2811 6164 2 PB
2811 6164 2 PB
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Abstract
The problems studied in this research was how the relationship of job stress with the
selection of coping strategies on the lecturers of the Sport Science Faculty, Semarang
State University. The purpose of the study to determine the relationship of job stress
with the selection of coping strategies. Analytic research method by observational
study with cross sectional study. Population in this study were all lectures of the
Sport Science Faculty, Semarang State University, the samples were taken amounts
30 people by accidental sampling. The instrument in this study was a questionnaire.
Primary data collected by observation and interviews. Secondary data obtained
from administrative records of Sport Science Faculty UNNES. The data were
processed by chi square test with significance level α = 0.05 . The results showed
there wasn’t relationship between job stress and focusing problems coping strategies
(p=0.057) , and there wasn’t relationship between job stress and emotion focused
coping strategies (p=0.176) at Sport Science Faculty lecturers Semarang State
University. The conclusion, there were not relationship between problem focused
and emotion focused coping strategies with job stress.
150
Eunike R. Rustiana & Widya Hary Cahyati / KEMAS 7 (2) (2012) 149-155
151
Eunike R. Rustiana & Widya Hary Cahyati / KEMAS 7 (2) (2012) 149-155
atau nasihat tentang apa yang bisa dilakukan pada masalah, mencoba untuk mengkonfron-
untuk mengatasi masalah penyebab stres). tasi masalah secara aktif dan mengatasi aki-
Strategi coping berfokus emosi merupa- batnya, dan coping yang berpusat pada emosi,
kan proses seseorang untuk berfokus meng- merupakan coping yang digunakan untuk me-
hilangkan emosi yang berhubungan dengan nangani perasaan.
situasi stres, walaupun situasi itu sendiri tidak Dari tiga kategori di atas, ada sembilan
dapat diubah. Menurut Lazarus dan Folk- respon coping yaitu: analisis logis dan persia-
man, emotion-focused coping, digunakan un- pan mental; redefinisi kognitif; penghindaran
tuk mengatur respon emosional terhadap stres. dan pengingkaran kognitif; pencarian infor-
Taylor (Smet, 1994) mengemukakan strategi masi dan dukungan; melakukan pemecahan
coping berfokus emosi terdiri dari: kendali masalah; pengejaran terhadap penghargaan
diri, membuat jarak; penilaian kembali secara alternatif; pengaturan afektif; pengungkapan
positif, menerima tanggung jawab, lari atau emosional; penerimaan. Moos mengusulkan
penghindaran. bahwa sembilan respons coping ini jarang digu-
Carver dkk (Taylor, 2006) mengemuka- nakan secara terpisah dan mencakup kemam-
kan bentuk-bentuk perilaku coping yang ber- puan coping yang paling sering digunakan oleh
fokus pada emosi adalah: Berpaling kepada individu selama hidup mereka (Niven, 2002).
agama (yaitu usaha individu untuk meningkat- Dalam penelitian ini, yang digunakan
kan aktivitas keagamaan); Pemahaman kem- sebagai indikator penelitian adalah penggolo-
bali secara positif atau melihat permasalahan ngan coping dari Carver dkk. mengenai strategi
dari segi yang lebih baik; Penerimaan (bahwa coping berfokus masalah dan strategi coping
peristiwa yang penuh tekanan telah terjadi dan berfokus emosi.
nyata); Mengarahkan dan melepaskan emosi
(yaitu meningkatkan kesadaran akan masalah Metode
emosional dan melepaskan perasaan-perasaan
tersebut); Penolakan (yaitu menolak kenya- Penelitian jenis penjelasan ini meng-
taan terjadinya peristiwa yang penuh tekanan); gunakan metode survei analitik dengan pen-
Mencari dukungan emosional sosial, untuk dekatan belah lintang.
mendapatkan simpati atau dukungan emo- Populasi dalam penelitian ini adalah
sional dari orang lain; Pelepasan secara men- seluruh dosen yang bekerja di Fakultas Ilmu
tal, dari masalah penyebab stres yang dianggap Keolahragaan yang berjumlah 75 orang.
mengganggu, melalui mimpi siang hari, tidur Sampel dalam penelitian ini adalah 30
atau selingan diri; Pelepasan secara perilaku orang dosen, yang dapat ditemui dan ber-
(yaitu menyerah, atau mengundurkan diri dari sedia menjadi responden. Instrumen dalam
usaha untuk mencapai tujuan karena masalah penelitian ini adalah skala stres kerja dan skala
penyebab stres yang dialami dianggap meng- strategi coping berupa pernyataan atau perta-
ganggu). nyaan yang menyangkut self assessment.
Freud (Niven, 2002) menggunakan is- Alat pengumpul data dalam penelitian
tilah mekanisme pertahanan untuk menye- ini adalah skala, yaitu daftar pertanyaan atau
butkan strategi yang tidak disadari yang digu- pernyataan berisi aspek-aspek yang hendak
nakan oleh individu untuk mengatasi emosi diukur, dan peneliti mengambil kesimpulan
negatif di mana strategi tersebut tidak me- atas dasar jawaban subyek. Bentuk skala bersi-
ngubah situasi stres, tetapi hanya mengubah fat langsung dan tertutup yaitu subyek diminta
cara individu menghayati atau memikirkan memilih satu dari beberapa pilihan jawaban
situasi. Moos (Niven, 2002) juga mengajukan yang telah ada.
tiga kategori keterampilan coping yang melibat- Skala disusun berdasarkan gejala-gejala
kan komponen kognitif, tingkah laku dan afek- stres kerja meliputi: Gejala fisikal (yakni sulit
tif, yaitu: Coping yang berpusat pada penilaian, tidur, sakit kepala, ada gangguan pencernaan,
merupakan keterampilan yang digunakan un- keringat berlebih, berubah selera makan, ke-
tuk memodifikasi arti dan memahami ancaman hilangan gairah atau daya energi, banyak me-
dari situasi yang dijalani; Coping yang berpusat lakukan kekeliruan maupun kesalahan dalam
152
Eunike R. Rustiana & Widya Hary Cahyati / KEMAS 7 (2) (2012) 149-155
kerja dan kehidupan); Gejala emosional (meli- pada dosen di Fakultas Ilmu Keolahragaan Uni-
puti mudah marah, mudah tersinggung, ter- versitas Negeri Semarang berdasarkan jawaban
lalu sensitif, gelisah dan cemas, sedih, mudah kuesioner menunjukkan bahwa sebagian besar
menangis dan depresi, gugup, agresif, terhadap responden mempunyai tingkat stres kerja se-
orang lain, dan gampang bermusuhan serta dang yaitu 23 responden (76 %) dan selebihnya
menyerang, ada kelesuan mental); Gejala in- sejumlah 4 responden (13%) berada dalam ka-
telektual (yakni mudah lupa, kacau pikiran, tegori rendah, serta 3 responden lainnya (10 %)
sulit berkonsentrasi, prestasi dan produktivitas dikategorikan mempunyai tingkat stres kerja
kerja menurun, mutu kerja rendah, suka mela- tinggi.
mun berlebihan, banyak kekeliruan yang dibuat Hasil penelitian tentang strategi coping
dalam kerja, kehilangan rasa humor yang se- berfokus masalah menunjukkan bahwa seba-
hat); dan Gejala interpersonal (yaitu sikap acuh gian besar responden menggunakan strategi
tak acuh, kepercayaan terhadap orang lain hi- coping berfokus masalah dengan kategori se-
lang, mudah mengingkari janji dengan orang dang yaitu 21 responden (70 %) dan selebihnya
lain, bersiakp menutup dan membentengi diri sejumlah 4 responden (13 %) berada dalam ka-
terhadap orang lain). tegori rendah, serta 5 responden lainnya (17 %)
Skala strategi coping berfokus masalah menggunakan strategi coping berfokus masalah
disusun berdasarkan aspek-aspek dari strategi dengan kategori tinggi.
coping yang berfokus masalah. Bentuk item- Strategi coping berfokus emosi yang di-
item dari skala strategi coping berfokus masalah gunakan dosen di Fakultas Ilmu Keolahragaan
mempunyai 4 kemungkinan jawaban bagi su- Universitas Negeri Semarang menunjukkan
byek. Bentuk-bentuk coping berfokus masalah bahwa sebagian besar responden menggu-
menurut Carver dkk terdiri dari: keaktifan diri, nakan strategi coping berfokus emosi dengan
perencanaan, penekanan pada suatu aktivitas kategori sedang yaitu 19 responden (64%) dan
utama, penguasaan diri, dan mencari duku- selebihnya sejumlah 7 responden (23%) berada
ngan instrumental sosial. dalam kategori tinggi, serta 4 responden lain-
Skala strategi coping berfokus emosi nya (13%) menggunakan strategi coping ber-
disusun berdasarkan aspek-aspek strategi co- fokus emosi dengan kategori rendah.
ping yang berfokus emosi. Bentuk item-item Hasil analisis hubungan antara strategi
dari skala strategi coping berfokus emosi mem- coping berfokus masalah dengan stres kerja di-
punyai 4 kemungkinan jawaban bagi subyek. peroleh nilai p=0,057. Karena nilai p lebih besar
Bentuk-bentuk perilaku coping yang berfokus dari 0,05 maka Ha ditolak yaitu tidak ada hu-
emosi menurut Carver dkk adalah: berpaling bungan antara strategi coping berfokus masalah
kepada agama; pemahaman kembali secara dengan stres kerja pada dosen di Fakultas Ilmu
positif, penerimaan, mengarahkan dan mele- Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.
paskan emosi, penolakan, mencari dukungan Hasil analisis hubungan antara strategi
emosional sosial, pelepasan secara mental, coping berfokus emosi dengan stres kerja de-
pelepasan secara perilaku. ngan menggunakan uji Pearson diperoleh ni-
lai p 0,176. Karena nilai p lebih besar dari 0,05
Hasil dan Pembahasan maka Ha ditolak, berarti tidak ada hubungan
antara strategi coping berfokus emosi dengan
Data yang diperoleh menunjukkan se- stres kerja pada dosen di Fakultas Ilmu Ke-
bagai berikut: (1) Masa kerja responden, <10 olahragaan Universitas Negeri Semarang.
tahun sebanyak 10 orang (33%), 10-20 tahun Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebanyak 18 orang (60%), dan > 20 tahun se- sebagian besar responden mempunyai tingkat
banyak 2 orang (7%), (2) Status pernikahan, 25 stres kerja sedang yaitu 23 orang (76,7 %), stres
responden (83%) menikah, dan 5 responden kerja kategori tinggi dialami oleh 3 responden
(17%) belum menikah, (3) Status pegawai, res- (10%), dan 4 responden lainnya mengalami
ponden yang berstatus PNS 28 orang (94%), stres kerja rendah. Tingkat stres kerja yang se-
dan yang berstatus CPNS 2 orang (6%). bagian besar tergolong sedang ini mungkin ka-
Gambaran mengenai tingkat stres kerja rena status mereka yang sebagian besar (93,3%)
153
Eunike R. Rustiana & Widya Hary Cahyati / KEMAS 7 (2) (2012) 149-155
adalah sudah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan metode yang dapat digunakan untuk semua
sekitar 25 responden (83,3%) sudah menikah situasi stres. Strategi coping yang paling efektif
membuat mereka lebih tenang, walaupun tugas adalah strategi yang sesuai dengan jenis stres
responden sebagai dosen yang harus menye- dan situasi. Karena bagaimanapun, keberhasi-
lenggarakan tugas belajar mengajar serta tugas- lan coping lebih tergantung pada penggabungan
tugas administrasi lainnya, sebetulnya tidak strategi coping yang sesuai dengan ciri masing-
ringan. masing kejadian yang penuh stres, daripada
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mencoba menemukan satu strategi coping yang
tidak ada hubungan antara strategi coping ber- paling berhasil (Taylor, 2006). Berdasarkan
fokus masalah dengan stres kerja pada dosen di hasil penelitian diketahui bahwa sebagian be-
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri sar responden mempunyai tingkat stres kerja
Semarang (p= 0,057). Hal tersebut tidak seja- sedang yaitu 23 orang (76,7 %), persentase
lan dengan pernyataan Vitaliano dkk (Tay- tersebut tidak menunjukkan masalah yang be-
lor, 2006) bahwa masalah yang berhubungan rarti walaupun tugas responden sebagai dosen
dengan pekerjaan mempengaruhi orang de- Fakultas Ilmu Keolahragaan yang harus me-
ngan segera menerapkan strategi coping fokus nyelenggarakan kegiatan belajar mengajar dan
masalah seperti mengambil tindakan langsung tugas administrasi lainnya, namun ditunjang
atau mencari bantuan dari orang lain. oleh status mereka yang 93,3% adalah sudah
Faktor luar individu berupa dukungan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan sekitar 25 res-
sosial dalam hal ini sangat mempengaruhi stres ponden sudah menikah membuat mereka
kerja yang mereka alami seperti yang dikemu- lebih tenang dan terjamin secara jangka pan-
kakan Gottlieb (Niven, 2002) bahwa coping ter- jang. Strategi coping berfokus masalah yang
gantung pada manifestasi dukungan dan pada digunakan responden sebagian besar masuk
keyakinan bahwa orang lain akan memberikan dalam kategori sedang sebanyak 21 orang (70
bantuan apabila diminta. Perkawinan dan ke- %), menunjukkan bahwa kondisi psikis mereka
luarga barangkali merupakan sumber duku- sudah terkendali dalam menghadapi situasi pe-
ngan sosial yang paling penting, yang mana se- nuh stres karena terbiasa menjalankan kegiatan
banyak 83,3% (25 responden) dari keseluruhan belajar mengajar.
responden adalah sudah berkeluarga. Duku- Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ngan sosial berasal dari orang-orang di seki- tidak ada hubungan antara strategi coping ber-
tar individu yaitu orang tua, suami atau istri, fokus emosi dengan stres kerja pada dosen di
kekasih, teman dekat, saudara dan masyarakat. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Banyak penelitian menyatakan bahwa orang Semarang (p= 0,176). Secara distribusi, seba-
yang memiliki banyak ikatan sosial (pasangan, gian responden menggunakan strategi coping
kawan, kerabat, anggota kelompok) hidup lebih berfokus emosi dengan kategori sedang (63,3
lama dan kurang rentan mengalami penyakit %), namun keefektifan suatu strategi juga ter-
yang berhubungan stres dibandingkan orang gantung pada waktu yang dibutuhkan. Strate-
yang memiliki sedikit kontak sosial supor- gi yang efektif dengan segera mengatasi stres,
tif (Niven, 2002). Jadi dapat dikatakan bahwa mungkin menjadi tidak efektif dalam mem-
dukungan sosial tersebut mempengaruhi res- bantu seseorang mengatasi masalahnya begitu
ponden dalam mengambil keputusan guna me- juga sebaliknya, hal ini berkenaan dengan tugas
nentukan coping mana yang tepat untuk me- dosen yang siap sedia membantu mahasiswa
ngatasi atau mencegah stres mereka. Selain itu, mengatasi masalah yang berhubungan de-
menurut Collins (Bishop, 1994), suatu strategi ngan akademiknya, misalnya bimbingan skripsi
mengambil tindakan langsung (strategi coping yang terkadang membutuhkan waktu, tenaga,
berfokus masalah) dapat menjadi efektif ketika dan pikiran yang lebih banyak, sehingga tidak
ada alasan untuk percaya bahwa situasi dapat memungkinkan mengatasi stres dengan meng-
diubah. hindarinya atau dengan perilaku emosional,
Tidak adanya hubungan dari hasil ana- lagipula dampak yang dihasilkan akan mem-
lisis tersebut sesuai dengan pendapat Rutter pengaruhi kredibilitas mereka sebagai seorang
yang menyatakan bahwa tidak ada satu pun tenaga pengajar maupun nama baik institusi
154
Eunike R. Rustiana & Widya Hary Cahyati / KEMAS 7 (2) (2012) 149-155
155