Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pelaksanaan Program Penguatan Pendidikan Karakter

Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) selain merupakan


kelanjutan dan kesinambungan dari Gerakan Nasional Pendidikan Karakter
Bangsa Tahun 2010 juga merupakan bagian integral Nawacita. Gerakan PPK
menempatkan nilai karakter sebagai dimensi terdalam pendidikan yang
membudayakan dan memberadabkan para pelaku pendidikan.

B. Tujuan Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter


Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) tidak mengubah
kurikulum yang sudah ada, melainkan optimalisasi kurikulum pada satuan
pendidikan. Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter memiliki tujuan sebagai
berikut:
1) Mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan makna
dan nilai karakter sebagai jiwa atau generator utama penyelenggaraan
pendidikan.
2) Membangun dan membekali Generasi Emas Indonesia 2045 menghadapi
dinamika perubahan di masa depan dengan keterampilan abad 21.
3) Mengembalikan pendidikan karakter sebagai ruh dan fondasi pendidikan
melalui harmonisasi olah hati (etik dan spiritual), olahrasa (estetik), olah
pikir (literasi dan numerasi), dan olah raga (kinestetik)
4) Merevitalisasi dan memperkuat kapasitas ekosistem pendidikan (kepala
sekolah, guru, peserta didik, pengawas, dan komite sekolah) untuk
mendukung perluasan implementasi pendidikan karakter.
5) Membangun jejaring pelibatan masyarakat (publik) sebagai sumber-
sumber belajar di dalam dan di luar sekolah.
6) Melestarikan kebudayaan dan jati diri bangsa Indonesia dalam mendukung
Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM)
C. Pengertian dan Konsep
Ada lima nilai utama karakter yang saling berkaitan membentuk jejaring
nilai yang perlu dikembangkan sebagai prioritas Gerakan PPK.
1. Religius
Nilai karakter religius diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran
agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama,menjunjung
tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain,
hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain.
Subnilai religius antara lain cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan
agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk
agama dan kepercayaan, antibuli dan kekerasan,persahabatan, ketulusan, tidak
memaksakan kehendak, mencintai lingkungan, melindungi yang kecil dan tersisih.

2. Nasionalis
Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat
yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap
bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,dan politik bangsa,
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya. Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa
sendiri,menjaga kekayaan budaya bangsa,rela berkorban, unggul, danberprestasi,
cinta tanah air, menjaga lingkungan,taat hukum, disiplin,menghormati keragaman
budaya, suku,dan agama.
3. Mandiri
Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung
pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran,waktu untuk
merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita.Subnilai mandiri antara lain etos
kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif,
keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
4. Gotong Royong
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai
semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama,
menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/pertolongan pada
orang-orang yang membutuhkan. Subnilai gotong royong antara lain menghargai,
kerja sama,inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat,
tolongmenolong,solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap
kerelawanan.
5. Integritas
Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang
didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan,memiliki komitmen dan
kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral). Karakter
integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga negara, aktif terlibat
dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan perkataan yang
berdasarkan kebenaran. Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada
kebenaran, setia,komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggung jawab,
keteladanan, dan menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas).
Kelima nilai utama karakter bukanlah nilai yang berdiri dan berkembang
sendiri-sendiri melainkan nilai yang berinteraksi satu sama lain, yang berkembang
secara dinamis dan membentuk keutuhan pribadi. Dari nilai utama manapun
pendidikan karakter dimulai, individu dan sekolah pertlu mengembangkan nilai-
nilai utama lainnya baik secara kontekstual maupun universal.
BAB II
ISI

A. Strategi Pelaksanaan Gerakan PPK


Strategi Pelaksanaan Gerakan PPK di SMA Negeri 1 Sumatera Barat
disesuaikan dengan kurikulum dan dilakukan dengan empat cara, yaitu:
1. Penguatan
Pendidikan Karakter Berbasis Kelas
Mengintegrasikan pada matapelajaranyang ada di dalam struktur
kurikulum dan mata pelajaran Muatan Lokal (Mulok) melalui kegiatan
intrakurikuler dan kokurikuler. Sebagai kegiatan intrakurikuler dan
kokurikuler, setiap guru menyusun dokumen perencanaan pembelajaran berupa
Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai mata
pelajarannya masing-masing. Nilai-nilai utama PPK diintegrasikan ke dalam
mata pelajaran sesuai topik utama nilai PPK yang akan
dikembangkan/dikuatkan pada sesi pembelajaran tersebut dan sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran masing-masing.
Prinsip PPK dalam pembelajaran tidak menambah KD, tetapi
terintegrasi dalam pembelajaran. Diharapkan PPK ini benar-benar tergambar
dalam perencanaan dan proses pembelajaran.

2. Penguatan Pendidikan Karakter berbasis Kultur Sekolah

Penguatan pendidikan karakter berbasis pembiasaan/rutinitas dapat


terlihat dari budaya sekolah yang dibentuk dalam proses kegiatan rutin,
spontan, pengkondisian, dan keteladanan warga sekolah. Kegiatan-kegiatan
dilakukan di dalam dan luar jam pembelajaran untuk memperkuat
pembentukan karakter sesuai dengan situasi, kondisi, dan ketersediaan sarana
prasarana.

B. Pelaksanaan Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di SMAN 1


Sumatera Barat
Kegiatan pembiasaan dalam penguatan Pendidikan Karakter di SMA
Negeri 1 Sumatera Barat dapat tergambar dari uraian dibawah ini

a. Menumbuh kembangkan Nilai-nilai Moral dan Spiritual


1. Kegiatan Wajib
Sebelum dan sesudah pelajaran guru dan peserta didik berdoa bersama
sesuai dengan keyakinan masing-masing yang dipimpin seorang peserta
didik secara bergantian dan dilanjutkan dengan membaca Alquran (bagi
siswa muslim)

2. Pembiasaan Umum
Membiasakan menunaikan ibadah bersama sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing, baik di sekolah maupun lingkungan tempat
tinggal. Pada waktu shalat Zuhur, peserta didik bersama tenaga pendidik
dan tenaga kependidikan melaksanakan shalat berjamaah dimesjid. Selain
itu dilaksanakan pembiasaan shalat Dhuha pada waktu Dhuha.

3. Pembiasaan Periodik
Pembiasaan periodik yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sumatera Barat
sebagai berikut ini.
 Membiasakan perayaan Hari Besar Keagamaan dengan kegiatan
sederhana dan khidmat.
 Pengumpulan infak setiap hari Jumat
 Pengumpulan zakat pada Bulan Ramadahan yang akan disalurkan
pada yang berhak menerimanya
 Program wisuda tahfizd Alquran untuk peserta didik yang sudah hafal
minimal 2 juz
 Pembinaan program tahfiz Alquran

4. Contoh Pembiasaan
Lainnya
 Santun dalam berbicara dan berperilaku;
 Berpakaian sopan dan sesuai aturan sekolah;
 Mengucapkan salam saat masuk kelas;
 Membaca doa sebelum dan sesudah belajar sesuai dengan keyakinan
yang dianut dipimpin peserta didik secara bergiliran di bawah
bimbingan guru;
 Guru menyisipkan pesan moral yang konkret dalam doa bersama
sesuai pemahaman peserta didik;
 Warga sekolah menunaikan ibadah bersama sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing; dan lain-lain

b. Menumbuh kembangkan Nilai-nilai Kebangsaan dan Kebhinnekaan


1) Kegiatan Wajib
 Melaksanakan upacara bendera setiap Senin.
 Melaksanakan upacara bendera pada pembukaan Pengenalan
Lingkungan Sekolah (PLS)
 Menyanyikan lagu bernuansa patriotik dan cinta tanah air, baik lagu
wajib nasional, lagu daerah maupun lagu-lagu kebangsaan terkini.
Lagu ini dinyanyikan pada saat memulai atau mengakhiri
pembelajaran pada masa-masa tertentu.
2) Pembiasaan Umum
Mengenalkan beragam keunikan potensi daerah asal peserta didik melalui
berbagai media dan kegiatan positif. Kegiatan ini berupa pelaksanaan
Bazar hasil pembelajaran PKWU dan produk hasil pembelajaran Seni
Budaya.
3) Pembiasaan periodik
Membiasakan perayaan Hari Besar Nasional dengan mengkaji atau
mengenalkan pemikiran dan semangat yang melandasinya melalui
berbagai media dan aktivitas.
4) Contoh Pembiasaan lainnya
Dalam satu minggu ada hari berbahasa Inggris yang dikenal dengan istilah
English day.
c. Mengembangkan Interaksi Positif Antara Peserta Didik dengan Guru
dan Orang Tua
1) Kegiatan Wajib
Membiasakan pertemuan orangtua peserta didik pada setiap tahun ajaran
baru untuk menyosialisasikan visi, aturan, materi dan capaian belajar
pesertadidik yang diharapkan dapat dukungan orang tua di rumah.
Kegiatan pertemuan dengan orang tua pesertadidik minimal dilaksanakan
empat kali dalam setahun, yaitu pada awal tahun ajaran baru, kegiatan
muhasabbah, penerimaan rapor semester genap, dan penerimaan rapor
semester ganjil. Untuk kelas XII, selain kegiatan di atas, pertemuan
dengan orang tua dilaksanakan pada saat sosialisasi program kelas XII,
muhasabah menjelang Ujian Sekolah.

2) Pembiasaan Umum
 Memberi salam, senyum dan sapaan kepada setiap orang di komunitas
sekolah.
 Guru dan tenaga kependidikan dating lebih awal untuk menyambut
kedatangan pesertadidik sesuai dengan tata nilai yang berlaku dan
saling bersalaman.

3) Pembiasaan Periodik
 Membiasakan pesertadidik (dan keluarga) untuk berpamitan dengan
orangtua/ wali/penghuni rumah saat pergi dan lapor saat pulang,
sesuai kebiasaan/adat yang dibangun masing-masing keluarga;
 Secara bersama peserta didik mengucapkan salam hormat kepada guru
sebelum pembelajaran dimulai, dipimpin oleh seorang peserta didik
secara bergantian.

4) Contoh pembiasaan lainnya


 Memberi salam, senyum, dan sapa;
 Peserta didik mencium tangan dan/atau memeluk orang tua/wali
sebelum berangkat dari rumah.
 Peserta didik berpamitan mencium tangan Pembina asrama setiap
akan berangkat sekolah.
 Melaksanakan senam/olahraga bersama yang gerakannya dapat
disesuaikan dengan tradisi daerah masing-masing;
 Pemeriksaan isi tas dan gawai (gadget) pesertadidik;
 Pesertadidik melaksanakan diskusi kelompok sebaya (peer group)
yang dihadiri oleh pendidik dan tenaga kependidikan;
 Turut mengamati perkembangan peserta didik melalui buku
komunikasi pesertadidik, dan lain-lain.

d. Mengembangkan Interaksi Positif Antar peserta Didik


1) Kegiatan Wajib
Membiasakan pertemuan di lingkungan sekolah dan/atau rumah untuk
belajar kelompok yang diketahui oleh guru dan/atauorangtua.
2) Pembiasaan umum
Gerakan kepedulian kepada sesama warga sekolah dengan menjenguk
warga sekolah yang sedang mengalami musibah, seperti sakit, kematian,
dan lainnya.
3) Pembiasaan periodik
Membiasakan peserta didik saling membantu bila ada pesertadidik yang
sedang mengalami musibah atau kesusahan.
4) Contoh pembiasaan lainnya
 Peserta didik melaksanakan diskusi kelompok sebaya (peer group)
dengan dipimpin secara bergiliran;
 Mengikutsertakan peserta didik dalam penyusunan tata tertibsekolah;
 Penataan ruang kelas secara bersama sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan kelas;
 Menghidupkan dan bersama-sama aktif dalam komunitas
pengembangan bakat dan minat peserta didik;
 Menumbuhkan sikap saling menolong di saat salah satu pesertadidik
membutuhkan;
 Menjenguk pesertadidik yang sakit dan mendoakannya secara
bersama-sama, dan lain-lain.

e. Merawat Diri dan Lingkungan Sekolah


1) Kegiatan Wajib
Melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah dengan
membentuk kelompok lintas kelas dan berbagi tugas sesuai usia dan
kemampuan peserta didik.
2) Pembiasaan umum
 Membiasakan penggunaan sumbe rdayasekolah (air, listrik, telepon,
dsb) secara efisien melalui berbagai kampanye kreatifdari dan oleh
pesertadidik.
 Menyelenggarakan kantin yang memenuhi standarkesehatan.
 Membangun budaya pesertadidik untuk selalu menjaga kebersihan di
bangkunya masing-masing sebagai bentuk tanggung jawab individu
maupun kebersihan kelas dan lingkungan sekolah sebagai bentuk
tanggungjawab bersama.
3) Pembiasaan periodik
 Mengajarkan simulasi antri dengan berbaris sebelum masuk kelas.
 Antre saat bergantian memakai fasilitas sekolah.
 Pesertadidik melaksanakan piket kebersihan secara beregu dan
bergantian regu.
 Menjaga dan merawat tanaman di lingkungan sekolah secara
bergiliran.
 Melaksanakan kegiatan bank sampah bekerjasama dengan dinas
kebersihan setempat.

f. Mengembangkan Potensi Diri Peserta Didik Secara Utuh


1) KegiatanWajib
 Membaca buku selain pelajaran selama 15 menit sebelum pelajaran
dimulai.
 Seluruh warga sekolah (guru, tenaga kependidikan, pesertadidik)
memanfaatkan waktu sebelum memulai hari pembelajaran pada hari-
hari tertentu untuk kegiatan olah fisik seperti senam kesegaran jasmani,
dilaksanakan secara berkala dan rutin, sekurang-kurangnya satu kali
dalam seminggu.

2) Pembiasaan umum
 Peserta didik membiasakan diri untuk memiliki tabungan dalam
berbagai bentuk (rekening bank, celengan, dan lainnya). Di SMA
Negeri 1 Sumatera Barat telah ada kerjasama dengan Bank agar
pesertadidik terbiasa menabung. Setiap pesertadidik memiliki kartu
ATM yang sekaligus berfungsi sebagai kartu pelajar.
 Membangun budaya bertanya dan melatih pesertadidik mengajukan
pertanyaan kritis dan membiasakan pesertadidik mengangkat tangan
sebagai isyaratakan mengajukan pertanyaan;
 Membiasakan setiap pesertadidik untuk selalu berlatih menjadi
pemimpin dengan cara memberikan kesempatan pada setiap
pesertadidik tanpa kecuali, untuk memimpin secara bergilir dalam
kegiatan-kegiatanbersama/berkelompok.

3) Pembiasaan periodik
Pesertadidik melakukan kegiatan positif secara berkala sesuai dengan
potensi dirinya. Kegaitan berkala tersebut berupa sosialisasi dan kerja
bhakti.

4) Pembiasaan lainnya
 Setiap peserta didik dapat menjadi pemimpin dalam setiap kegiatan
bersama, seperti berbaris menjelang masuk kelas, membaca doa
sebelum dan sesudahbelajar, piketkelas, kerjabakti;
 Membuat buletin dan/atau majalah dinding yang ditempelkan di
dinding kelas;
 Melaksanakan pentas seni atau pameran karya pesertadidik. Kegiatan
ini sangat mendukung pembelajaran PKWU dan Seni Budaya.
 Memberi kesempatan kepada pesertadidik untuk mengembangkan
kemampuan, bakat, dan minat. Kegiatan ini berupa pembinaan
kegiatan akademik (pembinaan OSN) dan pembinaan non akademik
(pembinaan FLS2N, O2SN, dan ekstrakurikulerlainnya)
 Memberi peluang pesertadidik untuk belajar menjadi
enterpreneurship; dan lain-lain

g. Pelibatan Orang Tua dan Masyarakat di Sekolah


1) KegiatanWajib
Mengadakan pameran karya pesertadidik pada setiap akhir tahun ajaran
dengan mengundang orangtua dan masyarakat untuk member apresiasi
pada pesertadidik. Kegiatan ini berupa pameran dan bazar hasil kerajinan
pesertadidik berupa hasilkarya pemanfaatan limbah menjadi bahan
bermanfaat, pengolahan makanan, karya inovati fseperti robotika,
karyaseni, dan lain-lain.

2) Pembiasaan umum
Sekolah membiasakan untuk menyediakan waktu 20 menit setiap malam
untuk bercengke-rama antara Pembina asrama dengan anak mengenai
kegiatan di sekolah.

3) Pembiasaan periodik
 Masyarakat bekerjasama dengan sekolah untuk mengakomodasi
kegiatan kerelawanan oleh pesertadidik dalam memecahkan masalah-
masalah yang ada di lingkungan sekitar sekolah.
 Masyarakat dari berbagai profesi terlibat berbagi ilmu dan
pengalaman kepada pesertadidik di dalam sekolah.

4) Contoh pembiasaan lainnya


 Melaksanakan kegiatan bank sampah yang bekerjasama dengan
pihakterkait;
 Melaksanakan baktisosial di lingkungansekitarsekolah;
 Terus mendorong orang tua/wali untuk mengantar anaknya di hari
pertama sekolah ataupun di hari-hari lain;
 Orang tua memberikan kesempatan kepada anaknya untuk bercerita
tentang pengalaman di sekolah;
 Mendorong masyarakat dan dunia usaha agar bersama-sama
berpartisipasi membangunsekolahdalamberbagaikegiatan;
 Melibatkan orang tua dalam kegiatan sekolah yang relevan; dan lain-
lain.

3. Penguatan Pendidikan Karakter berbasis ekstrakurikuler dan Program


PHBI/PHBN
Pada kegiatan ekstrakurikuler,satuan pendidikan melakukan penguatan
kembali nilai-nilai karakter melalui berbagai kegiatan. Dalam Kegiatan
ektrakurikuler dapat terlihat pada kegiatan kepramukaan. Pengembangan karakter
melalui kegiatan ekstrakulikuler di SMAN.1 Sumatera Barat menerapkan prinsip
sebagai berikut :
a. Kegiatan ekstrakulikuler hendaknya dipandang sebagai bagian dari
keseluruhan kegiatan pendidikan di sekolah. Oleh karena itu kegiatan
ekstrakulikuler harus mempunyai tujuan yang sama atau mendukung
pencapaian tujuan pendidikan di sekolah secara keseluruhan, termasuk
pendidikan karakter.
b. Segala bentuk kegiatan ekstrakulikuler harus mengemban misi pendidikan
dalam rangka menguatkan karakter peserta didik . 3.   
c. Kegiatan ekstrakulikuler harus diupayakan untuk mempersatukan peserta
didik yang mempunyai aneka ragam latar belakang dan mempunyai banyak
perbedaan, dan menjaga persatuan.
d. Harus dipandang sebagai upaya pengaturan pembimbingan terhadap peserta
didik
e. Harus mempunyai fungsi dalam kehidupanpeserta didik, baik di sekolah
atau di masyarakat.

Dalam kegiatan ekstrakurikuler penguatan pendidikan karakter dilakukan


dengan intervensi atau pengarahan sikap dan tingkat laku peserta didik serta
tujuan dari dilaksanakannya kegiatan tersebut, disamping itu juga dapat dilakukan
dalam bentuk keteladanan oleh guru atau pembina kegiatan tersebut.

Bukan hanya pada kegiatan ekstrakurikuler penguatan karakter juga dapat


dilakukan pada peringatan hari besar Nasional dan peringatan hari besar agama
islam. Sekolah dapat menginisasi kegiatan-kegiatan sekolah untuk merancang,
menggalang dana secara mandiri, dan melaksanakan berbagai acara pada
Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) dan Peringatan Hari Besar Nasional
(PHBN), contohnya dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam 1440 H,
sekolah melaksanakan suatu program rutin yang dikemas dalam acara Semarak
Gempita Muharam , peserta didik melalui OSIS juga menginisiasi acara bakti
sosial menyantuni anak-anak yatim, ikut mencari dana, dan ikut mengelola
kegiatannya, dan sekolah juga dapat mengembangkan kreativitas peserta didik
melalui kegiatan ekstrakurikuler yang ditampilkan pada PHBI atau PHBN.

4. Penguatan Pendidikan Karakter berbasis Komunitas ( Kemitraan dan


Partisipasi Orang tua/masyarakat).

Pendidikan tidak hanya tanggungjawab pemerintah, tetapi juga


tanggungjawab orang tua dan masyarakat. Peran serta orang tua dan masyarakat 
bertujuan mendayagunakan kemampuan yang ada pada orang tua dan masyarakat
bagi pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Terlebih pada era otonomi
sekolah saat ini peran serta atau partisipasi orang tua dan masyarakat sangat
menentukan. Masyarakat yang menganggap dan meyakini sekolah memiliki
kemampuan yang meyakinkan untuk membina dan meningkatkan kualitas
perkembangan anak merupakan dasar yang kuat untuk membangun tumbuhnya
kemauan untuk berpartisipasi kepada lembaga pendidikan
Partisipasi orang tua dan masyarakatdi SMAN.1 Sumbar dapat terlihat
ketika orang tua dan masyarakat memenuhi undangan sekolah untuk membahas
bentuk-bentuk kerjasama dalam meningkatkan mutu pendidikan, tukar menukar
pendapat bahkan adu argumentasi dan sebagainya dalam mencari solusi
peningkatan mutu pendidikan, ini menunjukan suatu bentuk bertanggungjawab
dan kepedulian dari orang tua /masyarakat terhadap mutu dan keberhasilan suatu
program pendidikan yang akan dikembangkan pihak sekolah.
Penguatan pendidikan karakter juga dapat ketika adadiskusi antara
Komite, Orang tua, dan guru tentang aturan sekolah, Gotong royong pemenuhan
sarpras (galang dana ), mengahadiri pagelaran seni, bazar amal dan seminar,
Kemitraan tri sentra pendidikan yaitu satuan pendidikan, keluarga, dan
masyarakat dalam membangun ekosistem pendidikan sejalan dengan visi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu “Terbentuknya insan serta
ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter dengan berlandaskan
gotong royong”. Komite Sekolah mempunyai peran besar dalam kemitraan ini
termasuk dalam upaya Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang dilakukan
untuk menyiapkan generasi emas 2045. Peningkatan peran komite sekolah dan
keluarga dalam PPK sangat diperlukan.
Dalam konteks program PPK, kemitraan sekolah dengan komite sekolah
dan orang tua serta pemangku kepentingan lainnya merupakan bentuk PPK
berbasis masyarakat, dimana sekolah melibatkan masyarakat dalam upaya
menumbuhkan dan mengembangkan karakter positif bagi siswa.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pelaksanaan Program Penguatan Pendidikan Karakter di


SMAN 1 Sumatera TP 2021/2022 dapat disimpulkan bahwa untuk
mendapatkan hasil yang optimal pelaksanaan program melibatkan semua
unsur dimulai dari tenaga pendidikan dan tenaga kependidikan di sekolah,
peserta didik, semua unsur yang ada di sekolah termasuk orangtua siswa.
Pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan akan melahirkan lingkungan yang
berkarakter. Pelaksanaan Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di
SMAN 1 Sumatera Barat tidak lepas dari pengembangan 5 karakter utama
dalam Penguatan Pendidikan Karakter yaitu sifat religius, nasionalis, mandiri,
gotong royong dan integritas

B. Saran
Untuk kesempurnaan Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di
SMAN 1 Sumatera Barat ini diharapkan masukan serta kontrol dari semua
pihak agar kita dapat mengevaluasi kegiatan ini untuk masa yang selanjutnya.
Apalagi semua pihak bersinergi maka bukan hal yang mustahil SMAN 1
Sumatera Barat akan menjadi lingkungan yang berkarakter kuat di masa yang
akan datang.

Anda mungkin juga menyukai