SAP Fisioterapi Dada
SAP Fisioterapi Dada
FISIOTERAPI DADA
DOSEN PEMBIMBING :
Ns. Roulita, S.Kep
III. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi dan konseling
IV. Materi
Terlampir
V. Media Penyuluhan
1. Leaflet
VI. Evaluasi
Kriteria Pemantauan
1. Pemantauan
a. Input
Kegiatan penyuluhan dihadiri oleh keluarga khususnya pasien
Media penyuluhan yang digunakan adalah leaflet
Paket penyuluhan sesuai SPO dan Up to Date
Waktu Kegiatan Penyuluhan adalah 10 menit
Tempat penyuluhan adalah di rumah An.A
b. Proses
Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan
penyuluhan
Tidak ada peserta yang meninggalkan kegiatan penyuluhan
Narasumber menguasai materi dengan baik
c. Output
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan peserta mengerti dan
memahami materi penyuluhan serta minimal 50% dari peserta dapat
mendemonstrasikan kembali terkait fisioterapi dada.
2. Outcome
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan klien dapat :
1) 80 % keluarga dan pasien dapat memahamai tentang pengertian
fisioterapi dada dengan bahasanya sendiri dengan benar\
2) 75 % keluarga dan pasien dapat menyebutkan tujuan dilakukannya
fisioterapi dada dengan baik
3) 75 % keluarga dan pasien dapat menyebutkan alat-alat yang
digunakanuntuk melakukan fisioterapi dada dengan baik
4) 70 % keluarga dan pasien dapat menyebutkan prosedur (langkah-
langkah) melakukan fisioterapi dada dengan baik
5) 85% keluarga dan pasien dapat mendemonstrasikan kembali cara
fisioterapi dada dengan benar
digunakan untuk
fisioterapi dada
Langkah-langkah
fisioterapi dada
Melakukan demonstrasi
fisioterapi dada
Memberikan
kesempatan audience
untuk bertanya
Menjawab pertanyaan
audience
Meminta pasien untuk
mendemonstrasikan
kembali fisioterapi dada
3 Diskusi 2 menit Mempersilahkan audiens Audiens bertaya kepada
bertanya pemberi materi
3 Evaluasi 1 menit Melakukan evaluasi dengan Mampu menjawab
mengajukan pertanyaan pertanyaan
seputar materi yang telah
dipaparkan kepada peserta
4 Penutup 1 menit Memberikan reinforcement Menjawab salam
positif
Salam penutup
VIII. Materi
Terlampir
MATERI
Fisioterapi dada ini dapat digunakan untuk pengobatan dan pencegahan pada
penyakit paru obstruktif menahun, penyakit pernafasan restriktif termasuk kelainan
neuromuskuler dan penyakit paru restriktif karena kelainan parenkim paru seperti
fibrosis dan pasien yang mendapat ventilasi mekanik. Fisioterapi dada ini meliputi
rangkaian : postural drainage, perkusi, dan vibrasi.
Kontra indikasi fisioterapi dada ada yang bersifat mutlak seperti kegagalan
jantung, status asmatikus, renjatan dan perdarahan masif, sedangkan kontra indikasi
relatif seperti infeksi paru berat, patah tulang iga atau luka baru bekas operasi, tumor
paru dengan kemungkinan adanya keganasan serta adanya kejang rangsang.
C. Konsep Fisiologis Fisioterapi Dada.
1. Clapping/ Perkusi Dada
Pengertian perkusi atau disebut clapping adalah tepukkan atau pukulan
ringan pada dinding dada klien menggunakan telapak tangan yang dibentuk
seperti mangkuk, tepukan tangan secara berirama dan sistematis dari arah atas
menuju kebawah.Selalu perhatikan ekspresi wajah klien untuk mengkaji
kemungkinan nyeri. Setiap lokasi dilakukan perkusi selama 1-2 menit.(ilustrasi
tangan saat melakukan clapping)
Cupping adalah menepuk-nepuk tangan dalam posisi telungkup. Clupping
menepuk-nepuk tangan dalam posisi terbuka. Tujuan untuk menolong pasien
mendorong / menggerakkan sekresi didalam paru-paru yang diharapkan dapat
keluar secara gaya berat, dilaksanakan dengan menepuk tangan dalam posisi
telungkup. Tujuan perkusi dilakukan pada dinding dada dengan tujuan
melepaskan atau melonggarkan secret yang tertahan. Indikasi klien yang
mendapat perkusi dada adalah pasien yang mendapat postural drainase, jadi semua
indikasi postural drainase secara umum adalah indikasi perkusi.
2. Vibrasi
Pengertian Vibrasi adalah kompresi dan getaran kuat secara serial oleh
tangan yang diletakan secara datar pada dinding dada klien
selama fase ekshalasi pernapasan.Vibrasi dilakukan setelah perkusi untuk
meningkatkan turbulensi udara ekspirasi sehingga dapat melepaskan mucus kental
yang melekat pada bronkus dan bronkiolus. Vibrasi dan perkusi dilakukan secara
bergantian.(ilustrasi vibrasi pada fisioterapi dada). Vibrasi dilakukan hanya pada
waktu pasien mengeluarkan nafas. Pasien disuruh bernafas dalam dan kompresi
dada dan vibrasi dilaksanakan pada puncak inspirasi dan dilanjutkan sampai akhir
ekspirasi.
Vibrasi dilakukan dengan cara meletakkan tangan bertumpang tindih pada
dada kemudian dengan dorongan bergetar. Kontra indikasinya adalah patah tulang
dan hemoptisis. Tujuan vibrasi digunakan setelah perkusi untuk meningkatkan
turbulensi udara ekspirasi dan melepaskan mukus yang kental. Sering dilakukan
bergantian dengan perkusi.
3. Postural Drainase
Postural drainase adalah pengaliran sekresi dari berbagai segmen paru dengan
bantuan gravitasi. Postural drainase menggunakan posisi khusus yang
memungkinkan gaya gravitasi membantu mengeluarkan sekresi bronkial.
Sekresi mengalir dari bronkiolus yang terkena ke bronki dan trakea lalu
membuangnya dengan membatukkan dan pengisapan. Tujuan postural drainase
adalah menghilangkan atau mencegah obstruksi bronkial yang disebabkan oleh
akumulasi sekresi. Dilakukan sebelum makan (untuk mencegah mual, muntah dan
aspirasi ) dan menjelang/sebelum tidur.
6) Setelah drainase pada posisi pertama, minta klien duduk dan batuk. Tampung sekresi
yang dikeluarkan dalam sputum pot. Jika klien tidak bisa batuk, harus dilakukan pengisapan.
Setiap sekresi yang dimobilisasi ke dalam jalan napas harus dikeluarkan melalui batuk atau
pengisapan sebelu klien dibaringkan pada
posisi drainase selanjutnya.Batuk akan sangat efektif bila klien duduk dan membungkuk ke
depan.
Periode istirahat sebentar di antara drainase postural dapat mencegah kelelahan dan
membantu klien menoleransi terapi dengan lebih baik.
9) Ulangi langkah 3 hingga 8 sampai semua area tersumbat yang dipilih telah
terdrainase. Setiap tindakan tidak lebih dari 30-60 menit. Drainase postural digunakan hanya
untuk mengalirkan area yang tersumbat dan berdasarkan pada
pengkajian individual.
program drainase.