INTEGUMEN PADA DM
Dosen pengampu :
Devin Prihar Ninuk, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Oleh:
1. Sindy Aprilia (201701175)
2. Yovani Hariyogik (201701180)
3. Firdatul Sakdiah (201701186)
4. Rossalia Dwi Anggraeni (201701191)
5. Anggi Luthfiyatul Affifah (201701201)
6. Risma Pigawati (201701203)
7. Aji Kurniawan (201701175)
8. M . Faizin (201701216)
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat Nya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini untuk memenuhi tugas makalah tentang
ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN GANGGUAN INTEGUMEN PADA
DM yang diberikan oleh dosen kami.Terimakasih juga kepada dosen pembimbing yang
sudah membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.Dalam Penulisan
makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. ntuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Terimakasih
Penyusun
KATA PENGANTAR...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................4
A. Latar Belakang..................................................................................................................4
B. Tujuan................................................................................................................................4
C. Ruang lingkup....................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................5
A. Pengertian .........................................................................................................................5
B. Etiologi................................................................................................................................5
C. Gambaran klinis................................................................................................................6
D. Komplikasi.........................................................................................................................7
E. Penatalaksanaan................................................................................................................7
F. Phatway .............................................................................................................................8
BAB IV PENUTUP........................................................................................................................12
A. Kesimpulan........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................13
A. Latar Belakang
Proses menua adalah keadaan yang tidak dapat dihindarkan. Manusia seperti halnya
semua makhluk hidup didunia ini mempunyai batas keberadaannya dan akan berakhir
dengan kematian. Perubahan-perubahan pada usia lanjut dan kemunduran kesehatannya
kadang-kadang sukar dibedakan dari kelainan patologi yang terjadi akibat penyakit. Dalam
bidang endokrinologi hampir semua produksi dan pengeluaran hormon dipengaruhi oleh
enzim-enzim yang sangat dipengaruhi oleh proses menjadi tua.
Diabetes mellitus yang terdapat pada usia lanjut gambaran klinisnya bervariasi luas
dari tanpa gejala sampai dengan komplikasi nyata yang kadang-kadang menyerupai
penyakit atau perubahan yang biasa ditemui pada usia lanjut.
Dalam makalah ini dibahas masalah penyakit diabetes pada usia lanjut beserta
asuhan keperawatannya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui asuhan keperawatan pada klien lansia dengan diabetes mellitus.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui definisi diabetes mellitus
b. Mengetahui etiologi diabetes mellitus
c. Mengetahui gambaran klinis diabetes mellitus
d. Melakukan pengkajian pada klien dengan diabetes mellitus
e. Menyusun intervensi pada klien dengan diabetes mellitus
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup makalah ini adalah hanya membahas tentang asuhan keperawatan pada
klien lansia dengan Diabetes Mellitus (DM).
B. Etiologi
Beberapa ahli berpendapat bahwa dengan bertambahnya umur, intoleransi terhadap
glukosa juga meningkat, jadi untuk golongan usia lanjut diperlukan batas glukosa darah
yang lebih tinggi daripada orang dewasa non usia lanjut.
Pada NIDDM, intoleransi glukosa pada lansia berkaitan dengan obesitas, aktivitas
fisik yang berkurang,kurangnya massa otot, penyakit penyerta, penggunaaan obat-obatan,
disamping karena pada lansia terjadi penurunan sekresi insulin dan insulin resisten. Lebih
dari 50% lansia diatas 60 tahun yang tanpa keluhan, ditemukan hasil Tes Toleransi
Glukosa Oral (TTGO) yang abnormal. Intoleransi glukosa ini masih belum dapat dikatakan
sebagai diabetes. Pada usia lanjut terjadi penurunan maupun kemampuan insulin terutama
pada post reseptor.
Beberapa faktor yang berkaitan dengan penyebab diabetes mellitus pada lansia (Jeffrey) :
1. Umur yang berkaitan dengan penurunan fungsi sel pankreas dan sekresi insulin.
2. Umur yang berkaitan dengan resistensi insulin akibat kurangnya massa otot dan
perubahan vaskuler.
3. Obesitas, banyak makan.
4. Aktivitas fisik yang kurang
5. Penggunaan obat yang bermacam-macam.
6. Keturunan
7. Keberadaan penyakit lain, sering menderita stress
Osmotik diuresis akibat glukosuria tertunda disebabkan ambang ginjal yang tinggi,
dan dapat muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau bahkan inkontinensia urin.
Perasaan haus pada pasien DM lansia kurang dirasakan, akibatnya mereka tidak bereaksi
adekuat terhadap dehidrasi. Karena itu tidak terjadi polidipsia atau baru terjadi pada
stadium lanjut.
Penyakit yang mula-mula ringan dan sedang saja yang biasa terdapat pada pasien
DM usia lanjut dapat berubah tiba-tiba, apabila pasien mengalami infeksi akut. Defisiensi
insulin yang tadinya bersifat relatif sekarang menjadi absolut dan timbul keadaan
ketoasidosis dengan gejala khas hiperventilasi dan dehidrasi, kesadaran menurun dengan
D. Komplikasi
1.Makroangiopati (aterosklerosis), mikroangiopati, dan neuropati.
2.Koma hiperosmolaritas dimana glukosa darah didapatkan sangat tinggi (>600 mg/dL)
3. Hipernatremia, osmolaritas tinggi (>350 m Osm/L)
E. Penatalaksanaan
Menurut Steven diperkirakan 25 – 50% dari DM lansia dapat dikendalikan
dengan baik hanya dengan diet saja. 3% membutuhkan insulin dan 20 – 45% dapat
diobati dengan oral anti diabetik dan diet saja.
Para ahli berpendapat bahwa sebagian besar DM pada lansia adalah tipe II, dan
dalam penatalaksanaannya perlu diperhatikan kasus perkasus, cara hidup pasien,
keadaan gizi dan kesehatannya, adanya penyakit lain yang menyeertai serta
ada/tidaknya komplikasi DM.
Pedoman penatalaksanaan DM lansia adalah :
1. Menilai penyakitnya secara menyeluruh dan memberikan pendidikan kepada pasien
dan keluarganya.
2. Menghilangkan gejala-gejala akibat hiperglikemia (quality of life) seperti rasa haus,
sering kencing, lemas, gatal-gatal.
3. Lebih bersifat konservatif, usahakan agar glukosa darah tidak terlalu tinggi (200-
220 mg/dl) post prandial dan tidak sampai normal betul karena bahaya terjadinya
hipoglikemia.
4. Mengendalikan glukosa darah dan berat badan sambil menghindari resiko
hipoglikemia.
glukoneogenesis hiperglikemia
Koma Aterosklerosis
Kematian
Makrovaskuler Mikrovaskuler
C. Intervensi
1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
penurunan masukan oral, anoreksia, mual, nyeri abdomen.
Intervensi :
Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi.
Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan
makanan yang dapat dihabiskan pasien.
Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen / perut kembung, mual,
muntahan makanan yang belum sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa
sesuai dengan indikasi.
Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan (nutrien) dan
elektrolit dengan segera jika pasien sudah dapat mentoleransinya melalui oral.
Libatkan keluarga pasien pada pencernaan makan ini sesuai dengan indikasi.
Observasi tanda-tanda hipoglikemia seperti perubahan tingkat kesadaran,
kulit lembab/dingin, denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit
kepala.
Kolaborasi melakukan pemeriksaan gula darah.
Kolaborasi pemberian pengobatan insulin.
Kolaborasi dengan ahli diet.
1. Identitas pasien
1) Nama: Ny. S
2) Umur: 45 thn
3) Alamat: Kebumen
4) Jenis kelamin: Perempuan
5) Agama: Islam
6) Pekerjaan: Ibu rumah tangga
7) Pendidikan: SLTA
8) Diagnosa medis: Ulkus Dm
3. Keluhan utama
Luka tidak kunjung sembuh
7. Genogram
8. Pola Fungsional menurut Virginia Handerson
a) Pola Pernafasan
Sebelum sakit: klien mengatakan tidak pernah mengalami sesak nafas,
klien bernafas dengan normal
Saat dikaji: klien mengatakan tidak sesak, tidak terpasang oksigen, nafas
spontan, RR: 20x/mnt
b) Pola Nutrisi
Sebelum sakit: klien mengatakan makan 3-4x sehari dengan nasi, sayur,
dan lauk. Klien mengatakan tiada hari tanpa minum-minuman yang mansi
seperti teh manis/kopi, klien kadang-kadang makan jeroan
Saat dikaji: klien mengatakan mengurangi mengkonsumsi gula, klien
makan 3x sehari sesuai diit dari RS. Klien hanya menghabiskan ½ porsi diit
yang diberikan RS
c) Pola Eliminasi
Sebelum sakit: klien mengatakn BAB 1x sehari dengan konsistensi
lembek, BAK 6-7x sehari dengan konsistesi kuning keruh
Saat dikaji: klien mengatakan sudah BAB 2x selama dirumah sakit.
BAK 4-5x sehari dengan warna kuning keruh.
d) Pola Istirahat Tidur
Sebelum sakit: klien mengatakn bisa tidur malam ±7-8 jam sehari. Klien
mengisi waktu luangnya dengan keluarga
Saat dikaji: klien mengatakan selama di RS klien tidur malam ±5-6 jam
sehari.
e) Pola Aktivitas
Sebelum sakit: klien mengatakan bekerja sehari-hari sebagai ibu rumah
tangga dan berdagang
Saat dikaji: klien mengatakan tidak dapat melakukan aktivitas seperti
biasa. Sebagian aktivitas klien dibantu keluarga
f) Pola Personal Hygiene
Sebelum sakit: klien mengatakan mandi 2x sehari, keramas 2 hari sekali,
gosok gigi 2x sehari
Saat dikaji: klien mengatakn hanya diseka 1x sehari, gosok gigi 1x
sehari
g) Pola Spiritual
Sebelum sakit: klien mengatakan rajin melaksanakan sholat 5 waktu
dam kadang puasa senin kamis
Saat dikaji: klien mengatakn tidak melaksanakan sholat 5 waktu dengan
kondisinya yang sedang sakit. Klien mengatakan pikirannya tidak tenang, klien
mengatakan belum bisa tata cara tayamum, klien tampat sedih, klien mengatakn
B. Analisa data
Data Objektif
1. Luka tampak melebar
dan kehitaman
2. Klien mengatakan
hanya bisa pasrah
tiduran
3. Klien mengatakan
sedikit pusing
2. Klien hanya
menghabiskan 1/2
porsi diit yang
diberikan Rs
2. Klien mengatakan
takut jika luka tidak
sembuh - sembuh
3. Klien mengatakan
belum bisa tata cara
tayamum
4. Klien mengatakan
pikirannya tidak tenang
Data Objektif
1. Klien tampak sedih
C. Intervensi keperawatan
6. Kolaborasi pemberian
obat
4. Bantu klien
mengembangkan
spiritualitas diri
D. Implementasi
E. Evaluasi
Hari/Tanggal No. Dx EVALUASI
/Jam
Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa YasminAsih,
Jakarta : EGC, 1997.
Luecknote, Annette Geisler, Gerontologic Nursing second Edition, St. Louis Missouri :
Mosby,Inc, 2000.
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester,
Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.
Ikram, Ainal, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut jilid I
Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 1996.
Francis S Greenspan, John D Baxter. Endokrinologi dasar & klinik edisi 4, Jakarta : EGC,
1998.