Anda di halaman 1dari 33

Status as of 23:39 141121

Analis Kebijakan Mengantisipasi New Normal di


Tengah Transformasi Sosial: Urgensi Penerapan
Evidence-based Policymaking

Dipaparkan dalam Webinar dengan


tema “Mewujudkan Formulasi Totok Hari Wibowo
Kebijakan Publik yang Efektif dan
Partisipatif” pada Pukul 09.00 -12.00 Ketua AAKI 2019-2022
WIB, Selasa, 16 November 2021 thw311220atgmail.com
Agenda Paparan
Agenda Kegiatan
1. Manusia sebagai Raison d’etre
2. Dynamic Knowledge Setting
3. The Principle of Structuration
4. Analis Kebijakan dan Asosiasi Analis Kebijakan
Indonesia (AAKI) dalam context
a. AK Dalam Context
b. Peraturan Terkait AK
c. Peta Persebaran AK di Indonesia
d. AAKI: Organisasi Profesi AK
e. Tantangan AAKI
f. Kegiatan AAKI
g. AK in Practice
h. Modus of Engagement
5. Evident-based-ness
6. Cases
Agenda Kegiatan
Waktu Kegiatan Pengisi
09.00 – 09.15 Registrasi Host
09.15 – 09.20 Pembukaan & Menyanyikan Lagu Indonesia Raya MC
09.20 – 09.25 Sambutan Prof. Dr. Sri Suwitri, M.Si
(Dekan FISIP, Univ. Tidar)
09.25 – 09.30 Pengantar Materi Moderator
09.30 – 10.10 Sesi 1: Formulasi Kebijakan Publik yang Efektif dalam Dr. H. M. Riban Satia, S.Sos.,
Praktik M.Si. (Walikota Palangka
➢Urgensi formulasi kebijakan publik Raya Tahun 2008-2018)
➢Cara menentukan kebijakan publik yang sesuai kebutuhan
masyarakat
➢Studi kasus formulasi kebijakan publik yang efektif
10.10 – 10.50 Sesi 2: Evidence-based Policymaking Dr. Ing. Totok Hari
➢Definisi dan urgensi evidence-based policymaking Wibowo, MSc. (Ketua
➢Cara menyusun kebijakan berbasis data Umum Asosiasi Analis
➢Studi kasus praktik evidence-based policymaking Kebijakan Indonesia)
10.50 – 11.30 Sesi 3: Urgensi Partisipasi Stakeholders dalam Formulasi Tarjo, S.Sos. M.Si. (Praktisi
Kebijakan Publik Kebijakan Publik dan
➢Proses penyusunan kebijakan publik di daerah Alumni Universitas Tidar)
➢Advokasi kepentingan stakeholders dalam formulasi
kebijakan
➢Studi kasus formulasi kebijakan publik yang partisipatif
11.30 – 11.50 Diskusi dan Tanya Jawab Moderator
11.50 – 12.00 Penutup MC
1. Raison d’etre
External Structure
Natural and Cultural Factors and
Processes

•Physical
Objective Options
•Socio-economic
and Constraints
•Socio-cultural
•Legal and Political

Command & Economic Service &


Control instruments infrastructure
Instrument instrument Collaborative
Action agreements Perception
Communication & diffusion instruments

Internal Structure
Psycho-physiological or
Organizational Factors and Processes

Perceived Reality Intention

Goals and Knowledge


2. a. The World in Dynamic Knowledge Setting
Period
Cycle/wave name
(years)
Kitchin cycle (inventory,
3–5
e.g. pork cycle)
Juglar cycle (fixed
7–11
investment)
Kuznets swing
(infrastructural 15–25
investment)
Kondratiev wave
45–60
(technological basis)
2. b. Jaman ‘Now’ Dalam Dynamic Knowledge Setting
Disturbances

Input Traditional / Agrarian Modern / Industrial Output


Society Society
Factor Factor

HR, Natural
Resource &
Env, Blackbox Competitive
Technology,
Infra-Supra context, playing field, and game Products
Structure,
Capital,
Market, etc

Extractive Processing Knowledge


Industry Industry based based
Based Economy Economy
Economy
2. c. Dynamic Knowledge Setting: Glocal Arrangements
Proyeksi Tingkat Kemiskinan Per Provinsi
Berdasarkan Skenario Optimis Pada Tahun 2019

Regional Development Model


With Leakage
G C+G+I+(X-M)
I Hard & Soft
Infrastructure

Sistem
Produksi/ Nilai Sistem
Permukiman
Future Challenges
Agribisnis Tambah
I (services)

• Depleted Resources,
• Climate Change, New
Upah/Gaji C Business
Nilai Lokal Konsumsi • Demographic Change ,
X Tambah
Keuntungan Model
Usaha Non Kebocoran • New-new Technology, and
Konsumsi
Produksi ke
luar Kawasan
Jasa Modal Lokal
M
Wilayah
• Shifting of Global Economy.
(Ekspor)
3. The Principle of Structuration

Knowledge Processes

Agent Structure
Giddens, Anthony (1984). The Constitution of Society.
Cambridge, England: Polity Press.

Knowledge Processes
4. a. AK dalam Context

❖ Melakukan Kajian dan Analisis Kebijakan


PermenPAN -RB ❖ Berkedudukan sebagai fungsional keahlian
No. 45/2013 dan merupakan jabatan karier
tentang JFAK ❖ Prinsip, integritas, profesionalisme,
akuntabilitas, efektif dan efisien

Memastikan kualitas kebijakan dengan:


❖ Komunikasi dan koordinasi proses
Berperan kebijakan.
aktif dalam
❖ Melakukan Analisa dampak kebijakan
termasuk analisa resiko.
❖ Konsultasi publik sesuai UU No 12 2011

Amanah Inpres No. 7/2017 Tentang Pengambilan, Pengawasan dan Pengendalian


Pelaksanaan Kebijakan di Tingkat Kementrian Negara dan Lembaga Pemerintah
4. b. Peraturan Terkait AK

• UU No. 5 2014 ttg ASN


• PermenPAN-RB Nomor 45 2013 ttg JFAK
• Peraturan Bersama Ka LAN dan Ka BKN No. 16 2014 ttg Ketentuan Pelaksanaan
PermenPAN-RB No. 45 2013 ttg JFAK
• PP 11 tahun 2017 tentang Manajemen PNS telah diubah dng PP No 17 Thn 2020
• Permenpan RB 28 2019 jo Permenpan RB 17 Thn 2021 ttg Penyetaraan JA ke dalam JF
• Permenpan RB No. 13 Thn 2019 tentang Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Jabatan
Fungsional Pegawai Negeri Sipil
• Perka LAN No. 27 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan dan Penilaian Kualitas Hasil Kerja
AK
• Perka LAN No. 14 2016 tentang Petunjuk Teknis Penilaian Kualitas Hasil Kegiatan Analis
Kebijakan
• Peraturan Ka LAN Nomor 28 Tahun 2017 tentang Pedoman Karya Tulis Ilmiah Bagi
Analis Kebijakan
• Peraturan Ka LAN Nomor 22 Tahun 2017 tentang Pedoman Tata Kerja Tim Penilai Jabatan
Fungsional Analis Kebijakan dan Tata Cara Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional
Analis Kebijakan
• Peraturan Ka LAN No. 31 Tahun 2014 tentang Standar Kompetensi JFAK
4. c. Peta Persebaran AK di Indonesia per 31 Mei 2021
Kementerian (2565)
Kemen Agama 122 Orang
Kemen ESDM 49 Orang
Kemen Kelautan dan Perikanan 347 Orang
Kemen Kesehatan 49 Orang
Kemen Kominfo 62 Orang
Kemen LH dan Kehutanan 232 Orang
Kemen Pariwisata dan Ekraf 13 Orang
Kemen Perdagangan 44 Orang
Kemen PAN & RB 66 Orang
Kemen Sosial 199 Orang
Kemenko Marinves 46 Orang
Kemenko Perekonomian 9 Orang
Kemenko Polhukam 33 Orang
Kemen Pertanian 26 Orang
Kemen Hukum Dan HAM 42 Orang
Kemen Pendidikan Nasional 1 Orang
Kemen Keuangan (BKF) 122 Orang
Sumber: Pusat Pembinaan Analis Kebijakan LAN, 31 Mei 2021 Kemen Ketenagakerjaan 110 Orang
Kemen Perindustrian 2 Orang
Kemen PPPA 219 Orang
Lembaga (484) Kemen Setneg 29 Orang
Kemen Koperasi dan UKM 126 Orang
1. BPPT 4 Orang Kemen PPN/Bappenas 162 Orang
2. BPOM 16 Orang Kemen Desa, PDT & Trans. 275 Orang
3. LEMHANAS 28 Orang Kemen Ristek / BRIN 219 Orang
Kabupaten (32)
4. LAN 66 Orang Kemen Perhubungan 4 Orang
1. Pemkab Bangka Barat 1 Orang Provinsi (70) 5. LKP BarJas 45 Orang
2. Pemkab Bangka Selatan 2 Orang 6. Komnas HAM 21 Orang
1. Pemprov Kep BaBel 15 Orang 7. ANRI 4 Orang Kota (19)
3. Pemkab Belitung Timur 5 Orang
4. Pemkab Garut 1 Orang 2. Pemprov Kep. Riau 3 Orang 8. LAPAN 17 Orang 1. Pemkot Salatiga 1 Orang
5. Pemkab Sukabumi 1 Orang 3. Pemprov KalBar 3 Orang 9. Sekjen DPR RI 4 Orang 2. Pemkot Yogyakarta 2 Orang
6. Pemkab Banggai 1 Orang 4. Pemprov KalTeng 2 Orang 10. Sekjen DPD RI 13 Orang 3. Pemkot Blitar 1 Orang
7. Pemkab Jembrana 2 Orang 5. Pemprov Jambi 2 Orang 11. BKN 1 Orang 4. Pemkot Depok 2 Orang
8. Pemkab Natuna 1 Orang 6. Pemprov JaTeng 5 Orang 12. LIPI 52 Orang 5. Pemkot Pekanbaru 4 Orang
7. Pemprov SulUt 1 Orang 13. BSSN 27 Orang
9.
10.
Pemkab Kepahiang
Pemkab Badung
1 Orang
7 Orang 8. Pemprov Banten 5 Orang 14. BKKBN 30 Orang
6. Pemkot Tangsel
7. Pemkot Pangkalpinang
3170 2 Orang
3 Orang
11. Pemkab Bogor 2 Orang 9. Pemprov Aceh 1 Orang 15. Ombudsman RI 3 Orang 8. Pemkot Bandung 2 Orang
12. Pemkab Klungkung 1 Orang 10.Pemprov SumBar 3 Orang 16. LPSK 1 Orang 9. Pemkot Denpasar 1 Orang
13. Pemkab Kulonprogo 1 Orang 11.Pemprov Riau 1 Orang 17. BPKP 5 Orang 10.Pemkot. Padang 1 Orang
14. Pemkab Tangerang 2 Orang 12.Pemprov SulSel 10 Orang 18. TVRI 1 Orang
15. Pemkab Bandung Barat 1 Orang 13.Pemprov KalUt 2 Orang 19. Basarnas 40 Orang
14.Pemprov JaTim 1 Orang 20. BNPB 51 Orang JUMLAH
16.
17.
Pemkab. Aceh Tenggara
Pemkab. Sragen
1 Orang
1 Orang 15.Pemprov Papua 16 Orang 21. Sekjen Wantannas 30 Orang TOTAL 3170
18. Pemkab. Tulungagung 1 Orang 22. BP2MI 22 Orang
4. d. Organisasi Profesi Analis Kebijakan: AAKI

Organogram AAKI 2021-2022

Ketua Umum
Dewan Dewan
Wakil KU 1
Penasehat Pakar

Sekretaris Jenderal
Bendahara Umum
Wakil SekJen

Perwakilan Kelompok Komite Komite Komite


Komite Komite
Kemitraan Pendidikan Kenggotaan
Wilayah / Keahlian Humas dan Ethik dan
dan dan dan
Daerah Kebijakan (K3) Advokasi
Publikasi
Litbang
Profesi
Sertifikasi

Keputusan Ketua Umum AAKI Nomor: 01/KETUM-AAKI/IX/2021


4. e. i. Tantangan AAKI

Relevansi
Pendidikan/
Dunia Nyata
Pelatihan

OPPORTUNITIES CHALLENGES
Bertambahnya jumlah AK Bertambahnya AK tidak menjamin terpenuhinya standar
kompetensi.
Terpenuhinya formasi Terpenuhinya formasi bukan karena sistem karir bisa
berdampak pada kemandegan karir itu sendiri.
Semakin rampingnya struktur Rampingnya struktur belum tentu menimbulkan efisiensi
kelembagaan anggaran dan efektivitas program dan kegiatan.
Ratio AK dengan Jumlah Ratio semakin ideal tidak berarti distribusi AK yang merata
Kebijakan semakin kecil antar K/L/D dan antar sektor.
(ideal)
Penyetaraan tingkat ketidaksetaraan penghargaan antara JFAK
kemakmuran dengan JF Peneliti
4. e. ii. Tantangan AAKI: Masalah Kebijakan

Terdapat pasal atau ketentuan yang bertentangan

Kebijakan Berbasis Bukti


Conflict
dengan aturan/kebijakan lain

Masih Sangat Kurang


Terdapat ketentuan atau pengaturan yang tidak
Inconsistent konsisten dalam suatu peraturan
perundangundangan beserta turunannya

Terdapat ketidakjelasan dalam subyek maupun


Multitafsir obyek yang diatur sehingga menimbulkan
ketidakjelasan rumusan bahasa serta sistematika

Tidak Regulasi tidak memiliki daya guna, namun masih


berlaku atau peraturan tersebut belum memiliki
Operasional peraturan pelaksana
4. f. Kegiatan AAKI: Bidirectional Action Orientation

• Context
Identification
Outward • Context Building
Orientation • Producing
deliverables

• Capacity Building
Inward • Institutionalization
Orientation • Research Team
Formation
4. g. i. AK in Practice: Operating Within a Input Elements Output
Policy Stakeholders
Policy Environment
Knowledge Processes Policy
Context of Limited Policy Ecosystem
Policy Performance
Policy Alternatives
Policy Recommendation

Manusia sebagai
Modalitas Utama AK Sebagai Boundary-Spanner
AAKI
External Structure
Natural and Cultural Factors and Processes

• Physical Objective Options


• Socio-economic and Constraints
• Socio-cultural
• Legal and Political

Command &
Control Economic Service &
Instrument
instruments infrastructure
instrument
Collaborative
agreements
Action Perception
Communication & diffusion instruments

Internal Structure
Community A Community B
Psycho-physiological or
Organizational Factors and Processes

Boundary Spanners
Perceived Reality Intention

Goals and Knowledge


Synthesized from Scanlon(2001) and Williams (2002)

Modus of Boundary Spanning

Settlement Deal Maker


Compromise on
predetermined Facilitative
positions
Interest-based
consensus Transformative
Process Relationships -
synchronizer Moral Growth Evaluative

Source: Williams (2002) Information


& Advice
4. g. ii. AK in Practice: Evolving from Textual - Towards
Contextual and Functional Knowledge

SECI Model of Knowledge Creation


4. h. i. Modus of Engagement: Innovation

Framework Thinking of Innovation System

Market Demand
Costumer (End-demand) Producer (Intermediate demand)

R&D and Education System Industrial System


Professional Education & Training Big Enterprise
Political System Intermediaries
R&D and Higher Education SMEs
Government New Technology
R&D by Government
Based Businesses
Governance Kebijakan
R & T Policy dan Rencana
Specific Supra- & Infrastructure
Aksi
Kebijakan dan
NormsRencana Aksi
& Standards Intermediasi
Business Innovation Support Kebijakan
IPR & Information dan
Financial
Pengembangan Rencana Aksi
Inovasi Pengembangan
Lebih Advance

Economic Policy
General Requirement for Government
•Macro Economic Policy Culture
•Monetary Policy Industrial Policy Financial Policy •Value & Attitude
•Fiscal Policy •Openness for Change
Promotion & Investment Policy Basic Infrastructure
•Tax Policy •Innovativeness &
•Trade Policy Natural Endowment Entrepreneurship
•Competition Policy •Mobility
4. h. ii. Modus of Engagement: Investment

Perbaikan
Bisnis yang Ada Adapted from the
(Existing) Principle of Apoptosis
Knowledge & Competence

Rantai
Peran Learning Nilai Knowledge &
Inovasi &
AAKI process
Difusi
Technology
Stock

Interaksi, Keterkaitan dan Integrasi

Rantai
Peningkatan Nilai Investasi untuk
Daya Saing Produksi Inovasi

Investasi Pengembangan
dari Luar Kegiatan Ekonomi
Sistem Baru
Peningkatan ROI

Investasi ke Luar Sistem


5. i. Policy in the Making: Towards Problem Solving

Berdasarkan Penyusuna
Wiliam N. Formulasi Adopsi Implementasi Penilaian
n
Dunn Agenda

Berdasarkan Penyusuna Pengesahan Pemantaua


UU 12/2011 Perencanaan n dan dan Pelaksanaan n dan
Pembahasa Pengundanga Peninjauan
n n

• Permasalahan memilikikonteks
dalam ruang dan waktu
• Permasalahan terkait dengan Pembentukkebijakan
harus memiliki dasar Kebijakan harus
berbagai pemegang berbasis bukti
kepentingan pengambilan
• Permasalahan berdampak keputusan yangkuat.
terhadap masyarakat
5. i. Urgency Evidence-based Policy Making

Pendekatan dalam
pengambilan. kebijakan
Policy yang sistematis dan rasional Evidence
• Program dengan cara melakukan • Data
• Peraturan penelitian dan analisa bukti • informasi
yang tersedia untuk
memberikan informasi
terhadap proses
pembuatan kebijakan
• Banyakpermasalahan yang hanyaterlihat gejalanya, bukanakar
masalahnya.
• Perludipertimbangkan apakah kebijakan yang akan diambil berpengaruh
terhadap isulainnya? (regulatory impact assessment dan cost and benefit
analysis).
• Perhatikansecara khususdampak pada kelompok rentan(pentingnya
perspektif).
• Menjaga objektivitas dalam pembentukankebijakan publik, dengan
mengimbangidominasi pertimbangan berbasis kepentinganpolitik praktis.
Case 1. Pembentukan BRIN
Menuju Terbentuknya National Innovation Network

Case 1. a. Sistem Inovasi Nasional BRIDA

BRIDA
BRIDA

BRIN

BRIDA
BRIDA

PRESIDEN

DEWAN PENGARAH Organisasi Riset


Ka. BRIN
Ketua: unsur Dewan Pengarah BPIP OR. Tenaga Nuklir (10 Pusat)
Wakil Ketua: Menkeu, MenPPN
Anggota: 6 unsur profesional dan/ WaKa. BRIN OR. Penerbangan dan Antariksa
(7 Pusat)
atau akademisi di bidang riset
OR. Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (25 Pusat)

Inspektur Utama Sekretaris Utama OR. Ilmu Pengetahuan Hayati


(10 Pusat)
3 Inspektur 5 Biro
OR. Ilmu Pengetahuan Kebumian
(6 Pusat)
OR. Ilmu Pengetahuan Teknik
(13 Pusat)
OR. Ilmu Pengetahuan Sosial
DEPUTI DEPUTI DEPUTI DEPUTI DEPUTI DEPUTI DEPUTI
Humaniora (6 Pusat)
Bidang Kebijakan Bidang Bidang Sumber Bidang Riset dan Bidang Bidang Fasilitasi Bidang
Pembangunan Kebijakan Riset Daya Manusia Inovasi Daerah Infrastruktur Riset dan Inovasi Pemanfaatan OR. Ilmu Pengetahuan Kelautan dan
dan Inovasi Iptek Riset dan Inovasi Riset dan Inovasi Perikanan (5 Pusat)
OR. Ilmu Pengetahuan Arkeologi
1 SekDep 1 SekDep (6 Pusat)
1 SekDep 1 SekDep 1 SekDep 1 SekDep 1 SekDep
4 Direktorat 3 Direktorat 3 Direktorat 3 Direktorat 5 Direktorat 3 Direktorat 3 Direktorat OR. Standar (5 Pusat)

OR. Agama dan Keagamaan


layanan internal + infrastruktur perkantoran OR. Bahasa dan Sastra (5 Pusat)
Pusdatin Pusyantek Poltek TN
layanan eksternal + infrastruktur riset OR. Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (6 Pusat)
Sekretariat Non-Struktural
pelaksana teknis riset ↦ OR / Organisasi Riset (Es I/a) + Pusat-Pusat (Es II/a) non-Eselon OR. Hukum

Sumber: Perpres 78/2021 dan Hidayat, D. (2021) Perka


BRIN 1 Tahun 2021 ttg Organisasi dan TataKerja BRIN
Case 1. b. Kerangka Pikir Inovasi

Issues to Respond
1. Strategic Planning
Process
Market Demand
2. Time bounded activity Costumer (End-demand) Producer (Intermediate demand)
3. Steps towards
sustainability R&D and Education System Industrial System
Professional Education & Training Big Enterprise
Political System Intermediaries
R&D and Higher Education SMEs
Government New Technology
R&D by Government
Based Businesses
Governance Kebijakan
R & T Policy dan Rencana
Specific Supra- & Infrastructure
Aksi
Kebijakan dan
NormsRencana Aksi
& Standards Intermediasi
Business Innovation Support Kebijakan
IPR & Information dan
Financial
Pengembangan Rencana Aksi
Inovasi Pengembangan
Lebih Advance

Economic Policy
General Requirement for Government
•Macro Economic Policy Culture
•Monetary Policy Industrial Policy Financial Policy •Value & Attitude
•Fiscal Policy •Openness for Change
Promotion & Investment Policy Basic Infrastructure
•Tax Policy •Innovativeness &
•Trade Policy Natural Endowment Entrepreneurship
•Competition Policy •Mobility
Case 1. c. STI Policy Ideal
STI Policy is policy 1. To increase • knowledge
action that promote knowledge stock generation,
innovation by means of • knowledge
involving many networks, and
interactive actors and (a • knowledge flows
system-wide distribution),
2. To improve the • context building
or as policies designed to
use of • Strengthening
work on system
technology in innovation
characteristics (demand- economy ecosystem
oriented policies) • Incorporating
(Kuhlmann et al., 2010), sustainable
It is aimed to boost businesses
creation of national
innovation system (NIS) 3. To enhance • Captive market for
leading to national technology as higher context
competitiveness (Senker, deterrent factor solution
1996; Lundvall, 2005).
Case 1. e. Isu Kritis dan Rekomendasi
Critical Issues Penjelasan Rekomendasi
1. Ketidaksempurnaan a. Keterbatasan akan Menyelenggarakan perencanaan Teknologi
Perencanaan STI kualitas dan karakter yang grounded (baku) melalui pendekatan
konsensus ARN Technology Foresighting atau pilihan lain
secara tuntas.

b. ‘Carry over’ Dengan ARN yang lebih berkualitas dan


Permasalahan ARN ke merupakan consensus maka PRN dan
PRN dan RIRN RIRN Juga akan menjadi lebih baik.
menegaskan urgensi
menyusun rencana
STI yang grounded
dan merupakan
konsensus
2. Keterbatasan Waktu Terbatasnya Umur Menyelenggarakan perencanaan Teknologi
Politik sehingga yang grounded (baku) melalui pendekatan
diperlukan Rencana STI Technology Foresighting atau pilihan
yang merupakan metode lain secara tuntas yang mampu
konsensus nasional yang menembus batas waktu sebagai basis
dapat menembus barrier pengembangan perekonomian dan negara
waktu. yang tangguh.
Case 1. f. Isu Kritis dan Rekomendasi
Critical Issues Penjelasan Rekomendasi
3. Tantangan a. Menciptakan i. Menciptakan lebih banyak korporasi atas
Keberlanjutan korporasi melalui penugasan Pemerintah sehingga peran sesuai
inovasi guna UUD 45 pasal 33 dapat segera terrealisir.
mempercepat ii. Perlu penyesuaian konsepsi inovasi agar
redistribusi dapat mendampak hal lebih luas. Opsi
kemakmuran penyederhanaan Inovasi dengan mengadopsi
pendekatan penurunan per unit cost of
production. Dengan pendekatan ini maka
daya saing akan dapat terus terjaga
iii. Perlu langkah ‘pengamanan’ pasar domestik
b. Antisipatif terhadap Perbedaan budaya organisasi di antara 4 LPNK,
perbedaan kultur di Kemenristek dan Litbang K/L yang berhimpun di
antara elemen dalam BRIN perlu diantisipasi dengan:
pembentuk BRIN i. membentuk gugus tugas ‘boundary spanner’
dan BRIDA yang mampu mengidentifikasi potensi- dan
menangani konflik.
ii. Membentuk tim kerja atas dasar Perencanaan
STI yang sudah lebih baik sehingga setiap
orang dapat menemukenali kegiatan yang
(akan) sesuai dengan peminatan. Dengan
Case 2. Implementasi UU No 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja
Situasi Yang Diinginkan: UU
Cipta Kerja dapat menciptakan
UU Cipta Kerja
momentum yang tepat
disahkan pada 5 Oktober
2020 dengan tujuan UU Cipta Kerja UU Cipta Kerja dapat OSS RBA menjadi
Pandemi menciptakan lapangan menjadi kunci jawaban atas
membangkitkan dan
Covid-19 kerja dan meningkatkan masuknya investasi penyederhanaan
membuka kesempatan
investasi dalam negeri melalui lebih baik untuk proses perizinan
berdampak dengan mengurangi berusaha di
penyederhanaan munculnya usaha baru,
bagi investasi persyaratan dan perizinan terutama bagi UMKM daerah di masa
peraturan izin usaha pandemi.
berusaha.
serta mempermudah
prosedur perizinan.

Case 2. Gap Kebijakan Dalam Implementasi UU No 11 2020

• Daerah sudah menggunakan • Kurangnya sosialisasi


• AMDALNET, GISTARU, dan
OSS RBA dalam pelayanan kepada Daerah dan pelaku
SIMBG belum terintegrasi Belum semua daerah memiliki
perizinan saat pandemi usaha terkait
dengan sistem OSS RBA. RDTR digital. Padahal, pemda
implementasi OSS RBA di
wajib mengintegrasikan RDTR
• App sectoral: AMDALNET, daerah.
• Pemda masih belum ke dalam sistem OSS RBA
GISTARU, dan SIMBG belum • Pemda masih
memahami dan menguasai dalam bentuk digital.
terintegrasi dengan sistem OSS menggunakan aplikasi
cara kerja pengintegrasian
RBA. pendukung bawaan

Implementasi OSS RBA


• AMDALNET, GISTARU, dan SIMBG belum
terintegrasi dengan sistem OSS RBA.
• Ketidakpahaman pemda dan pelaku
usaha terkait penerapan OSS RBA
• Kurangnya sosialisasi terkait OSS RBA
Case 3. ICOR
Case 3. a. 5 Tantangan Ekonomi

Krisis Energi Krisis Pangan Krisis


Daya saing Digitalisasi
Harga komoditas
Lingkungan
Kenaikan harga
komoditas energi pangan cenderung Hidup Efisiensi birokrasi, Penerapan smart tech di
meningkat secara pemberantasan setiap lapisan birokrasi
berisiko menciptakan
global, disertai cuaca korupsi & pungli, dan dan dunia usaha
inflasi. Khususnya Perhatian terhadap
ekstreem industrialisasi termasuk
penyesuaian harga masalah perubahan
BBM dan tarif listrik iklim terus meningkat, UMKM
berpengaruh thdp
pembiayaan, konsumsi,
dan investasi
Case 3. b. ICOR- Incremental Capital Output Ratio Indonesia
diperkirakan mencapai 8,5

4,6
4,5

Vietnam Malaysia

Semakin tinggi ICOR semakin boros investasi untuk


menghasilkan output yang sama
Sumber: Bappenas 2021
Biodata
Name : Totok Hari Wibowo
Education and : • Bachelor in Control System Engineering from the University of the
Training Hague, Netherlands, 1992
• Master in Regional Science from the University of Tokyo, Japan,
2001
• Doktorate in Management of Technology from Japan Advanced
Institute of Science and Technology (JAIST), Japan, 2005
• Postdoctoral in Technology Commercialization at JAIST, Japan,
2007
Works : 1986 - 2011 Research Staff at Agency for the Assessment and
Application of Technology (BPPT)
2011 - 2017 Structural Staff at the Coordinating Ministry for
Economic Affairs (CMEA)
2017 - Senior Policy Analyst at the CMEA
Organizational : 2016 - Advisor to Indonesian R&D Int’l (IRDI)
Activities 2019 - Chairman of Indonesian Policy Analyst Association
(AAKI)
Contacts : thw311220@gmail.com
081388668805

Anda mungkin juga menyukai