Anda di halaman 1dari 25

PAPER

PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL


PERSAMAAN BOUSSINESQ-BURGERS

Dosen Pengampu:
Ari Kusumastuti, M.Si, M.Pd

Oleh:
Nuchaila Ainiyah
16610008

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2019
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................i

PERSAMAAN BOUSSINESQ-BURGERS........................1

BAB I BROWNIAN MOTION FOR BOUSSINESQ-


BURGERS EQUATION....................................................2

BAB II FIRST ORDER PARTIAL DIFFERENTIAL


EQUATION FOR BOUSSINESQ-BURGERS EQUATION 6

 Persamaan Differensial Parsial Orde-1........................6


 Persamaan diferensial dengan singular point...............9
 Persamaan diferensial parsial orde 1 Quasi linier......11
 Persamaan PDP nonlinier..........................................16

DAFTAR PUSTAKA
PERSAMAAN BOUSSINESQ-BURGERS
Persamaan Boussinesq-Burgers mempunyai bentuk umum
sebagai berikut:
ut + au ux +b v x =0
Pada penyelesaian persamaan Burger ini penulis mengambil
persamaan Boussinesq-Burgers Equations pada jurnal yang
berjudul “Exact Solution of Generalized Boussinesq-Burgers
Equations and (2+1) Dimensional Davey-Stewartson
Equations ”. Persamaannya adalah sebagai berikut:
ut + au ux =−b v x
Dimana persamaan tersebut dapat diubah menjadi bentuk
∂u ∂u ∂2 v
+ au =−b
∂t ∂x ∂x
∂u ∂u ∂2 v
=−au −b
∂t ∂x ∂x
BAB I
BROWNIAN MOTION FOR BOUSSINESQ-BURGERS
EQUATION
Diketahui persamaan Boussinesq-Burgers sebagai berikut:
∂u ∂u ∂2 v
=−au −b
∂t ∂x ∂x
Karena orde waktu pada persamaan diatas berdimensi 1 dan
orde ruang berdimensi 2, maka dapat digunakan asumsi-
asumsi untuk menyelesaikan persamaan Burger diatas yaitu
bahwa:
1. Apabila p dan q berturu-turut adalah peluang partikel
bergerak kearah kanan dan kiri maka
p+q=1 , untuk p ,q ∈ R
2. Ekspektasi dari varabel x atau disebut juga sebagai
lokasi perpindahan atau peluruhan partikel
didefinisikan sebagai berikut:
E ( x )=( p−q ) δ
3. Varian dari suatu variabel x didefinisikan sebagai
berikut:
V ( x )=4 pq δ 2
4. Asumsi dasar difusi yang digunakan adalah u ( x , t )
yang merupakan distribusi peluang. Dimana distribusi
peluang dari suatu partikel pada saat x dan pada saat
yang ke t+ τ sama dengan peluang ketika benda
berada pada titik x−δ pada waktu t dilakukan dengan
probabilitas perpindahan kearah kiri (q) pada suatu
langkah, dimana p+q=1 dimana dapat dituliskan
dalam bentuk:
u ( x , t+ τ )= pu ( x−δ ,t ) +qu( x+ δ , t) (1.1)
Alat yang digunakan untuk menyelesaikan Brownian motion
pada persamaan Boussinesq-Burgers diatas adalah ekspansi
deret Taylor untuk u ( x , t+ τ ) , u ( x−δ , t ) , dan u( x +δ , t)
adalah sebagai berikut:
 Untuk u ( x , t+ τ )

u ( x , t+ τ ) ≈ u ( x , t ) + aτ u x ( x ,t ) +O ( δ 2)
(1.2)
 Untuk u ( x−δ ,t )

u ( x−δ ,t ) ≈ u ( x ,t )−bδ ux ( x , t )+ a δ 2 u x ( x , t )+ O ( δ 3 )
(1.3)
 Untuk u(x +δ ,t )

u ( x+ δ , t ) ≈ u ( x , t )+ bδ u x ( x , t )+ a δ 2 u xx ( x ,t ) +O ( δ 3 )
(1.4)
Langkah selanjutnya adalah subtitusi persamaan (1.2), (1.3),
dan (1.4) ke persamaan (1.1), sehingga diperoleh:

u ( x , t )+ τ ut ( x , t )= p ( x ) [ u ( x ,t )−bδ u x +a δ 2 u x ( x ,t ) ] +q ( x ) [u ( x , t

u ( x , t )+ τ ut ( x , t )= p ( x ) u ( x , t )− p ( x ) bδ u x + ap( x )δ 2 u x ( x , t ) + q ( x
u ( x , t )+ τ ut ( x , t )=( p ( x )+ q ( x ) ) u ( x ,t ) + (− p ( x )+ q ( x )) bδ u x ( x , t ) +
Dengan menggunakan asumsi bahwa p ( x ) + q ( x ) =1,
sehingga diperoleh:
u ( x , t )+ τ ut ( x , t )=1. u ( x , t ) + (− p ( x )−q ( x ) ) bδ u x ( x ,t ) +1. a δ 2 u x
τ ut ( x , t )= (−p ( x ) +q ( x ) ) bδ u x ( x ,t )−1. a δ 2 u x ( x , t )
δ ( δ2
ut ( x ,t )=( p ( x )−q ( x ) ) b ux x , t )−1. a u x ( x , t)
τ τ
(5)
δ
Lalu, dengan asumsi lim ( p ( x ) −q ( x ) ) ≈−C dan
n→∞ τ

δ2 1
lim ≈ D , ∀ C , D , τ ∈ R dan ∀ ≈ 4 pq.
n→∞ τ τ
Sehingga persamaan (5) dapat ditulis dalam bentuk sebagai
berikut:
ut ( x ,t )=−C bv x ( x , t )−Da u x ( x , t)
Persamaan tersebut dapat diubah menjadi
∂u ( ∂v ( ∂2 u
x , t =−Cb
) x ,t −Da
) (x ,t)
∂t ∂x ∂x
Pada jurnal digunakan C=1 dan D=u sehingga diperoleh
persamaan Burger sebagai berikut:
∂u ∂u ∂2 v
=−au −b
∂t ∂x ∂x
BAB II
FIRST ORDER PARTIAL DIFFERENTIAL EQUATION
FOR BOUSSINESQ-BURGERS EQUATION

• Persamaan Differensial Parsial Orde-1


Diketahui persamaan Boussinesq-Burgers:
∂u ∂u ∂2 u
+ au =−b
∂t ∂x ∂x
∂2 u
Dengan asumsi bahwa =0, sehingga persamaan diatas
∂x
dapat diubah menjadi sebagai berikut:
∂u ∂u
+ au =0 (2.1)
∂t ∂x
Dengan kondisi awal u ( x , 0 ) =f ( x) dengan f (x) adalah

sebarang fungsi yang memuat variabel x dan x 0=x ( τ )=τ .


 Langkah 1: menentukan kurva karakteristik
Dari persamaan (2.1) diperoleh kurva-kurva karakteristik
sebagai berikut:
dt dx du
=1 , =au , =0
ds ds ds
Diperoleh:
a. dt =ds
∫ dt= ∫ ds
t 1=s
b. dx=au ds
∫ dx=∫ au ds
x 1=aus
c. du=0
u1=0
Dari a dan b diperoleh bahwa:
x 1=aut
Sehingga dapat dicari x , danu seperti berikut:
x=x 1 + x 0
x=a ut +τ
Sehingga τ =X −a ut
Lalu,
u=u1+ u0
u=0+ f ( x )
u=f ( x )
u=f ( τ ) =f ( x−a ut)
Jadi, solusi untuk persamaan (2.1) adalah f (x−aut ) .
 Langkah 2: cek kesesuaian solusi
1. Solusi harus memenuhi kondisi awal u ( x , 0 ) =f ( x)
Diketahui dari langkah 1 bahwa u=u ( x , t ) =f (x −aut )
sehingga dapat dicari saat t=0 sebagai berikut:
u ( x , 0 ) =f ( x−0 )=f (x)
Karena terbukti bahwa u ( x , 0 ) =f ( x), maka solusi telah
memenuhi kondisi awal.
∂u ∂u
2. Solusi harus memenuhi bentuk + au =0
∂t ∂x
Cari terlebih dahulu ut dan u x
∂u
=−au f ' (x−aut )
∂t
∂u
=f '( x−aut )
∂x
Dengan subtitusi kedua hasil diatas ke persamaan (2.1)
diperoleh:
∂u ∂u
+ au
∂t ∂x
1
¿− u f ' ( x−aut )+ au f ' ( x−aut )=0
2
∂u ∂u
Karena telah terbukti bahwa + au =0, maka solusi
∂t ∂x
telah memenuhi persamaan (2.1).
3. Gambar solusi
Diketahui solusi dari persamaan 2.1 adalah

1
(
u=f x− ut .
2 ) Apabila diberikan persamaan

1
u=x− ut maka diperoleh:
2
u=x−aut
u+ aut=x
u ( 1+at )=x
x
u=
1+at

• Persamaan diferensial dengan singular point


∂u ∂u
Karena persamaan + au =0 mempunyai solusi
∂t ∂x
f (x−aut ). Maka untuk kasus singular point penulis akan

∂u ∂u
mengubah persamaan + au =0 sedemikian sehingga
∂t ∂x
persamaan tersebut akan memilikititik singular.
Misal persamaan (2.1) diubah menjadi:
∂u ∂u
at −ax =0 (2.2)
∂t ∂x
Dengan kondisi awal u ( x , 1 )=f ( x ) dan x 0=τ
 Langkah 1: kurva karakteristik
Dari persamaan (2.2) diperoleh kurva-kurva karakteristik
sebagai berikut:
dt dx du
=at , =−ax , =0
ds ds ds
Diperoleh:
a. dt =at ds
1
∫ dt=∫ a ds
t
ln t=as
t=e as
b. dx=−ax ds
dx
=−ads
x
dx
∫ = −a ds
x ∫
ln x=−a s
x 1=e−as
c. du=0
u1=0
Dari a dan b diperoleh bahwa:
x 1=e−as =t −1
Sehingga dapat dicari x , danu seperti berikut:
x=x 1 + x 0
τ
x=e−as τ =
t
Apabila dipilih t=0 maka nilai dari x tidak akan
terdefinisi. Sehingga persamaan (2.2) disebut sebagai
persamaan dengan titik singular.
x
didapat τ =
t −1
Lalu,
u=u1+ u0
u=0+ f ( x )
u=f ( x )

u=f ( τ ) =f
( t x )=f ( xt )
−1

Jadi, solusi untuk persamaan (2.2) adalah f ( xt )


Titik singular dari persamaan diatas adalah
{( x , t )∨t=0 , ∀ x }.
 Langkah 2: cek kesesuaian solusi
1. Solusi harus memenuhi kondisi awal u ( x , 1 )=f ( x )
Diketahui dari langkah 1 bahwa u=u ( x , t ) =f ( xt )
sehingga dapat dicari saat t=1 sebagai berikut:
u ( x , 1 )=f ( 1 x )=f ( x )
Karena terbukti bahwa u ( x , 1 )=f ( x ), maka solusi
telah memenuhi kondisi awal.
2. Solusi harus memenuhi persamaan awal

∂u ∂u
at −ax =0
∂t ∂x
∂u
 =x f ' ( xt)
∂t
∂u
 =t f ' ( xt)
∂x
Sehingga diperoleh
∂u ∂u
at −ax =atx f ' (xt)−axt f ' ( xt)
∂t ∂x
¿0
Karena solusi telah memenuhi kondisi awal dan telah
memenuhi persamaan awal, maka persamaan u adalah
solusi dari persamaan (2.2).
• Persamaan diferensial parsial orde 1 Quasi linier
Bentuk eksplisit pada PDP orde 1 quasi linier adalah
sebagai berikut:
∂u
a ( x ,t ,u )+ b ( x , t , u ) =c ( x , t , u)
∂t
Diketahui persamaan diferensial parsial pada (2.1) sebagai
berikut:
∂u ∂u ∂2 u
+ au =−b
∂t ∂x ∂x
∂2 u
Dengan asumsi bahwa -b =0 sehingga diperoleh
∂x
persamaan sebagai berikut:
∂u ∂u
+ au =0 (2.3)
∂t ∂x
Dengan kondisi awal u ( x , 0 ) =f ( x) dan x 0=τ .
 Langkah 1: kurva karakteristik
Dari persamaan (2.3) diperoleh kurva-kurva
karakteristik sebagai berikut:
dt dx du
=1 , =au , =0
ds ds ds
Sehingga diperoleh:
a. dt=ds
∫ dt= ∫ ds
t =s
b. dx=a u ds

∫ dx=∫ a u ds
x 1=a us
c. du=0

∫ du=0
u1=0
Dari uraian diatas diperoleh bahwa x 1=aus=aut .
Selanjutnya akan dicari nilai dari x danu sebagai berikut:
x=x 0 + x 1
x=τ+ aut
τ =x−aut
Lalu,
u=u0 +u1
u=f ( x 0 ) +0
u=f ( x 0 )=f ( τ)
u=f ( x −aut)
Jadi, f ( x−aut ) dianggap sebagai solusi persamaan (2.3).
 Langkah 2: cek kesesuaian solusi
1. Solusi harus memenuhi kondisi awal u ( x , 0 ) =f ( x)
Diketahui u=u ( x , t ) =f (x −aut ) maka dapt dicari

nilai dari u ( x , 0 ) =f ( x−a u .0 ) =f ( x )


Karena terbukti bahwa u ( x , 0 ) =f ( x) maka dapat

dikatakan solusi u ( x , t )=f ( x−aut ) telah memenuhi


kondisi awal.
∂u ∂u
2. Solusi harus memenuhi persamaan + au =0
∂t ∂x
∂u
Pertama, dicari terlebih dahulu sebagai berikut:
∂t
∂u
=−au f ' ( x −aut )
∂t
∂u
Lalu, cari sebagai berikut:
∂x
∂u '
=f (x−aut )
∂x
Kemudian subtitusi kedua nilai diatas ke persamaan

∂u ∂u
+ au sehingga diperoleh bentuk seperti
∂t ∂x
berikut:
−au f ' ( x−aut ) +au f ' ( x−aut )=0
∂u ∂u
Karena terbukti bahwa + au =0 maka dapat
∂t ∂x
dikatakan solusi u ( x , t )=f ( x−aut ) telah memenuhi
persamaan awal.
 Langkah 3: Analisis waktu patah
Diberikan:
∂u ∂u
+ au =0
∂t ∂x
Dengan kondisi awal u ( x , 0 ) =f ( x) dan x 0=τ .
Dimana mempunyai solusi u ( x , t )=f ( x−aut)
Akan dicari waktu patah saat f ( x )=−x dengan

f ( x−aut ) =−( x−aut ) melalui langkah-langkah


sebagai berikut:
1) Cek kesesuaian fungsi
∂u ∂u

{ ∂t
+a u
∂x
=0
u ( x , 0 )=f ( x )=−x
Dengan u ( x , t )=−(x−aut ) maka

u ( x , 0 ) =u0=− ( x −au .0 )=−ax.


Lalu,
∂u
=au
∂t
∂u
=−1
∂x
∂u ∂u
Maka + au =au−au=0
∂t ∂x
Jadi, fungsi u ( x , t )=f ( x−aut ) =−( x−aut )
telah sesuai dengan kondisi awal dan persamaan
awal.
2) Cari waktu patah
Cara 1:
Diketahui u ( x , t )=f ( x−at ) =f ( τ ) dan
x=τ+ aut =τ + af (τ )t
Maka waktu patah dapat dicari melalui:
du
∂ u dτ f ' (τ)
= =
∂ x dx 1+af '( τ )t

Pada persamaan diatas 1+af ' (τ )t mempunyai
dua kemungkinan yaitu
1+ af ' (τ) t=0
{
1+af ' (τ )t ≠0
Pada kasus waktu patah kondisi 1+af ' (τ )t ≠ 0
tidaklah menarik, karena akan lebih sulit mencari
saat waktu patah. Sehingga pada kasus waktu
patah digunakan kondisi 1+af ' (τ )t=0
Karena 1+af ' (τ )t=0 , maka:
−1
t= '
f (τ )
−1
t= =1
−1
Cara 2:
Pandang u ( x , t )=−( x−aut ). Akan dicari
persamaan untuk variabel u sebagai berikut:
u=−(x−aut )
u=−x+ aut
u ( 1−at )=−x
−x
u=
1−at
Jadi waktu patah terjadi saat t=1.

• Persamaan PDP nonlinier


 Kasus 1
Diketahui persamaan:
∂u ∂u ∂2 u
+ au =−b
∂t ∂x ∂x
1 ∂u ∂u
Apabila dimisalkan u=c , =q , dan = p, maka
2 ∂t ∂x
diperoleh:
q+ cp=vp 2
q=−cp+v p2
q ( p ) =−cp+ v p 2
Sehingga untuk persamaannya adalah:
u−u0= p ( x−x 0 ) +q ( p ) ( t −t 0 )

u−u0= p ( x−x 0 ) + (−cp+ v p2 ) ( t−t 0 )


Sehingga didapat:
∂H
= ( x−x 0 ) + (−c +2 vp ) ( t−t 0 )
∂p
0=( x−x 0 ) +−c +2 p ( t−t 0 )

( x−x 0 ) +¿ c −2 p ( t−t 0 )
( x−x 0 ) −c
p=
−2 ( t−t 0 )
Sehingga persamaannya adalah:

u−u0= p ( x−x 0 ) + (−cp+ v p2 ) (t−t 0 )


2
( x−x 0 )−c ( x−x 0 )−c ( x−x 0 )−c
u−u0=
−2 ( t−t 0 )
( x−x 0 ) + −c( −2 ( t−t 0)
+v
(
−2 ( t−t 0 ) )) (t−t 0)

 Kasus 2
Aplikasi persamaan diferensial parsial non linier
∂u ∂u ∂2 u
+ au =−b
∂t ∂x ∂x
Dengan nilai awal u ( x , t )=cos ⁡(x), sehingga

∂u
=−sin(x), dengan t=0
∂x
a) Step 1
∂u ∂u
Apabila dimisalkan u=c , =q , dan = p, maka
∂t ∂x
diperoleh:
q+ cp=vp 2
q ( p ) =−cp+ v p 2
Ingat bahwa F ≈ q−v p2=−cp merupakan
∂u ∂u
(
F x , t ,u , ,
∂x ∂t )
b) Step 2
Persamaan diatas mempunyai kurva karakteristik sebagai
berikut:
dx
=F p =∀ F p=(−2 vp+c )
ds
dt
=F q , ∀ F q=1
ds
du
= p . F p +q . F q
ds
¿ p (−2 vp+ c ) +q .1
¿−2 v p2 + cp+1
Sehingga bisa disimpulkan untuk kurva-kurva
karakteristik persamaan diferensial parsial non linier adalah:
dx
=F p
ds
dt
=F q
ds
du
= p . F p +q . F q
ds
dp
= p x F p+ p t F q
ds
dq
=q x F p + qt F q
ds
dF
=F x + F u . p+ F p . p x + pq . q x =0
ds
dF
=F t + F u .q + F p . p t + pq . qt =0
dt
c) Step 3
Selanjutnya akan dicari solusi untuk masalah nilai awal
dengan asumsi bahwa:
x=x ( τ )=τ
sin ( x )=sin ( x ( τ ) )=sint (τ)
t=t ( τ )=0
q ( p ) =−cp+ v p 2
p=−sin ( x ( τ )) =−sin ⁡(τ )
Integral untuk kurva-kurva karakteristik pada step 2
adalah sebagai berikut:
dx
a) ∫ ds =∫ (−2 vp+ c )
∫ dx=∫ (−2 vp+ c ) ds
x=(−2 vp + x ) s
dt
b) ∫ ds =∫ 1
∫ dt =∫ ds
t=s
du
c) ∫ ds =∫ (¿¿−2 vp +c) p+q ¿ ¿
∫ du=∫ ((−2 vp+c ) p+q)¿ ds ¿
u=((−2 vp+ c) p+ q)¿ s , ∀ s=t
u=((−2 vp+ c) p+ q)¿ t
Selanjutnya diperoleh:
u−u0=((−2 vp+c ) p+q)¿ t
u=((−2 vp+ c) p+ q)¿ t +u0
¿¿
¿¿
¿−vt sin2 ( τ )
Jadi dapat disimpulkan solusi umum pada kasus ini
adalah
u=−vt sin 2 ( τ )

 Kasus 3
Diberikan persamaan PDP nonlinier sebagai berikut:
∂u ∂u ∂2 u
+ au =v 2
∂t ∂x ∂x
∂u
Apabila dimisalkan =0 , maka persamaan diatas
∂x
akan menjadi:
∂u ∂2 u
−b =0
∂t ∂x
Dengan kondisi awal u ( x , 0 ) =x 2 yang terjadi pada

saat t=0 , x 0=τ , sehingga u ( x , 0 ) =τ 2


a) Step 1
∂u ∂u
Misalkan =q , dan = p, maka persamaan
∂t ∂x
diferensial diatas akan menjadi:
q ( x , t )−v p 2 ( x ,t )=0
q ( x ( τ ) , 0 ) −v p 2 ( x ( τ ) , 0 )=0
q ( τ )−v p2 ( τ )=0 ...............................................................................
Dengan kondisi awal u ( x ( τ ) ,0 )=τ 2, maka:
∂u (x ( τ ) , 0)
=2 τ
∂x
∂ u( x ( τ ) , 0)
Artinya p= =2 τ . Sehingga (1) dapat
∂x
ditulis:
q ( τ )−v (2 τ)2 =0
q ( τ )=v 4 τ 2
∂u ∂2 u
Karena −b =0 dapat dinyatakan dalam
∂t ∂x
bentuk q ( τ )−v p2 ( τ )=0, maka untuk

∂H dq
=−2 v ( x −x0 ) + (t−t 0 ).
∂p dp
Sehingga kurva-kurva karakteristiknya adalah:
dx
=( x−x 0 )=F p=−2 vp
ds
dt
=( t−t 0 ) =Fq =1
ds
du
= p . F p +q . F q
ds
¿−2 v p2 + q , ∀ p=2 τ dan q=v 4 τ 2
¿−2 v p2 + v 4 τ 2
¿ v (−2 p2 + 4 τ 2 )
b) Step 2
Integral kurva-kurva karakteristik:
dx
=−2 vp
ds
x=x 1=−2 vps , ∀ p=2 τ
Sehingga
 X =x 0+ x1

¿ τ −2 v ( 2 τ ) s
¿ τ −4 vτs , ∀ s=t
¿ τ −4 vτt
¿ τ (1−4 vt)
 t=s

du
 =−2 v p2 +q
ds

 u=u1=−2 v p2 s+ qs

Sehingga:
U =u0 +u1

¿ τ 2 + (−2 v p2 s +qs ) , ∀ s=t


¿ τ 2 + (−2 v p2 t+ qt )
u ( x , t )=τ 2−2 v p 2 t+ qt =x 2−2 v p 2 t+ qt
Sehingga solusi dari persamaan diatas adalah:
u ( x , t )=x 2−2 v p 2 t +qt
c) Step 3
Langkah selanjutnya adalah cek kesesuaian solusi
1. Cek kesesuaian u(x , 0)

u ( x , t )=x 2−2 v p 2 t +qt


u ( x , t )=x 2−(2 v p2−q)t
u ( x , 0 ) =x 2−( 2 v p 2−q ) 0=x 2
Sehingga hal ini sesuai dengan kondisi awal

bahwa u ( x , 0 ) =x 2
∂u ∂u
2. Cek kesesuaian dan
∂t ∂x
Untuk

∂u
=−2 v p 2+ q=−8 v τ 2 +4 v τ 2=−4 v τ 2 dan
∂t

∂u
untuk =2 x=2 τ= p
∂x

Anda mungkin juga menyukai

  • Biofarmasetika - BABE
    Biofarmasetika - BABE
    Dokumen28 halaman
    Biofarmasetika - BABE
    201386 husnul khotimah
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen2 halaman
    Bab V
    201386 husnul khotimah
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen12 halaman
    Bab Iv
    201386 husnul khotimah
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen7 halaman
    Bab Ii
    201386 husnul khotimah
    Belum ada peringkat
  • Kolom Pada LPLPO
    Kolom Pada LPLPO
    Dokumen4 halaman
    Kolom Pada LPLPO
    201386 husnul khotimah
    Belum ada peringkat