Anda di halaman 1dari 38

ARSITEKTUR KLASIK EROPA

“PERBAIKAN ARSITEKTUR GOTIK

(Sekitar Abad XII – XVI)”

DISUSUN SEBAGAI TUGAS KEDUA MATA KULIAH


PERKEMBANGAN ARSIEKTUR I

DOSEN :

GATOR TIMBANG, ST., MT

FRATIKA JULIA, ST., MT

FIDELIN DJILOY

F 221 19 051

KELAS A

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ARSITEKTUR

UNIVERSITAS TADULAKO

2021
BAB VI

ARSITEKTUR GOTIK

(Sekitar Abad XII – XVI)

Sejarah dan Geografi


Kekuasaan Romawi berpusat di Roma mencapai puncak hingga abad II,
wilayahnya mencakup seluruh kawasan Laut Mediterania, termasuk Mesir di
timur-selatan, Mesopotania di barat, di utara-barat hingga Britannia.

Pada 330, Konstantine Agung memindahkan pusat pemrintahan ke


Istanbul di Turki, kemudian mengubah namanya menjadi Konstantinopel. Sejak
itu sejarah Eropa memasuki jaman baru disebut Bisantium, menjadi penguasa
menggantikan kekuasaan Romawi.

Setelah Theodosius I salah seorang penguasa Imperium Bisantin


meninggal pada 395, wilayah kekuasaan dibagi menjadi dua, wilayah timur
berpusat di Konstantinopel (Sekarang Istanbul) dan wilayah beat berpusat di
Ravenna (sekarang di Itali bagian utara). Dibanding wialayah kekuasaan Romawi
meskipun cukup luas, wilayah Bisantium masih lebih kecil, mencakup sekeliling
wilayah pantai Laut Mediterania. Bagian utara barat Afrika, daratan Eropa bagian
barat yang dahulu masuk ke dalam wilayah Romawi, tidak lagi berada di bawah
kekuasaan Bisantin.
Dalam masa hampir 600 tahun di Eropa terjadi berbagai gelombang invasi
dari berbagai kelompok suku, dalam usaha menjadi “penguasa dunia”. Perang
yang satu disusul lainnya antara kelompok-kelompok nomaden (nomadic),
termasuk dari Asia antara lain kelompok suku : Avars, Bulgars, Magyars,
Mongolia dan lain-lain. Dari selatan kaum Muslim menyerang dan menguasai
wilayah selatan dari kekuasaan Imperium Bisantin, antara lain wilayah Afrika
bagian utara, bahkan hingga Spanyol.

Antara abad V hingga XII, kelompok suku Jerman (Germans),


Skandinavia dan Slavia membagi-bagi wilayah Eropa menjadi wilayah kekuasaan
dan tujuan migrasi. Infiltrasi kaum Slavia mencakup wilayah semenanjung
Balkan. Di wilayah timur Eropa orang-orang Bulgars, sejak 660 mendirikan
pemerintahan di wilayah bawah atau selatan Sungai Danube (wilayah sekitar
Jerman bagian Selatan, Hungaria, Rumania, dan Bulgaria). Kemudian orang-
orang Magyars, pada 896 mendirikan kekaisaran dengan wilayah kekuasaan di
sebelah utara sungai. Di barat dan utara Eropa orang Viking dari Skandinavia
membangun pemerintahan yang kuat.

Awal dari negara Rusia (862) kemungkinan besar berasal dari para
pedangang dan para pembajak sungai datang dari Swedia. Sementara itu di
wilayah bagian utara Perancis, orang-orang Viking mendirikan pemerintahan
Normandia (911) dan wilayahnya berkembang hingga Inggris, Itali Selatan
termasuk Sisilia.

Sejalan dengan sejarah perkembangan Eropa tersebut di atas, berkembang


pula militerisme, yang tidak hanya sistem pertahanan namun juga penyerangan,
terutama sejak awal abad X. Wilayah Eropa terbagi menjadi Eropa Timur dan
Eropa Barat dan masing-masing terdiri dari banyak negara dan pemerintahan.
Pembagian tersebut mendorong perebutan wilayah dengan militerisme semakin
tajam sejak abad X.

Perpecahan antara kaum ortodoks dari Konstantinopel dengan Paus terjadi


pada 1054, berpengaruh besar pada perkembangan politik dan ekonomi Eropa.
Dari segi luas wilayah, Imperium Bisantin mencapai puncak pada 1014, ketika
berhasil mengalahkan Kekaisaran Bulgaria. Kemudian, banyak penguasa wilayah
yang jaman modern saat ini masuk dalam wilayah Turki memeluk agama Islam.
Mereka melancarkan serangan dari Sentral Asia, menguasai wilayah baik di
sebelah utara dan selatan Laut Hitam. Hampir selama abad XIII, gereja sangat
kuat mempengaruhi pemerintahan di seluruh negara di mana Kristen menjadi
agama penguasa dan sebagian besar rakyatnya. Keadaan ini membuat semakin
banyak peninggalan arsitektural atau monumen berbentuk gereja. Di jaman itu
dibangun gereja juga katedral besar dan megah di mana-mana. Pada masa inilah
arsitektur Gotik berkembang. Abad XIV dan XV, kota-kota di Italia seperti antara
lain Florence, Roma, Venesia, mendorong perkembangan jaman baru disebut
jaman Renaissance, merupakan akhir dari Gotik, meskipun nantinya kembali
muncul dan disukai kembali pada masa Neo-Gotik sekitar abad XVIII.

Arsitektur Gotik

Gaya arsitektur Gotik muncul pada abad pertengahan. Gaya ini berevolusi
dari arsitektur Romanesque dan pada akhirnya diteruskan oleh arsitektur
Renaissance. Arsitektur Gotik sering ditemukan di katedral dan gereja-gereja
Eropa. Pada masa itu gereja Katolik memegang peranan penting dalam kehidupan
masyarakat. Uskup-uskup banyak yang ditunjuk menjadi tuan tanah.

Bagian depan gereja dibuat megah dan besar dengan tujuan untuk
memberikan kesan besarnya kekuatan Tuhan dan orang-orang yang
menyembahnya. Bangunan tinggi dan menjulang ke langit menggambarkan
aspirasi yang tinggi dan harapan untuk mencapai surga.
Leuven Town Hall di Belgia

Gaya arsitektur ini muncul akibat kebosanan atas arsitektur pada masa
abad pertengahan. Pada masa itu bangunan yang diciptakan sangat terbatas dan
bersifat fungsional. Beberapa bangunan Gotik, terutama gereja dan katedral
berhasil memberikan inspirasi kepada manusia dalam hal ketaatan dan ketakwaan
kepada Tuhan, karena desain yang dibuat pada era Gotik sangat fenomenal.

Arsitektur Gotik menjadi salah satu hasil seni yang paling spektakuler
dalam perkembangan arsitektur Eropa occidental, hal ini tidak diragukan oleh
para ahli sejarah seni dan arsitektur. Gotik berkembang dalam jaman akhir
kehidupan dalam benteng telah disebut di depan hingga jaman Romanesque.
Salah satu ciri utamanya berbentuk benteng, atau menara pengawas, karena
kesenjangan ekonomi dan sosial antara para tuan tanah (yang kemudian menjadi
raja atau penguasa), dengan petani miskin. Pada masa berikutnya kehidupan
politik dan pemerintahan sesudah abad X hingga XV, dimana berkembang
arsitektur Gotik, pertentangan lebih diperbesar menjadi antar wilayah dan antar
penguasa atau negara. Keadaan itu mendorong sistem kehidupan di dalam benteng
lebih luas dipakai.
Kekuasaan dan kekayaan raja didukung oleh gereja, semakin melimpah,
membuat kecenderungan membangun gereja yang besar, megah dan mewah.
Waktu dan biaya untuk membangunnya tidak menjadi masalah, kriteria satu-
satunya adalah indah dan megah. Bentuk tinggi dari arsitekur Romanesque,
kemudian menjadi ekstrim pada arsitektur Gotik dengan runcing-runcing, penuh
dengan hiasan, mengacu semata-mata pada keindahan dan kemegahan.

Ciri umum yang paling menonjol dari arsitektur Gotik adalah bentuk
runcing-runcing tersebut, pada hampir semua bagian ujung atas, sehingga ada
yang menyebut arsitektur Gotik : “arsitektur runcing” (“pointed architecture”).

Ciri Gotik lainnya yang menonjol dari segi konstruksi atap adalah bentuk
pelengkung silang-runcing disebut “pelengkung iga” (“rib vault”) atau pointed
arch. Berkaitan dengan adanya dinding-dinding tinggi menjadikan bangunan
langsing, dari segi konstruksi diperlukan penguat. Untuk ini selain pliaster, dalam
arsitektur Gotik berkembang bentuk kolom di luar, atas dan lepas disebut flying
buttress, menjadi cirinya pula. Selain bagian dari konstruksi kemudian bagian ini
diakui menjadi unsur dekorasi menambah kemegahan dan keindahan arsitektur
Gotik.

Berikut adalah beberapa karakteristik yang paling mendasar dari arsitektur


Gotik:
Cologne Katedral di kota Cologne, Jerman

Ujung Lancip Pada Eksterior. Bangunan yang tinggi, megah, dan menara
dengan ujung yang lancip pada gereja identik dengan arsitektur Gotik. Dekorasi
pada tampilan façade dibuat dengan sangat detail. Karakteristik ini sangat bertolak
belakang dengan gaya arsitektur Romanesque yang datar dan bangunan yang tidak
terlalu tinggi.
Flying Buttress di Gereja York Minister, Inggris

Flying Buttress. Flying buttress merupakan contoh karakteristik paling penting


dalam dekorasi bagian luar bangunan gaya Gotik. Arsitektur Gotik menerapkan
solusi untuk menyangga bangunan-bangunannya yang memiliki struktur tinggi
dengan sistem flying buttress. Flying buttress tidak hanya berfungsi sebagai
penyangga struktur bangunan tapi juga terlihat sangat dekoratif dengan desainnya
yang memberikan efek kemegahan.
Pamplona Katedral di Spanyol
Lengkungan Runcing (Pointed Arch). Lengkungan runcing merupakan
karakteristik yang paling penting dalam interior bangunan gaya Gotik.
Lengkungan yang runcing berfungsi menahan beban dari desain langit-langit
bangunan yang sangat berat dan tebal. Lengkungan ini juga menjadi dekorasi
tersendiri untuk interior bangunan. Desain lengkungan yang runcing seperti ini
sebenarnya meminjam gaya arsitektur Islam yang saat itu banyak digunakan di
Spanyol. Arsitektur ini juga memungkinkan ukuran pilar penyangga di bawahnya
menjadi lebih ramping.
Durham Katedral di kota Durham, Inggris

Vault. Vault merupakan istilah arsitektur untuk bagian atap melengkung yang
digunakan dalam arsitektur Gotik. Sistem vault pada atap bangunan menjadi salah
satu ciri khas dari gaya Gotik. Vault memiliki fungsi yang sama dengan
lengkungan runcing untuk menahan beban dari lantai diatasnya. Desain
melengkung memberikan kesan tinggi dan kemegahan,
sedangkan vault memberikan kesan keagungan dan keanggunan. Jajaran pilar
yang tergabung dengan vault menjadi unsur utama dari konstruksi bangunan.
Chartres Katedral di Perancis

Pencahayaan dan Interior Luas.


Sebelum berkembangnya arsitektur Gotik, istana dan berbagai bangunan
pada awal abad pertengahan bukan tempat yang menyenangkan untuk ditinggali
atau untuk beribadah. Khususnya bangunan istana yang tidak memiliki fondasi
yang kuat untuk menopang beban dari atap batu, sehingga istana biasanya
menggunakan atap kayu yang membuat air hujan masuk ke dalam.

Pencahayaan yang digunakan juga sangat sedikit sehingga terkesan gelap


dan lusuh. Arsitektur Gotik menekankan kepada pencahayaan, jendela-jendela
yang besar, dan interior yang luas, mengubah istana dan gereja terlihat lebih
megah dan menyenangkan untuk ditempati.

Adanya Patung Gargoyle

Gargoyle di Notre Dame, Paris


Gargoyle merupakan sebuah monster kecil yang biasanya diletakkan di sepanjang
atap atau benteng bangunan dan istana. Gargoyle digunakan sebagai sistem
drainase air hujan yang jatuh dari atap bangunan dan kemudian keluar dari mulut
mereka. Tujuan lain dari penggunaan Gargoyle adalah menakut-nakuti petani
jahat pada abad pertengahan

Gargoyle biasanya berbentuk menyeramkan, seperti iblis atau monster dan


diletakkan menghadap ke bawah. Pada masa itu manusia dipenuhi dengan
ketakutan dan takhyul. Bentuk dari makhluk yang mengerikan ini membuat
banyak orang mencari perlindungan dan pertolongan kepada gereja atau katedral
dari iblis dan hantu yang berkeliaran. Gargoyle merupakan salah satu karakteristik
dari arsitektur Gotik yang sangat membekas dalam ingatan orang sampai
sekarang.
Milan Katedral di Italia

Penekanan Pada Dekorasi dan Ornamen. Arsitektur Gotik merupakan gaya


arsitektur pertama yang menggabungkan unsur keindahan dan estetik pada desain
bangunan. Arsitektur tidak lagi hanya bersifat fungsional, tapi juga mempunyai
makna dan arti tersendiri. Semakin bertumbuhnya ambisi dari para arsitek pada
masa itu dalam pembuatan ornamen pada katedral dan istana, membuat terjadinya
persaingan dan kompetisi antar kelompok untuk membuat konstruksi yang lebih
megah.

Rose Window di Durham Katedral, Inggris

Rose window. Secara arsitektural rose window digunakan untuk pencahayaan dan
memberikan kesan estetis pada bangunan. Sedangkan dari segi religi, rose
window dipakai sebagai simbol firman Tuhan yang disimbolkan sebagai cahaya
yang masuk dan menerangi isi hati para jemaat gereja.
Rose window biasanya dilengkapi dengan tambahan mosaik dan seni kaca patri
yang jelas.

Kecenderungan dalam perkembangan arsitektur sudah terjadi pada jaman


Romanesque, adalah bentuk perkembangan bersifat regional, meskipun ada ciri
umum, tetapi masing-masing wilayah juga mempunyai ciri khusus, seperti pada
arsitektur Romanesque. Oleh karena itu pembahasannya juga perwilayah,
khususnya wilayah kekuasaan pada jaman itu.
Arsitektur Gotik, Perancis

Philip Augustus (1180-1223) setelah menaklukan Normandia dan lain-lain


wilayah kekuasaan Inggris, kemudian menaklukan wilayah-wilayah Jerman dan
Jerman Bagian Barat. (Flemish). Pada jaman inilah mulai dibangun banyak
katedral di Perancis. Luis IX (Saint Luis) (1226-70) lebih jauh meningkatkan
kekuatan dari tahtanya, namun kemudian meninggal di Tunisia. Pada 1346 dalam
Perang Grécy, Perancis dikalahkan oleh Inggris, kemudian dikalahkan lagi di
Poitiers pada 1356.

Abad XII sejarah Perancis ditandai oleh perjuangan masyarakat urban,


kota atau pusat-pusat wilayah untuk mendapatkan kemerdekaan. Selama
pemerintahan Philip IV atau sering disebut Le Bel (1285-1314) parlemen Paris
menjadi pemimpin pengadilan bersama kekuatan konstitusional dari perluasan
kekuatan dan otoritas feodal dan kekuatan keuskupan. Black Death (1347-49),
menyapu banyak nyawa manusia, menghambat perkembangan arsitektur. Namun
para tuan tanah yang kaya raya, masih juga mendirikan bangunan sekuler
termasuk puri dan balai kota.

Sementara itu pihak keuskupan dan kaum awam mendirikan sejumlah


katedral megah yang juga menjadi bukti kejayaan Perancis yang mengagumkan.
Gaya Gotik berasal dari dominasi kerajaan di wilayah Ile de France (sekarang
wilayah di Perancis tengah-utara), yang berpusat di Paris. Sejarah Gotik di
Perancis dapat dibagi dalam beberapa periode yaitu :

1. Jaman Gotik Primer (abad XII)


Sering disebut “á lancettes”, ditandai dengan bentuk pelengkung-
pelengkung runcing (pointed arches) dan jendela-jendela traceried.
Jaman ini merupakan transisi dari Romanesque ke Gotik. Contoh dari
Gotik dalam kategori ini adalah Sens dan Selis di Noyon.
2. Jaman Gotik Sekunder (abad XIII)
Disebut juga jaman “Rayonnant” dengan karakteristik jendela
lingkaran dan jari-jari seperti roda dengan hiasan traceried, seperti
misalnya bangunan-bangunan Gotik di Reims, Amiens dan Bourges.

3. Jaman Gotik Tersier, abad XIV, XV, dan sebagian abad XVI.
Jaman Gotik ini sering disebut “Flamboyant” dengan ciri jendela
traceried seperti lidah api. Contoh Gotik seperti antara lain bangunan-
bangunan Gotik di S. Ouen, Rouen, S.Jacques, Dieppe, Albi, Caudebec
dan Vendŏm Latrinité.

Salah satu bangunan Gotik tertua sangat terkenal di Perancis adalah


Katedral Notre-Dame de Paris (1163-1250), mulai dibangun oleh Bishop Maurice
de Sully.
Katedral terletak di Ile de La Cité, salah satu dari dua pulau di tengah
Sungai Seine yang membelah kota Paris, sudah sejak jaman Romawi, menjadi
tempat bermukim para penguasa karena lokasinya sangat strategis.
Sebuah arsitektur Gotik lain terkenal di Perancis karena keindahan dan
kemegahannya adalah Katedral di Bourges sebuah kota sekitar 150 Km di selatan
Paris. Nama kota menjadi sebutannya yaitu Katedral Bourges, dibangun antara
1192 hingga 1275, denahnya mirip dengan Notre Dame de Paris, termasuk apse-
nya yang bergaris tengah sama dengan lebar bangunan (55 M). Namun yang unik
dari Katedral Bourges tidak mempunyai transepts seperti pada kebanyakan gereja
Gotik maupun Romanesque.

Arsitektur Gotik terkenal lainnya di Perancis adalah Katedral Reims,


sebuah kota sekitar 200 Km di timur-utara Paris, dibangun antara 1211-1290.
Katedral ini sering dipakai untuk penobatan raja-raja Perancis sehingga tata-
ruangnya disesuaikan untuk itu.

Noyon sebuah kota sekitar 200 Km di utara-timur Paris. Katedral Noyon


(1145-1228), dari segi sejarah dan arsitekturnya, termasuk dalam kategori Gotik
Awal. Pengaruh Jerman di katedral ini terlihat pada denahnya yang triapsal yaitu
mempunyai tiga apse.

Adapun ciri khas Gothik Perancis ada antara lain pada triforium yang
terdiri dari deretan pelengkung. Konstruksi dan bentuk kolom khas sama dengan
berbagai bangunan dikemukakan sebelum ini, berbentuk alur-alur meninggi
vertikal. Ujung kolom atas terdapat kepala atau capitol, tumpuan dari kerangka
pelengkung patah dari atap (rib vault), melebar diagonal bertemu di satu titik
dengan kerangka atap dari kolom lainnya.

Berbagai bangunan Gotik dikemukakan di depan dibangun dalam kurun


waktu tidak hanya puluhan tahun, namun ratusan tahun, bahkan ada yang lebih
dari tiga abad. Sejarah Gotik menunjukan betapa sangat ambisius mewujudkan
suatu bangunan besar, indah dan megah tanpa memperhatikan aspek waktu dan
biaya. Sejarah Gotik mengungkap antara lain kejayaan, kekuasaan dan kekayaan
penguasa absolut pada waktu itu, bekerja sama dengan gereja.

Banyak katedral dibahas di depan dan Katedral Beauvais dibahas berikut,


menjadi bukti tidak diragukan kecenderungan perencanaan pembangunan waktu
itu. Mungkin karena terlalu ambisius, yang terbangun dari rencana Katedral
Beauvais hanya sekitar separuh rancangan, meskipun pelaksanaan
pembangunannya lebih dari tiga abad (1247 – 1568). Katedral memakai nama
kota seperti hampir semua katedral dikemukakan sebelum ini, yaitu Beauvais,
sebuah kota di utara Paris, sekitar 70 Km.

Katedral ini dapat dikatakan tidak mempunyai nave, yang ada hanyalah
transept, choir dan apse. Karena dibangun hanya sebagian dari rencana dan tidak
mempunyai nave, maka portal di mana terdapat pintu masuk hanya ada di sisi kiri
dan kanan (utara dan selatan), masing-masing pada ujung dan langsung masuk ke
dalam transepts.
Pada apse terdapat ceruk untuk kapel sebanyak tujuh buah, masing-masing
berdenah setengah hexagonal. Pada ruang dalam ciri Gotik terlihat dengan jelas
dan khas antara lain pada tiang-tiang menjulang tinggi, terdiri dari alur-alur, di
atas terpencar menjadi kerangka atap dari rib vault, bertemu disatu titik dengan
konstruksi sama di samping kiri-kanan dan depannya. Atapnya runtuh pada 1284,
dan pada 1337 – 47 choir dibangun kembali dengan diperkuat kolom-kolom. Baru
kemudian pada abad XVII, transepts dibangun. Pada atap persilangan antara
transepts dengan choir dahulu ada spire setinggi 152 M, namun runtuh pada 1573.
Bangunan ini sangat tinggi, jarak antara puncak pelengkung atap dengan lantai 48
M.
Le Mans sebuah kota terletak di Perancis di wilayah timur-utara, dilalui
oleh Sungai Sarthe. Di kota ini seperti kota-kota penting bersejarah lainnya di
Perancis, mempunyai katedral yang memakai nama kota yaitu Katedral Le Mans.
Keistimewaan dari Katedral Le Mans adalah mempunyai choir sangat luas yang
dibangun pada 1217-1254.
Arsitektur Gotik Inggris

Sejarah Gotik Inggris, tidak lepas dari perkembangan arsitektur di sana


pada jaman sebelumnya, yaitu arsitektur orang-orang Normandia. Jaman
dimaksud sekitar abad XI, XII, merupakan jaman peralihan dari arsitektur
Romanesque ke Gotik. Selain itu, pengaruh Perancis juga cukup berarti terutama
sejak seorang arsitek Perancis William de Sens, membangun kembali Katedral
Canterbury pada 1147. Pengaruh Normandia pada Gotik Inggris adalah pada
konstruksi kayu cukup dominan dipadu dengan konstruksi batu yang membentuk
kolom beralur tegak, menjulang tinggi di atas melebar menjadi kerangka rib
vaults, juga menjadi elemen dekorasi indah mempesona dengan pola interlace-
nya.

Mulanya arsitektur Kepulauan Inggris lepas dari pengaruh Eropa


Kontinental, namun kemudian Gotik Inggris justru memberi kontribusi berarti
dalam perkembangan arsitektur Eropa daratan. Arsitektur Gotik Inggris dalam
konstruksi kayu dikombinasikan dengan konstruksi batu menjadi termasyur.
Fletcher dalam bukunya A History of Architecture, membagi perkembangan
arsitektur Gotik Inggris secara mendetail terkait dengan sejarah dan gaya
arsitekturnya. Sebelum jaman Transitional 1154-89, (dengan ciri mulai memakai
pelengkung runcing), ada jaman Norman (1066-1154), di mana arsitekturnya
masih bercorak Romanesque.

Periode berikutnya disebut “Inggris Awal” atau Early English berlangsung


antara 1189 hingga 1307, sejalan dengan jaman puncak Gotik di Perancis bagian
utara. Ciri utama jaman ini adalah pada jendela runcing, sempit meninggi, sering
disebut First Pointed.

Setelah itu karena sangat menekankan pada dekorasi maka disebut Jaman
Gotik Decorated (1307-77). Pada jaman ini, hiasan geometris kombinasi dengan
pola lengkung-lengkung (curvilinair) terutama pada pintu dan jendela disebut
tracery, sangat dominan. Bentuk runcing-runcing masih terlihat menonjol pada
jaman ini, sehingga sering disebut Second Pointed.
Berikutnya disebut Third Pointed atau lebih dikenal dengan nama Gotik
Perpendicular (1377-1485). Ciri dari arsitektur gaya ini adalah jendela lebar
dibagi-bagi dengan hiasan berupa garis-garis horisontal berpola tracery atau
sering disebut transomes. Ada yang mengatakan bahwa gaya ini asli Inggris.

Gotik corak Tudor, sebutan untuk masa antara 1495 hingga 1558. Gaya
jaman ini juga disebut “Perpendicular Akhir” dimana sudah mulai ada kombinasi
dengan bentuk-bentuk dekorasi dan detail-detail konstruksi Renaissance.

Selanjutnya dikenal corak Elizabethan untuk bangunan Gotik dibangun


antara 1558-1603, dengan corak Rennaissance sangat dominan, kombinasi dengan
runcing-runcing dan dekorasi Gotik.

Katedral Salisbury (1220-65) cenderung dikategorikan sebagai Gotik


Inggris Awal (Early English Period). Seperti disebut di atas pengaruh Gotik
Perancis bagian utara cukup dominan pada jaman ini, katedral mirip dengan
Katedral Amiens di Perancis.

Menurut sejarah dan arsitekturnya Katedral Canterbury masuk dalam


kategori Normandia Pertama atau First Norman, mulai dibangun pada 1071
hingga 1077, kemudian diperlus antara 1096 hingga 1185 oleh William of Sens
dan para penggantinya. Katedral mempunyai crypts cukup luas di bawah bagian
timur dibangun antara 1100 hingga 1125. Denah Katedral cukup rumit, bila
dibanding dengan katedral Gorik lainnya, baik di Inggris maupun di Perancis.
Denahnya memanjang, langsing karena perbandingan lebar dan panjang sangat
besar, yaitu lebih dari 1:5.

Gereja di Kompleks Biara Westminster (Westminster Abbey), merupakan


salah satu bangunan peninggalan Jaman Pertengahan terpenting di Inggris. Gereja
berdiri di atas lokasi dahulu ada ada gereja dari Biara Benedictine, didirikan pada
960 dan dibangun kembali oleh Edward the Confessor antara 1055-1065. Namun
bagian besar dibangun kembali dan diperluas oleh Henry III.

Gereja Gloucester Abbey, seperti hampir semua gereja Gotik telah dibahas
di depan, dibangun terus menerus dalam kurun waktu tidak hanya puluhan tahun,
namun hingga ratusan tahun. Kecenderungan ini memperlihatkan betapa
keindahan dalam arsitektur Gotik menjadi kriteria utama, mengabaikan aspek
lainnya. Pembangunannya sangat lama terutama karena sistem konstruksinya
yang rumit, menggunakan batu dipahat satu persatu dan dibentuk menjadi bagian-
bagian kecil dalam jumlah sukar dihitung jumlahnya. Masing-masing bagian
berbeda bentuk dan ukuran, seperti misalnya pada kolom, bagian-bagian
pelengkung, jendela dan lain-lain, memerlukan ketekunan dan kecermatan yang
luar biasa. Dekorasi baik berupa antara lain, patung, relief, maupun molding,
memenuhi semua bagian, juga membuat bangunan Gotik menjadi indah dan
waktu lama pembangunan.

Hal yang tidak terdapat dalam gereja Gotik Perancis, namun banyak
terdapat dalam Gotik Inggris terlihat di gereja ini pada kapel dalam hal ini disebut
Lady Chapel. Kapel menyambung di ujung apse atau ujung timur dari gereja.
Selain itu masih ada dua lagi kapel simetris di kiri-kanan atau utara selatan dari
apse, yang di kiri Boteler’s Chapel, di kanan S. Philip’s Chapel. Masing-masing
kapel berdenah setengah lingkaran, seperti apse utamanya. Konstruksi kolom,
identik dengan konstruksi Gotik Perancis, berbentuk kumpulan alur-alur silindris,
menerus dari bawah hingga atap, menjadi kerangka dari ribbed vault. Dalam hal
ini kerangka atap tersebut dibentuk menjadi jalinan geometris interlace rumit dan
sangat indah.
Arsitektur Gotik di Belanda dan Sekitarnya

Hingga Jaman Pertengahan (Middle Ages), Netherlands terbentuk menjadi


negara-negara feodal seperti Flanders, Holland Guelder, Kerajaan Liége, Brabant
dan Utrecht, semuanya setia di bawah Perancis. Meskipun tidak dalam kesatuan,
namun kondisi politik seperti itu membentuk ekonomi, budaya termasuk seni dan
arsitektur yang relatif sama pada abad XIII. Orang-orang Flanders menguasai
Burgundy pada 1369, dan di bawah Charles Bold (1433-77) menyatukan wilayah
kekuasaan hingga wilayah seperti Netherlands saat ini. Pada 1482 melalui
perkawinan Maximilian dari Austria dengan Mary dari Burgundy, Netherland
menjadi daerah kekuasaan Hapsburg. Charles V (1500-58) putra mahkota
Netherlands, menjadi raja Spanyol pada 1516. Pertentangan Spanyol dan Philip II
(1555-98) membuat permusuhan dengan William, dalam peristiwa ini raja dari
Orange dan Count of Nassau mengambil alih kekuasaan. Hingga akhir abad XVI,
Protetanisme berkembang dan dominan di kawasan utara, mencakup tujuh
provinsi, membentuk Republik Belanda (Dutch Republic). Spanyol dan
Katolikisme menguasai wilayah bagian selatan termasuk Flanders dan Brabant.

Arsitektur Gotik Belanda (Netherlands) banyak ditentukan oleh prinsip-


prinsip yang diterapkan di wilayah Eropa lainnya. Sejalan dengan sejarahnya,
pengaruh Perancis paling besar dalam perkembangan arsitektur Gotik Belanda.
Gereja-gereja Gotik Perancis antara lain di Sens, Noyon dan Loan menjadi dasar
dan memberikan inspirasi pada perencanaan gereja di Utrecht dan sekitar wilayah
bagian utara Belanda. Di Flanders arsitektur Gotik yang biasanya dalam
konstruksi batu, diadaptasikan dengan konstruksi klasik setempat, yaitu dari bata.
Kenyataan ini didorong oleh bahan bangunan batu yang tidak terlalu banyak di
dapat di sana, sehingga bata menjadi penggantinya. Oleh karena itu, pelengkung,
dekorasi termasuk molding dan alur-alurnya tidak sebanyak bangunan Gotik pada
umumnya. Konstruksi bata tidak dapat digunakan untuk itu, di lain pihak batu
tidak mudah didapat. Dalam gereja-gereja Gotik di Belanda dan sekitarnya,
termasuk Belgia dan Luxemburg, pelengkung tidak banyak digunakan, atau kalau
banyak menggunakan kayu.
Gereja Saint Gudule di Brussels (1220-1475) merupakan contoh paling
awal dari Gotik di Belanda, diturunkan dari Perancis bagian utara-timur, namun
deretan pelengkung (arcade) dari triforium masih mendapat pengaruh kuat dari
Romanesque.
Aspek tipikal Belanda terutama terlihat pada denah transept, yang tidak
mempunyai aisle dan adanya kapel pada kiri-kanan atau utara-selatan dari choir,
yang di utara Chapele du S. Sacrament dan yang di selatan Chapelle de Notre
Dame de Lourdes. Masih ada satu kapel lagi di ujung barat, pada apse, denahnya
segi delapan, merupakan bangunan tambahan dibangun pada 1673. Nave
merupakan bagian tambahan pada 1425-75, dalam hal ini menggunakan kolom
batu silindris, namun triforium-nya tidak berjendela atau disebut blind triforium,
langsung menyatu dengan jendela dari clear-story. Pada sayap kiri dan kanan
dinatas nave terdapat flying buttress, penahan dan sekalian sebagai dekorasi
dinding clear-story.

Katedral Anwerp disebuah kota saat ini berada di bagian utara Belgia,
dibangun antara 1352-1411, arsitekturnya asli Belgia dengan beberapa pengaruh
luar.
Ciri khas dari Katedral Antwerp dibanding dengan arsitektur Gotik
umumnya, terdapat antara lain pada nave-nya yang besar, lebar dan tinggi, diapit
kembar di kiri-kanan oleh aisle berjalur tiga.
Denah seperti ini cukup unik dibanding gereja-gereja Gotik yang biasanya
hanya mempunyai aisles ganda, tunggal dan bahkan ada yang tidak mempunyai
aisles. Konstruksi nave dan aisles Gereja ini juga unik. Pada gereja berarsitektur
Gotik biasanya menyatu, dan mempunyai flying buttress, namun di sini
konsturksinya terpisah, masing-masing beratap limasan. Sedangkan nave di
tengah beratap pelana.

Selain bangunan-bangunan terkait dengan gereja (ecclesiastical),


arsitektur Gotik juga banyak dipakai untuk bangunan sekuler, istana maupun
bangunan monumental lainnya. Salah satu arsitektur dalam kategori ini adalah
Cloth Halls di Ypers sebuah kota, saat ini masuk dalam wilayah Belgia di utara-
barat. Bangunan didirikan antara 1202-1304, namun hancur pada 1915, yang
sekarang ada merupakan replikanya. Pada 1575-1621, dibangun unit di
sebelahnya juga dalam arsitektur Gotik , untuk balaikota. Kemegahan tidak hanya
karena besar dan panjang (134 M) namuun juga karena bentuk dan dekorasinya
bercorak Gotik yang indah, memenuhi hampir semua bagiannya. Pandangan
depan melebar simetris,diperkuat dengan adanya menara pada sumbu tengahnya
(menara sentral), berpenampang bujur sangkar.

Arsitektur Gotik di Sentral Eropa

Pada Jaman Gotik antara abad XIII hingga XVI, sejarah Eropa Sentral
sangat kompleks karena adanya pergantian, bangkit dan jatuhnya tahta kerajaan
dari berbagai dinasti. Intrik-intrik para bangsawan dari berbagai negara untuk
mengamankan kekuasaan raja dan ambisi sekuler bekerja sama dengan keuskupan
membangun tirani membuat sejarah Eropa Sentral menjadi semakin rumit.

Antara abad XII-XIII, Jerman (Germany) menjadi pusat dari Imperium


Barat. Di bawah Imperior Hohenstaufen terjadi peperangan lama dengan
kelompok orang-orang Lombard, dari wilayah Italia bagian utara. Kematian
Conrad IV membuat runtuhnya Dinasti Hohenstaufen dan tahun-tahun berikutnya
(1254-73), dikenal dengan jaman “Peralihan Besar” (“Great Interregnum”),
dimana terjadi ketidakjelasan terutama dalam bidang hukum. Pada jaman ini
perkembangan arsitektur juga menjadi terganggu dan tidak ada perkembangan
berarti. Dinasti Hapsburg kembali memegang tampuk kekuasaan pada 1273, di
mana terjadi pengaruh besar dalam arsitektur Gotik dari Perancis, hingga
pemerintahan Maximilian I (1486-1519). Jaman itu merupakan akhir Jaman
Pertengahan (Middle Ages) dan mulai jaman baru yaitu Jaman Renaissance.

Secara garis besar arsitektur Gotik Jerman tidak berbeda dengan Gotik di
bagian lain dari Eropa, terutama yang dibangun antara pertengahan abad XIII
hingga pertengahan abad XV. Gaya arsitekturnya dapat dikatakan dipengaruhi
langsung dari Perancis, dan tidak melibatkan secara langsung unsur-unsur
Romanesque.

Katedral Cologne (mulai dibangun 1248), merupakan gereja Gotik


terbesar di Eropa bagian utara, luasnya tidak kurang dari 8.400 𝑀2 , untuk
menyelesaikan pembangunannya diperlukan waktu tidak kurang dari 600 tahun.
Sama dengan berbagai katedral di bahas di depan, Katedral Kologne terletak di
tengah-tengah kota, berupa kota lama, di tepian sungai yang membelah kota, yaitu
sungai Rhein.

Pembangunan katedral dimulai pada 1248, rencana awal mendasarkan


pada katedral Paris, Amiens, Reims, di Perancis.

Di Wina, Austria yang dahulu antara abad XII-XIII di bawah kekuasaan


Jerman (Germany), terdapat Gereja Saint Stephen (1300-1510). Arsitektur gereja
ini bergaya Gotik sejalan dengan sejarah dan jaman didirikannya. Ada penagruh
Austria dalam gereja ini disebut aliran Stephansdom, antara lain tidak adanya
clean story dan triforium. Nave dan aisle mengapit di kiri-kanannya, mempunyai
lebar dan tinggi yang sama, semuanya di bawah satu atap (biasanya konstruksi
atap satu dengan yang lain terpisah). Transept tidak mempunyai nave, berfungsi
sebagai pintu masuk samping kiri-kanan atau utara-barat.
Pada ujung masing-masing transept yang berfungsi sebagai gerbang
masuk atau porche, terdapat menara yang bentuk dan konstruksinya unik serta
berbeda, membuat gereja menjadi tidak simetris.

Arsitektur Gotik di Itali (abad XII-XVI)

(Akhir Jaman Pertengahan)

Secara geografis, wilayah Itali merupakan semenanjung, dikelilingi oleh


perairan : di utara-barat Laut Adriatik, sebelah timur Laut Terenia (Tyrrhenian)
dan di selatan-timur Laut Mediterania. Telah disebut dibagian lain wilayah Itali
bagian utara termasuk wilayah Lombard dan Kepulauan Venesia, dari dahulu
hingga sekarang, mempunyai hubungan kebudayaan cukup erat dengan Jerman
(Germany), melalui perdangangan hubungan tersebut terjadi secara intensif di
kota Milan, Verona, meskipun harus menembus batas alam berupa Pegunungan
Alpen.

Sementara itu Venesia dan wilayah-wilayah lain di Pantai Adriatik, telah


lama pula mengadakan hubungan perdagangan melalui laut sejak lama dengan
orang-orang Bisantin yang berada di wilayah timurnya. Dengan demikian hal ini,
menjadi bukti bahwa gunung dan laut, sudah dari dahulu tidak menjadi halangan
dalam mengadakan hubungan dagang dan kebudayaan antar wilayah yang
dipisahkannya.
DAFTAR PUSTAKA

Sumalyo, Yulianto. 2014. Arsitektur Klasik Eropa. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

com, Arsitag. 2017. Gaya Arsitektur Gotik. https://medium.com/@arsitag/gaya-


arsitektur-gotik-10ab491b827f. (Diakses hari Jumat, 23 April 2021, Pukul 17.35
WITA)

https://www.bramblefurniture.com/journal/arsitektur-gotik/ (Diakses hari Jumat,


23 April 2021, Pukul 17.55 WITA)

Anda mungkin juga menyukai