Anda di halaman 1dari 12

NAMA : NUR HADI, S.

Pd
LEMBAGA : SMPN 1 GUMUKMAS
NIM : 201503824427
LPTK PPG : UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA KOTA SALATIGA
LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri MODUL 1
Judul Modul MODUL 1 GEOMETRI
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Geometri Datar
2. Geometri Ruang
3. Geometri Transformasi
4. Pembelajaran Geometri
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta konsep KB. 1 GEOMETRI DATAR
(istilah dan definisi) di Geometri adalah suatu kajian ilmu tentang titik,
modul ini garis dan bidang.
1. Titik, Garis, dan Bidang
 Titik adalah benda geometri dalam pikiran yang
tidak memiliki ukuran. Suatu titik disimpulkan
menggunakan huruf kapital.
 Suatu garis terbentuk dari tak berhingga titik
yang tak kosong.
 Sebuah bidang terbentuk dari tiga titik yang tidak
segaris (tak kolinear), dari sebuah garis dan
sebuah titik yang tidak terletak pada garis
tersebut, dari dua buah garis yang sejajar, dan
dari dua buah garis yang berpotongan.
2. Segitiga
a. Pengertian Segitiga
Gabungan dari tiga segmen/ruas garis yang titik-
titiknya tidak kolinier disebut segitiga.
b. Garis – garis Istimewa pada Segitiga dan
melukisnya
 Garis berat pada suatu segitiga adalah garis
yang ditarik dari suatu titik segitiga ke
pertengahan sisi di depannya.
Garis bagi pada suatu segitiga ialah garis yang
membagi suatu sudut pada segitiga menjadi dua
bagian sudut yang besarnya sama.
 Garis tinggi pada suatu segitiga adalah garis
yang ditarik dari satu titik secara tegak lurus
ke sisi di depannya atau perpanjangan sisi di
depannya

c. Keliling dan Luas suatu segitiga


 Jika diketahui Segitiga 𝐴𝐵𝐶, dengan sisi-
sisinya 𝐴𝐵, 𝐵C dan 𝐴𝐶. Jika keliling segitiga
ABC disimbolkan dengan 𝐾, maka 𝐾 =
𝐴𝐵 + 𝐵𝐶 + 𝐴𝐶
 Jika diketahui segitiga ABC,dengan
𝐶𝐷 adalah garis tinggi, dan alas 𝐴𝐵, dan Luas
segitiga 𝐴𝐵𝐶 disimbolkan
1
𝐿, maka 𝐿= ×𝐴𝐵×𝐶𝐷
2
Secara umum, pada suatu segitiga, dengan
alas 𝑎, tinggi 𝑡, luas 𝐿, maka
1
𝐿= ×𝑎×𝑡
2
d. Kekongruenan segitiga
Segitiga-segitiga yang sama dan sebangun
tersebut disebut dengan segitiga yang kongruen.
 Dua segitiga sama dan sebangun, jika dua
buah sisinya dan sudut apit sisi itu sama (S-
Sd-S). (S= Sisi, Sd: Sudut)
 Dua segitiga sama dan sebangun, jika satu
sisi sama dan kedua sudut pada sisi itu sama.
(Sd-S-Sd)
 Dua segitiga sama dan sebangun, jika satu
sisinya sama, sudut pada sisi itu dan sudut
dihadapan sisi itu sama. (S-Sd-Sd)
 Dua segitiga sama dan sebangung, jika
segitiga itu siku-siku dan sebuah sisi siku-siku
dan sisi miringnya sama.

3. Segiempat
Segi empat adalah gabungan dari empat ruas garis
yang ditentukan oleh empat titik, tiga titik di antaranya
tidak segaris.

Macam-macam Segiempat adalah: Jajargenjang,


Persegi Panjang, Persegi, Trapesium, dan Layang-
Layang.

4. Luas dan Keliling Bangun Datar


a. Luas Bangun Datar
 Luas Persegi Panjang adalah: L = p x l
 Luas Persegi adalah: L = S x S
Atau L = S2
 Luas Jajargenjang adalah : L = AB x t
Dengan AB adalah alas
 Luas Belahketupat adalah:
d1 xd 2
L= 2
 Luas Layang-Layang adalah:
d1 xd 2
L= 2
 Luas Trapesium adalah: AB 
L=
CD.t
2
Dengan AB dan CD adalah sisi atas dan
sisi bawah trapesium (sisi-sisi sejajar)
dan t adalag garis tinggi.

b. Keliling Bangun Datar


Keliling bangun datar merupakan jumlahan
ukuran sisi-sisi terluar yang membentuk
suatu bangun.

5. Lingkaran
a. Pengertian Lingkaran
Lingkaran adalah garis lengkung (kurva) yang
bertemu pada kedua ujungnya, dan
merupakan himpunan titik-titik yang jaraknya
sama terhadap titik tertentu (titik pusat).
b. Jari – jari Tali Busur dan Diameter
Jari-jari lingkaran adalah ruas garis yang
menghubungkan sebuah titik pada lingkaran. dengan
titik pusat lingkaran. Jari-jari lingkaran biasanya
disimbolkan r (radius).
 Tali busur lingkaran merupakan ruas garis
yang menghubungkan dua titik pada
lingkaran.
 Ruas garis yang ditarik dari pusat dan
tegak lurus tali busur, disebut apotema.
Jadi apotema ialah jarak dari titik pusat
ke tali busur.
 Sebagian dari lingkaran yang terletak di
antara kedua ujung tali busur AB disebut
busur
 Juring dibatasi oleh dua jari jari dan
busur.
 Tembereng dibatasi oleh tali busur dan
busur.

c. Garis Singgung Lingkaran


Garis singgung adalah garis yang mempunyai
persekutuan dengan lingkaran pada dua
buah titik yang berimpitan. Titik tersebut
yang disebut sebagai titik singgung.

d. Sudut Keliling, Sudut Pusat dan Busur


Lingkaran
 Sudut keliling ialah sudut yang dibentuk
oleh dua tali busur yang berpotongan
pada lingkaran.
 Sudut pusat adalah sudut yang dibentuk
oleh dua jari-jari lingkaran.
 Besarnya sebuah busur lingkaran adalah
besarnya sudut pusat pada busur itu.

e. Luas Lingkaran
Rumus Luas Lingkaran adalah: L = π.r2.
KB 2 GEOMETRI RUANG
1. Kedudukan Titik, Garis dan Bidang dalam
Ruang
Tiga aksioma dalam geometri ruang adalah:
 Aksioma 1. Melalui dua buah titik hanya
dapat dilukis sebuah garis lurus saja.
 Aksioma 2. Jika sebuah garis lurus dan
sebuah bidang datar mempunyai dua titik
persekutuan, maka garis lurus itu terletak
seluruhnya pada bidang datar itu.
 Aksioma 3. Tiga buah titik sembarang
(artinya: ketiga titik itu tidak terletak pada
sebuah garis lurus) selalu dapat dilalui
oleh sebuah bidang datar.

a. Hubungan antara Dua Bidang Dalam


geometri ruang, hubungan yang mungkin
terjadi antara dua bidang adalah kedua
bidang berhimpit, kedua bidang sejajar,
kedua bidang berpotongan.
Pada kondisi kedua bidang berpotongan,
maka titik-titkk persekutiuan antara dua
bidang tersebut berupa garis, yang biasanya
disebut sebagai garis potong.

Hubungan antara Dua buah Garis Dua buah garis


dapat: berpotongan (terletak pada satu bidang),
sejajar (terletak pada satu bidang), atau bersilangan
(tidak terletak pada satu bidang). Jika a terletak pada
bidang U, sedangkan b tidak terletak pada bidang U;
b menembus bidang U di sebuah titik P yang tidak
terletak pada garis a.Pada geometri, hubungan
antara garis dan bidang dapat berupa: terletak pada
bidang, sejajarbidang, atau menembus bidang.

c. Konsep Persekutuan antara Objek dalam


Ruang
Dua objek dalam ruang memiliki persekutuan
karena dua objek tersebut tidak sejajar. Dua
garis sebidang akan memiliki
persekutuan berupa titik potong karena
kedua garis tersebut tidak sejajar. Jadi, jika
dua objek dalam ruang memiliki
persekutuan, dipastikan bahwa dua objek
tersebut tidak sejajar.
 Persekutuan antara Dua Bidang Suatu
garis 𝑔 merupakan persekutuan
dari dua bidang U dan V jika 𝑔 terletak
pada bidang U dan 𝑔 terletak pada
bidang V, ditulis,
(𝑔∈𝑈𝖠𝑔∈𝑉)⟹𝑔∈(𝑈,𝑉).
 Persekutuan antara Dua Garis Dua garis
dapat memiliki persekutuan jika terletak
dalam 1 bidang.
d. Persekutuan antara Garis dan Bidang
 Kesejajaran
Sebuah bidang ditentukan oleh dua
buah garis sejajar
 Ketegaklurusan
Ada tiga hal yang dikaji pada uraian
ketegaklurusan, yaitu: (a) dua garis tegak
lurus; (b) garis tegak lurus bidang; dan (c)
dua bidang yang saling tegak lurus. Pada
dasarnya tegak lurus artinya memiliki
ukuran sudut 900.

2. Jarak dalam Ruang


Dalam geometri jarak berarti panjang ruas garis
terpendek antara dua objek geometri.
a. Jarak antara dua Titik dalam Ruang Jika titik
𝐴 dan titik 𝐵, dimana 𝐴 ≠
𝐵, maka jarak anatar titkk 𝐴 dan titik 𝐵
merupakan panjang ruas garis 𝐴𝐵.

b. Jarak antara Titik dan Garis


Jika garis 𝑔 dan titik 𝑃 dimana 𝑃 tidak pada 𝑔,
maka utuk menentukan jarak 𝑃 ke 𝑔 yaitu:
 Menentukan garis yang melalui
𝑃, dan tegak lurus 𝑔. Sebuh garis ℎ .
 Garis ℎ dan 𝑔 berpotongan, sebut titik
potongnya 𝑄
 Jarak antara 𝑃 dan garis 𝑔
terlukis, yaitu 𝑃𝑄
c. Jarak Titik dan Bidang
Jika 𝑃 tidak terletak pada bidang 𝑈, maka kita
dapat menentukan jarak antara titik 𝑃
dengan bidang 𝑈, yaitu:
 Melalui 𝑃, buat garis ℎ yang tegak lurus
dengan bidang 𝑈.
 Garis tersebut menembus bidang 𝑈 pada
satu titik, sebut titik tembusnya 𝑄
 Jarak 𝑃 dan bidang 𝑈 terlukis, yakni 𝑃𝑄
d. Jarak antara dua Garis Sejajar
Jika garis 𝑔 dan garis ℎ merupakan garis-garis
yang sejajar (𝑔//ℎ), maka kita dapat
menentukan jarak antara garis 𝑔 dan ℎ
sebagai berikut:
 Ambil sebuah titik pada 𝑔, misal titik P
 Melalui P, buat garis yang berpotongan
tegak lurus garis ℎ, misal titkk potongnya
adalah Q
 Maka jarak antar garis 𝑔 dan ℎ
terlukis, yaitu 𝑃𝑄

e. Jarak antara Garis dan Bidang


Jika garis 𝑔 dan garis ℎ merupakan garis-garis
yang sejajar (𝑔//ℎ), maka kita dapat
menentukan jarak antara garis 𝑔 dan ℎ
sebagai berikut.
Ambil sebuah titik pada 𝑔, misal titik P
 Melalui P, buat garis yang berpotongan
tegak lurus garis ℎ, misal titkk potongnya
adalah Q
 Maka jarak anatar garis 𝑔 dan ℎ
terlukis, yaitu 𝑃𝑄

f. Jarak antara dua Bidang sejajar Jarak antara


2 bidang U dan V,
𝑈∥𝑉, adalah panjang ruas garis PQ dengan
𝑃𝑄⊥𝑈 dan 𝑃𝑄⊥𝑉, dengan
𝑃∈𝑈 dan 𝑄∈𝑉

g. Jarak antara dua Garis Bersilang Dua garis


pada bidang dikatakan bersilangan jika tidak
terletak pada 1 bidang yang sama.
3. Sudut dalam Ruang
a. Sudut antara dua Garis
Sudut antara garis g dan h yang saling
bersilangan, dapat ditentukan dengan
menentukan sudut g dan h’, dengan ℎ′∥ℎ, g
dan h’ berpotongan.
b. Sudut antara Garis dan Bidang Untuk
menentukan sudut garis g ke bidang U
adalah menentukan sudut antara garis g
dan proyeksi garis g pada bidang U.
c. Sudut antara dua Bidang
Pada ruang, bidang membatasi ruang-ruang
menjadi bagian-bagian. Dua bidang yang
tidak sejajar akan memiliki persekutuan
berupa garis, dan membentuk sudut antara
dua bidang.
4. Volume Bangun Ruang Volume
bangun ruang adalah
banyaknya isi ruang yangdigunakan oleh
suatu bangun.
a. Kubus
V = S3
b. Balok
V=pxlxt
c. Tabung
V = π r2 t.

d. Kerucut
1
V = π r2 t
3
e. Limas Segitiga
1
V= . La . t
2
f. Limas Segiempat
1
V = . La . t
3
g. Bola
4
V = . π . r3
h. Prisma
V = Luas Alas x t

KB 3 GEOMETRI TRANSFORMASI
1. Pengertian Transformasi Geometri Transformasi
geometri pada bidang adalah proses
mengubah setiap titik koordinat menjadi titik
koordinat lain pada bidang tertentu.

2. Pencerminan
Suatu pencerminan pada sebuah garis s adalah
suatu fungsi Ms yang didefinisikan untuk setiap
titik pada bidang sebagai berikut:
 Jika Ps maka Ms (P) = P.
 Jika P  s maka Ms (P) = P’ sehingga garis s
adalah sumbu PP
a. Pencerminan terhadap Sumbu X
Jika titik 𝑃(𝑎,𝑏), dicerminkan terhadap
sumbu-X maka akan menghasilkan
pencerminan titik
𝑃′(𝑎′,𝑏′) dengan 𝑎′=𝑎 ( absis a tetap), dan 𝑏
′=−𝑏 (ordinat b menjadi
kebalikannya/lawannya).
b. Pencerminan terhadap Sumbu Y Jika titik P
kita cerminkan terhadap sumbu 𝑌, maka
sumbu Y merupakan sebagai sumbu
cermin dalam diagram kartesius. Jika titik
𝑃(𝑎,𝑏) kita cerminkan terhadap
sumbu-𝑌, maka pencerminannya atau P’(𝑎
′,𝑏′) adalah P’(-a,b).

c. Pencerminan terhadap Garis y = X


Pencerminan titik pada bidang
kartesius, dapat dikembangkan lagi
terhadap garis 𝑦=𝑥. Jika titik 𝑃(𝑎,𝑏)
dicerminkan terhadap garis y = x , akan
diperoleh bayangan 𝑃′(𝑎′,𝑏′), di mana 𝑎′=𝑏
dan 𝑏′=𝑎.
d. Pencerminan terhadap Garis y = -X
Pencerminan titik 𝑃(𝑎,𝑏) terhadap garis 𝑦=−𝑥
menghasilkan bayangan
𝑃′(𝑎′,𝑏′) dengan 𝑎′=−𝑏 dan 𝑏′=−𝑎.
e. Pencerminan terhadap Titik Asal
Pencerminan titik 𝐴(𝑎,𝑏) terhadap titik asal
𝑂(0,0) menghasilkan bayangan 𝐴′(𝑎′,𝑏′)
dengan 𝑎′=−𝑎 dan 𝑏′=−𝑏
f. Pencerminan terhadapat Garis x = h
Pencerminan titik 𝐴(𝑎,𝑏) terhadap garis 𝑥=ℎ
menghasilkan bayangan
𝐴′(𝑎′,𝑏′) dengan 𝑎′=2ℎ−𝑎 dan 𝑏′=𝑏.
g. Penccerminan terhadap Garis y = k
Pencerminan titik 𝐴(𝑎,𝑏) terhadap garis 𝑦=𝑘
menghasilkan bayangan
𝐴′(𝑎′,𝑏′) dengan 𝑎′=𝑎 dan 𝑏′=2𝑘−𝑏.
h. Pencerminan terhadap Titik (m,n)
Pencerminan titik 𝐴(𝑎,𝑏) terhadap titik (𝑚,𝑛)
menghasilkan bayangan
𝐴(2𝑚−𝑎, 2𝑛−𝑏) dengan 𝑎′=2𝑚−𝑎
dan 𝑏′=2𝑛−𝑏.
3. Translasi
Translasi adalah perpindahan atau pergeseran
setiap titik dengan arah dan jarak yang sama.
a. Translasi Titik
Jika sembarang trasnlasi dari A ke
B, ditulis dengan AB , kita bisa menyatakan
pergeseran tersebut sebagai vektor.
b. Translasi Garis
Persamaan garis 𝑚𝑥+𝑛𝑦=𝑐, jika
ditranlasikan dengan vektor T (p,q)
maka dapat ditulis sebagai berikut.
Persamaan garis 𝑚𝑥+𝑛𝑦 =c.

T  
p
q   𝑚(𝑥+𝑝)+𝑛(𝑦+𝑞) = 𝑐 ,
di mana m dan n adalah koefisien dan c
konstanta,
c. Translasi Kurva
Bentuk umum dari translasi kurva dapat
dinyatakan sebagai berikut.
T  
p
𝑦=𝑚𝑥2+𝑘𝑥+𝑙 q   (𝑦+𝑞)=𝑚
(𝑥+𝑝)2+𝑘(𝑥+𝑝)+𝑙 Dengan m dan k adalah
koefisien dan l konstanta.

4. Rotasi
Rotasi atau perputaran pada bidang merupakan
suatu transformasi yang memutar setiap titik
pada suatu bidang. Transformasi tersebut
memindahkan titik-titik dengan memutar titik-
titik tersebut sejauh 𝜃 terhadap suatu titik pusat
rotasi.
a. Rotasi terhadap Titik pusat O (0,0) Rotasi
terhadap titik pusat O(0,0) dilambangkan
dengan 𝑅(0,𝜃). Rotasi titik P
terhadap titik pusat O(0,0) sebesar sudut 𝜃
b. Rotasi terhadap Titik P (a,b)
Rotasi terhadap titik pusat P(a,b)
dilambangkan dengan 𝑅(𝑃,𝜃). Jika suatu titik
Q(x,y) diputar sejauh 𝜃 berlawanan dengan
arah jam terhadap titik pusat P(a,b) maka
bayangannya adalah Q’(x’,y’) dengan
𝑥′−𝑎 = (𝑥−𝑎)𝑐𝑜𝑠𝜃−(𝑦−𝑏) 𝑠i𝑛𝜃
𝑦′−𝑏 = (𝑥−𝑎)𝑠i𝑛𝜃 + (𝑦−𝑏) 𝑐𝑜𝑠𝜃

5. Dilatasi
Dilatasi merupakan suatu transformasi
mengubah ukuran (memperbesar atau
memperkecil) bentuk bangun geometri tetapi
tidak mengubah bentuk bangun tersebut.
a. Dilatasi dengan Pusat (0,0)
Dilatasi dengan titik pusat (0,0), dengan
faktor k akan membawa
titik A(x,y) ke titik A′(x’,y’) dengan rumus x’ =
kx dan y’= ky.

Dilatasi dengan Pusat (a,b)


Dilatasi dengan titik pusat P(a,b) dengan
faktor skala k, dinotasikan dengan dengan
Dilatasi [P, k] atau [(a,b), k]. Dilatasi dengan
titik pusat (a,b), dengan faktor skala k akan
membawa titik A(x,y) ke titik A(x’,y’) dengan
x’= k(x−a)+ a dan
𝑦′= 𝑘(𝑦−𝑏)+𝑏

6. Hasil Kali Transformasi


Hasil kali transformasi atau komposisi
transformasi adalah transformasi yang diperoleh
dari gabungan dua transformasi atau lebih.
a. Komposisi Pencerminan Pencerminan
dengan pencerminan dapat
dikomposisikan atau dikalikan.
Misal pencerminan terhadap dua garis
sejajar secara berurutan akan ekuivalen
dengan translasi sebesar dua kali jarak
kedua garis tersebut. Arah translasi menurut
arah refleksinya.
b. Komposisi Dilatasi
Dilatasi terhadap [P,k1] dilanjutkan dengan
dilatasi terhadap [P,k2] dapat diwakili oleh
satu dilatasi yaitu [P,k1 × k2] atau dapat
dituliskan:
[P,k1] ∘ [P,k2] = [P,k1 × k2]
c. Komposisi Translasi
Misalkan titik 𝐴(𝑥,𝑦) ditranslasikan oleh 𝑇1
dilanjutkan dengan translasi
𝑇2 menghasilkan bayangan 𝐴". Dua tranlasi
tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
𝐴(𝑥,𝑦)
T oT 
Pk 
 q
1 2 l  𝐴′′(𝑥+𝑝+𝑘,𝑦+𝑞+𝑙)
d. Komposisi Rotasi
Misalkan RA adalah rotasi sejauh A dengan
pusat rotasi di titik pusat O(0,0) dan RB
adalah rotasi sejauh B di titik pusat O(0,0).
Jika titik P(x,y) dirotasikan oleh RA
dilanjutkan dengan rotasi oleh RB.

maka secara pemetaan, bentuk


transformasinya dapat dituliskan sebagai
berikut. 𝑃(𝑥,𝑦) RA 
𝑃′(𝑥′,𝑦′) RB  𝐵′′(𝑥′′,𝑦′′)

KB 4 PEMBELAJARAN GEOMETRI
1. Penting nya Teori Belajar dalam Geometri
merupakan materi ajar yang abstrak. Karena
geometri ini abstrak maka pembelajaran
geometri perlu dirancang dengan baik.
Saudara harus memahami bagaimana cara
peserta didik belajar. Zevenbergen (2006)
mengatakan bahwa agar guru dapat mengajar
matematika dengan efektif, guru harus
mengetahui bagaimana peserta didik belajar
matematika.
2. Pembelajaran Geometri
Pembelajaran berbasis masalah atau Problem
Based Learning (PBL) adalah pembelajaran yang
menggunakan masalah sebagai konteks
pembelajaran. Masalah yang disajikan dapat
berupa masalah nyata yang tidak terstruktur (ill-
structured) atau masalah terbuka (open-ended).
Pembelajaran berbasis masalah, biasanya
dilakukan dengan memberikan masalah nyata di
awal tahap pembelajaran sebagai sarana bagi
peserta didik untuk membangun
pengetahuannya atau mengembangkan berpikir
kritis dan kreatif.

3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk


materi Geometri
Menurut Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013
tentang Standar Proses, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) didefinisikan sebagai suatu
rencana kegiatan pembelajaran tatap muka
untuk satu pertemuan ataupun lebih. RPP
disusun berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) atau
subtema dan dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari
silabus untuk lebih mengarahkan kegiatan
pembelajaran.
peserta didik untuk mencapai
Kompetensi Dasar.
4. Perangkat Pembelajaran Geometri
Agar pembelajaran dapat terlaksana
dengan baik, maka guru harus
menyiapkan pembelajaran dengan
sebaik-baiknya. Jika saudara
mengganggap perlu, sudara bias
berdiskusi antarguru untuk memberikan
masukan perbaikan terhadap perangkat
pembelajaran yang sudah disusun.
Perangkat-perangkat pembelajaran yang
saudara siapkan antara lain: (1) silabus
yang sudah dikembangkan, (2) RPP, (3)
bahan ajar dan sumber belajar,
(4) media pembelajaran, (5) instrumen
penilaian dan kisi-kisi, (6) instrumen
pengamatan dan kisi-kisi, (7) lembar
jurnal siswa/guru, (8) bahan ajar remidial
dan pengayaan, (9) jawaban tes/soal,
dan (10) pedoman pensekoran jika
dibutuhkan.
5. Pelaksanaan Pembelajaran Geometri
Mahasiswa dapat mempelajari Video
Media Pembelajaran Modul 1 KB 4
berikut ini yang dapat dilihat pada
VMP-M1-KB4.

2 Daftar materi yang sulit 1. Menghitung Jarak antar Garis dan Bidang
dipahami di modul ini 2. Melukis titik tembus pada bidang

3 Daftar materi yang sering 1. Geometri Ruang


mengalami miskonsepsi - Definisi sisi pada bangun ruang
2. Geometri Transformasi
a. Transformasi Refleksi
b. Transformasi Rotasi
3. Membedakan Tujuan dan Indikator Pembelajaran
Geometri

Anda mungkin juga menyukai