ISOLASI CENDAWAN
LABORATORIUM BIOLOGI
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
KENDARI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fungsi kegiatan isolasi ini memisahkan sebuah kultur yang memiliki banyak
jenis mikroba (mixed culture) menjadi hanya satu jenis mikroba (pure culture).
Metode yang umum digunakan adalah metode gores kuadran. Metode gores
selama proses gores. Cawan petri dibagi atas empat area yang digores secara
cocok untuk isolasi mikroba dan tidak dapat dipakai untuk mempelajari koloni
kuman. Kedua, Media semi padat adalah media yang mengandung agar sebesar
0,5%. Ketiga, Media padat mengandung komposisi agar sebesar 15%. Media
padat digunakan untuk mempelajari koloni kuman, untuk isolasi dan untuk
sekaligus terakhir media selektif merupakan media cair yang ditambahkan zat
1
Murtius Wenny Surya, Praktek Dasar Mikrobiologi, (Padang : Universitas Andalas,
2018), h.32.
tertentu untuk menumbuhkan mikroorganisme tertentu dan diberikan
(Ascomycetes).3
B. Tujuan
2
Yusmaniar, Mikrobiologi dan Parasitologi, (Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2017), h. 12-14.
3
Rina Yanti Payangan, “Eksplorasi Cendawan Rhizosfer pada Tegakan Hutan Rakyat
Suren untuk Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman”, Jurnal Biologi Makassar, Vol. 4 (2), 2019, h.
154.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
bakteri, ataupun yang lainnya diperlukan media. Media adalah suatu substansi
yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan untuk
berbentuk padat, cair, dan semi padat (semi solid). Pertumbuhan mikroorganisme
didalam suatu media buatan dipengaruhi oleh beberapa faktor fisik dan faktor
kimia.4
siklus hidupnya berada pada jaringan tumbuhan yang tidak menimbulkan penyakit
pada tanaman. Cendawan endofit dapat diisolasi dari bagian tanaman, seperti pada
akar, daun, dan batang. Akar merupakan salah satu bagian tanaman yang memiliki
4
Dewi Putri Yuni Lestari, “Pertumbuhan Bakteri Bacillus subtilis pada Media Biji Nangka
dan Biji Kluwih sebagai Substitusi Media NA (Nutrient Agar)”, Jurnal of Natural Product and
Plant Resourse, Vol. 2 (6), 2016, h. 5.
memiliki kemampuan yang baik pada daerah asalnya dibanding dengan isolate
dapat ditentukan secara visual jamur dilihat seperti kapas atau benang berwarna
atau tidak berwarna disebut misellia dan spora. Misellia terbentuk oleh adanya
hifa, baik yang bersepta atau tidak bersepta. Jamur terbagi menjadi beberapa
membentuk masa serbuk, kadang-kadang halus dan lunak atau keliahatan basah
dan berair. Warna miselia hijau biru, biru kehijauan, kuning, orange, merah muda,
dengan akar tanaman tingkat tinggi. Adapun manfaat mikroza bagi pertumbuhan
unsur hara dari tanah, sebagai penghalang biologis terhadap infeksi patogen akar
5
Mades Fifendy, “Isolasi Cendawan Endofit Pelarut Fosfat dari Akar Tanaman Jagung
(Zea mays L.)”, Journal Biosains, Vol. 1 (2), 2017, h. 64.
6
Kusnadi, Mikrobiologi, (Yogyakarta : UMY Pres, 2017), h. 12.
meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan dan meningkatkan hormon
pemacu tumbuhan.7
akar hidup dan mengkolonisasi jaringan akar tanaman dan keberadaannya tidak
kontrol agar air dan agar nutrient sederhana. Pembuatan agar air adalah dengan
cara menambahkan 3 g (1,5 sendok the serbuk agar) ke dalam 200 ml airdalam
beaker/kaleng susu bekas. Begitu pula dengan media nutrient sederhana yang
agar. Semua bejana yang telah diisi media yang ditambah agar diaduk sampai rata,
kemudian ditutup dengan 2-3 lapis aluminium foil plastik tebal yang diikat karet
dan dimasukkan kedalam panci yang telah diisi air. Media didihkan selam 60
Hands-On dalam Pembelajaran Mikrobiologi”, Unnes Science Education Journal, Vol. 5 (2), 2016,
h. 5.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
hari Kamis, tanggal 3 Juni 2021, pada pukul 14:00 WITA. Bertempat di
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum Isolasi cendawan ini
C. Prosedur Kerja
A. Hasil Pengamatan
berikut:
7. Mengambil cendawa
menggunakan jarum ose.
Kemudian meletakkan
cawan petri hingga
berwarna merah pada jarum
ose, agar cendawan mati
dan tidak terkontaminasi,
menggunakan metode
tanam dicawan petri yang
berisi medium agar TSA
B. Pembahasan
cendawan. Teknik isolasi yang digunakan adalah isolasi sebar (spread plate),
isolasi tuang (pour plate), isolasi gores (streak plate). Mikroorganisme yang
ose yang disterilkan dengan api Bunsen pada LAF, kemudian bakteri diambil
menyebabkan bakteri mati dan agr mudah meleleh sehingga metode ini
dibutuhkan keahlian, jarum ose yang sudah diberi cendawan kemudian
kuadran dua dengan intensitas goresan yang semakin melemah, ini berfungsi
yaitu cawan petri selalu dekat dengan Bunsen agar tidak terkontaminasi,
jarum ose didinginkan sejenak agar tidak merusak media atau membuhun
bakteri.
dibungkus dengan kertas yang sudah ada , media sudah siap lalu di inkubasi
dengan suhu 30°C selama 48 jam setelah 48 jam media dimbil dan dilakukan
yang benar dan baik akan terlihat hasil biakan cendawan murni pada suatu
titik koloni pada kuadran empat, sedangkan pada praktikum ini media isolasi
biakan murni cendawan pada satu titik kuadran empat, melainkan terdapat
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Untuk memperbanyak cendawan yang dimana pada sampai saat ini media
adalah beras dan jagung. Kedua media ini mampu menghasilkan kondisi
yang tinggi diketahui bahwa media jagung pecah dan gula merupakan
jarum ose pada media PDA dan ditutup menggunakan cover glass.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi Putri Yuni Lestari, “Pertumbuhan Bakteri Bacillus subtilis pada Media Biji
Nangka dan Biji Kluwih sebagai Substitusi Media NA (Nutrient Agar)”,
Jurnal of Natural Product and Plant Resourse, Vol. 2 (6), 2016, h. 5.
Fibriana, Fidia, “Potensi Kitchen Microbiologi untuk Meningkatkan keterampilan
Teknik Hands-On dalam Pembelajaran Mikrobiologi”, Unnes Science
Education Journal, Vol. 5 (2), 2016, h. 5.
Khastini Rida Oktorida, “Isolasi dan Penapisan Cendawan Endofit Akar Asal
Rhizosfer Talas Beneng (Xanthosoma undipes K. Koch)”, Jurnal Biotek,
Vol. 6 (2), 2018, h. 27.
Kusnadi, Mikrobiologi, Yogyakarta : UMY Pres, 2017, h. 12.
Mades Fifendy, “Isolasi Cendawan Endofit Pelarut Fosfat dari Akar Tanaman
Jagung (Zea mays L.)”, Journal Biosains, Vol. 1 (2), 2017, h. 64.
Murtius Wenny Surya, Praktek Dasar Mikrobiologi, Padang : Universitas
Andalas, 2018, h.32.
Rina Yanti Payangan, “Eksplorasi Cendawan Rhizosfer pada Tegakan Hutan
Rakyat Suren untuk Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman”, Jurnal
Biologi Makassar, Vol. 4 (2), 2019, h. 154.
Wayan Prastita Diastama, “Isolasi dan Karakterisasi Cendawan Mikoriza
Arbuskular pada Tanah dan Akar Tanaman Jagung didesa sanur kaja”,
Jurnal Agroekoteknologi Tropika, Vol. 4 (1), 2015, h. 67.
Yusmaniar, Mikrobiologi dan Parasitologi, Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2017, h. 12-14.