Anda di halaman 1dari 3

DESENTRALISASI DAN OTONOMI

DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

NAMA: NI MD RATIH DWI CILI LESTARI SUPARTA

NPM: 1821121007
Membahas Otonomi Daerah maka tidak lepas dari desentralisasi. Istilah desentralisasi
dan otonomi daerah dalam bahasan sistem penyelenggaraan pemerintahan sering digunakan
secara campur aduk. Kedua istilah ini secara akademik bias kita bedakan, namun secara
praktis dalam penyelenggaraan pemerintahan tidak dapat kita pisahkan sehingga tidak
mungkin masalah otonomi daerah dibahas tanpa melihat konsep desentralisasi. Desentralisasi
bukan merupakan sistem yang berdiri sendiri, melainkan merupakan rangkaian kesatuan dari
suatu sistem yang lebih besar. Desentralisasi bukan merupakan alternatif dari sentralisasi
karena tidak dilawankan dan karenanya tidak bersifat dikotomis. Desentralisasi dan
sentralisasi merupakan subsistem dalam kerangka sistem negara.

Berbagai definisi tentang desentralisasi dan otonomi daerah diutarakan oleh para
pakar berdasarkan sudut pandang masing-masing sehingga agak sulit mencari definisi yang
tepat dan relevan. Membedakan empat bentuk desentralisasi yitu:

1, deconcentratyion, delegation to semi-outonomous and prasstatal agencies, devolution to


local government, and non government intitutions (desentralisasi dalam bentuk
deconcentation, pada hakikatnya hanya merupakan pembagian kewenangan dan tanggung
jawab administrative antar departemen pusat di lapangan). Ia membedakan dua tipe
dekonsentrasi yaitu field administration dan local administration.

2. delegation to semi-autonomous adalah suatu pelimpahan pengambilan keputusan dan


kewenangan manajerial untuk melakukan tugas-tugas khusus kepada suatu organisasi yang
tidak secara langsung berada di bawah pengawasan pemerintah pusat.

3. devolution (devolusi). Konsekuensi dari devolusi ini adalah pemerintahan pusat


membentuk unit-unit pemerintahan di luar pemerintahan pusat, dengan menyerahkan
sebagian fungsi tertentu untuk dilaksanakan secara mandiri.

4. privatisasi (transfer of function from government to nongovernment institutions).


Privatisasi adalah tindakan pemberian kewenangan dari pemerintah kepada badan-badan
sukarela, swasta, dan swadaya masyarakat, tetapi dapat pula peleburan badan-badan
pemerintah menjadi swasta.

Kewenangan dalam perencanaan administrasi kepada daerah, terjadi karena pertama,


hasil yang tidak memuaskan akibat perencanaan pembangunan dan control administratif
secara terpusat yang berjalan antara tahun 1950-1960. Kedua, perlu dikembangkan cara-cara
baru dalam mengelola program, proyek serta administrasi pembangunan yang mencakup
strategi pertumbuhan dan pemerataan yang dijalankan selama tahun 1970-an. Ketiga,
kebutuhan masyarakat yang semakin sulit untuk mencapai efisiensi dan efektivitas apabila
kegiatan pembangunan dikelola secara terpusat.

Anda mungkin juga menyukai