Fidelin Djiloy - f22119051 - Tugas 3 Perkembangan Arsitektur I (Resume Arsitektur Klasik Eropa)
Fidelin Djiloy - f22119051 - Tugas 3 Perkembangan Arsitektur I (Resume Arsitektur Klasik Eropa)
DOSEN :
FIDELIN DJILOY
F 221 19 051
KELAS A
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
BAB V
Sejak Abad IX
Carolingian Renaissance
Ke arah kanan atau selatan dari hall juga terdapat lagi selasar dengan
bentuk dan panjang sama dengan yang disebut pertama, menghubungkan hall
dengan Kapel. Bagian di mana terdapat kapel, selain kapelnya sendiri, ada tiga
unit lain, masing-masing tersusun dalam pola silang salib atau huruf T. Pada kaki
terdapat atrium cukup luas dibanding dengan kapel yang tidak terlalu besar.
Bagian ini dihubungkan langsung dengan bagian sentral dari kapel. Gang atau
ruang peralihan antara atrium dengan kapel, diapit kembar di kiri-kanan oleh
sebuah tangga naik menuju ke menara (turret).
Pengaruh Bisantin dalam arsitektur Kapel Palatine terlihat antara lain pada
jendela atas di setiap sisi tambur. Kolom-kolom silindris dan dekorasinya pada
lantai atas (balkon) mengelilingi mezzanine, konstruksi dan ambang atas
pelengkung adalah bagian khas dari arsitektur Romawi.
Pisa sebuah kota di dekat pantai barat utara Italia tidak menjadi salah satu
pusat perdagangan tersebut di atas, namun karena letaknya di titik simpul di antara
pusat-pusat dan terutama sebagai pelabuhan di pantai barat utara Italia. (Laut
Tirenia), maka juga menjadi kota penting dan berkembang pesat di Jaman
Pertengahan (Medieval).
Pada abad XI, Pisa menjadi kota pelabuhan dan perdagangan penting di
Italia, bersaing dengan Venesia, Genoa. Di kota ini terdapat salah satu monumen
termasyur di dunia dalam satu kompleks terkenal dengan sebutan Piazza del
Duomo, terdiri dari Compo Santo, Katedral, Babtistery dan Menara Condong atau
Campanile Pisa.
Seperti sebagian besar raung dalam termasuk kubah utama, bagian dalam
atap apse yang berupa setengah kubah dihias dengan lukisan mosaik antara lain
terbesar adalah gambar Yesus Kristus. Wajah depan katedral merupakan profil
dari konstruksi atap dan sisi-sisinya, bagian atas miring simetris ke kiri-kanan
sama dengan bentuk konstruksi atap yang pelana dengan dua sisi miring. Di kiri
kanan agak ke bawah bentuknya satu sisi miring sama dengan penampang dari
aisle.
Ciri dari Romanesque Italia, terlihat pada wajah depan (dan juga bagian-
bagian lain), sangat ramai dengan hiasan. Deretan.kolom dengan pelengkung
bertingkat-tingkat menghias seluruh bagian atas dari wajah depan. Kolom-kolom
yang berfungsi sebagai hiasan tersebut silindris, langsing dan pendek, kepalanya
berpola hiasan Korinten. Dindig-dinding luar termasuk bagian depan ini dilapis
dengan marmer berwarna putih dan coklat, disusun dalam pola kotak-kotak dan
garis-garis sebagai hiasan luar.
Sejarah Spanyol tidak hanya mendapat pengaruh dari Perancis saja, namun
juga dengan wilayah-wilayah bertetangga melalui perkawinan antar kerajaan-
kerajaan di Itali antara lain seperti Agevins, Napoli, Sisilia juga denga orang-
orang Moors dari Afrika. Hal tersebut membuat perkembangan arsitektur di
Spanyol dan Portugis menjadi lebih bervariasi dibanding dengan berbagai tempat
di Eropa, terutama pada jaman Romanesque. Di jaman ini berkembang kota-kota
pusat pemerintahan dan budaya Kristen secara bersamaan termasuk di Porugis
seperti misalnya Castile, Leon, Navarre, Aragon.
Lama kemudian, pada 1042, Edward anak dari raja Inggris Ethelred naik
tahta. Penaklukan Normandia pada 1066 menyatukan seluruh Inggris daratan dan
sistem feodal mulai dijalankan, kemudian menjadi sistem pemerintahan paling
efisien dibanding sistem lain yang ada di Eropa. Banyak istana dibangun pada
masa itu menandakan kemakmuran dan besarnya kekuasaan pemerintah feodal,
juga ditujukan untuk meningkatkan kewibawaan dan posisi para raja. Sekitar
gereja-gereja besar berkembang menjadi pusat perdagangan, kemudian juga
menjadi pusat pmerintahan kota. Masa-masa itulah berkembang bentuk-bentuk
arsitektur mempunyai ciri khas.
Sayap kiri-kanan sudah runtuh saat ini, untuk menjaga agar bagian utama
yang berdinding tinggi tidak runtuh ditahan dengan dua pilaster, masing-masing
cukup tebal mengapit sebuah pintu berbentuk pelengkung.
Gereja All Saints, Earls Barton dibangun sekitar akhir abad IX dan X,saat
ini hanya tinggal menaranya saja. Keberadaan menara tinggi dengan mahkota
berupa bettlement, merupakan salah satu ciri sangat khas dari Arsitektur
Romanesque. Kemungkinan besar konstruksi semacam ini terbentuk oleh
lingkungan di dalam dinding benteng, sehingga cenderung membuat bangunan
meninggi. Selain agar mudah terlihat dari mana-mana, menjadi tanda lingkungan
(landmark), dahulu arsitektur seperti ini juga berfungsi sebagai menara
pengawas, untuk melihat jauh. Dinding tebal, kokoh dan kuat juga merupakan
salah satu ciri utama dari arsitektur Romanesque, dalam hal ini dihias dengan
garis-garis pliaster tipis vertical, horizontal dan silang. Hiasan semcam itu
terdapat pada konstruksi kayu sebagai kerangka. Kemungkinan besar bentuk
tersebut merupakan hasil dari inspirasi konstruksi kayu. Telah disebut di atas
konstruksi kayu cukup dominan pada jaman sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA