Anda di halaman 1dari 48

KASUS 1

Tn. BA; 63 th; 164 cm; 67 kg


Non medikamentosa:
1. Rawat jalan.
2. Edukasi pasien untuk mengonsumsi cairan lebih banyak.
3. Edukasi pasien untuk membatasi asupan natrium dan kalsium harian.
4. Edukasi pasien untuk meningkatkan asupan buah dan sayuran, serta membatasi asupan
protein hewani.
Medikamentosa:
1. Natrium diclofenac 3 x 50 mg.
2. Antasida 3 x 1 tablet, diminum 30 menit sebelum makan.

Seorang laki-laki, usia 63 tahun, datang dengan keluhan nyeri pinggang kiri sejak 3 hari
yang lalu. Pasien mengaku nyeri dirasakan sampai ke selangkangan sebelah kiri.
Menurut pasien, awalnya nyeri dirasakan hilang timbul, namun sejak 1 hari sebelum
berobat, nyeri dirasakan terus menerus hingga mengganggu aktivitas pasien. Pasien juga
mengeluhkan terasa nyeri saat berkemih. Kencing berdarah disangkal, sulit berkemih
disangkal, demam disangkal. Pasien mengaku sebelumnya pernah mengalami keluhan
serupa, dan pernah didiagnosa menderita batu saluran kencing. Pasien merasa sudah
sembuh karena saat itu pasien melihat keluar batu saat pasien berkemih. Selain itu
pasien juga mengeluh merasa mual.

Pemeriksaan fisik:
Keadaan Umum: Tampak sakit sedang
Kesadaran: composmentis
RR: 18x/menit
Suhu: 36,9 C
Nadi: 86x/menit
Tekanan darah : 130/90mmhg
Kepala: normocephali
Mata: Sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/-
Thorax:
I: pergerakan dinding dada simetris
P: stem fremitus simetris
P: sonor/sonor
A: BND bronkovesikuler, rh -/-, wh -/-
BJ 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen:
I: Perut tampak datar
A: Bu (+) 4x/menit
P: timpani, nyeri ketuk (-)
P: supel, nyeri tekan (+) di regio iliaka kiri
Integumen: turgor kembali cepat
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2”
KASUS 2 26
Tn. K; 60 tahun; 167 cm; 63 kg
Non medikamentosa:
1. Rawat jalan
2. Edukasi pasien untuk menghindari paparan dengan allergen.
3. Edukasi pasien untuk menggunakan pelembap kulit untuk mengurangi risiko kulit kering.
4. Edukasi pasien untuk tidak menggaruk saat terasa gatal.
Medikamentosa:
1. Chlorpheniramine maleat 1 x 4 mg
2. Dexametason 2 x 0,5 mg
Seorang laki-laki, usia 60 tahun, datang dengan keluhan gatal di seluruh tubuh sejak 1
hari yang lalu. Pasien mengaku gatal dirasakan terus menerus hingga membuat pasien
sulit untuk tidur. Gatal dirasakan setelah pasien membersihkan gudang di rumahnya.
Pasien mengaku sudah sejak lama pasien mempunyai alergi terhadap debu. Pasien juga
mengeluhkan tangan dan badannya timbul bentol-bentol yang tampak kemerahan dan
juga terasa kering.

Pemeriksaan fisik:
Keadaan Umum: Tampak sakit ringan
Kesadaran: composmentis
RR: 20x/menit
Suhu: 36,8 C
Nadi: 82x/menit
Tekanan darah : 110/80mmhg
Kepala: normocephali
Mata: sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/-
Thorax:
I: pergerakan dinding dada simetris
P: stem fremitus simetris
P: sonor/sonor
A: BND bronkovesikuler, rh -/-, wh -/-
BJ 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen:
I: Perut tampak datar
A: Bu (+) 4x/menit
P: timpani, nyeri ketuk (-)
P: supel, nyeri tekan (-)
Integumen: tampak urtikaria pada regio brachialis dan antebrachialis dextra et sinistra,
thorax dan juga abdomen
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2”

KASUS 3 27
Ny. S; 61 tahun; 155 cm; 67 kg
Non medikamentosa”
1. Rawat jalan
2. Edukasi pasien untuk mengurangi berat badan.
3. Edukasi pasien untuk memulai olahraga.
4. Edukasi pasien untuk tidak mengangkat, mendorong atau menarik beban berat,
tidak membungkung atau jongkok terlalu lama.
Medikamentosa:
1. Natrium diklofenak 3 x 50 mg
2. Vitamin B6 1 x 1 tab
Seorang perempuan, usia 61 tahun, datang dengan keluhan nyeri pinggang bawah sejak 2 hari
yang lalu. Nyeri dirasakan tidak menjalar. Nyeri pinggang dirasakan muncul tiba-tiba saat pasien
sedang turun dari tangga. Pasien mengaku nyeri dirasakan terus menerus, dan berkurang jika
pasien berbaring. Nyeri dirasakan semakin hebat jika pasien membungkuk. Pasien bekerja
sebagai buruh cuci, dimana pasien menjemur di lantai 2 yang mengharuskan pasien untuk naik-
turun tangga terus menerus. Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini.
Pemeriksaan fisik:
Keadaan Umum: Tampak sakit ringan
Kesadaran: composmentis
RR: 20x/menit
Suhu: 36,5 C
Nadi: 90x/menit
Tekanan darah : 130/80mmhg
Kepala: normocephali
Mata: sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/-
Thorax:
I: pergerakan dinding dada simetris
P: stem fremitus simetris
P: sonor/sonor
A: BND bronkovesikuler, rh -/-, wh -/-
BJ 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen:
I: Perut tampak datar
A: Bu (+) 4x/menit
P: timpani, nyeri ketuk (-)
P: supel, nyeri tekan (-)
Integumen: turgor kembali cepat
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2”
Status lokalis:
I: perubahan warna (-), sikatriks(-) lordosis(-), kifosis (-), skoliosis(-)
P: nyeri ketuk (-)
P: nyeri tekan pada vertebra lumbalis 4-sacralis 1
Pemeriksaan khusus:
Laseque: (-/-)
Braggard(-/-)
Patrick: (-/-)
Kontra Patrick (-/-)
Valsava: (-/-)

KASUS 4 27
Ny. K; 61 th; 155 cm; 57 kg
Non medikamentosa:
1. Rawat jalan
2. Edukasi pasien untuk menghindari makanan yang pedas, asam.
3. Edukasi pasien untuk makan lebih sering dengan porsi kecil.
4. Edukasi pasien untuk dapat mengelola stress.
Medikamentosa:
1. Omeprazole 2 x 20 mg, diminum 30 menit sebelum makan
2. Antasida 3 x 1 tablet, diminum 30 menit sebelum makan
3. Captopril 2 x 12,5 mg

Seorang perempuan, usia 61 tahun, datang dengan keluhan nyeri ulu hati sejak 3 hari yang lalu.
Nyeri dirasakan setelah pasien makan makanan pedas. Nyeri terasa semakin berat jika pasien
telat makan dan berkurang jika pasien menempelkan botol berisi air hangat ke perutnya. Selain
itu pasien juga mengeluh merasa mual, dan merasakan asam di mulutnya. Pasien mengaku
sudah sering mengalami keluhan seperti ini, terutama jika pasien memakan makanan pedas.
Muntah (-), demam (-), rasa terbakar di dada (-).
Pemeriksaan fisik:
Keadaan Umum: Tampak sakit ringan
Kesadaran: composmentis
RR: 18x/menit
Suhu: 36,9 C
Nadi: 92x/menit
Tekanan darah : 130/80mmhg
Kepala: normocephali
Mata: sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/-
Thorax:
I: pergerakan dinding dada simetris
P: stem fremitus simetris
P: sonor/sonor
A: BND bronkovesikuler, rh -/-, wh -/-
BJ 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen:
I: Perut tampak datar
A: Bu (+) 4x/menit
P: timpani, nyeri ketuk (-)
P: supel, nyeri tekan (+) di regio epigastrika dan regio hipokondrika kiri
Integumen: turgor kulit kembali cepat
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2”
KASUS 5 9 juni CC

An. S; 1 tahun; 87 cm; 7,5 kg


Non medikamentosa:
1. Rawat Jalan
2. Edukasi ibu pasien untuk memberi lebih banyak nutrisi.
3. Edukasi ibu pasien untuk menbatasi minuman dingin dan makanan yang
mengandung banyak msg dan minyak.
Medikamentosa:
(Paracetamol 1000 mg + ambroxol 60 mg + chlorpheniramine maleat 8 mg + vitamin C
100 mg) m.f. pulv no. X. 3 x 1 pulv

Seorang pasien laki-laki, usia 1 tahun, datang diantar ibunya dengan keluhan demam
sejak 2 hari yang lalu. Demam dirasakan terus menerus. Selain demam, ibu pasien
mengatakan jika pasien juga mengalami batuk berdahak yang muncul berbarengan
dengan demam. Batuk dirasakan mengganggu hingga pasien sulit untuk tidur. Pasien
juga mengeluhkan pilek. Nyeri tenggorokan disangkal. Sebelumnya pasien sudah minum
obat yang dibeli di warung, namun keluhan belum membaik.
Keadaan umum: Tampak Sakit Sedang
Kesadaran: composmentis
RR: 24x/menit
Suhu: 37,2 C
Nadi: 110x/menit
Tekanan darah : 100/60mmhg
kepala: normocephali
mata: cekung -/- Sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/-
mulut: sianosis sirkumoral (-)
thorax: I: pergerakan dinding dada simetris
P: stem fremitus simetris
P: sonor/sonor
A: BND bronkovesikuler, rh -/-, wh -/-
BJ 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
abdomen: I: Perut tampak datar
A: Bu (+) 4x/menit
P: timpani, nyeri ketuk (-)
P: supel, nyeri tekan (-)
Integumen: turgor kembali cepat
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2”

Kasus 6 18 juni DERMATOFITOSIS


Ny. S; 53 tahun; 158 cm; 60 kg
Non medikamentosa :
1. Rawat jalan
2. Edukasi pasien mengenai penyakit yang diderita pasien merupakan penyakit yang
disebabkan oleh jamur.
3. Edukasi pasien agar menjaga kaki tetap kering setelah mandi atau terkena air.
4. Edukasi pasien untuk menghindari pemakaian sepatu tertutup terlalu lama.
Medikamentosa :
1. Ketokonazol 2% krim oles tipis
2. Chlorpheniramine maleat 1 x 1 tablet
3. Ketokonazol 1 x 200 mg, selama 14 hari

Seorang perempuan, berusia 53 tahun, datang dengan keluhan gatal di sela-sela ibu jari
kaki kiri sejak  3 bulan yang lalu. Awalnya pasien mengeluh timbul bintil-bintil di sela
ibu jari kaki kiri yang terasa gatal setelah terkena banjir. Pasien sering menggaruk
kakinya tersebut sehingga menyebabkan bintil-bintil tersebut pecah. Pasien mengaku
sudah memberikan pengobatan menggunakan obat yang dibeli di apotik, keluhan
sempat menghilang, namun timbul lagi sejak 1 minggu yang lalu.

Keadaan umum: Tampak Sakit Ringan


Kesadaran: composmentis
RR: 18x/menit
Suhu: 36,7 C
Nadi: 80x/menit
Tekanan darah : 120/70mmhg
kepala: normocephali
mata: cekung -/- Sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/-
mulut: sianosis sirkumoral (-)
thorax: I: pergerakan dinding dada simetris
P: stem fremitus simetris
P: sonor/sonor
A: BND bronkovesikuler, rh -/-, wh -/-
BJ 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
abdomen: I: Perut tampak datar
A: Bu (+) 3x/menit
P: timpani, nyeri ketuk (-)
P: supel, nyeri tekan (-)
Integumen: turgor kembali cepat
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2”
Status dermatologis:
Pada regio phalanges sinistra, tampak plak hiperpigmentasi soliter, ukuran 1 cmx 4 cm
berbentuk lonjong, dengan skuama diatasnya. Tampak juga adanya central healing.

Ny. M; 69 tahun; 157 cm; 54 kg LBP


Non medikamentosa”
1. Rawat jalan
2. Edukasi pasien untuk memulai olahraga.
3. Edukasi pasien untuk tidak mengangkat, mendorong atau menarik beban berat,
tidak membungkuk atau jongkok terlalu lama.
Medikamentosa:
1. Natrium diklofenak 3 x 50 mg
2. Vitamin B6 1 x 1 tab
Seorang perempuan, 69 tahun, dating dengan keluhan nyeri pinggang yang sudah dirasakan
sejak 5 hari yang lalu. Pasien mengaku nyeri dirasakan terus menerus. Sebelumnya pasien
memang sering mengalami keluhan serupa, keluhan berkurang atau menghilang setelah pasien
meminum obat anti nyeri. Nyeri yang dirasakan sangat mengganggu aktivitas hingga pasien sulit
untuk melakukan perubahan gerakan dari duduk lalu berdiri ataupun sebaliknya. Riwayat
trauma disangkal.

Pemeriksaan fisik:
Keadaan Umum: Tampak sakit ringan
Kesadaran: composmentis
RR: 18x/menit
Suhu: 36,8 C
Nadi: 86x/menit
Tekanan darah : 120/80mmhg
Kepala: normocephali
Mata: sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/-
Thorax:
I: pergerakan dinding dada simetris
P: stem fremitus simetris
P: sonor/sonor
A: BND bronkovesikuler, rh -/-, wh -/-
BJ 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen:
I: Perut tampak datar
A: Bu (+) 4x/menit
P: timpani, nyeri ketuk (-)
P: supel, nyeri tekan (-)
Integumen: turgor kembali cepat
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2”
Status lokalis:
I: perubahan warna (-), sikatriks(-) lordosis(-), kifosis (-), skoliosis(-)
P: nyeri ketuk (-)
P: nyeri tekan pada vertebra lumbalis 4-sacralis 1
Pemeriksaan khusus:
Laseque: (-/-)
Braggard(-/-)
Patrick: (-/-)
Kontra Patrick (-/-)
Valsava: (-/-)

19 juni DERMATITIS ALERGI


Ny. N; 48 tahun; 155 cm; 60 kg
Non medikamentosa:
1. Rawat jalan
2. Edukasi pasien untuk menghindari alergen.
3. Edukasi pasien untuk menggunakan pelembap kulit untuk mengurangi risiko kulit
kering.
4. Edukasi pasien untuk tidak menggaruk saat terasa gatal.
Medikamentosa:
1. Chlorpheniramine maleat 1 x 4 mg
2. Dexametason 2 x 0,5 mg
Seorang perempuan, usia 48 tahun, datang dengan keluhan gatal di wajah dan lengan
sejak 1 hari yang lalu. Pasien mengaku gatal dirasakan terus menerus hingga membuat
pasien sulit untuk tidur. Gatal dirasakan setelah pasien mengkonsumsi telur. Pasien
mengaku mempunyai alergi terhadap telur. Pasien juga mengeluhkan timbul bentol-
bentol di wajah dan lengan yang tampak kemerahan. Sesaat setelah mengkonsumsi
telur, pasien mengaku bibirnya sempat bengkak.

Pemeriksaan fisik:
Keadaan Umum: Tampak sakit ringan
Kesadaran: composmentis
RR: 18 x/menit
Suhu: 36,6 C
Nadi: 90 x/menit
Tekanan darah : 130/80mmhg
Kepala: normocephali
Mata: sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/-
Thorax:
I: pergerakan dinding dada simetris
P: stem fremitus simetris
P: sonor/sonor
A: BND bronkovesikuler, rh -/-, wh -/-
BJ 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen:
I: Perut tampak datar
A: Bu (+) 4x/menit
P: timpani, nyeri ketuk (-)
P: supel, nyeri tekan (-)
Integumen: tampak urtikaria pada regio wajah dan brachialis dextra et sinistra.
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2”

Ny. M: 65 tahun; 154 cm; 50 kg DISPEPSIA


Non medikamentosa:
1. Rawat jalan
2. Edukasi pasien untuk mengelola stress.
3. Edukasi pasien untuk makan lebih sering dengan porsi kecil.
Medikamentosa:
1. Omeprazole 2 x 20 mg, diminum 30 menit sebelum makan
2. Antasida 3 x 1 tablet, diminum 30 menit sebelum makan
Seorang perempuan, usia 65 tahun, datang dengan keluhan nyeri ulu hati sejak 2 hari
yang lalu. Pasien juga mengeluhkan mual-mual, namun tidak muntah. Nyeri dirasa
semakin hebat bila pasien telat makan. Pasien mengaku belakangan ini sedang banyak
pikiran sehingga membuatnya tidak nafsu makan. Pasien menyangkal adanya nyeri dada
dan rasa terbakar.
Pemeriksaan fisik:
Keadaan Umum: Tampak sakit ringan
Kesadaran: composmentis
RR: 20x/menit
Suhu: 36,6 C
Nadi: 92x/menit
Tekanan darah : 140/90mmhg
Kepala: normocephali
Mata: sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/-
Thorax:
I: pergerakan dinding dada simetris
P: stem fremitus simetris
P: sonor/sonor
A: BND bronkovesikuler, rh -/-, wh -/-
BJ 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen:
I: Perut tampak datar
A: Bu (+) 5x/menit
P: timpani, nyeri ketuk (-)
P: supel, nyeri tekan (+) di regio epigastrika
Integumen: turgor kulit kembali cepat
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2”

19 juli

Tn. H; 39 tahun; 168 cm; 70 kg VULNUS LACERATUM


Non medikamentosa :
1. Rawat jalan
2. Edukasi pasien agar luka jangan sampai basah.
3. Edukasi pasien untuk selalu menutup luka jika akan keluar rumah.
Medikamentosa:
1. Gentamicin salep, oles tipis diatas luka dan sekitarnya
2. Amoxicillin 3 x 500 mg, selama 5 hari
3. Asam mefenamat 3 x 500 mg
Seorang laki-laki, usia 39 tahun, datang dengan keluhan luka sobek di telapak kaki kiri. Luka
timbul setelah kakinya tertimpa standart motor di hari sebelumnya. Pasien sudah berobat ke 3
klinik, namun tidak mendapat penanganan di klinik tersebut. Pasien mengeluhkan luka terasa
nyeri. Tidak tampak adanya nanah.
Pemeriksaan fisik:
Keadaan Umum: Tampak sakit ringan
Kesadaran: composmentis
RR: 18x/menit
Suhu: 36,7 C
Nadi: 92x/menit
Tekanan darah : 120/90mmhg
Kepala: normocephali
Mata: sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/-
Thorax:
I: pergerakan dinding dada simetris
P: stem fremitus simetris
P: sonor/sonor
A: BND bronkovesikuler, rh -/-, wh -/-
BJ 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen:
I: Perut tampak datar
A: Bu (+) 5x/menit
P: timpani, nyeri ketuk (-)
P: supel, nyeri tekan (-)
Integumen: turgor kulit kembali cepat
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2”
Status lokalis: pada regio plantar pedis, tampak luka terbuka berukuran 0,3 cm x 3 cm dengan
tepi tidak rata, tampak adanya jembatan jaringan.

30 juni IMPETIGO BULOSA


By. Ny. F; 19 hari; 52 cm, 4,2 kg
Non medikamentosa:
1. Rawat jalan
2. Edukasi ibu pasien untuk menjaga kebersihan bayi.
3. Edukasi ibu pasien untuk jangan memecahkan bula
Medikamentosa:
Gentamicin salep, oles tipis di atas permukaan bula.

Seorang bayi laki-laki, usia 19 hari, datang dengan keluhan timbul lepuh berisi cairan yang
tampak kekuningan di lengan kiri sejak 3 hari yang lalu. Ibu pasien mengatakan, awalnya timbul
lepuh berisi cairan di bokong 1 minggu yang lalu, namun sudah pecah dan sembuh dengan
sendirinya. Lepuh pada lengan kiri awalnya tampak tegang, namun saat bayi dibawa ke
puskesmas, lepuh tampak sudah kendur. Demam disangkal, rewel disangkal.
Pemeriksaan fisik:
Keadaan Umum: Tampak sakit ringan
Kesadaran: composmentis
RR: 26 x/menit
Suhu: 36,6 C
Nadi: 116 x/menit
Kepala: normocephali
Mata: sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/-
Thorax:
I: pergerakan dinding dada simetris
P: stem fremitus simetris
P: sonor/sonor
A: BND bronkovesikuler, rh -/-, wh -/-
BJ 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen:
I: Perut tampak datar
A: Bu (+) 6x/menit
P: timpani, nyeri ketuk (-)
P: supel, nyeri tekan (-)
Integumen: turgor kulit kembali cepat
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2”
Status lokalis: pada regio antebrachii sinistra, tampak bula hipopion soliter, ukuran 2 cm x 2 cm,
di dalamnya tampak cairan berwarna kekuningan.

1 JULI DIARE
An. H; 1 th; 84 cm; 10,8 kg
Non medikamentosa:
1. Rawat jalan.
2. Edukasi ibu pasien untuk memberikan ASI lebih sering dari biasanya.
3. Edukasi ibu pasien agar memberikan anak bubur selama masih diare.
4. Edukasi ibu pasien untuk terus mengonsumsi zinc selama 10 hari walau sudah tidak
diare.
Medikamentosa:
1. Oralit 50-100 ml tiap kali BAB cair
2. Zinc syr 1 x 20 mg

Seorang anak perempuan, usia 1 tahun, datang diantar ibunya dengan keluhan BAB cair sejak
kemarin. BAB cair sudah dialami lebih dari 7 kali sejak kemarin, ampas (+) sedikit, tinja
berwarna kekuningan. Ibu pasien menyangkal adanya darah ataupun lendir pada tinja. Nafsu
makan anak masih baik. Ibu pasien mengaku anak tidak menjadi rewel, namun anak menjadi
lebih sering meminta minum. Demam disangkal.
Keadaan umum: Tampak Sakit Ringan
Kesadaran: composmentis
RR: 28x/menit
Suhu: 36,9 C
Nadi: 116x/menit
kepala: normocephali
mata: cekung -/- Sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/-
mulut: sianosis sirkumoral (-)
thorax: I: pergerakan dinding dada simetris
P: stem fremitus simetris
P: sonor/sonor
A: BND bronkovesikuler, rh -/-, wh -/-
BJ 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
abdomen: I: Perut tampak datar
A: Bu (+) 6x/menit
P: timpani, nyeri ketuk (-)
P: supel, nyeri tekan (-)
Integumen: turgor kembali cepat
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2”

1 JULI ISPA
An. H; 3 tahun; 98 cm; 19 kg
Non medikamentosa:
1. Rawat Jalan.
2. Edukasi ibu pasien untuk memberi lebih banyak nutrisi.
3. Edukasi ibu pasien untuk membatasi minuman dingin dan makanan yang
mengandung banyak msg dan minyak.
Medikamentosa:
1. Amoxicillin syr 3 x 1 cth, habiskan.
2. (Ambroxol 120 mg + paracetamol 2000 mg + chlorpheniramine maleat 16 mg + vitamin
C 125 mg) m. f. pulv no. X. 3 x 1 pulv.
Seorang anak perempuan, usia 3 tahun, dating dengan keluhan batuk dan pilek sejak 5 hari
yang lalu. Batuk dan pilek timbul bersamaan setelah pasien jajan minuman dingin di warung.
Ibu pasien mengaku, pasien selalu mengalami keluhan batuk dan pilek setiap habis jajan
minuman dingin tersebut. Batuk berdahak dirasakan terus menerus hingga pasien sulit tidur.
Selain itu pasien juga mengeluh adanya demam. Sebelum ke puskesmas, pasien sudah
meminum obat yang dibeli di warung, namun keluhan tidak berkurang. Nyeri tenggorokan
disangkal.

Keadaan umum: Tampak Sakit Sedang


Kesadaran: composmentis
RR: 22x/menit
Suhu: 37,9 C C
Nadi: 98 x/menit
kepala: normocephali
mata: cekung -/- Sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/-
mulut: sianosis sirkumoral (-)
thorax: I: pergerakan dinding dada simetris
P: stem fremitus simetris
P: sonor/sonor
A: BND bronkovesikuler, rh -/-, wh -/-
BJ 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
abdomen: I: Perut tampak datar
A: Bu (+) 4x/menit
P: timpani, nyeri ketuk (-)
P: supel, nyeri tekan (-)
Integumen: turgor kembali cepat
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2”

27 JULI KATARAK
Tn. S; 44 tahun; 160 cm; 65 kg
Non medikamentosa:
1. Rujuk dr. Sp. Mata.
2. Edukasi pasien tentang penyakit yang diderita.
3. Edukasi pasien untuk tidak menggosok mata.

Seorang laki-laki, usia 44 tahun, datang dengan keluhan penglihatan buram sejak 1 tahun yang
lalu. Penglihatan buram dirasakan pada mata kanan, dan dirasa semakin memberat 1 minggu
terakhir. Pasien mendeskripsikan pandangan buram seperti berkabut. Selain itu pasien juga
mengaku silau jika melihat cahaya/lampu. Selama ini pasien tidak memakai kacamata. Pasien
mengaku baru menyadari bahwa pupil matanya menjadi berwarna putih seminggu yang lalu.
Pasien menyangkal adanya trauma atau benturan pada mata kanannya. Mata merah atau nyeri
disangkal.

Keadaan umum: Tampak Sakit Sedang


Kesadaran: composmentis
RR: 22x/menit
Suhu: 37,9 C C
Nadi: 98 x/menit
kepala: normocephali
mata: cekung -/- Sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/-
mulut: sianosis sirkumoral (-)
thorax: I: pergerakan dinding dada simetris
P: stem fremitus simetris
P: sonor/sonor
A: BND bronkovesikuler, rh -/-, wh -/-
BJ 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
abdomen: I: Perut tampak datar
A: Bu (+) 4x/menit
P: timpani, nyeri ketuk (-)
P: supel, nyeri tekan (-)
Integumen: turgor kembali cepat
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2”
Status oftalmologis:
Visus: OD: 1/, OS: 1/60
Pupil: OD: letak sentral, bentuk bulat, reflex cahaya langsung dan tidak langsung negative,
tampak keruh.
OS: letak sentral, bentuk bulat, reflex cahaya langsung dan tidak langsung positif
Kedudukan bola mata: simetris
Supersilia: simetris
Palpebra superior dan inferior: edema (-/-), nyeri tekan (-/-), ptosis (-/-), trikiasis (-/-), sikatriks
(-/-), blefarospasme (-/-)
Konjungtiva: tidak ada keluhan
Sistem lakrimalis: tidak ada keluhan
Sklera: tidak ada keluhan
Kornea: tidak ada keluhan
Iris: tidak ada keluhan
Lensa: tidak ada keluhan

19 JUNI
Sdr. S; 25 tahun; 150 cm; 45 kg

Non medikamentosa:
1. Rawat jalan.
2. Edukasi pasien untuk menjaga kebersihan lingkungan rumah.
3. Edukasi pasien untuk menjauhi allergen.
Medikamentosa:
1. Salbutamol 3 x 1 tablet
2. Dexametason 3 x 1 tablet
3. Ctm 2 x 1 tablet

Seorang pasien laki-laki, usia 15 tahun, datang dengan keluhan sesak nafas. Sesak nafas
dirasakan sejak kemarin, dan dirasa semakin lama semakin memberat terutama saaf malam
hari. Selain itu pasien juga mengeluh bersin-bersin. Pasien mengaku mengidap asma sejak
masih kecil dan mempunyai alergi terhadap debu. Ibu pasien juga mempunyai penyakit asma.
Pasien mengaku jika asmanya kambuh, sering terdengar bunyi jika bernafas. Asma yang diderita
pasien dapat kambuh 1 kali dalam 1 bulan.

Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum: Tampak Sakit Sedang
Kesadaran: composmentis
RR: 22x/menit
Suhu: 36,9 C C
Nadi: 108x/menit
kepala: normocephali
mata: cekung -/- Sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/-
mulut: sianosis sirkumoral (-)
thorax: I: pergerakan dinding dada simetris
P: stem fremitus simetris
P: sonor/sonor
A: BND bronkovesikuler, rh -/-, wheezing +/+
BJ 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
abdomen: I: Perut tampak datar
A: Bu (+) 4x/menit
P: timpani, nyeri ketuk (-)
P: supel, nyeri tekan (-)
Integumen: turgor kembali cepat
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2”

18 JUNI
Tn. A; 20 tahun; 170 cm; 70 kg

Non medikamentosa:
1. Rawat jalan.
2. Edukasi pasien untuk mengurangi konsumsi minuman dingin dan makanan berminyak.
3. Edukasi pasien untuk perbanyak minum air hangat.
Medikamentosa:
1. Acetylcystein 3 x 1 tablet.
2. Paracetamol 3 x 500 mg.
3. Vitamin c 1x 1 tablet.

Seorang pasien laki-laki, usia 20 tahun, datang dengan keluhan batuk sejak 2 hari yang lalu.
Batuk dirasakan tidak berdahak dan semakin berat setelah pasien makan makanan berminyak
seperti gorengan. Pasien mengaku, batuknya berkurang jika pasien meminum air hangat.
Pasien sudah meminum obat namun keluhan tidak berkurang. Selain itu, pasien juga mengeluh
pusing yang juga sudah dirasakan sejak 2 hari yang lalu. Demam disangkal, pilek disangkal,
alergi disangkal.

Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum: Tampak Sakit Sedang
Kesadaran: composmentis
RR: 18x/menit
Suhu: 36,9 C C
Nadi: 86 x/menit
kepala: normocephali
mata: cekung -/- Sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/-
mulut: sianosis sirkumoral (-)
thorax: I: pergerakan dinding dada simetris
P: stem fremitus simetris
P: sonor/sonor
A: BND bronkovesikuler, rh -/-, wheezing -/-
BJ 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
abdomen: I: Perut tampak datar
A: Bu (+) 4x/menit
P: timpani, nyeri ketuk (-)
P: supel, nyeri tekan (-)
Integumen: turgor kembali cepat
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2”
18 juni
Ny. R; 35 tahun; 155 cm; 56 kg

Non medikamentosa:
1. Rawat jalan.
2. Edukasi pasien untuk tidak memasukkan objek yang dapat meyebabkan liang telinga
luka atau tergores, misalnya cotton bud.
3. Edukasi pasien untuk segera mengeringkan bagian dalam telinga setelah mandi atau
berenang.
Medikamentosa:
1. Erlamycetin eardrop 4 x 2 gtt auricula dextra.

Seorang perempuan, usia 35 tahun, datang dengan keluhan telinga kanan terasa gatal sejak 1
minggu yang lalu. Selain itu pasien juga mengeluh keluar cairan bening tidak berbau dari telinga
kanannya. Keluhan ini dirasakan setelah sebelumnya air masuk ke telinganya saat pasien mandi.
Sejak 2 hari yang lalu, pasien juga merasakan telinga kanannya terasa sedikit sakit, terutama
saat telinganya ditarik. Di rumah, pasien sering mengorek kupingnya menggunakan cotton bud,
namun keluhannya tidak juga menghilang.

Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum: Tampak Sakit Sedang
Kesadaran: composmentis
RR: 18x/menit
Suhu: 36,6 C C
Nadi: 82 x/menit
Tekanan darah: 120/70 mmHg
kepala: normocephali
mata: cekung -/- Sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/-
mulut: sianosis sirkumoral (-)
thorax: I: pergerakan dinding dada simetris
P: stem fremitus simetris
P: sonor/sonor
A: BND bronkovesikuler, rh -/-, wheezing -/-
BJ 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
abdomen: I: Perut tampak datar
A: Bu (+) 4x/menit
P: timpani, nyeri ketuk (-)
P: supel, nyeri tekan (-)
Integumen: turgor kembali cepat
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2”

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
7 juli 2020
1. Tn. T; 63 tahun; 170 cm; 67 cm konjungtivitis
Non medikamentosa:
1. Rawat jalan
2. Jangan menggosok kedua mata.
Medikamentosa:
Chloramphenicol eyedrop 4 x 1 gtt

Seorang laki-laki, usia 63 tahun, datang dengan keluhan mata merah sejak 5 hari yang lalu.
Keluhan ini awalnya terjadi hanya pada mata sebelah kirinya, namun sejak 2 hari yang lalu,
mata kananya juga mengalami keluhan serupa. Selain mata merah, pasien juga mengeluh gatal
dan berair pada mata kiri dan kanan yang menyebabkan pasien sering menggosok-gosok
matanya. Pasien juga mengaku kedua matanya menjadi sering timbul kotoran mata terutama
saat bangun tidur di pagi hari. Kotoran mata berwarna kekuningan dan terasa lengket yang
membuat pasien sulit untuk membuka matanya. Pasien menyangkal adanya pandangan mata
kabur dan silau pada kedua matanya.

Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum: Tampak Sakit Ringan
Kesadaran: composmentis
RR: 20x/menit
Suhu: 36,8 C C
Nadi: 92 x/menit
Tekanan darah: 130/80 mmHg
kepala: normocephali
mata: hiperemis +/+, sekret +/+
mulut: sianosis sirkumoral (-)
thorax: I: pergerakan dinding dada simetris
P: stem fremitus simetris
P: sonor/sonor
A: BND bronkovesikuler, rh -/-, wheezing -/-
BJ 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
abdomen: I: Perut tampak datar
A: Bu (+) 4x/menit
P: timpani, nyeri ketuk (-)
P: supel, nyeri tekan (-)
Integumen: turgor kembali cepat
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2”

Ny. Y; 45 tahun; 160 cm; 58 kg influenza


Non medikamentosa:
1. Rawat jalan
2. Edukasi pasien agar menjaga kebersihan seperti mencuci tangan dan menghindari
menyentu mulut dan hidung
3. Edukasi pasien untuk menghindari kontak erat dengan orang lain agar tidak menularkan
Medikamentosa:
1. Paraflu 3 x 1 tablet
2. Vitamin C 1x 1 tablet

Seorang perempuan, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk pilek sejak 3 hari yang lalu.
Batuk dan pilek dirasakan mengganggu hingga membuat pasien sulit untuk tidur. Selain itu
pasien juga mengeluhkan pusing dan demam yang timbul sejak 4 hari yang lalu. Pasien
mengaku tidak pernah kontak ataupun berada dalam suatu acara atau ruangan yang sama
dengan pasien yang dicurigai menderita COVID-19, pasien juga menyangkal bepergian ke luar
kota dalam 14 hari terakhir. pasien belum mengonsumsi obat apapun. nyeri tenggorok
disangkal, alergi disangkal.

Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum: Tampak Sakit Sedang
Kesadaran: composmentis
RR: 18x/menit
Suhu: 37,8 C C
Nadi: 88 x/menit
Tekanan darah: 120/80 mmHg
kepala: normocephali
mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
mulut: sianosis sirkumoral (-)
tenggorok: hiperemis (-)
thorax: I: pergerakan dinding dada simetris
P: stem fremitus simetris
P: sonor/sonor
A: BND bronkovesikuler, rh -/-, wheezing -/-
BJ 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
abdomen: I: Perut tampak datar
A: Bu (+) 5x/menit
P: timpani, nyeri ketuk (-)
P: supel, nyeri tekan (-)
Integumen: turgor kembali cepat
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2”

Tn. S; 62 tahun; 167 cm; 70 kg. diare

Non medikamentosa:
1. Rawat jalan
2. Edukasi pasien agar menghindari konsumsi makanan yang terlalu pedas
3. Edukasi pasien untuk mengonsumsi makanan yang lunak selama masih diare
4. Edukasi pasien untuk perbanyak minum air putih
Medikamentosa:
1. Oralit 200 ml tiap kali BAB cair
2. Zinc 1 x 20 mg, diminum selama 10 hari walaupun sudah tidak diare
3. Spasminal 3 x 1 tab

Seorang laki-laki, usia 62 tahun, datang dengan keluhan BAB cair sejak semalam. Pasien
mengaku sudah BAB cair >5 kali sejak bangun tidur. Ampas (+) sedikit, warna kekuningan, darah
(-), lender (-). Sebelum diare, pasien memakan mie rebus yang dibeli di pinggir jalan, dan
menurut pasien rasanya terlalu pedas, tidak lama setelah itu pasien langsung mengalami BAB
cair. Pasien juga mengeluhkan perutnya terasa sakit sekali dan terasa panas.

Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum: Tampak Sakit Sedang
Kesadaran: composmentis
RR: 22 x/menit
Suhu: 36,6 C
Nadi: 82 x/menit
Tekanan darah: 130/90 mmHg
kepala: normocephali
mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
mulut: sianosis sirkumoral (-)
thorax: I: pergerakan dinding dada simetris
P: stem fremitus simetris
P: sonor/sonor
A: BND bronkovesikuler, rh -/-, wheezing -/-
BJ 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
abdomen: I: Perut tampak datar
A: Bu (+) 7x/menit
P: timpani, nyeri ketuk (-)
P: supel, nyeri tekan (-)
Integumen: turgor kembali cepat
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2”
Ny. M; 54 tahun; 156 cm; 57 kg ht + dermstitis

Non medikamentosa
1. Rawat jalan
2. Edukasi pasien untuk tidak menggaruk bagian yang gatal
3. Edukasi pasien untuk mempertahakan gaya hidup sehat yang sudah dijalankan selama
ini
4. Edukasi pasien untuk melakukan diet rendah garam
Medikamentosa
1. Amlodipine 1 x 5 mg
2. Chlorpheniramine maleat 1 x 4 mg
3. Hydrocortisone salep 3 x sehari, oleskan tipis

Seorang perempuan datang dengan keluhan gatal di kedua telapak tangan. Keluhan ini
sudah dirasakan sejak 1 bulan yang lalu. Pasien mengaku awalnya hanya terasa gatal saja,
namun lama kelamaan pasien merasa kulitnya terasa kering dan terjadi perubahan warna
menjadi lebih merah dari kulit disekitarnya. Selai itu, menurut pasien kedua telapak
tangannya juga terasa panas dan perih jika pasien memcuci piring. Pasien mengaku sejak 1
bulan, pasien baru saja mengganti merk sabun cuci piringnya. Alergi disangkal. Pasien
memiliki riwayat hipertensi dan sudah rutin meminum obat sejak 5 tahun yang lalu.

Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum: Tampak Sakit Sedang
Kesadaran: composmentis
RR: 22 x/menit
Suhu: 36,7 C
Nadi: 90 x/menit
Tekanan darah: 140/90 mmHg
kepala: normocephali
mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
mulut: sianosis sirkumoral (-)
thorax: I: pergerakan dinding dada simetris
P: stem fremitus simetris
P: sonor/sonor
A: BND bronkovesikuler, rh -/-, wheezing -/-
BJ 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
abdomen: I: Perut tampak datar
A: Bu (+) 4x/menit
P: timpani, nyeri ketuk (-)
P: supel, nyeri tekan (-)
Integumen: turgor kembali cepat
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2”
Status dermatologis: pada regio telapak tangan kanan dan kiri tampak makula hiperpigmentasi
difus multiple dengan bentuk irregular, ukuran plakat dan terdapat skuama putih diatasnya.

Ny. S; 59 tahun; 158 cm, 65 kg lbp+ht


Non medikamentosa:
1. Rawat jalan
2. Edukasi pasien untuk mengurangi berat badan
3. Edukasi pasien untuk melakukan aktivitas fisik secara rutin
4. Edukasi pasien untuk tidak mengangkat, mendorong atau menarik beban berat, tidak
membungkung atau jongkok terlalu lama
5. Edukasi pasien untuk menmpertahankan gaya hidup sehat dan diet rendah garam
Medikamentosa:
1. Natrium diklofenak 3 x 1 tablet
2. Vitamin B6 1 x 1 tablet
3. Amlodipine 1 x 5 mg

Seorang perempuan, usia 59 tahun, datang dengan keluhan nyeri pinggang. Pasien mengaku
sering mengalami keluhan serupa sebelumnya dan muncul kembali 1 minggu yang lalu ketika
pasien sedang menggendong cucunya. Keluhan terasa semakin hebat bila pasien sedang
mencuci baju yang mengharuskan pasien untuk membunguk, dan berkurang bila pasien
mengkompresnya dengan air hangat. Pasien menyangkal nyeri terasa menjalar ke kaki kanan
ataupun kiri.
Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum: Tampak Sakit Sedang
Kesadaran: composmentis
RR: 18 x/menit
Suhu: 36,8 C
Nadi: 86 x/menit
Tekanan darah: 140/90 mmHg
kepala: normocephali
mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
mulut: sianosis sirkumoral (-)
thorax: I: pergerakan dinding dada simetris
P: stem fremitus simetris
P: sonor/sonor
A: BND bronkovesikuler, rh -/-, wheezing -/-
BJ 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
abdomen: I: Perut tampak datar
A: Bu (+) 4x/menit
P: timpani, nyeri ketuk (-)
P: supel, nyeri tekan (-)
Integumen: turgor kembali cepat
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2”
Status lokalis:
I: perubahan warna (-), sikatriks(-) lordosis(-), kifosis (-), skoliosis(-)
P: nyeri ketuk (-)
P: nyeri tekan pada vertebra lumbalis 4-sacralis 1
Pemeriksaan khusus:
Laseque: (-/-)
Braggard(-/-)
Patrick: (-/-)
Kontra Patrick (-/-)
Valsava: (-/-)

8 juli

Tn. Anang; 49 tahun; 172 cm; 80 kg herpes zoster


Non medikamentosa:
1. Rawat jalan
2. Edukasi pasien mengenai penyakit yang dideritanya
3. Edukasi pasien untuk tidak menggaruk lesi
Medikamentosa:
1. Acyclovir 5 x 800 mg, selama 7 hari
2. Paracetamol 3 x 500 mg
3. Vitamin C 1 x 1 tablet

Seorang laki-laki, usia 49 tahun, datang dengan keluhan gatal di leher sebelah kiri sejak 4 hari
yang lalu. Pasien mengaku awalnya tampak kemerahan berukuran kecil di lehernya yang terasa
gatal, namun sekarang kemerahannya semakin melebar. Selain gatal, pasien juga mengeluhkan
terasa panas dan perih di bagian yang berwarna merah. Sejak 1 minggu yang lalu pasien juga
merasa badannya pegal dan demam. Pasien mengaku sebelumnya pernah menderita cacar air.
Riwayat alergi disangkal.

Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum: Tampak Sakit Sedang
Kesadaran: composmentis
RR: 18 x/menit
Suhu: 37,3 C
Nadi: 86 x/menit
Tekanan darah: 130/80 mmHg
kepala: normocephali
mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
mulut: sianosis sirkumoral (-)
thorax: I: pergerakan dinding dada simetris
P: stem fremitus simetris
P: sonor/sonor
A: BND bronkovesikuler, rh -/-, wheezing -/-
BJ 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
abdomen: I: Perut tampak datar
A: Bu (+) 4x/menit
P: timpani, nyeri ketuk (-)
P: supel, nyeri tekan (-)
Integumen: turgor kembali cepat
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2”
Status dermatologis: pada regio coli sinistra tampak vesikel berkelompok dengan dasar kulit
eritema, berbatas tegas,herpetiformis.

Ny. D; 57 tahun; 155 cm; 56 kg myalgia

Non medikamentosa:
1. Rawat jalan
2. Edukasi pasien mengenai penyakit yang diderita
3. Edukasi pasien untuk memperbanyak aktivitas fisik
Medikamentosa:
1. Natrium diklofenak 3 x 1 tablet
2. Vitamin B6 1 x 1 tablet

Seorang perempuan, 57 tahun datang dengan keluhan nyeri di bokong kiri. Keluhan dirasakan
sejak 1 minggu yang lalu. Pasien mengaku rasa. Nyerinya seperti tertarik. Rasa nyeri dirasa
semakin memberat jika pasien berjalan, namun jika sudah lama berjalan keluhan perlahan
membaik dan pasien dapat melakukan aktivitasnya seperti biasa. Untuk mengurangi rasa
sakitnya, kadang pasien mengoleskan mbalsem di bokong kirinya. Rasa nyeri yang menjalar
disangkal oleh pasien.

Keadaan umum: Tampak Sakit Sedang


Kesadaran: composmentis
RR: 20 x/menit
Suhu: 36,6 C
Nadi: 92 x/menit
Tekanan darah: 130/90 mmHg
kepala: normocephali
mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
mulut: sianosis sirkumoral (-)
thorax: I: pergerakan dinding dada simetris
P: stem fremitus simetris
P: sonor/sonor
A: BND bronkovesikuler, rh -/-, wheezing -/-
BJ 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
abdomen: I: Perut tampak datar
A: Bu (+) 4x/menit
P: timpani, nyeri ketuk (-)
P: supel, nyeri tekan (-)
Integumen: turgor kembali cepat
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2”

Tn. M; 82 tahun; 165 cm, 60 kg keratitis

Non medikamentosa:
1. Rujuk ke dokter Sp.M RS Permata Bekasi
2. Edukasi tentang kondisi pasien
3. Edukasi pasien agar tidak menggosok mata

Seorang laki-laki, usia 82 tahun, datang dengan keluhan mata kanan merah sejak 1 minggu yang
lalu. Selain merah, matanya juga terasa nyeri dan dirasakan teru menerus mengeluarkan air.
Pasien mengaku pandangannya menjadi buram dan sangat silau jika di tempat terang sejak 1
minggu yang lalu. Pasien bercerita 1 minggu yang lalu pasien sedang menggendong ayam
peliharaannya, lalu matanya kanannya terpatuk oleh ayam. Tidak ada perdarahan setelah
trauma. Pasien sudah berobat ke klinik sebelumnya, namun keluhannya tidak kunjung
menghilang.

Keadaan umum: Tampak Sakit Sedang


Kesadaran: composmentis
RR: 20 x/menit
Suhu: 36,6 C
Nadi: 92 x/menit
Tekanan darah: 130/90 mmHg
kepala: normocephali
mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
mulut: sianosis sirkumoral (-)
thorax: I: pergerakan dinding dada simetris
P: stem fremitus simetris
P: sonor/sonor
A: BND bronkovesikuler, rh -/-, wheezing -/-
BJ 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
abdomen: I: Perut tampak datar
A: Bu (+) 4x/menit
P: timpani, nyeri ketuk (-)
P: supel, nyeri tekan (-)
Integumen: turgor kembali cepat
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2”
Status oftalmologis: pada okula dextra, tampak adanya injeksi konjungtiva dan injeksi siliar,
tampak adanya selaput putih yang menutupi seluruh pupil dan kornea. Tampak pula
pembengkakan pada palpebra kanan.

UKM
Penyuluhan COVID-19 dan Pemberian Leaflet kepada masyarakat yang hadir di Posyandu
Teratai X

Pada akhir tahun 2019, Tiongkong melaporkan kasus pneumonia misterius yg tidak diketahui
penyebabnya.Setelah identifikasi dan isolasi virus, didapatkan bahwa patogen yang
menyebabkan penyakit ini adalah SARS-CoV-2 dan penyakitnya dinamai sebagai COVID-19.
Sampai 23 Maret 2020, telah ada 332.930 kasus yang dikonfirmasi COVID-19 yang dilaporkan
secara global, dan 14.510 kematian yang telah dilaporkan dari sekitar 150 negara. dengan terus
meningkatnya angka kesakitan dan kematian, akhirnya WHO menyatakan wabah COVID-19
sebagai pandemi. Pandemi COVID-19 juga terjadi di Indonesia. Kabupaten Bekasi menjadi salah
satu kota/kabupaten dengan kasus COVID-19 yang cukup tinggi. Sebagai salah satu upaya
pencegahan dan penanganan COVID-19 di wilayah kerja Puskesmas Setu I, saya selaku dokter
intersip bersama tim Unit Kesehatan masyarakat (UKM) Puskesmas Setu I memberikan
penyuluhan dan pembagian leaflet terkait COVID 19 di Posyandu Teratai IX. Hal ini bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai COVID-19 serta memberikan
pemahaman kepada warga agar tidak memberikan stigma yang buruk kepada pasien/keluarga
pasien konfirmasi.

Kurangnya penyampaian informasi terkait pencegahan dan penanggulangan COVID-19 dari


Satgas COVID-19 Desa Cibening, Para Ketua RT/RW, dan tokoh masyarakat kepada seluruh
masyarakat Desa Cibening yang berakibat pada kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai
COVID-19, kurangnya partisipasi masyarakat dalam upaya kesehatan personal, kurangnya
kepedulian masyarakat terkait COVID-19, dan kurangnya kepatuhan masyarakat terhadap
protokol kesehatan.

Penyuluhan melalui leaflet yang dibagikan kepada masyarakat yang hadir di Posyandu Teratai X

Penyuluhan dan pembagian leaflet yang dibantu oleh bidan desa.

Untuk melihat tingkat pemahaman masyarakat, diadakan sesi tanya jawab seperti bagaimana
cara mencuci tangan yang baik dan benar, bagaimana etika batuk yang baik, himbau
masyarakat untuk selalu menggunakan masker, dan lakukan physical distacing. Selain itu juga
dilakukan re-call.

Posyandu Teratai X Desa Cibening

Posyandu merupakan suatu bentuk upaya kesehatan yang bersumber daya masyarakat yang
merupakan wujud nyata peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan. Posyandu
diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga pembentukan, penyelenggaraan dan
pemanfaatannya memerlukan peran serta aktif masyarakat dalam bentuk partisipasi
penimbangan balita setiap bulannya, sehingga dapat meningkatkan status gizi balita. Untuk
keberlangsungan kegiatan ini, dibutuhkan peran aktif dari ibu yang memiliki balita untuk
membawa balita mereka ke Posyandu.
Kegiatan dari Posyandu tersebut meliputi 5 kegiatan dasar yaitu kesehatan ibu dan anak (KIA),
keluarga berencana (KB), gizi (penimbangan balita), imunisasi dan penanggulangan penyakit
menular. Program imunisasi merupakan salah satu metode yang sangat efektif dalam
mencegah terjadinya PD3I ( Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi ) yang secara
langsung berhubungan dengan menurunkan angka kematian bayi dan balita.

- Masih rendahnya kesadaran ibu untuk membawa anaknya ke Posyandu untuk ditimbang dan
diperiksa.
- Masih rendahnya pengetahuan orang tua mengenai imunisasi dan pentingnya imunisasi serta
tentang pemberian ASI ekslusif.
- Masih kurangnya pengetahuan orang tua mengenai efek samping imunisasi dan cara
mengatasinya.

Pengadaan Posyandu secara berkala bersama dokter, bidan dan kader.


- Penyuluhan mengenai pentingnya imunisasi dan ASI ekslusif saat berlangsungnya Posyandu

1. dilakukan penimbangan dan pencatatan hasil penimbangan


2. penyuluhan dan pelayanan gizi balita, ibu hamil, dan ibu menyusui
3. pelayanan kesehatan, KB dan imunisasi

- Melakukan pendataan melalui buku KMS untuk mengidentifikasi imunisasi apakah sudah
sesuai jadwal
- Melakukan pendataan melalui buku KMS untuk mengidentifikasi perkembagan kehamilan ibu

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
10 Juli
Ny. D; 56 yahun; 156 cm; 58 kg kojingtivitis

Non medikamentosa:
1. Rawat jalan
2. Edukasi pasien untuk tidak menggosok kedua mata.
Medikamentosa:
Chloramphenicol eyedrop 4 x 1 gtt

Seorang perempuan, usia 56 tahun, datang dengan keluhan mata kiri merah sejak 2 hari yang
lalu. Pasien bercerita, awalnya pasien merasa mata kirinya gatal, dan berair terus menerus.
Keesokan harinya saat pasien bangun tidur, pasien merasa sulit untuk membuka mata kiri dan
terasa lengket. Selain itu pasien juga merasakan matanya mengeluarkan kotoran lebih banyak
daripada biasanya. Pasien mengaku sering menggosokan matanya karena terasa sangat gatal
hingga membuat matanya semakin merah. Menurut pasien, sekarang mata kanannya juga
mulai terasa gatal. Pandangan kabur disangkal, Riwayat alergi disangkal.
Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum: Tampak Sakit Ringan
Kesadaran: composmentis
RR: 18x/menit
Suhu: 36,6 C C
Nadi: 84 x/menit
Tekanan darah: 132/80 mmHg
kepala: normocephali
mata: hiperemis +/+, sekret +/+
mulut: sianosis sirkumoral (-)
thorax: I: pergerakan dinding dada simetris
P: stem fremitus simetris
P: sonor/sonor
A: BND bronkovesikuler, rh -/-, wheezing -/-
BJ 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
abdomen: I: Perut tampak datar
A: Bu (+) 4x/menit
P: timpani, nyeri ketuk (-)
P: supel, nyeri tekan (-)
Integumen: turgor kembali cepat
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2”

Ny. M; 55 tahun; 159 cm; 55 kg lbp

Seorang perempuan, usia 55 tahun, datang dengan keluhan nyeri pinggang sejak 1 minggu yang
lalu. Pasien mengaku rasa sakitnya semakin mengganggu, terutama saat pasien melakukan
perubahan posisi dari tidur menjadi duduk, dan duduk menjadi berdiri. Selain itu pasien juga
merasa terganggu untuk melakukan solat. Pasien mengaku sudah mencoba menurut bagian
pinggang dan secara rutin membalurkan minyak angin di daerah yang terasa nyeri, namun
keluhan tidak berkurang. Pasien menyangkal rasa nyerinya tidak menjalar ke kaki kanan atau
kiri. Sebelumnya pasien memang sudah beberapa kali merasakan keluhan serupa.

Pemeriksaan fisik:
Keadaan Umum: Tampak sakit ringan
Kesadaran: composmentis
RR: 20x/menit
Suhu: 36,9 C
Nadi: 80x/menit
Tekanan darah : 130/90mmhg
Kepala: normocephali
Mata: sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/-
Thorax:
I: pergerakan dinding dada simetris
P: stem fremitus simetris
P: sonor/sonor
A: BND bronkovesikuler, rh -/-, wh -/-
BJ 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen:
I: Perut tampak datar
A: Bu (+) 4x/menit
P: timpani, nyeri ketuk (-)
P: supel, nyeri tekan (-)
Integumen: turgor kembali cepat
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2”
Status lokalis:
I: perubahan warna (-), sikatriks(-) lordosis(-), kifosis (-), skoliosis(-)
P: nyeri ketuk (-)
P: nyeri tekan pada vertebra lumbalis 4-sacralis 1
Pemeriksaan khusus:
Laseque: (-/-)
Braggard(-/-)
Patrick: (-/-)
Kontra Patrick (-/-)
Valsava: (-/-)

Non medikamentosa:
1. Rawat jalan
2. Edukasi pasien untuk melakukan aktivitas fisik secara rutin
3. Edukasi pasien untuk tidak mengangkat, mendorong atau menarik beban berat, tidak
membungkung atau jongkok terlalu lama

Medikamentosa:
1. Natrium diklofenak 3 x 1 tablet
2. Vitamin B1 1 x 1 tablet

Tn. A; 53 tahun; 167 cm; 68 kg

Seorang laki-laki, usia 53 tahun, datnag dengan keluhan kebas, nyeri pada telapak tangan kiri.
Keluhan dirasakan sejak 2 bulan yang lalu. Pasien mengaku 3 bulan yang lalu pasien terjatuh
dari motor dan tangan kiri menjadi tumpuannya saat terjatuh. Pasien mengaku setelah
terjatuh, terlihat tulang tangan di bagian pergelangan tangan kiri seperti bergeser. Setelah
terjatuh pasien sudah berobat, namun hanya diberi obat nyeri. Saat berobat saat itu, pasien
memang hanya merasakan nyeri dan tidak ada rasa kebas pada telapak tangannya. Selama 3
bylan ini, pasien sudah beberapa kali mengurut tangan kirinya, namun tangan kirinya belum
kembali normal.
Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum: Tampak Sakit Sedang
Kesadaran: composmentis
RR: 20 x/menit
Suhu: 36,6 C
Nadi: 82 x/menit
Tekanan darah: 150/90 mmHg
kepala: normocephali
mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
mulut: sianosis sirkumoral (-)
thorax: I: pergerakan dinding dada simetris
P: stem fremitus simetris
P: sonor/sonor
A: BND bronkovesikuler, rh -/-, wheezing -/-
BJ 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
abdomen: I: Perut tampak datar
A: Bu (+) 4x/menit
P: timpani, nyeri ketuk (-)
P: supel, nyeri tekan (-)
Integumen: turgor kembali cepat
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2”
Status lokalis regio wrist sinistra:
Look: tampak deformitas kearah posterior, oembengkakan minimal, perubahan warna (-)
Feel: nyeri tekan (+), pulsasi ke distal (+)
Move: krepitasi (-), ROM aktif-pasif terbatas

ANC psyandu 2 22 juli, posyandu 13 6 juli,


Latar belakang
Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan yang dapat dilakukan oleh
dokter atau bidan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil sehingga
mampu menghadapi persalinan, kala nifas, pemberian ASI, dan kembalinya kesehatan
reproduksi secara normal.
Setiap ibu hamil disarankan untuk melakukan kunjungan antenatal yang komprehensif dan
berkualitas minimal 4 kali, yaitu 1 kali sebelum bulan ke 4 kehamilan, kemudian sekitar bulan ke
6 kehamilan dan 2 kali kunjungan sekitar bulan 8 dan 9 kehamilan.
Permasalahan
a. Masih banyaknya ibu hamil tidak melakukan ANC
b. Masih banyaknya ibu hamil yang tidak memahami risiko komplikasi pada kehamilan dan
persalinan
c. Masih tingginya angka kematian ibu dan bayi
3. perencanaan dan pemilihan intervensi
Pelaksanaan antenatal care dilakukakan di posyandu Teratai II di Desa Cibening. Antenatal
care dimulai dengan anamnesis, kemudian pemeriksaan fisik yang meliputi pemeriksaan berat
badan, tekanan darah, lingkar lengan atas, pemeriksaan leopold, dan menghitung denyut
jantung janin.

4. pelaksanaan intervensi
Melakukan ANC :
1. Menimbang berat badan
2. Mengukur Tekanan darah
3. Menilai status gizi dengan pengukuran lingkar lengan atas
4. Mengukur tinggi fundus uteri untuk memantau perkembangan janin
5. Pemberian imunisasi TT
6. Menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin 
7. Pemberian tablet zat besi
8. Temu wicara/ konseling
9. Tatalaksana kasus

5. monitoring dan evaluasi


Pemantauan melalui pemeriksaan ANC rutin di Puskesmas ataupun bidan praktek swasta.
Dengan melakukan antenatal care yang baik dan teratur maka kemungkinan terjadinya
kematian perinatal dapat dicegah.

10 JULI
Ny. I; 55 tahun; 155 cm; 56 kg vertigo

Seorang perempuan, usia 55 tahun, datang dengan keluhan pusing berputar sejak 2 hari yang
lalu. Pusing berputar dirasakan semakin lama semakin berat terutama jika pasien
berpindah posisi. Pasien mengaku sudah sering mengalami keluhan seperti ini, dan
biasanya keluhan timbul jika pasien sedang banyak pikiran. Keluhan telinga berdengung
disangkal, mual disangkal. Pasien juga bercerita jika pasien memiliki riwayat darah tinggi
dan sudah rutin meminum darah tinggi 7 tahun belakangan.
Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum: Tampak Sakit Sedang
Kesadaran: composmentis
RR: 20 x/menit
Suhu: 36,6 C
Nadi: 82 x/menit
Tekanan darah: 150/90 mmHg
kepala: normocephali
mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, tes nistagmus +/+
mulut: sianosis sirkumoral (-)
thorax: I: pergerakan dinding dada simetris
P: stem fremitus simetris
P: sonor/sonor
A: BND bronkovesikuler, rh -/-, wheezing -/-
BJ 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
abdomen: I: Perut tampak datar
A: Bu (+) 4x/menit
P: timpani, nyeri ketuk (-)
P: supel, nyeri tekan (-)
Integumen: turgor kembali cepat
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2”

Non medikamentosa:
1. Rawat jalan
2. Edukasi pasien untuk tidur dengan posisi kepala lebih tinggi
3. Edukasi pasien untuk dapat mengelola stress
4. Edukasi pasien untuk menmpertahankan gaya hidup sehat dan diet rendah garam
Medikamentosa:
1. Betahistine 3 x 6 mg
2. Amlodipine 1 x 5 mg

23 juli
An. A; 1 th; 87 cm; 10 kg
Non medikamentosa:
5. Rawat jalan.
6. Edukasi ibu pasien untuk memberikan ASI lebih sering dari biasanya.
7. Edukasi ibu pasien agar memberikan anak bubur selama masih diare.
8. Edukasi ibu pasien untuk terus mengonsumsi zinc selama 10 hari walau sudah tidak
diare.
Medikamentosa:
3. Oralit 50-100 ml tiap kali BAB cair
4. Zinc syr 1 x 20 mg

Seorang anak perempuan, usia 1 tahun, datang diantar ibunya dengan keluhan BAB cair sejak 4
hari yang lalu. BAB cair dialami lebih dari 5 kali dalam sehari, ampas (+) sedikit, tinja berwarna
kekuningan. Ibu pasien menyangkal adanya darah ataupun lendir pada tinja. Nafsu makan anak
masih baik. Ibu pasien mengaku anak tidak menjadi rewel, namun anak menjadi lebih sering
meminta minum. Demam disangkal.

Keadaan umum: Tampak Sakit Ringan


Kesadaran: composmentis
RR: 24x/menit
Suhu: 36,7 C
Nadi: 116x/menit
kepala: normocephali
mata: cekung -/- Sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/-
mulut: sianosis sirkumoral (-)
thorax: I: pergerakan dinding dada simetris
P: stem fremitus simetris
P: sonor/sonor
A: BND bronkovesikuler, rh -/-, wh -/-
BJ 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
abdomen: I: Perut tampak datar
A: Bu (+) 5x/menit
P: timpani, nyeri ketuk (-)
P: supel, nyeri tekan (-)
Integumen: turgor kembali cepat
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2”

25 Juli
An. K; 5 tahun; 118 cm, 18 kg scabies

Seorang anak laki-laki, usia 5 tahun, datang dengan keluhan gatal disela-sela jari kedua tangan
sejak 1 minggu yang lalu. Pasien mengaku gatal semakin meningkat saat malam hari. Awalnya
gatal hanya terasa di sela-sela jari, kemudian gatal menyebar ke lipat paha hingga kaki pasien.
Selain pasien, ibu dan ayah pasien juga mengalami keluhan yang sama. Ibu pasien bercerita
bahwa sekitar 2 minggu yang lalu, keponakannya yang baru saja pulang dari pondok pesantren
bertamu ke rumahnya dan tidur bersama dengan anaknya.

Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum: Tampak Sakit Ringan
Kesadaran: composmentis
RR: 22x/menit
Suhu: 36,9 C
Nadi: 96x/menit
kepala: normocephali
mata: cekung -/- Sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/-
mulut: sianosis sirkumoral (-)
thorax: I: pergerakan dinding dada simetris
P: stem fremitus simetris
P: sonor/sonor
A: BND bronkovesikuler, rh -/-, wh -/-
BJ 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
abdomen: I: Perut tampak datar
A: Bu (+) 4x/menit
P: timpani, nyeri ketuk (-)
P: supel, nyeri tekan (-)
Integumen: turgor kembali cepat
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2”
Status dermatologi: pada regio interdigitalis dextra et sinistra tampak papul multiple berukuran
milier warna sama dengan kulit sekitar, sebagian tampak eritem. Selain itu tampak pula
pustule, erosi dan ekskoriasi yang ditutupi krusta merah kehitaman.
Pada regio inguinalis tampak tampak papul multiple berukuran milier warna sama dengan kulit
sekitar, sebagian tampak eritem

Non medikamentosa:
1. Rawat jalan
2. Edukasi ibu pasien untuk tidak menggunakan peralatan mandi bersamaan
3. Edukasi ibu pasien untuk menjemur kasur di bawah sinar matahari
4. Edukasi ibu pasien untuk mencuci sprei menggunakan air panas
Medikamentosa:
1. Permethrin 5%, oleskan ke seluruh tubuh kecuali wajah pada malam hari, diamkan
selama 8 jam. Bila gejala masih ada setelah pemakaian salep, bisa diulang 1 minggu
kemudian
2. (Chlorpheniramine maleat 10 mg + vitamin c 100 mg) m.f. pulv no.X. 3 x 1 pulv

Ny. S; 23 tahun; 159 cm; 54 kg

Seorang perempuan, usia 23 tahun, datang dengan keluhan gatal disela-sela jari kedua tangan
sejak 5 hari yang lalu. Pasien mengaku gatal semakin meningkat saat malam hari. Awalnya gatal
hanya terasa di sela-sela jari, kemudian gatal menyebar ke lipat paha hingga kaki pasien. Selain
pasien, anak dan suami pasien juga mengalami keluhan yang sama. Ibu pasien bercerita bahwa
sekitar 2 minggu yang lalu, keponakannya yang baru saja pulang dari pondok pesantren
bertamu ke rumahnya dan tidur bersama dengan anaknya.

Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum: Tampak Sakit Ringan
Kesadaran: composmentis
RR: 18x/menit
Suhu: 36,7C
Nadi: 78x/menit
kepala: normocephali
mata: cekung -/- Sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/-
mulut: sianosis sirkumoral (-)
thorax: I: pergerakan dinding dada simetris
P: stem fremitus simetris
P: sonor/sonor
A: BND bronkovesikuler, rh -/-, wh -/-
BJ 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
abdomen: I: Perut tampak datar
A: Bu (+) 4x/menit
P: timpani, nyeri ketuk (-)
P: supel, nyeri tekan (-)
Integumen: turgor kembali cepat
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2”
Status dermatologi: pada regio interdigitalis dextra et sinistra tampak papul multiple berukuran
milier warna sama dengan kulit sekitar, sebagian tampak eritem.
Pada regio inguinalis tampak tampak papul multiple berukuran milier warna sama dengan kulit
sekitar, sebagian tampak eritem

Non medikamentosa:
1. Rawat jalan
2. Edukasi pasien untuk tidak menggunakan peralatan mandi bersamaan
3. Edukasi pasien untuk menjemur kasur di bawah sinar matahari
4. Edukasi pasien untuk mencuci sprei menggunakan air panas
Medikamentosa:
1. Permethrin 5%, oleskan ke seluruh tubuh kecuali wajah pada malam hari, diamkan
selama 8 jam. Bila gejala masih ada setelah pemakaian salep, bisa diulang 1 minggu
kemudian
2. (Chlorpheniramine maleat 10 mg + vitamin c 100 mg) m.f. pulv no.X. 3 x 1 pulv

10 JULI
Tn. A; 63 tahun; 170 cm; 67 kg

Seorang pasien laki-laki, usia 63 tahun, datang dengan keluhan batuk sejak 1 bulan yang lalu.
Batuk dirasakan berdahak namun pasien sulit untuk mengeluarkan dahaknya. Pasien sudah
meminum obat-obatan namun keluhan tidak berkurang. Selain itu, pasien juga mengeluh sesak
napas yang dirasakan jika pasien batuk terus menerus. Pasien mengaku sebelumnya pernah
melakukan pengobatan paru selama 6 bulan pada tahun 2017 hingga tuntas. Riwayat demam
(+), keringat malam (+), berat badan turun dalam 1 bulan terakhir (-)

Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum: Tampak Sakit Sedang
Kesadaran: composmentis
RR: 20x/menit
Suhu: 36,9 C C
Nadi: 86 x/menit
kepala: normocephali
mata: cekung -/- Sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/-
mulut: sianosis sirkumoral (-)
thorax: I: pergerakan dinding dada simetris
tenggorok: hiperemis (-)
P: stem fremitus simetris
P: sonor/sonor
A: BND bronkovesikuler, rh -/-, wheezing -/-
BJ 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
abdomen: I: Perut tampak datar
A: Bu (+) 4x/menit
P: timpani, nyeri ketuk (-)
P: supel, nyeri tekan (-)
Integumen: turgor kembali cepat
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2”

Rencana pemeriksaan : cek sputum

Non medikamentosa:
1. Rawat jalan.
2. Edukasi pasien untuk mengurangi konsumsi minuman dingin dan makanan berminyak.
3. Edukasi pasien untuk perbanyak minum air hangat.
Medikamentosa:
1. Ambroxol 3 x 30 mg
2. Vitamin C 1 x 1 tablet

Semua orang tua tentu menginginkan anak mereka tumbuh sehat dan cerdas. Untuk
mewujudkannya, banyak hal yang harus dilakukan orang tua, salah satunya dengan
memerhatikan asupan nutrisi yang sesuai bagi anak. Kecerdasan anak dipengaruhi oleh tiga
faktor, yaitu genetik, lingkungan, dan gizi yang baik. Pemberian nutrisi dapat membuat anak
tumbuh menjadi anak yang kuat, sehat, dan memiliki perkembangan otak yang sempurna
sehingga anak menjadi cerdas. Begitu penting fungsi nutrisi bagi anak, maka, cukupi kebutuhan
nutrisi yang sesuai dengan usianya.
Nutrisi yang penting bagi anak terbagi menjadi dua, yaitu makro nutrien dan mikro nutrien.
Contoh dari makro nutrien adalah karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan mikro nutrien
adalah vitamin dan mineral, vitamin yang dibutuhkan anak adalah vitamin A, B1, B6, B12, C,D,E,
dan K. Mineral juga tak kalah pentingnya bagi tumbuh kembang anak, yang termasuk mineral
adalah zat besi, kolin, iodium, asam folat, zinc, kalsium, kalium, juga magnesium.
utrisi terbaik untuk bayi adalah ASI karena mengandung AA atau asam arakhidonat, protein,
laktosa, lemak, kelompok omega 6 yang terbentuk dari asam likonat, asam dekosa heksanoat,
kelompok omega 3 yang terbentuk daru asam linolenat, yang dapat merangsang pertumbuhan
otak bayi. Pertumbuhan sel otak bayi usia 0-2 tahun sangat pesat, periode pertumbuhan sel
otak ini juga disebut dengan periode emas atau golden periode. Kecerdasan bayi akan lebih
optimal jika nutrisi bayi tercukupi, terutama melalui ASI.
Di usia 0-6 bulan, sebisa mungkin bayi hanya mengonsumsi ASI, namun bayi 6-9 sudah bisa
menikmati makanan pendamping ASI (MP ASI) yang mengandung zat lemak atau kalori karena
alat cerna bayi sudah semakin kuat di usia ini. Dr. Tatang mengatakan bahwa perlahan MP ASI
dapat ditambahkan sumber zat lemak seperti santan, minyak kelapa, atau margarin sebagai
sumber zat lemak.
Anak dalam golongan usia 1-3 tahun ini sangat rentan terhadap penyakit gizi, seperti defisiensi
vitamin A dan malnutrisi energi protein. Anak usia 6-24 bulan membutuhkan setidaknya 100 mg
DHA per hari yang dapat membantu perkembangan otak mereka. Faktor gizi di masa ini
menjadi penting karena kekurangan zat gizi tertentu dapat menyebabkan perkembangan otak
terhambat yang membuat kecerdasan anak menurun. Nutrisi yang tepat bagi otak anak dapat
membantu meningkatkan daya ingat dan keterampilan anak yang membuat performa anak
lebih baik dalam menerima pelajaran. Salah satu nutrisi bagi batita yang perlu diperhatikan
adalah taurin yang juga merupakan salah satu komponen dari protein.
Di usia >24 bulan, anak akan mulai aktif bergerak, penuhi kebutuhan nutrisi sesuai dengan
kegiatannya. Berikan anak Anda energi tambahan dari karbohidrat, contoh sumber karbohidrat
yang dapat Anda berikan untuknya adalah roti, nasi, atau mie, berikan kebutuhan tersebut
lewat varian makanan yang berbeda setiap hari agar si Kecil tidak bosan.

- masih ditemukannya anak dengan gizi kurang


- kurangnya pengetahuan Ibu tentang gizi seimbang

- menimbang dan mengukur tinggi anak


- sosialisasi mengenai gizi seimbang
- edukasi Ibu yang memiliki anak dengan gizi kurang

- penimbangan dan pengukuran tinggi anak


- sosialisasi mengenai gizi seimbang
- evaluasi berat badan dan tinggi badan anak
- edukasi Ibu yang memiliki anak dengan gizi buruk mengenai tatalaksana anak dengan gizi
buruk

penilaian dan pemantauan secara rutin melalui pemeriksaan rutin di puskesmas, posyandu atau
bidan. dengan penilaian dan pemantauan yang dilakukan secara rutin diharapkan dapat
meningkatkan gizi anak

PCR polsek 23 dan 28


PCR atau polymerase chain reaction adalah pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi
keberadaan material genetik dari sel, bakteri, atau virus. Saat ini, PCR juga digunakan untuk
mendiagnosis penyakit COVID-19, yaitu dengan mendeteksi material genetik virus Corona.
Material genetik yang ada di dalam setiap sel, termasuk di dalam bakteri atau virus, bisa berupa
DNA (deoxyribonucleic acid) atau RNA (ribonucleic acid). Kedua jenis materi genetik ini
dibedakan dari jumlah rantai yang ada di dalamnya.DNA merupakan material genetik dengan
rantai ganda, sedangkan RNA merupakan material genetik dengan rantai tunggal. DNA dan RNA
setiap spesies makhluk hidup membawa informasi genetik yang unik. Keberadaan DNA dan RNA
ini akan dideteksi oleh PCR melalui teknik amplifikasi atau perbanyakan. Nah, dengan adanya
PCR, keberadaan material genetik dari beberapa jenis penyakit akibat infeksi bakteri atau virus
akan bisa dideteksi dan akhirnya bisa membantu diagnosis untuk penyakit tersebut. PCR
digunakan untuk mendeteksi virus Corona penyebab COVID-19. COVID-19 adalah penyakit
infeksi yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 yang lebih sering disebut virus Corona. Virus
Corona penyebab COVID-19 ini merupakan jenis virus RNA.

- terus meningkatnya kasus konfirmasi di wilayah Setu


- anggota kepolisian sebagai pelayan masyarakat, yang mengharuskannya untuk bertemu
banyak orang, maka untuk menghindari penyebaran kasus COVID harus dilakukan deteksi dini
kepada mereka

- pengambilan spesimen dengan swab untuk pemeriksaan RT- PCR akan dilakukan pada 30
orang

- pengambilan spesimen dengan swab untuk pemeriksaan RT- PCR dilakukan pada 30 orang di
Polsek Setu yang dilakukan oleh tim swab dari Puskesmas setu 1

hasil negatif pada 30 orang yang melakukan pemeriksaan RT-PCR

MTBS

Pembangunan kesehatan mempunyai visi “Indonesia sehat“,diantaranya dilaksanakan melalui


pelayanan kesehatan oleh puskesmas dan rumah sakit. Selama ini pemerintah telah
membangun puskesmas dan jaringannya di seluruh Indonesia rata-rata setiap kecamatan
mempunyai 2 puskesmas, setiap 3 desa mempunyai 1 puskesmas pembantu. Puskesmas telah
melaksanakan kegiatan dengan hasil yang nyata, status kesehatan masyarakat makin
meningkat, ditandai dengan makin menurunnya angka kematian bayi, ibu, makin meningkatnya
status gizi masyarakat dan umur harapan hidup.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disatu atau sebagian wilayah kecamatan.
Puskesmas berperan di dalam menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas kepada
masyarakat dengan melakukan berbagai upaya untuk memenuhi segala harapan, keinginan,
dan kebutuhan serta mampu memberikan kepuasan bagi masyarakat.
Puskesmas sebagai upaya pelayanan kesehatan strata pertama meliputi pelayanan kesehatan
perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat dan kegiatan yang dilakukan puskesmas,
selain dari intern sendiri tetapi juga perlu peran serta masyarakat dalam pengembangan
kesehatan terutama dilingkungan masyarakat yang sangat mendasar, sehingga pelayanan
kesehatan dapat lebih berkembang.
Upaya kesehatan wajib dalam puskesmas yang biasa dikenal dengan “basic six” yang terakhir
yaitu tentang upaya pengobatan dasar yang ditujukan kepada semua penduduk, tidak
membedakan jenis kelamin dan golongan umur.
Jenis-jenis Pengobatan Dasar meliputi :
1. Pengobatan Dalam Gedung :
Ø Poli Umum
Ø Poli Gigi (Rawat Jalan)
Ø Apotek
Ø Unit Gawat Darurat (UGD)
Ø Perawatan Penyakit (Rawat Inap)
Ø Pertolongan Persalinan (Kebidanan)
2. Pengobatan Luar Gedung :
Ø Rujukan Kasus
Ø Pelayanan Puskesmas Keliling (Puskel)
3. Pelayanan Kesehatan di Puskesmas dan Jaringannya
Ø Kegiatan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) yang dilaksanakan dalam gedung meliputi
pelayanan: (Pendaftaran;Pemeriksaan dan konsultasi kesehatan; Pelayanan pengobatan dasar,
umum dan gigi; Tindakan medis sederhana; Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak termasuk
pemeriksaan Ibu Hamil dan Ibu Nifas; Imunisasi; Pelayanan KB; Pelayanan laboratorium
sederhana dan penunjang lainya)
Ø Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP), dilaksanakan pada Puskesmas Perawatan, meliputi
pelayanan: (Pelayanan perawatan pasien; Persalinan normal dan perawatan Nifas; Tindakan
medis yang dibutuhkan; Pemberian obat-obatan (generik); Pemeriksaan Laboratorium dan
penunjang medis lainnya; Perawatan perbaikan gizi buruk)
Ø Pelayanan gawat darurat (emergency) merupakan bagian kegiatan puskesmas termasuk
penangan Obstetri-Neonatal
Ø Pelayanan kesehatan Luar Gedung yang dilaksanakan oleh Puskesmas dan jaringanya,
meliputi kegiatan: (Pelayanan rawat jalan melalui Puskesmas Keliling roda empat, Pusling
perairan maupun roda dua; Pelayanan kesehatan di Posyandu, Polindes/Poskesdes dan
Poskestren; Pelayanan kesehatan melalui knjungan rumah bagi pasien pasca rawat inap (home
care); Penyuluh kesehatan; Imunisasi; Pelayanan ibu hamil melalui berbagai kegiatan/program;
Pelayanan Nifas; Surveilans penyakit dan surveilans gizi; Kegiatan sweeping; Fogging
(pengasapan), Pemberantasan sarang nyamuk (PSN); Pelayanan kesehatan lainnya yang
menjadi tugas dan fungsi Puskesmas)

Permasalahan
Tingginya angka kesakitan di masyarakat sehingga Upaya Pengobatan Dasar diharapkan dapat
meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan masyarakat di Indonesia
- Terhentinya proses perjalanan penyakit yang diderita oleh seseorang
- Berkurangnya penderitaan karena sakit
- Tercegahnya dan berkurangnya kecacatan
- Merujuk penderita ke fasilitas diagnosa dan pelayanan yang lebih canggih bila perlu

Perencanaan dan pemilihan intervensi


1. Melakukan anamnesis meliputi keluhan utama, onset gejala, keluhan penyerta, riwayat
penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, riwayat pengobatan, riwayat lingkungan, dan
riwayat alergi.
2. Melakukan pemeriksaan fisik lengkap meliputi TTV, pemeriksaan kepala hingga extremitas,
dan status lokalis.
3. Menegakkan diagnosis
4. Memberikan edukasi pada orang tua pasien.
5. Memberikan terapi medikamentosa

Pelaksanaan
Kegiatan dilakukan pada hari Rabu tanggal 1 Juli 2020 di Poli MTBS Puskesmas Setu 1.
1. Jumlah pasien yang datang sebanyak 2 orang
2. Pasien pertama datang dengan diagnosis diare akut tanpa dehidrasi dan pasien kedua datang
dengan diagnosis common cold
3. Mengedukasi untuk ibu pasien untuk:
a. Jaga kebersihan badan
b. Terus berikan ASI selama anak sakit
c. Terapkan PHBS
4. Pemberian obat-obatan

Monev
Monitoring dan evaluasi dilakukan saat pasien kontrol berikutnya.

lansia
Pembangunan kesehatan mempunyai visi “Indonesia sehat“,diantaranya dilaksanakan melalui
pelayanan kesehatan oleh puskesmas dan rumah sakit. Selama ini pemerintah telah
membangun puskesmas dan jaringannya di seluruh Indonesia rata-rata setiap kecamatan
mempunyai 2 puskesmas, setiap 3 desa mempunyai 1 puskesmas pembantu. Puskesmas telah
melaksanakan kegiatan dengan hasil yang nyata, status kesehatan masyarakat makin
meningkat, ditandai dengan makin menurunnya angka kematian bayi, ibu, makin meningkatnya
status gizi masyarakat dan umur harapan hidup.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disatu atau sebagian wilayah kecamatan.
Puskesmas berperan di dalam menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas kepada
masyarakat dengan melakukan berbagai upaya untuk memenuhi segala harapan, keinginan,
dan kebutuhan serta mampu memberikan kepuasan bagi masyarakat.
Puskesmas sebagai upaya pelayanan kesehatan strata pertama meliputi pelayanan kesehatan
perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat dan kegiatan yang dilakukan puskesmas,
selain dari intern sendiri tetapi juga perlu peran serta masyarakat dalam pengembangan
kesehatan terutama dilingkungan masyarakat yang sangat mendasar, sehingga pelayanan
kesehatan dapat lebih berkembang.
Upaya kesehatan wajib dalam puskesmas yang biasa dikenal dengan “basic six” yang terakhir
yaitu tentang upaya pengobatan dasar yang ditujukan kepada semua penduduk, tidak
membedakan jenis kelamin dan golongan umur.
Jenis-jenis Pengobatan Dasar meliputi :
1. Pengobatan Dalam Gedung :
Ø Poli Umum
Ø Poli Gigi (Rawat Jalan)
Ø Apotek
Ø Unit Gawat Darurat (UGD)
Ø Perawatan Penyakit (Rawat Inap)
Ø Pertolongan Persalinan (Kebidanan)
2. Pengobatan Luar Gedung :
Ø Rujukan Kasus
Ø Pelayanan Puskesmas Keliling (Puskel)
3. Pelayanan Kesehatan di Puskesmas dan Jaringannya
Ø Kegiatan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) yang dilaksanakan dalam gedung meliputi
pelayanan: (Pendaftaran;Pemeriksaan dan konsultasi kesehatan; Pelayanan pengobatan dasar,
umum dan gigi; Tindakan medis sederhana; Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak termasuk
pemeriksaan Ibu Hamil dan Ibu Nifas; Imunisasi; Pelayanan KB; Pelayanan laboratorium
sederhana dan penunjang lainya)
Ø Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP), dilaksanakan pada Puskesmas Perawatan, meliputi
pelayanan: (Pelayanan perawatan pasien; Persalinan normal dan perawatan Nifas; Tindakan
medis yang dibutuhkan; Pemberian obat-obatan (generik); Pemeriksaan Laboratorium dan
penunjang medis lainnya; Perawatan perbaikan gizi buruk)
Ø Pelayanan gawat darurat (emergency) merupakan bagian kegiatan puskesmas termasuk
penangan Obstetri-Neonatal
Ø Pelayanan kesehatan Luar Gedung yang dilaksanakan oleh Puskesmas dan jaringanya,
meliputi kegiatan: (Pelayanan rawat jalan melalui Puskesmas Keliling roda empat, Pusling
perairan maupun roda dua; Pelayanan kesehatan di Posyandu, Polindes/Poskesdes dan
Poskestren; Pelayanan kesehatan melalui knjungan rumah bagi pasien pasca rawat inap (home
care); Penyuluh kesehatan; Imunisasi; Pelayanan ibu hamil melalui berbagai kegiatan/program;
Pelayanan Nifas; Surveilans penyakit dan surveilans gizi; Kegiatan sweeping; Fogging
(pengasapan), Pemberantasan sarang nyamuk (PSN); Pelayanan kesehatan lainnya yang
menjadi tugas dan fungsi Puskesmas)

Permasalahan
Tingginya angka kesakitan di masyarakat sehingga Upaya Pengobatan Dasar diharapkan dapat
meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan masyarakat di Indonesia
- Terhentinya proses perjalanan penyakit yang diderita oleh seseorang
- Berkurangnya penderitaan karena sakit
- Tercegahnya dan berkurangnya kecacatan
- Merujuk penderita ke fasilitas diagnosa dan pelayanan yang lebih canggih bila perlu

Perencanaan dan pemilihan intervensi


1. Melakukan anamnesis meliputi keluhan utama, onset gejala, keluhan penyerta, riwayat
penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, riwayat pengobatan, riwayat lingkungan, dan
riwayat alergi.
2. Melakukan pemeriksaan fisik lengkap meliputi TTV, pemeriksaan kepala hingga extremitas,
dan status lokalis.
3. Menegakkan diagnosis
4. Memberikan edukasi pada orang tua pasien.
5. Memberikan terapi medikamentosa

Pelaksanaan
Kegiatan dilakukan pada hari Jumat tanggal 19 Juni 2020 di Poli Lansia Puskesmas Setu 1.
1. Jumlah pasien yang datang sebanyak 11 orang
2. Pasien datang dengan berbai diagnosis, yaitu dermatitis, hipertensi, dyspepsia, susp. BPH,
myalgia, ca mammae, diabetes mellitus, dan CHF
3. Mengedukasi untuk pasien untuk:
a. Jaga kebersihan personal
b. Menerapkan PHBS
4. Pemberian obat-obatan
5. Merujuk pasien dengan diagnosis susp. BPH, ca. mammae, dan CHF

Monev
Monitoring dan evaluasi dilakukan saat pasien kontrol berikutnya.

UMUM
Pembangunan kesehatan mempunyai visi “Indonesia sehat“,diantaranya dilaksanakan melalui
pelayanan kesehatan oleh puskesmas dan rumah sakit. Selama ini pemerintah telah
membangun puskesmas dan jaringannya di seluruh Indonesia rata-rata setiap kecamatan
mempunyai 2 puskesmas, setiap 3 desa mempunyai 1 puskesmas pembantu. Puskesmas telah
melaksanakan kegiatan dengan hasil yang nyata, status kesehatan masyarakat makin
meningkat, ditandai dengan makin menurunnya angka kematian bayi, ibu, makin meningkatnya
status gizi masyarakat dan umur harapan hidup.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disatu atau sebagian wilayah kecamatan.
Puskesmas berperan di dalam menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas kepada
masyarakat dengan melakukan berbagai upaya untuk memenuhi segala harapan, keinginan,
dan kebutuhan serta mampu memberikan kepuasan bagi masyarakat.
Puskesmas sebagai upaya pelayanan kesehatan strata pertama meliputi pelayanan kesehatan
perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat dan kegiatan yang dilakukan puskesmas,
selain dari intern sendiri tetapi juga perlu peran serta masyarakat dalam pengembangan
kesehatan terutama dilingkungan masyarakat yang sangat mendasar, sehingga pelayanan
kesehatan dapat lebih berkembang.
Upaya kesehatan wajib dalam puskesmas yang biasa dikenal dengan “basic six” yang terakhir
yaitu tentang upaya pengobatan dasar yang ditujukan kepada semua penduduk, tidak
membedakan jenis kelamin dan golongan umur.
Jenis-jenis Pengobatan Dasar meliputi :
1. Pengobatan Dalam Gedung :
Ø Poli Umum
Ø Poli Gigi (Rawat Jalan)
Ø Apotek
Ø Unit Gawat Darurat (UGD)
Ø Perawatan Penyakit (Rawat Inap)
Ø Pertolongan Persalinan (Kebidanan)
2. Pengobatan Luar Gedung :
Ø Rujukan Kasus
Ø Pelayanan Puskesmas Keliling (Puskel)
3. Pelayanan Kesehatan di Puskesmas dan Jaringannya
Ø Kegiatan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) yang dilaksanakan dalam gedung meliputi
pelayanan: (Pendaftaran;Pemeriksaan dan konsultasi kesehatan; Pelayanan pengobatan dasar,
umum dan gigi; Tindakan medis sederhana; Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak termasuk
pemeriksaan Ibu Hamil dan Ibu Nifas; Imunisasi; Pelayanan KB; Pelayanan laboratorium
sederhana dan penunjang lainya)
Ø Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP), dilaksanakan pada Puskesmas Perawatan, meliputi
pelayanan: (Pelayanan perawatan pasien; Persalinan normal dan perawatan Nifas; Tindakan
medis yang dibutuhkan; Pemberian obat-obatan (generik); Pemeriksaan Laboratorium dan
penunjang medis lainnya; Perawatan perbaikan gizi buruk)
Ø Pelayanan gawat darurat (emergency) merupakan bagian kegiatan puskesmas termasuk
penangan Obstetri-Neonatal
Ø Pelayanan kesehatan Luar Gedung yang dilaksanakan oleh Puskesmas dan jaringanya,
meliputi kegiatan: (Pelayanan rawat jalan melalui Puskesmas Keliling roda empat, Pusling
perairan maupun roda dua; Pelayanan kesehatan di Posyandu, Polindes/Poskesdes dan
Poskestren; Pelayanan kesehatan melalui knjungan rumah bagi pasien pasca rawat inap (home
care); Penyuluh kesehatan; Imunisasi; Pelayanan ibu hamil melalui berbagai kegiatan/program;
Pelayanan Nifas; Surveilans penyakit dan surveilans gizi; Kegiatan sweeping; Fogging
(pengasapan), Pemberantasan sarang nyamuk (PSN); Pelayanan kesehatan lainnya yang
menjadi tugas dan fungsi Puskesmas)

Permasalahan
Tingginya angka kesakitan di masyarakat sehingga Upaya Pengobatan Dasar diharapkan dapat
meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan masyarakat di Indonesia
- Terhentinya proses perjalanan penyakit yang diderita oleh seseorang
- Berkurangnya penderitaan karena sakit
- Tercegahnya dan berkurangnya kecacatan
- Merujuk penderita ke fasilitas diagnosa dan pelayanan yang lebih canggih bila perlu

Perencanaan dan pemilihan intervensi


1. Melakukan anamnesis meliputi keluhan utama, onset gejala, keluhan penyerta, riwayat
penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, riwayat pengobatan, riwayat lingkungan, dan
riwayat alergi.
2. Melakukan pemeriksaan fisik lengkap meliputi TTV, pemeriksaan kepala hingga extremitas,
dan status lokalis.
3. Menegakkan diagnosis
4. Memberikan edukasi pada orang tua pasien.
5. Memberikan terapi medikamentosa

Pelaksanaan
Kegiatan dilakukan pada hari Jumat tanggal 26 Juni 2020 di Poli Lansia Puskesmas Setu 1.
1. Jumlah pasien yang datang sebanyak 8 orang
2. Pasien datang dengan berbai diagnosis, yaitu konjungtivitis, hemoroid grade II, dyspepsia,
influenza, reaksi kusta, morbus hansen
3. Mengedukasi untuk pasien untuk:
a. Jaga kebersihan personal
b. Menerapkan PHBS
4. Pemberian obat-obatan

Monev
Monitoring dan evaluasi dilakukan saat pasien kontrol berikutnya.

KIA
Pembangunan kesehatan mempunyai visi “Indonesia sehat“,diantaranya dilaksanakan melalui
pelayanan kesehatan oleh puskesmas dan rumah sakit. Selama ini pemerintah telah
membangun puskesmas dan jaringannya di seluruh Indonesia rata-rata setiap kecamatan
mempunyai 2 puskesmas, setiap 3 desa mempunyai 1 puskesmas pembantu. Puskesmas telah
melaksanakan kegiatan dengan hasil yang nyata, status kesehatan masyarakat makin
meningkat, ditandai dengan makin menurunnya angka kematian bayi, ibu, makin meningkatnya
status gizi masyarakat dan umur harapan hidup.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disatu atau sebagian wilayah kecamatan.
Puskesmas berperan di dalam menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas kepada
masyarakat dengan melakukan berbagai upaya untuk memenuhi segala harapan, keinginan,
dan kebutuhan serta mampu memberikan kepuasan bagi masyarakat.
Puskesmas sebagai upaya pelayanan kesehatan strata pertama meliputi pelayanan kesehatan
perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat dan kegiatan yang dilakukan puskesmas,
selain dari intern sendiri tetapi juga perlu peran serta masyarakat dalam pengembangan
kesehatan terutama dilingkungan masyarakat yang sangat mendasar, sehingga pelayanan
kesehatan dapat lebih berkembang.
Upaya kesehatan wajib dalam puskesmas yang biasa dikenal dengan “basic six” yang terakhir
yaitu tentang upaya pengobatan dasar yang ditujukan kepada semua penduduk, tidak
membedakan jenis kelamin dan golongan umur.
Jenis-jenis Pengobatan Dasar meliputi :
1. Pengobatan Dalam Gedung :
Ø Poli Umum
Ø Poli Gigi (Rawat Jalan)
Ø Apotek
Ø Unit Gawat Darurat (UGD)
Ø Perawatan Penyakit (Rawat Inap)
Ø Pertolongan Persalinan (Kebidanan)
2. Pengobatan Luar Gedung :
Ø Rujukan Kasus
Ø Pelayanan Puskesmas Keliling (Puskel)
3. Pelayanan Kesehatan di Puskesmas dan Jaringannya
Ø Kegiatan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) yang dilaksanakan dalam gedung meliputi
pelayanan: (Pendaftaran;Pemeriksaan dan konsultasi kesehatan; Pelayanan pengobatan dasar,
umum dan gigi; Tindakan medis sederhana; Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak termasuk
pemeriksaan Ibu Hamil dan Ibu Nifas; Imunisasi; Pelayanan KB; Pelayanan laboratorium
sederhana dan penunjang lainya)
Ø Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP), dilaksanakan pada Puskesmas Perawatan, meliputi
pelayanan: (Pelayanan perawatan pasien; Persalinan normal dan perawatan Nifas; Tindakan
medis yang dibutuhkan; Pemberian obat-obatan (generik); Pemeriksaan Laboratorium dan
penunjang medis lainnya; Perawatan perbaikan gizi buruk)
Ø Pelayanan gawat darurat (emergency) merupakan bagian kegiatan puskesmas termasuk
penangan Obstetri-Neonatal
Ø Pelayanan kesehatan Luar Gedung yang dilaksanakan oleh Puskesmas dan jaringanya,
meliputi kegiatan: (Pelayanan rawat jalan melalui Puskesmas Keliling roda empat, Pusling
perairan maupun roda dua; Pelayanan kesehatan di Posyandu, Polindes/Poskesdes dan
Poskestren; Pelayanan kesehatan melalui knjungan rumah bagi pasien pasca rawat inap (home
care); Penyuluh kesehatan; Imunisasi; Pelayanan ibu hamil melalui berbagai kegiatan/program;
Pelayanan Nifas; Surveilans penyakit dan surveilans gizi; Kegiatan sweeping; Fogging
(pengasapan), Pemberantasan sarang nyamuk (PSN); Pelayanan kesehatan lainnya yang
menjadi tugas dan fungsi Puskesmas)

Permasalahan
Tingginya angka kesakitan di masyarakat sehingga Upaya Pengobatan Dasar diharapkan dapat
meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan masyarakat di Indonesia
- Terhentinya proses perjalanan penyakit yang diderita oleh seseorang
- Berkurangnya penderitaan karena sakit
- Tercegahnya dan berkurangnya kecacatan
- Merujuk penderita ke fasilitas diagnosa dan pelayanan yang lebih canggih bila perlu

Perencanaan dan pemilihan intervensi


1. Melakukan anamnesis meliputi keluhan utama, onset gejala, keluhan penyerta, riwayat
penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, riwayat pengobatan, riwayat lingkungan, dan
riwayat alergi.
2. Melakukan pemeriksaan fisik lengkap meliputi TTV, pemeriksaan kepala hingga extremitas,
dan status lokalis.
3. Menegakkan diagnosis
4. Memberikan edukasi pada orang tua pasien.
5. Memberikan terapi medikamentosa

Pelaksanaan
Kegiatan dilakukan pada hari Rabu tanggal 24 Juli 2020 di Poli KIA Puskesmas Setu 1.
1. Jumlah pasien yang datang sebanyak 2 orang
2. Pasien datang dengan berbai diagnosis, haemorrhage In early pregnancy dan antenatal
screening
3. Mengedukasi untuk pasien untuk:
a. Tirah baring
b. Menerapkan PHBS
c. Rutin kontrol
4. Pemberian obat-obatan

Monev
Monitoring dan evaluasi dilakukan saat pasien kontrol berikutnya.

TB
Pembangunan kesehatan mempunyai visi “Indonesia sehat“,diantaranya dilaksanakan melalui
pelayanan kesehatan oleh puskesmas dan rumah sakit. Selama ini pemerintah telah
membangun puskesmas dan jaringannya di seluruh Indonesia rata-rata setiap kecamatan
mempunyai 2 puskesmas, setiap 3 desa mempunyai 1 puskesmas pembantu. Puskesmas telah
melaksanakan kegiatan dengan hasil yang nyata, status kesehatan masyarakat makin
meningkat, ditandai dengan makin menurunnya angka kematian bayi, ibu, makin meningkatnya
status gizi masyarakat dan umur harapan hidup.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disatu atau sebagian wilayah kecamatan.
Puskesmas berperan di dalam menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas kepada
masyarakat dengan melakukan berbagai upaya untuk memenuhi segala harapan, keinginan,
dan kebutuhan serta mampu memberikan kepuasan bagi masyarakat.
Puskesmas sebagai upaya pelayanan kesehatan strata pertama meliputi pelayanan kesehatan
perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat dan kegiatan yang dilakukan puskesmas,
selain dari intern sendiri tetapi juga perlu peran serta masyarakat dalam pengembangan
kesehatan terutama dilingkungan masyarakat yang sangat mendasar, sehingga pelayanan
kesehatan dapat lebih berkembang.
Upaya kesehatan wajib dalam puskesmas yang biasa dikenal dengan “basic six” yang terakhir
yaitu tentang upaya pengobatan dasar yang ditujukan kepada semua penduduk, tidak
membedakan jenis kelamin dan golongan umur.
Jenis-jenis Pengobatan Dasar meliputi :
1. Pengobatan Dalam Gedung :
Ø Poli Umum
Ø Poli Gigi (Rawat Jalan)
Ø Apotek
Ø Unit Gawat Darurat (UGD)
Ø Perawatan Penyakit (Rawat Inap)
Ø Pertolongan Persalinan (Kebidanan)
2. Pengobatan Luar Gedung :
Ø Rujukan Kasus
Ø Pelayanan Puskesmas Keliling (Puskel)
3. Pelayanan Kesehatan di Puskesmas dan Jaringannya
Ø Kegiatan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) yang dilaksanakan dalam gedung meliputi
pelayanan: (Pendaftaran;Pemeriksaan dan konsultasi kesehatan; Pelayanan pengobatan dasar,
umum dan gigi; Tindakan medis sederhana; Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak termasuk
pemeriksaan Ibu Hamil dan Ibu Nifas; Imunisasi; Pelayanan KB; Pelayanan laboratorium
sederhana dan penunjang lainya)
Ø Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP), dilaksanakan pada Puskesmas Perawatan, meliputi
pelayanan: (Pelayanan perawatan pasien; Persalinan normal dan perawatan Nifas; Tindakan
medis yang dibutuhkan; Pemberian obat-obatan (generik); Pemeriksaan Laboratorium dan
penunjang medis lainnya; Perawatan perbaikan gizi buruk)
Ø Pelayanan gawat darurat (emergency) merupakan bagian kegiatan puskesmas termasuk
penangan Obstetri-Neonatal
Ø Pelayanan kesehatan Luar Gedung yang dilaksanakan oleh Puskesmas dan jaringanya,
meliputi kegiatan: (Pelayanan rawat jalan melalui Puskesmas Keliling roda empat, Pusling
perairan maupun roda dua; Pelayanan kesehatan di Posyandu, Polindes/Poskesdes dan
Poskestren; Pelayanan kesehatan melalui knjungan rumah bagi pasien pasca rawat inap (home
care); Penyuluh kesehatan; Imunisasi; Pelayanan ibu hamil melalui berbagai kegiatan/program;
Pelayanan Nifas; Surveilans penyakit dan surveilans gizi; Kegiatan sweeping; Fogging
(pengasapan), Pemberantasan sarang nyamuk (PSN); Pelayanan kesehatan lainnya yang
menjadi tugas dan fungsi Puskesmas)

Permasalahan
Tingginya angka kesakitan di masyarakat sehingga Upaya Pengobatan Dasar diharapkan dapat
meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan masyarakat di Indonesia
- Terhentinya proses perjalanan penyakit yang diderita oleh seseorang
- Berkurangnya penderitaan karena sakit
- Tercegahnya dan berkurangnya kecacatan
- Merujuk penderita ke fasilitas diagnosa dan pelayanan yang lebih canggih bila perlu

Perencanaan dan pemilihan intervensi


1. Melakukan anamnesis meliputi keluhan utama, onset gejala, keluhan penyerta, riwayat
penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, riwayat pengobatan, riwayat lingkungan, dan
riwayat alergi.
2. Melakukan pemeriksaan fisik lengkap meliputi TTV, pemeriksaan kepala hingga extremitas,
dan status lokalis.
3. Menegakkan diagnosis
4. Memberikan edukasi pada orang tua pasien.
5. Memberikan terapi medikamentosa

Pelaksanaan
Kegiatan dilakukan pada hari Rabu tanggal 27 Juli 2020 di Poli TB Puskesmas Setu 1.
1. Jumlah pasien yang datang sebanyak 1 orang
2. Pasien datang dengan diagnosis TB paru on OAT bulan ke-5
3. Mengedukasi untuk pasien untuk:
a. Cek dahak untuk follow up pengobatan
b. Rutin meminum obat
4. Pemberian obat-obatan

Monev
Monitoring dan evaluasi dilakukan saat pasien kontrol berikutnya.

Posbindu, saat ini telah menjadi salah satu strategi penting pemerintah untuk mengendalikan
trend penyakit tidak menular yang semakin mengkhawatirkan. Sebagaimana kita ketahui,
berbagai data dan penelitian, menunjukkan bahwa trend tingkat kesakitan dan kematian penyakit
tidak menular (hipertensi, diabetes, stroke, jantung, ginjal, dan lainnya), sudah melampaui
tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit menular.

Posyandu sebetulnya dapat dimanfaatkan sebagai wadah atau tempat Posbindu. Selain juga dapat
memanfaatkan lembaga yang sudah ada, seperti posyandu Lansia, Pos UKK, atau membentuk
tempat dan lembaga khusus lainnya sesuai kesepakatan masyarakat, karena Posbindu merupakan
salah satu bentuk UKBM (sebagaimana halnya Posyandu).
Posbindu merupakan peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan
pemantauan faktor risiko PTM Utama yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik.
Faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) meliputi merokok, konsumsi minuman beralkohol,
pola makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik, obesitas, stres, hipertensi, hiperglikemi,
hiperkolesterol serta menindak lanjuti secara dini faktor risiko yang ditemukan melalui konseling
kesehatan dan segera merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan dasar.
ujuan, Sasaran & Manfaat Penyelenggaraan Kegiatan Posbindu PTM  
1. Tujuan Posbindu PTM adalah meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan
penemuan dini faktor risiko PTM. Sasaran utama kegiatan adalah kelompok masyarakat
sehat, berisiko dan penyandang PTM berusia 15 tahun ke atas.
2. Sasaran : Kelompok Masyarakat Sehat, Berisiko dan Penyandang PTM atau sasaran dengan
range usia 15 tahun keatas. Pada orang sehat dimaksudkan agar faktor risiko tetap terjaga
dalam kondisi normal. Pada orang dengan faktor risiko adalah mengembalikan kondisi
berisiko ke kondisi normal. Pada orang dengan penyandang PTM adalah mengendalikan
faktor risiko pada kondisi normal untuk mencegah timbulnya komplikasi PTM.
3. Manfaat : Membudayakan Gaya Hidup Sehat dengan berperilaku CERDIK, yaitu Cek
kondisi kesehatan anda secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas fisik, Diet yang
sehat dengan kalori seimbang, Istirahat yang cukup, Kelola stress,

- Tingginya morbiditas dan mortalitas penyakit tidak menular di Indonesia


- Tingginya orang dengan penyakit tidak menular di Wilayah Setu

- Melakukan wawancara
- Melakukan penimbangan dan mengukur lingkar perut
- Pengukuran tekanan darah
- Edukasi dan konseling

- Melakukan wawancara untuk menggali informasi faktor risiko keturunan dan perilaku.
- Melakukan penimbangan dan mengukur lingkar perut, serta Indeks Massa Tubuh
termasuk analisa lemak tubuh.
- Melakukan pengukuran tekanan darah.
- Melaksanakan konseling (diet, merokok, stress, aktifitas fisik dan lain-lain) dan
penyuluhan kelompok termasuk sarasehan.
- Melakukan rujukan ke Puskesmas

Monitoring dan evaluasi dilakukan saat pasien kontrol berikutnya.

Keluarga Berencana (KB) merupakan tindakan yang membantu individu atau pasangan suami
istri untuk mendapatkan objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,
mengatur interval di antara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan suami
istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009). Program KB tidak hanya
bertujuan untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, melainkan juga untuk memenuhi
permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi (KR) yang berkualitas,
menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) serta penanggulangan
masalah kesehatan reproduksi untuk membentuk keluarga kecil berkualitas (Yuhedi dan
Kurniawati, 2013).

Anda mungkin juga menyukai