Penilaian Kinerja
KELOMPOK 2 :
(Manajemen Sore A)
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas
terstruktur mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia.
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam proses menyelesaikan makalah ini baik
sumbangan materi maupun pikiran.
Harapan kami makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sehingga dapat
menambah pengetahuan, wawasan serta sebagai referensi kepada pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami. Kiranya pembaca dapat
memberikan saran dan kritik yang membangun supaya ke depannya makalah ini
bisa menjadi lebih baik lagi.
Tim Penyusun
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Penilaian Kinerja ?
2. Apa saja tujuan Penilaian Kinerja ?
3. Apa saja metode Penilaian Kinerja ?
4. Apa masalah-masalah dalam Penilaian Kinerja ?
5. Bagaimana cara meminimalkan masalah-masalah dalam Penilaian
Kinerja?
6. Apa saja aspek-aspek yang dinilai dalam Penilaian Kinerja?
7. Apa manfaat dari Penilaian Kinerja ?
8. Bagaimana proses penyusunan Penilaian Kinerja ?
9. Apa saja dampak positif dan dampak negatif dari Penilaian Kinerja ?
C. Tujuan Penulisan
1. Memahami pengertian Penilaian Kinerja
2. Mengetahui tujuan dari Penilaian Kinerja
3. Memahami metode Penilaian Kinerja
4. Mengetahui masalah-masalah Penilaian Kinerja
5. Mengetahui meminimalkan masalah-masalah dalam Penilaian Kinerja
6. Mengetahui aspek-aspek yang dinilai dalam Penilaian Kinerja
7. Memahami manfaat Penialain Kinerja
8. Mengetahui proses penyusunan Penilaian Kinerja
9. Mengetahui dampak positif dan dampak negatif dari Penilaian Kinerja
BAB II
LANDASAN TEORITIS
2. Tujuan Khusus
a. Hasil dari penilaian kinerja dapat dijadikan dasar dalam melakukan
promosi, menghentikan pelaksanaan pekerjaaj yang keliru, menegakkan
disiplin, menetapkan pemberian penghargaan, dan mengurangi atau
menambah pekerja melalui perencanaan sumber daya manusia.
b. Penilaian kinerja menghasilkan informasi yang dapat digunakan sebagai
bahan pertimbanga dalam membuat tes yang validitasnya tinggi. Dengan
kata lain dapat digunakan untuk keperluan rekrutmen dan seleksi.
c. Penilaian kinerja menghasilkan informasi yang dapat digunakan sebagai
umpan balik bagi pekerja dalam meningkatkan efisiensi kerjanya, dengan
memperbaiki kekurangan dalam melaksanakan pekerjaannya. Bahkan dari
hasil penilaian kinerja dapat digunakan oleh bawahan untuk meningkatkan
karier mereka. Begitu pula bagi para manajer. Hasil dari penialaian kinerja
dapat digunakan sebagai umpan balik bagi diri sendiri jika ternyata
kekurangan pekerja bersumber dari dirinya.
d. Penilaian kinerja berisi informasi yang dpat digunakan untuk
mengidentifikasi kebutuhan pekerja dalam meningkatkan prestasi
kerjanya, baik tentang pengetahuan, maupun keterampilan dalam bekerja.
e. Penilaian kinerja juga memberikan informasi tentang spesifikasi jabatan
yang dapat membantu dalam memecahkan masalah organisasi atau
perusahaan.
libur. Namun metode ini menjadi tidak efektif jika digunakan untuk
membandingkan kemampuan antar pekerja. Hal tersebut disebabkan karena
metode ini dilakukan oleh pekerja sendiri yang masing-masing pekerja
memiliki analisis tersendiri, sehingga memerlukan kemampuan interpretasi
tinggi jika kalimat yang digunakan sulit dipahami.
2. Metode Ranking
Metode ini dilakukan dengan menggunakan skala untuk mengukur faktor-
faktor kinerja. Skala nilai tersebut sekedar pemisalan suatu aspek pelaksanaan
pekerjaan yang bersifat kualitatif. Ranking dilakukan dengan menempatkan
pekerja yang memperoleh nilai atau angka terbesar pada ranking pertama dan
yang terkecil mendapat ranking terakhir.
Metode ini efektif untuk membandingkan antar pekerja dan dapat
dijadikan petunjuk dalam memberikan tugas yang sesuai dengan kelebihan
masing-masing, sehingga memungkinkan pekerja menyelesaikan tugas dengan
sebaik-baiknya. Namun metode ini menjadi kurang efektif jika digunakan
untuk memperoleh umpan balik dan pengembangan karier, karena cara
melaksanakan pekerjaannya tidak dinyatakan secara rinci.
4. Metode Distribusi
Metode ini bermaksud untuk mengetahui semua aspek dalam kemampuan
pekerja secara individual dengan menempatkannya dalam grafik untuk
mengetahui posisinya dalam distribusi kurva normal atau kurva positif atau kurva
negatif. Angka untuk membuat kurva diperoleh dari jumlah keseluruhan dari
angka yang dinilai dan dapat pula hanya salah satu aspek yang dinilai. Metode ini
efektif untuk membandingkan kemampuan kerja secara individu dan tidak efektif
untuk membandingkan kemampuan kerja kelompok.
Anggapan seperti ini tentu keliru, kerena setiap individu memiliki kinerja
yang beragam dan dinamis. Hal tersebut juga dapat menimbulkan pemikiran
pekerja bahwa rajin sama dengan malas, pandai sama dengan bodoh, dan
alasan lainnya.
Masalah ini dapat dihindari oleh penilai dengan melakukan proses
penilaiaan dengan cara memperbnayak kriteria ynag dimasukkan untuk
penilaiaan. Kriteria ini dapat dimunculkan pada job description dengan
penugasan pada job spesification yang jelas untuk individu yang bersesuaian.
3. Friendly (Kedekatan Hubungan)
Terdapat kecenderungan lebih mempercayai orang yang telah dikenal akrab
untuk diajak memecahkan masalah meskipun dalam organisasi atau
perusahaan memiliki orang yang lebih berkompeten.rasa percaya membuat
seseorang menyerahkan pekerjaan yang memerlukan penanganan khusus
bukan pada kompetensi seseorang, tetapi lebih kepada kedekatan hubungan
ynag telah terbina dan terjalin sejak lama. Hal ini sebagai suatu hal yang sulit
untuk dilupakan penilai saat melakukan penilaian kinerja, di mana
bawahannya memiliki kedekatan hubungan dengannya. Hal ini akan membuat
pekerja lain yang lebih berpotensi menjadi terabaikan.
adanya ukuran yang jelas dan lebih mudah dalam menilai bila menggunakan
ukuran kuantitatif.
penting karena dengan mengetahui tujuan yang ingin dicapai akan lebih
memudahkan dalam menentukan desain penilaian kinerja.
Langkah yang kedua, menentukan standar yang diharapkan dari suatu
jabatan, sehingga akan diketahui dimensi-dimensi apa saja yang akan diukur
dalam penilaian kinerja. Dimensi-dimensi tersebut tentunya harus sangat terkait
dengan pelaksanaan tugas pada jabatan itu. Tahap ini biasanya dapat dilakukan
dengan menganalisa jabatan (job analysis) atau menganalisa uraian tugas masing-
masing jabatan.
Setelah tujuan dan dimensi yang akan diukur dalam penilaian kinerja
diketahui, maka langkah selanjutnya yaitu menentukan desain yang sesuai untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Penentuan desain penilaian kinerja ini harus
selalu dikaitkan dengan tujuan penilaian. Hal ini karena tiap-tiap desain penilaian
kinerja yang dilakukan untuk menentukan besaran gaji pegawai dengan penilaian
kinerja yang bertujuan hanya untuk mengetahui kebutuhan pengembangan
tentunya memiliki desain yang berbeda.
Langkah berikutnya adalah meakukan penilaian kinerja terhadap pegawai
yang menduduki suatu jabatan. Peniliaian kinerja ini dapat dilakukan oleh atasan
saja, atau dengan sistem 360ᴼ. Penilaian dengan sistem 360ᴼ maksudnya adalah
penilaian suatu pegawai dilakukan oleh atasan, rekan kerja yang sejajar atau
setingkat, dan bawahannya.
Hasil dari penilaian kinerja, selanjutnya dianalisa dan dikomunikasikan
kembali kepada pegawai yang dinilai agar mereka mengetahui kinerjanya selama
ini serta mengetahui kinerja yang diharapkan oleh organisasi. Evaluasi terhadap
sistem penilaian kinerja yang telah dilakukan juga dilaksanakan pada tahap ini.
Apakah penilaian kinerja tersebut sudah dapat mencapai tujuan dari diadakannya
penilaian kinerja atau belum. Apabila ternyata belum, maka harus dilakukan revisi
atau mendesain ulang sistem penilaian kinerja.
1. Pihak Karyawan
2. Pihak Penilai
Ada banyak positif yang akan didapatkan oleh pihak penilai melalui
adanya upaua penilaian kinerja karyawan. Beberapa diantaranya adalah pihak
perusahaan dapat mengetahui dan menilai kecenderungan kinerja masing-masing
karyawan, upaya peningkatan kepuasan kinerja yang diinginkan oleh pihak
perusahaan, upaya untuk memahami karyawan secara lebih dekat, meningkatkan
efektifitas sumber daya manusia sebuah perusahaan, kesempatan bagi pihak
atasan untuk menjelaskan kepada para karyawan apa sebenarnya yang menjadi
keinginan pihak perusahaan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual
Performance yang berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang
dicapai oleh seseorang. Penilaian kinerja merupakan kegiatan evaluasi
sebagai usaha dalam menentukan berhasil tidaknya pekerja dalam
mengerjakan pekerjaannya.
2. Tujuan Penilaian Kinerja ada 2 tujuan yaitu tujuan umum (Penilaian
kinerja bertujuan untuk meningkatkan motivasi kerja, yang berpengaruh
pada prestasi pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya) dan tujuan
khusus (Penilaian kinerja juga memberikan informasi tentang spesifikasi
jabatan yang dapat membantu dalam memecahkan masalah organisasi
atau perusahaan).
3. Metode penilaian kinerja dibagi menjadi 5 yaitu : metode uraian ringkas,
metode ranking, metode daftar checklist perilaku, metode distribusi, dan
metode pencatatan bagian penting.
4. Terdapat 6 masalah-masalah dalam penilaian kinerja yaitu : kesan
pertama, kesalahan akibat kecenderungan menilai ditengah, kedekatan
16
B. Saran
Sebaiknya setiap perusahaan memberlakukan adanya penilaian kinerja
terhadap setiap karyawan, agar perusahaan mengetahui sejauh mana karyawan
berhasil atau tidak dalam bekerja selama masa kerja yang ditentukan dan agar
dapat mengetahui kesulitan setiap karyawan tersebut dalam bekerja.
DAFTAR PUSTAKA
17