Anda di halaman 1dari 48

UNDANG-UNDANG 11/2014

dan PPI
OLEH:
TIM KERJA DEWAN INSINYUR INDONESIA

APRIL 2016
Daftar Isi
Pendahuluan
MEA
Perundangan Dikti dan PPI
Pokok-pokok UU 11 tahun 2014 tentang
keinsinyuran dan PPI
Penutup
Pendahuluan
Perubahan peradaban oleh
globalisasi? PRODUKSI INSINYUR
PERGURUAN

BATAS NEGARA POSITIF:


SUASANA SEMU MUDAH SHARING

MENCETAK IPTEK & INOVASI,


NEGATIF:

PAKAR, INDUSTRI BARU


DUNIA INTERAKSI

DIKELOLA SECARA BIJAK:


STANDAR?

PERAN PT UNTUK
MUDAH
NORMA?
GLOBALISAS

TINGGI

BUDAYA
I

BARU
FORA KERJASAMA GLOBAL

C - AFTA
I-AFTA
AEC
WTO

China-A-countries
2010
India-A-countries
2011
A-E-countries
2015 130 countries
2020
6
TANTANGAN DALAM WAKTU DEKAT
MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015
(Masyarakat Tunggal berbasis Produksi)

Aliran bebas barang


Aliran bebas jasa
Aliran bebas investasi
Aliran bebas modal
Aliran bebas para profesional dan tenaga
terampil
PETAJALAN MOBILITAS BEBAS TENAGA KERJA
KOMPETEN & PROFESIONAL
2008-2009 2010-2011 2012-2013 2014-
2015
Harmonisasi Persiapan dan Pelaksanaan Perluasan,
regulasi pelaksanaan MRA untuk penyiapan &
Perbaikan MRA okupasi yang pelaksanaan
sistem dan sdh disepakati untuk bidang
penguatan profesi lain.
institusi
BIDANG PROFESI YANG TELAH MEMILIKI MRA (2013)
NO BIDANG PROFESI NO BIDANG PROFESI
1 Insinyur 5 Dokter
2 Arsitek 6 Dokter Gigi
3 Akuntan 7 Ners
4 Survai Pertanahan 8 Pekerja Pariwisata
ARCHITECTURE
TOURISM
COMPUTER AND
ACCOUNTANCY RELATED SERVICES
CONSTRUCTION
LEGAL SERVICES AND RELATED
ENGINEERING
LOGISTICS SERVICES
SERVICES ENVIRONMENTAL
FINANCIAL SERVICES SERVICES
ENERGY SERVICES
POSTAL AND
ENGINEERING SERVICES
COURIER SERVICES
MARITIME TRANSPORT
AUDIOVISUAL SERVICES ROAD
TRANSPORT
DISTRIBUTION SERVICES SERVICES
TELECOMMUNICATIONS
PERUNDANGAN TERKAIT DENGAN
KEINSINYURAN
Landasan Hukum dalam Menjalankan
Pendidikan Tinggi &
Pendidikan Profesi Insinyur
UU
Sisdiknas
20/2003

UU DALAM PROSES
UU Guru
UU Praktek Dikdok dan Dosen
Kedokteran
29/2004 13/201 14/2005

3
UU Dikti UU
UU Keinsinyuran
Keperawatan 12/2012 11/2014
38/2014

PP Peny. RPP Pelak.


Dikti & UU RPerpres
UU Nakes Pengel. PT Keinsinyuran DII
36/2014 4/2014

Perijinan SNDIKTI RPermen RPerdirjen


Ristekdikti Ristekdikri Ristekdikti Pedoman
50/2015 44/2015 PPI PPI
HAKEKAT
PERGURUAN PENELITIAN YG BERMUTU
TINGGI Proses PENDIDIKAN
(UU 12/12, ps.4&5) yang BERMUTU
Bahan Ajar
(mutakhir, dinamis, KELUARAN
MASUKAN
kontekstual) 1. INOVASI
1. IPTEK (S)
Peralatan IPTEK dlm SENI
2. MAHASISWA
Peraga Ajar 2. MODAL INSANI
BARU 3. BUDAYA
Pengembangan &
3. BUDAYA TERBARUKAN
pemantapan sistem
Fasilitas (4. INDUSTRI BARU)
Pengajaran lain
(PENGABDIAN BERMUTU
KEPADA MASYARAKAT)

KARYA UNIVERSITAS? PENDANAAN


BIAYA BESAR,
HASIL LEBIH BESAR DANA PEM. DANA MASY.
PENINGKATAN
KUALITAS
KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL
INONESIA (INDONESIA NATIONAL
QUALIFICATION FRAMEWORK)
ACADEMIC PROFESSION VOCASION
S3: Doktor S3: Doktor
Terapan 9

S2:
S1: Magister
Magister 8
Terapan Teknik
Teknik

S1:
Sarjana Diploma 4
(D4)
6
Teknik

Diploma 3 (D3) 5

Diploma 2 (D2) 4

Diploma 1 (D1) 3

IQF
SECONDARY SCHOOL LEVEL
ACADEMIC PROFESSION VOCASION
S3: Doktor
Doktor (S3) Terapan
RPL System
Magister Entry by
S2: Magister
Teknik (S2) Terapan matriculation
Teknik
Shifting type and
level of education

S1:
Sarjana Diploma 4
Teknik (D4)

Diploma 3 (D3)

Catatan: Diploma 2 (D2)


(-): sedang
didiskusikan Diploma 1 (D1)

Secondary School
REFERENSI CP UNTUK PROFESI
KEINSINYURAN

1. UNDANG-UNDANG NO. 12 TAHUN 2012


TENTANG DIKTI
2. UNDANG-UNDANG NO. 11 TAHUN 2014
TENTANG KEINSINYURAN
3. PERPRES NO. 8 TAHUN 2012 TENTANG KKNI
4. PERMENRISTEKDIKTI NO. 44 TAHUN 2015
TENTANG SNDIKTI
Type & Level of HE and University structure in
Indonesia (HEA 12/2012, Art. 16-32)

SubSpesialis/ Doctoral Program


Spesialis Program
Magister Program
Proffesion Program

Polytechnic
Ministry R, T & D-4 Program
University, Institute,

HE, Ministries
& Prof. Org.

Academy
D-3 Program
Sarjana Program

Community
Academy
D-2 Program
College

D-1 Program

Ministry of R, T & Higher Education


STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
TINGGI TEKNIK (NATIONAL STANDARD
OF ENGINEERING UNDERGRADUATE
EDUCATION)
Arrangement of National Higher Education Standard (NHES)
CHAPTER I CHAPTER II CHAPTER III CHAPTER IV CHAPTER V CHAPTER
General Nat. Std. on Nat. Std. on Nat. Std. on Transitional VI
provision Education Research Com. Serv. provision Closing
Definitions Scope Scope Scope Establishment of
Coll. and the
Components of Competency Competency Competency
opening Study
NHES standards standards standards
Program
The objectives Process Process Process Formulation and
of NHES standards standards standards specialized
Obligation on Evaluation Evaluation Evaluation knowledge that
NHES standards standards standards has not been
studied
Management &
Faculty and Faculty and Faculty and organization of
Staff standards Staff standards Staff standards universities
The past
Infrastructure Infrastructure Infrastructure Ministerial decrees
standards standards standards
Management Management Management
standards standards standards
Financing and Financing and Financing and
funding funding funding
standards standards standards
2. CONTENT STANDARDS

PROGRAM THE DEPTH & BREATH OF LEARNING MATERIALS

Utilizing the results of research and results of


D-1
Referring to learning outcomes of graduates
D-2
community service
D-3

D-4 / S-1 Mastering the theoretical concepts on areas of knowledge and skills
in general and special sections theoretical concepts in the field of
knowledge and skills in depth on engineering.
S-2 / Sp-1
Insinyur Mastering the theory of the field of application knowledge and skills
PROFFESION on engineering.
S-3/Sp-2

Outlined in the learning materials that are structured in


9/24/2017 1:36 PM 20
the form of courses
3. LEARNING PROCESS STANDARDS (STUDENT LEARNING LOAD)
No Program Minimum learning Length of study (years)
load (scu)
To fulfill the learning achievements of graduates of the program, students must take in the
minimum load study and study period follows:
1 D1 36 1-2
2 D2 72 2-3
3 D3 108 3-4
4 D4/Sarjana 144 4-5
5 Ir. Profession 24 1-2 (after Sarjana Teknik/ Sarjana Terapan
Teknik)
6 Magister, Magister 36 1,5-4 (after Sarjana Teknik/Sarjana Terapan
terapan, dan Sp-1 Teknik)
7 S-3, S-3 Terapan, & Sp-2 42 7
Beban belajar mahasiswa berprestasi akademik tinggi setelah dua semester tahun pertama dapat ditambah hingga 64
(enam puluh empat) jam per minggu setara dengan 24 (dua puluh empat) sks per semester. Mahasiswa yang memiliki
prestasi akademik tinggi dan berpotensi menghasilkan penelitian yang sangat inovatif sebagaimana ditetapkan senat
perguruan tinggi dapat mengikuti program doktor bersamaan dengan penyelesaian program magister paling sedikit
setelah menempuh program magister 1 (satu) tahun.

9/24/2017 1:36 PM 21
SISTEM PENJAMINAN MUTU DIKTI
INDONESIA (INDONESIA HE QUALITY
ASSURANCE SYSTEM)
UU no.12/2012 Bab III
Sistem Penjaminan Mutu

Kementr BAN PT
SNDIKTI
Pedoman Lembaga
M r PM: Lembaga
Lembaga
Akreditas
Akreditas
Akreditasi
a a (PDCA), i iMandiri
Mandiri
Mandiri
s k Kaizen Perguruan
y a Tinggi
a t
SPM i

SNDikti
KKN PMI output PME

Pangkalan data Dikti


Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNDikti) dan Standar
Perguruan Tinggi (SPT)
Pasal 54 ayat 4
(4) Standar Pendidikan Tinggi terdiri atas sejumlah standar dalam bidang
akademik dan nonakademik yang melampaui Standar Nasional
Pendidikan Tinggi.

SPT Dikembangkan
Melampaui SNDIKTI
(Standar Academik dan
masing-masing
Non Academik) PT
M
SNDIKTI Wajib
(Standar MINIMUM)
POKOK-POKOK UU 11/2014
TENTANG KEINSINYURAN
TERKAIT PPI
BEBERAPA PERISTILAHAN YANG TERKAIT DENGAN PPI (ps.1)
1. Keinsinyuran adalah kegiatan teknik dengan menggunakan kepakaran dan keahlian berdasarkan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan nilai tambah dan daya guna secara
berkelanjutan dengan memperhatikan keselamatan, kesehatan, kemaslahatan, serta kesejahteraan
masyarakat dan kelestarian lingkungan.
2. Praktik Keinsinyuran adalah penyelenggaraan kegiatan Keinsinyuran.
3. Insinyur adalah seseorang yang mempunyai gelar profesi di bidang Keinsinyuran.
4. Insinyur Asing adalah Insinyur yang berkewarganegaraan asing.
5. Program Profesi Insinyur adalah program pendidikan tinggi setelah program sarjana untuk membentuk
kompetensi Keinsinyuran.
6. Uji Kompetensi adalah proses penilaian kompetensi Keinsinyuran yang secara terukur dan objektif
menilaicapaian kompetensi dalam bidang Keinsinyuran dengan mengacu pada standar kompetensi Insinyur.
7. Sertifikat Kompetensi Insinyur adalah bukti tertulis yang diberikan kepada Insinyur yang telah lulus Uji
Kompetensi.
8. Surat Tanda Registrasi Insinyur adalah bukti tertulis yang dikeluarkan oleh Persatuan Insinyur Indonesia
kepada Insinyur yang telah memiliki Sertifikat Kompetensi Insinyur dan diakui secara hukum untuk
melakukan Praktik Keinsinyuran.
9. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan adalah upaya pemeliharaan kompetensi Insinyur untuk
menjalankan Praktik Keinsinyuran secara berkesinambungan.
12. Dewan Insinyur Indonesia adalah lembaga yang beranggotakan pemangku kepentingan dalam
penyelenggaraan Keinsinyuran yang berwenang membuat kebijakan penyelenggaraan Keinsinyuran dan
pengawasan pelaksanaannya.
13. Persatuan InsinyurIndonesia, yang selanjutnya disingkat PII, adalah organisasi wadah berhimpun Insinyur
yang melaksanakan penyelenggaraan Keinsinyuran di Indonesia.
Lingkup pengaturan Keinsinyuran
(ps. 4)
a. cakupan Keinsinyuran;
b. standar Keinsinyuran
c. Program Profesi Insinyur;
d. registrasi Insinyur;
e. Insinyur Asing;
f. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan;
g. hak dan kewajiban;
h. kelembagaan Insinyur;
i. organisasi profesi Insinyur; dan
j. pembinaan Keinsinyuran.
STANDAR KEINSINYURAN
(ps. 6)
1. Untuk menjamin mutu profesionalitas layanan
dikembangkan standar profesi Keinsinyuran yang terdiri atas:
a. standar layanan Insinyur;
b. standar kompetensi Insinyur; dan
c. standar Program Profesi Insinyur.
2. Standar layanan Insinyur ditetapkan oleh menteri yang membina
bidang Keinsinyuran atas usul PII.
3. Standar kompetensi Insinyur ditetapkan oleh Dewan Insinyur
Indonesia bersama menteri yang membina bidang Keinsinyuran.
4. Standar Program Profesi Insinyur ditetapkan oleh Menteri yang
disusun atas usul perguruan tinggi penyelenggara Program Profesi
Insinyur bersama dengan menteri yang membina bidang
Keinsinyuran dan Dewan Insinyur Indonesia.
PROGRAM PROFESI INSINYUR(ps. 7-9)
Pasal 7
1. Untuk memperoleh gelar profesi Insinyur, seseorang harus lulus
dari Program Profesi Insinyur.
2. Syarat untuk dapat mengikuti Program Profesi Insinyur
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. sarjana bidang teknik atau sarjana terapan bidang teknik, baik
lulusan perguruan tinggi dalam negeri maupun perguruan tinggi luar
negeri yang telah disetarakan; atau
b. sarjana pendidikan bidang teknik atau sarjana bidang sains yang
disetarakan dengan sarjana bidang teknik atau sarjana terapan
bidang teknik melalui program penyetaraan.
3. Program Profesi Insinyur dapat diselenggarakan melalui
mekanisme rekognisi pembelajaran lampau.
PROGRAM PROFESI INSINYUR(ps. 7-9)
Pasal 8
(1) Program Profesi Insinyur diselenggarakan oleh perguruan
tinggi bekerja sama dengan kementerian terkait, PII, dan kalangan
industri dengan mengikuti standar Program Profesi Insinyur
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4).
(2) Seseorang yang telah memenuhi standar Program Profesi Insinyur,
baik melalui program profesi maupun melalui mekanisme
rekognisi pembelajaran lampau, serta lulus Program Profesi
Insinyur berhak mendapatkan sertifikat profesi Insinyur dan
dicatat oleh PII.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Program Profesi Insinyur diatur
dalam Peraturan Pemerintah.
Pasal 9
1. Gelar profesi Insinyur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat
(1) disingkat dengan Ir dan dicantumkan di depan nama yang
berhak menyandangnya.
2. 2. Gelar profesi Insinyur sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan oleh perguruan tinggi penyelenggara Program
Profesi Insinyur yang bekerja sama dengan kementerian terkait
dan PII.
REGISTRASI INSINYUR
(ps. 10-12)
1. Setiap Insinyur yang akan melakukan Praktik Keinsinyuran di
Indonesia harus memiliki Surat Tanda Registrasi Insinyur.
2. Surat Tanda Registrasi Insinyur sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dikeluarkan oleh PII.
Pasal 11
1. Untuk memperoleh Surat Tanda Registrasi Insinyur sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10, seorang Insinyur harus memiliki
Sertifikat Kompetensi Insinyur.
2. Sertifikat Kompetensi Insinyur sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diperoleh setelah lulus Uji Kompetensi.
3. Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
oleh lembaga sertifikasi profesi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Surat Tanda Registrasi Insinyur paling sedikit mencantumkan:
a. jenjang kualifikasi profesi dan
b. masa berlaku.
DEWAN INSINYUR INDONESIA DAN PPI
(ps.31-33)
Pasal 31
Dewan Insinyur Indonesia mempunyai fungsi perumusan kebijakan penyelenggaraan dan
pengawasan pelaksanaan Praktik Keinsinyuran.
Pasal 32
Dewan Insinyur Indonesia mempunyai tugas:
a. menetapkan kebijakan sistem registrasi Insinyur;
b. mengusulkan standar Program Profesi Insinyur;
c. menetapkan standar Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan;
d. melakukan pengawasan pelaksanaan Praktik Keinsinyuran oleh PII;
e. menetapkan kebijakan sistem Uji Kompetensi;
f. menetapkan standar kompetensi Insinyur;
g. melakukan perjanjian kerja sama Keinsinyuran internasional sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan
h. mengesahkan perjanjian kerja sama Keinsinyuran internasional yang dilakukan oleh PII sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 33
Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32, Dewan Insinyur Indonesia
mempunyai wewenang:
a. mengesahkan sistem registrasi Insinyur;
b. mengesahkan sistem Uji Kompetensi;
c. melakukan pencatatan terhadap Insinyur yang dikenai sanksi karena melanggar ketentuan kode
etik Insinyur dan
d. membuat peraturan pelaksanaan mengenai fungsi, tugas, dan kewenangan Dewan Insinyur
Indonesia.
PII dan PPI (ps. 36-38)
Pasal 36
1. Insinyur Indonesia berhimpun dalam wadah organisasi PII.
2. Kekuasaan tertinggi PII berada pada kongres.
3. Pimpinan PII dipilih oleh kongres.
4. PII berkedudukan di ibu kota Negara Republik Indonesia.
Pasal 37
PII mempunyai fungsi pelaksanaan Praktik Keinsinyuran.
Pasal 38
PII mempunyai tugas:
a. melaksanakan pelayanan Keinsinyuran sesuai dengan standar;
b. melaksanakan Program Profesi Insinyur bersama dengan perguruan
tinggi sesuai dengan standar;
c. melaksanakan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan;
d. melakukan pengendalian dan pengawasan bagi terpenuhinya kewajiban
Insinyur;
e. melaksanakan registrasi Insinyur;
f. menetapkan, menerapkan, dan menegakkan kode etik Insinyur;
g. menjalin perjanjian kerja sama Keinsinyuran internasional; dan
h. memberikan advokasi bagi Insinyur.
WEWENANG PII (ps. 39)
PII mempunyai wewenang:
a. menyatakan terpenuhi atau tidaknya persyaratan registrasi
Insinyur sesuai dengan jenjang kualifikasi Insinyur;
b. menerbitkan, memperpanjang, membekukan, dan mencabut
Surat Tanda Registrasi Insinyur;
c. menyatakan terpenuhi atau tidaknya persyaratan Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan sesuai dengan jenjang kualifikasi
Insinyur;
d. menyatakan terjadi atau tidaknya suatu pelanggaran kode etik
Insinyur berdasarkan hasil investigasi;
e. menjatuhkan sanksi terhadap Insinyur yang tidak memenuhi
standar Keinsinyuran;
f. menjatuhkan sanksi terhadap Insinyur yang melakukan
pelanggaran kode etik Insinyur;
g. memberikan akreditasi keprofesian pada himpunan keahlian
Keinsinyuran; dan
h. melakukan perjanjian kerja sama Keinsinyuran internasional.
Pasal Penting Kode Etik (ps. 41)
Pasal 41
1. Untuk menjamin kelayakan dan kepatutan
Insinyur dalam melaksanakan Praktik
Keinsinyuran, ditetapkan kode etik Insinyur
sebagai pedoman tata laku profesi.
2. Kode etik Insinyur sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disusun oleh PII.
3. Seseorang yang akan menjadi Insinyur wajib
menyatakan kesanggupan untuk mematuhi kode
etik Insinyur.
The scope of engineering
THE SCOPE OF ENGINEERING (Chap. III)
A B C D E F G
Based on Education Research, Consulting, Ind. Eng, Resc. Mining, Agr, Develop,
field (job) & Taining developme Engineering Man., Explor Forest, operation,
CAREER nt and and Manuf., & Plantation asset
(Act.11/1 commercia construction Proc. Ind., Explot . maintenance
4 lization Prod.
Ps. 5, a.2) Included all supporting services, and their network

1 Earth & Energy

2 Civil and Built Env.


3 industry
Conservation & Resc.
4
management
5 Agric & Agric Prod
Marine techn & ship
6
engineering
Aeronautics an
7
astronoutics

Scientific Based on engineering diciplin


filelds (scientific grouping) (UU11/14 ps. 5 a.1)
PETA JALAN MENJADI INSINYUR
PROGRAM PROFESI INSINYUR (BAB V - UU. 12/2012)
Menjalankan triple helix

Penguatan Kompetensi
Praktik
PraktekPraktik
Kein sinyuran
meningkatkan kompetensi
Praktik
meningkatkan kompetensi Pelaksana: PT
meningkatkan kompetensi bekerjasama dengan
OP, Kementerian
terkait, dan industri
INSINYUR REGISTRASI
Gelar Oleh PII
profesi
UJI Kompetensi Meningkatkan
Jumlah
Program Penyetaraan Insinyur
Prog. Profesi Insinyur
3 (PPI) 2
Pengalaman kerja
Rekoqnisi 1 pada bidang
Pembelajaran ST/STrT keinsinyuran
Lampau (Gelar
Akademik)
NON ST
Pendidikan Tinggi Bidang Teknik Pendidikan Tinggi Bidang
Sains/Pend. Teknik/Sins
TANGGUNGJAWAB PROFESIONAL
REGISTRASI (BAB V - UU. 12/2012) To facilitate of
professional engineers

Insinyur praktek
bertanggungjawab terahadap
keselamatan/keamanan Pasal 10
(1) Setiap insinyur yang akan
masyarakat umum dan melakukan Praktik
Keinsinyuran di Indonesia Avoid malpractice
harus memiliki Surat
Tanda Registrasi Insinyur.
SURAT TANDA REGISTRASI INSINYUR (2) Surat Tanda Registrasi
(STRI) Insinyur dikeluarkan oleh
Sertifikat Kompetensi Insinyur PII
UJI KOMPETENSI
Pasal 11
(2) Sertifikat Kompetensi
Insinyur diperoleh setelah
lulus uji kompetensi.
Praktek untuk (3) Uji kompetensi dilakukan
oleh lembaga sertifikasi
penguatan profesi sesuai dengan
kompetensi ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Avoid environmental
pollution
INSINYUR
PROSES IJIN KERJA INSINYUR ASING
INSINYUR ASING (BAB V - UU. 12/2012)

MENTERI
TEKNIS Dilakukan transfer
teknologi

Ijin kerja
Perpanjangan
INSINYUR ASING
Dibutuhkan
Pemegang Ir SURAT TANDA REGISTRASI
profesional untuk
(STRI)
nasional pembangunan
nasional
MUTUAL RECOGNITION
Sistem AGREMENT
Kompetensi Foreign engineers to
diakui PASAL 18 supply the shortage of
APEC/ASEAN (1) Insinyur Asing hanya dapat engineers
melakukan kegiatan Keinsinyuran
di Indonesia sesuai dengan
kebutuhan sumber daya manusia
ilmu pengetahuan dan teknologi
pembangunan nasional yang
ditetapkan oleh Pemerintah.
MENJAGA KOMPETENSI PROFESI INSINYUR
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (Bab. V
UU12.2012) Penguatan
Inovasi IPTEK
Tujuan pengembangan Innovation and
sophistication factors
keprofesian berkelanjutan:
30%
Innovation- 50% 20%
driven
1. Menjaga kompetensi dan stage
keprofesionalan dan
2. Mengembangkan
tanggungjawab sosial kepada
masyarakat.

Praktik Insinyur bertanggung


jawab terhadap Pengembangan
keselamatan/keamanan umum Pengembangan
Keprofesian
Pengembangan
Keprofesian
dan keberlanjutan lingkungan berkelanjutan
Keprofesian
Berkelanjutan:
Berkelanjutan:

SURAT TANDA REGRISTRASI Tindak janjut


INSINYUR (STRI) Strengthening
science &
technology of
SME
STANDAR MENGIKUTI PPI
Yang dapat setara APEC (Professional) Engineers

Yang dapat memenuhi Washington Accord


Gelar Profesi
INSINYUR
SERTIFIKAT PROFESI INSINYUR, DICATAT oleh PII

MEKANISME REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU PROGRAM PROFESI


TERAKREDITASI INSINYUR 24 SKS

WASHINGTON ACCORD
Pengalaman NON AKREDITASI PROGRAM PENYETARAAN
bekerja di Matrikulasi S1-Ak DIV(S1-Tr) Pengalaman
Keinsinyuran Pengetahuan bekerja di bidang
dan Kompetensi
S1 Dasar Keinsinyuran
PENDIDIKAN PENDIDIKAN NON SARJANA
PENDIDIKAN Pengalaman bekerja TINGGI
TEKNIK
TINGGI TEKNIK & TEKNIK
di Keinsinyuran TEKNIK PENDIDIKAN TINGGI
TEKNIK TERAPAN TERAPAN
AKRED A&B AKRED A&B TEKNIK NON ST
AKRED A&B PENDIDIKAN AKRED A&B

3 TEKNIK
AKRED C 1a 1b 2
4
PROFESSIONAL ENGINEER IQF 9
CPD STR
CARRIER PATH EVALUATIO
N
I Registration
Extension
CPD 8
Monitoring AC
Committee Registratration PER
Engineering
LPJK-N Funcsion Practice
Equal to Internasional Implementation
CPD STR
IPCN EVALUATIO Registration
I
BD/ N
Lisensi AD Extention/ Ir Service Standar
Promotion
Founder
IPCN:
CPD 7
Ir IPCN
PII Profession BD/ CPD LDP
Certificatio AD Competence Supervision
Accreditation n Institute CPD Improvement PII DII
IPCN +
B As BD/ Competenc member
CC STR Registration
Disp Disp AD e Exam I
Ir Competence Standar
Eng.
Professional Ir Registered
Program
KS PT-PII-Industri
6 Professional Eng. Standar Program
Eng. Studi BE Exam BE
Program
Ir Registration Letter
Eng. Studi Exam. non IRL Adv/Internasional
Program
Non GE
Minimum
D-II ST 5
Certificate of
competence CC IRL Basic/Nasional
IQF
Pengakuan Sertifikasi Kompetensi Insinyur
NILAI
PENILAIAN KOMPETENSI: PE-APEC
KOMPETENSI
Eng-R ACPE-R
W1: Kode Etik IPU
W2: Keterampilan Kerja Nilai
Keinsinyuran 6000 KOMPETENSI IPU , Mampu
W3: Perencanaan/ PENGALAMAN SKA- Melaksanakan
Perancangan KERJA 7 tahun LPJK
W4: Pengelolaan/ Komunikasi dgn 2 tahun Kerja profesi
signifikan keinsinyuran
P5: Pendidikan & Pelatihan Yang sangat
P6: Penelitian, Nilai IPM spesifik
Pengembangan & Yang sangat
Komersialisasi Produk 3000 IPM, Mampu rumit
Keteknikan Melaksanakan Dan memimpin
P7: Konsultansi Rekayasa, kerja profesi tim IP multi
Konstruksi & Instalasi keinsinyuran disiplin
P8: Produksi/ Manufaktur secara
P9: Bahan Material dan
Komponen sepenuhnya
P10: Manajemen Usaha dan Mandiri (Liable)
Pemasaran Teknik Nilai IPP
P11: Manajemen 600 Ir
Pembangunan & IPP, Mampu
Nilai Melaksanakan kerja
Pemeliharaan Asset 400? profesi keinsinyuran
ST secara mandiri
Utk tugas rumit
PENDIDIKAN dibimbing IPM PKB TRAINING,
TINGGI TEKNIK (CPD) SEMINAR,
TULISAN
(4 tahun)
0 ~3-6 ~8-12 TAHUN
PEMUPUKAN KOMPETENSI dari PENGALAMAN KERJA
PPI???
Prinsip:
Ketentuan yang memadai tentang PPI artinya
standar harus kompetitif untuk PT pelaksana
maupun prodi;
Semua yang mengeluarkan ST dan STTr dapat
melaksanakan PPI artinya mandiri dan dengan
supervisi
Ketentuan-ketentuan dimuat dalam perundangan
turunan UU11/2014 ( PP, Perpres, Kepmen, SK/SE
Dirjen serta berbagai SK PT masing-masing).
Persayaratan PT penyelenggara
(draft Permenristekdikti)
Persyaratan PT penyelenggara PPI:
memiliki akreditasi institusi terbaik dari pemeringkatan sistem akreditasi
yang berlaku;
memiliki sekurang-kurangnya 5 (lima) program studi teknik;
jumlah program studi teknik terakreditasi terbaik sekurang-kurangnya
50%;
memiliki sekurang-kurangnya 6 (enam) dosen yang memenuhi peraturan
perundangan yang berlaku;
memiliki sejumlah dosen yang telah sesuai tingkat Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia (KKNI) dalam profesi keinsinyuran sesuai peraturan
perundangan yang berlaku;
memiliki perjanjian kerjasama dengan PII atau himpunan keahlian
keinsinyuran yang telah terakreditasi oleh PII;
memiliki perjanjian kerjasama dengan kalangan industri;
memiliki penjanjian kerjasama dengan kementerian terkait;
telah menyusun kurikulum Program profesi insinyur bersama dengan PII
dan/atau himpunan keahlian keinsinyuran yang telah terakreditasi; dan
perguruan tinggi yang belum memenuhi persyaratan, namun di wilayah
tersebut dibutuhkan, dapat menyelenggarakan kerja sama dengan
perguruan tinggi yang memenuhi persyaratan.
PENUTUP
Dengan pemahaman yang baik kita laksanakan
PS-PPI.
BANYAK PEKERJAAN RUMAH YANG BELUM
TERFIKIRKAN DAN DIKERJAKAN

Anda mungkin juga menyukai