Anda di halaman 1dari 1

WAJIB MELAKSANAKAN HUKUM-HUKUM ALLAH

ASSALAAMU’ALAIKUM WARAHMATULLAAHI WABARAKAATUH

Allah Ta’ala berfirman : “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga
mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka
tidak merasa keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan
sepenuhnya.” (QS. An-Nisa’ : 65)

Allah Ta’ala berfirman : “Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada
Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka adalah ucapan : “Kami
mendengar dan kami patuh.” Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. An-Nuur : 51)

Dari Abu Hurairah ra. Ia berkata : “Ketika Rasululah SAW. menerima ayat : “LILLAAHI MAA FIS
SAMAAWAATI WAMAA FIL ARDHI WA INTUBDUU MAA FII ANFUSIKUM AU TUKHFUUHU
YUHAASIBKUM BIHILLAAH” Kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.
Dan jika kamu mengungkapkan apa yang ada di dalam hatimu atau menyembunyikannya, niscaya
Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu). Para Sahabat Rasulullah
SAW. merasa berat dengan kandungan ayat tersebut. Kemudian mereka menemui Rasulullah sambil
berjongkok dan berkata : “Wahai Rasulullah, kami dapat melakukan amal-amal perbuatan yang
dibebankan kepada kami dengan sekuat tenaga, yaitu : “Shalat, jihad, berpuasa dan sedekah, tetapi
mengenai kandungan ayat ini, kami merasa tidak mampu untuk melaksanakannya.” Beliau
bersabda : “Apakah kamu akan berkata seperti yang dikatakan oleh para ahli kitab sebelummu.”
Mereka mengatakan : “Kami mendengar dan kami melanggarnya. Janganlah seperti mereka, tetapi
katakanlah : “SAMI’NA WA ATHA’NA GHUFRAANAKA RABBANAA WA ILAIKAL MASHIIR” (Kami
mendengar dan kami menta’atinya. Ampunilah kami wahai Tuhan kami dan kepada Engkaulah
tempat Kembali). Ketika ayat tersebut dibaca dan lidah mereka terasa ringan untuk membacanya,
kemudian Allah Ta’ala menurunkan ayat selanjutnya : “AAMANARRASUULU BIMAA UNZILA ILAIHI
MIN RABBIHII WAL MU’MINUUNA KULLUN AAMANA BILLAAHI WA MALAA-IKATIHI WA KUTUBIHI
WA RUSULIHI WA QAALUU SAMI’NAA WA ATHA’NAA GHUFRAANAKA RABBANAA WA ILAIKAL
MASHIIR” (Rasul telah beriman kepada Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya,
demikian pula dengan orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya.” (Mereka mengatakan) : “Kami tidak membeda-
bedakan antara seorang (dengan yang lain) dari rasulrasul-Nya, dan mereka mengatakan : “Kami
mendengarkan dan kami menta’ati.” (Mereka berdo’a) : “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan
kepada Engkaulah tempat Kembali).” Ketika mereka melakukan kandungan ayat tersebut, kemudian
Allah Ta’ala memasukkan dengan ayat selanjutnya, yaitu : “LAA YUKALLIFULLAAHU NAFSAN ILLAA
WUS AHAA LAHAA MAA KASABAT WA’ALAIHAA MAKTASABAT. RABBANAA LAA TU AAKHIDNAA IN
NASIINA AU AKHTA’NAA” (Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa
(dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo’a) : “Ya Tuhan kami, janganlah engkau hukum
kami jika kami lupa atau kami bersalah).”

Di jawab : “Ya”.”RABBANAA WALAA TAHMIL ‘ALAINA ISHRAN KAMAA HAMALTAHU ‘ALAL LADZIINA
MIN QABLINAA” (Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat
sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami). Di jawab : “Ya”.”WA’FU ‘ANNAA
WAGHFIRLANAA WARHAMNAA ANTA MAULAANAA FANSHURNAA ‘ALAL QAUMIL KAAFIRIIN” (Beri
maaflah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah
kami terhadap kaum yang kafir). Di jawab : “Ya.” (HR. Muslim)

WASSALAAMU’ALAIKUM WARAHMATULLAAHI WABARAKAATUH

Anda mungkin juga menyukai