Disusun oleh:
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya
saya telah dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka melengkapi tugas mata
kuliah Keperawatan Dasar.
Pada makalah ini saya akan membahas mengenai kebutuhan aktivitas dan latihan
dalam keperawatan, yang saya susun dari berbagai sumber dan saya rangkum
dalam makalah ini.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
baik berupa ide-ide maupun yang terlibat langsung dalam pembuatan makalah ini.
Saya juga berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi semua untuk dijadikan
penunjang dalam mata kuliah keperawatan dasar manusia ini.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan, apabila ada kesalahan atau kekurangan
saya mohon maaf. Kritik dan saran masih sangat terbuka supaya makalah ini dapat
diperbaiki dan menjadi lebih baik lagi untuk berikutnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul.........................................................................................................
Kata Pengantar.........................................................................................................
Daftar Isi...................................................................................................................
Bab I Pendahuluan...................................................................................................
3.1 Kesimpulan..................................................................................................
Daftar Pustaka..........................................................................................................
Con
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mobilitas merupakan kebutuhan dasar manusia yang diperlukan individu untuk melakukan
aktivitas sehari-hari berupa pergerakan sendi, sikap, gaya berjalan, latihan maupun kemampuan
aktivitas. Jika indivu mengalami keterbatasan pada gerakan fisik tubuh sehingga mengganggu
Aktivity Daily Living (ADL) maka individu tersebut mengalami gangguan mobilitas fisik.Kondisi
individu yang berisiko mengalami gangguan mobilitas fisik, antara lain stroke, cedera trauma
medula spinalis, trauma, fraktur, osteoarthritis, ostemalasia, dan keganasan .Selain itu, individu
yang dapat mengalami atau berisiko mengalami gangguan mobilitas fisik, yaitu lansia, individu
dengan penyakit yang menyebabkan penurunan kesadaran tiga hari atau lebih, individu yang
kehilangan fungsi anatomic akibat perubahan fisiologik, seperti kehilangan fungsi motorik, klien
dengan stroke, klien pengguna kursi roda, pengguna alat eksternal, yaitu gips tau traksi,
pembatasan gerakan volunter, ataupun gangguan fungsi motorik dan rangka. Salah satu kondisi
individu yang berisiko mengalami gangguan fisik yang disebutkan di atas adalah stroke. Stroke
sendiri merupakan penyebab kematian yang menempati urutan ketiga di Amerika Serikat dan
penyebab disabilitas neurologi yang paling sering ditemukan. Stroke menyerang lebih dari
500.000 individu pertahun dan berakibat fatal pada sekitar separuh individu yang diserang).
Menurut WHO (2010) setiap tahun 15 juta orang seluruh dunia mengalami stroke. Sekitar 34%
pasien menderita kelumpuhan permanen. Satu tahun setelah terjadi serangan stroke pertama,
sebanyak 30% dari total pasien akan meninggal, dan sebanyak 40% dari total pasien yang
mampu bertahan hidup, akan mengalami ketergantungan terhadap orang lain. Dampak fisik yang
paling terlihat pada sistem muskuloskeletal dari gangguan mobilitas fisik berupa penurunan
kekuatan dan ketangkasan otot, kontraktur yang membatasi mobilitas sendi, kekakuan dan nyeri
pada sendi. Menurut Potter & Perry selain pada sistem muskuloskeletal, gangguan mobilitas fisik
juga memberikan dampak pada sistem kardiovaskuler, pernapasan, metabolik, perkemihan,
pencernaan, dan integumen berupa penurunan kemampuan atau fungsi jantung, pembuluh darah,
paru-paru, tergangguanya metabolisme tubuh, gangguan fungsi ginjal, kerusakan kulit, serta
gangguan pada proses pencernaan. Dampak psikososial dari gangguan mobilitas sendiri yaitu
respon emosional yang bervariasi, seperti frustasi dan penurunan harga diri, apatis, menarik diri,
regresi, dan marah serta agresif. Menurunnya kemampuan menyelesaikan masalah dan
mengambil keputusan, gangguan pada perkembangan sosial, yaitu terjadi hambatan dalam
interaksi dengan orang lain maupun lingkungan dikarenakan kurangnya stimulasi intelektual.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah gambaran penerapan Range of Motion (ROM) pasif pada pasien dengan masalah
keperawatan gangguan mobilitas fisik?
C. Tujuan
c. Mengatahui gambaran respon pasien yang diberikan terapi Range of Motion (ROM) pasif.
BAB II
A. PENGERTIAN
Aktivitas adalah suatu energy atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk
dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan
seseorang melakukan aktivitas seperti beridiri, berjalan dan bekerja. Kemampuan
aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan system persarafan dan
musculoskeletal.
Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas,
mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan
kesehatannya. Imobilitas atau imobilisasi merupakan keadaan dimana seseorang tidak
dapat bergerak secara bebas karena kondisi yang menggangu pergerakan misalnya
mengalami trauma tulang belakang. Cedera otak berat disertai fraktur pada ekstremitas
dan sebagainya.
B. NILAI-NILAI NORMAL
Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagai bderikut:
orang lain
Keadaan postur yang seimbang sesuai dengan garis sumbu dengan sentralnya adalah gravitasi.
Kemampuan tubuh dalam mempertahankan seimbangan seperti kemampuan mengangkat bebas,
maksimal 57%.
2. Tingkat kelelahan
Aktivitas yang membuat lelah
Riwayat sesak napas
3. Ganguan pergerakan
Penyeba gangguan pergerakan
Tanda dan gejala
Efek dari gangguan pergerakan
4. Pemeriksaan fisik
Tingkat kesadaran
Postur/bentuk tubuh (scoliosis, kiposis, lordosis, cara berjalan)
Ekstremitas (kelemahan, gangguan sensorik, tonus otot, atropi, tremor, gerakan tak
terkendali, kekuatan otot, kemampuan jalan, kemampuan duduk, kemampuan berdiri,
nyeri sendi, kekauan sendi).
KEBUTUHAN BIOLOGIS
TUJUAN:
-PEMENUHAN ADL
-KESENANGAN
GERAK AKTIVITAS
Dorongan jiwa
Diwujudkan dalam laku/gerakan
Untuk melakukan kegiatan kerja
Untuk memenuhi kebutuhan sehari –hari
Kerusakan muskuloskletal
Kerusakan neuromuskuler
Nyeri/ ketidaknyamanan
Suplai oksigen kurang
Kelemahan umum
Tirah baring / immobilitas
Depresi
GEJALA / TANDA
Pengkajian
Diagnosa keperawatan
Perencanaan
Pelaksanaan
Evaluasi
Identitas
Alas an dirawat
1. Alasan Mrs
2. Keluhan utama
3. Riwayat kep. Sekarang
4. Riwayat kep. Sebelumnya
5. Riwayat kep. Keluarga
Pemenuhan kebutuhan dasar ( BIOPSIKO-SOSIAL-SPRITUAL)
Data pems. Fisik
Data pems. Penunjang
DIAGNOSA KEPERAWATAN
RUMUSAN MASALAH
ANALISA MASALAH
Tujuan , untuk mengetahui penyebab ( untuk masalah actual ) dan factor risiko (untuk
masalah risiko)
Acuan :
1. Pathofisiologi penyakit
2. Tindakan yang berhubungan
3. Situasional (individual, lingkungan)
4. Maturasional
PERENCANAAN
Prioritas
Diagnose kep. Acuhan
1. Hirarkhi kebutuhan A.Maslow
2. Sifat masalah
3. Berat ringannya masalah
4. Cepatnya masalah teratasi
Rencana keperawatan
Komponen : hari/ tgl/DP. Tujuan ,intervensi ,rasional
RENCANA KEPERAWATAN
DP : KERUSAKAN MOBILITAS FISIK B/D DISKONTINUITAS TULANG PAHA
Tujuan : pasien dapat melakukan mobilitas fisik yang optimal
Intervensi :
- Kaji tingkat mobilitas fisik pasien
- Catatan tanda vital
- Pertahankan posisi body alignment , posisi yang nyaman
- Lakukan latihan pasif /aktif
- Tingkatkan aktivitas sesuai kemampuan
- Pertahankan nutrisi yang adekuat
- Anjurkan keluarga membantu pasien dalam gerak
- Delegatif dalam pemberian obat
RENCANA KEPERAWATAN
Evaluasi proses
Evaluasi yang dilakukan setiap selesai melakukan satu tindakan perawatan
Evaluasi hasil
Evaluasi terhadap keberhasilan perawatan yang dilakukan berdasarkan rumusan tujuan
dalam renpra (kriteria waktu ,kriteria evaluasi)
BAB III
KESIMPULAN :
Maka dapat disimpulkan bahwa diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus hambatan
mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri jahitan perineum. Secara umum intervensi dapat
dilakukan dengan baik, hal tersebut didukung oleh pasien dan keluarga yang kooperatif, pasien
mau melaksanakan tindakan yang dianjurkan oleh perawat dan mempraktekkan dengan baik.
Pasien yang sebelumnya takut bergerak karena nyeri setelah dilakukan tindakan keperawatan
sekarang pasien sudah bisa bergerak bebas dan beraktivitas secara mandiri
SUMBER :
https://id.scribd.com/document/403825726/ASUHAN-KEPERAWATAN-PEMEBUHAN-
KEBUTUHAN-AKTIVITAS-DAN-LATIHAN-docx
http://perawat-sehat.blogspot.com/2013/04/stase-keperawatan-dasar-aktivitas-dan.html
https://id.eprints.polekkesjogja.ac.id/mobilisasikebutuhandasarmanusia
https://www.academia.edu/41110509/Askep_Aktivitas_and_Latihan_KD
https://maulana24rizki.blogspot.com/2015/03/laporan-pendahuluan-kebutuhan-aktivitas.html#