RANCANGAN PENELITIAN
Disusun oleh :
RANCANGAN PENELITIAN
( Research Design )
A. RANCANGAN PENELITIAN
Rancangan atau desain penelitian dalam arti sempit dimaknai sebagai suatu proses
pengumpulan dan analisis data penelitian. Dalam arti luas rancangan penelitian meliputi
proses perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam rancangan perencanaan dimulai
dengan mengadakan observasi dan evaluasi terhadap penelitian yang sudah dikerjakan dan
diketahui, sampai pada penetapan kerangka konsep dan hipotesis penelitian yang perlu
pembuktian lebih lanjut. Rancangan pelaksanaan penelitian meliputi proses membuat
percobaan ataupun pengamatan serta memilih pengukuran variabel, prosedur dan teknik
sampling, instrumen, pengumpulan data, analisis data yang terkumpul, dan pelaporan hasil
penelitian.
Berdasarkan pemahaman tersebut di atas, maka tujuan rancangan penelitian adalah
untuk memberikan suatu rencana untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Rancangan Penelitian (research design) adalah merupakan bagian dari Rencana Penelitian
(research plan).
Pengertian lain :
Pertama : Rancangan penelitian adalah suatu bagian dari rencana penelitian (research
plan) yang menunjukkan secara khusus sumber dan bentuk informasi atau data sehubungan
dengan pertanyaan atau problem penelitian. pengembangannya berorientasi pada masalah,
tujuan, atau hipotesis penelitian.
1. Orientasi.
Secara umum ada dua teknik, yaitu sampling probabilistik dan nonproba-bilistik, atau acak
dan non-acak. Dalam sampel acak antara lain terdapat simple random sampling, stratified
random sampling, area sampling, cluster sampling, systematic sampling. Dalam
nonprobabilistic sampling antara lain terdapat accidental sampling, convienience
sampling, snow-ball sampling, purposive sampling. Kesemua teknik tersebut dibahas
secara lebih mendalam dalam teknik sampling.
Keenam : Teknik Pengumpulan data
Kita mengenal beberapa teknik pengumpulan data, yaitu wawancara, kuesioner, observasi,
dan studi dokumentasi. Sebuah penelitian bisa hanya menggantungkan pada satu cara
pengumpulan data, tetapi bisa juga mengkombinasikannya. Misalnya, untuk mencari data
dari variable motivasi kerja menggunakan kuesioner, sedangkan untuk mencari data
pendapatan, gaji, atau upah, menggunakan teknik observasi.
Ketujuh : Definisi operasional variabel penelitian
Bagi penelitian kuantitatif, langkah ini mutlak dilakukan. Yang dimaksud dengan definisi
operasional variabel adalah upaya untuk mengurangi keabstrakan konsep atau variabel
penelitian, sehingga bisa dilakukan pengukuran. Beberapa peneliti menggunakan istilah
indikator. Misalnya, untuk mengukur disiplin pegawai, maka dihitung frekuensi ketepatan
masuk kerja, kepatuhan pada peraturan, dlsb. Untuk mengetahui produktivitas, dihitung
perbandingan antara hasil herja dengan waktu kerja.
Kedelapan : Pengukuran variabel penelitian
Jenis skala pengukuran untuk setiap variabel penelitian perlu diketahui dengan benar. Hal ini
berguna untuk menetapkan rumus atau perhitungan-perhitungan statistik. Misalnya, untuk
variabel yang berskala nominal tidak mungkin dihitung rata-ratanya. Skala pengukuran yang
ada adalah nominal, ordinal, interval, dan rasio.
Kesembilan : Teknik analisis data
Sebelum data dianalisis, diolah terlebih dahulu. Maka dikenal proses editing, coding,
master table, dan lain-lainnya. Analisis data mencakup kegiatan mengukur reliabilitas dan
validitas, mean, deviasi standar, korelasi, distribusi frekuensi, uji hipotesis, dan lain
sebagainya.
Kesepuluh : Instrumen Pencarian Data
Ada beberapa alat yang dikenal sebagai alat pengambil data dalam penelitian sosial / bisnis.
Alat-alat tersebut mencakup wawancara, kuesioner atau angket, observasi, dan studi
dokumentasi
2. Jenis Rancangan Penelitian.
a. Penelitian Deskriptif
1) penelitian deskriptif cenderung menggambarkan suatu fenomena apa adanya dengan cara
menelaah secara teratur-ketat, mengutamakan obyektivitas, dan dilakukan secara cermat.
Jenis penelitian deskriptif sendiri dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok, yaitu (1)
apabila hanya mendeskripsikan data apa adanya dan menjelaskan data atau kejadian dengan
kalimat-kalimat penjelasan secara kualitatif maka disebut penelitian deskriptif kualitatif; (2)
Apabila dilakukan analisis data dengan menghubungkan antara satu variabel dengan variabel
yang lain maka disebut deskriptif asosiatif; dan (3) apabila dalam analisis data dilakukan
pembandingan maka disebut deskriptif komparatif.
Menerangkan suatu kejadian dan adanya hubungan dan/atau perbedaan pada variabel-
variabel yang diteliti. penelitian korelasional, penelitian pengembangan, dan penelitian
perbandingan adalah contoh dari penelitian eksplanasi.
- peneliti tidak melakukan manipulasi - manipulasi variabel bebas merupakan ciri utamanya
variabel bebas
- variabel yang saling berhubungan - variabel-variabel lain selain variabel perlakuan harus
sedapat mungkin diterangkan dikendalikan pengaruhnya terhadap variabel tak bebas
atau variabel respon.
c. Penelitian Prediktif
Ditujukan untuk memprediksi atau memperkirakan apa yang akan terjadi di masa mendatang
berdasarkan hasil analisis keadaan saat ini. Dapat dilakukan melalui studi kecenderungan
yaitu dengan melihat kecenderungan perkembangan subjek pada jangka waktu tertentu, pada
masa kini atau pada masa lalu, maka dari pantauan tersebut kita dapat melihat
kecenderungannya akan jadi seperti apa di masa mendatang/masa depan. Contoh: prediksi
tentang jumlah penduduk lima atau sepuluh tahun yang akan datang bisa dihitung
berdasarkan perkembangan penduduk lima sampai sepuluh tahun yang lalu.
B.PENELITIAN EKSPERIMEN
1.Pendahuluan
Perlakuan yang diberikan kepada subjek penelitian harus direncanakan sebaik baiknya
agar tujuan ekspeimen dapat dicapai.Dengan demikian konsep atau ide yang digunakan
harus jelas.
Eksperimen umumnya dilakukan dalam ruang lingkup yang terbatas dengan maksud
meinimalisir akibat negativ yang ditimbulkan.Oleh karenanya pengambilan sampelnya harus
cermat dan tepat.
Berkenaan dengan sifat dan cirinya,maka eksperimen dinyatakan sebagai metode yang
cocok untuk kepentingan penelitian yang menyangkut hubungan sebab akibat antar
variabel.Mengetahui hubungan antara perlakuan yang diberikan dan gajala yang diakibatkan
merupakan tugas pokok eksperimen,sehingga akibat yang diakibatkan bisa di perhitungkan
oleh peneliti.Penelitian eksperimen banyak dilaksanakan dalam bidang ilmu pengetahuan
alam dan teknologi,sedangkan dibidang ilmu pengetahun sosial dan pendidikan akan sulit
dilakukan karena variabel variabelnya sangat sukar untuk dikendalikan,sehingga eksperimen
dibidang pendidikan dilakukan dengan cara membandingkan sekurang kurangnya dua
kelompok.Kedua kelompok tersebut berfungsi sebagai kelompok eksperimen (experiment
group) dan kelompok pembanding (control group).
Pada kelompok eksperimen diberikan perlakuan tapi tidak dengan kelompok
pembanding.Dalam bentuk diagram pengertian itu dapat digambarkan sebagai berikut
Kelompok E x di tes
Kelompok P di tes
Keterangan: E = eksperimen
P = pembanding
Oleh karena peneliti harus mampu melakukan kontrol yang ketat terhadap variabel
eksperimen, maka ada tiga prinsip dasar dalam pelaksanaan rancangan eksperimen yaitu:
1. Replikasi, pengulangan dari eksperimen dasar. Hal ini berguna untuk memberikan estimasi
yang lebih tepat terhadap error eksperimen dan memperoleh estimasi yang lebih baik
terhadap rata-rata pengaruh yang ditimbulkan dan perlakuan.
2. Randomisasi, bermanfaat untuk meningkatkan validitas dan mengurangi bias utamanya
dalam hal pembagian kelompok dan perlakuan.
3. Kontrol internal, melakukan penimbangan. bloking. dan pengelompokan dan unit-unit
percobaan yang digunakan. Hal ini bermanfaat untuk membuat prosedur yang lebih akurat,
efisien, dan sensitif.
Error eksperimen dalam sebuah penelitian eksperimen dapat terjadi karena beberapa hal,
yaitu:
a. Kesalahan dari percobaan yang sedang dilakukan.
b. Kesalahan pengamatan.
c. Kesalahan pengukuran.
d. Variasi dan bahan yang digunakan dalam percobaan.
e. Pengaruh kombinasi dari faktor-faktor luar.
Semakin banyak replikasi memang membawa konsekuensi penelitian eksperimen itu
mahal dan memakan waktu relatif lama.
B. Merencanakan Eksperimen
a. Masalah penelitian
Ciri utama penelitian eksperimen adalah pemberian perlakuan terhadap suatu kelompok
atau individu ,dengan tujuan tertentu. Misalnya seorang pendidik akan memperbaiki
metode mengajar yang digunakan , maka fokus masalahnya bukan pada metode
mengajarnya tetapi pada hal yang melatar belakangi perbaikan metode mengajar itu. Jika
yang melatar belakangi adalah prestasi belajar siswa rendah, maka fokus masalahnya
berada pada prestasi belajar yang rendah dan tujuan peneliti adalah untuk meningkatkan
prestasi siswa. Setelah peneliti berasumsi apa yang menjadi penyebab rendahnya prestasi
belajar berdasarkan latar belakangnya ,maka peneliti bisa menemukan cara dan
menerapkannya agar restasi belajar siswa dapat meningkat.
b. Variabel penelitian
Didalam penelitian eksperimen dikenal pasangan variabel, yaitu variabel bebas
(independent variables) dan variabel tergntung atau tidak bebas atau variabel respon
(dependent variables). Metode baru yang akan dicobakan disebut variabel bebas,
sedangkan prestasi belajar sebagai variabel respon. Hal itu berarti seandainya metode
baru isa meningkatkan prestasi belajar siswa, maka artinya prestasi belajar mempunyai
ketergantungan terhadap metode yang digunakan. Pemberian metode baru itulah yang
disebut perlakuan pada proses eksperimen oleh karenanya disebut dengan variabel
perlakuan. Hubunganya dapat digambarkan sebagai berikut:
Catatan : istilah variabel bebas dalam eksperimen sering juga disebut variabel
manipulasi Karen variabel tersebut dapat diubah (manipulasi) sesuai dengan tujuan,jadi
variabel bebas =variabel manipulasi =variabel perlakuan.
Banyak variabel variabel lain yang tidak diperhitungkan yang dapat menggangu bahkan
dapat menyesatkan tecapainya tujuan pokok eksperimen.Kedua variabel yang memiliki
kedudukan sebagai pengecoh (distractor variables) dan variabel penyesat (error
variables). Pada dasarnya pada eksperimen semua variabel kecuali variabel perlakuan
harus dikendalikan agar tidak mengotori variabel perlakuan dalam mempengaruhi
variabel respon.
1) Variabel perlakuan
Variabel perlakuan merupakan variabel bebas,yang keberadaanya direncanakan dan
secara sengaja diberikan kepada sekelompok sampel ( pada kelompok ekperimen
).karakteristik variabel ini harus dikenal secara baik oleh para peneliti. Variabel ini
dapat di ubah sesuai dengan ujuan ekperimen.
2) Variabel moderator
Variabel ini termasuk kelompok variabel bebas dan itu mempengaruhi perubahan
pada variabel respon dan keberadaanya tidak dapat di kendalikan.apabila peneliti
bermaksud mengontrol pengaruh variabel moderator ini,lazimnya dilakukan dalam
proses analisis,yang antara lain menggunakan analisis korelasi parsial atau
kovariansi.
3) Variabel terkendali
Ada beberapa jenis variabel yang dapat dikendalikan atau dikontrol oleh peneliti
yang biasanya dilakukan dengan proses ekualisasi,yang maksudnya adalah
menyamakan kondisi variabel yang dimaksud pada kelompok ekperimen dan pada
kelompok pembanding.variabel ini merupakan variabel yang mampu dikendalikan
oleh peneliti,sehingga pengaruh yang diakibatkanya terhadap variabel respon dapat
terdeteksi dan tidak mengotori tujuan ekperimen.
4) Variabel acak
Variabel jenis ini disebut variabel tak terkendali ( uncontrolled variables ).variabel
ini memang secara empirik sukar untuk dikendalikan dan munculnya pun tidak dapat
diperhitungkan atau diduga,yang bila muncul akan menurunkan tingkat validitas
tingkat eksperimen.
c. Penetapan Sampel
Digunakanya sampel didalam penelitian,antara lain adalah agar pelaksanaan penelitian
memperoleh kecermatan yang tinggi,hemat biaya,waktu,dan tenaga,serta membatasi
akibat buruk yang ditimbulkan. Teknik pengambilan sampel harus dilakukan dengan
baik,hal ini dimaksudkan untuk menjamin akurasi generalisasi eksperimen. Teknik acak
( random sampling tehnique ) adalah teknik sampling yang baik untuk menetapkan
sampel. Teknik acak sendiri adalah teknik pengambilan sampel yang bebas dari
pengaruh subjektif peneliti,bebas dari berbagai pertimbangan dan purba sangka yang
mengganggu keobjektifan penelitian.resiko penggunaan teknik sampling dengan cara
acak ini adalah akan terjadi bahwa satu atau dua siswa yang berasal dari sebuah kelas
sebagai sampel. Cara sampling yang lazim dilaksanakan oleh para peneliti apabila
menghadapi hal semacam ini adalah mengambil sampel kelas bukan sampel siswa
sebagai individu. Jika eksperimen yang dilakukan menggunakan kelompok pembanding,
maka peneliti perlu menyiapkan lebih dari satu sampel acak. Tiap sampel ditentukan
fungsinya,sebagai kelompok eksperimen dan kelompok pembanding secara acak pula.
Pada eksperimen hubungan sampel dan populasi bersifat sangat luas.Tidak jarang hasil
eksperimen dapat digeneralisasikan kepada populasi yang sangat luas,sepanjang
kelompok yang akan dikenai pemberlakuan memiliki ciri yang sama.
d. Pemberian perlakuan
Pemberian perlakuan terhadap kelompok eksperimen harus dilakukan sesuai dengan
yng dirumuskan,jika tidak maka dapat terjadi hasil eksperimen yang tidak sesuai dengan
teori maupun hipotesis. Harus diingat bahwa kesalahan pemberian perlakuan akan
membuahkan hasil yang sangat merugikan.
Selain itu peneliti harus memahami tentang sifat atau karakteristik variabel perlakuan.
Ada perlakuan yang langsung bisa dicermati,misal anak dipukul maka langsung marah.
Dan ada perlakuan yang baru dapat diaamati setelah berulang kali diberikan
perlakuan,misal menerapkan metode dalam belajar.
Dalam pelaksanaan eksperimen hendaknya telah diperhitungkan berapa kali akan
diberikanya perlakuan agar mengalami perubahan yang berarti. Salah satu ciri atau
karakter dari variabel perlakuan adalah bahwa variabel perlakuan ini bisa diubah atau
disebut variabel aktif (active variable atau manipulated variable ) sesuai dngan apa yang
diinginkan peneliti.
3. Rancangan Eksperimen (experimental design)
Dalam langkah ini peneliti menetapkan strategi penelitian yang akan ditempuh dan
menyusun rancangan eksperimen yang dimaksudkan. Kegiatan menyusun rancangan
eksperimen dilakukan dengan berorientasi kepada masalah penelitian dan/atau hipotesis
penelitian. Kedudukan hipotesis di dalam penelitian eksperimen sangat penting dan bahkan
mutlak perlu diajukan.
PRA-EKSPERIMENTAL
Dalam rancangan ini suatu kelompok subjek dikenakan perlakuan tertentu,lalu setelah itu
dilakukan pengukuran terhadap variabel tergantung.
KELEMAHAN
a.sama sekali tidak ada kontrol dan tidak ada internal validity
d.usaha untuk menggunakan test-test terbaku sebagai ganti kelompok kontrol tak banyak
menolong,karena variabel lain yang juga menjadi sumber perbedaan yang timbul cukup
banyak.
KEUNTUNGAN
Metode ini mungkin berguna untuk menjajagi masalah-masalah yang dapat diteliti,atau untuk
mengembangkan gagasan-gagasan atau alat-alat,misalnya dalam action research.rancangan
ini tidak menghantar kita untuk sampai kepada kesimpulan yang dapat dipertahankan dalam
penelitian
.
2. The One group pretest-postest design
KELEMAHAN
1) Tidak ada jaminan bahwa X adalah satu-satunya factor atau balikan factor utama yang
menimbulkan perbedaan antara T1 dan T2
a. History: Misalnya selama mendapat perlakuan subjek pindah ke rumah yang lebih
baik atau orang tua mereka lebih menaruh perhatian terhadap kegiatan belajar
mereka.
b. Maturation: Kenyataan bahwa mereka menjadi lebih dewasa, atau lelah atau
bahkan menjadi kurang menaruh perhatian, atau menjadi lebih antusias.
c. Testing Effect: Pengalaman dengan T1 itu sendiri mungkin telah meningkatkan
motivasi belajar, atau mengubah sikap, atau merangsang persaingan terhadap diri
sendiri.
d. Changing Effect of Instrument: Setiap perubahan pada test, cara skoringnya, teknik
observasi atau wawancara, menyebabkan bahwa T1 berbeda dengan T2.
e. Statistical Regression: Suatu hal yang tak dapat dihindarkan apabila kelompok-
kelompok ekstrim yang dibandingkan dalam pretes dan postes.
f. Selection Biases and Mortality: Apabila subjek yang sama tidak mengambil kedua
test itu, yaitu T1 dan T2, perbedaan yang ada mungkin disebabkan oleh sifat-sifat
yang tak terkontrol yang berkaitan dengan perbedaan itu.
KEUNTUNGAN
Pretes itu memberi alasan untuk membuat komparasi prestasi subjek yang sama sebelum
dan sesudah dikenai X (experimental treatment). Rancangan ini juga memungkinkan
utnuk mengontrol selection variable and mortality variable, jika subjek yang sama
mengambil T1 dan T2 kedua-duanya.
Eksperimental Semu (Quasi-Experimental Research)
Dalam rancangan ini sekelompok subjek yang diambil dari populasi tertentu
dikelompokan secara rambang menjadi dua kelompok,yaitu kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
Beberapa faktor penggangu dapat dikontrol walaupun tidak dapat diperhitungkan efeknya
,yaitu :
a.history
b. Maturation
c. Testing
d. instrumentation.
Penelitian ini bertujuan menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara
mengenakan satu atau lebih kondisi perlakuan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen,
atau membandingkan perlakuan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
a. Pre test-post tes control group design
Rancangan ini lebih baik dan rancangan eksperimen tanpa pre tes, karena aka lebih
akurat dalam memperoleh akibat dan suatu perlakuan dengan perbandingan keadaan dan
variabel terikat pada kelompok eksperimen setelah dikenal perlakuan dan variabel kontrol
yang tidak dikenai oleh perlakuan.
b. Solomon four group design
Rancangan solomon ini memang tidak banyak digunakan pada jumlah sampel
penelitian yang kecil, namun pada penelitian pertanian dan sosial sering digunakan.
Rancangan ini memiliki keunggulan untuk mengurangi pengaruh pre-test terhadap unit
percobaan dan mengurangi error interaksi antara pre-test dengan perlakuan.
Rancangan ini terdiri dari 4 kelompok, yaitu 2 kelompok yang dilakukan pre test-post
tes dan 2 kelompok yang dilakukan pre tes-posttes.
Secara konkret dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. kelompok perlakuan dan kontrol dengan pre test.
2. kelompok perlakuan dan kontrol tanpa pre test.
Khusus faktorial, pada dasarnya bukan merupakan rancangan penelitian, tetapi
memang sebuah penelitian eksperimen. Oleh karena itu eksperimen faktorial bisa didekati
dengan berbagai rancangan, misalnya dengan randomized complete block.
Keuntungan dan eksperimen faktorial adalah dimungkinkan untuk mengetahui
pengaruh interaksi antar faktor. Oleh karena itu, semua prinsip dasar penelitian eksperimen
harus tetap ada, agar error eksperimen dapat diukur. Misalnya akan diadakan 2 perlakuan
pemberian makanan tambahan yang berupa susu dan bubur kacang dengan masing-masing 2
level. Maka disusunlah kelompok:
1. Kelompok A, pemberian susu 2 gelas sehari.
2. Kelompok B, pemberian susu 3 gelas sehari
3. Kelompok C, pemberian bubur kacang 1 mangkok sehari.
4. Kelompok D, pemberian bubur kacang 2 mangkok sehari.
Desain ini merupakan kombinasi desain Post Test Only Control Group Design dan Pre-test –
Post – test Control Group Design yang merupakan model desain ideal untuk melakukan
penelitian eksperimen terkontrol. Peneliti dapat menekan sekecil mungkin sumber-sumber
kesalahan karena adanya empat kelompok yang berbeda dengan enam format pengkuran.
c. Control group posttest-only design
Dalam model rancangan ml, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dibentuk
dengan prosedur random, sehingga keduanya dapat dianggap setara. Selanjutnya kelompok
eksperimen diberikan perlakuan. Setelah perlakuan telah diberikan dalam jangka waktu
tertentu, maka setelah itu dilakukan pengukuran variabel terikat pada kedua kelompok
tersebut, dan hasilnya dibandingkan perbedaannya.\
Model rancangan ini cocok untuk kondisi yang tidak dimungkinkan diakukan pre test
atau ketika dikhawatirkan akan adanya interaksi antara pre test dengan perlakuan yang
diberikan. Rancangan ml mampu mengendalikan faktor histori, maturasi, dan pre tes, tetapi
tidak mampu mengukur besarnya efek dan faktor-faktor tersebut.
a) Perumusan masalah, masalah yang ditetapkan harus mengandung sebab atau kausa bagi
munculnya variabel dependen, yang dapat diketahui berdasarkan hasil-hasil penelitian yang
pernah dilakukan atau penafsiran peneliti terhadap hasil observasi fenomena yang sedang
diteliti. Masalah penelitian ini dapat berbentuk pernyataan hipotesis atau tujuan. Rumusan
hipotesis digunakan jika sifat dasar perbedaan dapat diprediksi oleh peneliti sebelum data
dikumpulkan. Sedangkan rumusan pernyataan tujuan digunakan bila peneliti tidak dapat
memprediksi perbedaan antar kelompok subjek yangdibandingkan dalam variabel tertentu.
b) Seleksi,setelah masalah dirumuskan, peneliti harus mampu mengidentifikasi hipotesis
tandingan atau alternatif yang mungkin dapat menerangkan hubungan antar variabel
independen dan dependen.
c) Penentuan kelompok subjek yang akan dibandingkan. Pertama-tama, kelompok yang
dipilih harus memiliki karakteristik yang menjadi konsen penelitian. Selanjutnya peneliti
memilih kelompok yang tidak memiliki karakteristik tersebut atau berbeda tingkatannya.
d) Pengumpulan data. Hanya data yang diperlukan yang dikumpulkan, balk yang berkenan
dengan variabel dependen maupun berkenaan dengan faktor yang dimungkinkan
memunculkan hipotesis tandingan. Karena penelitian ini menyelidiki fenomena yang sudah
terjadi, seringkali data yang diperlukan sudah tersedia sehingga peneliti tinggai memilih
sumber yang sesuai. Disamping itu berbagai instrumen seperti Les, angket, interview, dapat
digunakan untuk mengumpulkan data bagi peneliti.
e) Analisis data. Teknik analisis data yang digunakan serupa dengan yang digunakan dalam
penelitian diferensial maupun eksperimen, dimana perbandingan nilai variabel dependen
dilakukan antar kelompok subjek atas dasar faktor yang menjadi konsen. Hal ini dapat
dilakukan dengan teknik analisis Uji-T, independen atau ANAVA, tergantung dari jumlah
kelompok dari faktor tersebut. Apapun teknik analisis statistik inferensial yang digunakan,
biasanya analisis tersebut diawali dengan penghitungan nilai rata-rata atau mean dan standar
deviasi untuk mengetahui perbandingan antar kelompok secara deskriptif.
f) Penafsiran hasil. Pernyataan sebab akibat dalam penelitian ini perlu dilakukan secara hati-
hati. Kualitas hubungan antar variabel independen dan dependen sangat tergantung pada
kemampuan peneliti untuk memilih kelompok perbandingan yang homogen dan keyakinan
bahwa munculnya hipotesis tandingan dapat dicegah.