DOSEN PEMBIMBING:
JULIA TOTONG, SSI, M. FARM, APT
DISUSUN OLEH:
1)
IMELDA MATRUTY (16190000005)
2)
PRUDENTISIMA OKI (16190000001)
3)
PUTRI YOGI SELVIANA (16190000004)
4)
WIDI MIFTAHUL JANAH (161900000012)
5)
MARIANA RENA (16190000016)
Assesment:
ARV yang digunakan untuk pasien ko-infeksi HIV/TB yaitu berasal dari lini pertama
yaitu AZT atau TDF + 3TC (FTC) + EFV . Dalam hal ini direkomendasikan penggunaan
TDF + 3TC + EFV. Untuk terapi infeksi oportunistik (IO) seperti TB, ARV diberikan
setidaknya 2 minggu setelah pasien mendapatkan pengobatan infeksi opportunistik.
Dosis EFV (Efavirenz) dalam bentuk tablet 600mg 1x/ sehari
Dosis TDF (Tenofovir) dalam bentuk tablet 300 mg 1x/ sehari
Dosis 3TC (Lamivudine) dalam tablet 300 mg setiap 24 jam
Untuk TB digunakan INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol selama 2 bulan (fase
intensif) tiap hari lalu selanjutnya (fase lanjutan) dengan INH dan Rifampisin 3x
seminggu (2HRZE/4H3R3) (Isofarter,2008)
Untuk terapi hepatitis B obatnya sama dengan 3TC. Hepatitis B dan HIV mempunyai
beberapa kemiripan karakter, di antaranya adalah merupakan blood-borne disease,
membutuhkan pengobatan seumur hidup, mudah terjadi resisten terutama jika digunakan
monoterapi dan menggunakan obat yang sama yaitu Tenofovir, lamivudine dan
emtricitabine.
Plan:
Pasien harus mendapatkan KIE mengenai penyakit HIV
Istirahat yang cukup dan tidak terlalu kecapean/lelah
Tidak bekerja terlalu berat
2. Adakah rekomendasi untuk pasien ini
Jawab:
Pasien harus dirawat inap di rumah sakit karena batuknya berdarah dan status TB
parunya milier dan apabila tidak dirawat di rumah sakit dikhawatirkan akan
mengancam keselamatan jiwa.
Dilakukan pembedahan apabila semua penderita yang telah mendapat OAT adekuat
tetapi dahak tetap positif, penderita batuk darah yang masif tidak dapat diatasi dengan
cara konservatif dan penderita dengan fistula bronkopleura dan empiema yang tidak
dapat diatasi secara konservatif .
Menghentikan penggunaan narkoba jarum suntik.
Merehabilitasi diri untuk menghentikan ketergantungan morfin.
b) Data Biokimia
c. Diagnosa Gizi
Matriks pengkajian gizi
Assesment Parameter Kemungkinan diagnosa
FH - Asupan energi tidak NI 1.4 ; NI .2 ; NI 2.1 ; NI 1.6 ;
mencukupi NI 5.3 ; NC 3.1
- Variasi makanan NI 2.1 ; NB 3.2
terbatas
- Asupan KH tidak NI 5.8.1
mencukupi
- Kelebihan asupan
protein
AD - Penurunan BB NI 1.6 ; NB 3.3 ; NB 2.2 ; NC
- IMT Menurun 3.1
NI 5.2 ; NB 1.5 ; NI 2.6 ; NB
3.2 ;NB 3.3
BD - Hb menurun NI 5.10.1 ; NC 2.1
CD - Obat sakit, lemah, NI 3.2 ; NC 3.4 ; NB 1.5 ; NC
kejang, mual 1.1 ; NB 2.2 ; NI 2.5 ; NI 2.6 ;
NI 5.5 ; NC 1.4 ; NI 2.8 ; NI
3.2 ; NI 5.8.6 NB 3.1
- Sakit kepala NI 3.2 ; NI 5.9.2
Riwayat - Infeksi NI 2.1 ; NB 3.1 ; NI 5.3 ; NI
personal 5.8.2
Diagnosa Gizi
1. Domain intake
NI 2.1 : asupan oral inadekuat berkaitan dengan ulkus peptikum ditandai dengan
malas makan karena perut terasa kenyang.
2. Damain klinik
NC 3.1 : penurunan berat badan berkaitan dengan penurunan badan sejak 2 bulan
terkahir ditandai dengan penurunan berat badan 3 kg
3. Damain behavior
NB 1.5 : gangguan pola makan berkaitan dengan kebiasaan makan kurang baik
ditandai dengan kurang suka sayur dan apel
d. Intervensi
1) Tujuan diet
Menormalkan asupan oral
Menigkatkan konsumsi makanan agar BB naik
Memperbaiki pola makan pasien
2) Prinsip dan syarat diet
Energi dan zat gizi lain cukup
Porsi kecil tapi sering diberikan
Hindari makanan yang bumbu merangsang
Berikan lemak tidak jenuh
3) Perhitungan kebutuhan
BB ideal = (TB – 100)-10%(TB-100)
= (158-100)-0,1(158-100)
=58-5,8
52,2 Kg
a. Energi
REE = 10W+6,25H-5A-161
= 10 x 52,2 + 6,25 x 158 – 5 x 49 -161 =1103,5 kkal
SF = 10% x 1103,5 kkal = 110,35 kkal
AV = 20% x 1103,5 kkal
¿ 220,3 kkal+ ¿ ¿
143,55 kkal
SDA = 10% x1434,55 kkal
¿ 143,46 kkal+ ¿ ¿
TEE 1578,01 kkal
b. Protein
15% x 1578,01 kkal : 4 = 59,17 gr
c. Lemak
25% x 1578,01 kkal : 9 = 43,83 gr
d. KH
60% x 1578,01 kkal : 4 = 236,7 gr
4) Preskripsi diet
Diet : diet lambung 1
BM : Makanan cair
Pemberian : oral
Frekuensi : 3 jam sekali
5) Implementasi
a. Pemberian asupan energi =1578,01 kkal
b. Pemberian asupan protein = 59,17 gr
c. Pemberian asupan lemak = 43,83 gr
d. Pemberian asupan KH = 236,7 gr
6) Edukasi
Metode : konseling gizi
Materi : diet lambung 1
Tujuan : menjelaskan diet lambung 1, menjelaskan makanan
yang boleh dan tidak boleh di konsumsi
Media : leaflet
Tempat : ruang inap pasien
Waktu : 30 menit
Sasaran : pasien dan keluarga
7) Monitoring dan Evaluasi
Nama pasien Tn. AT usia 67 th, jenis kelamin laki-laki pasien mengeluhkan
penyakit tidak bisa kencing dan nyeri , nyeri terdapat pada bagian bawah diatas
kemaluan , pasien menyangkal kencing keluar pasir, kencing merah dan rasa seperti
ingin (BAK) , badan lemah dan keluar BAB sedikit. Suhu 36°c , 36°c , 36°c, 36,5°c ,
36°c , 36,2°c, 36°c, 36,2°c , 36°c, 36,4°c parameter lab : WBC (4-10,10) = 19,3 , 18,0 ,
15,1 Leukosit = 20,5 , 4-6 dan 8-10 Eritrosit = 3,5