Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN

Dosen Pembimbing : Siti Fatonah,S.Kp.M.,Kes

Disusun oleh:

Henisa Wahyuni (2014401060)


Nasywa adinda (2014401070)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNG KARANG
PRODI D-III KEPERAWATAN TANJUNG KARANG
TAHUN 2020/2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya
saya telah dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka melengkapi tugas mata
kuliah Keperawatan Dasar.

Pada makalah ini saya akan membahas mengenai kebutuhan aktivitas dan latihan
dalam keperawatan, yang saya susun dari berbagai sumber dan saya rangkum
dalam makalah ini.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
baik berupa ide-ide maupun yang terlibat langsung dalam pembuatan makalah ini.
Saya juga berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi semua untuk dijadikan
penunjang dalam mata kuliah keperawatan dasar manusia ini.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, apabila ada kesalahan atau kekurangan
saya mohon maaf. Kritik dan saran masih sangat terbuka supaya makalah ini dapat
diperbaiki dan menjadi lebih baik lagi untuk berikutnya.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

                                                                                               Bandar Lampung, 27 Januari 2020

                                                                                                                               

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul.........................................................................................................

Kata Pengantar.........................................................................................................

Daftar Isi...................................................................................................................

Bab I Pendahuluan...................................................................................................

1.1 Latar Belakang...............................................................................................


1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................
1.3 Tujuan Penulis................................................................................................
Bab II Konsef kebutuhan aktivitas dan latihan ...................................................

2.1 pengertian .....................................................................................................

2.2. Nilai- nilai normal .......................................................................................

2.3. Diagnosa keperawatan ................................................................................

2.4. Rumusan masalah ......................................................................................

2.5. Analisa masalah ..........................................................................................

2.6. Evaluasi hasil .......................................................................................

Bab III Penutup........................................................................................................

3.1 Kesimpulan..................................................................................................

Daftar Pustaka..........................................................................................................
Con

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mobilitas merupakan kebutuhan dasar manusia yang diperlukan individu untuk melakukan
aktivitas sehari-hari berupa pergerakan sendi, sikap, gaya berjalan, latihan maupun kemampuan
aktivitas. Jika indivu mengalami keterbatasan pada gerakan fisik tubuh sehingga mengganggu
Aktivity Daily Living (ADL) maka individu tersebut mengalami gangguan mobilitas fisik.Kondisi
individu yang berisiko mengalami gangguan mobilitas fisik, antara lain stroke, cedera trauma
medula spinalis, trauma, fraktur, osteoarthritis, ostemalasia, dan keganasan .Selain itu, individu
yang dapat mengalami atau berisiko mengalami gangguan mobilitas fisik, yaitu lansia, individu
dengan penyakit yang menyebabkan penurunan kesadaran tiga hari atau lebih, individu yang
kehilangan fungsi anatomic akibat perubahan fisiologik, seperti kehilangan fungsi motorik, klien
dengan stroke, klien pengguna kursi roda, pengguna alat eksternal, yaitu gips tau traksi,
pembatasan gerakan volunter, ataupun gangguan fungsi motorik dan rangka. Salah satu kondisi
individu yang berisiko mengalami gangguan fisik yang disebutkan di atas adalah stroke. Stroke
sendiri merupakan penyebab kematian yang menempati urutan ketiga di Amerika Serikat dan
penyebab disabilitas neurologi yang paling sering ditemukan. Stroke menyerang lebih dari
500.000 individu pertahun dan berakibat fatal pada sekitar separuh individu yang diserang).
Menurut WHO (2010) setiap tahun 15 juta orang seluruh dunia mengalami stroke. Sekitar 34%
pasien menderita kelumpuhan permanen. Satu tahun setelah terjadi serangan stroke pertama,
sebanyak 30% dari total pasien akan meninggal, dan sebanyak 40% dari total pasien yang
mampu bertahan hidup, akan mengalami ketergantungan terhadap orang lain. Dampak fisik yang
paling terlihat pada sistem muskuloskeletal dari gangguan mobilitas fisik berupa penurunan
kekuatan dan ketangkasan otot, kontraktur yang membatasi mobilitas sendi, kekakuan dan nyeri
pada sendi. Menurut Potter & Perry selain pada sistem muskuloskeletal, gangguan mobilitas fisik
juga memberikan dampak pada sistem kardiovaskuler, pernapasan, metabolik, perkemihan,
pencernaan, dan integumen berupa penurunan kemampuan atau fungsi jantung, pembuluh darah,
paru-paru, tergangguanya metabolisme tubuh, gangguan fungsi ginjal, kerusakan kulit, serta
gangguan pada proses pencernaan. Dampak psikososial dari gangguan mobilitas sendiri yaitu
respon emosional yang bervariasi, seperti frustasi dan penurunan harga diri, apatis, menarik diri,
regresi, dan marah serta agresif. Menurunnya kemampuan menyelesaikan masalah dan
mengambil keputusan, gangguan pada perkembangan sosial, yaitu terjadi hambatan dalam
interaksi dengan orang lain maupun lingkungan dikarenakan kurangnya stimulasi intelektual.

B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah gambaran penerapan Range of Motion (ROM) pasif pada pasien dengan masalah
keperawatan gangguan mobilitas fisik?

C. Tujuan

a. Mengetahui gambaran karakteristik gangguan mobilitas fisik pasien.

b. Mengetahui gambaran teknik Range of Motion (ROM) pasif.

c. Mengatahui gambaran respon pasien yang diberikan terapi Range of Motion (ROM) pasif.
BAB II

KONSEF KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN

A. PENGERTIAN
Aktivitas adalah suatu energy atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk
dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan
seseorang melakukan aktivitas seperti beridiri, berjalan dan bekerja. Kemampuan
aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan system persarafan dan
musculoskeletal.
Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas,
mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan
kesehatannya. Imobilitas atau imobilisasi merupakan keadaan dimana seseorang tidak
dapat bergerak secara bebas karena kondisi yang menggangu pergerakan misalnya
mengalami trauma tulang belakang. Cedera otak berat disertai fraktur pada ekstremitas
dan sebagainya.

B. NILAI-NILAI NORMAL
Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagai bderikut:

Tingkat aktivitas/ kategori


mobilitas

Tingkat 0 mampu merawat diri sendiri secara penuh

Tingkat 1 memerlukan penggunaan alat

Tingkat 2 memerlukan bantuan atau pengawasan

orang lain

Tingkat 3 memerlukan bantuan, pengawasan orang

Lain dan peralatan

Tingkat 4 sangat tergantung dan tidak dapat


melakukan
Atau berpatisipasi dalam perawatann

Keadaan postur yang seimbang sesuai dengan garis sumbu dengan sentralnya adalah gravitasi.
Kemampuan tubuh dalam mempertahankan seimbangan seperti kemampuan mengangkat bebas,
maksimal 57%.

C. HAL-HAL YANG PERLU DIKAJI PADA KLIEN YANG MENGALAMI


GANGGUAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN

1. Tingkat aktivitas sehari-hari


Pola aktivitas sehari-hari
Jenis, frekuensi dan lamanya latihan fisik

2. Tingkat kelelahan
Aktivitas yang membuat lelah
Riwayat sesak napas

3. Ganguan pergerakan
Penyeba gangguan pergerakan
Tanda dan gejala
Efek dari gangguan pergerakan

4. Pemeriksaan fisik
Tingkat kesadaran
Postur/bentuk tubuh (scoliosis, kiposis, lordosis, cara berjalan)
Ekstremitas (kelemahan, gangguan sensorik, tonus otot, atropi, tremor, gerakan tak
terkendali, kekuatan otot, kemampuan jalan, kemampuan duduk, kemampuan berdiri,
nyeri sendi, kekauan sendi).

ll. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Intoleransi aktivitas b.d nyeri dan pembatasan pergerakan


2. Gangguan mobilitas fisik b.d imobilisasi dan gangguan neuromuskular
3. Keletihan b.d proses penyakit
4. Nyeri akut b.d agen injuri biologis

III. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN


1. Intoleransi aktivitas NOC. NIC.
Energy conservation Energy management
Definisi : ketidakcukupan Self care : ADLs Observasi adanya pembatasan
energi secara fisiologis kien dalam melakukan aktivitas
maupun psikologis untuk Kreteria hasil : Kaji adanya factor yang
meneruskan atau Berpatisipasi dalam aktivitas menyebabkan kelelahan
menyelesaikan ativitas yang fisik tanpa disertai Monitor nutrisi dan sumber
dimintai atau aktifitas sehari- peningkatan tekanan darah, energy tangadekuat
hari . nadi dan RR Monitor pasien akan adanya
Mampu melakukan aktivitas kelelahan fisik dan emosi secara
Batasan karakteristik : sehari-hari (ADLs) secara berlebihan.
Melaporkan secara verbal mandiri. Monitor respon Kardiovaskuler
adanya kelelahan atau terhadap aktivitas
kelemahan. Monitor pola tidur dan lamanya
Respon abnormal dari tidur/istirahat pasien.
tekanan darah atau nadi
terhadap aktivitas Activity therapy
Adanya dyspnea atau Kalaborasikan dengan tenaga
ketidaknyamanan saat rehabilitas medic dalam
beraktivitas. merencanakan program terapi
yang tepat.
Faktor-faktor yang Bantu klien untuk
berhubungan : mengidentifikasikan aktivitas
Tirah baring atau mobilisasi yang mampu dilakukan
Kelemahan menyeluruh
2. Gangguan mobilitas fisik NOC : NIC :
Mobility level Exercise therapy : ambulation
Definisi : Self care : ADLs Monitoring vital sign sebelum/
Keterbatasan dalam Transfer performance sesudah latihan dan lihat respon
kebebasan untuk pergerakan pasein saat latihan
fisik tertentu pada bagian Kriteria hasil : Ajarkan pasien atau tenaga
tubuh atau satu atau lebih Klien meningkatkan dalam kesehatan lain tentang teknik
ekstremitas. aktivitas fisik ambulasi
Batasan karakteristik : Mengerti tujuan dari Kaji kemampuan pasien dalam
Postur tubuh yang tidak stabil peningkatan mobilitas mobilisasi
selama melakukan kegiatan Memverbalisasikan perasaan Latihan pasien dalam pemenuhan
rutin harian dalam meningkatkan kebutuhan ADLs secara mandiri
Keterbatasan kemampuan kekuatan dan kemampuan sesuai kemampuan
untuk melakukan berpindah Damping dan bantu pasien saat
keterampilan motorik kasar Memperagakan penggunaan mobilisasi dan bantu penuhi
Keterbatasan kemampuan alat bantu untuk mobilisasi kebutuhan ADLs ps.
untuk melakukan (walker) Berikan alat bantu jika klien
keterampilan motorik halus memerlukan.
Keterbatasan ROM Ajarkan pasien bagaimana
Usaha yang kuat untuk merubah posisi dan berikan
perubahan gerak bantuan jika diperlukan.
Faktor yang berhubungan :
Kurang pengetahuan tentang
kegunaan pergerakan fisik
Tidak nyaman, nyeri
Kerusakan musculoskeletal
dan neuromuskuler
Intoleransi aktivitas/
penurunan kekuatan dan
stamina
3. Keletihan NOC : NIC :
Energy conservation Energy management
Nutritional status : energy Observasi adanya pembatasan
Kriteria hasil : klien dalam melakukan aktivitas
Memverbalisasikan Dorong anak untuk
peningkatan energi dan mengungkapkan perasaan
merasa lebih baik terhadap keterbatasan
Menjelasakan penggunaan Kaji adanya factor yang
energy untuk mengatasi menyebabkan kelelahan
kelelahan Monitor nutrisi dan sumber energi
tangadekuat
Monitor pasien akan adanya
kelelahan fisik dan emosi secara
berlebihan
Monitor pola tidur dan lamanya
tidur/ istirahat pasien
4. Nyeri akut NOC : NIC :
Pain level Pain management
Definisi : Pain control Lakukan pengkajian nyeri secarab
Sensori yang tidak Comfort level komprehensif termasuk lokasi,
menyenangkan dan Kriteria hasil : karakteristik , durasi, frekuensi,
pengalaman emosional yang Mampu mengontrol nyeri kualiatas dan faktor presipitas
muncul secara aktual atau (tahu penyebab nyeri, mampu Observasi reaksi nonverbal dari
potensial kerusakan jaringan menggunakan teknik ketidaknyamanan
atau menggambarkan adanya nonfarmakologi untuk Gunakan teknik komunikasi
kerusakan ( asosiasi studi mengurangi nyeri, mencari terapeutik untuk mengetahui
nyeri internasional): bantuan) pengalaman nyeri pasien
Serangan mendadak atau Melaporkan bahwa nyeri Evaluasi pengalaman nyeri masa
pelan intensitasnya dari berkurang dengan lampau
ringan sampai berat yang menggunakan manajemen Evaluasi bersama pasien dan tim
dapat diantisipasi dengan nyeri kesehatan lain tentang
akhir yang dapat diprediksi Mampu mengenali nyeri ketidakefektifan control nyeri
dan dengan durasi kurang (skala, intensitas, frekuensi masa lampau
dari bulan. dan tanda nyeri) Bantu pasien dan keluarga untuk
Menyatakan rasa nyaman mencari dan menemukan
Batasan karakteristik : setelah nyeri berkurang dukungan
Laporan secara verbal atau Tanda vital dalam rentang Kurangi faktor presipitasi nyeri
non verval normal Ajarkan tentang teknik non
Fakta dari obsevasi farmakologi
Gerakan melindungi Valuasi keefektifan control nyeri
Tingkah laku berhati-hati Ingkatkan istirahat
Gangguan tidur (mata sayu, Olaborasikan dengan dokter jika
tampak capek, sulit atau ada keluhan dan tindakan nyeri
gerakan kacau,menyeringai) tidak berhasil
Fokus menyempit Monitor penerimaan pasien
( penurunan persepsi waktu, tentang manajemen nyeri
kerusakan proses berpikir,
penurunan interaksi dengan
orang dan lingkungan)
Perubahan dalam napsu
makan dan minum
Faktor yang berhubungan:
Agen injuri (biologi, kimia,
fisik, psikologis)

KEBUTUHAN GERAK AKTIVITAS

 KEBUTUHAN BIOLOGIS
TUJUAN:
-PEMENUHAN ADL
-KESENANGAN

GERAK AKTIVITAS

 Dorongan jiwa
 Diwujudkan dalam laku/gerakan
 Untuk melakukan kegiatan kerja
 Untuk memenuhi kebutuhan sehari –hari

GANGGUAN GERAK AKTIVITAS

 Suatu kondisi pada individu


 Keterbatasan untuk pergerakan fisik
 Ketidak cukupan energy fisiologi /psikologi untuk memenuhi ADL

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

 Kerusakan muskuloskletal
 Kerusakan neuromuskuler
 Nyeri/ ketidaknyamanan
 Suplai oksigen kurang
 Kelemahan umum
 Tirah baring / immobilitas
 Depresi

GEJALA / TANDA

 Adanya kelelahan /kelemahan


 Respons T/N/R ABNORMALTHD AKTIVITAS
 Ketidakmampuan bergerak
 Keterbatasan rentang gerak
 Menolak untuk bergerak
 Kerusakan koordinasi

APLIKASI PROSES KEPERAWATAN

 Pengkajian
 Diagnosa keperawatan
 Perencanaan
 Pelaksanaan
 Evaluasi

PENGKAJIAN UNTUK MENGUMPULKAN DATA PERAWATAN

 Identitas
 Alas an dirawat
1. Alasan Mrs
2. Keluhan utama
3. Riwayat kep. Sekarang
4. Riwayat kep. Sebelumnya
5. Riwayat kep. Keluarga
 Pemenuhan kebutuhan dasar ( BIOPSIKO-SOSIAL-SPRITUAL)
 Data pems. Fisik
 Data pems. Penunjang

DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Analisa data ( pengelompokan, interpretasi data)


 Rumusan masalah keperawatan
 Analisa masalah keperawatan
 Perumusan diagnose keperawatan

CONTOH DIAGNOSE KEPERAWATAN

NO. DATA DIAGNOSA


1. Badan lemah dan cepat lelah Intoleransi Aktivitas
Sesak nafas
Tampak pasien tirah baring
Tampak pasien pucat
2. Nyeri saat bergerak Kerusakan Mobilitas fisik
Gangguan dalam pergerakan
Keterbatasan dalam pergerakan
Menurunnya kekuatan otot
3. Pasien mengatakan kebutuhan saya dibantu Deficit perawatan diri
keluarga
Tampak ADL dibantu

RUMUSAN MASALAH

 INTOLERANSI AKTIVITAS,kondisi dimana individu mengalami ketidak cukupan


energy fisik / psikologi untuk memenuhi ADL.
 KERUSAKAN MOBILITAS FISIK, keadaan dimana individu mengalami keterbatasan
kemampuan untuk menggerakan fisik secara mandiri
 DEFISIT PERAWATAN DIRI, kondisi dimana pasien tidak dapat melakukan sebagian/
seluruh aktivitas sehari - hari

ANALISA MASALAH

 Tujuan , untuk mengetahui penyebab ( untuk masalah actual ) dan factor risiko (untuk
masalah risiko)
 Acuan :
1. Pathofisiologi penyakit
2. Tindakan yang berhubungan
3. Situasional (individual, lingkungan)
4. Maturasional

PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Intoleransi aktivits B/D kelemahan umum


 Kerusakan mobilitas fisik B/D diskontinuitas tulang paha
 Defisit perawatan diri B/D keterbatasan pergerakan
 Risiko cedera (jatuh) B/D terpasang gift , umur lansia ,lantai licin

PERENCANAAN

 Prioritas
Diagnose kep. Acuhan
1. Hirarkhi kebutuhan A.Maslow
2. Sifat masalah
3. Berat ringannya masalah
4. Cepatnya masalah teratasi
 Rencana keperawatan
Komponen : hari/ tgl/DP. Tujuan ,intervensi ,rasional

RENCANA KEPERAWATAN
 DP : KERUSAKAN MOBILITAS FISIK B/D DISKONTINUITAS TULANG PAHA
Tujuan : pasien dapat melakukan mobilitas fisik yang optimal
Intervensi :
- Kaji tingkat mobilitas fisik pasien
- Catatan tanda vital
- Pertahankan posisi body alignment , posisi yang nyaman
- Lakukan latihan pasif /aktif
- Tingkatkan aktivitas sesuai kemampuan
- Pertahankan nutrisi yang adekuat
- Anjurkan keluarga membantu pasien dalam gerak
- Delegatif dalam pemberian obat

RENCANA KEPERAWATAN

 DP : DEFISIT PERAWATAN DIRI B/D KETERBATASAN PERGERAKAN


Tujuan : pasien dapat melakukan perawatan diri secara optimal
Intervensi :
- Kaji kemampuan pasien melakukan ADL
- Jadwalkan untuk kegiatan ADL
- Berikan penjelasan sebelum melakukan tindakan
- Bantu pasien dalam pemenuhan ADL
- Anjurkan keluarga membantu pasien dalam pemenuhan ADL
Berikan HE , perawatan diri seperti mandi , keamanan selama aktivitas.
EVALUASI

 Evaluasi proses
Evaluasi yang dilakukan setiap selesai melakukan satu tindakan perawatan
 Evaluasi hasil
Evaluasi terhadap keberhasilan perawatan yang dilakukan berdasarkan rumusan tujuan
dalam renpra (kriteria waktu ,kriteria evaluasi)

KOMPETENSI PEMENUHAN KEBUTUHAN GERAK AKTIVITAS

 Memindahkan pasien dari/ketempat tidur


 Memberi posisi tidur yang nyaman
 Membantu mobilitas dengan alat
 Melatih rom
 Mengajarkan body mekanik dan body aligment
 Memberi HE. Tentang gerak aktivitas

BAB III

KESIMPULAN :

Maka dapat disimpulkan bahwa diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus hambatan
mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri jahitan perineum. Secara umum intervensi dapat
dilakukan dengan baik, hal tersebut didukung oleh pasien dan keluarga yang kooperatif, pasien
mau melaksanakan tindakan yang dianjurkan oleh perawat dan mempraktekkan dengan baik.
Pasien yang sebelumnya takut bergerak karena nyeri setelah dilakukan tindakan keperawatan
sekarang pasien sudah bisa bergerak bebas dan beraktivitas secara mandiri

SUMBER :

https://id.scribd.com/document/403825726/ASUHAN-KEPERAWATAN-PEMEBUHAN-
KEBUTUHAN-AKTIVITAS-DAN-LATIHAN-docx
http://perawat-sehat.blogspot.com/2013/04/stase-keperawatan-dasar-aktivitas-dan.html

https://id.eprints.polekkesjogja.ac.id/mobilisasikebutuhandasarmanusia

https://www.academia.edu/41110509/Askep_Aktivitas_and_Latihan_KD

https://maulana24rizki.blogspot.com/2015/03/laporan-pendahuluan-kebutuhan-aktivitas.html#

Anda mungkin juga menyukai