masih saja kau hadir pada setiap getar senandung yang begitu menyakitkan
dalam setiap sayatan-sayatan belum juga terasa bernanah
gergajiku telah tumpul hanya untuk mencium pesonamu dikala senja
kau begitu merona hatiku gelisah
aha, aku ingin mencincangmu dengan cinta
mungkin
ya
pasti
entah
aku ragu
nafasmu begitu anggun untuk dijamah
setiap khayalanku hanyalah melahirkan jiwa-jiwa pengecut yang hakiki
tatapanmu selaksa dewi anggur dalam setiap cerita
yang pernah ibunda dongengkan tatkala ayunan itu miring sebelah
aku mulai cemas
iyakah
ahai
e yayai e
begitu sulitnya aku membunuhmu
Apanya
Siapa
Oh, dia
Entahlah
Aku berusaha
Iya, hanya usaha
Tapi bagaimana
Ah, masa
Mungkinkah
Selalu saja hadir dalam semua ingatan walaupun sedikit patah tujuh
Terbelah dalam sajak-sajakku yang tak lagi berguna
tetap saja
Aku menyayatmu dirimu seraya bersenandung pilu
walau dengan sedikit senyum
tapi
darah itu tidak bisa lagi diajak bercengkrama
mantra tidak mampu lagi menggelapkan mata nan suci
aku semakin berada simfoni orkestra dua abad silam
nada-nadanya mengajakku bercinta layaknya malam pertama
aku bermimpi dan basah dalam api
aku bunuh ia
ya, aku telah membunuh
membunuhmu
dalam mimpi-mimpiku yang panjang
pada senja ini