DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
Deta kartika
Hafizah Rahmi
Wahyu kurniawan
2020/2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”keperawatan
medical bedah”.
Kami juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Ns. Tessa
Olivia ,M.Kep selaku dosen mata kuliah Pendidikan dan Promosi Kesehatan yang
sudah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini. Kami
sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan
dan juga wawasan.
Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, Kami mengharapkan
adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang kami buat di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang
khususnya bagi para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika
terdapat kata-kata yang kurang berkenan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Tinjauan teoritis..................................................................................3
B. Konsep asuhan keperawatan...............................................................5
A. Kesimpulan.......................................................................................15
B. Saran ................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
A. Tinjauan teoritis
1. Definisi
menjadi dua kategori yaitu kronik dan akut (Nurarif & Kusuma,
2013).
(Abdul, 2015)
2 Etiologi
ginjal.
asidosis.
3 Patofisiologi
Gagal ginjal kronik disebabkan oleh berbagai kondisi,
ginjal telah hilang 80%-90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang
normal.
5 KLASIFIKASI
Sesuai dengan test kreatinin klirens, maka GGK dapat di
klasifikasikan menjadi 4, dengan pembagian sebagai berikut:
a. 100-76 ml/mnt, disebut insufisiensi ginjal berkurang.
b. 75-26 ml/mnt, disebut insufisiensi ginjal kronik.
c. 25-5 ml/mnt, disebut gagal ginjal kronik.
d. < 5 ml/mnt, disebut gagal ginjal terminal.
6 KOMPLIKASI
a. Hipertensi.
b. Infeksi traktus urinarius.
c. Obstruksi traktus urinarius.
d. Gangguan elektrolit.
e. Gangguan perfusi ke ginjal.
7 PENATALAKSANAAN
Tentukan dan tatalaksana terhadap penyebab.
Optimalisasi dan pertahankan keseimbangan cairan dan garam.
Diet tinggi kalori rendah protein.
Kendalikan hipertensi.
Jaga keseimbangan eletrolit.
Mencegah dan tatalaksana penyakit tulang akibat GGK.
Modifikasi terapi obat sesuai dengan keadaan ginjal.
Deteksi dini terhadap komplikasi dan berikan terapi.
Persiapkan program hemodialisis.
Transplantasi ginjal.
i. 1 Pengkajian
1) Identitas pasien
5) Kepala
berair,
peradangan gusi.
pericardial.
8) Abdomen : nyeri area pinggang, asites.
4) Pemeriksaan Penunjang
12) Urine
13) Darah
pengeluaran jaringan)
f) Kalsium menurun
(batu).
ii. Diagnosis
1) Hipervolemia
2) Defisit nutrisi
3) Nausea
6) Intoleransi aktivitas
9) Nyeri akut
iii. intervensi
Diagnosa Intervensi
No. Tujuan dan Kriteria Hasil
keperawatan
1. Hipervolemia Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hipervolemia
keperawatan selama 3x8 Observasi:
jam maka hipervolemia 1. Periksa tanda dan gejala
hipervolemia (edema, dispnea,
meningkat dengan kriteria
suara napas tambahan)
hasil: 2. Monitor intake dan output cairan
1. Asupan cairan 3. Monitor jumlah dan warna urin
meningkat Terapeutik
2. Haluaran urin meningkat 4. Batasi asupan cairan dan garam
3. Edema menurun 5. Tinggikan kepala tempat tidur
4. Tekanan darah membaik Edukasi
5. Turgor kulit membaik 6. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan cairan
Kolaborasi
7. Kolaborasai pemberian diuretik
8. Kolaborasi penggantian
kehilangan kalium akibat deuretik
9. Kolaborasi pemberian continuous
renal replecement therapy
(CRRT), jika perlu
2. Defisit Nutrisi Manajemen Nutrisi
Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan selama 3x8 1. Identifikasi status nutrisi
jam diharapkan pemenuhan 2. Identifikasi makanan yang disukai
kebutuhan nutrisi pasien 3. Monitor asupan makanan
4. Monitor berat badan
tercukupi dengan kriteria
Terapeutik
hasil: 5. Lakukan oral hygiene sebelum
1. intake nutrisi tercukupi makan, jika perlu
2. asupan makanan dan 6. Sajikan makanan secara menarik
cairan tercukupi dan suhu yang sesuai
7. Berikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
Edukasi
8. Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
9. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
10. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori
Diagnosa Intervensi
No. Tujuan dan Kriteria Hasil
keperawatan
dan jenis nutrisi yang
dibutuhkan, jika perlu
11. Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan
3. Nausea Setelah dilakukan tindakan Manajemen Mual
keperawatan selama 3x8 Observasi
jam maka nausea membaik 1. Identifikasi pengalaman mual
dengan kriteria hasil: 2. Monitor mual (mis. Frekuensi,
1. Nafsu makan membaik durasi, dan tingkat keparahan)
2. Keluhan mual menurun Terapeutik
3. Pucat membaik
3. Kendalikan faktor lingkungan
4. Takikardia membaik penyebab (mis. Bau tak sedap,
(60-100 kali/menit) suara, dan rangsangan visual
yang tidak menyenangkan)
4. Kurangi atau hilangkan keadaan
penyebab mual (mis. Kecemasan,
ketakutan, kelelahan)
Edukasi
5. Anjurkan istirahat dan tidur
cukup
6. Anjurkan sering membersihkan
mulut, kecuali jika merangsang
mual
7. Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengatasi mual(mis.
Relaksasi, terapi musik,
akupresur)
Kolaborasi
8. Kolaborasi pemberian antiemetik,
jika perlu
4. Kerusakan Setelah dilakukan tindakan Perawatan integritas kulit
integritas kulit keperawatan selama 3x8 Obsevasi
jam diharapkan integritas 1. Identifikasi penyebab gangguan
kulit dapat terjaga dengan integritas kulit (mis. Perubahan
kriteria hasil: sirkulasi, perubahan status nutrisi)
1. Integritas kulit yang baik Terapeutik
bisa dipertahankan 2. Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah
2. Perfusi jaringan baik baring
3. Mampu melindungi kulit 3. Lakukan pemijataan pada area
dan mempertahankan tulang, jika perlu
kelembaban kulit 4. Hindari produk berbahan dasar
alkohol pada kulit kering
5. Bersihkan perineal dengan air
hangat
Edukasi
6. Anjurkan menggunakan pelembab
(mis. Lotion atau serum)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit gagal ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologi dengan etiologi
beragam , mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progesif dan pada
umum nya berakhir dengan gagal ginjal . gagal ginjal adalah suatu keadaan
klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang irevebel pada suatu
derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap berupa dialysis
atau transplantasi ginjal.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer & Bare. 2007. Keperawatan Medikal Bedah vol 1. Jakarta: EGC.