Anda di halaman 1dari 12

Vol. V No.

2 Oktober 2015

PERAN PEMERINTAH DALAM


MENANGGULANGI RESIKO BENCANA BANJIR
DI KABUPATEN KOLAKA UTARA
Vidia Reski Awalia1, Mappamiring2, Andi Nuraeni Aksa2
1Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Makassar
Jl Sultan Alauddin No 259 Makassar 90221
vidia_awalia@yahoo.com
2Program Studi Ilmu Adiministrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Makassar


Jl Sultan Alauddin No 259 Makassar 90221
mappamiring@yahoo.com & nuraeni_aksa@yahoo.co.id

ABSTRACT
Cope with disasters is an obligation for local governments as stakeholders in the Region. In
anticipation of a disaster in order not to cause any material damage early anticipation of course
required of local governments and communities in addition to the government setempat. Because
community also has an important role taking part in the face of future disasters, so as to create a
sense of security even though the area is categorized as prone to risk disaster. Based on this,
researchers are encouraged to try to describe and explain the role of the government and society in
tackling the risk of disaster in the village Tahibua. This research is a qualitative research. The results
of this study indicate that the government's role in disaster relief in the Village Tahibua can be
considered very good, because, based on the narrative of the people in the village Tahibua itself felt
the programs that the government has carried out as well as the preparedness of intensified done
well before they occur and when disaster.
Keywords: the role of government, disaster risk

ABSTRAK
Menanggulangi bencana merupakan kewajiban bagi pemerintah daerah selaku stakeholders di
Daerah. Dalam mengantisipasi setiap bencana agar tidak menimbulkan kerugian materiil tentunya
dibutuhkan antisipasi sejak dini dari pemerintah daerah dan masyarakat setempat. Karena selain
pemerintah masyarakat juga memiliki peranan penting ikut andil dalam menghadapi bencana yang
akan terjadi, sehingga mampu tercipta rasa aman meski daerah tersebut termasuk kategori rawan
resiko bencana. Berdasarkan hal tersebut, peneliti terdorong untuk mencoba menggambarkan dan
menjelaskan tentang peran pemerintah dan masyarakat dalam menanggulangi resiko bencana di
Desa Tahibua. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa peran pemerintah dalam penanggulangan bencana di Desa Tahibua bisa dikategorikan
sangat baik, karena berdasar dari penuturan masyarakat di Desa Tahibua itu sendiri yang
merasakan program-program yang telah pemerintah laksanakan serta kesiapsiagaan yang sangat
intensif dilakukan baik sebelum terjadi dan ketika terjadi bencana.
Kata kunci: peran pemerintah, resiko bencana

202
Vol. V No. 2 Oktober 2015

A. PENDAHULUAN meningkatnya debit banjir. Pada daerah


Banjir merupakan luapan air yang pemukiman dimana telah padat dengan
melebihi tinggi muka air normal sehingga bangunan sehingga tingkat resapan air ke
melimpas dari palung sungai yang dalam tanah berkurang. Jika terjadi hujan
menyebabkan genangan pada lahan dengan curah hujan yang tinggi sebagian
rendah di sisi sungai. Lazimnya banjir besar air akan menjadi aliran air
disebabkan oleh curah hujan yang tinggi permukaan yang langsung masuk ke
diatas normal. Akibatnya, sistem dalam sistem pengaliran air sehingga
pengaliran air yang terdiri dari sungai kapasitasnya terlampaui dan
dan anak sungai alamiah serta sistem mengakibatkan banjir.
saluran drainase dan kanal penampung Disamping pemahaman bencana
banjir buatan yang ada tidak mampu yang bertitik tolak berdasarkan
menampung akumulasi air hujan keseimbangan semesta, terdapat
sehingga meluap. Kemampuan/daya pemahaman yang bertitik tolak
tampung sistem pengairan air dimaksud berdasarkan keseimbangan lingkungan.
tidak selamanya sama, akan tetapi Tidak dapat kita pungkiri bahwa manusia
berubah akibat sedimentasi, penyempitan hidup berdampingan dan saling
sungai akibat fenomena alam dan ulah- membutuhkan melalui interaksinya
manusia, tersumbat sampah serta dengan alam. Interaksi ini sangat terapi
hambatan lainnya. dan tersistem sehingga secara
Bencana banjir hampir setiap keseluruhan berjalan sangat teratur.
musim melanda Indonesia. Berdasarkan Namun dalam dalam perjalanannya
nilai kerugian dan frekuensi kejadian manusia cenderung serakah, merusak dan
bencana banjir terlihat adanya menghancurkan alam yang pada akhirnya
peningkatan yang cukup berarti. Kejadian kerusakan/kehancuran alam tersebut
bencana banjir sangat dipengaruhi oleh ditimpahkan kepada generasi sesudahnya
faktor alam berupa curah hujan yang yaitu keturunan anak cucu mereka.
diatas normal dan adanya pasang naik air Peraturan Daerah Kabupaten
laut. Disamping itu faktor ulah manusia Kolaka Utara No. 5 Tahun 2010 Tentang
berperan penting seperti penggunaan Organisasi dan Tata Kerja Badan
lahan yang tidak tepat (pemukiman di Penanggulangan Bencana Daerah. Sesuai
daerah bantaran sungai, di daerah dengan realitas yang terjadi di lapangan,
resapan, penggundulan hutan), penulis dapat mengutip dilatar belakang
pembuangan sampah kedalam sungai, bahwa “peran pemerintah dalam
pembangunan pemukiman didaerah menanggulangi resiko bencana banjir”
dataran banjir. masih berada pada tahap kurang aman,
Penggundulan hutan di daerah hal ini terjadinya banjir karena hujan
tangkapan air hujan juga menyebabkan yang terus menerus turun dan bertepatan
peningkatan debit banjir karena pasokan dengan air pasang, tidak ada korban jiwa,
air masuk kedalam sistem aliran menjadi dan pemerintah langsung turun ke lokasi
tinggi, melampaui kapasitas pengaliran untuk memberikan bantuan tanggap
dan menjadi pemicu terjadinya erosi pada darurat terus melakukan pendataan
lahan curam. Hal ini menyebabkan untuk menghitung jumlah kerugian
terjadinya sedimentasi sistem pengaliran materil yang dialami masyarakat Tahibua.
air dam wadah air lainnya. Selain itu Hal lain yang diharapkan dari peran
berkurangnya daerah resapan juga pemerintah dalam menanggulangi resiko
merupakan kontribusi terhadap bencana di Desa Tahibua Kecamatan

Peran Pemerintah Dalam Menanggulangi 203


Resiko Bencana Banjir di Kabupaten Kolaka
Utara - Vidia Reski Awalia1, Mappamiring2,
Andi Nuraeni Aksa2
Vol. V No. 2 Oktober 2015

Tiwu Kabupaten Kolaka Utara bersikap Akan tetapi biasanya dalam suatu
tegas dan memberikan sanksi kepada organisasi dibentuk suatu kerja yang
para pelaku yang dengan sengaja melakukan kegiatan pengelolaan sumber
merusak ekosistem alam, sehingga bisa daya manusia dan satuan kerja
memberikan efek jerah kepada pelaku. tersebutlah yang secara fungsional
Dengan hal tersebut bisa meminimalisir bertanggung jawab dalam melakukan
terjadinya bencana alam yang tidak berbagai kegiatan dan mengambil
diharapkan bersama. Oleh karena itu, berbagai langkah dalam manajemen
semuanya untuk kelangsungan anak cucu sumber daya manusia. Terdapat dua
dimasa yang akan datang. alasan kuat mengapa satuan kerja
fungsional demikian perlu dibentuk.
B. TINJAUAN PUSTAKA Pertama, meskipun bahwa setiap manajer
1. Konsep Peran Pemerintah yang bersangkutan diserahi tugas dan
Peranan berasal dari kata peran tanggung jawab melaksanakan kegiatan-
yang berarti sesuatu yang menjadi bagian kegiatan lain, baik yang sifatnya tugas
atau memegang pimpinan yang terutama. pokok maupun tugas penunjang, sehingga
Peranan atau role juga diartikan sebagai perhatian utamanya ditujukan kepada
suatu kelakuan yang diharapkan dari tanggung jawab fungsional itu. Kedua,
oknum dalam antar hubungan sosial manajemen sumber daya manusia mutlak
tertentu yang berhubungan dengan status perlu ditangani secara profesional oleh
sosial tertentu. Melihat pengertian ini, tenaga-tenaga spesial karena hanya
jika dikaitkan dengan pengertian peranan dengan demikianlah manajemen sumber
dalam pemerintah Kecamatan adalah daya manusia yang sangat kompleks itu
tugas dan wewenang pemerintah dapat ditangani dengan baik. (Siagian,
Kecamatan sesuai dengan tujuan yang 2001:31).
ingin dicapai. Untuk itu supaya Dari beberapa uraian di atas maka
pemerintah dapat melaksanakan sesuai disimpulkan bahwa peranan merupakan
dengan tujuan yang telah ditetapkan perilaku, tugas yang besar pengaruhnya
maka harus menjalankan peranannya. Hal pada suatu peristiwa. sehingga dalam
ini senada dengan apa yang dikemukakan konteks pembahasan peranan
oleh Soekanto (2002: 243) peranan dimaksudkan sebagai keterlibatan atau
adalah aspek dinamis dari kedudukan keikutsertaan secara aktif dalam suatu
tertentu (status) apabila seseorang pencapaian yang dilakukan oleh individu
melaksanakan hak-hak tertentu serta atau kelompok terhadap penanggulangan
kewajiban sesuai dengan kedudukannya bencana banjir di Kolaka Utara dalam
maka ia dikatakan menjalankan rangka terwujudnya sebagai kota yang
peranannya. aman dan damai.
Kurangnya pemahaman setiap a. Pemerintah Daerah
pejabat pimpinan dalam suatu organisasi Pemerintah adalah sekumpulan
merupakan manajer sumber daya orang-orang yang mengelola
manusia. Artinya, para manajer ikut dan kewenangan-kewenangan, melaksanakan
harus terlibat dalam mengambil berbagai kepemimpinan dan koordinasi
langkah kegiatan manajemen sumber pemerintahan serta pembangunan
daya manusia, mulai dari perencanaan masyarakat dari lembaga-lembaga
ketenagakerjaan hingga pensiunan dimana mereka ditempatkan. Pemerintah
pegawai. dalam arti luas pemerintah didefinisikan
sebagai Suatu bentuk organisasi yang

Peran Pemerintah Dalam Menanggulangi 204


Resiko Bencana Banjir di Kabupaten Kolaka
Utara - Vidia Reski Awalia1, Mappamiring2,
Andi Nuraeni Aksa2
Vol. V No. 2 Oktober 2015

bekerja dengan tugas menjalankan suatu mencakup masalah pendekatan yaitu


sistem pemerintahan. Pemerintah dalam bagaimana sebaiknya mendekati
arti sempit didefinisikan sebagai Suatu masyarakat oleh para pengurus, dengan
badan persekumpulan yang memiliki pendekatan terbaik, masalah hubungan
kebijakan tersendiri untuk mengelola, antara birokrasi dengan masyarakat, dan
serta mengatur jalannya suatu sistem permasalahan psikologi sosial.
pemerintahan. Dari uraian tersebut menjelaskan
Pada awal lahirnya pemerintahan bahwa suatu pemerintahan hadir karena
adalah untuk menjaga suatu sistem adanya suatu komitmen bersama yang
ketertiban di dalam masyarakat, sehingga terjadi antara pemerintah dengan
masyarakat tersebut bisa menjalankan rakyatnya sebagai pihak yang diperintah
kehidupan secara wajar. Seiring dengan dalam suatu posisi dan peran, yang mana
perkembangan masyarakat modern yang komitmen tersebut hanya dapat dipegang
ditandai dengan meningkatnya apabila rakyat dapat merasa bahwa
kebutuhan, peran pemerintah kemudian pemerintah itu memang diperlukan untuk
berubah menjadi melayani masyarakat. melindungi, memberdayakan dan
Pemerintah modern, pada hakekatnya mensejahterakan rakyat. Menurut Ndraha
adalah pelayanan kepada masyarakat. (2000 : 70) mengatakan bahwa
Pemerintah tidaklah diadakan untuk pemerintah memegang tanggung jawab
melayani diri sendiri, tetapi untuk atas nama rakyat.
melayani masyarakat, menciptakan b. Tugas Pemerintah
kondisi yang memungkinkan setiap Terkait tugas pemerintah menurut
anggota untuk mengembangkan Kaufman (Thoha, 1995:101) menyatakan
kemampuan dan kreatifitasnya demi bahwa tugas pemerintah adalah untuk
mencapai kemajuan bersama. melayani dan mengatur masyarakat,
Demikian dengan lahirnya kemudian dijelaskan lebih lanjut bahwa
pemerintahan dapat memberikan tugas pelayanan lebih menekankan upaya
pemahaman terhadap kehadiran suatu mendahulukan kepentingan umum,
pemerintahan merupakan manifestasi mempermudah urusan publik dan
dari kehendak masyarakat yang memberikan kepuasan kepada publik,
bertujuan untuk berbuat baik bagi sedangkan tugas mengatur lebih
kepentingan masyarakat, bahkan Van menekankan kekuasaan power yang
Poelje (Hamdi, 1999:52) menegaskan melekat pada posisi jabatan birokrasi.
bahwa pemerintahan dapat dipandang Sementara Menurut Rasyid (2000 :
sebagai suatu ilmu yang mengajarkan 13) tugas pemerintah secara umum
bagaimana cara terbaik dalam berkaitan dengan tugas-tugas pokok
mengarahkan dan memimpin pelayanan pemerintah yaitu:
umum. Defenisi ini menggambarkan (1) Menjamin keamanan negara dari
bahwa pemerintahan sebagai suatu ilmu segala kemungkinan serangan dari
yang mencakup 2 (dua) unsur utama luar, dan menjaga agar tidak terjadi
yaitu: pertama, masalah bagaimana pemberontakan dari dalam yang
sebaiknya pelayanan umum dikelola, jadi dapat menggulingkan pemerintahan
termasuk seluruh permasalahan yang sah melalui cara-cara
pelayanan umum, dilihat dan dimengerti kekerasan;
dari sudut kemanusian. Kedua, (2) Memelihara ketertiban dengan
bagaimana sebaiknya memimpin mencegah terjadinya perselisihan
pelayanan umum, jadi tidak hanya diantara warga masyarakat,

Peran Pemerintah Dalam Menanggulangi 205


Resiko Bencana Banjir di Kabupaten Kolaka
Utara - Vidia Reski Awalia1, Mappamiring2,
Andi Nuraeni Aksa2
Vol. V No. 2 Oktober 2015

menjamin agar perubahan apapun sebagai penyelenggara pembangunan dan


yang terjadi di dalam masyarakat melakukan program pemberdayaan.
dapat berlangsung secara damai; Dengan begitu luas tugas dan fungsi
(3) Menjamin diterapkannya perlakuan pemerintahan, menyebabkan pemerintah
yang adil kepada warga masyarakat harus memikul tanggung jawab yang
tanpa membedakan status apapun sangat besar. Dalam mengembangkan
yang melatarbelakangi keberadaan tugas yang berat itu, selain diperlukan
mereka; sumber daya, dukungan lingkungan,
(4) Melakukan pekerjaan umum dan dibutuhkan institusi yang kuat didukung
memberikan pelayanan dalam oleh aparat yang memiliki perilaku yang
bidang-bidang yang tidak mungkin sesuai dengan nilai dan norma yang
dikerjakan oleh lembaga non berlaku didalam masyarakat dan
pemerintahan, atau yang akan lebih pemerintahan. Langkah ini perlu
baik jika dikerjakan oleh dilakukan oleh pemerintah, mengingat
pemerintah; dimasa mendatang perubahan-perubahan
(5) Melakukan upaya-upaya untuk yang terjadi didalam masyarakat akan
meningkatkan kesejahteraan sosial, semakin menambah pengetahuan
misalnya : membantu orang miskin masyarakat untuk mencermati segala
dan memelihara orang cacat, jompo aktivitas pemerintahan dalam
dan anak terlantar, menampung hubungannya dengan pemberian
serta menyalurkan para pelayanan kepada masyarakat.
gelandangan ke sektor kegiatan d. Pengertian Pemerintah Daerah
yang produktif, dan semacamnya; Pemerintah daearah adalah
(6) Menerapkan kebijakan ekonomi Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan
yang menguntungkan masyarakat perangkat daerah sebagai unsur
luas, seperti mengendalikan laju penyelenggara pemerintahan daerah.
inflasi, mendorong penciptaan Dengan demikian peran pemerintah
lapangan kerja baru, memajukan daerah adalah segala sesuatu yang
perdagangan domestic dengan antar dilakukan dalam bentuk cara tindak baik
bangsa, serta kebijakan lain yang dalam rangka melaksanakan otonomi
secara langsung menjamin daerah untuk mengatur dan mengurus
peningkatan ketahanan ekonomi sendiri urusan pemerintahan dan
negara dan masyarakat; kepentingan masyarakat setempat sesuai
(7) Menerapkan kebijakan untuk dengan peraturan perundang-undangan.
memelihara sumber daya alam dan Defenisi pemerintah daerah
lingkungan hidup, seperti air, tanah berdasarkan UU No 32 Tahun 2004
dan hutan. tentang pemerintahan daerah pasal 1 ayat
c. Fungsi Pemerintah 2, adalah sebagai berikut: “Pemerintah
Menurut Ndraha (2001 : 85) fungsi Daerah adalah penyelenggara urusan
pemerintahan tersebut ada 2 (dua) pemerintahan oleh pemerintahan daerah
macam fungsi, yaitu: (1) Pemerintah dan DPRD menurut asas otonomi dan
mempunyai fungsi primer atau fungsi tugas pembantuan dengan prinsip
pelayanan (service), sebagai provider jasa otonomi yang seluas-luasnya dalam
publik yang baik diprivatisasikan dan sistem dan prinsip Negara Kesatuan
layanan civil termasuk layanan birokrasi; Republik Indonesia sebagaimana
(2) Pemerintah mempunyai fungsi dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
sekunder atau fungsi pemberdayaan, Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Peran Pemerintah Dalam Menanggulangi 206


Resiko Bencana Banjir di Kabupaten Kolaka
Utara - Vidia Reski Awalia1, Mappamiring2,
Andi Nuraeni Aksa2
Vol. V No. 2 Oktober 2015

Berdasarkan UU No. 32 tahun 2004 a) Bencana alam adalah bencana yang


tentang pemerintahan daerah adalah diakibatkan oleh peristiwa atau
penyelenggaraan urusan pemerintah serangkaian peristiwa yang
daerah dan DPRD menurut asas otonomi disebabkan oleh alam antara lain
dan tugas pembantuan dan unsur berupa gempa bumi, tsunami, gunung
penyelenggaraan pemerintahan daerah meletus, banjir, kekeringan, angin
adalah gubernur, bupati, walikota dan topan, dan tanah longsor;
perangkat daerah. b) Bencana non alam adalah bencana
Penyelenggaraan pemerintahan yang diakibatkan oleh peristiwa atau
daerah disesuaikan dengan amanat rangkaian peristiwa non alam antara
Undang-Undang Dasar Negara Republik lain berupa gagal teknologi,gagal
Indonesia Tahun 1945, yaitu modernisasi. dan wabah penyakit;
pemerintahan daerah, yang mengatur dan c) Bencana sosial adalah bencana yang
mengurus sendiri urusan pemerintahan diakibatkan oleh peristiwa atau
menurut asas otonomi dan tugas rangkaian peristiwa yang disebabkan
pembantuan, diarahkan untuk oleh manusia yang meliputi konflik
mempercepat terwujudnya kesejahteraan sosial antar kelompok atau antar
masyarakat melalui peningkatan, komunitas masyarakat.
pelayanan, pemberdayaan, peran b. Faktor Penyebab Terjadinya
masyarakat, serta peningkatan daya saing Bencana
daerah dengan memperhatikan prinsip Terdapat 3 (tiga) faktor penyebab
demokrasi, pemerataan, keadilan, terjadinya bencana, yaitu : (1) Faktor
keistimewaan dan kekhususan suatu alam (natural disaster) karena fenomena
daerah dalam sistem Negara Kesatuan alam dan tanpa ada campur tangan
Republik Indonesia. Pemerintahan daerah manusia. (2) Faktor non-alam (non-
dalam rangka meningkatan efisiensi dan natural disaster) yaitu bukan karena
efektivitas penyelenggaraan otonomi fenomena alam dan juga bukan akibat
daerah, perlu memperhatikan hubungan perbuatan manusia, dan (3) Faktor
antar susunan pemerintahan dan antar sosial/manusia (man-made disaster) yang
pemerintahan daerah, potensi dan murni akibat perbuatan manusia,
keanekaragaman daerah. misalnya konflik horizontal, konflik
2. Konsep Bencana vertikal, dan terorisme.
Menurut Undang-undang No. 24 c. Upaya-upaya Penanggulangan
Tahun 2007, bencana adalah peristiwa Dan Pencegahan Bencana
atau rangkaian peristiwa yang Upaya-upaya penanggulangan
mengancam dan mengganggu kehidupan bencana yaitu: (1) Mitigas dapat juga
dan penghidupan masyarakat yang diartikan sebagai penjinak bencana alam,
disebabkan, baik oleh faktor alam atau dan pada prinsipnya mitigasi adalah
faktor non alam maupun faktor manusia usaha-usaha baik bersifat persiapan fisik,
sehingga mengakibatkan timbulnya maupun non-fisik dalam menghadapi
korban jiwa manusia, kerusakan bencana alam. Persiapan fisik dapat
lingkungan, kerugian harta benda, dan berupa penataan ruang kawasan bencana
dampak psikologis. dan kode bangunan, sedangkan persiapan
a. Jenis-Jenis Bencana non-fisik dapat berupa pendidikan
Jenis-jenis bencana menurut tentang bencana alam; (2) Menempatkan
Undang-undang No. 24 Tahun 2007 Korban di Suatu Tempat yang Aman
tentang penanggulangan bencana, yaitu: adalah hal yang mutlak diperlukan. Sesuai

Peran Pemerintah Dalam Menanggulangi 207


Resiko Bencana Banjir di Kabupaten Kolaka
Utara - Vidia Reski Awalia1, Mappamiring2,
Andi Nuraeni Aksa2
Vol. V No. 2 Oktober 2015

dengan deklarasi Hyogo yang ditetapkan mengontrol setiap bencana yang terjadi.
pada Konferensi Dunia tentang Kemampuan itu meliputi perencanaan
Pengurangan Bencana, di Kobe, Jepang, dan persiapan respons bencana, bantuan
pertengahan Januari 2005, menyatakan koordinasi, kebijakan rekontruksi dan
bahwa: “Negara-negara mempunyai mengatasi masalah populasi. Pemerintah
tanggung jawab utama untuk melindungi dengan sebuah pengembangan program
orang-orang dan harta benda yang berada manajemen bencana dapat melakukan
dalam wilayah kewenangan dan dari koordinasi yang baik. Berdasarkan pada
ancaman dengan memberikan prioritas hukum kemanusiaan internasional,
yang tinggi kepada pengurangan resiko pemerintah nasional merupakan pihak
bencana dalam kebijakan nasional, sesuai utama yang harus merespon bencana
dengan kemampuan mereka dan sumber alam.
daya yang tersedia kepada mereka”; (3) Hal ini mengacu pada Pasal 3
Membentuk Tim Penanggulangan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007
Bencana; (4) Memberikan Penyuluhan- tentang Penanggulangan Bencana
penyuluhan; (5) Merelokasi Korban menyatakan bahwa penanggulangan
Secara Bertahap. bencana harus didasarkan pada azas atau
Upaya-upaya pencegahan ancaman prinsip-prinsip utama anatara lain:
alam yaitu: (1) Membuat pos peringatan kemanusiaan, keadilan, kesamaan
bencana; (2) Membiasakan hidup tertib kedudukan dalam hukum dan
dan Disiplin; dan (3) Memberikan pemerintahan, keseimbangan,
Pendidikan tentang Lingkungan Hidup. keselarasan dan keserasian, ketertiban
dan kepastian hukum, kebersamaan,
C. METODE PENELITIAN
kelestarian lingkungan hidup, ilmu
Penelitian ini dilakukan di Kantor pengetahuan dan teknologi. Selain itu,
Badan Penanggulangan Bencana Daerah penanggulanan bencana juga harus di
dan di Desa Tahibua Kabupaten Kolaka dasarkan pada prinsip-prinsip praktis
Utara. Jenis penelitian yang digunakan sebagai berikut: cepat dan tepat, prioritas,
adalah kualitatif, dan metode penelitian koordinasi dan keterpaduan, berdaya
yang digunakan adalah observasi, guna dan berhasil guna, transparansi dan
wawancara, dan dokumentasi. akuntabilitas, kemitraan, pemberdayaan,
Pengumpulan data dilakukan secara non-diskriminasi, dan non-proselitasi.
triangulasi (gabungan). Informan dalam sebagaimana wawancara dengan ketua
penelitian ini yakni sebagai berikut: BPBD Kabupaten Kolaka Utara sebagai
Kepala dinas badan penanggulanagan berikut :
bencana daerah, Kepala Kecamatan Tiwu, “Pada prinsipnya tujuan utama
Kepala Desa Tahibua, masyarakat korban kita adalah melakukan
bencana. Data yang dikumpulkan dalam pelayanan kepada masyarakat.
berbentuk data primer dan data jadi pelayanan untuk sementara
sekunder. yang kita lakukan ketika terjadi
D. HASIL DAN PEMBAHASAN bencana terlebih dahulu kita
1. Peran Pemerintah Dalam menurunkan personil untuk
Menanggulangi Resiko Bencana melihat kondisinya seperti apa
Banjir Di Desa Tahibua Kecamatan yang terjadi di lapangan”.
Tiwu Kabupaten Kolaka Utara (wawancara MU)
Pemerintah harus menpunyai Wawancara dengan kepala BPBD
kemampuan yang cukup besar untuk menjelaskan tentang bagaimana tindakan

Peran Pemerintah Dalam Menanggulangi 208


Resiko Bencana Banjir di Kabupaten Kolaka
Utara - Vidia Reski Awalia1, Mappamiring2,
Andi Nuraeni Aksa2
Vol. V No. 2 Oktober 2015

yang dilakukan ketika terjadi bencana mengeksekusi korban dengan melakukan


dengan melayani masyarakat, sehingga penanganan tanggap darurat dengan
ketika terjadi bencana alam, BPBD penanganan ekstra sehingga korban
langsung menurunkan anggotanya ke merasa aman, ini merupakan salah satu
lokasi bencana dan mengeksekusi prinsip tugas dari organisasi
langsung korban di lapangan. pemerintahan yang bekerja untuk
Penuturan diatas mengindikasikan kemanusiaan yang memperhatikan
bagaiamana peran kepala badan dalam keselamatan bagi orang banyak.
melaksanakan tugasnya dan bertindak 2. Korabolasi pemerintah Daerah
sebagaimana seharusnya seorang pelayan dengan masyarakat dalam
masyarakat yang bertanggung jawab Menanggulangi Bencana Banjir
dalam melaksanakan tugas. Dalam menanggulangi atau
Sebagaimana yang diungkapkan mengurangi resiko bencana, tidak cukup
salah satu anggota BPBD sebagai berikut: jika hanya dilakukan oleh suatu
“setelah di lapangan kami dengan kelompok saja. Namun juga dibutuhkan
dinas-dinas terkait langsung kerjasama dan keterlibatan pro aktif dari
menjalankan tugas masing- banyak pihak, baik itu dari pemerintah,
masing sesuai perencanaan, kelompok atau organisasi masyarakat,
dimana dalam seperti ini kegiatan pengusaha dan masyarakat sipil. Selain
kita butuh perangkar dari dinas itu, dibutuhkan pula manajemen
sosial untuk mensuplai logistik bencana yang baik dari kerjasama
seperti beras, pakaian. Supaya banyak pihak tersebut. Jika
kita langsung berikan kepada kerjasamanya berjalan dengan baik,
masyarakat”. (wawancara GU) maka manajemen bencananya juga akan
Dari pernyataan salah satu anggota berjalan dengan baik dan sukses
BPBD di atas memberikan keterangan mengurangi resiko bencana. (Johan
bahwa ketika berada di lokasi para Minnie, 2010).
anggota melaksanakan tugasnya masing- Untuk itu masyarakat pun memiliki
masing sesuai dengan rencana. Seperti, andil dalam penanganan bencana, peran
pemberian logistik dan barang keperluan masyarakat menjadi elemen yang paling
pokok. Akan tetapi dalam kegiatan penting karena kekuatan pemerintah
penanggulangan bencana dibutuhkan semata sangatlah kecil jika dibandingkan
kerjasama dengan dinas pemerintahan dengan tantangan yang begitu besar.
yang lain seperti dinas sosial yang Peran masyarakat dalam penanganan
merupakan naungan BPBD itu sendiri. bencana dapat diwujudkan dalam
“Di lokasi kalau sifatnya itu beberapa bentuk: relawan lapangan
direhabilitasi maka itu akan dengan menyumbangkan tenaga dan
langsung diadakan penanganan keahlian, mobilisasi dana, dan akses
secara tanggap darurat fasilitas.
sementara untuk mengamankan Terkait tentang peran serta
korban sampai betul-betul masyarakat dalam penanggulangan
aman.”(wawancara GU ). bencana, seperti wawancara dengan
Dari pernyataan di atas penulis kepala Desa Tahibua sebagai berikut :
mendefinisikan bahwa salah satu yang “Alhamdulillah, selama ini bagus
biasa dilakukan dalam penanganan karena sudah jauh sebelumnya
korban bencana yaitu rehabilitasi dengan kita sudah memberikan
penanganan memberikan bantuan dan sosialisasi pemahaman tentang

Peran Pemerintah Dalam Menanggulangi 209


Resiko Bencana Banjir di Kabupaten Kolaka
Utara - Vidia Reski Awalia1, Mappamiring2,
Andi Nuraeni Aksa2
Vol. V No. 2 Oktober 2015

kebencanaan dan pada saat yaitu BPBD untuk yang


terjadi bencana Alhamdulillah memonitoring dan diberikan
masyarakat juga dengan sosialisasi kepada masyarakat
pemerintah serentak membantu dari tim untuk tentang antisipasi
keluarga yang terkena bencana masalah bencana. ”(wawancara
itu”. (wawancara YU) YU).
Hasil wawancara dengan Kepala Pernyataan Kepala Desa diatas
Desa Tahibua mengatakan bahwa mengungkapkan kerjasama yang
masyarakat Desa Tahibua telah bekerja dibangun antara pemerintah untuk
sama dengan baik. Ini terlihat ketika memberdayakan masyarakat dalam
terjadi bencana masyarakat bersama mengantisipasi dan mencegah terjadinya
pemerintah bahu-membahu membantu kerugian akibat banjir, sehingga dalam
warga lain yang terkena dampak resiko mengantisipasi semuanya telah dilakukan
bencana. Bekal tersebut diperoleh dari sosialisasi prabencana. Pemerintah telah
hasil sosialisasi pemerintah untuk melaksanakan fungsi kontrol dan fungsi
mengantisipasi datangnya banjir, antisipasi, merupakan salah satu prinsip
sehingga ketika terjadi bencana dari penanggulangan bencana.
masyarakat sudah tahu langkah yang Wawancara dengan salah satu
akan dilakukan untuk menyelamatkan masyarakat sebagai berikut:
diri sampai menolong warga lain yang “Kami bersama warga lainnya
terkena dampak bencana. membantu membenahi fasilitas
Wawancara dengan salah satu yang rusak akibat terjangan
masyarakat Desa Tahibua mengatakan banjir, seperti rumah-rumah
sebagai berikut: warga, jalan, jembatan sehingga
“Iya, kami masyarakat di sini dapat dipergunakan kembali
selalu dibekali pengetahuan dan setelah terjadi sehingga tidak
juga peringatan ketika akan butuh waktu lama untuk tinggal
memasuki musim hujan. Kami di pengungsian dan pasokan
diminta untuk selalu waspada bantuan darurat bisa lancar ke
khususnya yang tinggal di dekat lokasi.”(wawancara KA).
sungai.” (wawancara SH). Pemulihan darurat dengan operasi
Penuturan diatas mengindikasikan tanggap darurat pada aspek pemulihan
bahwa masyarakat telah menerima darurat berupa perbaikan prasarana dan
dengan baik pengetahuan dan himbauan sarana vital seperti: jalan, jembatan,
yang disosialisasikan oleh pemerintah pelabuhan, Bandar udara dan lain-lain.
sehingga masyarakat telah Hal ini dapat dilakukan sejak sesaat
mengantisipasi segala kemungkinan yang setelah kejadian bencana. Tujuannya
bisa terjadi. Ini menindikasikan bahwa adalah untuk kelancaran pasokan
peran pemerintah dalam melaksanakan bantuan darurat, dukungan ketersediaan
konsep manajemen penanggulangan bahan bakar dan kebutuhan dasar lainnya
bencana yang bertujuan untuk serta untuk mempercepat normalisasi
memberdayakan masyarakat. Wawancara kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
dengan kepala Desa Tahibua sebagai Pemulihan darurat mempunyai
berikut: pengertian asal berfungsi atau dapat
“Masyarakat disini telah berfungsi meskipun dalam kondisi
diantisipasi dan dilibatkan untuk minimal. Ini dimaksudkan untuk
bekerjasama dengan pemerintah mengkondisikan masyarakat agar dapat

Peran Pemerintah Dalam Menanggulangi 210


Resiko Bencana Banjir di Kabupaten Kolaka
Utara - Vidia Reski Awalia1, Mappamiring2,
Andi Nuraeni Aksa2
Vol. V No. 2 Oktober 2015

mulai menjalani kehidupan sehari-hari. Penanggulangan Bencana, Peraturan


Wawancara dengan salah satu kepala Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008
dusun yang wilayahnya juga terkena tentang Penyelenggaraan
bencana alam sebagai berikut : Penanggulangan Bencana, Peraturan
“Saya sangat bersyukur karena Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008
kita disini sudah mengantisipasi tentang Pendanaan dan Pengelolaan
meski ketika terjadi bencana Bantuan Bencana, Peraturan Pemerintah
alam ada himbauan dari Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran
pemerintah setempat, akan tetapi Serta Lembaga Internasional dan
masyarakat sudah tahu apa yang Lembaga Asing Non-Pemerintah dalam
harus dilakukan dari bekal yang Penanggulangan Bencana, serta
mereka dapatkan sebelumnya. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008
”(wawancara AR). tentang Badan Nasional Penanggulangan
Pemerintah dapat dikatakan telah Bencana.
berhasil dalam memberdayakan E. PENUTUP
masyarakat. seperti penanggulangan
tanggap darurat yang meliputi. Peran pemerintah dalam
Pengkajian secara cepat dan tepat menanggulangi resiko bencana banjir di
terhadap lokasi, kerusakan, kerugian, dan Desa Tahibua Kecamatan Tiwu
sumber daya, penyelamatan dan evakuasi Kabupaten Kolaka Utara sudah baik, ini
masyarakat terkena banjir. (Nurjanah, terlihat dalam peranan ketua BPBD dalam
2010: 99). penerapan prinsip-prinsip manajemen
Lebih lanjut Pemerintah sebagai bencana yang baik, yaitu cepat dan tepat.
pelayan masyarakat yang memiliki Penanggulangan bencana dilakukan
kewajiban dalam mengatasi banjir, secara cepat dan tepat sesuai dengan
melakukan hal-hal yang dapat tuntutan keadaan. Adanya koordinasi
mengurangi banjir seperti, membuat yang baik sebagai upaya penanggulangan
waduk yang dapat menampung air hujan, bencana yang didasarkan pada koordinasi
dan menyediakan tempat sampah agar yang baik dan saling mendukung, serta
masyarakat tidak membuang sampah dalam penanggulangan bencana harus
sembarangan. Dan masyarakat juga harus melibatkan berbagai pihak secara
mempunyai kesadaran untuk menjaga seimbang.
lingkungan. Pemerintah dengan Upaya Oranisasi BPBD yang selalu
masyarakat dapat bekerjasama untuk berupaya untuk melakukan penyuluhan
menanggulangi banjir dan melakukan kepada masyarakat sebelum terjadi
kembali penghijauan atau penanaman bencana adalah analisis upaya yang nyata
pohon disekitar lahan kosong. dilakukan oleh pemerintah.
Langkah yang ditempuh sebagai Selanjutnya kerjasama antara
bentuk evaluasi terkait persoalan pemerintah dan masyarakat dalam
bencana alam yang terjadi di Indonesia. menanggulangi bencana banjir sudah ada
Lebih lanjut kebijakan tersebut yaitu sebagaiaman masyarakat ikut
dituangkan dalam berbagai peraturan berpartisipasi dalam ikut penyuluhan
perundangan dan program yang dilakukan oleh pihak BPBD,
penanggulangan bencana. Secara umum masyarakat juga ikut dalam menjaga
kebijakan nasional penanggulangan beronjong yang telah dibangun sebagai
bencana dituangkan dalam Undang- penopang tebing sungai agar tidak terjadi
undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang pengikisan yang dapat menyebabkan

Peran Pemerintah Dalam Menanggulangi 211


Resiko Bencana Banjir di Kabupaten Kolaka
Utara - Vidia Reski Awalia1, Mappamiring2,
Andi Nuraeni Aksa2
Vol. V No. 2 Oktober 2015

terjadinya erosi. Masyarakat juga selalu membuat Perda tentang tata kerja
tanggap dalam menyikapi imbauan dari organisasi BPBD agar tidak terlalu
pemerintah seperti peringatan pra- fokus pada keputusan pemerintah
bencana dan keikutsertaan dalam pusat mengingat setiap daerah
pengadaan logistik bahan pembuatan berbeda kondisi dan potensi bahaya
beronjong. bencana alam yang bisa terjadi;
Mengurangi resiko banjir yang 2. Sebaiknya pemerintah segera mencari
meliputi pengenalan dan pemantauan solusi bagi masyarakat yang sering
resiko bencana sejak dini, perencenaan melakukan penebangan pohon
partisipatif penanggulangan bencana, sebelum terjadi penebangan yang
pengembangan budaya sadar bencana, meluas sekitar desa yang dapat
peningkatan komitmen terhadap pelaku berdampak bagi masyarakat di Desa
penanggulangan bencana itu sendiri. Tahibua.
Proteksi dini dilakukan untuk DAFTAR PUSTAKA
melindugi masyarakat dari dampak Kaufman & Rasyid, 2011. Tugas dan
bencana. Perlindungan masyarakat di Fungsi Pemerintah (2 frameit.
Desa Tahibua yaitu dengan cara blogspot.com/2011/11/tugas dan
penanganan tanggap darurat yang fungsi pemerintah.html).
dilakukan segera setalah kejadian Nurjanna DKK., 2012. Manajemen
bencana, untuk menanggulangi dampak Bencana, Alfabeta, Bandung.
bencana. Tanggap darurat ditujukan agar Soerjono, Soekanto. 2002. Sosiologi Suatu
masyarakat/korban bencana tetap Pengantar. Rajawali Jakarta.
mempertahankan hidup meskipun dalam Sugiono. 2007. Metode Penelitian
kondisi darurat. Dimana dalam Kualitatif dan Kuantitatif, R&D.
penanganan bencana tersebut BPBD Bandung: Alfaeta
dalam operasi melibatkan banyak instansi Madani, Muhlis DKK.,2012. Pedoman
lain seperti dinas sosial yang terkait baik Penulisan Proposal Penelitian dan
dari segi sumbangsi tenaga dan materi. Skripsi. Makassar.
Pemulihan kondisi dari dampak Ahyudin,2005. Peran Masyarakat dalam
bencana di Desa Tahibua kemarin telah Penanggulangan Bencana.
terlaksana seperti pembangunan kembali Disampaikan pada focus-focus
rumah-rumah korban banjir serta Group Discussion Masyarakat
pemasangan beronjong bagi sungai yang Penanggulangan Bencana Indonesia
ada yang bertujuan agar dapat mencegah ( MPBI). Di Hotel Bidakara
terjadinya erosi di tebing sungai yang Jakarta.17 Maret 2005.
dapat menimbulkan kerugian bagi (http://acccountability
masyarakat sekitar. Kegiatan ini humanitarian forum Indonesia).
dilakukan sejak proses penilaian Staf Ahli Mentri Bidang Dampak Sosial,
kerusakan dan kerugian, perencanaan, 2008. Pemberdayaan Peran
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi Masyarakat Dalam Penanggulangan
pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan Bencana Alam.
rekonstruksi serta pengawasannya yang (http://www.scribd.com/doc/1565
didukung pendanaan secara memadai. 42086/pemberdayaan-peran-
Adapu yang menjadi saran dari masyarakat-dalam-
hasil penelitian ini yakni sebagai berikut: penanggulangan-bencana-alam).
1. Khusus pemerintah daerah atau bupati
sebaiknya mengupayakan agar segera

Peran Pemerintah Dalam Menanggulangi 212


Resiko Bencana Banjir di Kabupaten Kolaka
Utara - Vidia Reski Awalia1, Mappamiring2,
Andi Nuraeni Aksa2
Vol. V No. 2 Oktober 2015

Dokumen :

UU No 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan


Daerah Pasal 1 ayat 2.

UU No 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan


Bencana.

Peraturan Presiden No 8 Tahun 2008 Tentang


Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Peraturan Daerah Kabupaten Kolaka Utara Nomor


5 Tahun 2010 Tentang Tata Kerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008


tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana.

Peran Pemerintah Dalam Menanggulangi 213


Resiko Bencana Banjir di Kabupaten Kolaka
Utara - Vidia Reski Awalia1, Mappamiring2,
Andi Nuraeni Aksa2

Anda mungkin juga menyukai