PENDAHULUAN
Salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian perinatal yang disebabkan
oleh penyakit penyulit hipoksia janin dalam rahim antara lain dengan melakukan
pemantauan kesejahteraan janin.pada dasarnya pemantauan ini bertujuan untuk mendeteksi
gangguan yang berkaitan dengan hipoksia janin,seberapa jauh gangguan tersebut,dan
akhirnya menentukan tindak lanjut dari hasil pemantauan tersebut.
Cardiotocographi (CTG) merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan
untuk tujuan diatas, melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya
dengan adanya kontraksi ataupun aktivitas janin.
Cara pemantauan ini bisa dilakukan secara langsung (invasif atau internal yakni
dengan alat pemantau yang dimasukan dalam rongga rahim atau secara tidak langsung
(non invasif atau eksternal) yakni dengan alat yang dipasang pada dinding perut ibu. Pada
saat ini cara eksternal yang lebih popular karena bisa dilakukan selama antenatal ataupun
intranatal, praktis, aman, dengan nilai prediksi positif yang kurang lebih sama dengan cara
internal yang lebih invasif.
Laparoskopi dilakukan di bawah anestesi umum dan pusar perut sebuah teleskop
tipis dimasukkan ke dalam organ-organ intra-abdomen adalah sebuah operasi berdasarkan
tampilan prinsip.
Laparoskopi 1980 'dari sembilan puluhan sampai tengah operasi biasanya
diterapkan untuk tujuan diagnostik, meskipun sejalan dengan perkembangan teknologi di
masa terakhir, dengan meningkatnya frekuensi untuk pengobatan (operasi laparoskopi)
mulai dilaksanakan. Laparoskopi pada perut bagian bawah dengan 3 - 5 dan 10 mm
dimasukkan ke dalam lubang di semua jenis instrumen bedah memiliki kesempatan untuk
mencoba. Dengan metode ini, kandung empedu Bedah Umum, hernia inguinalis, operasi
refluks, Ginekologi: kista ovarium, kehamilan asing, fibroid, endometriosis dan operasi
urologi dalam meningkatkan tabung di nephrectomy kalabilirliği hamil, kista ginjal,
prostatektomi dilakukan.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Cardiotocographi (CTG)?
2. Apa indikasi cardiotocographi?
3. Apa syarat pemeriksaan cardiotocographi?
4. Apa pengertian Laporoskop?
5. Apa jenis-jenis Laparoskopi?
6. Apa indikasi dan kontraindikasi operasi laparoskopi?
7. Apa kegunaan Laparoscopi?
8. Bagaiamana keuntungan dan kerugian Laparoskopi?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui pengertian Cardiotocographi (CTG).
2. Mengetahui indikasi dan Cardiotocographi.
3. Mengetahui syarat pemeriksaan Cardiotocographi.
4. Mengetahui pengertian Laparaskopi.
5. Mengetahui jenis-jenis Laparoskopi
6. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi operasi Laparoskopi
7. Mengetahui kegunaan Laparoskopi
8. Mengetahui Bagaiamana keuntungan dan kerugian Laparoskopi
2
BAB II
PENDAHULUAN
Pengertian umum CTG adalah Suatu alat untuk mengetahui kesejahteraan janin
di dalam rahim, dengan merekam pola denyut jantung janin dan hubungannya dengan
gerakan janin atau kontraksi rahim.
3
m) Perdarahan antepartum.
n) Ibu perokok.
o) Ibu berusia lanjut.
p) Lain-lain : sickle cell, penyakit kolagen, anemia, penyakit ginjal, penyakit paru, penyakit
jantung, dan penyakit tiroid.
2. JANIN
a) Pertumbuhan janin terhambat (PJT)
b) Gerakan janin berkurang
c) Suspek lilitan tali pusat
d) Aritmia, bradikardi, atau takikardi janin
e) Hidrops fetalis
f) Kelainan presentasi, termasuk pasca versi luar.
g) Mekoneum dalam cairan ketuban
h) Riwayat lahir mati
i) Kehamilan ganda
j) Dan lain-lain
5
2.5.2 Miomektomi
Jika miom tersebut bertangkai maka tangkai tersebut dengan mudah dapat di insisi.
Untuk jenis intramural, resiko perdarahan sangat besar, kadang diperlukan injeksi
vasopressin untuk mempertahankan hemostasis. Jejak bekas miomektomi harus dijahit, ini
sesuatu yang mutlak. Cara pengeluaran massa miom, apabila tersedia alat morselator maka
dengan mudah miom dapat dikeluarkan.
Saat ini laparoskopi tidak terbukti lebih baik dari laparotomi untuk pengobatan
menoragia atau infertilitas. Sebagai tambahan, ada kekhawatiran untuk resiko uterus
rupture selama kehamilan lebih besar pada miomektomi dengan laparoskopi daripada
laparotomi. Namun, pada tabel dibawah ini terlihat bahwa miomektomi perlaparoskopi
relative lebih menguntungkan daripada miomektomi perlaparotomi.
6
Pungsi folikel matang pada program fertilisasi in-vitro
Biopsi ovarium pada keadaan tertentu( kelainan kromosom atau bawaan , curiga
keganasan).
Kistektomi antara lain ada kista coklat( endometrioma), kista dermoid, dan kista
ovarium lain
Ovariolisis, pada perlekatan periovarium
Indikasi operatif terhadap organ dalam rongga pelvis
Lisis perlekatan oleh omentum dan usus.
7
telur, yang bisa terjadi akibat proses perlekatan dengan daerah sekitar atau penekanan oleh
tumor atau proses infeksi, adanya endometriosis (suatu penyakit yang erat kaitannya
dengan infertilitas), adanya tumor kandungan atau tumor pada indung telur. Berbagai
penyebab infertilitas yang dapat diatasi melalui laparoskopi antara lain adalah
membebaskan saluran telur dari perlengketan atau penekanan oleh tumor, mematikan
sarang-sarang endometriosis, atau mengangkat tumor kandungan/tumor pada indung telur.
Selain itu, laparoskopi juga merupakan salah satu cara untuk mengetahui dan
mengatasi kehamilan di luar kandungan. Kehamilan di luar kandungan merupakan hal
yang bila dibiarkan dapat membahayakan bagi penderita. Laparoskopi unggul dalam hal
diagnostik karena dokter akan melihat secara langsung kelainan yang ada, di samping
dapat melakukan berbagai tindakan untuk mengatasinya. Laparoskopi juga merupakan
salah satu cara untuk melakukan tubektomi (seringkali dikenal sebagai penutupan
kandungan), yakni bagi mereka yang telah merasa cukup memiliki anak. Pengangkatan
miom / kista indung telur / kandungan sendiri juga dapat dilakukan melalui laparoskopi.
Miom ukuran besarpun dapat dioperasi dengan menggunakan moselator, suatu alat untuk
mengikis tumor menjadi ukuran yang lebih kecil, sehingga tumor tersebut dapat
dikeluarkan melalui lubang kecil yang dibuat. Laparoskopi, di tangan ahli, dapat
melakukan berbagai tindakan yang dilakukan secara laparotomi.
2.8.2 Kerugian
Biaya yang dibutuhkan untuk operasi ini relatif lebih mahal karena operasi ini
memerlukan peralatan-peralatan yang canggih seperti sistim kamera, sistim lampu dsb.
Selain itu operasi laparoskopi ini relatif lebih lama dibandingkan laparotomi tetapi jika
dilakukan oleh seorang operator laparoskopi yang terlatih dan terampil maka lama operasi
tidak berbeda jauh dengan laparotomi.
.
BAB III
9
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
2. Indikasi Cardiotocography
Pemeriksaan Cardiotokografi biasanya dilakukan pada kehamilan resiko tinggi,
dan indikasinya terdiri dari :
1. IBU
a) Pre-eklampsia-eklampsia
b) Ketuban pecah
c) Diabetes mellitus
d) Kehamilan > 40 minggu
e) Vitium cordis
f) Asthma bronkhiale
g) Inkompatibilitas Rhesus atau ABO
h) Infeksi TORCH
i) Bekas SC
j) Induksi atau akselerasi persalinan
k) Persalinan preterm.
l) Hipotensi.
m) Perdarahan antepartum.
n) Ibu perokok.
o) Ibu berusia lanjut.
p) Lain-lain : sickle cell, penyakit kolagen, anemia, penyakit ginjal, penyakit
paru, penyakit jantung, dan penyakit tiroid.
2. JANIN
a) Pertumbuhan janin terhambat (PJT)
b) Gerakan janin berkurang
10
c) Suspek lilitan tali pusat
d) Aritmia, bradikardi, atau takikardi janin
e) Hidrops fetalis
f) Kelainan presentasi, termasuk pasca versi luar.
g) Mekoneum dalam cairan ketuban
h) Riwayat lahir mati
i) Kehamilan ganda
3. Syarat Pemeriksaan Cardiotokografi
1. Usia kehamilan > 28 minggu.
2. Ada persetujuan tindak medik dari pasien (secara lisan).
3. Punktum maksimum denyut jantung janin (DJJ) diketahui.
4. Prosedur pemasangan alat dan pengisian data pada komputer
(pada Cardiotokografi terkomputerisasi) sesuai buku petunjuk dari pabrik.
4. Laparoskopi adalah sebuah teknik melihat ke dalam perut tanpa melakukan
pembedahan besar, walaupun awalnya adalah adalah prosedur ginekologi.
Kerugian laparoskopi adalah : biaya mahal dan waktu yang dibutuhkan lama.
5.2 Saran
11
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran-saran sebagai
berikut:
Daftar Pustaka
https://navy102.wordpress.com/2008/10/07/cardiotocography-dalam-kebidanan/
http://bidanfitrohmuhafidhoh.blogspot.co.id/2014/10/makalah-cardiotocographi-
dalam.html
12