Anda di halaman 1dari 26

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PADA


MATA PELAJARAN PAI MATERI KISAH PARA NABI DAN RASUL DI
KELAS IV SDN 1 SIDORENGGO
KECAMATAN AMPELGADING KABUPATEN MALANG

PROPOSAL PENELITIAN

EDI SISWANTO

PENDIDIKAN PROFESI GURU


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2021
Daftar Isi

Daftar isi .................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 3

C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian............................................................................ 5

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori...................................................................................... 6

B. Hipotesis Tindakan ........................................................................ 16

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ..............................................................................17

B. Subyek Penelitian ........................................................................... 17

C. Tempat Penelitian ........................................................................... 17

D. Waktu Penelitian ............................................................................ 17

E. Desain Penelitian ...........................................................................18

F. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 20

G. Intrumen Pengumpulan Data .......................................................... 21

H. Teknik Pengolaaan dan Analisis Data ...........................................23


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sumber media berupa orang saja sebagaimana kebanyakan terjadi pada madrasah kurang
efektif digunakan untuk masa sekarang. Dalam pola interaksi ini, guru kelas memegang
penuh kendali atas berlangsungnya pengajaran sedangkan siswa cenderung pasif. Hal ini
bertentangan dengan kurikulum saat ini yang menuntut siswa untuk aktif dalam proses belajar
mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan baik itu tujuan mata pelajaran maupun tujuan
satuan pendidikan. Selain itu, sumber media berupa orang saja membuat suasana kelas
menjadi monoton dan tidak menarik bagi siswa. Hal ini kemudian berdampak pada motivasi
siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Upaya peningkatan kualitas pendidikan, mutlak diperlukan melaui terobosan-terobosan,
mulai dari pengembangan kurikulum, inovasi pembelajaran dan pemenuhan sarana dan
prasarana pendidikan. Salah satu cara meningkatkan prestasi pendidikan guru dituntut untuk
membuat media pembelajaran yang lebih inovatif untuk mendorong siswa belajar lebih
optimal baik secara mandiri ataupun di dalam kelas.
Dari hasil pengamatan di SDN 1 Sidorenggo kabupaten Malangditemukan bahwa
pelaksanaan pembelajaran PAI masih kurang menggembirakan. Indikatornya antara lain
adanya kecenderungan semakin menurunnya tingkat prestasi belajar siswa dan rendahnya
partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran PAI. Ini bisa dilihat dari hasil ulangan harian
PAI siswa kelas IV yang masih menunjukkan kurang menggembirakan. Berdasarkan hasil
analisis yang dilakukan penulis, sejumlah faktor yang diduga sebagai faktor penyebab
rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI antara lain adalah:
1. Penggunaan media pembelajaran kurang maksimal sehingga tidak dapat membantu
pemahaman siswa sehingga siswa menjadi kurang aktif dan kurang memahami materi.
2. Guru terlalu banyak memberikan penjelasan sehingga pembelajaran menjadi kurang
efektif.
3. Guru kurang memberikan motivasi belajar kepada siswa sebelum pelajaran dimulai
sehingga kurang aktif dalam mengikuti pelajaran.
Dari hasil refleksi awal terhadap masalah di atas, penulis berpendapat bahwa untuk
meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran PAI, diperlukan
teknik pembelajaran yang sesuai. Adapun teknik yang penulis pilih adalah Memanfaatkan
1
Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai media pembelajaran. teknik pembelajaran
dengan Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan penggunaan
berbagai jenis media secara bersama dan serempak melalui satu alat saja. Oleh karena itu
penulis merumuskan hipotesis tindakan “Memanfaatkan Teknologi Informasi dan
Komunikasi dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran PAI siswa kelas IV SDN 1
Sidorenggo”.
Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah salah satu teknik
pembelajaran yang dipandang dapat memberikan pengalaman belajar yang secara langsung
berkenaan dengan gambaran-gambaran nyata objek yang disiswai. Sehingga dengan
Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai penunjang pembelajaran PAI
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari materi PAI.
Alasan lain penggunaan Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah
melihat sistem pendidikan dewasa ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Berbagai
cara telah dikenalkan serta digunakan dalam proses belajar mengajar (PBM) dengan harapan
pengajaran guru akan lebih berkesan dan pembelajaran bagi murid akan lebih bermakna.
Sejak beberapa tahun belakangan ini Teknologi Informasi dan Komunikasi telah banyak
digunakan dalam proses belajar mengajar, dengan satu tujuan mutu pendidikan akan
selangkah lebih maju seiring dengan kemajuan teknologi.
Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi telah menjanjikan potensi besar
dalam merubah cara seseorang untuk belajar, untuk memperoleh informasi, menyesuaikan
informasi dan sebagainya. memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi juga
menyediakan peluang bagi pendidik untuk mengembangkan teknik pembelajaran sehingga
menghasilkan hasil yang maksimal. Demikian juga bagi siswa, dengan memanfaatkan
Teknologi Informasi dan Komunikasi diharapkan mereka akan lebih mudah untuk
menentukan dengan apa dan bagaimana siswa untuk dapat menyerap informasi secara cepat
dan efisien. Sumber informasi tidak lagi terfokus pada teks dari buku sematamata tetapi lebih
luas dari itu. Kemampuan teknologi Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi
yang telah terhubung internet akan semakin menambah kemudahan dalam mendapatkan
informasi yang diharapkan siswa yang diukur melalui pre test dan post test serta proses
pembelajaran.

2
B. Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dalam penelitian ini yang menjadi masalah utama
adalah kesulitan siswa kelas IV SDN 1 Sidorenggo dalam memahami dan menerapkan mata
pelajaran PAI sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa atau ketercapaian tujuan
pembelajaran. Masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah dengan
memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat meningkatkan hasil belajar
Pendidikan Agama Islam mata pelajaran PAI siswa kelas IV SDN 1 Sidorenggo?”
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai
berikut:
a. Perlunya kemampuan guru dalam mengelola kelas dan mengembangkan materi
pelajaran.
b. Kurangnya persiapan dalam hal perencanaan khususnya pembelajaran PAI.
c. Perlunya guru untuk menguasai beberapa metode dan teknik pembelajaran, terutama
metode atau teknik yang mengasyikan sehingga meningkatkan hasil belajar peserta
didik.
d. Kurangnya motivasi terhadap guru untuk memberikan pelajaran yang terbaik bagi peserta
didiknya.
e. Kurangnya minat peserta didik terhadap mata pelajaran PAI.
f. Pencapaian hasil belajar yang belum optimal.
Dari hasil identifikasi tersebut, kepada guru kelas IV diharapkan melakukan perubahan
dari temuan-temuan tersebut dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi
untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI pokok bahasan Kisah
Para Nabi dan Rasul. Kegiatan tindakan ini didasari pada masalah dilapangan tersebut,
penelitiannya dilakasanakan dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

2. Pembatasan Masalah
Mengingat permasalahan diatas sangat luas dan keterbatasan kemampuan serta
keterbatasan waktu, maka permasalahan penelitian ini dibatasi untuk memfokuskan
pembahasannya. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini, yaitu:
a. Pentingnya kemampuan guru dalam mengelola kelas dan mengembangkan materi
pelajaran.
b. Pentingnya persiapan dalam hal perencanaan pembelajaran khususnya pembelajaran PAI.
3
c. Pentingnya guru untuk menguasai teknologi dalam hal ini Teknologi Informasi dan
Komunikasi untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.
d. Pentingnya motivasi terhadap guru untuk mendapatkan hasil belajar yang baik.

3. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah diatas, maka masalah yang akan
diteliti dirumuskan menjadi beberapa pertanyaan yang dijadikan sebagai acuan pada
penelitian. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran
PAI Pokok Bahasan kisah Para Nabi dan Rasul dengan memanfaatkan Teknologi
Informasi dan Komunikasi dalam pembelajaran di SDN 1 Sidorenggo Kecamatan
Ampelgading Kabupaten Malang?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan
Komunikasi di Kelas IV SDN 1 Sidorenggo Kecamatan Ampelgading Kabupaten
Malang?
3. Bagaimana Hasil Belajar Siswa dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan
Komunikasi pada mata pelajaran PAI Pokok bahasan kisah Para Nabi dan Rasul di Kelas
IV SDN 1 Sidorenggo Kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
a. Meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) upaya memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada mata
pelajaran PAI Pokok bahasan kisah Para Nabi dan Rasul di Kelas IV SDN 1 Sidorenggo
Kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang
b. Meningkatkan kemampuan guru dalam proses pelaksanaan
pembelajaran memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada mata
pelajaran PAI Pokok bahasan kisah Para Nabi dan Rasul di Kelas IV SDN 1 Sidorenggo
Kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang
c. Meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan memanfaatkan Teknologi Informasi
dan Komunikasi pada pembelajaran mata pelajaran PAI Pokok bahasan kisah Para Nabi
dan Rasul di Kelas IV SDN 1 Sidorenggo Kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang

4
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi guru PAI khususnya dan guru lainnya, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan
acuan dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan melaksanakan
pembelajaran menggunakan media pembelajaran yang sesuai. Selain itu, dengan
melaksanakan penelitian tindakan kelas guru dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu
pembelajaran di kelas.

2. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk meningkatkan
pemahaman siswa terhadap PAI mata pelajaran PAI.
3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam melakukan upaya-upaya
dalam rangka meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar siswa sekolah yang
bersangkutan.
4. Bagi Masyarakat, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai ukuran ketercapaian tujuan
pembelajaran yang tercermin dari peningkatan kualitas out put sekolah bersangklutan.
Dengan ini, masyarakat bisa membedakan antara sekolah yang berkualitas dengan
sekolah yang tidak berkualitas.

5
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Dalam menyimpulkan tentang pengertian Pendidikan Agama Islam terlebih dahulu
dikemukakan pengertian pendidikan dari segi etimologi dan terminology. Dari segi etimologi
atau bahasa, kata pendidikan berasal kata “didik” yang mendapat awalan pe- dan akhiran -an
sehingga pengertian pendidikan adalah sistem cara mendidik atau memberikan pengajaran
dan peranan yang baik dalam akhlak dan kecerdasan berpikir.
Kemudian ditinjau dari segi terminology, banyak batasan dan pandangan yang
dikemukakan para ahli untuk merumuskan pengertian pendidikan, namun belum juga
menemukan formulasi yang tepat dan mencakup semua aspek, walaupun begitu pendidikan
berjalan terus tanpa Teknologi Informasi dan Komunikasi dan keseragaman dalam arti
pendidikan itu sendiri.
Diantaranya ada yang mengemukakan pengertian pendidikan sebagai berikut:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak
mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sesuai
dengan Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional pasal 1.
Kata pendidikan berasal dari kata didik yang berarti menjaga, dan
meningkatkan (Webster’s Third Digtionary), yang dapat didefinisikan sebagai berikut :
a. Mengembangkan dan memberikan bantuan untuk berbagai tingkat pertumbuhan atau
mengembangkan pengetahuan, kebijaksanaan, kualitas jiwa, kesehatan fisik dan
kompetensi.
b. Memberikan pelatihan formal dan praktek yang di supervisi.
c. Menyediakan informasi.
d. Meningkatkan dan memperbaiki.
Pendidikan Agama Islam berkenaan dengan tanggung jawab bersama. Oleh sebab itu
usaha yang secara sadar dilakukan oleh guru mempengaruhi siswa dalam rangka
pembentukan manusia beragama yang diperlukan dalam pengembangan kehidupan beragama

6
dan sebagai salah satu sarana pendidikan nasional dalam rangka meningkatkan ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Selanjutnya H. Haidar Putra Daulay, mengemukakan bahwa Pendidikan Islam pada
dasarnya adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk pribadi Muslim seutuhnya,
mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk jasmani maupun rohani.
Dari beberapa definisi di atas, maka dapat diambil pengertian bahwa yang
dimaksud Pendidikan Agama Islam adalah suatu aktivitas atau usaha-usaha tindakan dan
bimbingan yang dilakukan secara sadar dan sengaja serta terencana yang mengarah pada
terbentuknya kepribadian anak didik yang sesuai dengan norma-norma yang ditentukan oleh
ajaran agama.
Pendidikan Agama Islam juga merupakan upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan
peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertaqwa, dan ber
akhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya yaitu kitab suci
Al-Quran dan Al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan pengajaran, latihan, serta penggunaan
pengalaman.
Dari pengertian di atas terbentuknya kepribadian yakni pendidikan yang diarahkan pada
terbentuknya kepribadian Muslim. kepribadian Muslim adalah pribadi yang ajaran Islam nya
menjadi sebuah pandangan hidup, sehingga cara berpikir, merasa, dan bersikap sesuai dengan
ajaran Islam.
Dengan demikian Pendidikan Agama Islam itu adalah usaha berupa bimbingan, baik
jasmani maupun rohani kepada anak didik menurut ajaran Islam, agar kelak dapat berguna
menjadi pedoman hidupnya untuk mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.

2. Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam.


Dasar adalah landasan tempat berpijak atau tempat tegaknya sesuatu. Dalam
hubungannya dengan Pendidikan Agama Islam, dasar-dasar itu merupakan pegangan untuk
memperkokoh nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Adapun yang menjadi dasar dari Pendidikan Agama Islam adalah Al-Qur’an yang
merupakan kitab suci bagi kita umat Islam yang tentunya terpelihara keaslian nya dari
tangan-tangan yang tak bertanggung jawab dan tidak ada keraguan di dalamnya, sebagaimana
Firman Allah Swt dalam Al-Qur’an yaitu surat Al-Baqarah ayat 2.
Al-qur’an sebagai kitab suci telah dipelihara dan dijaga kemurniannya oleh Allah Swt dari
segala sesuatu yang dapat merusaknya sepanjang masa dari sejak diturunkannya sampai hari

7
kiamat kelak, hal ini di terangkan dalam sebuah surat dalam Al-Qur’an yaitu surah Al-Hijr
ayat 9.
Al-Hadits merupakan perkataan ataupun perbuatan Nabi Muhammad SAW yang
memberikan gambaran tentang segala sesuatu hal, yang juga dijadikan dasar dan pedoman
dalam Islam, dan sebagai umat Islam kita harus mentaati apa yang telah di sunnahkan
Rasulullah dalam Hadistnya, hal ini di jelaskan dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 80.
Selain ayat di atas, terdapat juga hadits yang berkenaan dengan mentaati rasul, yang
berarti juga menjalani segala sunnah-sunnahnya melalui Al-Hadist yaitu :
Selain dari dua dasar yang paling utama tersebut, masih ada dasar yang lain dalam negara kita
khususnya seperti yang termuat dalam Undang-Undang Dasar 1945, pasal 29 ayat 1 dan 2.
Ayat 1 berbunyi, Negara berdasarkan azas Ketuhanan Yang Maha Esa. Ayat 2 berbunyi,
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama dan
kepercayaannya masing-masing.
Dalam pasal ini kebebasan memeluk agama dan kebebasan beribadah menurut agama
yang dianutnya bagi warga Indonesia telah mendapat jaminan dari pemerintah dan hal ini
sejalan dengan Pendidikan Agama Islam dan hal-hal yang terdapat di dalamnya.

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam.


Tujuan Pendidikan Agama Islam adalah agar manusia memiliki keyakinan yang kuat
dan dapat dijadikan sebagai pedoman hidupnya yaitu untuk menumbuhkan pola kepribadian
yang bulat dan melalui berbagai proses usaha yang dilakukan. Dengan demikian tujuan
Pendidikan Agama Islam adalah suatu harapan yang diinginkan oleh pendidik Islam itu
sendiri. Zakiah Daradjad dalam Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam mendefinisikan
tujuan Pendidikan Agama Islam sebagai berikut :
Tujuan Pendidikan Agama Islam yaitu membina manusia beragama berarti manusia
yang mampu melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam dengan baik dan sempurna, sehingga
tercermin pada sikap dan tindakan dalam seluruh kehidupannya, dalam rangka mencapai
kebahagiaan dan kejayaan dunia dan akhirat. Yang dapat dibina melalui pengajaran agama
yang intensif dan efektif.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam
adalah sebagai usaha untuk mengarahkan dan membimbing manusia dalam hal ini peserta
didik agar mereka mampu menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT,
serta meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan mengenai Agama Islam,
sehingga menjadi manusia Muslim, ber akhlak mulia dalam kehidupan baik secara pribadi,
8
bermasyarakat dan berbangsa dan menjadi insan yang beriman hingga mati dalam keadaan
Islam, sebagaimana Firman Allah Swt dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 102

4. Fungsi Pendidikan Agama Islam.


Pendidikan Agama Islam mempunyai fungsi sebagai media untuk
meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT, serta sebagai wahana pengembangan
sikap keagamaan dengan mengamalkan apa yang telah didapat dari proses pembelajaran
Pendidikan Agama Islam.

Dari pendapat diatas dapat diambil beberapa hal tentang fungsi dari Pendidikan
Agama Islam yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

A. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa kepada Allah


SWT yang ditanamkan dalam lingkup pendidikan keluarga.

B. Pengajaran, yaitu untuk menyampaikan pengetahuan keagamaan yang fungsional

C. Penyesuaian, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, baik lingkungan fisik
maupun lingkungan sosial dan dapat ber sosialisasi dengan lingkungannya sesuai
dengan ajaran Islam.

D. Pembiasaan, yaitu melatih siswa untuk selalu mengamalkan ajaran Islam, menjalankan
ibadah dan berbuat baik.

Disamping fungsi-fungsi yang tersebut diatas, hal yang sangat perlu di ingatkan
bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan sumber nilai, yaitu memberikan pedoman hidup
bagi peserta didik untuk mencapai kehidupan yang bahagia di dunia dan di akhirat.

5. Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam.

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian, keselarasan, dan


keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan
sesama manusia, dan ketiga hubungan manusia dengan dirinya sendiri, serta hubungan
manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam juga identik Teknologi Informasi dan
Komunikasi dengan aspek-aspek Pengajaran Agama Islam karena materi yang terkandung
didalamnya merupakan perpaduan yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya.

9
Apabila dilihat dari segi pembahasannya maka ruang lingkup Pendidikan Agama Islam yang
umum dilaksanakan di sekolah adalah :
a. Pengajaran keimanan
Pengajaran keimanan berarti proses belajar mengajar tentang aspek kepercayaan, dalam
hal ini tentunya kepercayaan menurut ajaran Islam, inti dari pengajaran ini adalah
tentang rukun Islam.
b. Pengajaran akhlak
Pengajaran akhlak adalah bentuk pengajaran yang mengarah pada pembentukan jiwa,
cara bersikap individu pada kehidupannya, pengajaran ini berarti proses belajar
mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajarkan berakhlak baik.
c. Pengajaran ibadah
Pengajaran ibadah adalah pengajaran tentang segala bentuk ibadah dan tata cara
pelaksanaannya, tujuan dari pengajaran ini agar siswa mampu melaksanakan ibadah
dengan baik dan benar. Mengerti segala bentuk ibadah dan memahami arti dan tujuan
pelaksanaan ibadah.
d. Pengajaran fiqih
Pengajaran fiqih adalah pengajaran yang isinya menyampaikan materi tentang segala
bentuk-bentuk hukum Islam yang bersumber pada Al-Quran, sunnah, dan dalil-dalil
syar’i yang lain. Tujuan pengajaran ini adalah agar siswa mengetahui dan mengerti
tentang hukum-hukum Islam dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.
e. Pengajaran Al-Quran
Pengajaran Al-Quran adalah pengajaran yang bertujuan agar siswa dapat membaca Al-
Quran dan mengerti arti kandungan yang terdapat di setiap ayat-ayat Al-Quran. Akan
tetapi dalam prakteknya hanya ayat-ayat tertentu yang di masukkan dalam materi
Pendidikan Agama Islam yang disesuaikan dengan tingkat pendidikannya.
f. Pengajaran sejarah Islam
Tujuan pengajaran dari sejarah Islam ini adalah agar siswa dapat mengetahui tentang
pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dari awalnya sampai zaman sekarang
sehingga siswa dapat mengenal dan mencintai agama Islam.

6. Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi


Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah berbagai aspek yang melibatkan teknologi,
rekayasa dan teknik pengelolaan yang digunakan dalam pengendalian dan pemrosesan
informasi serta penggunaannya, komputer dan hubungan mesin (komputer) dan manusia, dan
10
hal yang berkaitan dengan sosial, ekonomi dan kebudayaan [British Advisory Council for
applied Research and Development: Report on Information Technology; H.M. Stationery
Office, 1980). Definisi lain tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi yaitu semua bentuk
teknologi yang terlibat dalam pengumpulan, memanipulasi, komunikasi, presentasi dan
menggunakan data (data yang ditransformasi menjadi informasi) [E.W. Martin et al. 1994.
Managing Information Technology: What Managers Need to Know. New York rentice Hall].
Arti Teknologi Informasi dalam dunia pendidikan seharusnya berarti tersedianya saluran
atau sarana yang dapat diapakai untuk menyiarkan program pendidikan.

7. Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan


Di dunia pendidikan, banyak sekali lembaga pendidikan yang telah berhasil
mengembangkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam mendukung proses
pembelajarannya. Dunia, saat ini sedang memasuki era yang ditandai dengan gencarnya
inovasi teknologi dan peluang ekonomi yang belum pernah terbayangkan sebelumnya.
Perubahan-perubahan besar terjadi dalam bidang teknologi, Teknologi Informasi dan
Komunikasi, sosial dan ekonomi. Segala perubahan ini telah menyebabkan terjadinya
pergeseran dalam berbagai bidang yang antara lain adalah;
Masyarakat industri ke masyarakat informasi (kita masih berkutat dari masyarakat
agraris ke masyarakat industri),Teknologi yang dipaksakan ke teknologi tinggi (hi-
tech),Ekonomi nasional ke perekonomian dunia,Kebutuhan jangka pendek ke jangka
panjang,Sistem sentralisasi ke sistem desentralisasi,Bantuan ke lembagaan berpindah ke
swakarsa,Dari pola,hirarchi ke jaringan kerja (networking),Dari pilihan terbatas ke banyak
pilihan
Menurut Budi Sutedjo (Eti Rohaeti, 2005), gelombang teknologi dan informasi
berkembang melalui beberapa tahapan sebagai berikut :
1. Gelombang Pertama, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi difokuskan
untuk peningkatan produktivitas dan memperkecil biaya
2. Gelombang kedua, Teknologi Informasi dan Komunikasi difokuskan untuk
meningkatkan efektivitas penggunaan komputer melalui pembangunan jaringan
computer
3. Gelombang ketiga, Teknologi Informasi dan Komunikasi difokuskan untuk
menghasilkan keuntungan lewat pembangunan program sistem informasi
4. Gelombang keempat, Teknologi Informasi dan Komunikasi difokuskan untuk
membantu proses pengambilan keputusan dari data kualitatif
11
5. Gelombang kelima, Teknologi Informasi dan Komunikasi difokuskan untuk meraih
pelanggan (konsumen) melalui pengembangan jaringan internet
6. Gelombang keenam, Teknologi Informasi dan Komunikasi yaitu mengembangkan
sistem jaringan tanpa kabel (wireless).

Teknologi Informasi berbasis pada disiplin ilmu-ilmu Informal Teknologi Informasi dan
Komunikasi, Teknik Komputer dan Manajemen Informal yang semuanya terikat dalam
Komputasi. Komputasi berarti pekerjaan yang berkaitan dengan aktivitas : hitung menghitung
proses pengolahan, penyimpanan dan penyampaian informasi, akibatnya tiap jaringan
komunikasi beralih menjadi sentral informasi dan bukan komputernya lagi. Pemanfaatan
yang dulunya sangat terbatas, kini telah memasuki kedalam katagori strategis, pengaruhnya
pada kelangsungan usaha tidak dapat dipungkiri lagi (PUSTEKKOM,2006).
Tekonologi informasi dari massa ke massa selalu mengalami perkembangan yang
pesat. Kemajuan yang pesat dalam bidang elektronika menyebabkan kemampuan komputer
maju pesat dan cepat usang mengikuti Hukum Moore (Vide;Bill Gates, 1995 dalam
PUSTEKKOM) dimana:
Dalam dunia pendidikan, keberadaan sistem informasi dan komunikasi merupakan salah
satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas pendidikan. Dalam sebuah lembaga
pendidikan harus memiliki komponen – komponen yang diperlukan untuk menjalankan
operasional pendidikan, seperti siswa, sarana dan prasarana, struktur organisasi, proses,
sumber daya manusia (tenaga pendidik), dan biaya operasi. Sedangkan sistem komunikasi
dan informasi terdiri dari komponen – komponen pendukung lembaga pendidikan untuk
menyediakan informasi yang dibutuhkan pihak pengambil keputusan saat melakukan
aktivitas pendidikan (PUSTEKKOM,2006).
Peran-Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam dunia pendidikan :
a. Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai keterampilan (skill) dan kompetensi
b. Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai infratruktur pedidikan
c. Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai sumber bahan ajar
d. Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai alat bantu dan fasilitas pendidikan
e. Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai pendukung manajemen pendidikan
f. Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai sistem pendukung keputusan

12
8. Dampak Positif Teknologi Informasi dan Komunikasi terhadap Pendidikan
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pendidikan, akan mengatasi
masalah sebagai berikut:
a. Masalah geografis, waktu dan sosial ekonomis Indonesia
Negara Republik Indonesia merupakan Negara kepulauan, daerah tropis dan pegunungan
hal ini akan mempengaruhi terhadap pengembangan infrastruktur pendidikan sehingga
dapat menyebabkan distribusi informasi yang tidak merata.
b. Mengurangi ketertinggalan dalam pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi dalam pendidikan dibandingkan dengan negara berkembang dan negara
maju lainnya.
Akselerasi pemerataan kesempatan belajar dan peningkatan mutu pendidikan yang
sulit diatasi dengan cara-cara konvensional. Peningkatan kualitas sumber daya manusia
melalui pengembangan dan pendayagunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi.Teknologi
Informasi dan Komunikasi akan membantu kinerja pendidikan secara terpadu sehingga akan
terwujud manajemen yang efektif dan efisien, transparan dan akuntabel.
Dampak Teknologi Bagi Pendidikan Perkembangan teknologi khususnya di bidang
pendidikan dapat memajukan motivasi siswa agar lebih unggul dan lebih maju dalam
penggunaan teknologi. Motivasi dalam pendidikan juga dapat mempengaruhi penggunaan
teknologi dalam proses pembelajaran yang di langsungkan. Motivasi berguna untuk
menyemangatkan siswa yang menyerah dan putus asa dalam kemajuaan teknologi yang
terjadi. Tanpa di sadari ada juga dari beberapa siswa yang langsung menganggap dirinya
tidak bisa mengikuti perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan . dan di sini lah guna
motivasi. Di dalam menghadapi perkembangan teknologi siswa di tuntut untuk lebih kreatif
lagi dalam memanfaatkan teknologi yang berkembang. Bukan hanya siswa yang di tuntut
untuk lebih kreatif, tetapi guru juga di tuntut agar lebih memahani segala yang ada. Sekarang
saja internet menjadi suatu hal yang banyak di gunakan dalam proses pembelajaran.

9. Dampak Negatif Teknologi Informasi dan Komunikasi terhadap pendidikan


Teknologi Informasi dan Komunikasi seiring dengan perkembangannya yang semakin
meningkat, namun tetap saja memiliki kekurangan. Misalnya saja pada e-learning, e-
learning dapat menyebabkan pengalih fungsian guru yang mengakibatkan guru jadi
tersingkirkan, menyebabkan terciptanya individu yang bersifat individual karena sistem
pembelajaran dapat dilakukan dengan hanya seorang diri, dan kemungkinan Teknologi
Informasi dan Komunikasi dan disiplin peserta didik susah atau sulit untuk diawasi dan
13
dibina sehungga lambat laun kualitas Teknologi Informasi dan Komunikasi dan manusia
khusunya para peserta didik akan menurun drastis, serta hakikat manusia yang utama yaitu
sebagai makhluk sosial akan musnah.
Kemudian karena seringnya mengakses internet, di khawatirkan pelajar bukanya
benar-benar memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan optimal malah
mengakses hal-hal yang tidak baik, seperti pornografi yang sangat mudah di akses yang
berefek buruk bagi anak dibawah umur ataupun bagi yang sudah dewasa sekalipun. Hal lain
misalnya kecanduan : asik berinternet ( biasanya menggunakan fasilitas social networking /
game online ) sehingga lupa waktu dan berakibat buruk bagi kehidupannya.kemudian ada
istilah Cyber-relational addiction adalah keterlibatan yang berlebihan pada hubungan yang
terjalin melalui internet (seperti melalui chat room dan virtual affairs) sampai kehilangan
kontak dengan hubungan-hubungan yang ada dalam dunia nyata..Kemudaian dikenal pula
Information overload, Karena menemukan informasi yang tidak habis-habisnya yang tersedia
di internet, sejumlah orang rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengumpulkan dan
mengorganisir berbagai informasi yang ada. Kemudian bisa membuat seseorang kecanduan,
terutama yang menyangkut pornografi dan dapat menghabiskan uang karena hanya untuk
melayani kecanduan tersebut. Hal-hal tersebut sangat menghambat berkembanganya
pendidikan dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Dampak Negatif Internet Selain beragam manfaat, internet juga bisa merusak pola
pikir serta pola perilaku seseorang. Berikut dampak negatif internet bagi pelajar : Pelajar bisa
mengakses situs tak layak seperti situs dengan konten porno yang marak diperangi oleh orang
tua. Memang akhir-akhir ini salah satu kementrian di Indonesia sedang giat-giatnya
memblokir situs porno, namun tak ada jaminan semua situs tersebut bisa ditutup.
Gila facebook dan twitter juga merupakan salah satu hal yang negarif di dunia internet.
Kecanduan jenis ini merubah pola sosial seseorang sehingga lebih nyaman bertegur sapa di
situs sosial ketimbang di dunia nyata. Hal negatif lainnya yang bisa merusak pelajar adalah
fasilitas game online serta perjudian online. Kedua hal ini memang sedang tren. Jika masih
dalam kontek wajar, mungkin tak terlalu mengkhawatirkan. Namun beberapa kasus yang
ditemui, kecenderungan untuk bermain serta berjudi secara online bukan lagi sebatas hobi
namun sesuatu yang dirasa penting untuk dilakukan. Game online dan perjudian online
agaknya telah menjadi candu dan banyak perakibat pada menurunnya prestasi belajar
seseorang.

14
10. Solusi Mengatasi Teknologi Informasi dan Komunikasi
Agar penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pendidikan lebih
optimal dan di jalankan dengan baik dan benar, berikut ada beberapa metoda pemecahan
masalah agar dampak negatif dari Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat tertanggulangi.
Mempertimbangkan pemakaian Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
pendidikan, khususnya untuk anak di bawah umur yang masih harus dalam
pengawasan Teknologi Informasi dan Komunikasi sedang melakukan pembelajaran
dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi Analisis untung ruginya pemakaian.
Tidak menjadikan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai media atau sarana
satu-satunya dalam pembelajaran, misalnya kita tidak hanya mendownload e-book, tetapi
masih tetap membeli buku-buku cetak, tidak hanya berkunjung ke digital library, namun juga
masih berkunjung ke perpustakaan.
Pihak-pihak pengajar baik orang tua maupun guru, memberikan pengajaran-
pengajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam ber- Teknologi Informasi dan
Komunikasi agar Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat dipergunakan secara optimal
tanpa menghilangkan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Pemerintah sebagai pengendali sistem-sistem informasi seharusnya lebih peka dan
menyaring apa-apa saja yang dapat di akses oleh para pelajar dan seluruh rakyat Indonesia di
dunia maya.
Jadi, solusinya adalah kita jangan sampai mengatakan tidak pada teknologi (say no to
technology) karena jika kita berbuat demikian, maka kita akan ketinggalan banyak informasi
yang sekarang ini informasi-informasi tersebut paling banyak ada di internet. Kita harus
mempertimbangkan kebutuhan kita terhadap teknologi, mempertimbangkan baik-buruknya
teknologi tersebut dan tetap menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi, juga tidak
lupa jangan terlalu berlebihan agar kita tidak kecanduan denagn teknologi.

11. Hasil Belajar Siswa


Dalam kamus umum bahasa indonesia disebutkan bahwa hasil belajar merupakan sesuatu
yang diadakan, dibuat, dijadikan oleh suatu usaha atau dapat juga berarti pendapat atau
perolehan atau buah. (Poerwadarminta, 1996: 337). Pendapat lain mengatakan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar yang dilakukan
oleh siswa. Proses belajar merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa. (Nana
Sudjana, 1989:111). Dimyati dan Moedjiono (1994:4) mengatakan bahwa hasil belajar
15
merupakan hasil dari suatu intraksi tindak mengajar atau tindak belajar.
Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian
terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa
dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari
informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut,
baik untuk keseluruhan kelas maupun individu. Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam
yaitu keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita yang
masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah, (Nana
Sudjana, 2004:22). Menurut Gagne (1988) ada lima kemampuan hasil belajar yaitu:
1. Keterampilan-keterampilan intelektual, karena keterampilan itu merupakan penampilan
yang ditunjukan oleh siswa tentang operasi intelektual yang dapat dilakukannya
2. Penggunaan strategi kognitif, karena siswa perlu menunjukkan penampilan yang baru
3. Berhubungan dengan sikap-sikap yang dapat ditunjukkan oleh perilaku yang
mencerminkan pilihan tindakan terhadap kegiatan-kegiatan belajar
4. Hasil belajar adalah informasi verbal
5. Keterampilan motorik.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu:
1. Faktor Internal (dari dalam individu yang belajar).
Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor dari dalam
individu yang belajar. Adapun faktor yang mempengaruhi kegiatan tersebut adalah faktor
psikologis, antara lain motivasi, perhatian, pengamatan, tanggapan dan lain sebagainya.
2. Faktor Eksternal (dari luar individu yang belajar).
Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar yang
kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar siswa. Adapun faktor yang
mempengaruhi adalah mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan,
dan pembentukan sikap.

B. Hipotesis Tindakan
Adapun hipotesis tindakan dari kajian teori adalah dengan menggunakan atau
memnfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran PAI pokok bahasan Kisah Nabi dan Rasul di kelas IV SDN 1
Sidorenggo Kabupaten Malang.

16
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang dilakukan dalam situasi yang wajar
(natural setting) dan data yang dikumpulkan umumnya bersifat kualitatif. Metode kualitatif
berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia
dalam situasi tertentu menurut perspektif peneliti sendiri. Responden dalam metode kualitatif
berkembang terus (snowball) secara bertujuan (purposive) sampai data yang dikumpulkan
dianggap memuaskan.
Alat pengumpul data atau instrumen penelitian ialah si peneliti sendiri. Jadi peneliti
merupakan key instrument, dalam mengumpulkan data si peneliti harus terjun sendiri ke
lapangan secara aktif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi partisipasi,
wawancara, dan dokumentasi. Teknik angket tidak digunakan dalam pengumpulan data.

B. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas IV SDN 1 Sidorenggo yang
berjumlah 20 orang.

C. Setting Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas akan dilaksanakan di kelas IV SDN 1 Sidorenggo.

D. Waktu Penelitian
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama 3 bulan mulai dari
bulan April sampai bulan Juni pada akhir semester 2, tahun pelajaran 2016/2017 yang
meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Rincian
kegiatannya adalah seperti terlihat pada tabel berikut:

17
Tabel 1
Jadwal Penelitian

April Mei Juni


Minggu Minggu Minggu
ke ke ke
No Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Studi pendahuluan dan orientasi √ √
2. Identifikasi dan analisis masalah √
3. Pembuatan proposal penelitian √
4. Pembutan instrumen penelitian √
5. Persiapan pelaksanaan siklus √
6. Pelaksanaan siklus I √
7. Pelaksanaan siklus II √
7. Pelaksanaan siklus III √
Penyusunan draft laporan penelitian (Bahan
8. skripsi) √
9. Penulisan final skripsi √
10. Penyerahan skripsi untuk penyerahan sidang √
11. Perbaikan skripsi √ √

E. Desain Penelitian
Untuk menyusun desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, peneliti menggunakan Model
Hopkins (1993) Sumber: Ningrum, 2014: 56
Adapun bagan dari model pembelajaran Hopkins sebagai berikut :

18
Gambar 2
Komponen Siklus Model Hopkins (1993) Sumber: Ningrum, 2014: 56

1. Perencanaan Tindakan
Masalah yang ditemukan akan diatasi dengan melakukan langkah-langkah
perencanaan tindakan, yaitu menyusun instrumen penelitian berupa Rencana Program
Pembelajaran (RPP), membuat Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk
pembelajaran, Lembar Kegiatan Siswa (LKS), soal tes, dan lembar observasi.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini dilakukan tindakan berupa pelaksanaan program pembelajaran,
pengambilan atau pengumnpulan data hasil soal tes dan lembar observasi. Materi pelajaran
pada tahap pelaksanaan tindakan I adalah materi Thaharah, pelaksanaan tindakan II adalah
materi Shalat, pelaksanaan tindakan III adalah materi Shalat Jamaah dan Shalat Munfarid.

19
3. Pengamatan
Tahap ini dilakukan untuk mengumpulkan data-data dan menganalisanya untuk
kemudian dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini. Observasi mencakup prosedur
perekaman data tentang proses dan hasil implementasi tindakan yang dilakukan. Guru
peneliti mengadakan observasi terhadap proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi
siswa.
4. Refleksi
Guru peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan PTK pada tiap siklus dan
menganalisis serta menarik kesimpulan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah
direncanakan dengan melaksanakan tindakan tertentu. Apakah pembelajaran yang dirancang
dengan PTK dapat meningkatkan kualitas pembelajaran atau memperbaiki masalah yang
diteliti.

F. Metode Pengumpulan Data


Valid atau tidaknya suatu penelitian tergantung pada jenis pengumpulan data yang
dipergunakan serta pemilihan metode yang tepat sesuai dengan jenis dan sumber data dalam
penelitian. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode observasi, soal tes,
dan data respon siswa.
1. Observasi atau pengamatan
Observasi atau pengamatan adalah penginderaan secara langsung terhadap suatu
benda, kondisi, situasi, proses atau prilaku. Dalam hal ini peneliti mengamati dan mencatat
secara langsung untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran PAI dengan menggunakan
Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi
2. Test
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengatahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau
kelompok.
Perangkatan test peneliti ini adalah pre test dan pos test. Pre test diadakan pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol sebelum pembelajaran dengan Memanfaatkan Teknologi
Informasi dan Komunikasi dilaksanakan. Drs. Sumanto, MA mengatakan bahwa pre test
digunakan untuk melihat apakah kelompok-kelompok tersebut variable dependent sama atau
tidak. Dengan kata lain pre test digunakan untuk melihat kemampuan kedua kelompok sama
atau tidak. Dari hasil pre test kemudian ditentukan siswa yang termasuk

20
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sedangkan post test digunakan untuk
mengetahui adanya pengaruh atau tidak penggunaan Memanfaatkan Teknologi Informasi dan
Komunikasi dalam upaya meningkatkan hasil belajar PAI mata pelajaran PAI siswa kelas IV
di SDN 1 Sidorenggo. Test ini dilakukan setelah seluruh materi pelajaran selesai dan bentuk
test yang digunakan adalah pilihan ganda (Multiple Choices).

3. Data respon siswa


Data respon siswa terhadap penggunaan Memanfaatkan Teknologi Informasi dan
Komunikasi diperoleh dengan menggunakan observasi partisispasi, wawancara, dan
dokumentasi terhadap siswa kelas eksperimen setelah mengikuti pembelajaran. Tujuannya
untuk mengetahui respon atau komentar siswa terhadap proses pembelajaran yang
berlangsung sesuai dengan menggunakan Memanfaatkan Teknologi Informasi dan
Komunikasi.
G. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah lembar laporan hasil
observasi, soal tes, dan data respon siswa.
1. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data-data yang mendukung keberhasilan penelitian ini, peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Teknik Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa
jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Efek dari suatu intervensi (action) terus
dimonitor secara reflektif (Arikunto, 2007: 127).
Kegiatan observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung, dengan
menggunakan lembar observasi yang dibuat untuk digunakan sebagai perangkat
pengumpul data, mengamati aktivitas guru dalam pembelajaran, dan catatan lapangan.
Adapun hal-hal yang diobservasi adalah:
1) Observasi terhadap rencana pembelajaran
2) Observasi terhadap proses pembelajaran
3) Observasi terhadap prestasi yang diperoleh peserta didik
b. Teknik wawancara
Wawancara (interview) merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan
berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah
untuk mendapatkan informasi yang tepat dari narasumber yang terpercaya.
21
Wawancara dilakukan dengan cara penyampaian sejumlah pertanyaan dari
pewawancara kepada narasumber. Maka untuk mengetahui bagaimana kegiatan
pembelajaran PAI di SDN 1 Sidorenggo, penulis melakukan wawancara pada wali
kelas IV SDN 1 Sidorenggo.
c. Teknik Tes
Teknik tes adalah cara memberikan penilaian dengan menyajikan serangkaian
pertanyaan yang harus dijawab dengan benar oleh testi. Teknik tes ini terbagi
menjadi tiga bentuk, yaitu: tes lisan, tes tertulis dan tes perbuatan. Tes tertulis
terbagi lagi menjadi dua macam, yaitu: tes subjektif dan tes objektif. Yang dari
keduanya berkembang menjadi bentuk tes yang beragam.
Penelitian yang target datanya berupa keterampilan, kompetensi, intelegensi
dan bakat, lebih tepat menggunakan teknik tes. Dalam penelitian pendidikan
seringkali dibutuhkan teknik tes untuk mengukur bakat, minat dan keterampilan
guru. Misalnya tes intelegensi, tes bakat, tes hasil belajar serta tes kepribadian
(Musfiqon, 2012: 131).
d. Analisis Deskriptif
Teknik ini digunakan untuk menjelaskan seluruh rangkaian penelitian pada
saat sebelum, selama, maupun pasca tindakan pembelajaran dilaksanakan, begitu
juga dengan daur dan hasil penelitian.

Tabel 1
Jenis, Teknik dan Alat Pengumpul Data

No Jenis Data Metode Alat


Perencanaan pembelajaran dengan memanfaatkan
Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam mata
Pelajaran PAI pokok bahasan Kisah Para Nabi dan Lembar
1. Rasul Observasi Pengamatan
Proses pembelajaran dengan memanfaatkan Teknologi
informasi dan komunikasi dalam mata Pelajaran PAI
pokok bahasan Kisah Para Nabi dan Rasul
1. Aktifitas atau kinerja guru. Lembar
2. Aktifitas atau kinerja peserta didik. Observasi Pengamatan

22
Peningkatan hasil belajar peserta didik
dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan Soal tes dan
komunikasi dalam mata Pelajaran PAI pokok bahasan Tes / instrumen
3. Kisah Para Nabi dan Rasul. Penilaian penilaian

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data


Analisa data yang digunakan adalah analisa data kualitatif, yaitu data berupa informasi
berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat
pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap
metode belajar yang baru (afektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias
dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar (Arikunto, 2007: 131).
Data-data yang diperoleh akan dianalisis secara triangulasi. Triangulasi yaitu proses
memasan sesuatu (getting a ‘fix’) dari berbagai sudut pandang. Istilah ini berkembang dengan
rungsi utama untuk meningkatkan ketajaman hasil pengamatan melalui berbagai cara dalam
pengumpulan data (Arikunto, 2007: 128). Tringulasi dilakukan dengan membandingkan data
hasil observasi, aktifitas siswa, hasil observasi pembelajaran. Teknik ini bertujuan untuk
menjaga keabsahan dan keobyektifan data dengan cara menyilang atau membandingkan
informasi data yang diperoleh dari beberapa sumber sehingga diperoleh data yang abash.
Setelah data dianalisis kemudian diambil kesimpulan tentang tercapainya tujuan dari
pembelajaran, apabila belum tercapai dilakukan tindakan selanjutnya dan apabila sudah
tercapai maka penelitian dihentikan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Ridwan (2013) Inovasi Pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta

Arikunto dkk. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara, Cetakan Keempat

Zakiah Daradjad.1995. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Bumi aksara :Jakarta

Haidar Putra Daulay. 2004. Pendidikan Islam,Kencana: Jakarta

Eti Rochaety, dkk, 2005, “ Sistem Informasi Manajemen Pendidikan”, Bumi Aksara, Jakarta

Harina Yuhetty dan Hardjito, 2004, edukasi net pembelajaran berbasis internet : tantangan
dan peluangnya dalam Mozaik Teknologi Pendidikan (Dewi salma dan Eveline Siregar),
Kencana Media Group dan Universitas Negeri Jakarta.

Idris, Naswil, 2001, “Pengembangan dan Peranan Sumber Daya Manusia di Era Teknologi
Informasi”,Semarang

Oetomo, B.S.D, 2002, e-Education Konsep, Teknologi dan Aplikasi Internet Pendidikan,
Penerbit Andi, Yogyakarta.

Asnawir & Basyiruddin Usman. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers Nurgana,
Sumanto. 1995. Metodelogi Penelitian Social dan Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset
Tim Penulis Sosiologi. 1997. Panduan Belajar. Jakarta: Yudistira

24

Anda mungkin juga menyukai