Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN GANGGUAN

INTEGUMEN PADA DM
Dosen pengampu :
Devin Prihar Ninuk, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Oleh:
1. Sindy Aprilia (201701175)
2. Yovani Hariyogik (201701180)
3. Firdatul Sakdiah (201701186)
4. Rossalia Dwi Anggraeni (201701191)
5. Anggi Luthfiyatul Affifah (201701201)
6. Risma Pigawati (201701203)
7. Aji Kurniawan (201701175)
8. M . Faizin (201701216)

STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO


S1 KEPERAWATAN
2020

[Type text] Page 1


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat Nya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini untuk memenuhi tugas makalah tentang
ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN GANGGUAN INTEGUMEN PADA
DM yang diberikan oleh dosen kami.Terimakasih juga kepada dosen pembimbing yang
sudah membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.Dalam Penulisan
makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. ntuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Terimakasih

Mojokerto, 19 september 2020

Penyusun

[Type text] Page 2


DADFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................4
A. Latar Belakang..................................................................................................................4
B. Tujuan................................................................................................................................4
C. Ruang lingkup....................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................5
A. Pengertian .........................................................................................................................5
B. Etiologi................................................................................................................................5
C. Gambaran klinis................................................................................................................6
D. Komplikasi.........................................................................................................................7
E. Penatalaksanaan................................................................................................................7
F. Phatway .............................................................................................................................8

BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................................9


A. Pengkajian .........................................................................................................................10
B. Masalah keperawatan.......................................................................................................10
C. Intervensi............................................................................................................................10

BAB IV PENUTUP........................................................................................................................12

A. Kesimpulan........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................13

[Type text] Page 3


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses menua adalah keadaan yang tidak dapat dihindarkan. Manusia seperti halnya
semua makhluk hidup didunia ini mempunyai batas keberadaannya dan akan berakhir
dengan kematian. Perubahan-perubahan pada usia lanjut dan kemunduran kesehatannya
kadang-kadang sukar dibedakan dari kelainan patologi yang terjadi akibat penyakit. Dalam
bidang endokrinologi hampir semua produksi dan pengeluaran hormon dipengaruhi oleh
enzim-enzim yang sangat dipengaruhi oleh proses menjadi tua.
Diabetes mellitus yang terdapat pada usia lanjut gambaran klinisnya bervariasi luas
dari tanpa gejala sampai dengan komplikasi nyata yang kadang-kadang menyerupai
penyakit atau perubahan yang biasa ditemui pada usia lanjut.
Dalam makalah ini dibahas masalah penyakit diabetes pada usia lanjut beserta
asuhan keperawatannya.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui asuhan keperawatan pada klien lansia dengan diabetes mellitus.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui definisi diabetes mellitus
b. Mengetahui etiologi diabetes mellitus
c. Mengetahui gambaran klinis diabetes mellitus
d. Melakukan pengkajian pada klien dengan diabetes mellitus
e. Menyusun intervensi pada klien dengan diabetes mellitus

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup makalah ini adalah hanya membahas tentang asuhan keperawatan pada
klien lansia dengan Diabetes Mellitus (DM).

[Type text] Page 4


BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Diabetes mellitus merupakan suatu gangguan kronis yang ditandai dengan
metabolisme karbohidrat dan lemak yang diakibatkan oleh kekurangan insulin atau secara
relatif kekurangan insulin.
Klasifikasi diabetes mellitus yang utama adalah tipe I : Insulin Dependent Diabetes
Mellitus (IDDM) dan tipe II : Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)

B. Etiologi
Beberapa ahli berpendapat bahwa dengan bertambahnya umur, intoleransi terhadap
glukosa juga meningkat, jadi untuk golongan usia lanjut diperlukan batas glukosa darah
yang lebih tinggi daripada orang dewasa non usia lanjut.
Pada NIDDM, intoleransi glukosa pada lansia berkaitan dengan obesitas, aktivitas
fisik yang berkurang,kurangnya massa otot, penyakit penyerta, penggunaaan obat-obatan,
disamping karena pada lansia terjadi penurunan sekresi insulin dan insulin resisten. Lebih
dari 50% lansia diatas 60 tahun yang tanpa keluhan, ditemukan hasil Tes Toleransi
Glukosa Oral (TTGO) yang abnormal. Intoleransi glukosa ini masih belum dapat dikatakan
sebagai diabetes. Pada usia lanjut terjadi penurunan maupun kemampuan insulin terutama
pada post reseptor.
Beberapa faktor yang berkaitan dengan penyebab diabetes mellitus pada lansia (Jeffrey) :
1. Umur yang berkaitan dengan penurunan fungsi sel pankreas dan sekresi insulin.
2. Umur yang berkaitan dengan resistensi insulin akibat kurangnya massa otot dan
perubahan vaskuler.
3. Obesitas, banyak makan.
4. Aktivitas fisik yang kurang
5. Penggunaan obat yang bermacam-macam.
6. Keturunan
7. Keberadaan penyakit lain, sering menderita stress

[Type text] Page 5


C. Gambaran Klinis
Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada DM lansia
umumnya tidak ada. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah keluhan akibat
komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf. Pada DM lansia terdapat
perubahan patofisiologi akibat proses menua, sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari
kasus tanpa gejala sampai kasus dengan komplikasi yang luas. Keluhan yang sering muncul
adalah adanya gangguan penglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada tungkai serta
kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka pada tungkai yang sukar sembuh dengan
pengobatan lazim.
Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering
ditemukan adalah :
 Katarak  Neuropati viseral
 Glaukoma  Amiotropi
 Retinopati  Ulkus Neurotropik
 Gatal seluruh badan  Penyakit ginjal
 Pruritus Vulvae  Penyakit pembuluh darah perifer
 Infeksi bakteri kulit  Penyakit koroner
 Infeksi jamur di kulit  Penyakit pembuluh darah otak
 Dermatopati  Hipertensi
 Neuropati perifer

Osmotik diuresis akibat glukosuria tertunda disebabkan ambang ginjal yang tinggi,
dan dapat muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau bahkan inkontinensia urin.
Perasaan haus pada pasien DM lansia kurang dirasakan, akibatnya mereka tidak bereaksi
adekuat terhadap dehidrasi. Karena itu tidak terjadi polidipsia atau baru terjadi pada
stadium lanjut.
Penyakit yang mula-mula ringan dan sedang saja yang biasa terdapat pada pasien
DM usia lanjut dapat berubah tiba-tiba, apabila pasien mengalami infeksi akut. Defisiensi
insulin yang tadinya bersifat relatif sekarang menjadi absolut dan timbul keadaan
ketoasidosis dengan gejala khas hiperventilasi dan dehidrasi, kesadaran menurun dengan

[Type text] Page 6


hiperglikemia, dehidrasi dan ketonemia. Gejala yang biasa terjadi pada hipoglikemia seperti
rasa lapar, menguap dan berkeringat banyak umumnya tidak ada pada DM usia lanjut.
Biasanya tampak bermanifestasi sebagai sakit kepala dan kebingungan mendadak.
Pada usia lanjut reaksi vegetatif dapat menghilang. Sedangkan gejala kebingungan
dan koma yang merupakan gangguan metabolisme serebral tampak lebih jelas.

D. Komplikasi
1.Makroangiopati (aterosklerosis), mikroangiopati, dan neuropati.
2.Koma hiperosmolaritas dimana glukosa darah didapatkan sangat tinggi (>600 mg/dL)
3. Hipernatremia, osmolaritas tinggi (>350 m Osm/L)

E. Penatalaksanaan
Menurut Steven diperkirakan 25 – 50% dari DM lansia dapat dikendalikan
dengan baik hanya dengan diet saja. 3% membutuhkan insulin dan 20 – 45% dapat
diobati dengan oral anti diabetik dan diet saja.
Para ahli berpendapat bahwa sebagian besar DM pada lansia adalah tipe II, dan
dalam penatalaksanaannya perlu diperhatikan kasus perkasus, cara hidup pasien,
keadaan gizi dan kesehatannya, adanya penyakit lain yang menyeertai serta
ada/tidaknya komplikasi DM.
Pedoman penatalaksanaan DM lansia adalah :
1. Menilai penyakitnya secara menyeluruh dan memberikan pendidikan kepada pasien
dan keluarganya.
2. Menghilangkan gejala-gejala akibat hiperglikemia (quality of life) seperti rasa haus,
sering kencing, lemas, gatal-gatal.
3. Lebih bersifat konservatif, usahakan agar glukosa darah tidak terlalu tinggi (200-
220 mg/dl) post prandial dan tidak sampai normal betul karena bahaya terjadinya
hipoglikemia.
4. Mengendalikan glukosa darah dan berat badan sambil menghindari resiko
hipoglikemia.

[Type text] Page 7


F. Pathways
Defisiensi Insulin

glukagon↑ penurunan pemakaian


glukosa oleh sel

glukoneogenesis hiperglikemia

lemak protein glycosuria

ketogenesis BUN↑ Osmotic Diuresis

ketonemia Nitrogen urine ↑ Dehidrasi

Mual muntah ↓ pH Hemokonsentrasi

Resti Ggn Nutrisi Asidosis Trombosis


Kurang dari kebutuhan

 Koma Aterosklerosis
 Kematian

Makrovaskuler Mikrovaskuler

[Type text] Page 8


BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Retina Ginjal
A. Pengkajian Jantung Serebral Ekstremitas
 Riwayat Kesehatan Keluarga Retinopati Nefropati
Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti kliendiabetik
?
Miokard Infark Stroke Gangren
 Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya
Berapa lama klien menderita DM, Ggn. Penglihatan
bagaimana penanganannya, Gagal
mendapat terapi
Ggn Integritas Kulit Ginjal
insulin jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja
Resiko Injury
yang dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya.
 Aktivitas/ Istirahat :
Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.
 Sirkulasi
Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas,
ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan tekanan darah
 Integritas Ego
Stress, ansietas
 Eliminasi
Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare
 Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus,
penggunaan diuretik.
 Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia,gangguan
penglihatan.
 Nyeri / Kenyamanan
Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)
 Pernapasan
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak)
 Keamanan
Kulit kering, gatal, ulkus kulit.

[Type text] Page 9


B. Masalah Keperawatan
1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan
2. Gangguan integritas kulit
3. Resiko terjadi injury

C. Intervensi
1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
penurunan masukan oral, anoreksia, mual, nyeri abdomen.
Intervensi :
 Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi.
 Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan
makanan yang dapat dihabiskan pasien.
 Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen / perut kembung, mual,
muntahan makanan yang belum sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa
sesuai dengan indikasi.
 Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan (nutrien) dan
elektrolit dengan segera jika pasien sudah dapat mentoleransinya melalui oral.
 Libatkan keluarga pasien pada pencernaan makan ini sesuai dengan indikasi.
 Observasi tanda-tanda hipoglikemia seperti perubahan tingkat kesadaran,
kulit lembab/dingin, denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit
kepala.
 Kolaborasi melakukan pemeriksaan gula darah.
 Kolaborasi pemberian pengobatan insulin.
 Kolaborasi dengan ahli diet.

2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik


(neuropati perifer).
 Kaji luka, adanya epitelisasi, perubahan warna, edema, dan discharge, frekuensi
ganti balut.

[Type text] Page 10


 Kaji tanda vital
 Kaji adanya nyeri
 Lakukan perawatan luka
 Kolaborasi pemberian insulin dan medikasi.
 Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi.

3. Resiko terjadi injury berhubungan dengan penurunan fungsi penglihatan


 Hindarkan lantai yang licin.
 Gunakan bed yang rendah.
 Orientasikan klien dengan ruangan.
 Bantu klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari

[Type text] Page 11


A. Pengkajian

1. Identitas pasien
1) Nama: Ny. S
2) Umur: 45 thn
3) Alamat: Kebumen
4) Jenis kelamin: Perempuan
5) Agama: Islam
6) Pekerjaan: Ibu rumah tangga
7) Pendidikan: SLTA
8) Diagnosa medis: Ulkus Dm

2. Identitas Penanggung Jawab


1) Nama: Ny T
2) Umur: 66 tahun
3) Alamat: Kebumen
4) Agama: Islam
5) Jenis kelamin: Perempuan
6) Pekerjaan: Petani
7) Hubungan dengan klien: Ibu Ny S

3. Keluhan utama
Luka tidak kunjung sembuh

4. Riwayat kesehatan sekarang


Ny S dibawa ke IGD RSUD Dr. Soedirman Kebumen dengan keluhan pada
hari Jumat, 07 juli 2020 pukul 09.15 WIB. Klien dibawa ke RS dengan mengeluh
nyeri pada telapak kaki kiri selama 2 minggu sebelum MRS. TD: 107/81 mmHg, N:
85x/mnt, RR: 120x/mnt. S: 36,5℃, GDS 526 mg/dl. Saat dikaji pada hari Senin, 10
Juli 2020 pukul 09.45 WIB di bangsal Cempaka klien mengelukan luka pada
telapak kaki yang tidak sembuh-sembuh, luka sudah 2 minggu sebelum MRS, luka
tampak melebar dan kehitaman, terdapat pus (nanah) ±1,5 cc, klien mengatakan
lukanya tidak terasa sakit. Klien mengatakan badan terasa letih, sedikit pusing, klien
tampak lemas dan lesu. Klien hanya menghabiskan ½ porsi diit yang diberikan RS.
TD: 143/72 mmHg, N: 103x/mnt, RR: 20x/mnt, S: 36,8℃, GDS: 230 mg/dl.

5. Riwayat Kesehatan Dulu


Klie mengatakan sudah menderita DM sejak 10 tahun yang lalu klien
mengatakan rutin mengontrol gula darah dan minum obat. Klien megatakan
memiliki penyakit rematik kurang lebih 2thn yang lalu, klien mengatakan tidak
memiliki riwayat hipertensi, klien mengatakn tidak memiliki penyakit menular
seperti TBC, HIV/AIDS, dan hepatitis.

[Type text] Page 12


6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakn kedua orang tua klien menderita diabetes, ayah dan suami
klien meninggal karena diabetes, klien mengatakan kedua saudara kandung klien
juga menderita diabetes.

7. Genogram
8. Pola Fungsional menurut Virginia Handerson
a) Pola Pernafasan
Sebelum sakit: klien mengatakan tidak pernah mengalami sesak nafas,
klien bernafas dengan normal
Saat dikaji: klien mengatakan tidak sesak, tidak terpasang oksigen, nafas
spontan, RR: 20x/mnt
b) Pola Nutrisi
Sebelum sakit: klien mengatakan makan 3-4x sehari dengan nasi, sayur,
dan lauk. Klien mengatakan tiada hari tanpa minum-minuman yang mansi
seperti teh manis/kopi, klien kadang-kadang makan jeroan
Saat dikaji: klien mengatakan mengurangi mengkonsumsi gula, klien
makan 3x sehari sesuai diit dari RS. Klien hanya menghabiskan ½ porsi diit
yang diberikan RS
c) Pola Eliminasi
Sebelum sakit: klien mengatakn BAB 1x sehari dengan konsistensi
lembek, BAK 6-7x sehari dengan konsistesi kuning keruh
Saat dikaji: klien mengatakan sudah BAB 2x selama dirumah sakit.
BAK 4-5x sehari dengan warna kuning keruh.
d) Pola Istirahat Tidur
Sebelum sakit: klien mengatakn bisa tidur malam ±7-8 jam sehari. Klien
mengisi waktu luangnya dengan keluarga
Saat dikaji: klien mengatakan selama di RS klien tidur malam ±5-6 jam
sehari.
e) Pola Aktivitas
Sebelum sakit: klien mengatakan bekerja sehari-hari sebagai ibu rumah
tangga dan berdagang
Saat dikaji: klien mengatakan tidak dapat melakukan aktivitas seperti
biasa. Sebagian aktivitas klien dibantu keluarga
f) Pola Personal Hygiene
Sebelum sakit: klien mengatakan mandi 2x sehari, keramas 2 hari sekali,
gosok gigi 2x sehari
Saat dikaji: klien mengatakn hanya diseka 1x sehari, gosok gigi 1x
sehari
g) Pola Spiritual
Sebelum sakit: klien mengatakan rajin melaksanakan sholat 5 waktu
dam kadang puasa senin kamis
Saat dikaji: klien mengatakn tidak melaksanakan sholat 5 waktu dengan
kondisinya yang sedang sakit. Klien mengatakan pikirannya tidak tenang, klien
mengatakan belum bisa tata cara tayamum, klien tampat sedih, klien mengatakn

[Type text] Page 13


takut jika lukanya tidak sembuh, klien mengatakan ingin diajari tatacara
tayamum

B. Analisa data

No Hari/tanggal Data Fokus Problem Etiologi


1. Senin, 10 juli Data Subjektif Kerusakan Ganggang
2017 1. Klien mengatakan luka integritas sirkulasi
09.50 wib pada telapak kaki kiri jaringan
yang tidak sembuh-
sembuh, klien
mengatakan luka tidak
terasa sakit

2. Klien mengatakan luka


sudah 2 Minggu SMRS

Data Objektif
1. Luka tampak melebar
dan kehitaman

2. CRT >2 detik

3. Panjang luka kurang


lebih 10cm, lebar 5 cm
kedalaman 1cm

4. Bau menyengat, pus


kurang lebih 1,5cc

5. GDS : 230 mg/dl

2. Senin, 10 juli Data subjektif Keletihan Faktor


2017 1. Klien mengatakan Fisiologis
09.50 wib badannya terasa letih

2. Klien mengatakan
hanya bisa pasrah
tiduran

3. Klien mengatakan
sedikit pusing

[Type text] Page 14


Data Objektif
1. Klien tampak lemas
dan lesu

2. Klien hanya
menghabiskan 1/2
porsi diit yang
diberikan Rs

3. Aktivitas klien dibantu


oleh keluarga

3. Senin, 10 juli Data subyektif Distres Sakit


2017 1. Klien mengatakan spiritual
09.50 wib tidak melaksanakan
sholat 5 waktu dengan
kondisinya yang
sedang sakit

2. Klien mengatakan
takut jika luka tidak
sembuh - sembuh

3. Klien mengatakan
belum bisa tata cara
tayamum

4. Klien mengatakan
pikirannya tidak tenang

Data Objektif
1. Klien tampak sedih

2. Klien ingin diajari tata


cara tayamum

Prioritas Diagnosa keperawatan


1. Kerusakan integritas jaringan b.d Gangguan Sirkulasi

2. Keletihan b.d Faktor Fisiologis

[Type text] Page 15


3. Distres b.d Sakit

C. Intervensi keperawatan

Hari/tgl/jam No Tujuan dan kriteria hasil Intervensi keperawatan

Senin, 10 juli 1. Setelah dilakukan tindakan 1. Jaga kulit agar tetap


2017 keperawatan selama 3×24 jam kering dan bersih
11.00 wib diharapkan masalah teratasi dengan
kriteria hasil : 2. Mobilitas klien setiap 2
1. Perfusi jaringan normal jam sekali
2. Adanya jaringan grasulasi 3. Monitor status nutrisi
3. Berkurangnya perluasan 4. Lakukan perawatan
luka, pus, tidak ada bau luka steril dengan Nacl
busuk/menyengat setiap hari

5. Bandingkan dan catat


perubahan luka

6. Kolaborasi pemberian
obat

Senin, 10 juli 2. Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi adanya


2017 keperawatan selama 3×24 jam pembatasan klien
11.00 wib diharapkan masalah teratasi dengan dalam melakukan
kriteria hasil :
aktivitas
1. Adanya peningkatan energi
dan merasa lebih baik 2. Dorong klien untuk
mengungkapkan
2. Kecemasan menurun
perasaan terhadap
3. Istirahat cukup keterbatasan
4. Glukosa adekuat
3. Monitor nutrisi dan
sumber energi yang
adekuat

4. Monitor klien akan


adanya kelelahan fisik
dan emosi

[Type text] Page 16


5. Tingkatkan tirah baring
dan pembatasan
aktivitas

Senin, 10 juli 3. Setelah dilakukan tindakan 1. Bantu klien untuk


2017 keperawatan selama 3×24 jam mengidentifikasi tujuan
11.00 wib diharapkan masalah teratasi dengan jangka pendek dan
kriteria hasil :
tujuan jangka panjang
1. Mengenali realita suatu
kesehatan 2. Berikan pendekatan
yang tenang untuk klien
2. Melaporkan harga diri yang
positif 3. Berikan informasi
kepada klien mengenai
3. Mengekspresikan
apakah situasi yang
kedamaian dalam diri
terjadi sekarang
sendiri
sementara atau tidak

4. Bantu klien
mengembangkan
spiritualitas diri

5. Libatkan klien secara


aktif pada perawatan
sendiri

D. Implementasi

TANGGAL/ NO. IMPLEMENTASI RESPON TTD


JAM DX
Senin ,10-01-17 1. 1. Memberikan obat 1. Obat masuk ceftriaxone
09.00 wib
parental iv 250 mg,500mg,
metronidazole 250 mg,
Ranitidin 50 mg,
Ketorolac 30 mg

10. 00 wib 1. 2. perawatan luka 2. Hasil yang di dapatkan


streril menggunkan luka ulkus pada meta

[Type text] Page 17


Nacl tarsus sinistra, CRT
>2detik,P 10 CM ,
Lebar 5cm, kedalaman 1
cm, bau menyengat ,
Pus 1,5cc

11. 00 wib 2 3. Memonitor 3. Klien Hanya


sumber nutrisi dan menghabiskan ½ porsi
energy yang diet dari RS,klien
adekuat dan mengatakan tidak
menganjurkan mengetahui apa yang
klien unruk membuatnya lemas.
meningkatkan
tirah baring.

12. 30 wib 3 4. Memotivasi klien 5. Klien tampak


untuk mempraktikkan
menjalankan
sholat 5 waktu
dan mengajarkan
tata cara tayamum

TANGGAL/ NO. IMPLENTASI RESPON TTD


JAM DX

[Type text] Page 18


Selasa , 11-juli 1 1. Memberikan obat pasien 1. Obat masuk
2017 iv ceftriaxone 250
10. 00 wib mg,500mg,
metronidazole 250 mg,
Ranitidin 50 mg,
Ketorolac 30 mg

1 2. Perawatan luka streil 2. Pus berkurang menjadi


menggunakan Nacl 1 cc bau mnyengat
berkurang, CRT .
2detik, panjang 10 cm,
Lebar 5cm,kedalaman
1cm

2 3. Monitor aktivitas klien 3. Klien mengatakan


dan mobilisasi klien hanya tiduran dank e
kamar mandi jika perlu

10. 30 wib 2 4. Memonitor sumber 4. Klien mengatakan


nutrisi dan energy yang habis 1 porsi diit yang
adekuat nebgabjurkan diberkan RS ,klien
klien untuk mengatakan lemas
meningkatkan istrihat berkurang
12. 30 wib 3 5. Menanyakan kegiatan 5. Klien mengatakan
sholat klien belum sholat, klien
ingin di damping cara
tayamum
3 6. Menanyakan kepada 6. Klien memnatakan
klien perasaanya setelah perasaannya lebih

[Type text] Page 19


melaksankan sholat tenang tetapi klien
mengatakn masih takut

Hari/ tgl No Implementasi Respon TTD


jam Dx
Rabu, 12 1 Memberikan obat parenteral IV Obat masuk Ceftriaxone
juli 17 500 mg, Ranitidine 50 mg,
/09.00 WIB Ketorolac 50 mg
09.45 WIB 1 Perawatan luka steril PUS menjadi 50,5 cc, bau
menggunakan NaCl menyengat berkurang
11.00 WIB 2 Monitor aktifitas dan mobilisasi Klien mengatakan hanya
klien tiduran dan kekamar
mandi jika perlu
11.30 WIB 2 Memonitor sumber nutrisi klien, Klien mengatakan sedang
energi yang adekuat dipuasakan, klien
mengatakan sudah tidak
lemas dan tampak lebih
segar
12.30 WIB 3 Menanyakan kegiatan sholat Klien mengatakan
klien melakukan sholat tepat
waktu
12. 35 WIB 3 Menanyakan perasaan klien Klien mengatakn lebih
setelah sholat tenang menyerahkan
semuanya kepada Allah
SWT

E. Evaluasi
Hari/Tanggal No. Dx EVALUASI
/Jam

[Type text] Page 20


Senin, 10-7- 1 S : sudah dlakuan perawatan luka.
17 O : luka tampak melebar dan kehitaman P ±10 cm, L ±
(14.30 WIB) 5cm, kedalaman ± 1cm pus menjadi ± 1 cc, terdapat
jaringan mati (netrosit), bau menyengat.
A : masalah belum teratasi.
P : lanjutkan intervnsi.

2 S : klien mengatakan sangat lelah dan lemas.


O : tampak keluar keringat dingin.
A : masalah belum teratasi.
P : lanjutkan intervensi (anjurkan pasien untuk istirahat).

3 S : klien mengatakan sudah melaksanakan sholat dhzuhur.


O : klin dapat mempraktikan cara tayamum yang baik.
A : masalah belum teratasi.
P : lanjutkan intervensi

Selasa, 11-7- 1 S : klien mengatakan sudah dilakukan tindakan


17 keperawatan luka.
(14.30 WIB) O : pus berkurang ±1,00 cc, bau menyengat berkurang,
panjang ± 10 cm, lebar 5cm, kedalaman ± 1cm.
A : masalah belum teratasi.
P : lanjutkan intervensi (lakukan perawatan luka stereil
menggunakan cairan NaCl. Setiap hari)

2 S : klien mengatakan lemas.


O : Diit yang diberikan RS dihabiskan, tidak ada keringat
dingin.
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi(anjurkan klen untuk meningkatkan
istirahat).

3 S : klien mengatakan sudah melakukan sholat dzhur


O : klien dapat mempraktikan cara tayamum dengan baik
A : masalah belum teratasi.
P : lanjutkan intervensi.

Rabu, 12-7- 1 S : klien mengatakan sudah dilakukan tindakan perawatan


17 luka.
(14.30 WIB) O : lula P±10 cm L±10 cm, dan kedalaman ±1cm, pus
±0,5cc bau menyengat berkurang.
A :masalah belu teratsi.
P : lanjutkan intervensi (akan dilakukan dibridemen)

2 S : klien mengatakn sudah enakan sudah tidak lemas, klien


mengatakan sedang dipuasakan.
[Type text] Page 21
[Type text] Page 22
BAB IV
KESIMPULAN

Diabetes mellitus merupakan suatu gangguan kronis yang ditandai dengan


metabolisme karbohidrat dan lemak yang diakibatkan oleh kekurangan insulin atau secara
relatif kekurangan insulin.
Klasifikasi diabetes mellitus yang utama adalah tipe I : Insulin Dependent Diabetes
Mellitus (IDDM) dan tipe II : Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)
Faktor yang berkaitan dengan penyebab diabetes mellitus pada lansia adalah Umur yang
berkaitan dengan penurunan fungsi sel pankreas dan sekresi insulin, Umur yang berkaitan
dengan resistensi insulin akibat kurangnya massa otot dan perubahan vaskuler, Obesitas,
banyak makan, Aktivitas fisik yang kurang, Penggunaan obat yang bermacam-macam,
Keturunan, Keberadaan penyakit lain, sering menderita stress.
Pada DM lansia tidak terjadi poliuria, polidipsia, akan tetapi keluhan yang sering
muncul adalah keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan
saraf. Prinsip penatalaksanaan DM lansia adalah Menilai penyakitnya secara menyeluruh
dan memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarganya, Menghilangkan gejala-gejala
akibat hiperglikemia,Lebih bersifat konservatif, Mengendalikan glukosa darah dan berat
badan.

[Type text] Page 23


DAFTAR PUSTAKA

Luecknote, Annette Geisler, Pengkajian Gerontologi alih bahasa Aniek Maryunani,


Jakarta:EGC, 1997.

Doenges, Marilyn E, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan


Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made
Sumarwati, Jakarta : EGC, 1999.

Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa YasminAsih,
Jakarta : EGC, 1997.

Luecknote, Annette Geisler, Gerontologic Nursing second Edition, St. Louis Missouri :
Mosby,Inc, 2000.

Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester,
Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.

Ikram, Ainal, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut jilid I
Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 1996.

Francis S Greenspan, John D Baxter. Endokrinologi dasar & klinik edisi 4, Jakarta : EGC,
1998.

[Type text] Page 24

Anda mungkin juga menyukai