Anda di halaman 1dari 68

MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI

PELAYANAN SOSIAL & PEKERJAAN SOSIAL

Dr. Sugeng Pujileksono, M.Si.


Program Studi Kesejahteraan
FISIP Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
14 Desember 2023
• “Suatu masyarakat baru muncul ketika mengalami
perubahan struktural yang dapat dilihat dalam hubungan
produksi, dalam hubungan kekuasaan dan hubungan
pengalaman” (Castells, 1998)
• TIK menjadi semakin terotomatisasi, semakin kompleks,
ada di mana-mana selama 30 tahun terakhir & menjadi
komponen penting dari praktik pekerjaan sosial (Garrett
2005; Perron et al. 2010; Peláez et al. 2018).
• PBB (2006) mengakui bahwa TIK diperlukan untuk
membantu dunia mencapai 8 tujuan dalam jangka waktu
tertentu untuk mengurangi kemiskinan & masalah sosial
dan ekonomi lainnya.
• Penggunaan teknologi digital dalam standarisasi praktik
pekerjaan sosial & membatasi kebijaksanaan praktisi;
penggunaan teknologi oleh generasi muda dalam
intervensi & terlibat dalam layanan sosial (Sen, 2016);
• Literasi digital mahasiswa dan praktisi pekerjaan sosial
(Taylor, 2017)
• Kemungkinan masa depan terapi digital, pemantauan dan
komunikasi dlm pekerjaan sosial gerontologis;
menggunakan teknologi digital dlm konfigurasi ulang
kantor & mobile, kerja ‘agile’ (Jeyashingham, 2020);
• Pengalaman pekerja sosial dalam melakukan ‘pekerjaan
sosial virtual’ selama Covid-19 (Cook & Zschomler, 2020)
Manajemen TI

• Manajemen TI: pengelolaan perangkat keras, perangkat


lunak, & layanan jaringan dg tujuan untuk mendukung
operasional suatu organisasi.
• Manajemen TI melibatkan pengawasan dan pengelolaan
segala aspek TI dalam suatu organisasi, termasuk
perangkat keras, perangkat lunak, & jaringan.
• Tujuan: untuk memastikan efisiensi operasional sistem
informasi dan juga meningkatkan produktivitas individu
dalam organisasi.
Lingkungan TI

• Mencakup beragam komponen perangkat keras, jaringan,


& perangkat lunak, termasuk komputer, server, router,
aplikasi, layanan mikro, serta teknologi seluler.
• Infrastruktur TI bisa berlokasi di tempat, di cloud, atau
dalam platform hibrid yang menggabungkan keduanya.
Tugas dan tanggung jawab manajemen TI meliputi:

• a.Menentukan kebutuhan bisnis untuk sistem TI.


• b.Mengelola anggaran dan biaya TI.
• c.Memantau keamanan dan kepatuhan.
• d.Mengendalikan sistem dan keamanan jaringan.
• e.Mengimplementasikan perangkat lunak, perangkat
keras, dan sistem data baru
• f.Memberikan dukungan teknis atau meja bantuan.
• Peran TI dan layanan adalah untuk menjaga data,
mengurangi kesalahan dan melindungi sistem dari segala
bentuk serangan (Binod, 2023).
• Fokus utama CIO (Chief Information Officer): data dan
analitik, teknologi cloud, penggunaan kecerdasan buatan
(AI), Internet of Things (IoT), & berbagai teknologi lainnya
guna mempersiapkan organisasi utk masa depan.
Komputasi awan (cloud computing)

• Sekelompok besar komputer yang terhubung satu sama


lain.
• Dapat berupa komputer pribadi atau server jaringan.
• Pengguna dapat mengakses aplikasi dan informasi yang
disimpan di cloud dari mana saja dan kapan saja dengan
menggunakan perangkat pintar apa pun melalui Internet.
Sistem kecerdasan buatan atau AI (Artificial
Intelligence)
• Merujuk pada kemampuan komputer atau mesin untuk
melakukan tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan
manusia.
• AI mencakup berbagai teknologi dan metode yang
memungkinkan komputer untuk melakukan pemahaman,
pemecahan masalah, pembelajaran, dan pengambilan
keputusan yang mirip dengan kemampuan manusia.
Tujuan AI

• Untuk memecahkan masalah-masalah kompleks yg


bercirikan ketidakpastian & ambiguitas, atau masalah-
masalah yg hanya dpt diselesaikan dg pemikiran kognitif
manusia (Margaret, 2022).
Peran AI dalam layanan sosial & kesejahteraan

• Mengubah pemberian layanan & hasil bagi kelompok


rentan.
• Teknologi AI diintegrasikan ke dlm berbagai aspek
masyarakat, termasuk layanan kesehatan, pendidikan,
dan layanan sosial.
• Integrasi berpotensi meningkatkan efektivitas & efisiensi
layanan sosial & kehidupan orang-orang yang
bergantung layanan tersebut (Marcin, 2023).
Platform Internet of Things (IoT)

• Perangkat lunak atau infrastruktur teknologi yg dirancang


utk menghubungkan, mengelola, & mengintegrasikan
perangkat IoT serta data yang dihasilkan oleh perangkat
tersebut.
• Tujuan utama: untuk memfasilitasi komunikasi antara
perangkat IoT, mengumpulkan data dari perangkat tsb,
menganalisis data, dan memberikan wawasan atau
tindakan berdasarkan data.
• Platform IoT mengumpulkan dan menganalisis data dari
perangkat dan sensor untuk membantu memecahkan
masalah secara proaktif & meningkatkan efisiensi.
• Platform IoT menangani pencatatan, penyimpanan,
pemrosesan data, & mengelola transaksi data.
AIot

• AI memberikan kemampuan yang kuat untuk memberikan


layanan cerdas pada perangkat IoT, yg mengarah pd
Artificial Intelligence of Things (AIoT).
Teknologi Informasi Komunikasi (TIK)

• “TIK adalah semua metode digital dimana informasi


dibuat, disimpan, dimanipulasi, dan dibagikan. Segala
jenis periferal dan perangkat keras komputer, serta
perangkat lunak dan jaringan yang digunakan untuk
memproses, menyimpan, dan mengkomunikasikan data,
termasuk dalam kategori ini”(Hill & Shaw, 2011)
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

• TIK dapat diartikan secara luas sebagai teknologi yang


digunakan untuk mengirimkan, memodifikasi dan
menyimpan data secara elektronik.
• Seperti: email, pesan teks SMS, obrolan video (misalnya
Skype), dan jejaring sosial online (mis. Facebook).
Teori Sistem Informasi Elektronik

• 1.Pendekatan Sistem Informasi Elektronik


• 2.Teori Sistem Kognitif Gabungan
• TIK didefinisikan sebagai teknologi yang digunakan untuk
menyampaikan, mengelola dan menyimpan data secara
elektronik (Universitas Terbuka, n.d.).
• Pesatnya penyerapan TIK telah mengubah dunia menjadi
masyarakat yang selalu berkaitan dengan TIK (Vu, 2001).
Thomas Friedman “The World is Flat” (2005)

• Teknologi kolaboratif yakni interaksi antar manusia yang


didukung oleh TIK telah membuat lebih mudah untuk
membangun bisnis baru dan mengirimkan barang dan
jasa yang berharga kepada siapa saja.
Curtis Bonk “The World is Open” (2009)

• Dengan berkembangnya TIK, seseorang akan memiliki


kesempatan untuk mendapatkan akses ke sumber daya
pembelajaran berkualitas tinggi, bahkan di daerah
terpencil di dunia.
Dampak positif TIK di masyarakat

• a.Peningkatan akses terhadap layanan


• b.Alat baru dan peluang baru
• c.Meningkatkan operasi organisasi
Dampak negatif TIK di masyarakat

• a.Hilangnya pekerjaan
• b.Mengurangi interaksi pribadi
Digitalisasi Pelayanan & Pekerjaan Sosial

• Digital dan digitalisasi


• Peksos Digital
• Peksos Online
• Peksos Virtual
Digital & Digitalisasi

• Digital: sebagai sesuatu yang tidak pernah terpisah dari


lingkungan dan objek material (fisik) atau lingkungan
hubungan sosial (Pink et al., 2022).
• Digitalisasi sebagai proses sosio-teknis, di mana teknik
digitalisasi skala besar diterapkan dan diadopsi dalam
konteks sosial dan kelembagaan (Tilson et al, 2010).
Pekerjaan sosial digital

• Praktik hibrida dan antisipatif yang sedang berkembang,


di mana konfigurasi digital, material, dan sosial tertentu
terus-menerus dibentuk kembali melalui mode antisipatif
yang menjadi ciri pekerjaan sosial sebagaimana terjadi
dalam praktik dan sikap peraturan pekerjaan sosial
sebagai sebuah praktik (Pink et al, 2022).
Pekerjaan Sosial Online

• Sumber daya multimedia yang menggabungkan video—


dokumenter menarik dan demonstrasi klien—dengan
konten teks yang relevan untuk menggambarkan realitas
kompleks dan menantang yang dihadapi pekerja sosial.
Aspek dalam pekerjaan sosial virtual

• (a) semua layanan klien jarak jauh, biasanya disampaikan


melalui platform teknologi. Misalnya, peksos RS yang
menyediakan telehealth kpd pasien melalui FaceTime hingga
terapis klinis yg melakukan panggilan Zoom dg pasien;
• (b) peksos virtual memungkinkan peningkatan layanan bagi
masyarakat kurang terlayani dan masyarakat pedesaan. Mulai
dari advokasi, dukungan klien hingga konseling tatap muka
dapat dilakukan secara online, memperluas peluang layanan
sekaligus menghemat waktu dan biaya perjalanan yang mahal.
• (c) klien dg disabilitas berat dpt memperoleh manfaat dari
layanan jarak jauh untuk memenuhi kebutuhan mereka,
• (d) di saat krisis kesehatan seperti pandemi COVID-19,
peksos virtual memungkinkan layanan terus berlanjut
bahkan ketika masyarakat melakukan isolasi mandiri
(Levine, 2022).
Perspektif Digitalisasi bagi Hubungan Pekerja Sosial-
Klien
• Perspektif interpersonal, kontekstual, dan kritis (Nordesjö
et al., 2022).
• Perspektif interpersonal ditandai dengan pemahaman
hubungan sebagai interaksi psikososial dan komunikasi
antar manusia, sering kali mengacu pada pekerjaan
sosial berbasis hubungan, terapeutik, atau psikodinamik.
Perspektif kontekstual

• Perspektif kontekstual melihat alat digital sebagai


kebijakan atau intervensi eksternal yang dapat
mengancam pekerjaan sosial relasional dan naratif dalam
konteks administratif, organisasi, atau politik.
Perspektif kritis

• Digunakan dalam konteks mengeksplorasi alat digital


sebagai teknik pengawasan informal, & bagaimana
teknologi dpt mengubah kehidupan sehari-hari klien dan
tantangan etika (Lim, 2017; Mortenson et al., 2015).
Pink et al (2022) menawarkan perspektif pluralistik

• Perspektif pluralistik menggabungkan perspektif


interpersonal dan kontekstual untuk menjelaskan
berbagai aspek hubungan tanpa bertentangan satu sama
lain.
Transformasi Digital Pekerjaan Sosial

• Model solusi digital yang diadopsi oleh peksos secara


evolusioner, yaitu: adaptasi, transisi, dan disrupsi digital
(Castillo de Mesa, 2022).
• Adaptasi digital: menggabungkan scr spontan media
digital yg tdk scr spesifik ditujukan utk praktik profesional.
• Transisi digital berkontribusi pd digitalisasi layanan &
prosedur, bahkan pd perubahan perilaku. Transisi digital
melibatkan perluasan & lalu lintas data ke seluruh aspek
kehidupan (Canfranc et al., 2019).
Disrupsi

• Disrupsi sebagai inovasi yang mengakibatkan kebiasaan-


kebiasaan lama menjadi usang (Kasali, 2017) .

• Disrupsi digital dpt menghasilkan perubahan pd identitas


organisasi & profesional, krn perubahan lingkungan yg
cepat & bersifat sistemik, serta kebutuhan utk bereaksi,
tdp tekanan yg tinggi utk beradaptasi (Karimi & Walter,
2015).
Jenis-jenis Layanan Sosial Online

• Konseling online
• Konseling vidio
• Konseling telefon
• Terapi siber
• Intervensi berbasis web mandiri
• Situs jejaring sosial
• Pesan teks.
Cara pekerja sosial menggunakan teknologi

• Telehealth: Sesi konseling melalui internet utk


menghilangkan hambatan dlm menawarkan layanan
berkualitas bagi klien di luar lokasi.
• Peksos tidak lagi hrs berkendara berjam-jam untuk
mengunjungi rumah kliennya.
Lanjutan

• Menggunakan kamera video untuk kunjungan dan


menggunakan platform obrolan langsung FaceTime dan
Skype utk pertemuan klien dg penyedia layanan agar
lebih mudah & efisien.
• SMS dan media sosial untuk check-in bila
memungkinkan.
• Penelitian: Ada sejumlah sumber informasi berbasis web
untuk membantu memastikan bahwa intervensi
memberikan hasil yang positif.
• Internet memungkinkan peksos untuk tetap mengikuti
perkembangan terkini di lapangan melalui berbagai
sumber, termasuk webinar dan pelatihan online serta
rekan sejawat. -meninjau penelitian, blog, akun media
sosial, dan buletin
• Manajemen: Teknologi perangkat lunak yg membantu
peksos mengatur & mengelola data klien, meninjau dan
memeriksa kinerja penyedia layanan, dan menentukan
kelayakan keseluruhan untuk layanan tertentu.
• Peksos dpt menangani satu kasus, berbagi scr digital
catatan melalui Google Dokumen dan platform kolaboratif
lainnya, kemudahan komunikasi sekaligus melindungi
informasi klien secara aman & etis.
• Pekerjaan: Pencarian pekerjaan sering kali dimulai
secara online, dan peksos dpt mencari peluang di
komunitas atau di negara lain. Peksos medis, peksos
sekolah, dan peksos klinis dapat ditemukan di situs
populer seperti Monster, CareerBuilder, Indeed, dan
SimplyHired.
• Pendidikan: Program Pendidikan Pekerjaan Sosial online
menawarkan kesempatan untuk mempercepat pendidikan
peksos masa depan yg akan memberikan layanan
penting utk membantu populasi yg membutuhkan.
• Peningkatan akses thd program pendidikan online dpt
membantu meningkatkan kualitas hidup individu,
keluarga, dan kelompok masyarakat yang kurang
terlayani atau berisiko.
TIK & Pekerjaan Sosial

• Peksos harus menyadari bahwa kebutuhan klinis dpt


dipenuhi melalui teknologi seperti telehealth & konsultasi
email (McCarty & Clancy, 2002).
• Prevalensi kelompok-kelompok ini disebabkan oleh
anonimitas dan kemudahan akses, terutama bagi orang-
orang dg masalah mobilitas, kelainan langka dan orang-
orang yg tdk memiliki akses thd kelompok tatap muka
atau layanan profesional (Perron & Powell, 2008).
• Mengingat prevalensi hubungan online, peksos dan
profesional layanan kemanusiaan lainnya perlu
mewaspadai pengaruh positif seperti dukungan sosial
(Perron, 2002)
• Pengaruh negatif seperti cyberbullying kepada klien
dengan pemahaman yang jelas tentang bagaimana
hubungan dimediasi oleh TIK (Hinduja & Patchin, 2008).
Tantangan Digitalisasi Praktik Pekerjaan Sosial

• TIK telah gagal menciptakan perubahan mendasar yang


diharapkan secara luas dalam pembelajaran dan
pengajaran (Kirkup & Kirkwood, 2005).
• Pekerja sosial terpaksa memikirkan kembali bagaimana
nilai-nilai profesional pekerjaan sosial dapat diterapkan
dalam konteks baru.
Lanjutan

• Kebutuhan pelatihan & pendidikan peksos dlm penggunaan


alat digital semakin meningkat, & peksos hrs mampu
menyesuaikan layanan digital dg kebutuhan spesifik.
• Peksos mengalami kesulitan membaca bahasa tubuh anak
dan isyarat sosial melalui teleterapi.
• Digitalisasi praktik peksos dapat menimbulkan stres kerja
yang dialami pekerja sosial (teknostres).
Teknostres (technostress)

• Technostress mengacu pada stres yang disebabkan oleh


berbagai jenis teknologi; misalnya kotak masuk e-mail
penuh, atau komputer lambat (Scaramuzzino & Martinell
Barfoed, 2021).
• Penggunaan Sistem Informasi Elektronik dapat
menyebabkan stres, namun juga membatasi aspek
relasional pekerjaan sosial (Devlieghere & Roose, 2018).
Lanjutan

• Alat digital seperti TIK dpt menciptakan & mengurangi


tingkat stres kerja (Scaramuzzino & Hjärpe, 2021).
• Agile work dpt menciptakan rasa terisolasi &
meningkatkan kecepatan kerja serta tingkat stres, hal ini
juga dikaitkan dg kebebasan, kenyamanan, dan
kesenangan (Jeyasingham, 2019).
Agile Working

• Cara kerja baru yg menggabungkan kemajuan teknologi


modern, pergeseran sikap thd tempat kerja & perubahan
tuntutan pd karyawan di abad ke-21.
• Metode kerja baru yang tidak terikat oleh ruang, waktu,
kolaborasi, dan bahkan peran dari pekerja.
Tantangan Etika Praktik Peksos

• Mendapatkan persetujuan dari klien menjadi lebih sulit


karena kurangnya interaksi langsung.
• Teknologi menimbulkan masalah privasi dan kerahasiaan
baru dlm peksos.
Etika Peksos dalam pemanfaatan TIK

• a.Peksos hrs melindungi informasi sensitif (data klien &


korespondensi tertulis), peksos perlu mengembangkan
pedoman yg jelas utk memastikan bhw informasi klien
disimpan di lokasi yg aman & tidak mudah diakses oleh
orang yg tdk berkepentingan.
• b. Peksos saat menghadapi keadaan tdk terduga yg
membahayakan layanan, harus melakukan penyelidikan
menyeluruh utk memastikan kelangsungan layanan.
Lanjutan

• c. Peksos hrs meminta saran & nasihat dari teman


sejawat maupun supervisor yg dilakukan berdasarkan
kepentingan terbaik klien.
• d. Administrator peksos diharuskan melakukan advokasi
baik di dalam maupun di luar lembaga utk mendapatkan
sumber daya yg memadai utk memenuhi kebutuhan klien.
• e. Administrator & supervisor peksos hrs memberikan
pedoman yg jelas dg instruksi tambahan &
pengembangan ketrampilan bagi semua anggota staf.
• Terdapat perdebatan yg sdg berlangsung seputar
penggunaan teknologi secara etis dlm praktik peksos
(Lopez Pelaez & Marcello-Servos, 2018).
HAM & Teknologi

• Keselamatan pribadi & perlindungan manusia di abad 21


menuntut tindakan multi-pemangku kepentingan untuk
mengatasi persinggungan antara teknologi dan HAM
(Smith & Browne, 2018).
• Meningkatnya akses thd internet & media sosial telah
memperkuat suara masyarakat & aktivis mengenai HAM
(Bloomer, 2020).
Peran Peksos dalam TIK & HAM

• (a) memperluas akses thd internet & teknologi utk semua


orang sebagai manusia yang fundamental.
• (b) memastikan teknologi yg aman, inklusif, & partisipatif
bagi semua orang dg melibatkan kelompok marginal; dan
(c) mendidik & mengadvokasi perubahan kebijakan utk
memastikan HAM digital bagi semua orang.
Mengatasai tantangan TIK & HAM

• (a) refleksi terus-menerus terhadap identitas dan


kesenjangan struktural;
• (b) adaptasi perangkat teknologi inovatif dalam praktik
pekerjaan sosial; dan
• (c) kontribusi etika peksos terhadap teknologi baru.
Kompetensi & Teknologi Baru

• Peksos hrs memiliki keterampilan & kapasitas utk


berkolaborasi & berkreasi bersama dg para ahli teknologi,
pembuat kebijakan, & anggota masyarakat (Goldkind et
al., 2018)
Ancaman Media Sosial bagi Anak

• Media sosial: suatu bentuk komunikasi massa di Internet


(seperti di situs jejaring sosial dan situs mikroblog) di
mana pengguna berbagi informasi, ide, pesan pribadi,
dan konten lainnya (seperti video).
• Platform media sosial: Instagram, Facebook, Twitter,
Tiktok, Youtube, dan Whatapp untuk menemukan dan
terhubung satu sama lain antar individu.
Jejaring Sosial & Media Sosial

• Jejaring sosial & media sosial dpt dipertukarkan, meski


keduanya memiliki perbedaan yang jelas.
• Jejaring sosial: platform utk berkomunikasi satu sama lain

• Media sosial: platform untuk menyiarkan informasi.


• Di jejaring sosial, anak-anak & remaja lebih rentan dan
mungkin terlibat dlm perilaku berisiko, spt kecanduan
narkoba, perilaku seksual, atau kekerasan.
• Anak-anak & remaja memiliki tiga motivasi dlm bermedia
sosial, yaitu untuk mencari informasi, berkomunikasi, dan
hiburan.
• Media sosial merupakan suatu hal baru dalam kehidupan
manusia & telah menjadi media interaksi masyarakat
(Ahmad & Nurhidaya, 2020).
• Pengaruh yang dibawa media sosial thd berbagai
komponen manusia & memengaruhi pola cara berpikir
(Haniza, 2019).
• Siapapun dpt mengakses media sosial termasuk anak-
anak, remaja, orang dewasa, bahkan orang tua yang
sama sekali tdk paham ttg media sosial (Ahmad &
Nurhidaya, 2020).
Dampak positif media sosial terhadap anak:

• a.membantu terhubung dg keluarga besar & teman,


• b.membantu mengembangkan perspektif yg lebih baik
terhadap berbagai isu,
• c.memberikan kesempatan kpd mereka utk mempelajari
hal-hal baru, bertukar pikiran, & mengasah kemampuan
berjejaring,
• d.menyediakan platform yg efektif utk meningkatkan
pengetahuan anak melalui pendidikan online,
• e.bantu anak-anak berpartisipasi dlm kegiatan &
kampanye sosial,
• f.mendorong anak utk berkomunikasi lebih baik &
mendorong kebebasan berekspresi,
• g.membantu berhubungan dg pendidik & koordinator dari
berbagai belahan dunia,
• h.dapatkan dukungan emosional dari orang-orang selama
masa-masa sulit,
• i.memungkinkan anak mengembangkan keterampilan
teknis & pemahaman praktis tentang teknologi, dan
• j.Influencer media sosial dapat menjadi teladan positif
bagi anak-anak, mendorong kebiasaan sehat, sikap
positif, & menginspirasi kreativitas.
Dampak negatif media sosial pd anak

• a.Anak-anak mungkin menemukan konten yg tdk pantas


atau berbahaya, yg dpt memengaruhi pemikirannya,
• b.komunikasi online telah menyebabkan peningkatan tren
cyberbullying, yg dpt menimbulkan rasa takut & malu
pada masyarakat & dpt berdampak negatif pd anak-anak,
• d.penggunaan teknologi dan internet secara berlebihan,
termasuk game & kecanduan internet, dpt
membahayakan produktivitas anak-anak, dan
• e.penggunaan medsos yg berlebihan dpt memengaruhi
kemampuan anak dlm mengembangkan hubungan
interpersonal.
Melindungi anak di media sosial

• a.tidak mengumbar data pribadi anak secara lengkap,


• b.tidak memposting foto/video anak tanpa busana,
• c.tidak memposting kartu identitas anak dan sejenisnya,
• d.hati-hati saat mencantumkan lokasi di postingan,
• e.batasi membagikan informasi/hal sensitif lainnya ttg anak,
• f.hati-hati saat berbagi informasi ttg aktivitas anak, dan
• g.atur audiens/privasi media sosial sebelum membagikan.

Anda mungkin juga menyukai