Anda di halaman 1dari 13

PENYULUHAN

“ LOW BACK PAIN (NYERI PUNGGUNG BAWAH)”

DOSEN PEMBIMBING:

Ns. Elfira Husna, M.Kep

Disusun Oleh :

NAMA : SYAHDILA WIDYA MARDANI

NIM : 191012114201026

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

INSTITUT KESEHATAN PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


SATUAN ACARA PENYULUHAN LOW BACK PAIN (NYERI
PUNGGUNG BAWAH)

Masalah : Low back pain


Pokok Pembahasan : Low back pain dan penanganannya
Sasaran/Target : Keluarga Tn. A
Jam : 14.00 s.d selesai
Waktu : 30 menit
Hari/Tanggal : Minggu / 1 Agustus 2021
Tempat : Kediaman Tn. A
Pemateri : Mahasiswa

A. Latar Belakang

Low Back Pain (LBP) atau nyeri punggung bawah merupakan keluhan
yang sering dijumpai dalam masyarakat maupun pada pasien yang
memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.LBP merupakan keluhan yang sering
kita dengar pada orang usia lanjut, namun tidak menutup kemungkinan
dialami oleh orang usia muda.

LBP termasuk salah satu gangguan musculoskeletal yang sering terjadi


dan menyebabkan penurunan produktivitas kerja, akibat dari keterbatasan
fungsional dan banyak kehilangan jam kerja, sehingga menjadi alasan dalam
mencari pengobatan.Gangguan ini paling banyak ditemukan di tempat kerja,
terutama pada mereka yang beraktivitas dengan postur tubuh yang salah.

Data untuk jumlah penderita LBP di Indonesia belum diketahui secara


pasti. Beberapa data menyebutkan bahwa keluhan nyeri punggung bawah ini
90% dapat sembuh spontan antara 2–6 minggu dengan resiko kekambuhan,
8% kasus dapat sembuh dalam 6–12 minggu, sedangkan 1–2% kasus
memerlukan evaluasi dan pemeriksaan lebih lanjut.

Dengan semakin banyak dijumpainya keluhan dan kasus LBP di


masyarakat pada umumnya dan pada pasien yang berkunjung ke fasilitas
kesehatan pada khususnya, perlu disosialisasikan pengertian dan pentingnya
pencegahan LBP ini, sehingga dapat terjaga produktivitas baik dalam
melakukan aktivitas sehari-hari maupun di tempat kerja. Mengingat bahwa
penderita penyakit kronis yang tergabung dalam Prolanis tidak hanya yang
berusia lanjut, tetapi juga ada yang termasuk dalam usia produktif atau masih
bekerja secara aktif dalam kesehariannya.

B. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan keluarga Tn. A
mampu memahami dan mengerti tentang law back pain dan penanganannya.

C. Tujuan Khusus
Pada akhir penyuluhan, peserta dapat :
1. Menjelaskan pengertian penyakit low back pain
2. Menjelaskan tentang faktor resiko low back pain
3. Menjelaskan tentang faktor penyebab low back pain
4. Menjelaskan tentang tanda dan gejala low back pain
5. Menjelaskan tentang penanganan dan terapi low back pain
6. Menjelaskan tentang pencegahan low back pain

D. Materi Penyuluhan
Terlampir

E. Metode
● Ceramah
● Tanya jawab

F. Media
● Power point
G. Setting tempat

Keterangan :

= Penyuluh

= Peserta

H. Kegiatan :
No. Kegiatan Waktu
Penyuluh Sasaran
1. Pendahuluan : a. Menjawab Salam 5 Menit
a. Salam Pembuka b. Mendengarkan
b. Memperkenalkan Diri c. Memperhatikan
c. Menyampaikan Maksud
dan Tujuan dari
Penyuluhan yang akan
dilaksanakan
2. Kegiatan Inti : a. Mendengarkan 15 Menit
a. Pertanyaan pembuka b. Memperhatikan
untuk peserta
b. Menjelaskan pengertian
penyakit low back pain
c. Menjelaskan tentang
faktor resiko low back
pain
d. Menjelaskan tentang
faktor penyebab low
back pain
e. Menjelaskan tentang
tanda dan gejala low
back pain
f. Menjelaskan tentang
penanganan dan terapi
low back pain
g. Menjelaskan tentang
pencegahan low back
pain
3. Penutup : a. Menyimak dan 10 menit
a. Menyimpulkan Materi Memperhatikan
yang telah disampaikan b. Menjawab pertanyaan
b. Sesi tanya jawab c. Menjawab Salam
c. Mengakhiri Kegiatan
Penyuluhan
d. Salam Penutup

I. Evaluasi

a. Evaluasi Proses :

Berisi tentang jalanya proses penyuluhan yaitu jumlah peserta yang


hadir dengan target yang ingin dicapai serta antusiasme peserta.

b. Evaluasi Hasil :

Prosedur : Tanya jawab

Jenis dan bentuk test : Pertanyaan lisan

Butir Butir:

1) Pengertian penyakit low back pain


2) Faktor resiko low back pain
3) Faktor penyebab low back pain
4) Tanda dan gejala low back pain
5) Penanganan dan terapi low back pain
6) Pencegahan low back pain
LAMPIRAN MATERI

LOW BACK PAIN (NYERI PUNGGUNG BAWAH) DAN


PENANGANANNYA
1. Pengertian Penyakit Low Back Pain

Low Back Pain adalah suatu tipe nyeri yang membutuhkan


pengobatan medis walaupun sering jika ada trauma secara tiba-tiba dan
dapat menjadi kronik pada masalah kehidupan seperti fisik, mental, social
dan ekonomi (Barbara).

Low Back Pain adalah nyeri kronik didalam lumbal,biasanya


disebabkan oleh terdesaknya para vertebral otot, herniasi dan regenerasi
dari nucleus pulposus, osteoartritis dari lumbal sacral pada tulang belakang
(Brunner,1999).

Low back pain dapat terjadi pada siapasaja yang mempunyai masalah
pada muskuloskeletal seperti ketegangan lumbosacral akut,
ketidakmampuan ligamen lumbosacral, kelemahan otot, osteoartritis,
spinal stenosis serta masalh pada sendi inter vertebra dan kaki yang tidak
sama panjang.

Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan Low Back


Pain adalah nyeri kronik atau acut didalam lumbal yang biasanya
disebabkan trauma atau terdesaknya otot para vertebra atau
tekanan,herniasi dan degenerasi dari nuleus pulposus, kelemahan otot,
osteoartritis dilumbal sacral pada tulang belakang.

2. Faktor Resiko Low Back Pain

Secara umum, yaitu :

a. Usia : Pada usia 30 tahun mulai terjadi degenerasi yang berupa


kerusakan jaringan, penggantian jaringan menjadi jaringan parut,
pengurangan cairan. Hal tersebut menyebabkan stabilitas pada tulang
dan otot menjadi berkurang. Semakin tua seseorang, semakin tinggi
resiko seseorang mengalami penurunan elastisitas tulang yang menjadi
pemicu timbulnya gejala LBP. Keluhan LBP biasanya dialami
seseorang pada usia kerja yaitu 24-65 tahun (Kantana, 2010).
b. Jenis Kelamin :Prevalensi terjadinya LBP lebih banyak terjadi pada
perempuan daripada laki-laki, beberapa penelitian menunjukkan bahwa
perempuan lebih sering tidak masuk bekerja karena LBP (Hoy et al,
2010). Kekuatan otot wanita hanya 60% dari kekuatan otot pria.Hal
tersebut mengakibatkan keluhan musculoskeletal banyak dialami
wanita (Oborne, 1995).

c. Berat badan :Indeks masa tubuh (IMT) dapat digunakan sebagai


indikator kondisi status gizi. Dihitung dengan rumus BB2/TB (berat
badan2/tinggi badan), adapun menurut WHO (2005) dikategorikan
menjadi tiga yaitu kurus (< 18,5); normal (18,5-25); gemuk (25-30);
serta obesitas (> 30). Kaitan IMT dengan Low Back pain adalah
semakin gemuk seseorang maka bertambah besar risikonya untuk
mengalami Low Back pain.Hal ini dikarenakan seseorang dengan
kelebihan berat badan akan berusaha untuk menyangga berat badan
dari depan dengan mengontraksikan otot punggung bawah. Dan bila ini
berlanjut terus menerus, akan meyebabkan penekanan pada bantalan
saraf tulang belakang (Tan dan Horn, 1998).

d. Pekerjaan :Pekerjaan fisik yang berat, terutama yang memberikan


tekanan yang cukup besar pada tulang belakang. Pekerjaan yang
berhubungan dengan posisi statis yang berkepanjangan, seperti duduk
atau berdiri dalam waktu lama.Pekerjaan yang dilakukan dengan
gerakan-gerakan membungkukkan atau memutar tubuh secara
berulang-ulang.

e. Kebiasaan merokok dan pola hidup :Perokok lebih beresiko terkena


LBP dibandingkan dengan yang bukan perokok. Diperkirakan hal ini
disebabkan oleh penurunan pasokan oksigen yang diikat hemoglobin
dan berkurangnya oksigen darah akibat nikotin terhadap penyempitan
pembuluh darah arteri.Kebiasaan merokok dapat menyebabkan nyeri
punggung karena perokok memiliki kecenderungan untuk mengalami
gangguan pada peredaran darahnya, termasuk ke tulang
belakang.Kebiasaan merokok akan dapatmenurunkan kapasitas paru-
paru yang diakibatkan adanya kandungan karbonmonoksida sehingga
kemampuan untuk mengkonsumsi oksigen menurun dan sebagai
akibatnya tingkat kesegaran menurun. Apabila yang bersangkutan
melakukan tugas yang menuntut pengerahan tenaga maka akanmudah
lelah karena kandungan oksigen dalam darah rendah, pembakaran
karbohidrat terhambat, terjadi penumpukan asam laktat, dan akhirnya
timbul nyeri otot. Kebiasaan minum alkohol, kopi dan rokok
dihubungkan dengan kejadian osteoporotik; sedangkan kurang gerak
atau olahraga menyebabkan fleksibilitas jaringan kurang baik.

Faktor resiko dari lingkungan :

a. Duduk terlalu lama.

b. Terlalu lama pada getaran.

c. Keseleo atau terpelintir.

d. Olah raga ( golp,tennis,gymnastik,dan sepak bola ).

e. Vibrasi yang lama.

Faktor resiko dari psikososial.

a. Ketidak nyamanan kerja.

b. Depresi.

c. Stress.

3. Faktor Penyebab Low Back Pain

a. Perubahan postur tubuh biasanya karena trauma primer dan sekunder.


1) Trauma primer seperti : Trauma secara spontan, contohnya
kecelakaan.

2) Trauma sekunder seperti : Adanya penyakit HNP,


osteoporosis, spondilitis, stenosis spinal,
spondilitis,osteoartritis.

b. Ketidak stabilan ligamen lumbosacral dan kelemahan otot.

c. Prosedur degenerasi pada pasien lansia.

d. Penggunaan hak sepatu yang terlalu tinggi.

e. Kegemukan

f. Mengangkat beban dengan cara yang salah.

g. Keseleo

h. Terlalu lama pada getaran.

i. Gaya berjalan.

j. Merokok

k. Duduk terlalu lama.

l. Kurang latihan (olahraga).

m. Depresi /stress.

4. Tanda Dan Gejala Low Back Pain

a. Perubahan dalam gaya berjalan.

1) Berjalan terasa kaku.

2) Tidak bias memutar punggung.

3) Pincang.

b. Persyarafan
1) Ketika dites dengan cahaya dan sentuhan dengan peniti,pasien
merasakan sensasi pada kedua anggota badan,tetapi mengalami
sensasi yang lebih kuat pada daerah yang tidak dirangsang.

2) Tidak terkontrol Bab dan Bak.

c. Nyeri.

1) Nyeri punggung akut maupun kronis lebih dari dua bulan.

2) Nyeri saat berjalan dengan menggunakan tumit.

3) Nyeri otot dalam.

4) Nyeri menyebar kebagian bawah belakang kaki.

5) Nyeri panas pada paha bagian belakang atau betis.

6) Nyeri pada pertengahan bokong.

7) Nyeri berat pada kaki semakin meningkat

5. Penanganan Dan Terapi Low Back Pain

a. Terapi Konservatif

1) Bed rest : untuk mengurangi nyeri mekanik dan tekanan pada


struktur tulang belakang, dilakukan pada alas yang keras, selama 3-
5 hari, sedangkan pada scoliosis dengan nyeri hebat atau pada HNP
bisa diperlukan waktu yang lebih panjang selama 5 minggu.

2) Pembatasan aktivitas : hingga selama 3 bulan disertai pembatasan


beban hingga 9 kg.

d. Terapi Obat-Obatan

Dengan pemberian analgetik, anti inflamasi, dan relaksan otot.

e. Terapi Fisik
1) Kompres panas / dingin : akut (< 24 jam) diberikan kompres
dingin, sedangkan yang kronis dengan kompres panas

2) Diatermi, ultrasound

3) Korset lumbal : untuk mencegah kekambuhan dan nyeri punggung


bawah kronis serta mengurangi beban pada diskus dan mengurangi
spasme

f. Latihan

Dilakukan segera setelah nyeri hilang, antara lain dengan olahraga


ringan seperti berjalan, bersepeda, atau berenang; ataupun dengan
latihan gerakan khusus yang ditujukan pada punggung bagian bawah.
Tujuannya adalah untuk mempertahankan kelenturan dan kekuatan
otot, gerak sendi, dan jaringan lunak.

g. Terapi Pijat

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa setelah 10 minggu, orang


yang rutin dipijat setiap minggunya mengalami sedikit rasa sakit dan
lebih mampu untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

h. Akupunktur

i. Suntikan ( Nerve Root Block )

Salah satu prosedur yang disebut Nerve Root Block, menargetkan


pada saraf yang teriritasi, dengan injeksi obat yang mengandung
steroid.

j. Operasi

Ahli bedah dapat menghilangkan herniated disc, memperluas ruang


di sekitar saraf tulang, dan / atau menyambung dua vertebrae bersama-
sama; tergantung penyebab Low Back Pain.
6. Pencegahan Low Back Pain

a. Hindari mengangkat beban berat

1) Bila harus mengangkat beban, usahakan punggung lurus, jangan


membungkuk tanpa membengkokkan lutut.

2) Kaki dan tangan terbuka, tekuk panggul dan lutut.

3) Pegang erat-erat bawaan, dekatkan dengan badan, kencangkan otot


perut

4) Gunakan otot kaki, jangan otot punggung.

5) Hindari mengangkat barang diatas pinggang yang dapat menambah


tekanan pada otot punggung bela-kang dan ligament.

6) Bila memutar gunakan kaki, bukan pinggang.

b. Sikap berdiri

1) Berdiri secara tegak, dada diangkat, bahu relaks dan dagu lurus
kedepan.

2) Sikap berdiri stabil, seimbang, dan relaks bila pindah posisi ke


duduk, berjalan atau berdiri kembali.

3) Tidak berdiri terlalu lama. Jika harus berdiri, pindahkan berat


badan dari satu kaki ke kaki yang lain.

4) Hindari gerakan membungkuk dari posisi berdiri. Untuk


melakukan stretching/pere-gangan punggung bawah dilakukan dari
posisi duduk atau tiduran.

5) Untuk memungut sesuatu sebaiknya dengan menekuk lutut.

c. Sikap duduk

1) Hindari duduk secara terus menerus lebih dari satu jam.


2) Bila duduk sebaiknya ber-sandar dan secara begantian mengangkat
satu kaki lebih tinggi dari yang lain (pangkal kaki).

d. Tidur

1) Hindari tidur diatas tempat tidur dengan kasur/busa/spring bed


yang turun lebih dari 5cm bila anda tidur.

2) Tidurlah miring dengan lutut ditekuk. Jangan tidur dengan kaki


lurus dan jangan tidur tengkurap. Kalau harus tidur terlentang,
tekukkan lutut.

3) Sebelum turun dari tempat tidur pada pagi hari, lakukan latihan
punggung bawah seperti menarik satu kaki dan dua kaki, baru
berdiri dengan periahan.

Anda mungkin juga menyukai