Anda di halaman 1dari 19

PERNIK Jurnal PAUD, VOL 3 NO.

1 April 2020

PERILAKU ANAK USIA DINI PECANDU LEM AIBON


(STUDI KASUS PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI DESA
GUMAY KECAMATAN GELUMBANG)
Vita Putri Pratiwi1, Rahmah Novianti, S.Sos., M.P2

Email : vitaputripratiwi2@gmail.com1, aliciarahmah@gmail.com2

Abstrak :Penelitian ini adalah penelitian kualitatif untuk meneliti perilaku anak usia dini pecandu
lem aibon (studi kasus pada anak usia 5-6 tahun di desa gumay kecamatan gelumbang). Fokus
penelitian ini adalah menjelaskan perilaku menyimpang anak pecandu lem aibon. Dalam penelitian
ini berfokus pada faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang anak pecandu lem aibon dan
bentuk-bentuk perilaku menyimpang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku
menyimpang anak pecandu lem aibon di Desa Gumay Kecematan Gelumbang. Metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus.
Objek penelitian ini adalah anak pecandu lem aibon yang terdiri dari 1 (satu) orang anak. Data
yang dianalisis adalah hasil observasi, wawancara dan dokumentasi mengenai perilaku anak usia
dini pecandu lem aibon (studi kasus pada anak usia 5-6 tahun di desa gumay kecamatan
gelumbang). Hasil penelitian adalah perilaku menghisap lem merupakan salah satu tindakan yang
dilakukan oleh anak sebagai obat untuk penenang karena rasanya enak bagi pengguna. Faktor yang
mendorong mulainya perilaku menghisap lem pada anak disebabkan karena adanya agen
sosialisasi yang tidak sempurna baik itu dari keluarga maupun kelompok bermain. Jenis lem yang
digunakan seperti lem arpas, lem cap kambing dan lem banteng yang pada akhirnya efek yang
ditimbulkan dari perilaku menghisap lem menimbulkan ketergantungan yang susah untuk mereka
tinggalkan.

Kata Kunci: Perilaku Anak Usia Dini, Lem Aibon

PENDAHULUAN guru, sekolah, agar membantu


Anak usia dini adalah anak mengembangkan perilaku anak yang
yang sedang mengalami proses positif. Perilaku dapat terbentuk
imitatif atau peniru, apa yang ia lihat melalui kebiasaan sehari-hari secara
dan rasakan dari lingkungannya baik non-formal. Artinya suatu perbuatan
itu keluarga atau masyarakat dan yang dilakukan atas anjuran orang
pengalaman masa kecil di dalam dewasa ataupun perilaku orang
keluarga juga memiliki pengaruh dewasa yang sengaja ditujukan
yang besar terhadap perilaku anak kepada anak untuk diikuti.
selanjutnya. Masa ini adalah masa Pengalaman masa kecil
yang peka untuk menerima pengaruh didalam keluarga juga memiliki
dari lingkungannya. Hal ini juga pengaruh besar terhadap prilaku anak
merupakan kesempatan bagi selanjutnya. Misalnya seorang anak
lingkungan, dalam hal ini orang tua, yang diperlakukan kasar oleh orang
PERNIK Jurnal PAUD, VOL 3 NO.1 April 2020

tuanya (dipukul, ditampar, dan dan memuaskan nafsunya sehingga


lainya), maka anak akan menyimpan seringkali tidak peduli dengan
pengalaman kasar tersebut di dalam kepentingan orang lain dan
dirinya sehingga kecenderungan melanggar peraturan hukum. Dalam
anak untuk berprilaku kasar tersebut kehidupan sehari-hari istilah perilaku
di dalam dirinya, sehingga menyimpang terbagi dua macam.
kecenderungan anak untuk Pertama perilaku penyimpang yang
berprilaku kasar akan tinggi. Hal ini menimbulkan korban termaksud
terjadi karena perbuatan orangtua diantaranya kejahatan. Kedua
yang berlaku kasar dianggapnya perilaku menyimpang yang tidak
sebagai suatu kewajaran dan benar menimbulkan korban, dimana
sehingga anak akan berperilaku kasar korbannya adalah dirinya pelaku
dan menyimpang. sendiri.
Perilaku menyimpang yang Salah satu perilaku
dilakukan individu dipengaruhi oleh menyimpang lainnya adalah
kondisi dan keadaan yang secara penyalahgunaan lem aibon, dimana
khusus memengaruhi individu lem aibon sebenarnya zat pelekat
tersebut, seperti keturunan dan yang dipakai untuk merekatkan
pengalaman keluarga. Oleh karena berbagai benda seperti halnya sendal,
itu, dapat dikatakan bahwa perilaku sepatu dan lainya. Namun hal
menyimpang dipengaruhi secara tersebut sering di salahgunakan oleh
genetik, walaupun ada pula yang manusia bahkan oleh anak-anak.
berdasarkan proses sosialisasi. Jenis zat lem aibon merupakan
Perilaku menyimpang yang tergolong dalam zat adiktif
dipengaruhi secara genetik berbahaya lainnya.Mengingat
menjelaskan bahwa manusia tidak kemungkinan untuk mendapatkan
dapat melepaskan diri dari pengaruh narkotika dan obat-obatan terlarang
keturunan dan pengalaman keluarga. (narkoba) tersebut cukup sulit karena
Perbuatan perilaku menyimpang juga masalah ekonomi, sebagai alternatif
terjadi karena ulah manusia yang lainnya, anak-anak tersebut mulai
berusaha untuk memenuhi kebutuhan mencoba-coba bahan (zat adiktif)
PERNIK Jurnal PAUD, VOL 3 NO.1 April 2020

yang ada disekitar mereka dengan mereka. Tidak hanya menyerang


menggunakan lem aibon yang fisik, melainkan mental, emosional
dihirup seperti halnya dengan dan spritual merekapun akan
berbagai jenis narkoba tertentu. terganggu. Penyalahgunaan lem
Lem ini digunakan dengan cara aibon ini juga dapat berujung
dihisap. Jenis lem yang digunakan kematian jika digunakan terlalu
yakni lem jenis aibon untuk sering dan dalam jangka waktu yang
menimbulkan efek nyaman (fly). lama.
Perilaku “ngelem” khususnya pada Seperti penelitian yang
anak sering berawal dari pengaruh dilakukan oleh Siti Chomariah
pola pergaulan dan gaya berteman, di dengan judul “Perilaku Menghisap
samping itu berasal dari keinginan Lem Pada Anak Remaja “ (studi
pribadi dan masalah yang terjadi di kasus di di Kota Pekan Baru).
masyaraka. Penyalahgunaan lem Penelitian ini menggunakan kualitatif
aibon memungkinkan secara fisik deskriptif. Penelitian ini
untuk menghilangkan rasa lapar, mengemukakan bahwa fakror yang
kelelahan dan juga rasa sakit mendorong mulainya perilaku
terhadap penyakit yang dideritanya. menghisap lem pada anak remaja di
Sementara secara psikis penggunaan kelurahan sri meranti disebabkan
lem aibon bisa menghilangkan rasa karena adanya agen sosialisasi yang
cemas, dekpresi dan strees. Namun tidak sempurna (40%) dari keluarga
bahaya yang diakibatkan oleh (30%) dalam keluarga membuatan
pemakaian lem aibon tersebut dapat peranan keluarga di gantikan oleh
bermacam-macam dan terkadang agen sosialisasi seperti kelompok
kecandunya kebanyakan tidak bermain (30%) yang mengakibatkan
mengetahui organ tubuh mana saja perbedaan nilai-nilai yang diajarkan
yang dapat terserang. Bahayanya dalam keluarga dengan nilai-nilai
tidak hanya menyerang organ tubuh yang dipelajari dari luar keluarga.
seperti otak, jantung, dan paru-paru Penyalahgunaan lem
bahkan viruspun akan mudah lebih merupakan bentuk kenakalan anak
mudah masuk kedalam tubuh yang sekarang banyak
PERNIK Jurnal PAUD, VOL 3 NO.1 April 2020

dijumpai.Fenomena menghisap lem pemaparan fenomena di atas, penulis


merupakan bentuk perilaku ingin mengatahui perilaku
menyimpang. Lem yang merupakan menyimpang anak pecandu lem
bahan untuk perekat suatu benda, aibom apa yang menyebabkan
disalah gunakan oleh anak usia dini mereka berprilaku ngelem,
untuk perbuatan yang melanggar bagaimana cara mereka mendapatkan
norma dan nilai tertentu. Sama lem, dan lem apa saja yang sering
seperti narkoba pada umumnya, mereka pakai untuk dihisap. Maka
secara sosial kenakalan anak dalam dari peneliti ingin melakukan
perilaku menghisap lem yang penelitian dengan judul tentang
disebabkan oleh satu bentuk “Perilaku Anak Usia Dini Pecandu
pengabaian sosial, sehingga mereka Lem Aibon (Studi Kasus Pada Anak
itu mengembangkan bentuk tingkah Usia 5-6 Tahun Di Desa Gumay
laku menyimpang. Kecamatan Gelumbang)”.
Dari pemaparan di atas penulis LANDASAN TEORI
ingin mengetahui perilaku Dalam kehidupan masyarakat,
menyimpang anak pecandu lem norma menjadi pedoman di dalam
aibon. Seperti kasus yang saya temui kehidupan bermasyarakat. Semua
di desaGumay ini anak bernama tindakan manusia dibatasi oleh
arifusia 6 tahun salah satu anak aturan (norma) untuk berbuat dan
korban perceraian orangtua, orangtua berperilaku sesuai aturan. Namun
arif berpisah saat dia berusia 3 tahun. tidak jarang terjadi ditengah
Saat ini usia arif 6 tahun dan dia masyarakat perilaku yang tidak
tidak mau sekolah,prilaku dia juga sesuai yang disebut dengan perilaku
sangat berbeda pada anak-anak yang menyimpang.
seusianya, dia sangat nakal dan liar. Menurut Hisyam, (2018:2)
Menurut kesaksian warga, arif sering perilaku menyimpang (deviant
terlihat bersama kedua temannya bebaviour) yaitu semua tindakan
yang sudah dewasa sekitar umur 15 yang bertentang dengan norma-
sampai 17 tahun, mereka sering norma yang berlaku dalam suatu
bermain di kebun karet. Dari sistem tata sosial masyarakat.
PERNIK Jurnal PAUD, VOL 3 NO.1 April 2020

Perilaku menyimpang didefinisikan pelanggaran terhadap


sebagai suatu tindakan yang norma-norma umum tidak
dilakukan oleh seseorang atau berlangsung secara terus-
beberapa orang anggota masyarakat, menerus.
secara sadar atau tidak sadar yang 2) Penyimpangan sekunder
bertentangan dengan norma dan adalah penyimpangan sosial
aturan yang telah disepakati bersama, yang nyata dan sering
yang menimbulkan korban (victims) dilakukan sehingga
maupun tidak ada korban. Sedangkan menimbulkan akibat yang
perilaku menyimpang yang tidak cukup parah dan
menimbulkan korban disebut menganggu orang lain.
penyimpangan dan korbannya adalah Terdapat beberapa faktor-
diri sendiri. faktor yang mempengaruhi perilaku
Terdapat beberapa bentuk- menyimpang. Seperti yang
bentuk perilaku menyimpang, baik dikemukakan oleh Wilnes (dalam
yang sering terjadi dan berdasarkan Hisyam 2018: 8) menyatakan bahwa
jumlah pelakunya. Seperti yang sebab-sebab penyimpangan /
dikemukakan oleh Setiawan (2018: kejahatan dibagi menjadi dua, yaitu
114) berdasarkan kekerapannya sebagai berikut.
perilaku menyimpang dibedakan 1) Faktor subjektif adalah
menjadi dua, yaitu penyimpangan faktor yang berasal dari
primer dan penyimpangan sekunder : seseorang itu sendiri sifat
1) Penyimpangan primer pembawaan yang dibawa
adalah suatu pelanggaran sejak lahir).
atau penyimpangan yang 2) Faktor objektif yang berasal
bersifat sementara dari luar (lingkungan).
(temporer). Sehingga Misalnya keadaan rumah
individu yang melakukan tangga seperti hubungan
penyimpangan tersebut antara orangtua dan anak
masih dapat diterima oleh yang tidak serasi.
kelompok sosialnya, sebab
PERNIK Jurnal PAUD, VOL 3 NO.1 April 2020

Menurut Soeroso (2008) generasi tua akan


perilaku menyimpang lebih banyak meluruskan tindakan
merupakan perilaku yang bersifat tersebut.
spontan dan hukum perilaku yang 2) Masa transisi Perubahan
bersifat permanen atau tetap. sosial tidak dapat dihindari
Perilaku ini memiliki ciri sesaat dan dalam kehidupan
sangat tergantung pada situasi, dan masyarakat. Perubahan
kondisi yang menyebabkan sosial membawa dampak
terjadinya perilaku menyimpang pada perubahan nilai,
tersebut. Penanggulangan terhadap norma, dan kebudayaan
perilaku menyimpang akan dilihat dalam masyarakat.
dari faktor-faktor penyebab perilaku Perubahan yang terjadi
menyimpang, berikut cara dapat menyebabkan
menanggulangi perilaku masyarakat dan individu
menyimpang : mengalami kebinggungan
1) Sosialisasi berkelanjutan nilai dan norma mana yang
Proses sosialisasi yang harus diikuti. Guna
kurang sempurna akan menghindari terjadinya
menjadi penyebab prilaku perilaku menyimpang
menyimpang terjadi. Guna dibutuhkan masa transisi.
mencegah hal itu perlu Masa transisi digunakan
adanya sosialisasi yang untuk mengakomodasikan
benar dan sempurna. Hal ini generasi tua memahami
dapat tercapai manakala perubahan yang baru
generasi tua melakukan sehingga masa transisi akan
sosialisasi secara terus memberikan kesempatan
menerus dan sekaligus kepada mereka untuk tidak
mengawal proses sosialisasi melakukan tindakan yang
yang ada. Misalnya, menyimpang.
generasi muda melakukan 3) Pedamping masyarakat
penyimpangan, maka
PERNIK Jurnal PAUD, VOL 3 NO.1 April 2020

Perubahan yang sangat Fauzi (2019:2016)


cepat dapat menyebabkan mengemukakan bahwa kekerasan
orang merasa tertinggal dan pnyimpangan banyak ditemukan
dengan perubahan tersebut. pada keluarga muda dan lebih
Bahkan sering merasa asing banyak dari keluarga miskin yaitu
dengan dunia di luar keluarga pengangguran dan pekerja
dirinya. Orang kemudian paruh waktu serta terjadi lebih
sering terganggu mentalnya banyak dikota dari pada di desa.
akibat stress menghadapi Salah satu penyimpangan yang
perubahan yang ada. Stress banyak terjadi adalah
terjadi karena perbedaan penyalahgunaan napza dan jenis-
yang nyata antara harapan jenisnya.
dan kenyataan. Agar Menurut Fadhli (2018:67) zat
perilaku menyimpang yang adiktif yaitu zat-zat yang
disebabkan karena stress mengakibatkan ketergantungan
berkurang, maka perlu seperti zat-zat solven termasuk
adanya pendamping inhalansia (aseton, tinner cat, lem).
terhadap masyarakat dalam Zat-zat tersebut sangat berbahaya
menghadapi perubahan yang karena bisa mematikan sel-sel otak.
ada. Sedangkan menurut Gerald
4) Penyesuai terhadap (2016:57) zat adiktif disebut juga
perubahan sosial dan inhalansia atau uap bahan yang
modernisasi Mengikuti mudah menguap saat dihirup,
perkembangan masyarakat misalnya earosol, aica aibon, isi
menuju ke arah yang lebih korek api gas, cairan dry cleaning,
moderen adalah suatu uap bensin, vernis, cairan pemantik
tindakan yang baik, dengan api, lem, semen karet, cairan
melihat perkembangan yang pembersih, cat semprot, semir
ada di sekitarnya adalah sepatuh, cairan tip-ex, perekat kayu,
tindakan yang bijaksana. bahan pembakaran aerosol,
pengencer cat (Thinner).
PERNIK Jurnal PAUD, VOL 3 NO.1 April 2020

Terdapat beberapa faktor yang tidak menimbulkan


mempengaruhi penyalahgunaan ketagihan.
napza, menurut Fadhli (2018:76) 2) Faktor Masyarakat atau
Ada tiga faktor utama yang Lingkungan Sekitar Faktor
mempengaruhi seseorang atau lingkungan membuka
sekelompok orang menggunakan kesempatan pemakaian
napza, yaitu sebagai berikut: napza, yang dimaksud
1) Faktor Individu Faktor dengan faktor kesempatan
individu merupakan yang disini adalah tersedianya
paling berperan dalam situasi-situasi “permisiff”
menentukan apakah ia (memungkinkan) untuk
akan atau tidak akan memakai napza diwaktu
menjadi pengguna napza. luang. Lingkungan
Faktor individu penyebab pergaulan dan sebaya
penyalahgunaan napza merupakan salah satu
antara lain keingintahuan pendorong kuat untuk
yang besar untuk menggunakan napza.
mencoba tanpa sadar atau 3) Faktor Zat-Zat di dalam
berfikir panjang mengenai Napza Ketika seseorng
akibatnya karena sudah terbiasa
penasaran, bersenang- menggunakan napza maka
senang, mengikuti trend secara fisik dan psikologis
atau gaya, keinginan (sugesti) orang tersebut
untuk diterima oleh tidak dapat lagi hidup
lingkungan atau normal tanpa ada zak-zat
kelompok, lari dari napza didalamnya.
masalah, tidak mampu Penyalahgunaan napza dapat
menghadapi tekanan dari mengakibatkan berbagai dampai
lingkungan dan negatif dan berbahaya, yaitu sebagai
pengertian yang salah berikut :
bahwa sesekali-sesekali
PERNIK Jurnal PAUD, VOL 3 NO.1 April 2020

1) Dampak fisik, secara fisik napza rendahnya tingkat


organ yang paling banyak kesehatan, selain berakibat
dipengaruhi adalah sistem buruk pada diri sendiri juga
syaraf pusat yaitu otak dan berakibat pada orang lain
sumsum tulang belakang, yang berhubungan dengan
organ-organ otonom mereka.
(jantung, paru, hati, ginja Keluarga adalah benteng
dan pancaindera) pertama untuk segala hal yang dapat
2) Dampak psikologis atau meelindungi seluruh genrasi anak
kejiwaan, ketergantungan bangasa. Orang tua yang bijak akan
naapza menyebabkan orang bertindak sedini mungkin untuk
tdak dapaat lagi berpikir dan menjauhkan anak dari tindakan
berprilaku normal. Berbagai penyalahgunaan napza. Langkah-
gangguan psikis yang sering langkah yang dapat dilakukan orang
dialami antara lain depresi, tua diantaranya sebagai berikut:
paranoid, percobaan bunuh 1) Jadilah orang tua yang tahu
diri, melakukan tindak banyak untuk segala hal
kekerasan dan lain-lain. demi anak.
3) Dampak sosial, merupakan 2) Berdiskusilah dengan anak
hal yang menyangkut tentang bahaya
kepentingan lingkungan penyalahgunaan zat
masyarakat yang lebih luas, berbahaya
lingkungan tersebut adalah 3) Tegas dan keras dalam
keluarga, sekolah, tempat larangan zat berbahaya
tinggal, bahkan bangsa. 4) Saringlah semua media
Penyalahgunaan napza yang yang dikonsumsi anaak
semakin meluas merugikan 5) Jadilah orang tua yang
masyarakat diberbagai pintar dalam bersikap
aspek kehidupan. 6) Membangun keluarga yang
4) Dampak kesehatan, hangat dan kasih sayang
penyalahgunaan pemakaian
PERNIK Jurnal PAUD, VOL 3 NO.1 April 2020

7) Perbaiki pola pendidikan angkat oleh orang lain bila


dalam keluarga karena suatu sebab orang
Fauzi (2019: 201 tuanya tidak dapat menjadi
mengemukakan bahwa hak adalah tumbuh kembang annak
suatu yang didapatkan oleh 6. Memperoleh pelayanan
seseorang sebagai warga negara kesehatan dan jaminan
dimana ia bermukim, hak tersebut sosial sesuai dengan
tidak dapat diintervensi oleh kebutuhanfisik, mental
kekuasaan apapun juga, ia diperoleh priritual dan sicial
secara alami sebaga hamba ciptaan 7. Anak memperoleh
Allah. Hak tersebut dinamakan hak pendidikan
azazi. Undang-Undang Perlindungan 8. Hak menyatakan dan
Anak diatur dalam UU No 23 Tahun didengar pendapatnya,
2002 yang berbunyi bahwa: menerima, mencari,
1. Setiap anak berhak untuk memberikan informasi
dapat hidup, tumbuh, sesuai dengan nilai
berkembang dan kesusilaan dan kepatuhan
berpartisipasi secara wajar 9. Beristirahat dan
sesuai dengan harkat dan memanfaatkan waktu luang,
martabat kemanusiaan, serta bergaul dengan teman
mendapat perlindungan dari sebaya, berteman,
kekerasan dan diskriminasi. berekreasi sesuai dengan
2. Hak atas identitas diri dan minat, bakat, dan tingkat
status kewarganegaraan kecerdasan
3. Beribada menurut agamanya 10. Perlindungan dari
4. Dibersarkan dan diasuh oleh perlakuan: diskriminasi,
orang tuanya sendiri dan ekspliotasi, ekonomi,
berhak mengetahui orang maupun seksual, pelantaran,
tuanya kekejaman, kekerasan dan
5. Hak diasuuh dan diangkat penganianyaan,
sebagai anak asuh atau anak
PERNIK Jurnal PAUD, VOL 3 NO.1 April 2020

ketidakadilan dan perlakuan manusia yang diteliti. Kembali pada


salah definisi di sini dikemukakan tentang
11. Hak memperoleh peranan penting dari apa yang
perlindungan khusus seharusnya diteliti yaitu konsep,
12. Korban dan pelaku anak perilaku, persepsi, dan persoalan
berhak mendapatkan tentang manusia yang diteliti.
bantuan hukum dan bantuan Teknik Pengumpulan Data
lainnya. Pengumpulan data dalam
METODE PENELITIAN penelitian ini menggunakan
Metode penelitian yang teknikpengumpulan data
digunakan dalam penelitian ini Trianggulasi. Menurut Sugiyono
yaitu metode deskriptif (2018: 241) teknik pengumpulan data
kualitatif. Metode penelitian Trianggulasi adalah sebagai teknik
kualitatif digunakan untuk pengumpulan data yang bersifat
mendapatkan data yang menggabungkan dari berbagai teknik
mendalam, suatu data yang pengumpulan data dan sumber data
mengandung makna.Makna yang telah ada. Adapun teknik
adalah data yang sebenarnya, pengumpulan data sebagai berkut.
data yang pasti yang merupakan a. Observasi
suatu nilai dibalik data yang Menurut Arikunto (2018: 145),
tampak.Oleh karena itu dalam observasi adalah observasi
penelitian kualitatif tidak dimana peneliti terlibat dengan
menekan pada generalisasi, kegiatan sehari-hari orang yang
tetapi lebih menekankan pada sedang diamati atau yang
makna (Sugiyono, 2015:15). digunakan sebagai sumber data
Menurut Jane Richie (Moleong penelitian. Sambil melakukan
2017:6) penelitian kuaalitatif adalah pengamatan, ikut melakukan apa
upaya untuk menyajikan dunia yang dikerjakan oleh sumber
sosial, dan persepektifnya di dalam data, dan ikut merasakan suka
dunia, dari segi konsep, perilaku, dukanya.
persepsi, dan persoalan tentang b. Wawancara
PERNIK Jurnal PAUD, VOL 3 NO.1 April 2020

Menurut Barnawi dan Darojat gambar, misalnya foto, gambar


(2018:211) wawancara adalah hidup, sketsa dan lain-lain.
suatu proses pengumpulan data Teknik Analisis Data
untuk suatu penelitian. Sebagai Menurut Sugiyono (2018
metode pelengkap, wawancara :244), Analisis data adalah proses
berfungsi sebagai pelengkap mencari dan menyusun secara
metode lainya yang digunakan sistematis data yang diperoleh dari
untuk mengumpulkan data pada hasil wawancara, observasi, dan
suatu penelitian. Sebagai dokumentasi, dengan cara
kriteria, wawancara digunakan mengorganisasikan data ke dalam
untuk menguji kebenaran dan kategori, menjabarkan ke dalam unit-
kemantapan data pada suatu unit, melakukan sisttesa, menyusun
penelitian. Sebagai kriteria, ke dalam pola, memilih mana yang
wawancara digunakan untuk penting dan yang akan dipelajari, dan
menguji kebenaran dan membuat kesimpulan sehingga
kemantapan data yang diperoleh. mudah dipahami oleh diri sendiri
c. Dokumentasi maupun orang lain.
Menurut Moleong (2017:216) Proses analisis data pada
dokumentasi ialah setiap bahan penelitian kualitatif dilakukan sejak
tertulis ataupun film. Dokumen sebelum memasuki lapangan, selama
merupakan catatan peristiwa di lapangan, dan setelah selesai di
yang sudah berlalu. Dokumen lapangan.Analisis telah mulai sejak
bisa berbentuk tulisan, merumuskan dan menjelaskan
gambaran, atau karya-karya masalah, sebelum terjun ke
monumental dari seseorang. llapangan, dan berlangsung terus
Dokumen yang berbentuk sampai penulisan hasil penelitian.
tulisan misalnya catatan harian, Proses analisis data lapangan
sejarah kehidupan, ceritera, menggunakan model Miles dan
biografi, peraturan, kebijakan, Huberman, dalam model ini terdapat
dokumen yang berbentuk langkah-langkah berlangsung
pengumpulan data:
PERNIK Jurnal PAUD, VOL 3 NO.1 April 2020

1) Data Reduction (Reduksi Data) kualitatif masih bersifat


Reduksi data adalah sementara dan akan
penyederhanaan yang dilakukan berkembang setelah penelitian
melalui merangkum, berada di lapangan.
mengambil data yang pokok PEMBAHASAN
dan penting. Perilaku menghisap lem
2) Data Display (penyajian Data) merupakan bentuk perilaku
Dalam penelitian kualitatif menyimpang. Mengingat
penyajian data ini dapat kemungkinan untuk mendapatkan
dilakukan dalambentuk tabel, narkotika dan obat-obatan terlarang
grafik, dan sejenisnya. Yang tersebut cukup sulit karena masalah
sering digunakan untuk ekonomi. Sebagai alternatif lain,
menyajikan data dalam yang menjadi objek penelitian (Ajat)
penelitian kualitatif adalah menggunakan zat adiktif yang ada
dengan teks yang bersifat disekitarnya dan mudah dijangkau
naratif. Dengan mendispaykan seperti lem. Lem yang merupakan
data, maka akan memudahkan bahan untuk perekat suatu benda,
untuk memahami apa yang disalahgunakan oleh banyak anak
terjadi, merencanakan kerja remaja pada umumnya. Jenis lem
selanjutnya berdasarkan apa yang digunakan dalam melakukan
yang telah dipahamis. aktifitas “ngelem” yakni, lem jenis
3) Verification (Kesimpulan) fox. Lem ini mengandung bermacam-
Langkah selanjutnya, macam zat kimia yang sangat
kesimpulan dalam penelitian berbahaya jika dikonsumsi.
kualitatif mungkindapat Menghisap lem adalah menghirup
menjawab rumusan masalah uap yang ada dalam kandungan lem
yang dirumuskan sejak awal, tujuannya untuk mendapatkan
tetapi mungkin juga tidak, sensasi tersendiri atau efek nyaman
karena seperti dikemukankan (fly).
bahwa masalah dan rumusan Dalam penelitian ini, Selain
masalah dalam penelitian peneliti melakukan wawancara
PERNIK Jurnal PAUD, VOL 3 NO.1 April 2020

dengan Ajat sebagai objek penelitian, Sempakata Kecamatan Medan


beberapa anak teman Ajat juga Selayang)” tentang perilaku
melakukan hal yang sama dengan menghisap lem dimana hasil
Ajat. Berdasarkan informasi yang penelitian di lapangan menunjukan
telah peneliti dapatkan kolompok bahwa perilaku ngelem merupakan
bermain pergaulan dalam Ajat bagian hidup anak jalanan yang tidak
dengan umur tertinggi 15 tahun dan mudah untuk dihindari dan
terendah 6 tahun. Jika dilihat dari dihilangkan. Hal ini disebabkan
pendidikannya, anak-anak tersebut karena perilaku ngelem telah menjadi
putus sekolah. Pemakaian lem yang kebiasaan di kalangan anak jalanan
Ajat lakukan dalam sehari sebanyak dan pengaruh buruk dari ligkungan.
satu kali pemakaian ada bahkan dan Dalam penelitiannya Informan
dua kali ataupun tidak tentu. menggunakan lem untuk megobati
Usia Ajat saat pertama kali rasa penasaran, lem sangat
menggunakan lem dan lama terjangkau dan membuat tetap
menggunakan diperoleh informasi membuat fly layaknya Napza jenis
bahwa ia menggunakan lem/ngelem lainnya, untuk menghilangkan rasa
pada usia 5 (lima) tahun. Usia ini capek dan stress serta rasa lapar yang
adalah usia emas, dimana anak dialami informan, serta satu
tumbuh dan berkembang sangat informan mengaku lem digunakan
pesat. Akan tetapi tidak menutup sebagai cadangan ketika tidak
kemungkinan pada usia ini juga anak mendapatkan shabu.
mudah terpengaruh ke dalam Aktivitas menghisap lem Ajat
perilaku menyimpang karena dilakukan pada pagi, sore dan malam
pengalaman yang anak dapatkan. hari dan memilih tempat-tempat yang
Penelitian ini sejalan dengan aman yang jauh dari rumah seperti
penelitian yang dilakukan oleh kebun, rumah kosong, tepian sungai,
Mutiara (2011), yang berjudul dan lapangan bola. Yang dirasakan
“Perilaku Ngelem Pada Anak Jalanan pada saat menghisap lem semua
(Studi Kasus Anak Jalanan di Jalan rasanya tenang dan enak sehingga
Ngumban Surbakti Kelurahan ketagihan dikarenakan aroma yang
PERNIK Jurnal PAUD, VOL 3 NO.1 April 2020

menyengat yang berasal dari lem neurotransmitter itu mirip dengan


tersebut. Sepeti penuturan dari Ajat beberapa jenis narkoba. Semua zat
bahwa ketagihan untuk psikoaktif (narkotika, psikotropika
menghisapnya, karna baginya dan bahan adiktif lain) dapat
rasanya enak, bau yang terkandung mengubah perilaku, perasaan dan
pada lem seperti bau aroma bensin. pikiran seseorang melalui
Itu yang membuat Ajat ketagihan pengaruhnya terhadap salah satu atau
dan terus menerus menghisapnya. beberapa neurotransmitter.
Cara pemakaiannya pun sama Neurotransmitter yang paling
halnya dengan responden berperan dalam terjadinya
sebelumnya, yaitu menggunakan ketergantungan adalah dopamine
kantong plastik. Lem yang telah Ajat serta serotonin.
beli, dibuka tutupnya setelah itu Menurut Fadhli (2018:67) zat
lemnya dituangkan kedalam plastik. adiktif yaitu zat-zat yang
Setelah tertuaang semua, Ajat lalu mengakibatkan ketergantungan
menghisap dan menghirupnya seperti zat-zat solven termasuk
sampai kering dan mengeras. inhalansia (aseton, tinner cat, lem).
Biasanya setelah menghisap lem ini Zat-zat tersebut sangat berbahaya
masih ada sisa- sisa lem yang karena bisa mematikan sel-sel otak.
menempel dihidung. Efek yang ditimbulkan dari
Berdasarkan hasil penelitian, menghirup uap lem itu sendiri
Ajat merasakan bahwa lem mampu hampir mirip dengan jenis narkoba
menghilangkan stress, hal ini terjadi yang lain yakni menyebabkan
karena kandungan Lysergic Acid halusinasi, sensasi melayanglayang
Diethyilamide (LSD) yang terdapat serta rasa tenang sesaat meski
pada lem. Dalam sel otak terdapat kadang efeknya bisa bertahan hingga
bermacam-macam zat kimia yang 5 jam sesudahnya.
disebut neurotransmitter. Zat kimia Efek lain yang bisa
ini bekerja pada sambungan sel saraf ditimbulkan dari kegiatan ngelem ini
yang satu dengan sel saraf lainnya sendiri antara lain adalah tidak
(sinaps). Beberapa di antara merasakan lapar meskipun sudah
PERNIK Jurnal PAUD, VOL 3 NO.1 April 2020

waktunya makan karena ada akan cenderung mencari tempat


penekanan sensor lapar di susunan dimana dia mendapatkan perhatian,
saraf di otak. Sensasi yang di rasakan ketenangan dan kesenangan di luar
Ajat dari ngelem membuat Ajat rumah seperti di jalan dan bergaul
merasakan bahwa lem memiliki dengan anak jalanan lainnya, teman
manfaat jika terus di gunakan sebaya yang membuat dirinya merasa
(dihisap), Ajat merasakan manfaat dihargai dan membuat anak merasa
dari ngelem yaitu membuat memeroleh kesenangan dan
perasannya tenang dan senang, ketenangan memalui teman
menghilangkan rasa lapar, membuat sebayanya. Teman sebaya
badan jadi kuat, serta meningkatkan merupakan tempat utama dalam
kepercayaan diri. Seseorang seorang anak bersosialisasi.
mengalami ketergantungan pada zat Lingkungan juga dihuni oleh orang-
umumnya melalui suatu proses orang yang memiliki perilaku negatif
perkembangan. Pertama orang yang dan anti sosial yang bersifat
besangkutan harus mempunyai sikap menyimpang. Hal tersebut dapat
positif terhadap obat tersebut, menimbulkan reaksi emosional
kemudian mulai bereksperimen buruk bagi anak-anak yang labil
dengan menggunakannya. jiwanya sehingga anak menjadi
Berdasarkan hasil penelitian mudah terpengaruh oleh pola
Ajat memilih keluar dari rumah tindakan menyimpang. Dengan
karena alasan ingin mencari demikian, anak yang tinggal di
kesenangan diluar rumah dengan lingkungan yang menyimpang
berkumpul bersama teman-teman, kemungkinan besar akan memiliki
serta ketidak harmonisan dalam perilaku menyimpang pula yang
rumah tangga/orang tua. Perhatian sama halnya dengan perilaku orang-
dan kasih sayang keluarga sangat orang yang ada di lingkungannya.
berperan dalam pembentukan Mereka melakukan perilaku ngelem
perilaku anak, namun jika seseorang karena adanya pengaruh dari
anak tidak memiliki hubungan kelompok atau teman sebaya.
keluarga yang harmonis maka anak
PERNIK Jurnal PAUD, VOL 3 NO.1 April 2020

Berdasarkan hasil wawancara pengajaran yang baik dari sekolah


peneliti, Ajat menggunakan lem seperti anak-anak pada umumnya.
berasal dari ajakan teman Dampak yang ditimbulkan dari
sepergaulan, dan rasa penasaran Menghisap Lem
melihat perilaku ngelem temannya. 1. Kesehatan
Seperti observasi yang dilakukan Pengaruh yang ditimbulkan
peneliti, Ajat ngelem bersama teman- dari menghisap lem ini sangat besar
temannya dan sebagian besar mereka dampaknya bagi ksesehatan. Lem
mengikuti perilaku, pakaian, etika yang mengandung didalamnya zat
dan norma yang diterapkan oleh zat yang berbahaya dapat merusak
teman-teman mereka atau kelompok sistem saraf otak. Seperti halnya
Faktor yang Mendorong Memulai yang dialami Ajat. Daya ingat
Menghisap Lem berkurang, badan kurus, gigi
Faktor yang mendorong Ajat menguning, bawaannya selalu malas,
memulai menghisap lem aibon dan juga dada sesak. Selain dari
karena dibesarkan dari keluarga yang kesehatan yang terganggu, perilaku
broken home. Dimanna peran menghisap lem juga mempengaruhi
keluarga yang sama sekali tidak perilaku seseorang pada tingkah laku
perduli dan tidak memperhatikan seseorang. Seperti yang dialami oleh
Ajat dalam hal bergaul. Bahkan Ajat.
dalam hal agama juga orang tua Ajat 2. Kriminalitas
tidak pernah memarahinya bahkan Perilaku kriminal yang timbul
menasihati jika Ajat tidak shalat dan dalam dirinya diakibatkaan karena
mengaji. Apapun yang dilakukan pengaruh dari teman
dibiarin saja, tidak ada batasan atau sepermainnannya. Awalnya hanya
laangan sama orang tua. kebiasaan menghisap lem dan
Selain itu juga, masalah selanjutnya sikapnya berubah
ekonomi dikehidupan Ajat, membuat menjadi perilaku yang menyimpang
Ajat putus sekolah. Hal ini seperti meminta uang bahkan
mengakibatkan Ajat tidak mencuri. kadang juga mengeluarkan
mendapatkan pendidikan dan kata-kata kasar.
PERNIK Jurnal PAUD, VOL 3 NO.1 April 2020

3. Hubungan Sesama Teman dari luar keluarga. Perilaku


Hubungan sesama teman juga menghisap lem merupakan salah satu
adalah dampak dari menghisap lem. tindakan yang dilakukan oleh anak
Hubungan Ajat dengan temannya sebagai obat untuk penenang karena
sangat akur karena sesama penghisap rasanya enak bagi mereka. Dengan
lem. Mereka saling berbagi cerita cara tersebut, mereka dapat
dan permasalahan mereka. Biasanya merasakan sensasi, halusinasi bahkan
Hiburan Ajat bersama temannya fly yang dapat membuat pikiran
main domino, dan main kartu. mereka menjadi tenang dan tidak
hiburan yang lain mereka adalah adanya persoalan hidup yang mereka
main gitar dan menyanyi-naynyi rasakan. Kebiasaan menghisap lem
karena sebagian teman dekat ajak bagi mereka ada kebanggaan sendiri,
sudah memasuki usia remaja. mereka yang tidak mau dianggap
KESIMPULAN banci den lemah didepan teman-
Kesimpulan Berdasarkan hasil temannya. Rasa keingintahuan,
analisis dan pembahasan yang telah penasaran, ajakan teman-temannya
penulis lakukan sebelumnya, bahkan juga ikut-ikutan yang
bahwasanya faktor yang mendorong menimbulkan anak terjerumus dalam
mulainya perilaku menghisap lem perilaku menghisap lem. Biasanya
pada anak disebabkan karena adanya mereka menggunakan jenis lem
agen sosialisasi yang tidak sempurna seperti lem arpas, lem cap kambing
baik itu dari keluarga maupun dan lem banteng. Biasanya tempat-
kelompok bermain. Tidak tempat yang menjadi incaran mereka
sempurnanya sosialisasi dalam untukmelakukan aktivitas menghisap
keluarga membuat peranan keluarga lemnya seperti kebun, rumah kosong,
digantikan oleh agen sosialisasi lain , lapangan, semak-semak. Pada
seperti kelompok bermain atau akhirnya efek yang ditimbulkan dari
lingkungan sekitar yang perilaku menghisap lem
mengakibatkan perbedaan nilai-nilai menimbulkan ketergantungan yang
yang diajarkan dalam keluarga susah untuk mereka tinggalkan.
dengan nilai- nilai yang dipelajari Mereka merasakan dampak yang
PERNIK Jurnal PAUD, VOL 3 NO.1 April 2020

ditimbulkan dari menghisap lem PT Remaja Rosdakarya Offset-


Bandung.
tersebut seperti dampak pada
kesehatan seperti sakit kepala, sesak Sugiyono. (2018). Metode penelitian
Kuantitatif, Kualitatif Dan
napas, berkurangnya daya ingat,
R&D. Bandung: Alfabeta.
bercakap kotor, gigi menguning,
badan kurus dan kurangnya nafsu
makan. Selain itu juga perilaku
menghisap lem berdampak juga pada
kriminalitas seperti mencuri,
memalak, bahkan berkelahi,
hubungan sesama teman terkadang
harmonis dan terkadang tidak
harmonis, bahkan juga adanya
hiburan tersendiri buat mereka
seperti merokok, nyanyi-nyanyi dan
main gitar. Hal tersebut yang
melanggar norma-norma yang ada
dimasyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Chomaria, Siti. (2015). Perilaku


Menghisap Lem Pada Anak
Remaja (Studi Kasus Di Kota
Pekan Baru) . Program Studi
Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial
Ilmu Politik Universitas Riau.

Fauzi, Taty. (2019). Psikologi


Konseling. Tanggerang: Ismart.

Hisyam, Ciek Julyati. (2018).


Perilaku MenPerilaku
Menimpang. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Moleong, I. J. (2017). Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:

Anda mungkin juga menyukai