Anda di halaman 1dari 6

Riza Yuliawati N

20142715
D4 RPL TKPB
TUGAS KATALISIS 1
RANGKUMAN BAB I DAN BAB II
Definisi
Katalis merupakan senyawa kimia yang meningkatkan laju reaksi pada reaksi kimia tanpa katalis
tersebut secara permanen terlibat dalam reaksi. Sehingga katalis pada akhir reaksi tidak berikatan
dengan senyawa reaktan maupun produk yang ada. Katalis mempercepat reaksi dengan
menurunkan energi aktivasi reaksi, penurunan energi aktivasi ini terjadi karena akibat dari
interaksi antara katalis dan reaktan. Fungsi katalis yaitu sebagai aktivasi, selektivitas, dan
dekativasi. Aktivasi sebagai pendorong reaksi berjalan cepat dengan memberikan jalur alternative,
Selektifitas yaitu selektif pada suatu reaksi sehingga menghasilkan produk yang sesuai deaktifasi
yaitu katalis digunakan sebagai penghambat laju reaksi yang terjadi.
Jenis Logam yang Aktif pada Reaksi
Katalis dibentuk dari komponen-komponen yang dapat menunjang sifat katalis yang diharapkan
memiliki sifat yang aktif, selektif, panjang dan murah. Komponen yang ada pada katalis yaitu:
1. Komponen Aktif
Komponen aktif berfungsi sebagai sisi aktif pada katalis yang bertanggung jawab terhadap
prinsip jalannya reaksi, yaitu mempercepat dan mengarahkan reaksi. Komponen aktif dapat
berupa logam, semikonduktor oksida dan sulfide, insulator oksida dan sulfide.
Jenis Konduktifitas/Tipe Reaksi Contoh Senyawa
Reaksi
Logam Konduktor Redoks Hidrogenasi, hidrogenilisis, Fe, Ni, Pt, Pd, Cu, Ag
oksidasi
Oksida dan Semikonduktor Selektif, oksidasi, NiO, ZnO, CuO,
Sulfida Redoks hidrogenasi, hidrogenolisis Cr2O3
Oksida Insulator Ion Polimerisasi, isomerisasi, Al2O3, SiO2, MgO,
Karbonium cracking, dehidrasi SiO2-Al2O3, Zeolit

2. Komponen Pendukung
Penyangga berfungsi sebagai perluasan luas permukaan, stabiltas mekanik, sebagai fungsi
aktif, dan sebagai modifikasi komponen aktif. Fungsi lain adalah sebagai permukaan yang
stabil dimana komponen aktif terdispersi sedemikian rupa sehingga sintering (penggumpalan/
pertumbuhan kristal) dapat dikurangi. Penyangga yang baik memiliki porositas, sifat-sifat
mekanik, kestabilan, aktivitas fungsional ganda, dan modifikasi komponen aktif yang tinggi.
Contoh pendukung/penyangga katalis adalah α-Al2O3,SiO2, karbon aktif, tanah liat diatom
dan SiO2-AlO3.
3. Promotor
Fungsi promotor dapat meningkatkan aktivitas, selektivitas, dan kestabilan katalis. Promotor
merupakan agen ketiga yang ditambahkan pada pembuatan katalis, seringkali dalam jumlah
yang kecil. Promotor dibuat sebagai pendukung pada pengemban dan komponen aktif. Jenis
promotor beserta fungsinya:
Katalis Promotor Fungsi
Al2O3 pengemban dan SiO2, ZrO2, Meningkatkan stabilitas termal,
katalis K2O, HCl, MgO meningkatkan keasaman, menghambat
sintering
SiO2-Al2O3 katalis cracking Pt Meningkatkan oksidasi CO
dan matrik
Zeolite Ion langka di Meningkatkan keasaman dan stabilitas
bumi termal
Katalis cracking Pd Meningkatkan hidrogenasi
Pt/Al2O3 pembentukan ulang Re Menurunkan hidrogelisis dan sintering
katalis
Ni/pengemban keramik K Meningkatkan penghilangan karbon
pembentukan ulang steam
Cu-ZnO-Al2O3 pengganti ZnO Menurunkan sintering Cu
temperature rendah
MoO3/Al2O3 hidrotreating Ni, Co , P, B Meningkatkan hidrogenolisis pada C-S
dan C-N dan disperse MoO3

Katalis Homogen Tetapi pada suhu tertentu jumlah tumbukan


sebanding dengan konsentrasi reaktan dalam
Katalis homogen adalah katalis yang
campuran maka tingkat hilangnya A
memiliki fase yang sama dengan reaktan dan
diberikan oleh (-rA = kCACB).
produk. Contohnya adalah hidrolisis ester
oleh asam (cair-cair), oksidasi SO2 oleh NO2 Reaksi semacam itu di mana persamaan laju
(uap-uap), dan penguraian kalium klorat oleh sesuai dengan persamaan stoikiometrik
MnO2 (padatan-padatan). Secara umum, disebut reaksi elementer.
mekanisme reaksi berkatalis homogen
Sedangkan reaksi non-elementer yaitur saat
berlangsung melalui tahap-tahap seperti,
tidak ada korespondensi langsung antara
tahap pembentukan senyawa kompleks /
stoikiometri dan laju, reaksi:
intermediates (tahap koordinasi), tahap
penyusunan ulang antara molekul-molekul H2 + Br2 2HBr yang memiliki
reaktan dengan ligan katalis (tahap interaksi suatu persamaan laju:
ligan), dan, tahap eliminasi produk reaksi.
Reaksi Elementer dan Non-Elementer
Tumbukan atau interaksi satu molekul A Non-Chain Reaction dan Chain Reaction
dengan satu molekul B maka jumlah
tumbukan A dan B sebanding dengan laju Dalam reaksi non-rantai, zat antara
reaksi. Reaksi : A+B R terbentuk pada reaksi pertama dan kemudian
menghilang karena bereaksi lebih lanjut Reaktan → Intermediet*
untuk memberikan produk. Reaksi:
Intermediet* → Produk
Sedangkan, dalam reaksi berantai, zat antara Keseluruhan proses dimana reaksi katalitik
terbentuk dalam reaksi pertama, yang disebut heterogen berlangsung dapat dipecah
langkah inisiasi berantai. Kemudian menjadi urutan langkah-langkah individu
bergabung dengan reaktan untuk membentuk sebagai berikut:
produk dan lebih menengah dalam langkah
1. Perpindahan massa (difusi) reaktan
perambatan rantai. Kadang-kadang perantara
(misalkan Spesies A) dari bulk fluid ke
hancur pada langkah pemutusan rantai.
permukaan eksternal pelet katalis
Reaksi:
2. Difusi reaktan dari mulut pori melalui
Reaktan → Intermediet* (Inisiasi) pori-pori katalis ke sekitar langsung
permukaan katalis internal
Intermediet* + Reaktan → Intermediet*+
3. Adsorpsi reaktan A ke permukaan katalis
Produk (Propagasi)
4. Reaksi pada permukaan katalis (misalkan
Intermediet* → Produk (Terminasi) A → B)
5. Desorpsi produk (misalkan B) dari
Molekularitas dan Orde Reaksi permukaan
Seringkali kita menemukan bahwa laju 6. Difusi produk dari bagian dalam pelet ke
perkembangan suatu reaksi, melibatkan mulut pori di permukaan eksternal
bahan A, B, …, D, dapat diperkirakan dengan 7. Perpindahan massa produk dari
persamaan berikut: permukaan pelet eksternal ke bulk fluid

-rA = kCAaCBB…CDd , a+b+…+d = n Laju reaksi keseluruhan dibatasi oleh laju


langkah paling lambat dalam urutan.
dimana a, b, …, d belum tentu terkait dengan Ketika langkah-langkah difusi (1, 2, 6,
koefisien stoikiometrik. Kami menyebut dan 7) sangat cepat dibandingkan dengan
kekuatan di mana konsentrasi dinaikkan langkah-langkah laju reaksi permukaan
sebagai orde reaksi. (3, 4, dan 5), jika langkah-langkah reaksi
Macam-macam reaksi katalis homogen yaitu: sangat cepat dibandingkan dengan
katalisis oleh asam-basa, katalisis oleh ion langkah-langkah difusi, transportasi
logam, katalisis oleh kompleks organologam, massa memang mempengaruhi laju
katalis oleh asam lewis, dan katalis reaksi.
olehkompleks porphyrin. Macam-macam reaksi katalis homogen
Katalis Heterogen yaitu: katalis dalam reaksi reduksi (reaksi
gas sintetis, reduksi NO pada knalpot
Katalis heterogen yaitu berupa sistem dimana otomotif), katalis dalam reaksi oksidasi
reaktan dan katalis berada pada fasa yang (oksidasi selektif propena, reaksi
berbeda, umumnya padatan katalis yang eposidasi), katalis dalam reaksi
digunakan pada reaktan berfasa cair maupun elektrokatalitik, alkilasi, hidrogenasi,
gas. isomerisasi dan polimerisasi.
Mekanisme Reaksi Katalis Homogen
CONTOH KATALISIS
PEMBUATAN BIODIESEL DARI DEDAK DAN METANOL DENGAN ESTERIFIKASI
IN SITU
Proses reaksi : Esterifikasi in situ
Reaktan/umpan : Dedak padi
Solvent : Methanol 200 mL (berperan juga sebagai reagen untuk mengesterifikasi
komponen)
Katalis cair : Asam sulfat (1% V)
Waktu reaksi : 60 menit
Suhu reaksi : 600C - 650C
Tekanan reaksi : 1 atm
Reaksi esterifikasi :

Mekanisme reaksi esterifikasi dengan katalis asam :

(Mc Ketta 1978)


Konversi reaksi : 82,54%

*FFA : Free Fatty Acid (Asam lemak bebas)


Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi esterifikasi :

1. Waktu reaksi : semakin lama waktu reaksi maka semakin besar konversinya, namun jika
kesetimbangan reaksi sudah tercapai maka bertambahnya waktu reaksi tidak akan
memperbesar konversi.
2. Pengadukan : semakin besar tumbukan (A) maka semakin besar pula harga konstanta
kecepatan reaksi. Sesuai dengan persamaan Arrhenius:

3. Katalisator : mengurangi tenaga aktivasi pada suatu reaksi sehingga pada suhu tertentu harga
konstanta kecepatan reaksi semakin besar.
4. Suhu reaksi : Bila suhu naik (T) maka harga k makin besar sehingga reaksi berjalan cepat dan
hasil konversi makin besar, sesuai dengan persamaan Arrhenius:

Gambar reaktor esterifikasi :

Proses esterifikasi in situ menghasilkan campuran methanol dan metil ester kemudian dipisahkan
dengan distilasi, hasil distilat selanjutnya dilarutkan dengan hexane dengan perbandingan volume
1:3. Larutan yang terpisah menjadi dua fase didekantasi untuk diambil lapisan atasnya selanjutnya
campuran hexane dan metil ester didistilasi.

DAFTAR PUSTAKA
Hartono Rudi, Hermansyah Heri, Rusdi, Wijanarko Anondho. 2016. Pembuatan Biodiesel dari
Minyak Dedak Padi dengan Proses Katalis Homogen secara Asam dan Katalis
Heterogen secara Basa. Universitas Muhammadiyah. Jakarta.
Oktari Y Saptian, Wulandari. 2010. Proses Pembuatan Biodiesel dari Dedak Padi dan Methanol
dengan Esterifikasi In Situ. Universitas Diponegoro. Semarang

Anda mungkin juga menyukai