Keperawatan 2 Gerontik
Keperawatan 2 Gerontik
DOSEN PENGAMPU:
Shintha Silaswati., SKp M.Sc
NAMA KELOMPOK 2:
Jl. RA. Kartini No.66, Margahayu, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat 17113
2020-2021
Pengertian
Keamanan adalah keadaan yang aman dan tentram (Tarwoto dan Wartonah, 2010).
Keamanan tidak hanya untuk mencegah rasa sakit ataupun cedera tapi keamanan juga dapat
membuat individu dalam aktivitasnya mengurangi stress dan bisa meningkatkan kesehatan
umum. Keamanan fisik (biologic safety) merupakan keadaan fisik yang aman dan terbebas
dari ancaman kecelakaan dan cedera (injury) baik secara mekanis, thermis, dan elektris
maupun bakteriologis. Kebutuhan keamanan fisik ini merupakan kebutuhan untuk melindungi
diri dari bahaya yang mengancam kesehatan fisik.
Kebutuhan akan keamanan ini merupakan kebutuhan untuk melindungi diri dari
bahaya fisik. Ancaman terhadap keselamatan seseorang dapat dikategorikaan sebagai
ancaman mekanis, kimiawi, ternal dan bakteriologis. Kebutuhan akan keamanan terkait
dengan konteks fisiologis dan hubungan intrapersonal.
Sedangkan Risiko Jatuh adalah Risiko Jatuh (risk for fall) yang merupakan diagnosa
keperawatan berdasarkan North American Nursing Diagnosa Association (NANDA), yang
didefinisikan sebagai peningkatan kemungkinan terjadi jatuh yang dapat menyebabkan cedera
fisik (Wilkinson, 2005).
Jatuh merupakan kondisi dimana seseorang tidak sengaja tergeletak di lantai, tanah
atau tempat yang lebih rendah yang mengakibatkan seseorang terbaring atau terduduk dilantai
dengan kehilangan kesadaran atau luka, hal ini tidak termasuk orang yang sengaja berpindah
posisi ketika tidur (WHO, 2007)
FAKTOR RESIKO PENYEBAB JATUH PADA LANSIA
PENCAHAYAAN
• Gelap / menyilaukan
POTENSI KECELAKAAN
• Kesetan
PERABOTAN
TANGGA
TOILET
KAMAR TIDUR
• Tempat tidur beroda dan tidak terkunci bisa menyebabkan lansia jatuh
DAPUR
1. Pemberian Latihan
Latihan pada lansia dapat menurunkan resiko terjadinya jatuh pada lansia. Latihan yang
dilakukan dapat memperbaiki kelemahan pada otot, gangguan pada keseimbangan dan
gangguan berjalan pada lansia. Latihan ini dirancang untuk mencegah lansia jatuh. Latihan ini
dilakukan dua hingga tiga kali perminggu dan dilakukan selama satu jam. Dan harus
dilakukan pengawasan.
2. Lingkungan
3. Intervensi multivaktoral
4. Intervensi institual
Institusi perawatan lansia di gunakan beberapa alat pengkajian resiko jatuh, pengkajian yang
mengkaji resiko jatuh pada lansia tersebut dalam kategori “rendah” , “moderat” , dan “tinggi”.
Berdasarkan ada atau tidaknya faktor resiko jatuh seperti gangguan kognitif, disfungsi
mobilitas, inkontinensia, penyakit akut/kronik, defisit sensorik,befek pengobatan dan riwayat
jatuh. Ketika seorang lansia teridentifikasibmemiliki riwayat jatuh maka intervensi yang di
berikan di fokuskan pada pencegahan cidera.
Langkah-Langkah dapat dilakukanya untuk mengurangi kemungkinan jatuh
Faktor lansia yang harus di pertimbangkan yaitu memiliki telepon seluler dengan mereka
setiap saat untuk meminta secara berlangsung. Sehingga memungkinkan lansia untuk
dipantau, jika layanan tersebut tidak menjawab atau menerima telpon itu patut di curigai dan
tindakan bantuan perlu segera di kirim.
DAFTAR PUSTAKA