Anda di halaman 1dari 16

1

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan : Perbandingan Efektifitas Isolat Tanin dan Flavanoid Daun


Seledri (Apium graveolens L) terhadap Hambatan
Glucosyltransferase (GTF) Sreptococcus Mutans (Studi
Eksperimental In vitro).
2. Bidang kegiatan : PKM-P
3. Bidang ilmu : Kedokteran Gigi
4. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Mellan Oktes Delfina
b. NIM : G1G012011
c. Jurusan : Kedokteran Gigi
d. Universitas/institut/Politeknik : Universitas Jenderal Soedirman
e. Alamat Rumah dan No Tel/HP : Ds.Ngabul RT.06 Rw.02,
Kec.Tahunan, Kab.Jepara, Jawa
Tengah. 085641780733.
f. Alamat email : mellan_od@yahoo.co.id
5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 1 orang
6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar :
b. NIP :
c. Alamat Rumah dan No Tel/HP :
7. Biaya Kegiatan Total
a. Dikti : Rp 5.074.993,00
b. Sumber lain :-
8. Jangka Waktu Pelaksana : 1 bulan

Purwokerto, 3 Juli 2014

Menyetujui Ketua Pelaksana Kegiatan


Ketua Jurusan Kedokteran Gigi

(Dr.drg. A Haris Budi Widodo, Mkes.,AP.,SIP) (Mellan Oktes D)


NIP 197005031999031001 NIM G1G012011

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswa Dosen Pendamping


2

RINGKASAN

Salah satu bahan alami yang dapat dimanfaatkan sebagai obat adalah seledri.
Seledri (Apium graveolens L.) merupakan jenis sayuran yang telah banyak digunakan
di masyarakat. Seledri termasuk tanaman yang mudah ditanam di daerah mana saja
dan dapat ditanam di dataran dengan ketinggian 0-1200 m di atas permukaan laut.
Seledri mengandung flavanoid, saponin, tanin, apiin, minyak atsitri, apigenin, kolin,
vitamin A, B, C, dan asparagin. Flavonoid, saponin, dan tanin merupakan senyawa
yang bersifat antibakteri. Flavonoid memiliki senyawa turunan apigenin, yang
berfungsi efektif dalam menghambat aktifitas enzim GTF bakteri. Flavonoid
memiliki mekanisme antibakteri dengan melepaskan energi tranduksi terhadap
membran sitoplasma serta menghambat motilitas bakteri, sehingga mampu
mengurangi perlekatan dan pembentukan koloni S mutans.mTanin merupakan
senyawa turunan polifenol yang dapat merusak komponen protein bakteri yang
bersifat bakteriostatik dan bakteriosid. Tanin mempunyai senyawa terhidrolisis dan
merupakan komponen aktif etanolik yang disebut gallotanin. Gallotaniin mampu
menghambat pembentukan glukosa dari bakteri Streptococcus mutans. Mekanisme
tanin sebagai antibakteri pada Streptococcus mutans antara lain menghambat enzim
ekstraseluler bakteri, mengambil alih substrat yang dibutuhkan pada pertumbuhan
bakteri, atau bekerja langsung pada metabolisme dengan cara menghambat fosforilasi
oksidasi.
Teknik dalam pembuatan isolat tanin dan flavonoid menggunakan Teknik
ekstraksi maserasi, Kromatografi Tipis Selapis, Identifikasi Tanin dengan
Spektroskopi UV-Vis.Spektroskopi UV-Vis merupakan suatu metode identifikasi
gugus fungsi dari sampel dengan spektrum. Metode analisa penelitian ini
menggunakan one way ANOVA untuk membandingkan dua atau lebih kelompok
sample data dan kelompok sampel yang bersifat independent.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti bermaksud untuk Membandingkan
efektifitas antibakteri isolat tanin dan flavonoid seledri (Apium graviolens L.)
terhadap hambatan Glucosyltransferase (GTF) bakteri Sreptococcus Mutans.
3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita karies yang cukup besar.
Survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional 2007 menunjukkan prevalensi
karies di Indonesia mencapai 72,1%. (Depkes RI, 2007). Karies gigi merupakan
penyakit jaringan keras gigi ditandai dengan terjadinya demineralisasi pada jaringan
keras gigi yang disebabkan oleh beberapa faktor yang berinteraksi secara bersamaan.
Faktor-faktor utama yang berperan dalam terjadinya karies terdiri dari empat faktor
yaitu saliva, kondisi gigi sebagai host, waktu dan agen mikroorganisme (bakteri)
(Samaranayake dkk., 2002 dan Soesilo dkk., 2005).
Bakteri Streptococcus mutans merupakan salah satu bakteri yang dominan dalam
rongga mulut dan bakteri utama penyebab timbulnya karies gigi (Lavelle, 2002 dan
Andries dkk., 2014). Streptococcus mutans mampu mensintesis polisakarida
ekstraseluler karena bakteri ini mempunyai enzim glukosiltransferase (GTF). GTF
terdapat dalam dinding sel bakteri Streptococcus mutans yang dapat mengkatalisis
glukan dari sukrosa yang akan menyebabkan karies gigi (Soemantadireja dan Satari,
2005).
Karies gigi disebabkan oleh bakteri sehingga penggunaan antibakteri menjadi
pilihan utama dalam pencegahan karies gigi (Singh dkk., 2007). Berbagai efek
samping yang tidak diinginkan mengharuskan adanya penelitian pemanfaatan bahan
alami. Bahan alami sangat diharapkan memiliki kemampuan yang lebih efektif
sebagai antibakteri dan sebagai pengobatan lainnya (Sarjono dan Mulyani, 2007).
Salah satu bahan alami yang dapat dimanfaatkan sebagai obat adalah seledri.
Seledri (Apium graveolens L.) merupakan jenis sayuran yang telah banyak digunakan
di masyarakat (Haryoto, 2009). Seledri mengandung flavanoid, saponin, tanin, apiin,
minyak atsitri, apigenin, kolin, vitamin A, B, C, dan asparagin. Flavonoid, saponin,
dan tanin merupakan senyawa yang bersifat antibakteri (Sukandar, 2006 dan
Nadinah, 2008).
Flavonoid memiliki senyawa turunan apigenin, yang berfungsi efektif dalam
menghambat aktifitas enzim GTF bakteri. Flavonoid memiliki mekanisme antibakteri
sehingga mampu mengurangi perlekatan dan pembentukan koloni S mutans
(Isnarianti dkk., 2013).
Flavonoid memiliki peran yang sama seperti tanin, yaitu sebagai antibakteri.
Antibakteri yang terdapat dalam tanin dan flavonoid mampu menghambat
mekanisme aktivitas enzim GTF bakteri (Isnarianti dkk., 2013). Tanin merupakan
senyawa turunan polifenol yang dapat merusak komponen protein bakteri yang
bersifat bakteriostatik dan bakteriosid. Tanin mempunyai senyawa terhidrolisis dan
merupakan komponen aktif etanolik yang disebut gallotanin. Gallotaniin mampu
menghambat pembentukan glukosa dari bakteri Streptococcus mutans
4

(Soemantadireja dan Satari, 2005). Penelitian pada ekstrak seledri terhadap enzim
GTF bakteri Streptococcus mutans belum pernah dilakukan, maka peneliti tertarik
untuk meneliti perbandingan efektivitas tanin dan flavanoid dalam ekstrak seledri
terhadap enzim GTF bakteri Streptococcus mutans.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah.
Membandingkan efektifitas antibakteri isolat tanin dan flavonoid seledri
(Apium graviolens L.) terhadap hambatan Glucosyltransferase (GTF) bakteri
Sreptococcus Mutans.
C. Perumusan Permasalahan
Bagaimana perbandingan efektivitas isolat tanin dan flavonoid seledri (Apium
graviolens L.) terhadap hambatan Glucosyltransferase (GTF) bakteri Sreptococcus
Mutans

D. Luaran
Dengan Adanya Penelitian ini kami dapat menjadi peneliti ilmiah yang masuk
dalam jurnal untuk memberikan informasi kepada pembaca dan dapat
meningkatkan bidang ilmu oral biologi yang baik
E. Manfaat Penelitian
Sebagai sumber informasi ilmiah di bidang kedokteran gigi tentang efek
antibakteri isolat tanin dan flavanoid seledri (Apium graviolens L.) terhadap
hambatan Glucosyltransferase (GTF) bakteri Sreptococcus Mutans. Sehingga
dapat menghasilkan antibakteri alami dalam pencegahan karies.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


1. Seledri
a. Gambaran Umum
Seledri (Apium graveolens L.) merupakan tanaman yang memiliki
karakteristik daun berpangkal pada batang dekat tanah, bertangkai, dan di
bagian bawah sering terdapat daun muda pada kedua sisi tangkainya serta
helaian daun berbentuk lekuk (Haryoto, 2009 dan Khomsan, 2009).
b. Manfaat
Tanaman seledri banyak digunakan di Indonesia sebagai sayuran
pelengkap makanan (Dalimarta, 2006). Seledri juga bersifat antibakteri,
antifungi, antispasmemodic, aphrodisiac, sebagai diuretik dan dapat
digunakan sebagai laksatif (Fazal dan Singla, 2012).
5

c. Kandungan kimia seledri


Seledri mengandung betakaroten, vitamin A, B, C, magnesium,
potasium, serat dan 95% air (Wijayakusuma, 2008). Akar mengandung
asparagin, manit, zat pati, lendir, minyak atsiri, pentosan, glutamin, dan
tirosin. Biji mengandung apiin, apigenin, dan alkaloid (Dalimarta, 2006).
Menurut Nadinah (2008) menyatakan bahwa kandungan kimia
antibakteri tanaman seledri antara lain
1) Flavanoid
Flavonoid adalah salah satu persenyawaan glukosida yang terdiri
dari gula yang terikat dengan flavon dan merupakan senyawa yang
bersifat racun terhadap mikroba.Flavonoid memiliki mekanisme
antibakteri. Selain itu flavonoid mempunyai kemampuan daya
hambat terhadap enzim glukosiltransferase (GTF) (Vasconcelos dkk.,
2006 dan Isnarianti dkk., 2013).
2) Tanin
Senyawa tanin merupakan zat aktif dari tanaman seledri yang
bersifat polar. (Effendy, 2006). Mekanisme antibakteri tanin yaitu
menghambat enzim ekstraseluler bakteri atau GTF dan bekerja
langsung pada metabolisme dengan cara menghambat fosfolirasi
oksidari (Isnarianti dkk., 2013).
2. Bakteri Streptococcus mutans
a. Morfologi bakteri S. mutans.
S.mutans mampu memetabolisme karbohidrat sampai menjadi asam
sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan larutnya enamel (Sabir,
2005).
S. mutans memiliki karakteristik yang terdiri dari dinding sel dan
membran protoplasma. Beberapa antigen terpenting adalah protein, yang
terdiri dari enzim glukosiltransferase dan antigen protein. Enzim
glukosiltransferase berfungsi mengubah sukrosa menjadi glukan dan
antigen protein bersifat hidrofobik berfungsi pada proses interaksi S.
mutans dan pelikel-pelikel di permukaan gigi (Guo dkk., 2004).
a. Kultur Bakteri
Media yang dapat digunakan untuk membiakkan S. mutans adalah
Tryptone Yeast Cysteine (TYC) dan media agar darah. (Anggraeni dkk.,
2005 dan Bidarisugma dkk., 2012).
3. Enzim GTF Streptococcus mutans
Streptococcus mutans mampu mensintesis polisakarida ekstraseluler
karena mempunyai enzim glukosiltransferase (GTF) yang terdapat pada
6

dinding sel, dan dapat mengkatalisis sintesis glukan dari sukrosa


(Soemantadireja dan Satari, 2005).
4. Ekstraksi
Ekstraksi merupakan proses pemisahan satu atau lebih zat kimia aktif
terlarut dari simphisia nabati atau hewani dari bahan dengan menggunakan
pelarut tertentu dalam prosedur standar ekstraksi (Handayani dkk., 2008).
Tujuan ekstraksi dengan prosedur sederhana yaitu mendapatkan zat
diinginkan dan melarutkan meserasi inert (Handayani dkk., 2008). Maserasi
merupakan cara ekstraksi yang paling sederhana. Proses maserasi dimulai
dengan penempatan simpisia ke dalam wadah tertutup bersama dengan
pelarut dalam suhu kamar selama 3 hari. Setelah 3 hari, campuran akan
disaring dengan menekan bahan padat basah kemudian difiltrasi (Handayani
dkk., 2008).
5. Fraksinasi
a. Kromatografi Tipis Selapis
Kromatografi Lapis Tipis merupakan metode pemisahan fisikokimia.
Lapisan yang terdiri atas bahan berbutir-butir (fase diam), ditempatkan
pada penyangga berupa pelat gelas, logam, atau lapisan yang cocok.
Selanjutnya, senyawa ini yang ditampakkan atau diidentifikasi (Hayati
dkk., 2010).
b. Isolasi flavonoid
Isolasi bahan aktif dari suatu tanaman sepeti flavonoid umumnya
dilakukan dengan menggunakan teknik ekstraksi. Dalam proses
ekstraksi ini, bahan aktif akan terlarut oleh zat pelarut yang sesuai sifat
kepolarannya (Sjahid, 2008).
b. Isolasi tanin
Tanin dapat diekstrak dengan aseton 70 %, lebih efektif dalam
mengekstraksi daripada pelarut alkohol karena aseton dapat menghambat
interaksi tanin dengan protein. Ekstrak dengan air atau air dengan alkohol
adalah langkah pertama dalam memproduksi tanin (Sa’adah, 2010).
c. Identifikasi Tanin dengan Spektroskopi UV-Vis.
Spektroskopi UV-Vis merupakan suatu metode identifikasi gugus fungsi
dari sampel dengan spektrum (Rahimah, 2013). Senyawa dengan ikatan
rangkap terkonjugasi seperti tanin akan mengalami penyerapan radiasi
pada panjang gelombang yang lebih besar dari 217 nm (Sastrohamidjojo,
2007).
d. identifikasi flavonoid dengan Spektroskopi UV-Vis.
Identifikasi senyawa golongan flavonoid dilakukan dengan mengamati
warna fluoresensi di bawah sinar ultraviolet sebelum dan sesudah
7

penambahan uap amonia terhadap bercak isolat yang diperoleh.


berdasarkan geseran batokromik tdapat diidentifikasi jenis flavonoid
(Hayati dkk., 2010).
HPLC (High Performance Liquid Chromatography) atau biasa juga disebut
dengan Kromatografi. Kromatografi merupakan suatu teknik pemisahan
campuran berdasarkan perbedaan kecepatan perambatan komponen dalam
medium tertentu (Kupiec, 2004). Kelebihan penggunaan teknik HPLC yaitu
mempunyai kecepatan analisis suatu sampel menjadi aspek yang penting
dalam hal analisa ion, dapat melakukan pemisahan berdasarkan keinginan
misalnya pemisahan kation, anion organik atau pemisahan kation, anon
anorganik, memperpendek waktu analisa dan memaksimalkan hasil yang
diinginkan (Ramni, 2011).

BAB III METODE PENELITIAN


A. Kerangka konsep

Variabel terikat :
Hambatan Glucosyltransferase (GTF )
Sreptococcus Mutans

Variabel bebas: Variabel tidak terkendali :


Isolat Tanin dan Flavanoid Daun Keragaman jenis bakteri dalam
Seledri (Apium graveolens L.). medium kultur SDA.

Gambar 3.1 Bagan kerangka konsep

B. Hipotesis
Ada efektivitas pemberian isolat tanin dan flavanoid daun seledri (Apium
graveolens) terhadap hambatan glucosyltransferase (GTF) Streptococcus
mutans.
C. Jenis Penlitian
Penelitian ini menggunakan jenis exsperimental laboratories yang
merupakan suatu penelitian untuk mencari pengaruh perlakuan terhadap
objek yang diteliti dalam kondisi terkendali dan dilakukan dalam
laboraturium (Sugiono, 2009). Penelitian disebut penelitian experimental
laboratories karena dilakukan untuk menguji efektifitas isolat tanin dan
8

flavanoid daun seledri (Apium graveolens L) terhadap hambatan


Glucosyltransferase (GTF ) Sreptococcus Mutans.
D. Sampel
Sampel pada penelitian ini diambil menggunakan teknik simple
random sampling. Cara tersebut dilakukan dengan pengambilan anggota
sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang
ada dalam populasi.
Sampel penelitian dibagi menjadi 5 kelompok
a. Kelompok perlakuan
Kelompok yang diberikan perlakuan dengan pemberian isolat tanin dan
flavonoid daun seledri (Apium graviolens L.) konsentrasi 5%.
b. Kelompok yang diberikan perlakuan dengan pemberian isolat tanin dan
flavonoid daun seledri (Apium graviolens L.) konsentrasi 10%
c. Kelompok yang diberikan perlakuan dengan pemberian isolat tanin dan
flavonoid daun seledri (Apium graviolens L.) konsentrasi 15%
d. Kelompok kontrol positif
Kelompok yang diberikan perlakuan dengan pemberian khlorhexidine
glukonat 0,12%.
b. Kelompok kontrol negatif
Kelompok yang diberikan perlakuan dengan pemberian aquades.

E. Cara Kerja
1. Tahap persiapan
Tanaman seledri diperoleh dengan membeli dari salah satu perkebunan
di daerah dataran tinggi Dieng, Wonosobo. Kemudian tanaman seledri
yang diperoleh dilakukan determinasi di Laboratorum Farmasi UNSOED,
Purwokerto.
2. Ekstraksi Seledri di Laboratorium Farmasi UNSOED.
Tahap ekstraksi dilakukan dengan maserasi menggunakan ethanol 70%,
yaitu sebagai berikut (Nurcholis dkk., 2012):
a. Seledri dibuat menjadi serbuk kering kemudian serbuk sebanyak 50
gram dimasukkan ke dalam maserator dan ditambah 500 ml ethanol
70%.
b. Bahan direndam selama 6 jam dan dilakukan pengadukan beberapa
kali.
c. Bahan didiamkan selama 24 jam.
d. Maserat dipisahkan.
e. Proses diulang dua kali dengan jenis dan pelarut yang sama.
9

f. Maserat dikumpulkan dan diupakan dengan penguap vacum sampai


ekstrak kental diperoleh.
3. Pemisahan isolat tanin dan flavonoid dari ekstrak seledri.
a. Penentuan konsentrasi 5%,10% dan 15% kemudian diencerkan
menggunakan akuades yang steril.
b. Pemisahan isolat flavonoid dan Tanin
Setelah ekstrak kental dari daun seledri diperoleh, dilakukan uji
flavonoid dengan cara:
1) Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Pemisahan KLT digunakan untuk mencari fase gerak yang akan
yang terbaik. Fase diam yang digunakan dalam KLT adalah
dengan menggunakan silika gel G60F254 dan fase gerak
digunakan n-heksana.. Kemudian dilarutkan dengan etil asetat dan
ditotolkan pada plat KLT dengan pipet, setelah kering masukkan
kedalam bejana kemudian noda yang terbentuk diamati dengan
lampu UV. Sedangkan Tanin, pemisahan dengan KLT preparatif
menggunakan plat silika G60F254 yang telah dipanaskan dengan
oven pada suhu 1000C, 10 menit dengan ukuran 10cmx20cm.
Kemudian noda yang terbentuk masing-masing diukur nilai Rf nya
dan diperiksa dibawah sinar UV pada panjang gelombang 254 nm
dan 366 nm.
2) Metode pemisahan dan pemurnian
Flavonoid menggunakan Uji kemurnian ini menggunakan fase
gerak yaitu kloroform : metanol metilen klorida aseton: n-heksana
dan n-heksana: etil asetat. Isolat menunjukkan noda tunggal pada
plat kromatogram dengan fase gerak yang berbeda sehingga akan
menunjukkan isolat murni dan kemungkinan hanya mengandung
satu macam senyawa. Sedangkan untuk ananlisis isolat Tanin:
a) Isolat-siolat yang diperoleh dari hasil KLT preparatif
dilarutkan dengan aseton : air dan disentrifuge.
b) Dianalisis dengan spektrofotometer UV-vis.
c) Masing-masing isolat dimasukkan ke dalam kuvet sebanyak 2
ml, kemudian diamati spektrum pada bilangan gelombang
200-800 nm.
10

3) Pemberian ekstrak
a) Tabung sebanyak 3 buah sebagai perlakuan diisi dengan
Ekstrak Seledri masing masing diisi dengan konsentrasi 5%,
10% dan 15%.
b) Ditambahkan 0,9 ml sukrosa 0,25 dalam bufer fosfat 0,2 pH,
ditambahkan 0,1 ml enzim GTF danBuffer fosfat 0,2 M pH 7.
c) Tabung sebagai kontrol diisi dengan Aquades dan
Clorhexidine gluconate 10%. masing-masing tabung diisi
dengan 0,9 ml sukrosa 0,25 M dalam buffer fosfat 0,2 M pH 7
Ditambahkan GTF bakteri 0,1 ml dan Bufer Fosfat 0,2 M ph 7
d) Semua tabung perlakuan dan kontrol diinkubasi pada suhu 370
C selama 2 jam lalu dilakukan preparasi terhadap larutan
tersebutdengan penambahan Pb asetat 10% dan Na-Oksalat
5% dan dilakukan berulang-ulang hingga semua larutan
berwarna bening dan tidak ada endapan putih.
e) Larutan disaring dengan membran filter nylon.
4) Uji HPLC (High Performance Liquid Chromatography).

F. Analisis data
Analisa data yang digunakan adalah menggunakan uji normalitas Saphiro-
wilk, karena N<50 dan uji homogenitas. Uji homogenitas menggunakan uji
lavene sebagai syarat statistik parametrik. Jika data homogen dan memiliki
ditribusi normal maka data termasuk paramterik, maka dapat dilakukan uji
menggunakan one-way ANOVA (Demsar, 2006).

BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN


A. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian disajikan dalam bentuk tabel 3.2 sebagai berikut.
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian

Bulan Ke-
No Uraian Kegiatan
1 2 3 4 5
1 Penyusunan
Proposal
2 Pengumpulan Data
3 Analisi Data
4 Penyusunan Hasil
Analisis Data
11

B. Anggaran Penelitian
N Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
o
1. Sewa alat laboraturium Rp 1.000.000
2. Bahan
Daun seledri, Etanol 70 %, Metanol, n-heksana, etil Rp 725.000
klorida , etil asetat, aquades, HCL, NaOH, FeCL3
3. Transport dan akomodasi
a. Transportasi ke wonosobo untuk membeli daun seledri Rp 1.800.000
b. Konsumsi peneliti 3 orang
4. Biaya operasional
Honor pembantu peneliti (3 orang)
Rp 750.000
5. Lain-lain
Administrasi, Seminar, Laporan Rp 700.000

Total Rp 5.074.993
Anggaran Penelitian disajikan dalam bentuk tabel 3.2 sebagai berikut.
Tabel 3.3 Anggaran Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, A., Yuliati, A., Nirwana, 1., 2005, Perlekatan koloni Streptococcus
mutans pada permukaan resin komposit sinar tampak, Dent J, Vol.38(1):811.
Effendy, 2006, Teori VSPER, Kepolaran dan Gaya antar Molekul, Banyumedia
Publising, Malang.
Fazal, S.S., Singla, R.K., 2012, Review of The Pharmacognostical and
Pharmacological Characterization of Appium graveolens L, IGJPS, Vol.2(1):
6-42.
Dalimarta, S., 2006, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 2, Trubus Agriwidya,
Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2007, Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional,
Badan Peneliti dan Pengembangkan Kesehatan, Jakarta.
12

Guo, J.H., Jia, R., Fan, M. W., Bian, Z., 2004, Constructionand immnuogenic
characterization of a fusion anti caries DNA vaccine against PAC and
glucosyltransferse I of treptococcus mutans, J Dent Res, Vol.83:266-70.
Handayani, T., 2008, Pengaruh Xanthorizol terhadap Sel Hematoma HepG2, JKM,
Vol.8(1): 29-35.
Haryoto, 2009, Bertanam Seledri Hidroponik, Kanisus, Yogyakarta.
Hayati, E. K., Fasyah, A. G., Sa’adah, L., 2010, Fraksinasi dan Identifikasi Senyawa
tanin Daun Belimbing Wuluh, J Kim, Vol.4(2): 193-200).
Isnarianti, R., Wahyudi, I.A., Puspita, R.M., 2013, Muntingia calabura L Leaves
Extract Inhibits Glucosyltransferase Activity of Streptococcus mutans,
JDI, Vol.20,( 3): 59- 63.
Kupiec, T., 2005, Quality Control Analytical Methods High-Performance
Liquid Chromatography, Pharma compound Int J, Vol. 8(3): 223-227.
Lavelle, C.L.B., 2002, Aplied Oral Physiology 2nd ed, Wright, London.
Nadinah, 2008, Kinetika Inhibisi Ekstrak Etanol Seledri Apium glaveoles L dan
Fraksi terhadap Enzim Xantin Oksidase serta Penentuan Senyawa Aktifnya,
Tesis, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Ramni, K., Navneet, K., Ashutosh, U., Suri, O., 2011, High Permormence Liquid
Chromatography Detectors, IRJP,Vol.2(5) : 1-7.
Sa’adah, L., 2010, Isolasi Identifikasi Senyawa Tanin dari Daun Belimbing Wuluh
(Aierrhoa bilimbi L.), Skripsi, UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang.
Sabir, A., 2005, Aktivitas Antibakteri Flavonoid Propolis Trigona Sp Terhadap
Bakteri Streptococcus Mutans (In Vitro), Dent J, Vol.38(3) : 135-141.
Samaranayake, L.P., Jonnes, B.M., Scully, C., 2002, Essential Microbiology for
Dentistry, Churchill Livingstone, Edinburgh.
Sarjono, P.R., Mulyani, N.S., 2007, Aktivitas Antibakteri Rimpang Temu Putih
(Curcuma mangga Vall), JSM, Vol.15(2) :1-5.
Sastrohamidjojo, H. 2007. Spektroskopi. Liberty, Yogyakarta.
Singh, J., Kumar, A., Budhiraja, S., Hooda, A., 2007, Ethnomedicine Use In Dental
Caries, J Braz Sci, Vol.6: 1308-1312.
13

Sjahid, L.R., 2008, Isolasi dan Identifikasi Flavonoid dari Daun Dewandaru (Eugenia
Uniflora L.), Skripsi, Universitas Muhammadyah Surakarta, Surakarta.
Soemantadireja, Y.H., Satari, M.H., 2005, Isolasi Gen Kariogenik GTF BC
Streptococcus mutans dari Plak Gigi Anak, Dent J, Vol.38(3): 151-153.
Vasconcelos LCS, Sampaio FC, Sampaio MCC, Pereira MSV, Higino JS, Peixoto
MHP, 2006, Minimum Inhibitory Concentration of Adherence of Punica
granatum Linn (Pomegranate) Gel Againts S. mutans, S. mitis, and C albicans,
Braz Dent J,Vol.17(13) : 223-227.
Wijayakusuma, H., 2008, Ramuan Herbal Penurun Kolesterol, Pustaka Bunda,
Jakarta.
14

LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing

Ketua Pelaksana
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Mellan Oktes Delfina
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Kedokteran Gigi
4 NIM G1G012011
5 Tempat dan Tanggal Lahir Jepara, 15 Oktober 1994
6 E-mail
7 Nomor Telepon/HP

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus

C. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir


No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun
1
2
3

Anggota Pelaksana 1
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Eliska Reza Mulitasari
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Kedokteran Gigi
4 NIM G1G012008
5 Tempat dan Tanggal Lahir Wonosobo,13 Mei 1994
6 E-mail ms.eliska@yahoo.co.id
7 Nomor Telepon/HP 085742340880
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
SMA
SD Negeri 01 SMP Negeri 01
Nama Institusi Muhammadiyah
Kertek Kertek
Wonosobo
Jurusan - - IPA
15

Tahun Masuk-Lulus 2000-2006 2006-2009 2009-2012

Dosen Pembimbing

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
2 Jenis Kelamin
3 Program Studi
4 NIP
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 E-mail
7 Nomor Telepon/HP

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus

C. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir


No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun
1
2
3

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan proposal program kreativitas mahasiswa.

Purwokerto, 3 Juli 2015


Pembimbing,
16

drg. Fanni Kusuma Djati, Msc.

Anda mungkin juga menyukai