Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ALINA NUR ROFI

PRODI : PSPA ANGKATAN IV

STUDY KASUS
Nn. Nia (14th), putri seorang pengusaha pakaian, tiba-tiba saja mengalami sesak napas berat
ketika mengikuti pelajaran olahraga disekolahnya. Ia segera dibawa ke puskesmas di dekat
sekolah dan mendapat pertolongan pertama, berupa pemberian oksigen. Pada saat pemeriksaan
dia nampak kelelahan dengan pernapasan yang cepat serta takikardi (140/min) dan bunyi mengi
yang terdengar jelas. Orangtuanya membawanya ke RS sore harinya untuk pemeriksaan lebih
lanjut. Pemeriksaan terhadap sputumnya menunjukkan bahwa sputumnya mengandung banyak
eosinophil. Skin test menunjukkan bahwa dia alergi terhadap lima macam alergen yaitu: debu,
telur, pengawet makanan, udang dan jamur. Dilakukan juga tes spirometry dan menunjukkan
FEV1/FVC = 87%. Frekuensi terbangun malam lebih 3 kali / bulan. Selain itu keluarganya
menceritakan bahwa dia juga punya riwayat kejang demam pada waktu bayi dan pernah
mengalami bronchitis pada waktu kecil. Karena pada pemeriksaan sputum terdapat eosinophil
maka bukan indikasi bronkitisnya kambuh. ]
Diagnosis: Exercise - induced asthma

PENYELESAIAN KASUS DENGAN METODE SOAP


SUBJECT (S)
- Nama pasien : Nn. Nia (14th)
- Keluhan pasien : mengalami sesak napas berat ketika mengikuti
pelajaran olahraga, kelelahan dengan pernapasan
yang cepat, takikardi (140/min), dan bunyi
mengi terdengar jelas.
- Riwayat penyakit keluarga :-
- Riwayat penyakit penderita : kejang demam dan bronkitis pada waktu kecil
- Riwayat pengobatan :-

OBJECTIVE (O)
- HR : 140/menit (takikardi)
- Sputum : mengandung banyak eosinofil
- Skin test : menunjukkan alergi terhadap lima macam alergen yaitu : debu, telur,
pengawet makanan, udang, dan jamur.
- Tes spirometri : FEV1/ FVC = 87% (GOLD 1 : Ringan)
- Frekuensi terbangun malam : lebih 3 kali/bulan.
ASSESMENT (A)
- Problem Medik : Exercise – induced asthma
- Terapi yang diperoleh : -
- DRP : Indikasi tanpa obat

PLAN (O)
- Tujuan : menghilangkan dan mengendalikan gejala asma, meningkatkan
kualitas hidup pasien.
- Solusi DRP : Pemberian terapi asma
- Rekomendasi Terapi : - Kortikosteroid inhalasi  Budesonid 2 x 200 ug
- Agonis Beta-2 kerja singkat  salbutamol inhalasi 50 ug,
digunakan 15 menit sebelum olahraga (bila pasien akan
melakukan olahraga lagi).

Pemberian terapi kortikosteroid inhalasi (Budesonide 2 x 200 ug) untuk mengobati dan
mencegah timbulnya exercise-induced asthma (EIA). Salbutamol inhalasi 50 ug
diberikan untuk merelaksasi otot polos sehingga melegakan saluran napas digunakan
hanya apabila pasien ingin melakukan olahraga untuk mencegah serangan akut.
(PPDI, 2013)
 TERAPI NON FARMAKOLOGI
- Edukasi pasien dan keluarga terkait penatalaksanaan asma
- Menghindari faktor pemicu seperti alergen (debu, telur, pengawet makanan, udang,
dan jamur).
- Perbaikan nutrisi.

 MONITORING
- Pemantauan kondisi pasien dalam 1-2 minggu hingga 1-6 bulan.
- Pantau teknik penggunaan obat (inhaler) pada pasien apakah sudah benar dan
apakah terdapat paparan alergen
- Pemantauan parameter FEV1/FVC atau PEF dari hasil spirometer atau peak flow
meter.

 KIE
- Memberikan informasi kepada pasien terkait cara penggunaan obat
- Memberikan informasi kepada pasien untuk terbiasa hidup sehat
- Memberikan informasi kepada pasien mengenai efek samping dari penggunaan
obat
DAFTAR PUSTAKA

PPDI. 2013. Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan Asma Di Indonesia. Perhimpunan Dokter
Paru Indonesia
Syabbalo, N. (2019). Mechanisms, Diagnosis and Management of ExerciseInduced Asthma.
Journal of Respiratory Medicine and Lung Disease, Vol. 4 (2) 1-15, ISSN: 2475-5761.
Wijaya, I. (2015). Aktivitas Fisik (Olahraga) pada Penderita Asma. Proceedings Seminar
Nasional FMIPA UNDIKSHA V Tahun 2015, 336-341.

Anda mungkin juga menyukai