Anda di halaman 1dari 12

PERCOAAN Lab 2 KELOMPOK 5A

Internet of Things + Lab


Kontrol Motor DC Menggunakan Sensor HC-SR04 dan Module Relay
Berbasis NodeMCU-ESP8266
( https://youtu.be/JNdWTnAffFA )

Dosen Pengampu:

Dr. Dewa Made Wiharta,ST., MT.

Disusun Oleh:

1. Patricius Marcopolo Sinaga (1905541012)


2. Luh Eka Puspitawati (1905541014)
3. I Kadek Restawan (1905541015)
4. Ni Putu Cahya Saptarisa (1905541017)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

April 2021
PROJECT 2 IoT+Lab
Kontrol Motor DC Menggunakan Sensor HC-SR04 dan Module Relay
Berbasis NodeMCU-ESP8266
( https://youtu.be/JNdWTnAffFA )

2.1 Tujuan Percobaan


1. Mampu membuat rancangan atau desain perangkat IoT yang
mengintegrasikan Sensor dengan Aktuator. 
2. Mampu membangun perangkat IoT yang sudah dirancang selanjutnya
mendemokan perangkat hasil dari perangkat yang dibangun melalui video
yang terupload di Youtube. 

2.2 Alat Alat Percobaan


1. Laptop PC
2. NodeMCU8266
3. Relay
4. Resistor
5. Breadboard
6. Aktuator
7. Sensor Proximity

2.3 Dasar Teori


2.3.1 Mikrokontroler
Di dalam buku Andrianto, Heri.(2013:01).Pemrograman Mikrokontroler.
Mikrokontroler adalah sebuah computer kecil (“special purpose computers”) di
dalam satu IC yang berisi CPU,Memory,Timer,Saluran komikas serial dan
parallel,port I/O,ADC. mikrokontoler di gunakan untuk suatu tugas dan
menjalankan suatu program.

Gambar 2.1 ATmega328


Mikrokontroler dapat di gunakan untuk berbagai aplikasi misalnya untuk
pengendalian, otomasi industry, akuisisi data,telekomunikasi,dll.keuntungan
menggunakan mukrokontroler yaitu harganya murah ,dapat di program berulang
kali ,dan dapat kita program sesuai dengan keinginan.

2.3.2 NodeMCU 8266


NodeMCU merupakan sebuah open source platform IoT dan
pengembangan kit yang menggunakan bahasa pemrograman Lua untuk membantu
dalam membuat prototype produk IoT atau bisa dengan memakai sketch dengan
adruino IDE. Pengembangan kit ini didasarkan pada modul ESP8266, yang
mengintegrasikan GPIO, PWM (Pulse Width Modulation), IIC, 1-Wire dan ADC
(Analog to Digital Converter) semua dalam satu board. GPIO NodeMCU
ESP8266 seperti Gambar 1.2 berikut:

Gambar 2.2 NodeMCU 8266

NodeMCU berukuran panjang 4.83cm, lebar 2.54cm, dan berat 7 gram.


Board ini sudah dilengkapi dengan fitur WiFi dan Firmwarenya yang bersifat
opensource.

2.3.3 Relay
Relay merupakan komponen elektronika berupa saklar atau switch elektrik
yang dioperasikan secara listrik dan terdiri dari 2 bagian utama yaitu
Elektromagnet (coil) dan mekanikal (seperangkat kontak Saklar/Switch).
Komponen elektronika ini menggunakan prinsip elektromagnetik untuk
menggerakan saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat
menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Berikut adalah simbol dari
komponen relay:
Gambar 2.3 Relay

2.3.4 Resistor
Resistor merupakan salah satu komponen yang paling sering ditemukan
dalam Rangkaian Elektronika. Hampir setiap peralatan Elektronika
menggunakannya. Pada dasarnya Resistor adalah komponen Elektronika Pasif
yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk
membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika.

Gambar 2.4 Resistor

Resistor atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan Hambatan


atau Tahanan dan biasanya disingkat dengan Huruf “R”. Satuan Hambatan atau
Resistansi Resistor adalah OHM (Ω). Sebutan “OHM” ini diambil dari nama
penemunya yaitu Georg Simon Ohm yang juga merupakan seorang Fisikawan
Jerman.
2.3.5 Beardboard
Breadboard merupakan sebuah board atau papan yang berfungsi untuk
merancang sebuah rangkaian elektronik sederhana. Breadboard tersebut nantinya
akan dilakukan prototipe atau uji coba tanpa harus melakukan solder.

Gambar 2.5 Breadboard

Salah satu keuntungan menggunakan breadboard adalah komponen-


komponen yang dirakit tersebut tidak akan mengalami kerusakan. Komponen
tersebut juga masih bisa dirangkai kembali untuk membentuk rangkaian yang
lainnya. Umumnya breadboard terbuat dari bahan plastik yang juga sudah terdapat
berbagai lubang. Lubang tersebut sudah diatur sebelumnya sehingga membentuk
pola yang didasarkan pada pola jaringan di dalamnya. Selain itu, breadboard yang
bisa ditemukan di pasaran umumnya dibagi menjadi 3 ukuran. Pertama
dinamakan sebagai mini breadboard, kedua disebut medium breadboard, dan yang
terakhir dinamakan sebagai large breadboard. Untuk mini breadboard, ia memiliki
kurang lebih 170 titik.

2.3.6 Aktuator 
Actuator adalah sebuah peralatan mekanis untuk menggerakkan atau
mengontrol sebuah mekanisme atau sistem. Aktuator diaktifkan dengan
menggunakan lengan mekanis yang biasanya digerakkan oleh motor listrik, yang
dikendalikan oleh media pengontrol otomatis yang terprogram di
antaranya mikrokontroler. Aktuator adalah elemen yang mengkonversikan
besaran listrik analog menjadi besaran lainnya misalnya kecepatan putaran dan
merupakan perangkat elektromagnetik yang menghasilkan daya gerakan sehingga
dapat menghasilkan gerakan pada robota

Gambar 2.6 Aktuator

Fungsi aktuator adalah sebagai Penghasil Gerakan, Gerakan rotasi dan


translasi, Mayoritas aktuator > motor based, Aktuator dalam simulasi cenderung
dibuat linier, Aktuator riil cenderung non-linier

2.3.7 Sensor HC-SR04


HC-SR04 adalah Sensor Ultrasonik yang memiliki dua elemen, yaitu
elemen Pendeteksi gelombang ultrasonik, dan juga sekaligus elemen Pembangkit
gelombang ultrasonik. Sensor Ultrasonik adalah sensor yang dapat mendeteksi
gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi ultrasonik
atau frekuensi di atas kisaran frekuensi pendengaran manusia (untuk lebih detil
mengenai teori sensor ultrasonic.

Gambar 2.7 Sensor Proximity


2.3.8 Arduino IDE
IDE itu merupakan kependekan dari Integrated Developtment
Enviroenment, atau secara bahasa mudahnya merupakan lingkungan terintegrasi
yang digunakan untuk melakukan pengembangan. Disebut sebagai lingkungan
karena melalui software inilah Arduino dilakukan pemrograman untuk melakukan
fungsi-fungsi yang dibenamkan melalui sintaks pemrograman. Arduino
menggunakan bahasa pemrograman sendiri yang menyerupai bahasa C. Bahasa
pemrograman Arduino (Sketch) sudah dilakukan perubahan untuk memudahkan
pemula dalam melakukan pemrograman dari bahasa aslinya. Sebelum dijual ke
pasaran, IC mikrokontroler Arduino telah ditanamkan suatu program bernama
Bootlader yang berfungsi sebagai penengah antara compiler Arduino dengan
mikrokontroler.

Gambar 2.8 Arduino IDE

Arduino IDE dibuat dari bahasa pemrograman JAVA. Arduino IDE juga
dilengkapi dengan library C/C++ yang biasa disebut Wiring yang membuat
operasi input dan output menjadi lebih mudah.
2.4 Wiring Rangkaian
Untuk wiring rangkaian yang kami buat yaitu sebagai berikut:

Gambar 2.9 Wiring Rankaian Kontrol Motor DC dengan Sensor HC-SR04

Pada rangkaian yang kami buat, komponen yang digunakan adalah


NodeMCU-Esp8266 sebagai mikrokontrolernya, sensor HC-SR04 sebagai sensor
Input/Output, Module relay sebagai saklar dan Motor DC 12V sebagai actuator
output dari sensor yang digunakan. Berikut adalah penjelasan alur wiring
rangkaiannya:
1. Mikrokontroler Esp-8266 dihubungkan ke papan breadboard, agar
mempermudah dalam penguhungan jalur pin yang digunakan.
2. Sensor ultrasonic HC-SR04 yang merupakan prangkat input untuk
rangkaian, dimana pada sensor ini terdapat 4 kaki yaitu VCC, Trig, Echo
dan GND, dimana kaki yang pertama VCC dihubungkan ke pin VV pada
NodeMCU yang sudah di jumper ke papan breadboard. Lalu kaki Trig
dihubungkan ke pin D1 pada dan kaki Echo ke pin D2 pada NodeMCU,
dan yang terakhir kaki GND dihubungkan ke pin GND pada NodeMCU.
3. Module relay yang merupakan saklar yang berfungsi menerima nilai input
dari sensor HC-SR04 yang kemudian memberikan output kepada Motor
DC. Pada module relay terdapat 3 pin yang digunakan yaitu VCC, GND
dan Input. Diamana kaki VCC dan GND dihubungkan ke pin VV dan
GND pada NodeMCU, lalu pin input relay dihubungkan ke pin D5 pada
NodeMCU.
4. Motor DC yang merupakan actuator output dari rangkaian dihunbungkan
ke module relay dimana kabel fasa sumber baterai dihubungkan ke kaki
motor lalu dari kaki motor dihubungkan ke terminal C pada relay dan
kabel netral dari baterai dihungkan ke terminal NO.

Gambar 2.10 Rankaian Kontrol Motor DC dengan Sensor HC-SR04

5. Setelah semua terpasang Langkah selanjutnya adalah memprogram


rangkaian memgunkan aplikasi Arduino IDE dengan source Code berikut:

const int TRIG_PIN = 5;


const int ECHO_PIN = 4;
const int RELAY_PIN = 14;

long duration_us;
int distance_cm;

void setup() {
Serial.begin (9600);
pinMode(TRIG_PIN, OUTPUT);
pinMode(ECHO_PIN, INPUT);
pinMode(RELAY_PIN, OUTPUT);
}

void loop() {
digitalWrite(TRIG_PIN, HIGH);
delayMicroseconds(10);
digitalWrite(TRIG_PIN, LOW);

duration_us = pulseIn(ECHO_PIN, HIGH);


distance_cm = duration_us*0.034/2;

if(distance_cm < 20)


digitalWrite(RELAY_PIN, LOW);
else
digitalWrite(RELAY_PIN, HIGH);

Serial.print("distance: ");
Serial.print(distance_cm);
Serial.println("cm");

delay(500);
}
6. Setelah itu tahapan berikutnya adalah menentukan jenis board yang anda
gunakan sesuai dengan yang anda gunakan dengan cara pilih "Tools"
kemudian "Board" dan pilih board NodeMCU
7. Tahapan selanjutnya memilih serial port yang di gunakan oleh board
arduino pada menu Tools-Serial Port,nah pada umumnya Port yang di
gunakan untuk device external ini menggunakn port COM3 atau yang
lainya seperti COM1,COM2.
8. Lalu yang terakhir kita upload program ker aeduino, seperti gambar
berikut
2.5 Flowchart Alat

Start

Hidupkan rangkaian yang


dibuat

Sensor HC-SR04 mendeteksi


objek

if(distance_ False digitalWrite(RELAY_PIN, LOW)


cm < 20) motor tidak bergerak atau
mati

True

digitalWrite(RELAY_PIN, HIGH)
motor akan hidup

Stop

Gambar 2.11 Flow Chart Kontrol Motor DC dengan Sensor HC-SR04

Gambar di atas adalah flow chart cara kerja alat yang kami buat dimana
pada alat yang kami buat, kami menggunakan logika percabangan yaitu IF dimana
saat IF dengan deteksi jarak < 20 cm maka ada percabagan dimana jika IF bernilai
False maka relay tidak memberikan ouput apapun (LOW) sehingga motor tidak
akan bergerak, sedangkan saat IF bernilai True maka relay akan bernilai HIGH
yang artinya relay akan memerika output ke motor dc, sehingga motor akan
bergerak.

2.6 Cara Kerja Alat


Cara kerja dari alat ini cukup sederhana yaitu ketika alat sudah dalam posisi
on, alat akan memasukin fase ready yang bersiap untuk menerima data dari sensor
ultrasonic sebagai inputannya. Ketika sensor mendeteksi sesuatu dengan jarak
kurang dari 20 cm maka, sensor akan mengirimkan data ke modul
Mikrokontroler. Jika data bernilai True (HIGH) maka mikrokontroler akan
mengirimkan data ke relay dan motor akan hidup. Namun jika tidak terdapat
masukan yang terdeteksi dari sensor data yang dikirim akan terus bernilai False
(LOW) dan relay akan tetap mati sehingga motor masih dalam keadaan off.

2.7 Kesimpulan
Dari yang sudah dikerjakan didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Rancangan alat yang dibuat sudah dapat bekerja dengan baik, perlu adanya
sedikit pengembangan alat sehingga lebih matang kedepannya dan mampu
diimplementasikan pada sistem-sistem yang dapat membantu pekerjaan
manusia lebih mudah.
2. Pengimplementasian program dalam hal ini masih dalam batas yang cukup
sederhana. Sehingga perlu adanya pengembangan dalam segi masukan data.
Disarankan menambahkan sensor infrared untuk mendeteksi bahwa
pergerakan tersebut benar dari manusia jika diperlukan keakuratan yang
lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai