Kuliah 1-b
Kuliah 1-b
Religious
Definisi Infrastruktur
Infrastruktur merujuk pada sistem fisik yang
menyediakan transportasi, pengairan, drainase,
bangunan gedung, dan fasilitas publik yang lain yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan manusia
dalam lingkup sosial dan ekonomi (Grigg, 1988)
Definisi Infrastruktur
Infrastruktur : fasilitas-fasilitas fisik yang
dikembangkan atau dibutuhkan oleh agen publik
untuk fungsi-fungsi pemerintahan dalam
penyediaan air, tenaga listrik, pembuangan
limbah, transportasi dan pelayanan similar untuk
memfasilitasi tujuan ekonomi dan sosial
Kategori Infrastruktur
Sistem penyediaan air: waduk, penampungan air,
transmisi dan distribusi, treatment plant
(pengolahan air)
Sistem pengelolaan air limbah: pengumpul,
pengolahan, pembuangan, daur ulang
Fasilitas pengelolaan limbah (padat)
Fasilitas pengendalian banjir, drainase dan irigasi
Fasilitas lintas air dan navigasi
Fasilitas transportasi : jalan, rel, bandar udara
(Grigg, 1988)
Inclusive. Excellent. Religious
Kategori Infrastruktur
Sistem transit publik
Sistem kelistrikan: produksi dan distribusi
Fasilitas gas alam
Gedung publik: sekolah dan rumah sakit
Fasilitas perumahan publik
Taman kota sebagai daerah resapan, tempat bermain
(stadion)
Komunikasi
(Grigg, 1988)
Inclusive. Excellent. Religious
Kategori Infrastruktur
Transportasi (jalan, jalan raya, jembatan)
Pelayanan trasnportasi (transit, bandara, pelabuhan)
Komunikasi
Keairan (air, air buangan, sistem keairan: sungai,
salura terbuka, pipa)
Pengelolaan limbah
Bangunan
Distribusi dan produksi energi
Social System
Economic System
Physical Infrastructure
Natural Environment
Problem Infrastruktur
Peningkatan penduduk
Kelangkaan alokasi kebutuhan air
Supply and demand yang tidak berimbang
Habit/perilaku masyarakat
Habit/perilaku pelaku infrastruktur
Disaster prevention and mitigation
Koordinasi
Inclusive. Excellent. Religious
Perbedaan sikap
Sikap Birokrat Sikap Bisnis
Environmental sustainability
Economic sustainability
Socio-cultural sustainability
Political sustainability
Teknologi tepat guna
(Albertson, 1999)
Inclusive. Excellent. Religious
Koordinasi
Keterlibatan
Harmonisasi
Integrasi
Kebutuhan untuk
ilmu
Politik
Bottom-up Approach
Mendengarkan dan bertanya dulu
Interaksi, diskusi dan penciptaan konsensus
Partnership
Partisipasi aktif dalam pembuatan keputusan
Teknologi tepat guna (bukan transfer teknologi)
Pemakaian pengetahuan/ilmu lokal dan ilmiah
beriringan
Belajar saling menguntungkan
Kontrol internal, bukan eksternal
Penciptaan tim sukses (Albertson, 1999)
Inclusive. Excellent. Religious
Pembuatan
keputusan
Database
Data yang dibutuhkan
Wilyah sistem pendukung
keputusan
Sumber Data
(Grigg, 1988)
Inclusive. Excellent. Religious
-selesai -
Terima Kasih