“SEPSIS”
DOSEN PEMBIMBING:
JULIA TOTONG, SSI, M. FARM, APT
DISUSUN OLEH:
1)
IMELDA MATRUTY (16190000005)
2)
PRUDENTISIMA OKI (16190000001)
3)
PUTRI YOGI SELVIANA (16190000004)
4)
WIDI MIFTAHUL JANAH (161900000012)
5)
MARIANA RENA (16190000016)
Assalamualaikum wr.wb
Puji dan syukur senantiasa kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa karna atas berkat dan rahmat Nya kami diberi kemudahan dalam
menyusun makalah ini dan Mampu menyelesaikan dengan tepat waktu. Dalam
penyusunan makalah ini penulis berterima kasih kepada dosen mata kuliah
Farmakoterapi I, Julia Totong, Ssi, M.farm,Apt. Karena telah membimbing
sehingga ilmu yang diberikan dapat diterapkan dan digunakan dalam pembuatan
makalah ini.
Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan mengenai Sepsis.
Sehingga para pembaca dapat memperdalam ilmu mengenai materi tersebut
lebih baik lagi. Apabila ada kesalahan dalam penulisan, kritik dan saran sangat
membantu dan akan ditampung untuk memperbaiki makalah ini kembali.
Penulis
ii
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGATAR.................................................................................................................ii
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5
2.2 Etiologi........................................................................................................................5
2.5 Diagnosis.....................................................................................................................9
2.6 Penatalaksanaan......................................................................................................10
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................13
3.2 Saran.........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Etiologi
Sepsis merupakan respon terhadap setiap kelas mikroorganisme. Dari hasil kultur
darah ditemukan bakteri dan jamur 20-40% kasus dari sepsis. Bakteri gram negatif dan
gram positif merupakan 70% dari penyebab infeksi sepsis berat dan sisanya jamur atau
gabungan beberapa mikroorganisme. Pada pasien yang kultur darahnya negatif,
penyebab infeksi tersebut biasanya diperiksa dengan menggunakan kultur lainnya atau
pemeriksaan mikroskopis (Munford, 2008). Penelitian terbaru mengkonfirmasi bahwa
infeksi dengan sumber lokasi saluran pernapasan dan urogenital adalah penyebab
paling umum dari sepsis (Shapiro, 2010). Penyebab umum sepsis pada orang sehat
yaitu sebagai berikut :
No Sumber Lokasi Mikroorganisme
1 Kulit Staphylococcus aureus dan gram positif bentuk
cocci lainnya
2 Saluran kemih Eschericia coli dan gram negatif bentuk batang
lainnya
3 Saluran pernafasan Streptococcus pneumonia
4 Usus dan kantung empedu Enterococcus faecalis, E.coli dan gram negative
bentuk batang lainnya, Bacteroides fragilis
5 Organ pelvis Neissseria gonorrhea,anaerob
2.6 Penatalaksanaan
Menurut Opal (2012), penatalaksanaan pada pasien sepsis dapat dibagi menjadi:
a. Nonfarmakologi
Mempertahankan oksigenasi ke jaringan dengan saturasi >70% dengan melakukan
ventilasi mekanik dan drainase infeksi fokal.
b. Farmakologi
Sepsis Akut
Menjaga tekanan darah dengan memberikan resusitasi cairan IV dan vasopressor
yang bertujuan pencapaian kembali tekanan darah >65 mmHg, menurunkan serum
laktat dan mengobati sumber infeksi.
1) Hidrasi IV, kristaloid sama efektifnya dengan koloid sebagai resusitasi cairan
2) Terapi dengan vasopresor (mis., dopamin, norepinefrin, vasopressin) bila rata-
rata tekanan darah 70 sampai 75 mm Hg tidak dapat dipertahankan oleh hidrasi
saja. Penelitian baru-baru ini membandingkan vasopresin dosis rendah dengan
norepinefrin menunjukkan bahwa vasopresin dosis rendah tidak mengurangi
angka kematian dibandingkan dengan norepinefrin antara pasien dengan syok
sepsis
3) Memperbaiki keadaan asidosis dengan memperbaiki perfusi jaringan
dilakukan ventilasi mekanik, bukan dengan memberikan bikarbonat.
4) Antibiotik diberikan menurut sumber infeksi yang paling sering sebagai
rekomendasi antibotik awal pasien sepsis. Sebaiknya diberikan antibiotik
spektrum luas dari bakteri gram positif dan gram negative.cakupan yang luas
bakteri gram positif dan gram negative (atau jamur jika terindikasi secara
klinis).
5) Pengobatan biologi Drotrecogin alfa (Xigris), suatu bentuk rekayasa genetika
aktifasi protein C, telah disetujui untuk digunakan di pasien dengan sepsis berat
dengan multiorgan disfungsi (atau APACHE II skor>24); bila dikombinasikan
dengan terapi konvensional, dapat menurunkan angka mortalitas
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Sepsis merupakan respon sistemik pejamu terhadap infeksi dimana patogen atau
toksin dilepaskan ke dalam sirkulasi darah sehingga terjadi aktivasi proses
inflamasi.
2. Dari hasil kultur darah ditemukan bakteri dan jamur 20-40% kasus dari sepsis.
Bakteri gram negatif dan gram positif merupakan 70% dari penyebab infeksi
sepsis berat dan sisanya jamur atau gabungan beberapa mikroorganisme.
3. Tanda dan gejala sepsis adalah normo-atau hipotermia, tidak ada demam paling
sering terjadi pada neonatus, pada pasien lansia, dan pada orang dengan uremia
atau alkoholisme (Munford, 2008). Pasien dalam fase awal sepsis sering
mengalami cemas, demam, takikardi, dan takipnea (Dasenbrook & Merlo, 2008).
Tanda-tanda dari sepsis sangat bervariasi. Berdasarkan studi, demam (70%), syok
(40%), hipotermia (4%), ruam makulopapular, petekie, nodular, vesikular dengan
nekrosis sentral (70% dengan meningococcemia), dan artritis (8%). Gejala ringan,
takikardia dan takipnea menjadi satu-satunya petunjuk
4. Tes diagnostik digunakan untuk mengidentifikasi jenis dan lokasi infeksi dan juga
menentukan tingkat keparahan infeksi untuk membantu dalam memfokuskan
terapi (Shapiro et.al,2010). Bila pasien mengalami penurunan kesadaran, sebelum
evaluasi diagnostik dimulai lakukan penilaian awal dari pasien yang sakit
perhatikan jalan nafas (perlu untuk intubasi), pernapasan (laju pernafasan,
gangguan pernapasan, denyut nadi), sirkulasi (denyut jantung, tekanan darah,
tekanan vena jugularis, perfusi kulit), dan inisiasi cepat resusitasi (Russell, 2012).
Kemudian dilakukan anamnesis riwayat penyakit dan juga beberapa pemeriksaan
fisik untuk mencari etiologi sepsis.
5. Penatalaksanaan pada pasien sepsis dapat dibagi menjadi:
a. Nonfarmakologi, dengan mempertahankan oksigenasi ke jaringan
b. Sepsis Akut, dengan menjaga tekanan darah dengan memberikan resusitasi
cairan IV dan vasopressor
c. Sepsis kronis, dengan terapi antibiotik minimal selama 2 minggu.
3.2 Saran
Sepsis merupakan suatu penyakit yang menjadi penyebab morbiditas dan
mortalitas di masyarakat. Banyak penderita yang meninggal setiap harinya karena
kejadian ini. Maka dari itu untuk pasien yang telah mengalami tanda dan gejala yang
menyerupai penyakit ini ada baiknya pasien harus segera melakukan tes diagnostik
untuk memastikan terkena atau tidaknya penyakit tersebut. Dan jika pasien positif
terkena sepsis, pasien wajib diberikan terapi pengobatan sesuai dengan tipe sepsisnya.
DAFTAR PUSTAKA
A.Guntur.H. Sepsis. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III . Edisi IV. Jakarta :
Pusat Penerbit IPD FK UI. 2007;1840-43.
Baron EJ, Miller JM, Weinstein MP, et al. A guide to utilization of the microbiology
laboratory for diagnosis of infectious diseases: 2013 recommendations by the
Infectious Diseases Society of America (IDSA) and the American Society for
Microbiology (ASM). ClinInfect Dis 2013; 57:e22–e121
Chen K Dan Pohan H.T. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi Iv:
Penatalaksanaan Syok Septik. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FKUI.
Dhillon, A., And Bittner, E., (2010). Nonantibiotic Therapies for Sepsis. In: Critical Care
Handbook of the Massachusetts General Hospital. 5-Thed. Philadelphia: Lippincot
Williams & Wilkins
Munford RS. Sepsis, Severe Sepsis, and Spetic Shock. In: Mandel GL, Bennet JE, Dolin R.
Mandell, Douglass, and Barnett’s: Principles and Practice of Infectious Diseaese. 6 th
Edition. Vol. 1. USA: Elsevier Churcill Livingstone; 2008.
Shapiro NI, Howell MD, Talmor D, et al. Serum lactate as a predictor of mortality in
emergency department patients with infection. Ann Emerg Med. 2005;45(5):524-528
Shapiro NI, Howell MD, Talmor D, Donnino M, Ngo L, Bates DW. Mortality in Emergency
Departement Sepsis (MEDS) Score Predicts 1-Year Mortality. Crit Care Med. 2007;
35: 192-8
https://id.scribd.com/document/354838105/Makalah-Sepsis-Farmakoterapi. Diakses pada 14
Juli 2021
PAPDI, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edisi IV, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI,
2006.
R. Phillip Dellinger, MD. Consultant: Volume 54 - Issue 10 - October 2014 The Surviving
Sepsis Campaign 2014: An Update On The Management And Performance
Improvement For Adults In Severe Sepsis