BAB I Revisi TGL 8
BAB I Revisi TGL 8
PENDAHULUAN
atau trauma tumpul dari objek tertentu (Wartatmo, 2013). Fraktur atau yang
seringkali disebut dengan patah tulang adalah sebuah patah tulang yang
biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik. Kekuatan dan sudut dari
tenaga tersebut, keadaan tulang, dan jaringan lunak disekitar tulang akan
menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap (Wijaya
tulang pelvis, femur, tibia, fibula, dan jari-jari kaki (Noor Helmi, 2013).
1,24 juta korban meninggal tiap tahunnya di seluruh dunia akibat kecelakaan lalu
lintas dan menyebabkan cedera sekitar 6 juta orang setiap tahunnya. Berdasarkan
hasil Riset Kesehatan Dasar oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
bagian tubuh yang terkena cedera terbanyak adalah ekstremitas bagian bawah
(67%), ekstremitas bagian atas (32%), cedera kepala (11,9%), cedera punggung
(6,5%), cedera dada (2,6%), dan cedera perut (2,2%) (RISKESDAS, 2018).
Aceh, didapatkan hasil pada tahun 2020 tercatat kejadian fraktur sebanyak 469
1
2
plate and screw bertujuan untuk meminimalkan hal yang tidak diinginkan pada
pasien fraktur. Indikasi tindakan operatif pada pasien fraktur diantaranya yaitu
fraktur disertai cedera vaskuler dan fraktur terbuka (Smeltzer & Bare, 2002).
reduksi terbuka dan fiksasi interna (open reduction and internal fixation/ ORIF).
ORIF adalah sebuah prosedur bedah medis, yang tindakannya mengacu pada
operasi terbuka untuk mengatur tulang kembali pada posisi anatominya. Fiksasi
nyeri yang berat dikarenakan trauma skeletal dan pembedahan yang dilakukan
pada otot, tulang, ataupun sendi. Nyeri tersebut timbul karena adanya edema,
hematoma, serta spasme otot yang menyebabkan nyeri setelah operasi ORIF
mengakibatkan trombosis vena profunda (Smeltzer & Bare, 2002). Selain nyeri,
dampak fisiologi setelah pembedahan lainnya yang sering muncul seperti edema/
mobilisasi dan berjalan karena luka bekas operasi dan luka bekas trauma
(Suratun, 2008).
(Nugroho, 2012). Mobilisasi dini adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan untuk membantu pasien keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya
intensitas nyeri. Disamping itu akan memperlama masa rawatan dan proses
serta meminimalkan transmisi saraf nyeri menuju saraf pusat (Potter &
Perry, 2010).
Bawah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Kozier, Erb, Berman
4
dan Snyder (2010), antara lain : kondisi kesehatan pasien, emosi, gaya hidup ,
status kesehatan dapat dipengaruhi sistem muskuloskletal dan sistem saraf berupa
dengan baik. Gaya hidup merupakan suatu kebiasaan seseorang dalam melakukan
aktivitas pada saat sakit maupun sebelum sakit. Dukungan sosial merupakan
keluarga/ orang terdekat dan perawat yang mendampingi pasien sehingga dapat
merupakan suatu hal yang dapat mempengaruhi informasi bagi pasien dalam
pelaksanaan mobilisasi dini dan juga dapat mengurangi ketakutan pasien dalam
melakukan mobilisasi.
mempengaruhi ambulasi dini post ORIF pada pasien fraktur femur. Didapatkan 3
faktor yang berpengaruh secara signifikan yaitu faktor Hb dengan nilai p value =
0,014 dan dengan OR 0,0101, faktor nyeri p value =0,002 dengan OR 0,230 dan
Urip Sumohajo dan RS Bumi Waras Bandar Lampung Tahun 2012 didapatkan
bergerak akan menambah rasa sakit, merasakan sakit dan sebagian mengatakan
5
akibat keterlambatan dalam melakukan mobilisasi dini yaitu nyeri yang masih
dirasakan.
yang berhubungan dengan mobilisasi dini pada pasien post operasi Fraktur
yang berhubungan dengan mobilisasi dini pada pasien post operasi Fraktur
Tahun 2021?.
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1. Bagi Peneliti
4. Bagi Pasien
7
cepat.
8