1. Doni (
2. Emi (
3. Nurul Aini
4. Rima Putri Dwi Meilinda (200104016P)
PROFIL PUSKESMAS
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung
terwujudnya kecamatan sehat (Permenkes RI No.75 tahun 2014).
Wilayah Puskesmas Raman Utara mempunyai persebaran Penduduk yang
kurang merata secara geografis. Hal ini disebabkan oleh aspek cultural, historis,
budaya, ekologis serta kwalitas dan kwantitas infrastruktur. Berdasarkan data
terakhir puskesmas tahun 2018 luas wilayah kerja Puskesmas Raman Utara
adalah 40.51 Km2. Adapun penggunaan Lahan terdiri dari Pemukiman, lahan
pertanian/ perkebunan, persawahan dan Peladangan. Persebaran penduduk
diwilayah kerja Puskesmas Raman Utara berorientasi pada potensi pertanian
dengan kepadatan penduduk tertinggi di desa Raman Aji yaitu sebesar 6.108
jiwa. Pada tahun 2018 penduduk diwilayah Puskesmas Raman Utara sebesar:
22.368 jiwa. Rata rata kepadatan penduduk sebesar 549 jiwa/km2 dengan
Kepadatan tertinggi desa Kota Raman yaitu: 1284 jiwa/km2. Dan terendah
didesa Rukti Sedyo sebesar: 359 jiwa. Secara geografis wilayah Puskesmas
Raman Utara terletak di sebelah barat Kecamatan Purbolinggo dan berbatasan
dengan Puskesmas Rejo Katon, Puskesmas Purbolinggo dan Puskesmas Sukaraja
Nuban.
Jumlah tenaga medis di fasilitas kesehatan puskesmas Raman Utara tahun
2020 yaitu dokter umum 1 orang dan dokter gigi 1 orang. Jumlah tenaga
keperawatan dan kebidanan di fasilitas kesehatan puskesmas Raman Utara yaitu
perawat 5 orang dan bidan 16 orang. Jumlah tenaga kesehatan masyarakat,
kesehatan lingkungan, analis kesehatan (laboratorium) dan gizi di fasilitas
kesehatan puskesmas yaitu kesehatan masyarakat 1 orang, kesehatan lingkungan 1
orang, analis kesehatan (laboratorium) 1 orang dan gizi 1 orang. Jumlah tenaga
kefarmasian di fasilitas kesehatan yaitu tenaga teknis kefarmasian 1 orang dan
apoteker 0.
IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan pengambilan data yang dilakukan di puskesmas Raman Utara
Kabupaten Lampung Timur, diperoleh hasil sebagai berikut:
No Upaya Target (%) Pencapaian (%) Masalah
1 Persentase Adanya kesenjangan
ibu hamil presentase 1,4% dari
anemia target 28%. Terdapat 10
28% 29,4%
ibu hamil yang mengalami
anemia
30
25
20
10
0
ibu hamil anemia
2. Berdasarkan hasil olah data yang didapat dari pengambilan data dilapangan,
diperoleh hasil presentase bayi usia 6 bulan mendapat Asi Eksklusif cukup
rendah. Hal ini terlihat dari kesenjangan antara presentase bayi yang mendapat
ASI esklusif di Puskesmas Raman Utara dibandingkan dengan target nasional.
Kesenjangan persentase tersebut yaitu sebesar 7,6%. Hal ini diperoleh dari selisih
presentase jumlah kasus sebanyak 42,4% dan target nasional sebesar 50%.
Keseluruhan jumlah bayi usia 6 bulan yang mendapat ASI esklusif di Puskesmas
Raman Utara yaitu 14 bayi. Distribusi frekuensi bayi yang mendapat ASI esklusif
di Puskesmas Raman Utara dapat dilihat pada tabel 2 dan grafik 2.
3. Berdasarkan hasil olah data yang didapat dari pengambilan data dilapangan,
diperoleh hasil presentase Persentase balita yang ditimbang (D/S) cukup rendah.
Hal ini terlihat dari kesenjangan antara persentase balita yang ditimbang (D/S) di
Puskesmas Raman Utara dibandingkan dengan target nasional. Kesenjangan
persentase tersebut yaitu sebesar 10,5 %. Hal ini diperoleh dari selisih presentase
jumlah kasus sebanyak 69,5% dan target nasional sebesar 80%. Keseluruhan
jumlah balita yang ditimbang (D/S) di Puskesmas Raman Utara yaitu 941 balita
dari 1354 balita. Distribusi frekuensi Persentase balita yang ditimbang (D/S) di
Puskesmas Raman Utara dapat dilihat pada tabel 3 dan grafik 3.
1000
900
800
700
600
Balita yg ditimbang
500 diposyandu
Balita yg tdk ditimbang
400 diposyandu
300
200
100
0
Balita yang ditimbang diposyandu (D/S)
Grafik
3. Distribusi Frekuensi balita yang ditimbang (D/S) di posyandu di Puskesmas
Anemia bumil
di mulai saat remaja
PMT salah sasaran
Cara mengukur Hb belum pas Kinerja petugas
Kelas ibu belum optimal belum optimal
Kemampuan petugas
Kerjasama lintas program belum optimal
belum optimal
Program gizi dengan tujuan penurunan ibu hamil anemia dapat dilakukan
dengan peningkatan pelayanan kesehatan dan higiene sanitasi yaitu :
1. Meningkatkan dan memudahkan akses air bersih.
2. Kegiatan, Informasi, dan Edukasi (KIE) sanitasi dan cuci tangan pakai
sabun.
3. Pemberian Jamkesmas.
4. Peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak seperti peningkatan jumlah
klinik, puskesmas, atau rumah sakit.
5. Suplementasi zat besi (Fe) untuk manajemen diare.
6. Penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
DESAIN KEGIATAN
Desain kegiatan dijelaskan oleh input, proses, output dan outcome yang
disajikan dalam tabel HIPPOPOC. HIPPOPOC harus memperhatikan
variabelpengganggu (confounder) keberhasilan program, cara mengatasinya, dan
asumsi-asumsi yang digunakan yang dapat menjamin bahwa output dan outcome
akan tercapai. Tabel tersebut juga memfasilitasi pembentukan gambaran yang luas
dan mempromosikan tujuan proyek yang jelas. Informasi rinci dalam tabel
HIPPOPOC termasuk input (diperlukan untuk pelaksanaan intervensi), process
(daftar tindakan atau intervensi yang akan dilaksanakan), output (hasil langsung
dari tindakan atau intervensi yang akan dilaksanakan), dan outcome (perubahan
yang disebabkan oleh kegiatan yang dilakukan). Hasil yang diharapkan dari
program dan kegiatan yang akan dilakukan adalah perubahan sosial dan perilaku
dalam hal peningkatan pengetahuan, sikap dan praktek pemberian makan balita
sehingga tercapai asupan energi dan protein yang mencukupi. Variabel
pengganggu dari keberhasilan program yang dilakukan
yaitu:
1. Persepsi budaya antar wilayah yang berbeda-beda, wilayah perkotaan dan
perdesaan (sebaran data sama tidak berbeda jauh antara wilayah perdesaan &
perkotaan)
2. Tenaga kesehatan sulit ditemui
3. Fasilitator kurang mampu untuk menggali informasi
4. Hanya beberapa tenaga kesehatan setempat yang mengikuti pendidikan gizi
5. Tenaga kesehatan setempat kurang kooperatif untuk mengikuti kegiatan
Asumsi – asumsi yang digunakan dapat menjamin bahwa output dan outcome
akan tercapai yaitu :
1. Dana kegiatan yang cukup untuk melaksanakan program
2. Partisipasi masyarakat terhadap kegiatan tinggi
3. Kerja sama lintas sektor dan lintas program berjalan baik
4. Kesadaran masyarakat akan pentingnya status gizi dan gizi seimbang