PROPOSAL
Oleh:
Pande Luthfhy Rahayu
NIM: 1802011076
i
2
PROPOSAL
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT (MKM)
Oleh:
Pande Luthfhy Rahayu
NIM: 1802011076
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr wb
Puji syukur hanya kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang yang senantiasa melimpahkan rahmat dan berkah-Nya, sehingga saya
dapat menyelesaikan proposal saya dengan judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI WAKTU TUNGGU HASIL PEMERIKSAAN
LABORATORIUM KLINIK DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN
TAHUN 2020”. Yang bertujuan untuk memenuhi tugas dan persyaratan dalam
menempuh pendidikan S2 program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat di Institut
Kesehatan Helvetia Medan. Shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW
serta keluarga yang telah menjadi suri tauladan sampai akhir jaman.
Dalam proses penyusunan proposal ini tidak terlepas dari dukungan banyak
pihak. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes selaku penasehat Yayasan
Helvetia.
2. Iman Muhammad, S.E., S.Kom., M.M., M.Kes selaku Ketua Yayasan Helvetia,
sekaligus ketua program studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat di Institut
Kesehatan Helvetia.
3. Dr. H. Ismail Effendy, M.Si selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia.
4. Dr. dr. Hj. Arifah Devi Fitriani, M.Kes selaku Wakil Rektor Bidang Akademik
dan Kemahasiswaan di Institut Kesehatan Helvetia.
5. Teguh Suharto, S.E., M.Kes selaku Wakil Rektor II di Institut Kesehatan
Helvetia.
6. Dr. Asriwati, S.Kep., Ns., S.Pd., M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Masyarakat di Institut Kesehatan Helvetia.
7. Prof. Dr.dr. Thomson P. Nadapdap, M.Kes Epid selaku dosen pembimbing I yang
selalu meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dalam
penyusunan tesis ini.
8. dr. Deli Theo, MARS., Sp.PK selaku dosen pembimbing II yang selalu meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dalam peyusunan tesis ini.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini baik secara
langsung maupun tidak langsung yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
4
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................ v
DAFTAR TABEL.................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................... vii
DAFTAR SINGKATAN......................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
1.1. Latar Belakang..................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................ 9
1.3. Tujuan Penelitian.................................................................. 9
1.3.1 Tujuan Umum .......................................................... 9
1.3.2 Tujuan Khusus.......................................................... 9
1.4. Manfaat Penelitian................................................................ 10
1.4.1 Manfaat Teoritis....................................................... 10
1.4.2 Manfaat Praktis......................................................... 10
2.7...............................................................................................Hipotesis
..............................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
7
DAFTAR TABEL
Halaman
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Proses Pengambilan Keputusan......................................... 29
Gambar 2.2. Kerangka Teori.................................................................. 30
Gambar 2.3. Kerangka Konsep .............................................................. 21
9
DAFTAR SINGKATAN
PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang
-undang No. 44 tahun 2009, salah satu komponen pelayanan di rumah sakit adalah
rawat jalan, dan gawat darurat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh
sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang
lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang
sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Hal tersebut diperjelas
laboratorium rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan
i
2
Pelaporan tepat waktu dari hasil tes laboratorium sekarang dianggap sebagai
aspek penting dari layanan yang diberikan oleh laboratorium klinis. Waktu
penyelesaian yang lebih cepat dapat membuat perbedaan terhadap keputusan medis,
secepat mungkin. Pelaporan hasil laboratorium yang tepat waktu juga sangat
survei yang dilakukan oleh American Society for Clinical Pathology (ASCP)
Dalam laporan The Federal Agency for Healthcare Research and Quality
pada tahun 2009 di Amerika tercatat bahwa sebanyak 28% dari 583 kesalahan
BMJ Quality & Safety menyajikan data bahwa kesalahan diagnostik yang fatal di
3
membantu klinisi cepat pula menegakkan diagnosa dan menentukan terapi. (5)
mengacaukan rencana kerja yang sudah dibuat klinisi serta meningkatkan risiko
minimal Rumah sakit bahwa waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium ≤140
klinisi menyebabkan klinisi bekerja tidak efisien, mengacaukan rencana kerja yang
sudah dibuat serta meningkatkan risiko pada pasien akibat keterlambatan pemberian
hasil pemeriksaan laboratorium secara garis besar dipengaruhi oleh faktor-faktor : (8)
(puasa dan tidak puasa, umur, jenis kelamin, latihan fisik, pengobatan,
b. Perubahan spesimen, seperti : suhu, pH, lisis, bekuan darah lama tidak
pemeriksaan.
bersih, suhu tidak sesuai dengan suhu yang dianjurkan untuk penentuan
tes, air suling dengan pH yang tidak netral, reagensia yang tidak baik,
tidak murni, rusak atau kadaluwarsa, bahan standard kurang baik atau
jumlah staf, peralatan, dan desain laboratorium khusus juga tergantung pada
seberapa cepat sampel dapat sampai ke laboratorium dan seberapa cepat hasil ujinya
sampai ke tangan dokter. Karena pelaporan hasil dapat dilakukan secara elektronik,
5
harus mempunyai kepala/ penanggung jawab dan staf yang memenuhi kualifikasi
dalam dan di antara laboratorium, waktu setelah selesainya analisis sampai pelaporan
praanalisis, analisis dan pascaanalisis. Adanya masalah pada ketiga tahap ini
berujung pada keputusan diagnostik dan terapi oleh seorang dokter. (11)
6
kestabilan arus listrik harus diperhatikan. Hal ini dikarenakan arus listrik sangat
(UPS) di samping isolated ground circuits dan instalasi listrik yang memenuhi
adverse events.
tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan (commission) atau karena tidak
kesalahan sumber daya manusianya, komunikasi yang buruk dan juga bisa
7
laboratorium terhadap keputusan terapi pada pasien rawat inap Di RS Dr. Oen Solo
Dr. OEN SOLO BARU jauh melampaui ketentuan Standar Pelayanan Minimal
instruksi adalah 309,00 menit, waktu terlama terjadi pada tahap setelah hasil
diterima di ruangan sampai dokter memberi instruksi dengan rata-rata 195,00 menit,
disebabkan hasil yang tidak cito diserahkan saat dokter visite berikut. Gangguan
yang terjadi selama pemeriksaan durasi waktunya hanya sekitar 1 menit namun
Penelitian Betti Rosita dan Ulfa Khairani (2018), tentang analisis lama waktu
standar waktu yang ditetapkan oleh Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik
untuk pemeriksaan hematologi, 83.92 menit untuk pemeriksaan kimia klinik dan 98
8
menit untuk pemeriksaan hematologi dan kimia klinik. Tahapan yang berkontribusi
terletak pada tahap pra analitik, untuk pemeriksaan kimia klinik terletak pada tahap
analitik, serta untuk pemeriksaan hematologi dan kimia klinik terletak pada tahap
analitik. (14)
yang ada di laboratorium mengenai respon time pasien rawat jalan disurvey pada
bulan Januari 2020, ditemukan sebanyak 110 pasien (29,8%) dengan respon time
lebih dari >140 menit; Sedangkan Menurut Menkes nomor :129/menkes/SK/II 2008
tentang Standar Pelayanan minimal Rumah sakit bahwa waktu tunggu hasil
sementara bagi pasien. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang dokter di
RSUD Haji Medan mengatakan waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium itu
sangat penting bagi para klinisi untuk membantu menegakkan bahkan dapat
sangat lah penting di karenakan apabila hasil laboratorium lama akan menyebabkan
para klinisi belum dapat memastikan diagnosa pasien bagi sebagian penyakit yang
juga wawancara dengan salah satu dokter DPJP yang mengatakan waktu tunggu
hasil laboratorium sangatlah penting di karenakan apabila waktu tunggu lama akan
menyebabkan kendala dalam kami menangani pasien misalnya pasien mau tranfusi
atau tidak kalau pemeriksaan HB nya tidak keluar akan menyebabkan masalah.
waktu tunggu pemeriksaan laboratorium klinik di RSU Haji Medan tahun 2020
kesehatan.
tahun 2020.
1. Bagi Peneliti
yang mempengaruhi waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium klinik dan untuk
penelitian.
Bagi rumah sakit penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
masukan sebagai dasar pertimbangan dalam usaha perbaikan rumah sakit pada
11
Penelitian ini sebagai bahan dan alat untuk menambah literatur dan juga
laboratorium klinik.
penelitian ini.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang dibutuhkan mulai dari permintaan uji laboratorium oleh dokter sampai hasil
merupakan produk yang dihasilkan. Hasil pemeriksaan yang dikeluarkan harus dapat
Pelanggan sebuah laboratorium terdiri dari pasien dan klinisi. Semula laboratorium
hanya menekankan pada kualitas teknik atau analitik dan keakuratan hasil. Namun
saat ini tuntutan pada laboratorium telah bergeser, yaitu kerapian administrasi, hasil
akurat, sesuai dengan etika profesi, keselamatan pasien dan petugas laboratorium,
terstandarisasi dan bermutu. Kebutuhan pasien adalah hasil yang akurat dan dilayani
13
dengan baik, sedangkan pihak klinisi mengutamakan hasil analitik yang akurat, harga
yang murah, serta hasil laboratorium yang selesai dengan cepat. (15)
menit dan sangat dipengaruhi oleh berbagai hal baik mengenai jumlah tenaga maupun
komponen- komponen lain yang mendukung. Waktu tunggu hasil di katakan tepat
waktu atau tidak terlambat apabila waktu yang di perlukan tidak melebihi waktu rata
Waktu tunggu adalah salah satu tanda paling nyata dari pelayanan
laboratorium. Lebih cepat waktu tunggu secara universal dipandang sebagai hal yang
diinginkan. Namun lebih cepat waktu tunggu tidak selalu menghasilkan hasil yang
bermutu atau berkualitas. Waktu tunggu merupakan bagian dari indikator kinerja
diambil sample sampai dengan menerima hasil yang sudah diekspertisi. Pemeriksaan
dan kimia darah. Sekarang tidak hanya volume pemeriksaan laboratorium yang
semakin meningkat, melainkan juga bahwa dokter memang menuntut hasil-hasil uji
tentang standar pelayanan minimal rumah sakit bahwa waktu tunggu hasil pelayanan
pelayanan dengan benar dan terbakukan, yang mengacu kepada pedoman Peraturan
yaitu: (17)
hasil pemeriksaan laboratorium secara garis besar dipengaruhi oleh faktor-faktor: (17)
(puasa dan tidak puasa, umur, jenis kelamin, latihan fisik, pengobatan,
h. Perubahan spesimen, seperti : suhu, pH, lisis, bekuan darah lama tidak
pemeriksaan.
bersih, suhu tidak sesuai dengan suhu yang dianjurkan untuk penentuan
tes, air suling dengan pH yang tidak netral, reagensia yang tidak baik,
tidak murni, rusak atau kadaluwarsa, bahan standard kurang baik atau
Laboratorium
oleh:
administrasi laboratorium.
tersebut.
memiliki fasilitas dan peralatan yang diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan. (9)
laboratorium.
19
ruangan.
administrasi.
jawabnya.
disekitarnya.
dievaluasi.
Seberapa cepat sampel dapat sampai ke laboratorium dan seberapa cepat hasil
ujinya sampai ke tangan dokter. Karena pelaporan hasil dapat dilakukan secara
jarak laboratorium masih merupakan kendala yang besar untuk mendapatkan waktu
Pada tahap pra analitik dilakukan agar tidak terjadi kesalahan sebelum
a) Ketatausahaan
b) Persiapan pasien
hari).
c) Pengumpulan spesimen
spesimen.
d) Penanganan spesimen
2) Tahap analitik
a) Pereaksi (Reagen)
memenuhi syarat.
b) Peralatan
23
benar.
d) Metode pemeriksaan
kalibrasi.
dilakukan.
e) Kompetensi Pelaksana
harus mencakup:
4) Deskripsi pekerjaan.
7) Penilaian kompetensi.
diberikan. (19)
a) Pembacaan hasil
b) Pelaporan hasil
Pelaporan hasil yaitu form hasil dipastikan bersih, tidak ada salah
kestabilan arus listrik harus diperhatikan. Hal ini dikarenakan arus listrik sangat
26
(UPS) di samping isolated ground circuits dan instalasi listrik yang memenuhi
dikemukakan oleh Nigro (dalam Moordiningsih, 2015) bahwa keputusan ialah pilihan
sadar dan teliti terhadap salah satu alternatif yang memungkin‐kan dalam suatu posisi
Cooke & Slack menjelaskan 9 tahap yang dilalui individu dalam mengambil
a. Observasi
proses inkubasi.
b. Mengenali masalah
27
semakin nyata.
c. Menetapkan tujuan
d. Memahami masalah
masalah secara salah, karena hal ini akan mempengaruhi rangkaian proses
e. Menentukan Pilihan‐pilihan
f. Mengevaluasi Pilihan‐pilihan
g. Memilih
Pada fase ini salah satu dari beberapa pilihan keputusan yang tersedia
suatu kepuasan.
h. Menerapkan
i. Memonitor
Mengidentifikasi permasalahan
Menyediakan alternatif-
alternatif pilihan
Mengevaluasi
Jumlah staf
maka perlu dibuat suatu kerangka penelitian. Tujuannya adalah untuk memberikan
kemudahan dalam mengkaji kondisi yang teliti. Dengan demikian variabel bebas
Transportasi spesimen, Permasalahan pra analitik, analitik, dan post analitik dan
Stabilitas Listrik, sedangkan variabel terikat (dependent variable) yaitu waktu tunggu
pemeriksaan laboratorium.
1 Kualifikasi Petugas
laboratorium
2 Fasilitas dan
peralatan
Waktu tunggu
3 Transportasi pemeriksaan
spesimen laboratorium
4 Permasalahan pra
analitik, analitik,
dan post analitik
5 Stabilitas Listrik
31
2.7 Hipotesis
mungkin salah, sehingga dapat dianggap atau dipandang sebagai konsklusi atau
Ho2 : Tidak ada pengaruh fasilitas dan peralatan terhadap waktu tunggu
Ho4 : Tidak ada pengaruh permasalahan pra analitik, analitik, dan post
Medan.
Ha4 : Ada pengaruh permasalahan pra analitik, analitik, dan post analitik
METODOLOGI PENELITIAN
temuan dilapangan yang dilakukan secara terpisah dan nantinya untuk melihat apakah
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek yang akan atau ingin diteliti.(22) Populasi
penelitian ini adalah seluruh petugas laboratorium klinik di RSU Haji Medan tahun
2020 dengan jumlah 17 orang, yang keseluruhannya akan dijadikan sampel atau
38
39
total sampling. Sampel diambil berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria
1 Responden bersedia
Populasi pada penelitian ini akan menjadi informan yang akan memberikan
1) Informan utama, yaitu mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial
tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti yaitu Manajemen di
3.3.2. Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.
Sampel pada penelitian ini adalah seluruh petugas laboratorium klinik di RSU Haji
Medan tahun 2020 dengan jumlah 17 orang, yang keseluruhannya akan dijadikan
Haji Medan yang berjumlah 3 orang, pasien yang berjumlah 3 orang dan informan
a. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung dari
b. Data sekunder diperoleh dari data pada bagian administrasi RSU Haji
c. Data tersier yang diperoleh dari catatan atau dokumen-dokumen dan dari
selanjutnya hasil rekaman tersebut dituliskan dalam bentuk verbatim. Penelitian ini
dilakukan untuk menemukan titik temu dari permasalahan yang diteliti dengan
digunakan. Variabel dalam penelitian ini dibagi ke dalam beberapa bagian yaitu :
listrik.
42
pemeriksaan laboratorium.
meliputi persiapan
peralatan, melakukan
analisis sampel dan
validasi hasil
pemeriksaan.
c. Post analitik, Kegiatan
yang dilakukan adalah
pelaporan hasil
pemeriksaan
laboratorium
Variabel penelitian ini diukur dan dijabarkan menjadi indikator variabel yang
Indikator Indikator
Kualifikasi Petugas
44
kualifikasi : jika
skor 100%
- Ya 1 6 - Tidak memenuhi
skor <100%
Indikator Indikator
Fasilitas dan
100%
Transportasi
Spesimen (X3) - Baik : jika skor
100%
- Ya 1 3 - Kurang baik: jika
- Tidak 0 0 skor ≤100%
Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukkkan suatu alat ukur benar-
benar mengukur apa yang diukur(22). Untuk mengetahui apakah kuisioner yang kita
susun tersebut mampu mengukur apa yang hendak kita ukur, maka perlu diuji dengan
Keterangan :
x : skor pertanyaan
y : skor total
N : jumlah subyek
SPSS untuk windows mengacu pada penjelasan Arikunto yang mengatakan bahwa
jika koefisien korelasi antara skor item dengan skor total yang diperoleh lebih besar
atau sama dengan koefisien ditabel nilai-nilai r (r tabel) pada α= 5% maka item
tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya item tersebut dinyatakan gugur bila r xy lebih
Total significant (r
Correlation tabel)
1 Pertanyaan 1 0,444 0,784 Valid
2 Pertanyaan 2 0,444 0,583 Valid
3 Pertanyaan 3 0,444 0,784 Valid
membandingkan r tabel dengan r hasil. Jika nilai r hasil alpha yang terletak diawal
kuesioner dikatakan valid, jika r alpha lebih besar dari konstanta (0,6) maka
a. Editing
apabila terdapat data yang kurang lengkap maka dapat langsung diperbaiki
49
terjadi kesalahan atau adanya item pertanyaan yang belum ditanyakan, maka
kuesioner dan dilakukan editing ternyata ada satu atau dua pertanyaan yang
lupa diisi, maka dari pertanyaan yang lupa tersebut segera dilakukan
b. Coding
yang sudah ditentukan. Proses coding data menyangkut dua langkah yaitu:
menetapkan jawabannya.
c. Entry Data
memindahkan semua nilai data yang kode-kode kategori dari semua variabel
50
ditentukan.
d. Cleaning
komputer. Ini dilakukan agar diyakini bahwa nilai dari data yang dimasukkan
dalam program komputer adalah benar adanya dan tidak terjadi kesalahan.
Setelah dilakukan pengolahan data seperti yang telah diuraikan di atas, langkah
penelitian, melalui :
a. Analisis Univariat
variabel yang diteliti dalam bentuk frekuensi. Variabel yang diteliti pada
b. Analisis Bivariat
51
dependen digunakan analisis uji chi square, dengan nilai kemaknaan p value
silang.
x 2=
∑ ( fo−fe ) 2
fo
Keterangan :
X2=nilai chisquare
dk=(k-1)(b-1)
Keterangan :
k=banyaknya kolom
b=banyaknya baris
52
Analisis data dalam penelitian ini digunakan dua pendekatan kualitatif, data
drawing/verification.
memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan pola sehingga akan
kualitatif, penyajian dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagian dan
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran
53
suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah
diteliti menjadi lebih jelas dan dapat berhubungan kasual atau interaktif, hipotesa
atau teori
Kesimpulan awal masih bersifat sementara dan akan merubah bila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data
saling interaktif yaitu saling memengaruhi dan saling terkait satu sama lain.
penyajian data bentuk naratif, apabila kedua tahap tersebut selesai dilakukan, maka
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Awal tahun 1960-an sudah mulai terdengar suara dikalangan umat Islam di
rumah sakit yang benar-benar bernafaskan Islam. Hal ini disebabkan rumah sakit
yang ada sebelum membawa dakwa atau misi Islam secara menyeluruh, sementara itu
di beberapa rumah sakit yang membawakan misi dari agama lain lebih dahulu ada di
kota Medan.
pula oleh bapak Gubernur KDH Provinsi Sumatera Utara (Raja Inal Siregar) pada
kegiatan Safari Ramadhan waktu itu. Sementara gagasan mendirikan Rumah Sakit
yang bernafaskan Islam ini terus berkembang pada musim Haji tahun 1990 terjadi
pula musibah terowongan mina yang banyak menelan korban jiwa jemaah haji
Indonesia.
membangun rumah sakit yang bernafaskan Islam di Sumatera Utara yang pada waktu
itu masih dalam proses, segera mendapatkan persetujuan dan dukungan dari
pemerintah pusat yakni berupa penyaluran bantuan Garuda Indonesia, Yayasan Amal
55
Bakti Muslim Pancasila bahkan bantuan -bantuan pemerintah daerah tingkat II se-
melalui infaq para jemaah haji dan infaq pegawai negeri yang beragama Islam.
Jakarta, Surabaya, Ujung Pandang dan Medan. Melalui surat keputusan Gubernur
KDH Tk. I Propinsi Sumatera Utara No. 445.05/712.K, tanggal 7 Maret 1991
dibentuk Panitia Pembangunan Rumah Sakit Haji Medan oleh Menteri Agama RI
(Bapak H. Munawir Syadjali) dan Gubernur KDH Tk. I Sumatera Utara (Bapak H.
Raja Inal Siregar) pada tanggal 11 Maret 1991. Alhamdulillah tanggal 4 Juni Bapak
Pada tanggal 3 Juni 1998 dibentuk Yayasan Rumah Sakit Haji Medan dengan
Ketua Umum Gubernur Provinsi Sumatera Utara dan pada tanggal 30 Nopember
persetujuan Rapat Koordinasi dan Rapat Paripurna Badan Pengurus Yayasan Rumah
Sumatera Utara. Rumah Sakit Haji Medan adalah perusahaan yang bergerak dalam
bidang jasa perawatan. Memberikan pelayanan yang bermutu dan terjangkau oleh
pada iman dan kekuatan Allah SWT pada proses hasil penyembuhan.
pelayanan kesehatan.
kedisiplinan tugas.
Visi RSU Haji Medan adalah Rumah Sakit Unggulan dan Pusat Rujukan
Haji Medan Provinsi Sumatera Utara yang memiliki integritas dan religius
keselamatan.
57
Layanan Umum
Variabel n (%)
Usia
a. Dewasa awal(18-35) 4 23,5
Dewasa akhir(36-45) 4 23,5
Lansia Awal (46-55) 9 52,9
Jumlah 17 100
Jenis Kelamim
Laki - Laki 4 23,5
Perempuan 13 76.5
Jumlah 17 100
a. Pendidikan Terakhir
b. SD - -
c. SMP - -
d. SMA 3 17,6
e. D- III 12 70,6
f. S1/D- IV 2 11,8
S2 - -
Jumlah 17 100
g. Jabatan
h. Analis 4 23,5
i. Pranata 1 5,9
j. Adminkitrasi 1 5,9
k. Staf 11 64,7
Jumlah 17 100
58
awal (46 - 55) sebanyak 9 orang (52,9%) ,deawasa awal (18- 35) sebanyak 23,5, dan
orang (76,5%) dan yang berjenis laki – laki sebanyak 4 orang (23,5%).
III Analisis sebanyak 12 orang ( 70,6%). Dan sebanyak 3 orang (17,6%) memiliki
terakhir S1.
Dan pada jabatan responden sebagian besar responden penelitian sebagai staf
(23,5%), sebagai pranata laboratorium sebanyak 1 orang (5,9%) dan yang terakhir
Tabel 4.3 Distribusi Waktu Tunggu Pemeriksaan Laboratorium Klinik RSU Haji
pemeriksaan Laboratorium Klinik RSU Haji Medan tahun 2020 termasuk dalam
59
kategori sesuai standar yaitu sebanyak 14 responden (76,5%). dan minoritas memilih
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kualifikasi Petugas Laboratorium RSU Haji Medan
tahun 2020
RSU Haji Medan tahun 2020, termasuk dalam kategori Memenuhi kualifikasi yaitu
Tabel 4.5 Fasilitas dan Peralatan Laboratorium Klinik RSU Haji Medan tahun 2020
Berdasarkan Indikator
fasilitas dan peralatan Laboratorium Klinik RSU Haji Medan tahun 2020 termasuk
dalam kategori Baik yaitu sebanyak 15 responden (88,2%). Dan yang memilih kurang
Tabel 4.6 Distribusi Transportasi Spesimen Laboratorium Klinik RSU Haji Medan
tahun 2020
transportasi spesimen laboratorium klinik RSU Haji Medan tahun 2020 termasuk
dalam Baik yaitu sebanyak 11 responden (64,7%) dan dalam kategori kurang baik
Tabel 4.7 Distribusi Permasalahan Pra Analitik, Analitik dan Pasca Analitik
tentang permasalahan pra analitik, analitik dan pasca analitik laboratorium klinik
RSU Haji Medan tahun 2020 termasuk dalam kategori tidak ada masalah yaitu
Tabel 4.8 Distribusi Stabilitas Listrik Laboratorium Klinik RSU Haji Medan tahun
2020
tentang distribusi stabilitas listrik Laboratorium Klinik RSU Medan tahun 2020
menyatakan demikian, Dan 1 orang responden (5,9%) masuk dalam kategori kurang
kualifikasi dan waktu tunggu pemeriksaan laboratorium yang sesuai standar sebanyak
sesuai standar tidak ada, sedangkan pernyataan responden tentang kualifikasi petugas
laboratorium di RSU Haji Medan dengan kategori tidak memenuhi kualifikasi dengan
waktu tunggu pemeriksaan laboratorium yang sesuai standar tidak ada dan waktu
(23,5%).
Hasil uji statistik dengan Chi square diperoleh p-value = 0,000 yang berarti
ditolak.
Tabel 4.10 Pengaruh Fasilitas dan Peralatan Terhadap Waktu Tunggu Pemeriksaan
fasilitas dan peralatan di RSU Haji Medan Tahun 2020 dengan kategori baik dan
63
(76,5%) serta waktu tunggu pemeriksaan laboratorium yang tidak sesuai standar
sebanyak 2 (11,8%).dan dalam kategori yang tidak baik dan waktu tunggu
pemeriksaan laboratorium tidak sesuai dengan standard ada sebanyak 2 orang (5,9%).
Hasil uji statistik dengan chi square diperoleh p - value = 0,044 yang berarti
bahwa ada pengaruh antara fasilitas dan Peralatan Terhadap Waktu Tunggu
laboratorium yang sesuai standar sebanyak 10 responden (58,8%) serta waktu tunggu
kurang baik dan waktu tunggu pemeriksaan laboratorium yang sesuai standar
64
Hasil uji statistik dengan Chi square diperoleh p-value = 0,099 yang berarti
bahwa tidak ada pengaruh transportasi spesimen terhadap waktu tunggu pemeriksaan
Tabel 4.12 Pengaruh Permasalahan Pra Analitik, Analitik, Dan Post Analitik terhadap
permasalahan pra analitik, analitik, dan post analitik di RSU Haji Medan di daptakan
dari 4 responden (23,5%) ada sebanyak 3 orang (17,6%) dengan kategori waktu tidak
sesuai standar mengalami ada masalah di pra analitik dan post analitik, dan 1 orang
(5,9%) dengan kategori waktu tunggu sesuai standard mengalami masalah di pra
analitik dan pos analitik. Kemudian dari 13 orang (76,5%) ada sebanyak 1orang
(5,9%) dengan kategori waktu tunggu tidak sesuai dengan standard mengalami tidak
ada masalah dalam pra analitik dan post analitik da nada sebanyak 12 orang (70,6%)
65
dengan kategori waktu tunggu sesuai standard tidak mengalami permasalahan analitik
Hasil uji statistik dengan Chi square diperoleh p-value = 0,022 yang berarti
bahwa ada pengaruh permasalahan pra analitik, analitik, dan post analitik terhadap
listrik baik dengan waktu tunggu pemeriksaan laboratorium yang sesuai standar
stabilitas listrik kurang baik dengan waktu tunggu pemeriksaan laboratorium yang
Hasil uji statistik dengan Chi square diperoleh p-value = 0,23,5 yang berarti
bahwa tidak ada pengaruh stabilitas listrik terhadap waktu tunggu pemeriksaan
Umum Haji Medan terhadap waktu tunggu hasil laboratorium, berikut ini beberapa
kutipan wawancara :
“ Untuk kebijakan Rumah sakit dalam waktu tunggu hasil laboratorium ada
yaitu 140 menit standarnya dimana itu sudah sesuai dengan KEMENKES tentang
standar pelayanan minimal rumah sakit bahwa waktu tunggu hasil pelayanan
waktu tunggu hasil laboratorium < 140 menit itu tenggang waktu mulai pasien
observasi dan mengambil dokumentasi untuk mengatahui apa saja factor yang
“ya ini eee.. waktu pengambilan sampel pasien apakah pasiennya itu ada di
tempat atau misalnya tidak kooperatif ee.. itu pengambilan sampel jadi atau
adakah penghambat misalnya pasien untuk buang air kecil tetapi belum mau
untuk buang air kecil itu gitu kan balik lagi tergantung proceduralnya juga ,
ready ataukah tidak rusak waktu dalam pencetakan hasil labnya juga apakah
semua komputernya baik, sistemnya berjalan dengan baik gitu dari awal sampai
gunakan dalam pemeriksaan laboratorium baik itu dari mesin yang di awal
pemeriksaan HB nya tidak keluar kan bisa bahaya banget , kemudian waktu tunggu
Untuk mengetahui apa saja kendala waktu tunggu hasil laboratorium pada
petugas laboratorium peran maka dari itu dimana kendala tersebut meliputi yang
sering di hadapi oleh petugas laboratorium, kendala pasien selama proses pendaftaran
kendala yang sering di hadapi oleh petugas dalam waktu tunggu hasil laboratorium
“ya pada umunya kendala yang sering dihadapi oleh petugas ya mesin
pemeriksaannya apabila lagi eror jadi lama apalagi saat ini dalam pemeriksaan
darah kimia dan darah lengkap kita melakukan dengan kirim ke laboratorium lain
laboratorium”.
“Misalnya dalam pengambilan darah itu selalu kadang – kadang ada kita
ga kena yah tidak dapat pembuluh darahnya itu salah satunya yakan, terjadinya
69
lisis si sampel apabila pemeriksaan urine kadang – kadang pasien ada yang
belum mau buang air kecil iru juga termasuk kendala juga dalam bagi kami
“untuk saat ini dalam pengambilan darah kimia dan darah rutin kendalanya
sih karna reagen kita lagi kosong jadi ga bias langsung itu aja sih,biasanya sih
kami kirim ke Thamrin yang terdekat dari rumah sakit kami, reagen kami kosong
mereka bukan mengambil di rumah sakit haji saja dan ada ngambil ke tempat lain
juga jadi dari sini sudah di ambil kadang ada ambil ke rumah sakit lain di situlah
Informan IV ( Pasien)
“sejauh ini kendala dari pendaftaran dan juga pengambilan hasil tidak ada
kendala sejauh ini baik – baik saja cuman kadang – kadang apabila lagi rame
dalam mengambil hasil laboratorium mungkin akibat beban kerja yang terlalu
banyak juga jadi kadang – kadang suka apa yah ke pasien itu suka gimana yah
suka kurag ramah jika lagi banyak pasien kalau ga rame pasien sejauh ini sih
baik saja”
D. Stabilitasi Listrik
Untuk mengetahui stabilitasi listrik dimana rumah sakit harus menyiapkan genset
Hal ini dikarenakan arus listrik sangat mempengaruhi kinerja instrumentasi yang
mengambil dokumentasi untuk mengatahui stabilitasi Rumah Sakit Haji , berikut ini
“Kalau listrik di Rumah Sakit Haji Jarang yah karena di daerah ini juga
jarang mati lampu tapi rumah sakit sudah memiliki alay genset jadi seketika
“terdapat masalah dalam stabilitasi listrik kadang ada mati lampu jadi kan
nanti pada akhirnya akan mempengaruhi alat kami dalam memeriksa kalau
misalnya stabilizer listrik tidak mampu kan pada akhirnya mati juga ”.
khususnya di bagian laboratorium klinik Rumah Sakit Umum Haji Medan, berikut ini
“Kalau sumber daya manusia saat ini sudah cukuplah untuk menjalankan
daya manusia yah keahliannya juga sudah baik dan cukup kami juga melakukan
pelatihan di internal juga laboratorium juga pelatihan di luar juga sudah kami
sumber daya manusia di laboratorium klinik Rumah Sakit Umum Haji Medan .
“ artinya dalam pengambilan sampel harus tepat waktu apabila nanti ada
intruksi dari ruangan untuk cek darah maka datanglah petugas lab artinya dalam
pengambilan sampel haruslah tepat waktu begitu ada intruksi dari ruangan
sesegera mungkin harus ke ruangan jika sudah dapat intruksi dari dokter , dalam
meningkatkan SDM kami telah melakukan pelatihan baik itu dari internal maupun
eksternal”
“ untuk sumber daya manusianya sudah cukup yah sudah masuk lagi anggota
baru 4 orang dari yang dulu, dalam meningkatkan kami ada pelatihan misalnya
ada masuk alat baru gitu ada pelatihannya kalau pelatihan rutin ya dari inilH Lt
baru juga ”
Berbagai upaya dari rumah sakit dalam meningkatkan pelayanan yang terbaik
salah satunya adalah waktu hasil laboratorium dan salah satu pendukung waktu
tunggu hasil laboratorium adalah sarana dan pra sarana. Peneliti melakukan
sarana dan pra sarana Rumah Sakit Umum Haji Medan dalam waktu tunggu hasil
“ya untuk saat ini lengkap lah sarana dan prasarana kami sesuai dengan
“untuk saat ini kita terkendala karena semua tindakan pemeriksaan itu semua
di kirim ke laboratorium swasta untuk saat ini itu sudah terhitung hampi sudah jalan
3 bulan kalau darah lengkap pun juga makant\ya untuk saat ini ya ini kedepannya
kita belum tahu insyaAllah di datangkan alat sebagai penggantinya alay kita
sebenarnya tidak rusak hanya kita belum di supregensial oleh mereka masalah dari
manajemen, mungkin kalau dari segi manajemen banyak yah bias jadi factor
keuangan belum di bayar atau bagaimana tapi uni untuk saat ini yah kita tidak tahu
“kalau sarana ya menurut saya ssudah tercukupi yah cuman itu lah kendala
kami reagen itu tadi sudah dar ya bias di bilanh dari awal februari kosong tapi ini
Informan IV ( Pasien )
“ prasarana yang ada di laboratorium Rumah Sakit Haji sudah baik sih
Cuma terkadang kalau lagi rame pasien kadang tidak kebagian tempat duduk
saja,tapi menurut saya ruang tunggu hasil laboratoriumnya ya menurut saya agak di
73
besarin sedikit misalnya di banyakin kursinya karena kadang yang menunggu hasil
laboratorium kadang – kadang banyak orang tua / lansia lah bias kita bilang seperti
G. Alur Pendaftaran
latar belakang pendidikan yang sesuai dengan persyaratan yang berlaku bagi masing-
masing jenis laboratorium. Maka dari itu alur pendaftaran pasien juga dapat
wawancara dengan petugas laboratorium dan pasien di Rumah Sakit Umum Haji
Medan :
“oke pertama pasien dating itu dari pendaftaran dari bagian pendaftaran
adminitrasi mendata namanya terus misalnya pasiennya BPJS atau Pribadi sudah
dari situ lanjut ke Poly jika dokter mengarahkan untuk check laboratorium barulah
di arahkan ke kami laboratorium kecuali pasien MCU ya misalnya check narkoba itu
kita sudah tahu ya kita langsung periksa, pasien itu kan dating sudah ada surat
pengantar nah dari pengantar itulah kita lihat apa saja yang mau di periksa
misalnya mau cek darah atau kolestrol kita kasi tahu ke pasien persiapannya bias
saja dia hari ini dating dari pasien belum siap maka kita anjurkan besok dating lagi
kalau darah rutin kita tinggal ambil saja darahnya kalau darah rutin biasanya siap
30 menit”
Informan IV ( Pasien)
74
“ sejauh ini sudah baik sudah membantu mulai dari proses dan akhir yaitu
BAB V
PEMBAHASAN
tahun 2020
Laboratorium Klinik RSU Haji Medan tahun 2020 termasuk dalam kategori sesuai
standar yaitu sebanyak 14 responden (76,5%). dan minoritas memilih tidak sesuai
menit dan sangat dipengaruhi oleh berbagai hal baik mengenai jumlah tenaga maupun
komponen- komponen lain yang mendukung. Waktu tunggu hasil di katakan tepat
waktu atau tidak terlambat apabila waktu yang di perlukan tidak melebihi waktu rata
129/menkes/SK/II 2008 tentang standar pelayanan minimal rumah sakit bahwa waktu
tunggu hasil pelayanan laboratorium adalah ≤140 menit (kimia darah dan darah
rutin(7)
34
Waktu tunggu adalah salah satu tanda paling nyata dari pelayanan
laboratorium. Lebih cepat waktu tunggu secara universal dipandang sebagai hal yang
diinginkan. Namun lebih cepat waktu tunggu tidak selalu menghasilkan hasil yang
bermutu atau berkualitas. Waktu tunggu merupakan bagian dari indikator kinerja
laboratorium. Hal ini di karenakan reagen pada laboratorium di rumah sakit haji
kosong dalam beberapa bulan akhir ini sehingga petugas laboratorium mengirimkan
swasta cepat namun pada pengambilan hasil terkadang lama maka dari itu waktu
tunggu hasil laboratorium terkadang lebih dari standar < 140 menit.
tentang analisis factor – factor yang mempengaruhi waktu tunggu hasil pemeriksaan
laboratorium Klinik di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2019 dimana sebagian
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fidyanti
Shabrina Junjungsari, dkk (2019); tentang Analisis waktu tunggu pada pelayanan unit
laboratorium rumah sakit ibu dan anak swasta x kota Jakarta dimana rata-rata waktu
35
tunggu pelayanan laboratorium pada Rumah Sakit Ibu dan Anak Swasta X Kota
Jakarta adalah 64.11 menit. Pada pelayanan laboratorium terdapat delay di semua
tahap pelayanan, waktu delay terlama yaitu pada saat menunggu untuk pemberian
hasil laboratorium sebar 14.04 menit dan menunggu untuk dilakukan pemeriksaan
sampel sebesar 7.73 menit. Kemudian jika dilihat menggunakan teori lean hospital,
maka pelayanan laboratorium Rumah Sakit Ibu dan Anak Swasta X Kota Jakarta
belum dalam kondisi lean karena perbandingan antara VA : NVA adalah 50% : 50%
laboratorium RSU Haji Medan tahun 2020, termasuk dalam kategori Memenuhi
(23,5%)
sesuai tugas dan jabatannya. (6), dimana yang meliputi latar belakang pendidikan
bidang manajemen maupun teknis laboratorium.Seluruh tenaga kerja yang ada di unit
diagnostik.
RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2019 diketahui bahwa sebagian besar Petugas
laboratorium RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2019, termasuk dalam kategori
kualifikasi SDM di Unit Patologi Klinik Rumah Sakit tipe A terdiri dari Dokter
Kesehatan, Tenaga Administrasi dan Tenaga Pekarya. Seluruh tenaga kerja yang ada
di unit bekerja memberikan pelayanan sesuai dengan struktur organisasi yang telah
diagnostik. Jumlah seluruh tenaga kerja yang ada di instalasi laboratorium diagnostik
RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2019 yaitu sebanyak 54 responden.(24)
fasilitas dan peralatan Laboratorium Klinik RSU Haji Medan tahun 2020 termasuk
dalam kategori Baik yaitu sebanyak 15 responden (88,2%). Dan yang memilih kurang
tahun 2020 sesuai dengan standar fasilitas, dimana Rumah Sakit Umum Haji Medan
pemeriksaan kimia klinik (pemeriksaan ginjal, lemak, liver funsi test), pemeriksaan
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan Betti Rosita dan Ulfa
Khairani (2018); tentang analisis lama waktu pelayanan laboratorium di Rumah Sakit
Umum Daerah Pasaman Barat menunjukkan bahwa ada hubungan antara lamanya
waktu tunggu pelayanan laboratorium dengan sarana dan prasarana. Secara umum
sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang
dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia
maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang
diharapkan sesuai dengan rencana. Sarana dan prasarana yang ada di laboratorium
RSUD Pasaman Barat terdiri dari alat-alat pemeriksaan seperti hematology analyzer,
prasarananya terdiri dari ruang tunggu pasien, ruang registrasi dan sampling, ruang
Namun Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Fidyanti Shabrina Junjungsari, dkk (2019); tentang Analisis waktu tunggu pada
pelayanan unit laboratorium Rumah Sakit Ibu dan Anak Swasta X Kota Jakarta di
karenakan tata letak dan luas ruang kerja pada unit laboratorium tempat penelitian
dianggap masih belum optimal dalam melakukan pelayanan. Masih banyak perbaikan
pada fasilitas di laboratorium Rumah Sakit Ibu dan Anak X kota Jakarta.(25)
tentang transportasi spesimen laboratorium klinik RSU Haji Medan tahun 2020
termasuk dalam Baik yaitu sebanyak 11 responden (64,7%) dan dalam kategori
Seberapa cepat sampel dapat sampai ke laboratorium dan seberapa cepat hasil
ujinya sampai ke tangan dokter. Karena pelaporan hasil dapat dilakukan secara
jarak laboratorium masih merupakan kendala yang besar untuk mendapatkan waktu
Hal ini di tambah lagi dengan reagen yang kosong beberapa bulan akhir
membuat hasil laboratorium lama sampai karena harus mengumpulkan dulu mana
Penelitian ini tidak sejalan dengan Wiratama Nugraha tentang analisis factor –
RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2019 diketahui pada kategori transportasi
spresimen di rumah sakit Haji AdaMalik Medan tahun 2019, termasuk dalam kategori
kurang baik yaitu sebanyak 20 responden (50%) dan dalam kategori baik yaitu
permasalahan pra analitik, analitik dan pasca analitik laboratorium klinik RSU Haji
Medan tahun 2020 termasuk dalam kategori tidak ada masalah yaitu sebanyak 13
analisis sampel dan validasi hasil pemeriksaan serta Post analitik yaitu pelaporan
Pelaporan hasil yaitu form hasil dipastikan bersih, tidak ada salah transkrip, tulisan
Hasil penelitian ini sejalan dengan penlitian yang dilakukan oleh Luluk
terhadap mutu internal pelayanan laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Umbu
Rara Meha Waingapu. Dimana dalam penelitian tersebut sumber daya manusia di
Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Umbu Rara Meha Wangapu sebagian
SOP pada tahap analitik sebanyak 9 responden (75%), tahap analitik (67%, tahap
tentang distribusi stabilitas listrik Laboratorium Klinik RSU Medan tahun 2020
menyatakan demikian, Dan 1 orang responden (5,9%) masuk dalam kategori kurang
bersih, suhu tidak sesuai dengan suhu yang dianjurkan untuk penentuan tes, air
suling dengan pH yang tidak netral, reagensia yang tidak baik, tidak murni, rusak
atau kadaluwarsa, bahan standard kurang baik atau tidak ada, peralatan (fotometer,
41
laboratorium (8)
Maka dari itu Laboratorium harus memiliki genset untuk cadangan energi
instrumentasi, kestabilan arus listrik harus diperhatikan. Hal ini dikarenakan arus
power supply (UPS) di samping isolated ground circuits dan instalasi listrik yang
Hasil penelitian ini sejalan dengan Peneltian yang dilakukan oleh Betti Rosita
dan Ulfa Khairani (2018); tentang analisis lama waktu pelayanan laboratorium di
Rumah Sakit Umum Daerah Pasaman Barat menunjukkan bahwa ada hubungan
antara lamanya waktu tunggu pelayanan laboratorium dengan sarana dan prasarana.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti bahwa sarana dan
prasarana yang ada di laboratorium RSUD Pasaman Barat masih belum memenuhi
ketentuan menteri kesehatan seperti yang tertuang dalam PMK No 43 Tahun 2013
tentang cara penyelenggaraan laboratorium klinik yang baik, tetapi hal ini tidak
laboratorium di RSU Haji Medan dengan kategori memenuhi kualifikasi dan waktu
(76,5%), serta waktu tunggu pemeriksaan laboratorium yang tidak sesuai standar
di RSU Haji Medan dengan kategori tidak memenuhi kualifikasi dengan waktu
tunggu pemeriksaan laboratorium yang sesuai standar tidak ada dan waktu tunggu
Hasil uji statistik dengan Chi square diperoleh p-value = 0,000 yang berarti
ditolak.
Terhadap Keputusan Terapi Pada Pasien Rawat Inap Rata-rata total waktu tunggu
memberi instruksi adalah 309,00 menit, waktu terlama terjadi pada tahap setelah hasil
diterima di ruangan sampai dokter memberi instruksi dengan rata-rata 195,00 menit,
disebabkan hasil yang tidak cito diserahkan saat dokter visite berikut. Gangguan yang
43
Peneltian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fidyanti Shabrina
Junjungsari, dkk (2019); tentang analisis waktu tunggu pada pelayanan Unit
Laboratorium Rumah Sakit Ibu Dan Anak Swasta X Kota Jakarta menunjukkan
bahwa ada hubungan antara lamanya waktu tunggu pelayanan laboratorium dengan
waktu tunggu pada pelayanan laboratorium adalah jumlah tenaga yang masih belum
pemeriksaan sampel.(25)
Haji Medan Tahun 2020 dengan kategori baik dan waktu tunggu pemeriksaan
laboratorium yang sesuai standar sebanyak 13 responden (76,5%) serta waktu tunggu
kategori yang tidak baik dan waktu tunggu pemeriksaan laboratorium tidak sesuai
Hasil uji statistik dengan chi square diperoleh p - value = 0,044 yang berarti
bahwa ada pengaruh antara fasilitas dan Peralatan Terhadap Waktu Tunggu
RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2019 Hasil uji statistik dengan Spearman
diperoleh Correlation Coefficient = 1,000 yang berarti bahwa ada pengaruh yang
sangat kuat antara fasilitas dan Peralatan Terhadap Waktu Tunggu Pemeriksaan
Laboratorium di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2019. Sehingga H1 diterima
dan H0 ditolak. Kemudian diperoleh hubungan searah dilihat dari tanda koefisien
positif (+), artinya semakin baik fasilitas dan peralatan maka waktu tunggu
responden tentang transportasi spesimen dengan kategori baik dan waktu tunggu
dengan kategori kurang baik dan waktu tunggu pemeriksaan laboratorium yang sesuai
45
Hasil uji statistik dengan Chi square diperoleh p-value = 0,092 yang berarti
bahwa tidak ada pengaruh transportasi spesimen terhadap waktu tunggu pemeriksaan
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan peneltian yang dilakukan oleh
Fidyanti Shabrina Junjungsari, dkk (2019); tentang analisis waktu tunggu pada
pelayanan Unit Laboratorium Rumah Sakit Ibu Dan Anak Swasta X Kota Jakarta
dilakukan oleh peneliti bahwa proses pelayanan laboratorium dilihat dari aspek
tindakan dan delay, dimana tindakan adalah lama waktu saat sampel dikerjakan oleh
petugas dan delay adalah lama waktu saat sampel menunggu untuk dikerjakan oleh
dimulai dari pengambilan sampel sampai dengan pemberian hasil kepada pasien yaitu
37.61 menit, dimana delay pada proses pelayanan laboratorium memakan waktu
26.46 menit. Tahapan paling lama adalah saat pemeriksaan sampel dengan ratarata
waktu 29.35 menit, sedangkan delay paling lama adalah saat menunggu untuk
tentang permasalahan pra analitik, analitik, dan post analitik di RSU Haji Medan di
daptakan dari 4 responden (23,5%) ada sebanyak 3 orang (17,6%) dengan kategori
waktu tidak sesuai standar mengalami ada masalah di pra analitik dan post analitik,
dan 1 orang (5,9%) dengan kategori waktu tunggu sesuai standard mengalami
masalah di pra analitik dan pos analitik. Kemudian dari 13 orang (76,5%) ada
sebanyak 1orang (5,9%) dengan kategori waktu tunggu tidak sesuai dengan standard
mengalami tidak ada masalah dalam pta analitik dan post analitik da nada sebanyak
12 orang (70,6%) dengan kategori waktu tunggu sesuai standard tidak mengalami
Hasil uji statistik dengan Chi square diperoleh p-value = 0,022 yang berarti
bahwa ada pengaruh permasalahan pra analitik, analitik, dan post analitik terhadap
Hasil penelitian ini sejalan dengan peneltian yang dilakukan oleh Betti Rosita
dan Ulfa Khairani (2018); tentang analisis lama waktu pelayanan laboratorium di
Rumah Sakit Umum Daerah Pasaman Barat menunjukkan bahwa ada hubungan
antara lamanya waktu tunggu pelayanan laboratorium dengan tahapan pra analitik,
analitik, dan post analitik. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti
untuk pemeriksaan hematologi terletak pada tahap pra analitik, untuk pemeriksaan
47
kimia klinik terletak pada tahap analitik, serta untuk pemeriksaan hematologi dan
(76,5%) dan waktu tunggu pemeriksaan laboratorium yang tidak sesuai standar
baik dengan waktu tunggu pemeriksaan laboratorium yang Tidak sesuai standar
Hasil uji statistik dengan Chi square diperoleh p-value = 0,23,5 yang berarti
bahwa tidak ada pengaruh stabilitas listrik terhadap waktu tunggu pemeriksaan
Hasil penelitian ini sejalan dengan peneltian yang dilakukan oleh Betti Rosita
dan Ulfa Khairani (2018); tentang analisis lama waktu pelayanan laboratorium di
Rumah Sakit Umum Daerah Pasaman Barat menunjukkan bahwa ada hubungan
antara lamanya waktu tunggu pelayanan laboratorium dengan sarana dan prasarana.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti Secara umum sarana dan
prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan di
dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia maka semua
kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai
48
dengan rencana. Sarana dan prasarana yang ada di laboratorium RSUD Pasaman
dari ruang tunggu pasien, ruang registrasi dan sampling, ruang pemeriksaan, ruang
penyimpanan reagen dan ruang istirahat. Dari hasil pengamatan yang dilakukan,
bahwa sarana dan prasarana yang ada di laboratorium RSUD Pasaman Barat masih
belum memenuhi ketentuan menteri kesehatan seperti yang tertuang dalam PMK No
43 Tahun 2013 tentang cara penyelenggaraan laboratorium klinik yang baik, tetapi
hal ini tidak berpengaruh pada pelayanan laboratorium di RSUD Pasaman Barat
“ Untuk kebijakan Rumah sakit dalam waktu tunggu hasil laboratorium ada
yaitu 140 menit standarnya dimana itu sudah sesuai dengan KEMENKES tentang
standar pelayanan minimal rumah sakit bahwa waktu tunggu hasil pelayanan
waktu tunggu hasil laboratorium < 140 menit itu tenggang waktu mulai pasien
diambil sample sampai dengan menerima hasil yang sudah diekspertisi. Pemeriksaan
dan kimia darah. (6) Sekarang tidak hanya volume pemeriksaan laboratorium yang
semakin meningkat, melainkan juga bahwa dokter memang menuntut hasil-hasil uji
Pada saat di lakukannya penelitian saya melihat dalam kebijakan rumah sakit
suda sesuai dengan standar yang di tetapkan oleh Menkes yaitu Menteri Kesehatan
sakit bahwa waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium ≤140 menit (kimia darah dan
darah rutin). Meskipun pada beberapa bulan ini mengalami keterlambatan dalam
hasil laboratorium di karenakan pada saat beberapa bulan ini Reagen kosong dan
“ya ini eee.. waktu pengambilan sampel pasien apakah pasiennya itu ada di
tempat atau misalnya tidak kooperatif ee.. itu pengambilan sampel jadi atau
adakah penghambat misalnya pasien untuk buang air kecil tetapi belum mau
untuk buang air kecil itu gitu kan balik lagi tergantung proceduralnya juga ,
ready ataukah tidak rusak waktu dalam pencetakan hasil labnya juga apakah
semua komputernya baik, sistemnya berjalan dengan baik gitu dari awal sampai
gunakan dalam pemeriksaan laboratorium baik itu dari mesin yang di awal
pemeriksaan HB nya tidak keluar kan bisa bahaya banget , kemudian waktu tunggu
dan staf yang memenuhi kualifikasi sesuai tugas dan jabatannya, yang meliputi latar
Pada saat di lakukannya penelitian, peneliti meliat dari alat akat laboratorium
yang ada di Rumah sakit Haji sangat sesuai dengan standard yang ada namun ketika
mempengaruhi waktu tunggu hasil laboratorium adalah mesin baik mesin dalam
“ya pada umunya kendala yang sering dihadapi oleh petugas ya mesin
pemeriksaannya apabila lagi eror jadi lama apalagi saat ini dalam pemeriksaan
darah kimia dan darah lengkap kita melakukan dengan kirim ke laboratorium lain
laboratorium”.
“Misalnya dalam pengambilan darah itu selalu kadang – kadang ada kita
ga kena yah tidak dapat pembuluh darahnya itu salah satunya yakan, terjadinya
52
lisis si sampel apabila pemeriksaan urine kadang – kadang pasien ada yang
belum mau buang air kecil iru juga termasuk kendala juga dalam bagi kami
“untuk saat ini dalam pengambilan darah kimia dan darah rutin kendalanya
sih karna reagen kita lagi kosong jadi ga bias langsung itu aja sih,biasanya sih
kami kirim ke Thamrin yang terdekat dari rumah sakit kami, reagen kami kosong,
mengambil di rumah sakit haji saja dan ada ngambil ke tempat lain juga jadi dari
sini sudah di ambil kadang ada ambil ke rumah sakit lain di situlah kendalanya
Informan IV ( Pasien)
“sejauh ini kendala dari pendaftaran dan juga pengambilan hasil tidak ada
kendala sejauh ini baik – baik saja cuman kadang – kadang apabila lagi rame
dalam mengambil hasil laboratorium mungkin akibat beban kerja yang terlalu
banyak juga jadi kadang – kadang suka apa yah ke pasien itu suka gimana yah
suka kurag ramah jika lagi banyak pasien kalau ga rame pasien sejauh ini sih
baik saja”
Kendala yang sering di hadapi oleh petugas lab yang mempengaruhi waktu
variasi fisiologis pasien (puasa dan tidak puasa, umur, jenis kelamin, latihan fisik,
53
Perubahan spesimen, seperti : suhu, pH, lisis, bekuan darah lama tidak dipisahkan
dari serum. Perubahan bisa terjadi di dalam laboratorium atau selama pengiriman ke
laboratorium. Personel, faktor personel yang dapat menimbulkan variasi yang besar
pada hasil laboratorium misalnya: kesalahan administrasi, tertukar dengan pasien lain,
laboratorium yang ada di Rumah Sakit Umum Haji Medan sangat berkompeten, hal
ini saya melihat ketika ada alat yang kosong dan harus di alihkan ke laboratorium
swasta petugas langsung sigap agar hasil laboratorium cepat keluar dan sampai ke
Stabilitasi Listrik
“Kalau listrik di Rumah Sakit Haji Medan Jarang yah karena di daerah
ini juga jarang mati lampu tapi rumah sakit sudah memiliki alay genset jadi
“terdapat masalah dalam stabilitasi listrik kadang ada mati lampu jadi kan
nanti pada akhirnya akan mempengaruhi alat kami dalam memeriksa kalau
misalnya stabilizer listrik tidak mampu kan pada akhirnya mati juga ”.
54
genset untuk cadangan energi apabila sewaktu-waktu terjadi pemadaman listrik. Jika
Hal ini dikarenakan arus listrik sangat mempengaruhi kinerja instrumentasi yang
kestabilan arus listrik harus diperhatikan. Hal ini dikarenakan arus listrik sangat
(UPS) di samping isolated ground circuits dan instalasi listrik yang memenuhi
Prasarana dan sarana laboratorium, misalnya: gangguan aliran listrik, air bersih,
suhu tidak sesuai dengan suhu yang dianjurkan untuk penentuan tes, air suling
dengan pH yang tidak netral, reagensia yang tidak baik, tidak murni, rusak atau
kadaluwarsa, bahan standard kurang baik atau tidak ada, peralatan (fotometer, pipet)
(5)
khususnya di bagian laboratorium klinik Rumah Sakit haji Kota Medan Tahun 2021,
“Kalau sumber daya manusia saat ini sudah cukuplah untuk menjalankan
daya manusia yah keahliannya juga sudah baik dan cukup kami juga melakukan
pelatihan di internal juga laboratorium juga pelatihan di luar juga sudah kami
sumber daya manusia di laboratorium klinik Rumah Sakit Umum Haji Medan .
“ artinya dalam pengambilan sampel harus tepat waktu apabila nanti ada
intruksi dari ruangan untuk cek darah maka datanglah petugas lab artinya dalam
pengambilan sampel haruslah tepat waktu begitu ada intruksi dari ruangan
sesegera mungkin harus ke ruangan jika sudah dapat intruksi dari dokter , dalam
meningkatkan SDM kami telah melakukan pelatihan baik itu dari internal maupun
eksternal”
“ untuk sumber daya manusianya sudah cukup yah sudah masuk lagi anggota
baru 4 orang dari yang dulu, dalam meningkatkan kami ada pelatihan misalnya
ada masuk alat baru gitu ada pelatihannya kalau pelatihan rutin ya dari inilH Lt
baru juga ”
56
“ya untuk saat ini lengkap lah sarana dan prasarana kami sesuai dengan
“untuk saat ini kita terkendala karena semua tindakan pemeriksaan itu semua
di kirim ke laboratorium swasta untuk saat ini itu sudah terhitung hampi sudah jalan
3 bulan kalau darah lengkap pun juga makant\ya untuk saat ini ya ini kedepannya
kita belum tahu insyaAllah di datangkan alat sebagai penggantinya alay kita
sebenarnya tidak rusak hanya kita belum di supregensial oleh mereka masalah dari
manajemen, mungkin kalau dari segi manajemen banyak yah bias jadi factor
keuangan belum di bayar atau bagaimana tapi uni untuk saat ini yah kita tidak tahu
“kalau sarana ya menurut saya ssudah tercukupi yah cuman itu lah kendala
kami reagen itu tadi sudah dar ya bias di bilanh dari awal februari kosong tapi ini
Informan IV ( Pasien )
57
“ prasarana yang ada di laboratorium Rumah Sakit Haji sudah baik sih
Cuma terkadang kalau lagi rame pasien kadang tidak kebagian tempat duduk
saja,tapi menurut saya ruang tunggu hasil laboratoriumnya ya menurut saya agak di
besarin sedikit misalnya di banyakin kursinya karena kadang yang menunggu hasil
laboratorium kadang – kadang banyak orang tua / lansia lah bias kita bilang seperti
Berbagai upaya dari rumah sakit dalam meningkatkan pelayanan yang terbaik
salah satunya adalah waktu hasil laboratorium dan salah satu pendukung waktu
Sub bagian laboratorium Rumah Sakit Umum Haji Medan terdiri dari
laboratorium patologi klinik dan patologi anatomi. Pada laboratorium patologi klinik
golongan darah, darah rutin), pemeriksaan kimia klinik (pemeriksaan ginjal, lemak,
liver funsi test), pemeriksaan immunoserologi, urinalisa dan fecces, sedangkan pada
yang dilayani berasal dari pasien rawat jalan Rumah Sakit Haji Medan atau pasien
dari rumah sakit lain yang membawa surat pengantar dari dokter. Di sub bagian ini
ada bank darah yang berfungsi untuk mneyediakan darah. Dalam penyediaan darah,
laboratorium Rumah Sakit Umum Haji Medan bekerja sama dengan Palang Merah
Indonesia (PMI).
Alur Pendaftaran
“oke pertama pasien dating itu dari pendaftaran dari bagian pendaftaran
sudah dari situ lanjut ke Poly jika dokter mengarahkan untuk check
misalnya check narkoba itu kita sudah tahu ya kita langsung periksa, pasien itu
kan dating sudah ada surat pengantar nah dari pengantar itulah kita lihat apa
saja yang mau di periksa misalnya mau cek darah atau kolestrol kita kasi tahu
ke pasien persiapannya bias saja dia hari ini dating dari pasien belum siap
maka kita anjurkan besok dating lagi kalau darah rutin kita tinggal ambil saja
Informan IV ( Pasien)
“ sejauh ini sudah baik sudah membantu mulai dari proses dan akhir
latar belakang pendidikan yang sesuai dengan persyaratan yang berlaku bagi masing-
masing jenis laboratorium. Maka dari itu alur pendaftaran laboratorium juga harus di
perhatikan
BAB VI
59
6.1 Kesimpulan
1. Waktu tunggu pemeriksaan laboratorium di RSU Haji Medan tahun 2020 belum
kesehatan.
5. Ada pengaruh permasalahan pra analitik, analitik, dan post analitik terhadap
beberapa bulan ini adalah Reagen Kosong yang menyebabkan petugas harus
6.2 Saran
tugas dan jabatannya karena masih terdapat beberapa petugas laboratorium yang
Hal ini juga dapat memperbaiki waktu tunggu pemeriksaan laboratorium sesuai
3. Peneliti Selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
2013;(1216):1–4.
http://etd.repository.ugm.ac.id/home/detail_pencarian/73735
5. Sandra G Boodman. Doctors’ Diagnostic Errors Are Often Not Mentioned But
errors-misdiagnosis-more-common-than-known-serious-impact/
Keputusan Terapi Pada Pasien Rawat Inap. 2014;(Tesis Program Studi Ilmu
http://etd.repository.ugm.ac.id/home/detail_pencarian/73735
129/Menkes/SK/II/2008. 2008;1–12.
Semarang. 2017;001:1–2.
2013;(1216):5–196.
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/42295/4/9241545305_ind.pdf
https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=1075384
17. Aryati. Peran Patologi Klinik Secara Holistik: Tantangan Masa Kini Dan Masa
from:
https://onesearch.id/Record/IOS1.INLIS000000000808038/Preview#tabnav
Cipta; 2010.
Malik Medan Tahun 2019 Tua Siagian , 2 Janno Sinaga , 3 Wiratama Nugraha
2019;4002(January):27–43.
25. Fidyanti Shabrina Junjungsari. Analisis waktu tunggu pada pelayanan unit
laboratorium rumah sakit ibu dan anak swasta x kota Jakarta dimana rata-rata
waktu tunggu pelayanan laboratorium pada Rumah Sakit Ibu dan Anak Swasta
usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Dewasa Awal 4 23.5 23.5 23.5
jenis_kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Jabatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
K_Petugas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
P_Analitik
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
S_listrik
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
waktu_tunggu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Bivariate
67
Cases
Crosstab
waktu_tunggu
memenuhi Count 0 13 13
Chi-Square Tests
a. 3 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .94.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstab
waktu_tunggu
Chi-Square Tests
a. 3 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .94.
69
Crosstab
waktu_tunggu
Baik Count 1 10 11
Chi-Square Tests
a. 3 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.41.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstab
70
waktu_tunggu
Baik Count 2 13 15
Chi-Square Tests
a. 3 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .47.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstab
waktu_tunggu
Baik Count 3 13 16
Chi-Square Tests
a. 3 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .24.
b. Computed only for a 2x2 table
Correlations
N 15 15 15 15 15 15
** ** ** **
kp2 Pearson Correlation .739 1 .853 .645 .659 .645**
Sig. (2-tailed) .002 .000 .009 .008 .009
N 15 15 15 15 15 15
* ** ** *
kp3 Pearson Correlation .577 .853 1 .756 .533 .756**
72
N 15 15 15 15 15 15
Correlations
N 15 15 15
ts2 Pearson Correlation .213 1 .533*
Sig. (2-tailed) .446 .041
N 15 15 15
ts3 Pearson Correlation .700** .533* 1
N 15 15 15
Correlations
73
s1 s2 s3
N 15 15 15
s2 Pearson Correlation .784** 1 .583*
Sig. (2-tailed) .001 .022
N 15 15 15
s3 Pearson Correlation .784** .583* 1
N 15 15 15
Correlations
N 15 15 15 15 15 15 15
* * * ** **
pra2 Pearson Correlation .612 1 .577 .577 .739 .866 1.000** 1.0
Sig. (2-tailed) .015 .024 .024 .002 .000 .000 .0
N 15 15 15 15 15 15 15
* * **
pra3 Pearson Correlation .354 .577 1 .400 .533 .700 .577* .5
Sig. (2-tailed) .196 .024 .140 .041 .004 .024 .0
N 15 15 15 15 15 15 15
pra4 Pearson Correlation .707** .577* .400 1 .853** .700** .577* .5
Sig. (2-tailed) .003 .024 .140 .000 .004 .024 .0
N 15 15 15 15 15 15 15
pra5 Pearson Correlation .829** .739** .533* .853** 1 .853** .739** .73
Sig. (2-tailed) .000 .002 .041 .000 .000 .002 .0
N 15 15 15 15 15 15 15
** ** ** ** **
pra6 Pearson Correlation .707 .866 .700 .700 .853 1 .866** .86
Sig. (2-tailed) .003 .000 .004 .004 .000 .000 .0
N 15 15 15 15 15 15 15
* ** * * ** **
pra7 Pearson Correlation .612 1.000 .577 .577 .739 .866 1 1.0
74
N 15 15 15 15 15 15 15
Correlations
f1 f2 f3 f4 f5 f6
** * * *
f1 Pearson Correlation 1 .707 .583 .612 .612 .707**
N 15 15 15 15 15 15
** * *
f2 Pearson Correlation .707 1 .354 .577 .577 1.000**
Sig. (2-tailed) .003 .196 .024 .024 .000
N 15 15 15 15 15 15
* * *
f3 Pearson Correlation .583 .354 1 .612 .612 .354
Sig. (2-tailed) .022 .196 .015 .015 .196
N 15 15 15 15 15 15
* * * **
f4 Pearson Correlation .612 .577 .612 1 .722 .577*
Sig. (2-tailed) .015 .024 .015 .002 .024
N 15 15 15 15 15 15
f5 Pearson Correlation .612* .577* .612* .722** 1 .577*
Sig. (2-tailed) .015 .024 .015 .002 .024
N 15 15 15 15 15 15
** ** * *
f6 Pearson Correlation .707 1.000 .354 .577 .577 1
Sig. (2-tailed) .003 .000 .196 .024 .024
N 15 15 15 15 15 15
* ** **
f7 Pearson Correlation .612 .866 .272 .444 .722 .866**
Sig. (2-tailed) .015 .000 .326 .097 .002 .000
N 15 15 15 15 15 15
** * ** ** **
f8 Pearson Correlation .829 .533 .829 .739 .739 .533*
Sig. (2-tailed) .000 .041 .000 .002 .002 .041
N 15 15 15 15 15 15
75
N 15 15 15 15 15 15
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAKTU TUNGGU HASIL
PEMERIKSAAN LABORATORIUM KLINIK
DI RSUD HAJI MEDAN
TAHUN 2020