Anda di halaman 1dari 15

An.

NA, 13 tahun

Pasien datang ke BP PKM Sidorekso dg keluhan gatal di telapak tangan dan kaki sejak +- 1 minggu
terakhir, awalnya gatal terasa di sela-sela jari tangan dan kaki lalu lama kelamaan bertambah banyak dan
menyebar hingga ke telapak. Gatal dirasakan terutama malam hari. Keluhan serupa dialami oleh kakak
dan adik pasien yang tidur bersama pasien. Pasien merupakan murid di pesantren. Pasien menyagkal
adanya demam atau keluar nanah dari luka.

ku/kes: tampak sakit ringan, CM


N 92x/mnt ; RR 19x/mnt; S 36.4C
Mata: conjungtiva anemis -/-
Thorax: simetris, retraksi -/-, SD vesikuler, RBK -/- whz -/-, BJ I II reguler, gallop - murmur -
Abdomen: BU (+), supel, NT (-), timpani, turgor kulit <2dtk
Ekstremitas: hangat + + // + +, CTR <2 dtk

Stt lokalis palmar et pedis bilateral:


Vesikel dengan dasar eritema, multiple diskret ukuran milier hingga lentikuler di sela-sela jari tangan dan
kaki, pus –

Diagnosis kerja: Scabies

1. Medikamentosa
 Permetrin 5% salp ue in loc dol (dpt diulang jarak 1 mgg)
 PO CTM 3x4mg

2. Non-medikamentosa
Edukasi mengenai perbaikan higien diri dan lingkungan seperti:

a. Tidak menggunakan peralatan pribadi secara bersma-sama dan alas tidur diganti bila ternyata pernah
digunakan oleh penderita skabies.
b. Menghindari kontak langsung dengan penderita skabies.
c. Membersihkan semua benda yang berpotensi menjadi tempat penyebaran penyakit.
 Terapi: salep permetrin digunakan malam hari selama 8-10 jam pada luka dan tidak boleh terkena air.
Jika belum sembuh maka diulang 1 minggu kemudian.
Pengobatan skabies yang memiliki prinsip mengobati seluruh anggota keluarga/ orang terdekat dg keluhan
serupa

Ny. RH, 51 tahun

Pasien datang ke BP PKM Sidorekso dengan keluhan gatal di bagianketiak kanan dan dibagian bawah
kedua payudara, gatal dirasakan hampir setiap saat namun terutama dirasakan saat pasien berkeringat.
Pada daerah yang gatal tersebut timbul bercak merah yang semakin lama semakin meluas, berbentuk
seperti pulau dan ditengahnya terlihat lebih putih. Gatal dan bercak merah pertama kali muncul pada 5
hari yang lalu. Pasien mengakui pada daerah tersebut sering lembab dan berkeringat dan setelah mandi
pasien seringkali memakai baju saat kondisi badan belum sepenuhnya kering. Pasien obesitas, saat ini BB
80 kg dan TB 165 cm. Riwayat hipertensi dan DM disangkal. Riwayat alergi disangkal. Tidak ada keluhan
serupa di keluarga yang tinggal satu rumah dengan pasien.

ku/kes: tampak sakit ringan, CM


TD 127/70 mmHg, N 88x/mnt ; RR 19x/mnt; S 36,6C
Mata: conjungtiva anemis -/-
Thorax: simetris, retraksi -/-, SD vesikuler, RBK -/- whz -/-, BJ I II reguler, gallop - murmur -
Abdomen: BU (+), supel, NT (-), timpani, turgor kulit <2dtk
Ekstremitas: hangat + + // + +, CTR <2 dtk

Status lokalis axilla et inframammae bilateral:


Terdapat plak eritematosa multiple diskret ukuran lentikuler hingga plakat, disertai dengan skuama tipis
diatasnya, sentral healing dan tepi lesi yang lebih aktif

Diagnosis kerja: Tinea Corporis

1. Medikamentosa
 Mikonazol krim 2dd ue (pada lesi)
 CTM PO 3x4mg

2. Non-medikamentosa
Edukasi pasien mengenai penyakit Tinea Corporis, salah satu faktor resiko Tinea yaitu obesitas yang
dimiliki pasien sehingga pasien disarankan untuk mengatur pola makan dan menurunkan berat badan.
Pasien juga diminta untuk menaga higienitas, hindari situasi yang dapat menyebabkan tubuh menjadi
lembab, hindari penggunaan baju berulang kali dan hindari pemakaian handuk/pakaian bersama dengan
anggota keluarga lainnya.

Nn. AL, 25 tahun

Pasien datang dengan keluhan nyeri ulu hati, keluhan dirasakan sering hilang timbul sejak 3 bulan yang
lalu namun dalam 3 hari terkahir dirasakan terus menerus. Nyeri dirasakan terutama saat pasien terlambat
makan, dan membaik setelah pasien makan. Selain itu pasien juga mengeluh perut terasa kembung, mual
dan kadang disertai muntah +- 1x/hari, muntah berupa makanan, tidak bercampur darah dan tidak
menyemprot. Pasien mengakui sering makan tidak teratur, dan menyukai makanan pedas. Tidak ada
keluhann terkait BAB.
Riwayat minum obat (-). Riwayat keluhan serupa dirasakan jika pasien tidak makan teratur, riwayat alergi
(-). Riwayat serupa pada keluarga terdapat pada ibu dan kakak pasien.

ku/kes: tampak sakit ringan, CM


N 91x/mnt ; RR 20x/mnt; S 36.5C
Mata: conjungtiva anemis -/-
Thorax: simetris, retraksi -/-, SD vesikuler, RBK -/- whz -/-, BJ I II reguler, gallop - murmur -
Abdomen: I: supel/ A: BU (+) normal / P: Nyeri tekan epigastrium dan hypochondriac sinistra(+), hepar
dan lien tidak teraba/ P: timpani
Ekstremitas: hangat + + // + +, CTR <2 dtk

Diagnosis kerja: Sindrom Dispepsia

1. Medikamentosa
 Antasida tablet 3x1 dikunyah sebelum makan
 Ranitidin 2x1
 Domperidone 3x1 sebelum makan

2. Non-medikamentosa
Edukasi mengenai perbaikan higien diri dan lingkungan seperti:

 Tidak menunda makan, mengatur pola makan dengan makan secara teratur dan sebaiknya
mengkonsumsi makanan berserat tinggi, bergizin, serta perbanyak minum air putih
 Kurangi mengkonsumsi makanan pedas, kecut, banyak mengandung gas yang dapat menimbulkan
peningkatan asam lambung (kubis, kol, kentang, semangka, melon) dan berlemak tinggi yang
menghambat pengosongan isi lambung
 Menghindari konsumsi obat-obat yang dapat mengiritasi lambung seperti obat anti inflamasi
Menghindari stress

An. JM, 7 tahun, BB 17 kg, TB 120 cm

pasien datang dengan keluhan batuk pilek sejak 2 hari yang lalu, batuk berdahak namun sulit untuk dikleuarkan,
dan ingus berwarna kuning kehijauan. selain itu pasien juga mengeluh demam sejak 2 hari yang lalu, demam
cukup tinggi dan disertai menggigil, namun orang tua belum memberikan obat apapun. demam berlangsung
hampir sepanjang hari. pasien juga mengeluh tenggorokannya nyeri sehingga menjadi malas makan. mual &
muntah (-), BAB terakhir 1 hari yang lalu, tidak mencret dan tidak mengeras. orang tua mengakui pasien selama ini
sulit makan, lebih suka minum susu dan jajan di sekitar rumah, tidak terlalu suka makan nasi dengan lauk. pasien
juga bersekolah dan sering tidak memakan bekal yang diberikan, lebih sering jajan di kantin.
Riwayat penyakit dahulu: keluhan serupa 1 tahun yang lalu. alergi (-)
Riwayat imunisasi lengkap
Riwayat penyakit keluarga: alergi (-), keluhan serupa (-). ibu dan bapak pasien bekerja sehingga anak ditemani oleh
nenek dirumah

pasien datang dengan keluhan batuk pilek sejak 2 hari yang lalu, batuk berdahak namun sulit untuk dikeluarkan,
dan ingus berwarna bening. Selain itu pasien juga mengeluh demam sejak 2 hari yang lalu, demam tidak terlalu
tinggi dan disertai menggigil, namun orang tua belum memberikan obat apapun. demam berlangsung hampir
sepanjang hari. pasien juga mengeluh tenggorokannya nyeri sehingga menjadi malas makan. mual & muntah (-),
BAB terakhir 1 hari yang lalu, tidak mencret dan tidak mengeras.
Riwayat penyakit dahulu: keluhan serupa 1 tahun yang lalu. alergi (-)
Riwayat imunisasi lengkap
Riwayat penyakit keluarga: alergi (-), keluhan serupa (-). ibu dan bapak pasien bekerja sehingga anak ditemani oleh
nenek dirumah

HR: 90x/m, RR: 30x/m, suhu: 37,2 C


mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
hidung: napas cuping hidung (-), sekret +/+ kuning kehijauan
mulut: mukosa bibir lembab, stomatitis (-)
tenggorokan: faring hiperemis, tonsil T1-T1
leher: pembesaran KGB /-, thorax: iga gambang (+), paru dan jantung dalam batas normal
abdomen: I:supel/ A: BU (+) normal/ P: nyeri tekan epigastrium dan umbilicus (-)/ P: timpani
ekstrimitas: edema -/-

Pemeriksaan Fisik
BB: 17 kg, TB: 120 cm
BB/U: 17/23 = 60,5%%, TB/U: 100% , BB/TB: 17/23= 69,5%
HR: 90x/m, RR: 30x/m, suhu: 37,8 C
mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
hidung: napas cuping hidung (-), sekret +/+ kuning kehijauan
mulut: mukosa bibir lembab, stomatitis (-)
tenggorokan: faring hiperemis, tonsil T1-T1
leher: pembesaran KGB /-, thorax: iga gambang (+), paru dan jantung dalam batas normal
abdomen: I:supel/ A: BU (+) normal/ P: nyeri tekan epigastrium dan umbilicus (+)/ P: timpani
ekstrimitas: edema -/-

Diagnosis: gizi buruk tipe marasmus, ISPA

1. Medikamentosa
 Dextral (Guaifenesin, CTM, Phenylpropanolamine) 3dd cth 1
 Paracetamol syr 120mg/5ml 3dd cth 1
 Multivitamin syrup 3dd cth 1 FLS 1

Dextral (Guaifenesin, CTM, Phenylpropanolamine) 3dd cth 1


Paracetamol syr 120mg/5ml 3dd cth 1
Multivitamin syrup 3dd cth 1 FLS 1

ASI diteruskan (jika masih)


Perilaku hidup bersih dan sehat
Jika menggunakan susu formula, botol penyajian sebaiknya di rebus dahulu untuk sterilisasi.
2. Non-medikamentosa
Edukasi mengenai kebutuhan gizi anak dengan gizi buruk.anak harus makan dalam porsi kecil, sering dan
bervariasi agar menarik minat anak untuk makan dan untuk mencegah terjadi nya hipoglikemia. Pasien
juga harus dijaga agar tidak terjadi dehidrasi ataupun hipotermia.
Bahan makanan yang dianjurkan
-karbohidrat: nasi, bubur, roti, gandum, jagung, kentang
-protein hewani: daging, ayam, telur, ikan , udang, cumi dan sumber laut lain
-protein nabati: tempe, tahu, kacang-kacangan
-sayuran yang berwarna sebagai sumber vitamin dan mineral seperti kangkung, daun katuk, bayam,
wortel, kembang kol, sawi dan selada
-buah-buahan seperti jeruk, apel, papaya, melon, jambu, semangka
-susu segar full cream, yoghurt, keju, mayonnaise, susu kedelai

Pasien tidak dibolehkan membeli jajanan yang tidak bersih.


Pasien datang dengan keluhan batuk pilek sejak 2 hari yang lalu, batuk berdahak namun sulit untuk
dikleuarkan, dan ingus berwarna kuning kehijauan. selain itu pasien juga mengeluh demam sejak 2 hari
yang lalu, demam tidak terlalu tinggi dan disertai menggigil, namun orang tua belum memberikan obat
apapun. demam berlangsung hampir sepanjang hari. Mual & muntah (-), BAB terakhir 1 hari yang lalu,
tidak mencret dan tidak mengeras.
Riwayat penyakit dahulu: keluhan serupa 7 bulan yang lalu. alergi (-)
Riwayat imunisasi lengkap
Riwayat penyakit keluarga: alergi (-), keluhan serupa (-). ibu dan bapak pasien bekerja sehingga anak
ditemani oleh nenek dirumah
Pemeriksaan Fisik
BB: 15 kg, TB: 68 cm
HR: 90x/m, RR: 30x/m, suhu: 37,8 C
mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
hidung: napas cuping hidung (-), sekret +/+ kuning kehijauan
mulut: mukosa bibir lembab, stomatitis (-)
tenggorokan: faring hiperemis, tonsil T1-T1
leher: pembesaran KGB /-, thorax: iga gambang (+), paru dan jantung dalam batas normal
abdomen: I:supel/ A: BU (+) normal/ P: nyeri tekan epigastrium dan umbilicus (-)/ P: timpani
ekstrimitas: edema -/-

Dextral (Guaifenesin, CTM, Phenylpropanolamine) 3dd cth 1/2


Paracetamol syr 120mg/5ml 3dd cth 1/2
Multivitamin syrup 3dd cth 1 FLS 1
Amoxicicillin syr 3dd cth 1/2

Edukasi:
Perilaku hidup bersih dan sehat
ASI diteruskan
Makan-makanan yang sehat
Jika ada anggota keluarga yang sakit serupa, agar tidak mencium-cium pasien agar terhindar dari
penularan.
Tn.AS, 23 thn

pasien datang dengan keluhan BAB berdarah sejak 1 tahun yang lalu. perdarahan berwarna merah segar, menetes
dari anus beberapa saat setelah BAB. selain itu pasien juga merasa terdapat benjolan pada anus, yang keluar saat
defekasi dan kembali masuk setelah defekasi, tanpa harus didorong oleh tangan. kadang BAB juga disertai dengan
lendir. namun konsistensi dan warna BAB tetap normal tidak ada perubahan. pasien juga sering merasa nyeri pada
daerah anus, kadang tampak kemerahan. BAB terakhir 1 hari yang lalu tidak disertai dengan darah. keluhan lemas,
pusing, pucat (-). pasien mengaku jarang mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan, sehingga kadang BAB jarang,
hanya 1x dalam 2 atau 3 hari.
RPD: keluan serupa sebelumnya (-), hipertensi (-), alergi (-), batuk kronik (-)
RPK: keluhan serupa (-)

Pemeriksaan Fisik
TD 120/80 mmHg, HR 84x/m, RR 22x/m, suhu 36,4 C
mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Thorax: simetris, retraksi -/-, SD vesikuler, RBK -/- whz -/-, BJ I II reguler, gallop - murmur -
Abdomen: I: supel/ A: BU (+) normal / P: Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba/ P: timpani
Ekstremitas: hangat + + // + +, CTR <2 dtk

Diagnosis: Hemoroid interna grade 2

1. Medikamentosa
anti hemoroid supp 1x1 sebelum tidur
asam mefenamat 3x500 mg p.c
asam traneksamat 3x500 mg p.c
vitamin K 3x1
2. Non medikamentosa
-konsumsi serat 25-40 gram perhari (supaya BAB lebih lembek dan besar dan mengurangi proses
mengedan serta tekanan ada vena anus)
-minum air sebanyak 6-8 gelas sehari
-mengubah kebiasaan BAB. Jangan ditahan karena akan memperkeras feses, hindari mengedan

Ny.KY, 24th, 55 kg, 155 cm

Ny. KY, G1P0A0 datang dengan keluhan mual dan muntah ±3-4x/hari sejak usia kehamilan 10 minggu. HPHT
8/6/2020, TP 15/5/2021. Keluhan mual dan muntah sebenarnya sudah dirasakan sejak usia kehamilan 5 minggu
namun semakin lama semakin memberat, mual dan muntah dirasakan setiap saat, terlebih bila pasien minum atau
makan. . Setiap hari pasien muntah >3 kali, atau setiap kali pasien diberikan makanan. Muntah berupa makanan
dan minuman yang pasien baru konsumsi atau hanya cairan dan lendir, tidak menyemprot. Sehingga pasien takut
untuk makan. Pasien juga merasa lemas, berat badan menurun 1 kg dalam 2 minggu terakhir. Pasien belum
pernah mengkonsumsi obat sebelumnya.
Riwayat penyakit dahulu: Hipertensi (-), DM (-), alergi (-). riwayat kontrasepsi tidak ada. riwayat merokok, alokohol
tidak ada. Riwayat imunisasi TT 2x
riwayat keluarga: hipertensi (-), DM (-), alergi (-)

Pemeriksaan Fisik:
TD: 120/80 mmHg, HR: 110x/menit, RR: 18x/menit, Suhu: 36,6 C
mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Thorax: simetris, retraksi -/-, SD vesikuler, RBK -/- whz -/-, BJ I II reguler, gallop - murmur -
Abdomen: I: supel/ A: BU (+) normal / P: Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba/ P: timpani
Ekstremitas: hangat + + // + +, CTR <2 dtk

Diagnosis: excessive vomiting in pregnancy (HEG)

1. Medikamentosa
Domperidone 3x1
Vitamin B6 3x1
Asam folat 1x1
2. Non medikamentosa
-mengusahakan kecukupan nutrisi ibu, anjurkan ibu untuk minum suplementasi vitamin dan asam folat
-makan dalam porsi kecil, tetapi lebih sering
-menghindari makanan yang berminyak dan berbau lemak
-istirahat cukup dan hindari kelelahan
-BAB yang teratur
Ny. NA, 33 thn, BB 63 kg, TB 162 cm

Pasien datang dengan keluhan perasaan penuh dan nyeri pada telinga kiri sejak 1 minggu yang lalu.
Pasien juga mengeluhkan pendengaran pada telinga kiri sedikit terasa berkurang, liang telinga kiri sedikit
gatal dan rasa berair. Pasien mengaku kerap membersihkan liang telinganya menggunakan cotton bud dan
pasien masukkan air. Riwayat telinga berdengung (-). Pasien tidak mengeluhkan demam. Riwayat batuk,
pilek dan nyeri tenggorokan juga disangkal oleh pasien. pasien menyangkal terdapat riwayat keluar cairan
dari dalam telinga. Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga, dan belum mencoba mengobati keluhan yang
dirasakannya
RPD: keluhan serupa sebelumnya (-), riwayat sinusitis (-), riwayat rinitis (-), hipertensi (-), diabetes
mellitus (-), asma (-), riwayat trauma pada telinga (-)
RPK: keluarga dengan keluhan serupa (-)

Pemeriksaan Fisik
TD: 110/80 mmHg, HR: 98x/menit, RR: 19x/menit, Suhu: 36,6 C
mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Hidung: NCH -/-, sekret -/-
Thorax: simetris, retraksi -/-, SD vesikuler, RBK -/- whz -/-, BJ I II reguler, gallop - murmur -
Abdomen: I: supel/ A: BU (+) normal / P: Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba/ P: timpani
Ekstremitas: hangat + + // + +, CTR <2 dtk

Status lokalis:
Telinga kanan dalam batas normal
Telinga kiri  aurikula: deformitas (-), hiperemis (-), edema (-)/ pre aurikula: hiperemis (-), edema (-), abses (-),
nyeri tekan (+)/ retroaurikula: hiperemis (-), edema (-), fistula (-), nyeri tekan (-)/ Meatus Akustikus: serumen (-),
edema (+), hiperemis (+), furunkel (-), secret (+) cair kekuningan
Membrane timpani tidak dapat dievaluasi

Diagnosis: otitis eksterna difus

1. Medikamentosa
-amoksisilin 3x500 mg
-metilprednisolon 3x4 mg
-tampon kassa yang diolesi salep antibiotik kombinasi (Polymiksin B-neomycin) dan hidrokortison salep

2. Non medikamentosa
-tidak mengorek telinga baik dengan cotton bud atau dengan alat lainnya
-selama pengobatan pasien tidak boleh berenang
-penyakit dapat berulang sehingga pasien harus menjaga liang telinga agar dalam kondisi kering dan tidak
lembab

Tn. S, 45 thn, BB 78 kg, TB 170 cm

Pasien datang dengan keluhan pusing berputar yang timbul tiba-tiba 1 minggu yang lalu. Keluhan pusing
bergoyang seperti benda sekitar berputar selama sekitar 2 menit, hilang dengan sendirinya. Pusing
bergoyang dirasakan hilang timbul, timbul saat pasien merubah posisi (tidur ke duduk, duduk ke berdiri,
menoleh/miring kanan dan kiri), tidak membaik dengan istirahat/berbaring atau menutup mata. Saat
timbul penurunan pendengaran (-), mual (+) muntah (-) keringat dingin (+),telinga kanan berdengung (-).
Pasien belum mengkonsumsi obat untuk mengurangi keluhannya. Keluhan keluar cairan dari telinga (-).
Pasien merupakan ibu rumah tangga. Tidak mengkonsumsi rokok dan minimal beralkohol.
RPD: keluhan serupa sebelumnya (-), alergi (-). Hipertensi (-), DM (-) ,penggunaan obat minum atau tetes
telinga sebelumnya (-)
RPK: keluhan serupa pada keluarga (-)

Pemeriksaan Fisik
TD 120/90 mmHg, HR 68x/m, RR 20x/m, suhu 36,4 C
mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Hidung: NCH -/-, sekret -/-
Telinga kanan & kiri  aurikula: deformitas (-), hiperemis (-), edema (-)/ pre aurikula: hiperemis (-), edema (-),
abses (-), nyeri tekan (-)/ retroaurikula: hiperemis (-), edema (-), fistula (-), nyeri tekan (-)/ Meatus Akustikus:
serumen (-),hiperemis (+), furunkel (-), lapang, membran timpani intak
Thorax: simetris, retraksi -/-, SD vesikuler, RBK -/- whz -/-, BJ I II reguler, gallop - murmur -
Abdomen: I: supel/ A: BU (+) normal / P: Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba/ P: timpani
Ekstremitas: hangat + + // + +, CTR <2 dtk

Status lokalis:

Pemeriksaan dix hallpike tidak dilakukan


Status neurologis dalam batas normal
Diagnosis: BPPV

1. Medikamentosa
-dimenhidrinat 3x25 mg
-betahistine 3x12 mg

2. Non medikamentosa
-edukasi latihan brandt-darroff 3x (pagi, siang, malam) pasien duduk tegak di pinggir tempat
tidur dengan kedua tungkai tergantung, dengan kedua mata tertutup baringkan tubuh dengan cepat
ke satu sisi, pertahankan selama 30 detik. Setelah itu duduk kembali. Setelah 30 detik, baringkan
dengan cepat ke sisi lain dan pertahankan selama 30 detik, lalu duduk kembali. Gerakan ini
diulang sebanyak 5x pada masing-masing waktu. Dilakukan selama 2-3 minggu
-penjelasan kepada pasien bahwa BPPV bukan suatu penyakit saraf yang berbahaya dan dapat
hilang spontan setelah beberapa waktu, meskipun masih dapat kambuh kembali

An. NA, 1 tahun 7 bulan, BB 9 kg, TB 80 cm

Pasien datang dengan keluhan diare sejak 1 hari yang lalu, diare sebanyak 3-4x/hari, berwarna coklat kekuningan,
konsistensi cair disertai ampas, tidak disertai dengan darah dan lendir, bau menurut ibu pasien agak busuk. Diare
disertai dengan demam, naik turun terjadi pada sore hari kemarin. Muntah (-) namun nafsu makan pasien tampak
menurun, meskipun masih mau diberi makan bubur dan diberi minum susu. Anak masih menangis, tidak tampak
kehausan. Riwayat ganti susu beberapa hari yang lalu tidak ada. Gatal dan kemerahan di pantat tidak ada. Jumlah
BAK masih normal pada pampers
RPD: keluhan serupa sebelumnya (-). Riwayat imunisasi belum pernah sama sekali
RPK: alergi pada keluarga tidak diketahui
Riwayat tumbuh kembang: normal sesuai dengan anak seusianya
Riwayat persalinan: pasien lahir cukup bulan, normal di bidan, BBL 3400 gram, langsung menangis
Riwayat gizi: saat ini anak sudah tidak diberi ASI eksklusif, sehari-hari minum susu formula dan makan bubur

Pemeriksaan Fisik
BB 9 kg, TB 80 cm
BB/U: -2SD < Z score < -1SD, TB/U: -1SD < Z score < median , BB/TB: -2 SD < Zscore <-1SD
Kesan: BB baik, perawakan baik, gizi baik
HR: 100x/m, RR: 34x/m, suhu: 36,8 C
mata: konjungtiva anemis -/-, mata tidak cekung, air mata +/+
hidung: napas cuping hidung (-), sekret -/-
mulut: mukosa bibir lembab, stomatitis (-)
leher: pembesaran KGB -/-, thorax: iparu dan jantung dalam batas normal
abdomen: I:supel/ A: BU (+) normal/ P: turgor kulit kembali cepat, hepar dan limpa tidak teraba/P: timpani
ekstrimitas: edema -/-, CRT < 2 detik
anus: eritema perianal (-)

Diagnosis: diare akut tanpa dehidrasi

1. Medikamentosa
Oralit sachet  dilarutkan kedalam 1 gelas, diberikan 100-200 ml setiap kali BAB dan 1 sendok the setiap
1-2 menit
Paracamol syrup 3x3/4 sendok takar (+- 90 mg)
Zinc tablet 1x20 mg selama 10 hari

2. Nonmedikamentosa
-edukasi diare pada anak dan pentingnya terapi rehidrasi
-edukasi untuk imunisasi catch-up
-susu formula dilanjutkan seperti biasa, makan makanan yang rendah lemak dan serat. Makanan yang
direkomentasikan: sereal atau makanan lain yang mengandung zat tepung dicampur dengan kacang-
kacanga, sayuran dan daging/ikan, sari buah segar seperti apel, jeruk manis dan pisang sebagai penambah
kalium
-kenali tanda bahaya diare pada anak seperti tidak bisa minum/menyusu, muntah terus menerus, terdapat
darah pada tinja.
Tn. KR, 70 thn, BB 54 kg, TB 170 cm

Pasien datang dengan keluhan terdapat plak putih pada bagian tengah mata kiri yang semakin meluas sejak 2
minggu yang lalu. Mata kiri juga dirasakan sangat nyeri, silau dan penglihatan menjadi berkurang. awalnya pasien
masih dapat melihat namun saat ini pasien hanya dapat membedakan apakah terdapat cahaya atau tidak.
Sebelumnya pasien mengalami mata merah, nyeri dan penglihatan buram sejak 3 minggu yang lalu setelah pasien
terkena serpihan ranting saat sedang memotong kayu. Pasien kemudian mengucek matanya dengan tangan yang
masih kotor. 3 hari kemudian karena pasien merasa keluhannya belum membaik, pasien membeli obat cendo cytrol
yang masih dikonsumsi hingga 1 minggu yang lalu, dan dihentikan sendiri karena pasien tidak merasa adanya
perbaikan. Pasien belum pernah berobat ke dokter umum atau spesialis mata sebelumnya untuk berobat mengenai
keluhannya saat ini. Keluhan tidak terjadi pada mata kanan. Pasien sehari-hari sudah menggunakan kacamata lensa
ganda, namun pasien lupa berapa + dan – lensanya.
RPD: keluhan serupa sebelumnya (-), pasien memiliki riwayat hipertensi sejak usia 50 tahun. Namun hanya
meminum obat saat dirasakan pusing. Riwayat DM (-), alergi (-)
RPK: keluhan serupa pada keluarga (-)

Pemeriksaan Fisik
TD 140/100 mmHg, HR 88x/m, RR 20x/m, suhu 36,4 C
mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Hidung: NCH -/-, sekret -/-
Thorax: simetris, retraksi -/-, SD vesikuler, RBK -/- whz -/-, BJ I II reguler, gallop - murmur -
Abdomen: I: supel/ A: BU (+) normal / P: Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba/ P: timpani
Ekstremitas: hangat + + // + +, CTR <2 dtk

Status oftalmologis:
Visus: OD 6/10, OS 1/tidak terhingga
Proyeksi arah: baik dari segala arah
Palpebral: OD normal, OS terdapat blefarospasme
Kojungtiva: OD normal. OS injeksi siliar (+)
Kornea: OD normal terdapat arcus senilis. OS edema (+), terdapat ulkus dan infiltrat
Bilik mata depan: OD BMD dalam, OS terdapat hipopion
Iris, pupil, lensa: OD normal, OS tidak dapat diniai

Diagnosis: ulkus kornea

1. Medikamentosa
-amlodipin 1x5 mg
2. Non medikamentosa
-rujuk ke dokter spesialis mata
-menghentikan pengobatan dengan obat tetes mata sebelumnya (cendo cytrol) karena akan memperparah
kondisi infeksi jamur
-edukasi ke pasien untuk selalu konsultasi ke dokter sebelum menggunakan obat, jangan membeli obat
sendiri

Diare
Seorang pasien datang dengan keluhan mencret. Keluhan mencret sudah dirasakan sejak 1 hari sebelum berobat ke
puskesmas. Mencret berwarna kuning namun masih terdapat sisa ampas makanan. Ibu pasien mengatakan
sebelumnya pasien mual disertai muntah kemarin dan tadi pagi sebanyak 2x. BAK tidak ada kelainan. Pasien masih
mau minum ASI, agak rewel.
KP:-
RPD: Sudah pernah sebelumnya mengalami diare di usia 5 bulan

Alergi: -
mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
hidung: napas cuping hidung (-), sekret +/+ kuning kehijauan
mulut: mukosa bibir lembab, stomatitis (-)
tenggorokan: faring hiperemis, tonsil T1-T1
leher: pembesaran KGB /-, thorax: iga gambang (+), paru dan jantung dalam batas normal
abdomen: I:supel/ A: BU (+) normal/ P: nyeri tekan epigastrium dan umbilicus (-)/ P: timpani turgor kulit baik
ekstrimitas: edema -/- CRT < 2 detik

Terapi A diare:
- Oralit 50-100 cc tiap kali mencret
- Zinc syr 10mg/5 ml 1 dd cth I
- Domperidon syr 2 dd cth I
- ASI diteruskan
- Penahanan pemberian antibiotik sementara

Anda mungkin juga menyukai