hubungan dengan medulla spinalis terjadi
melalui traktus vestibule-soinalis lateralis dan medialis. Impuls yang melalui serabut pada
traktus ini ikut membantu reflex miotatik local, ikut mengatur tonus otot ekstensor badan dan
berperan dalam mempertahankan keseimbangan. Hal ini dilakukan melalui serabut dari inti
vestibularis ke motor neuron medulla spinalis, dan melalui hubungan serebelo-retikuler dan
menyebabkan terjadinya vertigo, rasa tidak stabil, kehilangan keseimbangan, nistagmus dan
oleh karena itu perubahan aliran darah mendadak dapat menimbulkan vertigo. Vertigo tidak
akan timbul bila hanya ada perubahan konsentrasi O 2 saja, tapi harus ada faktor lain yang
menyertainya, misalnya sklerosis pada salah satu dari arteri auditiva intern, atau salah satu
arteri tersebut terjepit. Dengan demikian bila ada perubahan konsentrasi O2 hanya satu sisi
saja yang mengadakan penyesuaian, akibatnya terdapat perbedaan elektro potensial antara
gangguan sistem vestibuler. Ini merupakan rasa bergerak (penderita merasa bahwa sekitarnya
bergerak, atau dirinya yang bergerak), dan biasanya disertai oleh rasa tidak stabildan
kehilangan keseimbangan.2
4
3. Penyebab Gangguan Sistem Vestibular
berikut.2
- Neuronitis vestibular
- Trauma
- Labirintitis
- Penyakit meniere
- Keadaan patologis yang merusak nervus akustikus, dapat pula menyebabkan lesi di
nervus vestibularis.
- Migren basilar
- Trauma
- Neoplasma
3. Lain-lain
- Infeksi
- Hipotiroid
5
B. NERVUS KOKLEARIS
Reseptor pendengaran ialah sel-sel rambut di organ Corti. Dari sini impuls dihantar
melalui serabut-serabut sel bipolar ganglion spiral (kokhlear), yang membentuk saraf
kokhlearis. Saraf kokhlearis ini berjalan di lantai meatus akustikus internus, bersama-sama
nervus vestibularis dan nervus fasialis, dan keluar melalui porus akustikus internus, kemudian
memasuki batang otak di bagian atas dari medulla oblongata pada perbatasannya dengan
pons.2
Serabut nervus kokhlearis (bersinaps) di inti kokhlearis bagian dorsal dan ventral.
Dari sini keluar serabut, yang sebagian menyilang dan sebagian lagi tidak menyilang, dan
meneruskan diri melalui leminkulus lateralis menuju korpus genikulatum medial, serabut ini
melalui inti lemniskus lateralis dan olivarius superior. Pada inti ini ada serabut yang
bersinaps. Dari korpus genikulatum medial, setelah bersinaps, serabut melanjutkan diri ke
korteks aufitif.2
Gangguan pada saraf koklearis dapat menyebabkan tuli, tinnitus atau hiperakusis.
- Tuli konduktif disebabkan oleh gangguan telinga luar dan telinga tengah. Tuli
konduktif dapat disebabkan oleh sumbatan telinga luar, misalnya oleh serumen, air
darah eksudat, dekat membrane timpani, perforasi membrane timpani, dan otitis
media.
- Pada tuli saraf, disebabkan oleh lesi yang mengenai organ korti, nervus kokhlearis,
6
2. Tinitus ialah persepsi bunyi berdenging di telinga, yang disebabkan oleh eksitasi atau
iritasi pada alat pendengaran, sarafnya, inti serta pusat yang lebih tinggi.2
didapatkan pada paralisis muskulus stapedius, pada migren psikoneurosis dan dapat
1. Tuli konduktif disebabkan oleh gangguan telinga luar dan dalam. Tuli konduktif dapat
disebabkan oleh sumbatan liat telinga luar, misalnya oleh serumen, air, darah, eksudat
dekat membrane timpani, perforasi membrane timpani, dan otitis media. Gangguan di
nasofaring yang mengakibatkan obstruksi pada tuba Eustachi dapat menyebabkan tuli
konduktif.2
- Nervus kokhlearis
- Korteks auditif
aspirin, kina) oleh suara yang keras yang berlangsung lama, syndrome meniere,
otosklerosis dan thrombosis arteri auditer interna. Serabut kokhlearis dapat rusak
dan intoksikasi. Lesi dibatang otak, misalnya oleh gangguan peredaran darah, lesi desak
ruang (space occupying lesion) dapat disertai oleh ketulian. Persarafan pendengaran
ialah bilateral, karena kerusakan lobus temporalis satu sisi tidak akan menyebabkan
ketulian.2
C. DEFINISI
7
Penyakit meniere adalah suatu sindrom yang terdiri dari serangan vertigo, tinnitus,
berkurangnya pendengaran yang bersifat fluktuatif dan perasaan penuh di telinga. Penyakit
ini merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan manusia tidak mampu
mempertahankan posisi dalam berdiri tegak. Hal ini disebabkan oleh adanya hidrops
Vertigo berasal dari bahasa Yunani yang berarti memutar. Pengertian vertigo adalah
sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitar dapat disertai gejala lain,
tertutama jaringan otonomik akibat gangguan alat keseimbangan tubuh. Vertigo mungkin
bukan hanya terdiri dari satu gejala pusing saja, melainkan kumpulan gejala atau sindrom
yang terdiri dari gejala somatic (nistagmus, unstable), gejala otonom seperti pucat, keringat
namun tanpa ada rangsangan bunyi dari luar. Sumber bunyi tersebut berasal dari tubuh
penderita itu sendiri (impuls sendiri). Namun tinnitus hanya merupakan gejala, bukan
semakin memburuk dalam beberapa hari. Gangguan pendengaran pada penyakit Meniere
D. EPIDEMIOLOGI
Penyakit Meniere adalah salah satu penyebab tersering vertigo pada telinga dalam.
Sebagian besar kasus timbul pada laki-laki atau perempuan dewasa. Paling banyak ditemukan
pada usia 20-50 tahun. Kemungkinan ada komponen genetic yang berperan dalam penyakit
Meniere. Pasien dengan resiko besar terkena penyakit Meniere adalah orang-orang yang
8
memiliki riwayat alergi, merokok, stress, kelelahan, alkoholisme, dan pasien yang rutin
mengkonsumsi aspirin.
E. ETIOLOGI
Penyebab pasti Meniere belum diketahui. Namun terdapat berbagai teori termasuk
pengaruh neurokimia dan hormonal abnormal pada aliran darah yang menuju labirin dan
terjadi gangguan elektrolit dalam cairan labirin, reaksi alergi dan autoimun.6
Meniere saat ini dianggap sebagai keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan cairan
telinga yang abnormal dan diduga disebabkan oleh terjadinya malabsorbsi dalam sakus
endolimfatikus. Selain itu para ahli juga mengatakan terjadinya suatu robekan endolimfa dan
perilimfa bercampur. Hal ini menurut para ahli dapat menimbulkan gejala dari penyakit
Meniere. Para peneliti juga sedang melakukan penyelidikan dan penelitian terhadap
tersendiri terhadap penyebab lain dari penyakit ini, termasuk faktor lingkungan seperti suara
bising, infeksi virus HSV, penekanan pembuluh darah terhadap saraf (microvascular
compression syndrome). Selain itu gejala dari penyakit Meniere dapat ditimbulkan oleh
trauma kepala, infeksi saluran pernapasan atas, aspirin, merokok, alcohol, atau konsumsi
garam berlebihan. Namun pada dasarnya belum ada yang tahu secara pasti apa penyebab
penyakit Meniere.6
F. PATOFISIOLOGI
dan vestibulum. Hidrops yang terjadi dan hilang timbul diduga disebabkan oleh
meningkatnya tekanan hidrostatik pada ujung arteri, menurunnya tekanan osmotic dalam
9
kapiler, meningkatnya tekanan osmotic ruang ekstrakapiler, jalan keluar sakus endolimfatikus
tersumbat (akibat jaringan parut atau karena defek dari sejak lahir).6
Hidrops endolimfa ini lama kelamaan menyebabkan penekanan yang bila mencapai
dilatasi maksimal akan terjadi rupture labirin membrane dan endolimfa akan bercampur
dengan perilimfa. Pencampuran ini menyebabkan potensial aksi di telinga dalam sehingga
menimbulkan gejala vertigo, tinnitus, dan gangguan pendengaran serta rasa penuh di telinga.
Ketika tekanan sudah sama, maka membrane akan sembuh dengan sendirinya dan cairan
perilimfe dn endolimfe tidak bercampur kembali namun penyembuhan ini tidak sempurna.5,6
G. GEJALA KLINIS
Penyakit Meniere dimulai dengan satu gejala lalu secara progresif gejala lain
bertambah. Gejala-gejala klinis dari penyakit Meniere yang khas sering disebut trias Meniere
yaitu vertigo, tinnitus, dan tuli sensorineural fluktuatif terutama nada rendah. Serangan
pertama dirasakan sangat berat, yaitu vertigo disertai rasa mual dan muntah. Setiap kali
berusaha untuk berdiri, pasien akan merasa berputar, mual, dan muntah lagi. Hal ini
berlangsung beberapa hari sampai beberapa mingu, kemudian keadaan akan berangsur
membaik. Penyakit ini bisa sembuh tanpa obat dan gejala penyakit ini bisa hilang sama
sekali. Pada serangan kedua dan selanjutnya dirasakan lebih ringan tidak seperti serangan
pertama kali. Pada penyakit Meniere, vertigonya periodic dan makin mereda pada serangan-
serangan selanjutnya.6
Pada setiap serangan biasanya disertai dengan gangguan pendengaran dan dalam
keadaan tidak ada serangan pendengaran dirasakan baik kembali. Gejala lain yang menyertai
serangan adalah tinnitus yang kadang menetap walaupun diluar serangan. Gejala yang
10
Vertigo periodic biasanya dirasakan dalam dua puluh menit sampai dua jam atau lebih
dalam periode serangan seminggu atau sebulan yang diselingi periode remisi. Vertigo
menyebabkan nistagmus, mual, dan muntah. Pada setiap serangan biasanya disertai gangguan
pendengaran dan keseimbangan sehingga tidak dapat beraktivitas dan dalam keadaan tidak
ada serangan pendengaran akan pulih kembali. Dari keluhan vertigonya kita sudah dapat
membedakan dengan penyakit lainnya yang juga memiliki gejala vertigo seperti tumor
N.VIII, sklerosis multiple, neuritis vestibularis atau vertigo posisi paroksismal jinak (VPPJ).6
Pada tumor N.VIII serangan vertigo periodic, mula-mula lemah dan semakin lama
makin kuat. Pada sklerosis multiple vertigo periodic dengan intensitas sama pada tiap
serangan. Pada neuritis vestibuler serangan vertigo tidak periodic dan makin lama
menghilang. Pada VPPJ, keluhan vertigo datang akibat perubahan posisi kepala yang
dirasakan sangat berat dan terkadang disertai rasa mual dan muntah namun tidak berlangsung
lama.5,6
Tinnitus kadang menetap (periode detik hingga menit), meskipun diluar serangan.
Tinnitus sering memburuk sebelum terjadi serangan vertigo. Tinnitus sering dideskripsikan
pasien sebagai suara motor, mesin, gemuruh, berdenging, berdengung, dan denging dalam
telinga.1,6
Gangguan pendengara mungkin terasa hanya berkurang sedikit pada awal serangan,
namun seiring dengan berjalannya waktu dapat terjadi kehilangan pedengaran yang tetap.
Penyakit Meniere mungkin melibatkan semua kerusakan saraf di semua frekuensi suara
pendengaran namun paling umum terjadi pada frekuensi yang rendah. Suara yang keras
mungkin menjadi tidak nyaman dan sangat mengganggu pada telinga yang terpengaruh.6
Rasa penuh pada telinga dirasakan seperti saat kita mengalami perubahan tekanan
udara perbedaannya rasa penuh ini tidak hilang dengan perasat valsava dan Toynbee.1,5,6
11
H. DIAGNOSIS
Kondisi penyakit lain dapat menghasilkan gejala yang serupa seperti penyakit
Meniere, dengan demikian kemungkinan penyakit lain harus disingkirkan dalam rangka
menegakkan diagnosis yang akurat. Evaluasi awal didasarkan pada anamnesis yang sangat
hati-hati. Diagnosis penyakit ini dapat dipermudah dengan kriteria diagnosis : 1,7,9
Vertigo yang hilang timbul disertai dengan tinnitus dan rasa penuh pada telinga.
N.VIII serangan vertigo periodic, mula-mula lemah dan semakin lama makin kuat.
Pada sklerosis multiple vertigo periodic dengan intensitas sama pada tiap serangan.
Pada neuritis vestibuler serangan vertigo tidak periodic dan makin lama makin
menghilang. Pada VPPJ, keluhan vertigo datang akibat perubahan posisi kepala yang
dirasakan sangat berat.dan terkadang disertai rasa mual dan muntah namun tidak
berlansgung lama.
Pemeriksaan Fisik
Diperlukan untuk memperkuat diagnosis. Bila dari hasil pemeriksaan fisi telinga
kemungkinan kelainan telinga luar dan tengah dapat disingkirkan dan dipastikan
kelainan berasal dari telinga dalam misalnya dari anamnesis didapatkan kelainan tuli
saraf fluktuatif dan ternyata dilakukan dengan hasil pemeriksaan maka kita sudah
dapat mendiagnosis penyakit Meniere, sebab tidak ada tuli saraf yang membaik
Pemeriksaan Penunjang
o Pemeriksaan Audiometri
12
o Elektronistagmografi (ENG) dan tes keseimbangan
o Elektrokokleografi (ECOG)
I. PENATALAKSANAAN
Pasien yang datang dengan keluhan khas penyakit Meniere awalnya hanya diberikan
pengobatan yang bersifat simptomatik, seperti sedative dan bila perlu diberikan antiemetic.
Pengobatan paling baik adalah sesuai dengan penyebabnya. Penatalaksanaan pada Penyakit
Diet rendah garam memiliki efek yang kecil terhadap konsentrasi sodium pada
plasma, karena tubuh telah memiliki sistem regulasi dalam ginjal untuk
oleh hormone aldosteron yang berfungsi mengontrol jumlah transport ion di ginjal
Pemakaian alcohol, rokok, coklat harus dihentikan. Kafein dan nikotin juga
penurunan aliran darah arteri kecil yang member nutrisi saraf dari telinga tengah.
Olahraga yang rutin dapat menstimulasi sirkulasi aliran darah sehingga perlu untuk
13
dianjurkan ke pasien. Pasien juga harus menghindari penggunaan obat-obatan yang
Selama serangan akut dianjurkan untuk berbaring di tempat yang keras, berusaha
untuk tidak bergerak, pandangan mata difiksasi pada satu objek tidak bergerak,
jangan mencoba minum walaupun ada perasaan mau muntah, setelah vertigo hilang
pasien diminta untuk bangun secara perlahan karena iasanya setelah serangan akan
terjadi kelelahan dan sebaiknya pasien mencari tempat yang nyaman untuk tidur
B. Farmakologi
Obat-obat antiiskemia dapat pula diberikan sebagai obat alternative dan neurotonik
untuk menguatkan sarafnya selain itu jika terdapat infeksi virus dapat diberikan
Transquilizer seperti diazepam (valium) dapat digunakan pada kasus akut untuk
mengurangi mual dan muntah tapi juga mengurangi gejala vertigo. Diuretic seperti
tekanan dalam sistem endolimfe. Pasien harus diingatkan untuk banyak makanan
yang mengandung kalium seperti pisang, tomat, dan jeruk ketika menggunakan
C. Latihan
14
Rehabilitasi penting dilakukan sebab dengan melakukan latihan sistem vestibuler
ini sangat menolong. Kadang-kadang gejala vertigo dapat diatasi dengan latihan
yang teratur dan baik. Orang-orang yang karena profesinya menderita vertigo dapat
diatasi dengan latihan yang intensif sehingga gejala yang timbul tidak lagi
Ada beberapa latihan, yaitu : canalt reposition treatment (CRT) / epley maneuver
seseorang untuk membantunya tapi juga ada yang dapat dikerjakan sendiri. Dari
beberapa latihan, umumnya yang dilakukan pertama adalah CRT jika masih terasa
J. PROGNOSIS
15
Penyakit Meniere belum dapat disembuhkan dan bersifat progresif, tapi tidak fatal dan
banyak pilihan terapi untuk mengobati gejalanya. Penyakit ini berbeda untuk tiap pasien.
Beberapa pasien mengalami remisi spontan dalam jangka waktu hari hingga tahun. Pasien
lain mengalami perurukan gejala secara cepat. Namun ada juga pasien yang perkembangan
penyakitnya lambat.5,6
Belum ada terapi yang efektif untuk penyakit ini namun berbagai tindakan dapat
dilakukan untuk mencegah terjadinya serangan dan progresivitas penyakit. Sebaiknya pasien
dengan vertigo berat disarankan untuk tidak mengendarai mobil, naik tangga, dan berenang.
4,6
16
BAB III
KESIMPULAN
Penyakit meniere merupakan suatu penyakit yang diakibatkan adanya kelainan pada
telinga dalam berupa hidrops (pembengkakan) endolimfa pada kokhlea dan vestibulum.
Gejala dari penyakit meniere disebut trias meniere yang terdiri dari vertigo (sakit kepala
berputar), tinnitus, dan gangguan pendengaran berupa tuli sensori neural. Gangguan
pendengaran ini bersifat fluktuatif dimana gangguan pendengaran terjadi saat serangan dan
Penyakit Meniere adalah salah satu penyebab tersering vertigo pada telinga dalam.
Sebagian besar kasus timbul pada laki-laki atau perempuan dewasa. Paling banyak ditemukan
pada usia 20-5- tahun. Pasien dengan resiko besar terkena penyakit Meniere adalah orang-
orang yang memiliki riwayat alergi, merokok, stress, kelelahan, alkoholisme, dan pasien yang
mengkonsumsi aspirin.
Pada dasarnya, etiologi pasti dari penyakit Meniere ini belum diketahui. Penyakit
Meniere masa kini dianggap sebagai keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan cairan
telingan yang abnormal dan diduga disebabkan oleh terjadinya malabsorbsi dalam sakus
endolimfatikus.
17
Untuk menegakkan diagnosis penyakit meniere dengan akurat, kondisi penyakit lain
dapat menghasilkan gejala yang serupa seperti penyakit meniere harus disingkirkan. Evaluasi
awal didasarkan pada anamnesis yang sangat hati-hati. Pemeriksaan fisis dilakukan utuk
menyingkirkan penyebab yang berasal dari telinga luar atau telinga dalam. Pemeriksaan
Pasien yang datang dengan keluhan khas penyakit meniere awalnya hanya diberikan
pengobatan yang bersifat simptomatik, seperti sedative dan bila perlu diberikan antiemetic.
Pengobatan terbaik adalah dengan cara menengani penyebab dari penyakit tersebut.
18
DAFTAR PUSTAKA
2. Lumbatobing SM. Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental. Badan Penerbit FK UI,
Jakarta 2013
3.http://kedokteran.unsoed.ac.id/Files/Kuliah/modul%20/Modul%20B3%20%20Pemeriksaan
%20Saraf%20Kranialis.pdf
4. http://www.kalbemed.com/Portals/6/06_198Vertigo.pdf
5. Baehr, Mathias. Diagnosis Topik Neurologi DUUS : anatomi, fisiologi, tanda dan gejala .
6. Soepardi, E.A, Iskandar, N, Bashiruddin, J, Restuti, R.D.(2007) Buku ajar ilmu kesehatan
19