Anda di halaman 1dari 17

PRAKTIKUM IV

ISOLASI CENDAWAN

Nama : Usman Daniyawing Wabe


NIM/ Semester : 18010108039/ VI (Enam)
Kelompok : V (Lima)
Asisten Pembimbing : David
Dosen Pengampuh : Tri Endrawati, S.P., M.P.

LABORATORIUM BIOLOGI
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
KENDARI
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Isolasi mikroba adalah langkah pertama menuju identifikasi mikroba.

Fungsi kegiatan isolasi ini memisahkan sebuah kultur yang memiliki banyak

jenis mikroba (mixed culture) menjadi hanya satu jenis mikroba (pure culture).

Metode yang umum digunakan adalah metode gores kuadran. Metode gores

kuadran menggunakan prinsip memperkecil jumlah mikroba yang terbawa

selama proses gores. Cawan petri dibagi atas empat area yang digores secara

melingkar dan berakhir ditengah.1

Berdasarkan bentuknya media dibedakan menjadi : pertama, media cair

digunakan untuk pembenihan diperkaya sebelum disebar ke media padat, tidak

cocok untuk isolasi mikroba dan tidak dapat dipakai untuk mempelajari koloni

kuman. Kedua, Media semi padat adalah media yang mengandung agar sebesar

0,5%. Ketiga, Media padat mengandung komposisi agar sebesar 15%. Media

padat digunakan untuk mempelajari koloni kuman, untuk isolasi dan untuk

memperoleh biakan murni. Media padat ini berdasarkan tujuan penggunaannya

media dibedakan menjadi: media isolasi dan media diperkaya. Ke empat

sekaligus terakhir media selektif merupakan media cair yang ditambahkan zat

1
Murtius Wenny Surya, Praktek Dasar Mikrobiologi, (Padang : Universitas Andalas,
2018), h.32.
tertentu untuk menumbuhkan mikroorganisme tertentu dan diberikan

penghambat untuk mikroba yang tidak diinginkan.2

Mikroorganisme yakni cendawan yang berada pada zona rhizosfer

berperan dalam menguraikan bahan organik dan membantu pertumbuhan

tanaman. Kelompok cendawan yang biasa ditemukan di tanah antara lain

adalah Aspergillus, Penicillum, Epicoccum, Fusarium, Trichoderma,

Gliomastrik, Memmoniela, Stachybotris (Deuteromycetes), Absida mucor,

Rhizopus, Zigonyncus (Zygomycetes), Chaetonium dan Gymnoascus

(Ascomycetes).3

B. Tujuan

Berdasarkan latar belakang maka tujuan dari praktikum ini tentang

Isolasi Cendawan sebagai berikut:

1. Untuk memperbanyak cendawan

2. Untuk meremajakan cendawan

3. Untuk pemurniaan cendawan

2
Yusmaniar, Mikrobiologi dan Parasitologi, (Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2017), h. 12-14.
3
Rina Yanti Payangan, “Eksplorasi Cendawan Rhizosfer pada Tegakan Hutan Rakyat
Suren untuk Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman”, Jurnal Biologi Makassar, Vol. 4 (2), 2019, h.
154.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat

yang disebut medium. Untuk mengembangbiakan mikroorganisme seperti jamur,

bakteri, ataupun yang lainnya diperlukan media. Media adalah suatu substansi

yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan untuk

pertumbuhan dan pengembangbiakan jasad renik (mikroorganisme). Media dapat

berbentuk padat, cair, dan semi padat (semi solid). Pertumbuhan mikroorganisme

didalam suatu media buatan dipengaruhi oleh beberapa faktor fisik dan faktor

kimia.4

Cendawan endofit adalah mikroorganisme yang sebagian besar atau seluruh

siklus hidupnya berada pada jaringan tumbuhan yang tidak menimbulkan penyakit

pada tanaman. Cendawan endofit dapat diisolasi dari bagian tanaman, seperti pada

akar, daun, dan batang. Akar merupakan salah satu bagian tanaman yang memiliki

kelimpahan cendawan endofit yang sangat tinggi. Isolate lokal (indigenos)

4
Dewi Putri Yuni Lestari, “Pertumbuhan Bakteri Bacillus subtilis pada Media Biji Nangka
dan Biji Kluwih sebagai Substitusi Media NA (Nutrient Agar)”, Jurnal of Natural Product and
Plant Resourse, Vol. 2 (6), 2016, h. 5.
memiliki kemampuan yang baik pada daerah asalnya dibanding dengan isolate

yang berasal dari daerah lain.5

Secara morfologis jamur dapat ditentukan dengan melihat bentuk dan

strukturnya menggunakan mikroskop, dengan demikian identifikasi dan klarifikasi

dapat ditentukan secara visual jamur dilihat seperti kapas atau benang berwarna

atau tidak berwarna disebut misellia dan spora. Misellia terbentuk oleh adanya

hifa, baik yang bersepta atau tidak bersepta. Jamur terbagi menjadi beberapa

familia antara lain Moniliaceae (Aspergillus, Phenicilium, Trichothecium,

Geotrichum, Monilia, Sporatrichum, Botrytis, dan lain-lain), Dematiaceae

(Cladosporium, Helminthosporium, dan lain-lain). Dan Tuberculariceae

(fusarium). Sifat kultural dari jamur dapat dilihat dengan kenampakan

pertumbuhannya pada makanan. Pada permukaan bahan makanan tampak kering,

membentuk masa serbuk, kadang-kadang halus dan lunak atau keliahatan basah

dan berair. Warna miselia hijau biru, biru kehijauan, kuning, orange, merah muda,

coklat, abu-abu, dan hitam.6

Mikoriza merupakan organisme yang berasal dari golongan cendawan yang

menggambarkan suatu bentuk hubungan simbiosis mutualisme antara fungsi

dengan akar tanaman tingkat tinggi. Adapun manfaat mikroza bagi pertumbuhan

dan perkembangan tanaman sebagai inangnya, adalah meningkatkan penyerapan

unsur hara dari tanah, sebagai penghalang biologis terhadap infeksi patogen akar

5
Mades Fifendy, “Isolasi Cendawan Endofit Pelarut Fosfat dari Akar Tanaman Jagung
(Zea mays L.)”, Journal Biosains, Vol. 1 (2), 2017, h. 64.

6
Kusnadi, Mikrobiologi, (Yogyakarta : UMY Pres, 2017), h. 12.
meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan dan meningkatkan hormon

pemacu tumbuhan.7

Komponen habitat alam, termasuk mikroba potensial seperti cendawan

endofit akar mempunyai peran dan fungsi penting dalam peningkatan

pertumbuhan tanaman didalam sistem pertanian yang ramah lingkungan.

Kelompok mikroorganisme tersebut berperan dalam fiksasi dan pelarut hara,

dekomposisi bahan organik, mineralisasi senyawa organic, serta proses nitrifikasi

maupun denitrifikasi menjadikan nutrisi tersedia bagi tanaman, cendawan endofit

akar hidup dan mengkolonisasi jaringan akar tanaman dan keberadaannya tidak

menggangu pertumbuhan dan perkembangan tanaman inangnya.8

Terdapat dua jenis media tumbuh untuk mikroorganisme yaitu berupa

kontrol agar air dan agar nutrient sederhana. Pembuatan agar air adalah dengan

cara menambahkan 3 g (1,5 sendok the serbuk agar) ke dalam 200 ml airdalam

beaker/kaleng susu bekas. Begitu pula dengan media nutrient sederhana yang

telah disiapkan sebanyak masing-masing 200 di tambahkan dengan 3 g serbuk

agar. Semua bejana yang telah diisi media yang ditambah agar diaduk sampai rata,

kemudian ditutup dengan 2-3 lapis aluminium foil plastik tebal yang diikat karet

dan dimasukkan kedalam panci yang telah diisi air. Media didihkan selam 60

menit sambil sesekali digoyang supaya agar tercampur rata.9


7
Wayan Prastita Diastama, “Isolasi dan Karakterisasi Cendawan Mikoriza Arbuskular pada
Tanah dan Akar Tanaman Jagung didesa sanur kaja”, Jurnal Agroekoteknologi Tropika, Vol. 4 (1),
2015, h. 67.
8
Khastini Rida Oktorida, “Isolasi dan Penapisan Cendawan Endofit Akar Asal Rhizosfer
Talas Beneng (Xanthosoma undipes K. Koch)”, Jurnal Biotek, Vol. 6 (2), 2018, h. 27.
Fibriana, Fidia, “Potensi Kitchen Microbiologi untuk Meningkatkan keterampilan Teknik
9

Hands-On dalam Pembelajaran Mikrobiologi”, Unnes Science Education Journal, Vol. 5 (2), 2016,
h. 5.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Waktu dan tempat praktikum Isolasi cendawan ini berlangsung pada

hari Kamis, tanggal 3 Juni 2021, pada pukul 14:00 WITA. Bertempat di

Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari.

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum Isolasi cendawan ini

dapat lihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Alat dan kegunaannya


Alat Kegunaan
Alat tulis Untuk menulis hasil pengamatan
Handphone Untuk dokumentasi
Hot plate Untuk meletakkan sampel
Cawan petri Untuk mengkultur bakteri
Botol scott Untuk menyimpan larutan
Gelas ukur Untuk mengukur volume cairan
Untuk memindahkan biakan
Jarum ose
mikroorganisme
Laminar air flow Untuk mengalir udara bersih
Untuk pemanasan, sterilisasi, dan
Bunsen
pembakaran
Tabel 2. Bahan dan kegunaannya
Bahan Kegunaan
Cendawan Sebagai hasil pengamatan
Media TSA atau NA Sebagai media percobaan
Alkohol Sebagai mensterilkan tangan dari bakteri
Sebagai membakar dan memanaskan
Spiritus
larutan
Plastik Wrab Sebagai pembungkusan agar tetap steril
Tissue Sebagai lup dalam keadaan basah

C. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja dari praktikum ini yaitu sebagai berikut:

Memanaskan media agar yang membeku dengan


menggunakan hotplate hingga mencair

Berpindah keruang laminer ( lampu, udara, UV)

Membersihkan laminer dari mikroorganisme menggunakan


alkohol

Memilih cendawan yang akan ditanam yang telah


berkembang biak

Memasukkan media agar dalam laminer

Mengambil cawan petri dari oven kemudian dimasukkan


dalam laminer

Mendekatkan cawan petri dengan bunsen dan media TSA


dituang dengan ketebalan 1cm

Media yang dituang di cawan petri harus dibakar agar


uapnya keluar

Menuangkan media TSA dengan menunggu selama 10


menit dan ditutup hingga membeku

Membakar jarum ose dengan menggunakan bunsen dan di


dinginkan

Mengambil cendawan menggunakan jarum ose

Meletakkan dicawan petri hingga berwarna merah pada


jarum ose, agar cendawan mati dan tidak terkontaminasi
menggunakan metode tanam dicawan petri yang berisi
medium agar TSA

Membersihkan jarum ose dengan dibakar menggunakan


bunsen dan direndam alkohol

Cawan petri berisi cendawan dibungkus menggunakan


plastik wrap agar tidak terkontiminasi

Cawan petri yang berisi cendawan dilabeli dan ditunggu


hingga 1 minggu
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan dari praktikum Isolasi cendawan yaitu sebagai

berikut:

Tabel 3. Hasil pengamatan


No Gambar Keterangan
1. Memanaskan media agar
yang membeku dengan
menggunakan hotplate
hingga mencair
2. Berpindah keruang laminer
( lampu, udara, UV).
Membersihkan laminer dari
mikroorganisme
menggunakan alkohol

3. Memilih bakteri yang akan


digores yang telah
berkembang biak. Dan
Memasukkan media agar
dalam laminer.

4. Mengambil cawan petri dari


oven kemudian dimasukkan
dalam laminer.

5. Mendekatkan cawan petri


dengan bunsen dan media
TSA dituang dengan
ketebalan 1cm. Media yang
dituang di cawan petri harus
dibakar agar uapnya keluar.

6. Menuangkan media TSA


dengan menunggu selama
10 menit dan ditutup hingga
membeku. membakar jarum
ose dengan menggunakan
bunsen dan di dinginkan

7. Mengambil cendawa
menggunakan jarum ose.
Kemudian meletakkan
cawan petri hingga
berwarna merah pada jarum
ose, agar cendawan mati
dan tidak terkontaminasi,
menggunakan metode
tanam dicawan petri yang
berisi medium agar TSA

8. Membersihkan jarum ose


dengan dibakar
menggunakan bunsen dan
direndam alkohol.
9. Cawan petri berisi bakteri
dibungkus menggunakan
plastik wrap agar tidak
terkontiminasi. Selanjutnya
cawan petri yang berisi
cendawan dilabeli dan
ditunggu 1 minggu

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang kami amati tentang Isolasi

cendawan. Teknik isolasi yang digunakan adalah isolasi sebar (spread plate),

isolasi tuang (pour plate), isolasi gores (streak plate). Mikroorganisme yang

digunakan adalah beberapa macam bakteri yaitu Escherichia coli, Bacillus

subtilis, Pseudomonas aeruginosa, dan staphylococcus aureus. Pada teknik

isolasi sebar media yang digunakan adalah nutrient agar. Masing-masing

bakteri dipipet sebanyak kurang lebih 1 ml.

Isolasi cendawan dengan metode tanam dilakukan diLaboratorium

agar mengurangi terjadinya kontaminasi pada media yang akan digunakan

untuk mengisolasian cendawan, dimana penanaman dilakukan dengan jarum

ose yang disterilkan dengan api Bunsen pada LAF, kemudian bakteri diambil

setelah jarum didinginkan sejenak, suhu yang terlalu tinggi dapat

menyebabkan bakteri mati dan agr mudah meleleh sehingga metode ini
dibutuhkan keahlian, jarum ose yang sudah diberi cendawan kemudian

ditanam ke media agar dengan memasukkan di tengah secara berhati-hati dan

kondisi tetap steril.

Melakukan penanaman ke kuadran kedua dengan menyeterilkan

kembali jarum ose pada Bunsen tanpa pengambilan cendawan kembali,

penanaman pada dua kuadran haruslah meneruskan tanaman terakhir pada

kuadran dua dengan intensitas goresan yang semakin melemah, ini berfungsi

untuk pengisolasian cendawan sehingga nanti didapatkan biakan murni

cendawan yang diinginkan. Yang perlu diperhatikan dalam proses penanaman

yaitu cawan petri selalu dekat dengan Bunsen agar tidak terkontaminasi,

jarum ose didinginkan sejenak agar tidak merusak media atau membuhun

bakteri.

Setelah melakukan penanaman media cawan ditutup kembali dan

kemudian disterilkan kembali dibagian tepinya dinyala api Bunsen, kemudian

dibungkus dengan kertas yang sudah ada , media sudah siap lalu di inkubasi

dengan suhu 30°C selama 48 jam setelah 48 jam media dimbil dan dilakukan

pengamatan. Peletakan media dilakukan dengan terbalik. Penanaman media

yang benar dan baik akan terlihat hasil biakan cendawan murni pada suatu

titik koloni pada kuadran empat, sedangkan pada praktikum ini media isolasi

cendawan telah mengalami kesalahan penanaman sehingga tidak didapatkan

biakan murni cendawan pada satu titik kuadran empat, melainkan terdapat

banyak titik biakan murni cendawan pada alur penanaman, kesalahan

penanaman terletak pada langkah kerja yang dilakukan dimana praktikan


tidak mendinginkan sejenak jarum ose yang panas sehingga penanaman

disetiap awal mulai penanaman pada setiap kuadran penggoresan terlalu

dalam dan tidak melemah sesuai dengan metode yang ada.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum ini yaitu sebagai berikut:

1. Untuk memperbanyak cendawan yang dimana pada sampai saat ini media

buatan yang umum untuk perbanyakan masal cendawan entomopatogen,

adalah beras dan jagung. Kedua media ini mampu menghasilkan kondisi

yang tinggi diketahui bahwa media jagung pecah dan gula merupakan

media terbaik untuk memperbanyak cendawan.


2. Untuk meremajakan cendawan yang diamati harus dilakukan melalui

peremajaan pada cawan petri terlebih dahulu. Bahan induk untuk

peremajaan menggunakan isolate yang sudah ada dilaboratorium

mikrobiologi yang sdh dimurnikan.

3. Untuk pemurnian cendawan entomopatogen yang telah murni diamati

secara mikroskopis menggunakan metode slide kultur. Metode ini

menggunakan potongan media PDA yang diletakkan dalam objek glass

dalam cawan petri. Lalu, cendawan entomopatogen dititik menggunakan

jarum ose pada media PDA dan ditutup menggunakan cover glass.

DAFTAR PUSTAKA

Dewi Putri Yuni Lestari, “Pertumbuhan Bakteri Bacillus subtilis pada Media Biji
Nangka dan Biji Kluwih sebagai Substitusi Media NA (Nutrient Agar)”,
Jurnal of Natural Product and Plant Resourse, Vol. 2 (6), 2016, h. 5.
Fibriana, Fidia, “Potensi Kitchen Microbiologi untuk Meningkatkan keterampilan
Teknik Hands-On dalam Pembelajaran Mikrobiologi”, Unnes Science
Education Journal, Vol. 5 (2), 2016, h. 5.
Khastini Rida Oktorida, “Isolasi dan Penapisan Cendawan Endofit Akar Asal
Rhizosfer Talas Beneng (Xanthosoma undipes K. Koch)”, Jurnal Biotek,
Vol. 6 (2), 2018, h. 27.
Kusnadi, Mikrobiologi, Yogyakarta : UMY Pres, 2017, h. 12.
Mades Fifendy, “Isolasi Cendawan Endofit Pelarut Fosfat dari Akar Tanaman
Jagung (Zea mays L.)”, Journal Biosains, Vol. 1 (2), 2017, h. 64.
Murtius Wenny Surya, Praktek Dasar Mikrobiologi, Padang : Universitas
Andalas, 2018, h.32.
Rina Yanti Payangan, “Eksplorasi Cendawan Rhizosfer pada Tegakan Hutan
Rakyat Suren untuk Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman”, Jurnal
Biologi Makassar, Vol. 4 (2), 2019, h. 154.
Wayan Prastita Diastama, “Isolasi dan Karakterisasi Cendawan Mikoriza
Arbuskular pada Tanah dan Akar Tanaman Jagung didesa sanur kaja”,
Jurnal Agroekoteknologi Tropika, Vol. 4 (1), 2015, h. 67.
Yusmaniar, Mikrobiologi dan Parasitologi, Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2017, h. 12-14.

Anda mungkin juga menyukai