Anda di halaman 1dari 43

UJIAN TENGAH SEMESTER

KEPERAWATAN GERONTIK
“ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK”

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Shintha Silaswati.,SKp M.Sc

DISUSUN OLEH:
Mutia Alfiah
(0432950318035)
S1 KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI KEPERAWATAN
S-1
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH

Jl. RA Kartini No.66 RT. 003/RW.005,Margahayu,Kec Bekasi Tim.,Kota Bks,Jawa Barat


17113

2021/2022
SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER
PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN

KASUS 1 : RAWAT INAP

Seorang wanita, usia 87 tahun, datang dengan penurunan kesadaran yang memberat sejak satu
hari yang lalu. Sejak tiga hari lalu pasien sulit dibangunkan dan lebih banyak tidur saja. Jika
diberi makanan Pasien mengunci mulut sehingga tidak ada asupan yang masuk.

Pasien lebih sering tidur sejak kurang lebih tiga bulan yang lalu. Makan dan minum perlu
disuapi. Pasien juga makin sering diam dan lebih sering berada pada posisi meringkuk ke
sebelah kanan dan marah karena kesakitan bila diganti posisi tidurnya. Kadang pasien juga
marah jika dimandikan. Pasien juga makin sering lupa dan sulit diajak komunikasi yang makin
memberat seiring waktu.
Sejak tiga tahun yang lalu pasien sudah berbaring di tempat tidur saja. Ini terjadi sejak pasien
jatuh dan dinyatakan patah tulang paha kanan. Keluarga pasien tidak membawa pasien ke
dokter saat itu karena menganggap pasien sudah terlalu tua. Sebelumnya pasien juga sudah
jatuh berulang kali dan tampak tidak stabil jika berjalan namun keluarga menganggapnya itu
karena ia sudah tua.

Pasien adalah janda dengan empat anak, anak pertama, ketiga, dan keempat adalah
perempuan. Anak ketiga dan keempat sudah meninggal dunia karena sakit. Anak pertama
pasien sudah sakit-sakitan. Pasien tinggal dengan anak kedua yang merupakan satu- satunya
anak laki-laki namun anaknya sibuk bekerja. Pasien selama ini dirawat oleh pembantu rumah
tangga di rumahnya. Terdapat gangguan pendengaran dan pasien sudah disarankan
menggunakan alat bantu dengar namun pasien menolak. Pasien sudah pernah operasi katarak
kedua mata 8 tahun yang lalu.

Selama ini pasien diketahui mengidap hipertensi dan diabetes, minum obat amlodipin 1x5 mg
(obat hipertensi), ramipril 1x5 mg (anti hipertensi), candesartan 1x16 mg (anti hipertensi),
metformin 3x500mg (obat DM), acarbose 3x500 mg (obat DM), simvastatin 1x 20 mg
(menurunkan kolesterol), alprazolam 1x0,5 mg kalau tidak bisa tidur, multivitamin 1x1 tab,
asam folat 1x1 (suplemen Penunjang fungsi otak), natrium diklofenak 2x50 mg kalau nyeri
(mengurangi inflamasi), vitamin D 1x1000 IU (mencegah osteoporosis), kalsium 1x1000 mg (unt
tulang, kontraksi otot, pembeku darah), omeprazole 1x40 mg (mengatasi gangguan lambung),
sukralfat 3x10 ml (untuk tukak lambung, ulkus duodenum), prebiotik 1x1 tab (menetralkan
microbiota usus). Pasien kontrol ke dokter tidak teratur. Obat-obatan ini sudah dikonsumsi
sejak 1 tahun lalu, setelah pasien dirawat karena infeksi paru-paru.

Saat masuk rumah sakit, tampak sakit berat, kesadaran GCS E3M3V2, TD 100/70, FN 120x
irregular, RR 24x/menit, saturasi O2 95%.
Pemeriksaan fisik: tampak kurus, mata cekung, lidah kering, bunyi jantung I dan II irregular,
rhonki positif basah kasar, terdapat keterbatasan lingkup gerak sendi saat ekstensi dan fleksi di
kedua sendi tangan dan kaki, terdapat ulkus berukuran 4x3x6cm dasar otot di regio sakrum,
ulkus multipel beragam berkisar 2-3cm di maleolus lateral kanan , dan SIAS kanan, sebagian
terdapat pus. Edema pretibial bilateral (+), tungkai kanan lebih bengkak dan kemerahan. NGT:
kehitaman. EKG (terlampir). CT scan: kesan atrofi serebri, infark lakunar akut. Pemeriksaan
laboratorium: Hb 10 mg/dL, leukosit 12.500 mg/dL, Ureum 86/creatinin 1,9, GDS 213.

PERTANYAAN :

1. Jelaskan daftar masalah keperawatan pada pasien ini berdasarkan SDKI dan Sindrom
Geriatri.
Jawab :
SYNDROM GERIATRY SDKI
Impairment of Hearing and Vision (D.0085) Gangguan Persepsi Sensori
Imobilisasi (D.0054) Gangguan Mobilitas Fisik
Instabilitas Postural (D.0143) resiko Jatuh
Penyakit Infeksi (D.0142) Resiko Infeksi
Inanition (D.0019) Defisit Nutrisi

Buat asuhan keperawatan yang holistik dan komprehensif untuk pasien tersebut (gunakan 3D).
Jawab :

A. Pengkajian
- Nama Mahasiswa : Mutia Alfiah
- Hari / tanggal : 11 juni 2021
- Jam : 09.00

1. Identitas
a. Nama : Ny. N
b. Tempat / Tanggal Lahir : Bekasi 25 Maret 1940
c. Jenis Kelamin : wanita
d. Status Perkawinan : janda
2. Riwayat Kesehatan
a. Status Kesehatan saat ini
1. Keluhan Utama :
a. Pasien selalu mengunci mulut jika dikasih makan
b. Pasien lebih sering tidur sejak kurang lebih tiga bulan yang lalu
c. Pasien makan dan minum harus disuapi
2. Gejala yang dirasakan :
a. pasien merasa kesakitan jika diganti posisinya
b. Pasien mengunci mulutnya jika diberikan makanan,
c. terdapat gangguan pendengaran karena pasien menggunakan
alat bantu dengar untuk mendengar,
d. terdapat ulkus berukuran 4x3x6cm dasar otot di regio sakrum,
ulkus multipel beragam berkisar 2-3cm di maleolus lateral
kanan , dan SIAS kanan, sebagian terdapat pus. Edema pretibial
bilateral (+), tungkai kanan lebih bengkak dan kemerahan
e. Sejak tiga tahun yang lalu pasien sudah berbaring di tempat
tidur saja. Ini terjadi sejak pasien jatuh dan dinyatakan patah
tulang paha kanan, dan menglami jatuh berulang dan tampak
tidak stabil saat berjalan
3. Faktor Pencetus :
a. Deficit nutrisi : karena pasien mengunci mulutnya saat ingin
disuapi makan
b. Gangguan persepsi sensori : karena pasien mengalamu
gangguan pendengaran
c. Resiko infeksi : karena pasien memiliki ulkus
d. Gangguan mobilitas fisik : pasien merasa sakit karena jika
dirubah posisinya, dan hanya mau keposisi kanan saja
e. Resiko jatuh : karena pasien jalanya tidak stabil
b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1. Penyakit yang pernah diderita : Hipertensi dan Diabetes, infeksi
paru-paru
2. Riwayat Kecelakaan : memiliki Riwayat jatuh berkali-kali
3. Riwayat Pemakaian Obat : minum obat amlodipin 1x5 mg
(obat hipertensi), ramipril 1x5 mg (anti hipertensi), candesartan 1x16
mg (anti hipertensi), metformin 3x500mg (obat DM), acarbose 3x500
mg (obat DM), simvastatin 1x 20 mg (menurunkan kolesterol),
alprazolam 1x0,5 mg kalau tidak bisa tidur, multivitamin 1x1 tab, asam
folat 1x1 (suplemen Penunjang fungsi otak), natrium diklofenak 2x50
mg kalau nyeri (mengurangi inflamasi), vitamin D 1x1000 IU (mencegah
osteoporosis), kalsium 1x1000 mg (unt tulang, kontraksi otot, pembeku
darah), omeprazole 1x40 mg (mengatasi gangguan lambung), sukralfat
3x10 ml (untuk tukak lambung, ulkus duodenum), prebiotik 1x1 tab
(menetralkan microbiota usus).

3. Pola Fungsional
a. Nutrisi : kurang baik, pasien jika diberikan makanan
selalu mengunci mulutnya, dan jika ingin makan harus disuapi.
b. Eliminasi : Ureum 86/creatinin 1,9
c. Aktifitas Pola : aktivitasnya terganggu karenapasien sulit
berbicara dan sulit beraktivitas patah tulang kaki kanan
d. Pola Peran Hubungan : Anak pertama pasien sudah sakit-sakitan.
Pasien tinggal dengan anak kedua yang merupakan satu- satunya anak
laki-laki namun anaknya sibuk bekerja. Pasien selama ini dirawat oleh
pembantu rumah tangga di rumahnya.
e. Pola Tidur : Sejak tiga hari lalu pasien sulit
dibangunkan dan lebih banyak tidur saja.
f. Pola Kognitif Persepsi : penglihatan nya karena terdapat katarak,
dan memiliki gangguan pendengaran
4. Pemeriksaan Fisik
- TTV
a. TD : 100/70mmHg
b. N : 120x Reguler
c. RR : 24x/menit
d. Saturasi O2 : 95%
e. Tingkat kesadaran : GCS E3M3V2
f. Mata : Cekung
g. Indra pengecapan : Kering
h. Sistem kardiovaskuler : Auskultasi (bunyi jantung I dan II irregular)
i. Sistem pernapasan : Rhonki positif basah kasar
j. Sistem musculoskeletal : Terdapat keterbatasan lingkup gerak sendi
saat ekstensi dan fleksi di kedua sendi tangan dan kaki.
k. Sistem Integumen : Terdapat ulkus berukuran 4x3x6 cm dasar
otot diregio sakrum, ulkus multiple beragam berkisar 2-3 cm di
malleolus lateral kanan, dan SIAS kanan, Sebagian terdapat pus.
Edema pretibial bilateral (+), tungkai kanan lebih bengkak dan
kemerahan.
l. Pemeriksaan Laboratorium :
- NGT : Kehitaman
- EKG : Terlampir
- CT Scan : Kesan Atrofi Serebr, Infark Lakunar Akut.
- Hb : 10 mg/dl
- Leukosit : 12.500 mg/dl
- Ureum : 86
- Creatinin : 1,9
- GDS : 213
Tanda
Masalah / Waktu
Intervensi Tujuan dan Keluaran Tangan
Tgl/jam Diagnosa Evaluasi
Perawat
11-06- (D.0019) OBSERVASI : (L . 03030) S= ⁃ pasien
2021 Defisit ⁃ Identifikasi - Setelah dilkukan mengatakan
08.00 Nutrisi status nutrisi Tindakan keperawatan sudah bisa
⁃ Identifikasi selama 1 jam diharapkan melakukan
makanan yang status nutrisi membaik makan dan
disukai dengan kriteria hasil : minum
⁃ Identifikasi 1. porsi makan yang sendiri
kebutuhan kalori dihabiskan sedang O= ⁃pasien
⁃ Monitor 2. frekuensi makan cukup terlihat sudah
masukan membaik bisa
makanan 3. nafsu makan cukup melakukan
TERAPEUTIK : membaik untuk makan
⁃ Lakukan oral dan minum
Hygiene sebelum sendiri
makan, jika perlu A= ⁃ masalah
⁃Berikan teratasi
makanan tinggi P=⁃intervensi
serat untuk dihentikan
mencegah ⁃ Pantau
konstipasi nutrisi klien
⁃ Berikan
makanan tinggi
kalori dan tinggi
protein
EDUKASI :
⁃ Anjurkan posisi
duduk jika
mampu
⁃ Ajarkan diet
yang di
programkan
KOLABORASI :
⁃ Kolaborasi
pemberian
medikasi sebelum
makan
( misalnya ,
pereda nyeri,
antlemetik ) jika
perlu
⁃ Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk
menentukan
jumlah kalori dan
jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika
perlu
11-06- (D.0054) OBSERVASI : (L. 05042) S= ⁃
2021 Gangguan ⁃ Identifikasi setelah dilkukan
Keluarga
09.30 Mobilitas adanya nyeri atau Tindakan keperawatan
klien
Fisik keluhan fisik selama 1x24 jam
mengatakan
lainnya diharapkan mobilitas fisik
pasien sudah
⁃ Identifikasi meningkat dengan kriteri
bisa
toleransi fisik hasil :
mobilisasi
melakukan 1. rentang gerak (ROM)
pergerakan sedang ( miring
⁃ Monitor 2. nyeri cukup menurun kanan dan
frekuensi jantung 3. pergerakan kiri )
dan tekanan ekstremitas sedang O= ⁃ pasien
darah sebelum terlihat sudah
memulai mampu
mobilisasi melakukan
TERAPEUTIK : mobilisasi
⁃ Fasilitasi (miring kanan
aktivitas mobilasi dan kiri )
dengan alat bantu A= ⁃
(mis, pagar
masalah
tempat tidur)
teratasi
⁃ Fasilitasi
sebagian
melakukan
P= ⁃
pergerakan, jika
Intervensi
perlu
dilanjutkan
⁃ Libatkan
dan latihan
keluarga untuk
mobilisasi
membantu pasien
dalam
meningkatkan
pergerakan
EDUKASI :
⁃ Jelaskan tujuan
prosedur
mobilisasi
⁃ Anjurkan
melakukan
mobilisasi dini
⁃ Ajarkan
mobilisasi
sederhana yang
harus dilakukan
(mis, duduk
ditempat tidur,
duduk di sisi
tempat tidur,
pindah dari
tempat tidur ke
kursi)
12-06- (D.0085) OBSERVASI : (L. 13124) S= ⁃ Keluarga
2021. Gangguan ⁃ Periksa status Setelah dilkukan mengatakan
10.30 Persepsi mental, status Tindakan keperawatan pasien sudah
Sensori sensori, dan selama 2x24 jam mau
tingkat diharapkan proses menggunaka
kenyamanan pengasuhan membaik n alat bantu
(mis, nyeri, dengan kriteri hasil : dengar
kelelahan) 1. Respon sesuai stimulus O= ⁃pasien
TERAPEUTIK : cukup meningkat terlihat sudah
⁃ Diskusikan 2. Orientasi cukup mau
tingkat toleransi meningkat menggunaka
terhadap beban n alat bantu
sensori ( mis, dengar
bising,terlalu A= - Masalah
terang ) teratasi,
⁃ Batasi stimulus intervensi
lingkungan (mis, dihentikan
cahaya, suara, P=⁃ Pantau
aktivitas) pendengaran
⁃ Jadwalkan pasien
aktivitas harian
dan waktu
istirahat
EDUKASI :
⁃ Meminimalisasi
stimulus (mis,
mengatur
pencahayaan
ruangan,
mengurangi
kebisingan,
membatasi
kunjungan)
KOLABORASI :
⁃ Kolaborasi
dalam
meminimalkan
prosedur atau
tindakan
⁃ Kolaborasi
pemberian obat
yang
mempengaruhi
persepsi stimulus
13-06- (D.0142) OBSERVASI : (L. 14137) S= ⁃ Pasien
2021. Resiko ⁃ monitor tanda Setelah dilkukan mengatakan
11.30 Infeksi dan gejala infeksi Tindakan keperawatan sudah bisa
lokal dan sistemik selama 2 jam diharapkan melakukan
TERAPEUTIK : tingkat infeksi menurun hand hygiene
⁃ Berikan dengan kriteri hasil : O= ⁃keluarga
Perawatan kulit 1. nyeri cukup menurun pasien
pada area edema 2. bengkak cukup tampak bisa
⁃Cuci tangan menurun melakukan
sebelum dan 3. cairan berbau busuk perawatan
sesudah kontak cukup menurun luka
dengan pasien A= ⁃masalah
dan lingkungan teratasi
pasien P=⁃intervensi
⁃Pertahankan dihentikan
teknik aseptik
pada pasien
beresiko tinggi
EDUKASI :
⁃Jelaskan tanda
dan gejala infeksi
⁃ Ajarkan cara
mencuci tangan
dengan benar
⁃ Ajarkan cara
memeriksa
kondisi luka atau
luka operasi
⁃ Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
KOLABORASI :
⁃ kolaborasi
pemberian
imunisasi ,jika
perlu
11-06- (D.0143) OBSERVASI : (L. 14138) S= ⁃
2021 resiko ⁃ identifikasi Setelah dilkukan
Keluarga
13.00 Jatuh faktor resiko Tindakan keperawatan
mengatakan
jatuh (mis. Usia selama 3 jam diharapkan
pasien sudah
>65 Tahun, tingkat jatuh menurun
tidak jatuh
penurunan dengan kriteri hasil :
saat tidur
tingkat 1. jatuh saat berjalan
O= ⁃ Pasien
kesadaran, defisit sedang
terlihat sudah
kognitif, hipotensi 2. jatuh saat dipindahkan
tidak jatuh
ortostatik, sedang
lagi saat tidur
gangguan 3. jatuh dari tempat tidur
A= ⁃
keseimbangan, menurun.
gangguan
Masalah
penglihatan,
teratasi
neuropati)
P=
⁃ Identifikasi
⁃Intervensi
faktor lingkungan
dihentikan
yang
meningkatkan
resiko jatuh (mis,
lantai licin,
penerangan
kurang)
⁃ Monitor
kemampuan
berpindah dari
tempat tidur ke
kursi roda dan
sebaliknya
TERAPEUTIK :
⁃ Orientasi
ruangan pada
pasien dan
keluarga
⁃ Pastikan roda
tempat tidur dan
kursi roda selalu
dalam kondisi
terkunci
⁃Tempatkan
pasien beresiko
tinggi jatuh dekat
dengan pantauan
perawat dari
nurse station
EDUKASI :
⁃ Anjurkan
memanggil
perawat jika
membutuhkan
bantuan untuk
berpindah
⁃Anjurkan
menggunakan
alas kaki yang
tidak licin
⁃ Anjurkan
berkosentrasi
untuk menjaga
keseimbangan
tubuh.

2. Jika pasien mengalami perbaikan kemudian dipulangkan, jelaskan rencana asuhan yang
tepat untuk pasien dengan melihat kondisi di atas (buatkan discharge planning).
Jawab :
Discharge Planning

Diagnosa Keperawatan Rencana Pulang

(D.0019) Defisit Nutrisi 1. Menjelaskan pemberian makanan tinggi


kalori dan protein
2. Ajarkan keluarga memberikan makanan
dalam keadaan hangat
3. Sajikan makanan secara menarik
4. Berikan makanan sedikit tapi sering
(D.0054) Gangguan Mobilitas Fisik 1. Ajarkan Teknik ROM
2. Demonstrasikan Cara melatih rentang
gerak
3. Mendemonstrasikan mobilisasi miring
Kanan Dan kiri
(D.0085) Gangguan Persepsi Sensori 1. Ajarkan cara meminimalisasi stimulus
misalnya, mengatur pencahayaan,
mengurangi kebisingan, membatasi
kunjungan
2. Mengajarkan aktivitas harian dan waktu
istirahat
3. Batasi stimulus lingkungan misalnya,
biking terlalu terang
(D.0142) Resiko Infeksi 1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
2. Ajarkan Cara mencuci tangan dengan
benar
3. Ajarkan Cara memeriksa kondisi Luka
(D.0143) Resiko Jatuh 1. Anjurkan menggunakan alas kaki yang
tidal licin
2. Ajarkan Cara melebarkan jarak media
kaki until meningkatkan keseimbangan
seat berdiri
3. Gunakan alat bantu berjalan seperti
kursi Roda atau walker

KASUS 2. : KASUS HOMECARE sad


Pasien perempuan 61 tahun datang dengan penurunan kesadaran bertahap sejak 6 hari SMRS,
yang bergantian dengan episode gelisah dan meracau. Pasien memiliki keluhan batuk dan
demam 10 hari SMRS. sejak 3 bulan lalu pasien mengalami stroke dengan sequalae hemiparesis
kiri, dan sejak itu imobilisasi serta mengalami ketergantungan berat. Sejak 3 bulan lalu pasien
sudah pernah mengalami perawatan di rumah sakit dengan masalah serupa sebanyak 3 kali.

Sejak 2 bulan lalu pasien diketahui ada pembekuan darah di jantung dan lengan kiri. Pasien
memiliki diabetes, gangguan fungsi ginjal, dan hipertensi sejak 5 tahun lalu, serta dikatakan
penyakit jantung kongestif 1 tahun lalu. Sejak 3 bulan lalu, pasien mengalami penurunan ADL.
Berat badan juga menurun awalnya 60 kg menjadi 55 kg dalam tiga bulan terakhir.
Pada pemeriksaan fisik awal didapatkan kesadaran pasien kompos mentis fluktuatif
somnolen, diselingi episode meracau, katarak bilateral, paresis N. VII sinistra sentral , terdapat
rhonki basah kasar bilateral, hemiparesis sinistra, serta edema di lengan kiri. Kekuatan motorik
ekstremitas atas: 5555/0000, ekstremitas bawah 5555/1122
Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan leukositosis, neutrofilia, dan peningkatan
procalcitonin, yang kemudian membaik selama perawatan. Didapatkan juga hipoalbuminemia,
hipokalemia, kadar d-dimer yang tinggi. Pada rontgen thoraks didapatkan gambaran infiltrat di
kedua lapang paru. Hasil CT scan brain terakhir dengan gambaran ensefalomalasia kortikal-
subkortikal lobus occipital bilateral, terutama kiri, serta gambaran infark lama di periventrikel
lateral kanan, thalamus kanan, dan kapsula interna kanan.
Selama perawatan kesadaran pasien sudah membaik, anemia gravis sudah teratasi,
stroke iskemik sudah lewat masa akut 2 minggu dan tanpa komplikasi, dan infeksi paru
perbaikan
Pasien direncanakan menjalankan home care.
PERTANYAAN :
1. Jelaskan daftar masalah keperawatan pada pasien ini (gunakan SDKI dan Sindrom
Geriatri).
2. Buat asuhan keperawatan yang holistik dan komprehensif untuk pasien tersebut
(gunakan 3D).
3. Jelaskan rencana asuhan yang tepat untuk pasien untuk jangka pendek dan jangka
panjang.

JAWABAN :

1. Daftar diangnosis keperawatan

- D.0001 ( Bersihan jalan nafas tidak efektif )


- D.0005 ( Pola nafas tidak efektif )
- D.0008 ( Penurunan curah jantung )
- D.0011 ( resiko penurunan curah jantung )
- D.0019 ( Defisit Nurtrisi )
- D.0036 ( Resiko ketidak seimbangan cairan )
- D.0038 ( Resiko ketidak stabilan kadar glukosa darah )
- D.0054 ( Gangguan mobilitas fisik )
- D.0055 ( Gangguan pola tidur )
- D.0074 ( Gangguan rasa nyaman )
- D.0083 ( Gangguan citra tubuh )
- D.0118 ( Gangguan interaksi sosial)
- D.0119 ( gangguan komunikasi verbal )
- D.0129 ( gangguan integritas kulit dan jaringan )
- D.0139 ( resiko gangguan integritas kulit dan jaringan )
- D.0142 ( Resiko infeksi )
- D.0143 ( Resiko jatuh )
- D.0144 ( resiko luka tekan ).
a) Imobility (Imobilisasi)
Imobilisasi adalah keadaan tidak bergerak/tirah baring Selama 3 hari atau lebih, diiringi gerak
anatomis tubuh yang Menghilangkan akibat perubahan fungsi fisiologis. Berbagai faktor Fisik,
psikologis, dan lingkungan dapat menyebabkan Imobilisasi pada usia lanjut. Penyebab utama
imobilisasi adalah Adanya rasa nyeri, lemah, kekuatan otot, ketidaksembangan Dan masalah
psikologis.

b) Instability (Instabilitas dan jatuh)


Gangguan keseimbangan (instabilitas) akan memudahkan Pasien geriatri terjatuh dan dapat
mengalami patah tulang. Terdapat banyak faktor yang berperan untuk terjadinya Instabilitas dan
jatuh pada orang usia lanjut. Berbagai faktor Tersebut dapat diklasifikasikan sebagai faktor
instrinsik (faktor Risiko yang ada pada pasien) dan faktor risiko ekstrinsik (faktor Yang terdapat
di lingkungan).

c) Intelektual Impairment (Gangguan Kognitif)


Keadaan yang terutama menyebabkan gangguan Intelektual pada pasien lanjut usia adalah
delirium dan Demensia. Demensia adalah gangguan fungsi intelektual dan Memori yang dapat
disebabkan oleh penyakit otak, yang tidak Berhubungan tingkat kesadaran. Demensia tidak
hanya masalah pada memori. Demensia mencakup berkurangnya Kemampuan untuk mengenal,
berpikir, menyimpan atau Mengingat pengalaman yang lalu dan juga kehilangan pola Sentuh,
pasien menjadi perasa dan terganggunya aktivitas.

d) Incontinence (Inkontinensia Urin dan alvi)


WHO mendefinisikan Faecal Incontinence sebagai Hilangnya tak sadar feses cair atau padat
yang merupakan Masalah sosial atau higienis. Definisi lain menyatakan Inkontinensia alvi/fekal
sebagai perjalanan spontan atau Ketidakmampuan untuk mengendalikan pembuangan feses
Melalui anus. Kejadian inkontinensia alvi/fekal lebih jarang Dibandingkan inkontinensia
urin.Inkontinensia urin didefinisikan sebagai keluarnya urin yang Tidak terkendali pada waktu
yang tidak dikehendaki tanpa Memperhatikan frekuensi dan jumlahnya, sehingga Mengakibatkan
masalah sosial dan higienis.
e) Isolation (Depresi)
Gangguan depresi pada usia lanjut kurang dipahami Sehingga banyak kasus tidak dikenali.
Gejala depresi pada usia Lanjut sering kali dianggap sebagai bagian dari proses menua. Faktor
yang memperberat depresi adalah kehilangan orang Yang dicintai, kehilangan rasa aman, saraf
kesehatan menurun

f) Impotence (impotensi)
50% pria pada umur 65 tahun dan 75 % pria pada usia 80 Tahun mengalami impotensi. 25 %
terjadi akibat mengkonsumsi obat-obatan seperti : anti hipertensi, anti psikosa, anti Depressant,
litium (mood stabilizer). Selain karena Mengkonsumsi obat-obatan, impotensi dapat terjadi
akibat Menurunnya kadar hormon.

g) Immunodeficiency (penurunan imunitas)


Perubahan yang dapat terjadi dari proses menua adalah: Berkurangnya imunitas yang dimediasi
oleh sel, rendahnya Afinitas produksi antibodi, meningkatnya autoantibodi,Terganggunya fungsi
makrofag, berkurangnya hipersensitivitas Tipe lambat, atrofi timus, hilangnya hormon timus,
berkurangnya Produksi sel B oleh sel-sel sumsum tulang

h) Infection (infeksi)
Infeksi sangat erat kaitannya dengan penurunan fungsi Sistem imun pada usia lanjut. Infeksi
yang sering dijumpai Adalah saluran kemih, pneumonia, sepsis dan meningitis. Kondisi lain
seperti kurang gizi, multipatologi, dan faktor Lingkungan memudahkan usia lanjut terkenaa
infeks.

i) Inanitation (malnutrisi)
Etiologi malnutrisi yaitu : malnutrisi primer terjadi sebab dietnya Mutlak salah satu kurang,
malnutrsi sekunder atau bersayarat. Kelemahan nutrisi pada dasarnya terjadi pada lansia karena
Kehilangan berat badan fisiologis dan patologis yang tidak Disengaja. Anoreksia pada lanjut usia
merupakan penurunan Fisiologis nafsu makan dan asupan makan yang menyebabkan Kehilangan
berat badan yang tidak diinginkan.
j) Impaction (konstipasi)
Konstipasi oleh Holson adalah 2 dari keluhan-keluhan Berikut yang berlangsung dalam 3 bulan,
konsistensi feses keras, mengejan dengan keras saat BAB, rasa tidak tuntas saat BAB meliputi 25
% dari keseluruhan BAB. Faktor resiko yang Menyebabkan konstipasi adalah: obat-obatan
(narkotik Golongan NSAID , antasid aluminium, diuretik, analgeti), kondisi Neurologis,
gangguan metabolik, psikologis, penyakit saluran Cerna, lain-lain (diet rendah serat, kurang
olahraga, kurang Cairan)

k) Insomnia (gangguan tidur)


Merupakan gangguan tidur yang sering dijumpai pada Pasien geriatri. Umumnya mereka
mengeluh bahwa tidurnya Tidak memuaskan dan sulit mempertahankan kondisi tidur. Sekitar
57% orang lanjut usia di komunitas mengalami Insomnia kronis, 30% pasien usia lanjut
mengeluh tetap terjaga Sepanjang malam, 19 % mengeluh bangun terlalu pagi, dan 19 %
mengalami kesulitan untuk tertidur. Pada usia lanjut Umumnya mengalami gangguan tidur
seperti: kesulitan untuk Tertidur, kesulitan mempertahankan tidur nyenyak, bangun Terlalu pagi.
Faktor yang menyebabkan insomnia: perubahan Irama sirkadian, gangguan tidur primer,
penyakit fisik (hipertiroid, arteritis), penyakit jiwa, pengobatan polifarmasi,Demensia.
1. Latrogenik disorder (gangguan latrogenik)
Karakteristik yang khas dari pasien geriatri yaitu Multipatologik, sering kali menyebabkan
pasien mengkonsumsi Obat yang tidak sedikit jumlahnya. Pemberian obat pada lansia Haruslah
sangat hati-hati dan rasional karena obat akan Di metabolisme di hati sedangkan pada lansia
terjadi penurunan Fatal hati juga terjadi penurunan fatal ginjal (jumlah glomerulus Berkurang),
dimana sebagian besar obat dikeluarkan melalui Ginjal sehingga pada lansia sisa metabolisme
obat tidak dapat Dikeluarkan dengan baik dan dapat berefek toksik.
Gangguan pendengaran, penglihatan dan penciuman
Gangguan penglihatan dan pendengaran juga sering Dianggap sebagai hal yang biasa akibat
proses menua. Prevalensi gangguan penglihatan pada pasien geriatri yang Dirawat di indonesia
mencapai 24 %. Gangguan penglihatan Berhubungan dengan penurunan kegiatan waktu
senggang,Status fungsional, fungsi sosial dan mobilitas. Gangguan Penglihatan dan pendengaran
berhubungan dengan kualitas Hidup, meningkatkan disabilitas fisik, ketidakseimbangan,Jatuh,
fraktur panggul dan mortalitas.
Epidemiologi
Diabetes terutama prevalen diantara kaum lanjut usia. Diantara individu yang berusia lebih dari
65 tahun, 8,6% menderita diabetes tipe II. Angka ini mencakup 15% populasi pada panti lansia.
Etiologi
Pada lansia cenderung terjadi peningkatan berat badan, bukan karena mengkonsumsi kalori
berlebih namun karena perubahan rasio lemak-otot dan penurunan laju metabolisme basal. Hal
ini dapat menjadi faktor predisposisi terjadinya diabetes mellitus. Penyebab diabetes mellitus
pada lansia secara umum dapat digolongkan ke dalam dua besar:
Proses menua/kemunduran (Penurunan sensitifitas indra pengecap, penurunan fungsi pankreas,
dan penurunan kualitas insulin sehingga insulin tidak berfungsi dengan baik).
Gaya hidup (life style) yang jelek (Banyak makan, jarang olahraga, minum alkohol, dll.)
2. Keberadaan penyakit lain, sering menderita stress juga dapat menjadi penyebab
terjadinya diabetes mellitus.
3. Selain itu perubahan fungsi fisik yang menyebabkan keletihan dapat menutupi tanda dan
gejala diabetes dan menghalangi lansia untuk mencari bantuan medis. Keletihan, perlu
bangun pada malam hari untuk buang air kecil, dan infeksi yang sering merupakan
indikator diabetes yang mungkin tidak diperhatikan oleh lansia dan anggota keluarganya
karena mereka percaya bahwa hal tersebut adalah bagian dari proses penuaan itu sendiri.
Klasifikasi
4. Diabetes melitus tipe I:
Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut baik melalui proses
imunologik maupun idiopatik. Karakteristik Diabetes Melitus tipe I:
Mudah terjadi ketoasidosis
 Pengobatan harus dengan insulin
 Onset akut
 Biasanya kurus
 Biasanya terjadi pada umur yang masih muda
 Berhubungan dengan HLA-DR3 dan DR4
 Didapatkan antibodi sel islet
 10%nya ada riwayat diabetes pada keluarga
Diabetes melitus tipe II: Bervariasi mulai yang predominan resistensi insulin disertai defisiensi
insulin relatif sampai yang predominan gangguan sekresi insulin bersama resistensi insulin.
Karakteristik DM tipe II:
 Sukar terjadi ketoasidosis
 Pengobatan tidak harus dengan insulin
 Onset lambat
 Gemuk atau tidak gemuk
 Biasanya terjadi pada umur > 45 tahun
 Tidak berhubungan dengan HLA
 Tidak ada antibodi sel islet
 30%nya ada riwayat diabetes pada keluarga
 ± 100% kembar identik terkena

Manifestasi Klinis

Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada lansia umumnya tidak ada.
Osmotik diuresis akibat glukosuria tertunda disebabkan ambang ginjal yang tinggi, dan dapat
muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau bahkan inkontinensia urin. Perasaan haus
pada pasien DM lansia kurang dirasakan, akibatnya mereka tidak bereaksi adekuat terhadap
dehidrasi. Karena itu tidak terjadi polidipsia atau baru terjadi pada stadium lanjut. Sebaliknya
yang sering mengganggu pasien adalah keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada
pembuluh darah dan saraf.

Pada DM lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses menua, sehingga gambaran
klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus dengan komplikasi yang luas. Keluhan
yang sering muncul adalah adanya gangguan penglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada
tungkai serta kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka pada tungkai yang sukar sembuh
dengan pengobatan lazim.
Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering ditemukan adalah :

a. Katarak
b. . Glaukoma
c. Retinopati
d. Gatal seluruh badan
e. Pruritus Vulvae
f. Infeksi bakteri kulit
g. Infeksi jamur di kulit
h. Dermatopati
i. Neuropati perifer
j. Neuropati viseral
k. Amiotropi
l. Ulkus Neurotropik
m. Penyakit ginjal
n. Penyakit pembuluh darah perifer
o. Penyakit koroner
p. Penyakit pembuluh darah otak
q. Hipertensi
Patofisiologi
Dalam proses metabolisme, insulin memegang peranan penting yaitu memasukkan glukosa
ke dalam sel yang digunakan sebagai bahan bakar. Insulin adalah suatu zat atau hormon yang
dihasilkan oleh sel beta di pankreas. Bila insulin tidak ada maka glukosa tidak dapat masuk
sel dengan akibat glukosa akan tetap berada di pembuluh darah yang artinya kadar glukosa di
dalam darah meningkat.
Pada Diabetes melitus tipe 1 terjadi kelainan sekresi insulin oleh sel beta pankreas. Pasien
diabetes tipe ini mewarisi kerentanan genetik yang merupakan predisposisi untuk kerusakan
autoimun sel beta pankreas. Respon autoimun dipacu oleh aktivitas limfosit, antibodi
terhadap sel pulau langerhans dan terhadap insulin itu sendiri.
Pada diabetes melitus tipe 2 yang sering terjadi pada lansia, jumlah insulin normal tetapi
jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang sehingga glukosa
yang masuk ke dalam sel sedikit dan glukosa dalam darah menjadi meningkat.
Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar
glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan
terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal.
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
A. Diet
B. Komplikasi kronis:
Retinopati diabetic
Lesi paling awal yang timbul adalah mikroaneurism pada pembuluh retina. Terdapat pula bagian
iskemik, yaitu retina akibat berkurangnya aliran darah retina. Respon terhadap iskemik retina ini
adalah pembentukan pembuluh darah baru, tetapi pembuluh darah tersebut sangat rapuh sehingga
mudah pecah dan dapat mengakibatkan perdarahan vitreous. Perdarahan ini bisa mengakibatkan
ablasio retina atau berulang yang mengakibatkan kebutaan permanen.
Nefropati diabetic
Lesi renal yang khas dari nefropati diabetic adalah glomerulosklerosis yang nodular yang
tersebar dikedua ginjal yang disebut sindrom Kommelstiel-Wilson. Glomeruloskleriosis nodular
dikaitkan dengan proteinuria, edema dan hipertensi. Lesi sindrom Kommelstiel-Wilson
ditemukan hanya pada DM.
Neuropati
Neuropati diabetic terjadi pada 60-70% individu DM. neuropati diabetic yang paling sering
ditemukan adalah neuropati perifer dan autonomic. Displidemia Lima puluh persen individu
dengan DM mengalami dislipidemia.
Hipertensi
Hipertensi pada pasien dengan DM tipe 1 menunjukkan penyakit ginjal, mikroalbuminuria, atau
proteinuria. Pada pasien dengan DM tipe 2, hipertensi bisa menjadi hipertensi esensial.
Hipertensi harus secepat mungkin diketahui dan ditangani karena bisa memperberat retinopati,
nepropati, dan penyakit makrovaskular.
Kaki diabetic
Ada tiga factor yang berperan dalam kaki diabetic yaitu neuropati, iskemia, dan sepsis. Biasanya
amputasi harus dilakukan. Hilangnya sensori pada kaki mengakibatkan trauma dan potensial
untuk ulkus. Perubahan mikrovaskuler dan makrovaskuler dapat mengakibatkan iskemia jaringan
dan sepsis. Neuropati, iskemia, dan sepsis bisa menyebabkan gangrene dan amputasi.
Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah keadaan dengan kadar glukosa darah di bawah 60 mg/dl, yang merupakan
komplikasi potensial terapi insulin atau obat hipoglikemik oral. Penyebab hipoglikemia pada
pasien sedang menerima pengobatan insulin eksogen atau hipoglikemik oral.

2. (Kotak di bawah )
Tanggal Masalah Intervensi Tujuan Evaluasi Tanda
Jam keperawatan tangan
01-03- -Spasme jalan -Batuk tidak Kemampuan -Batuk
2021 nafas efektif membersihkan menjadi
09.00 -Hipersekresi -Tidak mampu secret atau efektif
jalan napas batuk obstruksi -Mampu
-Disfungsi -Sputum jalan napas batuk
neuromaskular berlebih untuk -Tidak mengi
-Benda asing -Mengi, mempertahankan Wheezing.
dalam jalan wheezing atau jalan napas tetap
napas ronkhi paten.
-Adanya jalan Kering
napas buatan -Mekonium
-Sekresi yang dijalan napas.
tertahan
-Hiperplasia
dinding jalan
napas
-Proses infeksi
-Respon alergi
-Efek agen
Farmakologis. -Bradikardia
atau
-Perubahan takikardia Ketidakadekuatan -Bradikardia
02-03- irama jantung -Gambaran jantung memompa -Gambaran
2021 -Perubahan EKG aritmia darah untuk EKG aritmia
11.00 frekuensi jantung atau memenuhi atau tidak
-Perubahan gangguan kebutuhan ada
kontraktilitas konduksi metabolism tubuh. -gangguan
-Perubahan -Edema konduksi
preload -Distansi vena -Tidak ada
-Perubahan jugularis edema
afterload -Central -Tidak ada
venous Distansi
pressure vena
(CVP) jugularis
meningkat -Central
atau menurun venous
-Tekanan pressure
darah (CVP) tidak
meningkat meningkat
atau menurun atau tidak
-Nadi perifer menurun.
teraba lemah
-Oliguria
-Warna kulit
pucat atau
sianosis.

-Berat badan
menurun
minimal 10%
dibawah
rentang ideal.
-Ketidakmam Asupan nutrisi tidak
puan menelan cukup untuk
makanan memenuhi -Berat badan
04-03- -Ketidakmam kebutuhan tidak
2021 Puan mencerna metabolisme. menurun
02.00 makanan dibawah
-Ketidakmam rentang
puan ideal.
mengabsorbsi -Prosedur
nutrient pembedahan
-Peningkatan mayor
kebutuhan -Penyakit
metabolism. ginjal dan
kelenjar
-Trauma atau -Perdarahan Berisiko mengalami
pendarahan -Luka Bakar penurunan,
-Luka bakar Peningkatan atau -Prosedur
-Aferesis Percepatan pembedaha
05-03- -Asites perpindahan cairan n
2021 -Obstruksi dari intravaskuler, tidak mayor
15.00 Intestinal Interstisial atau -Tidak ada
-Peradangan Intraseluler. Penyakit
pancreas ginjal dan
-Disfungsi Kelenjar
intestinal. -Diabetes Risiko terhadap -Tidak ada
mellitus variasi kadar glukosa perdarahan
-Kurang terpapar -Diabetes darah dari rentang -Tidak ada
informasi tentang gestasional normal. luka bakar.
manajemen -Penggunaan
diabetes kortikosteroid -Terpapar
-Ketidaktepatan . informasi
06-03- pemantauan tentang
2021 glukosa darah manajemen
17.00 -Kurang patuh diabetes
Pada rencana -Ketepatan
manajemen pemantauan
diabetes glukosa
-Manajemen darah
medikasi tidak -Kepatuhan
terkontrol. Pada
rencana
manajemen
Akumulasi lemak diabetes
berlebih atau -Manajemen
-Kurang aktivitas Abnormal yang tidak medikasi
fisik harian sesuai dengan usia menjadi
-Kelebihan dan jenis kelamin. terkontrol.
konsumsi gula
-Gangguan -Tidak
kebiasaan makan -IMT > 25kg kurang
-Gangguan /m2(pada aktivitas fisik
07-03- persepsi makan dewasa atau harian
2021 -Kelebihan berat dan -Tidak
19.00 konsumsi alcohol Panjang kelebihan
-Penggunaan badan lebih konsumsi
energy kurang dari gula
dari asupan. Presentil 95 -Tidak
(pada anak <2 gangguan
tahun) IMT kebiasaan
pada presentil makan
ke 85-95 -Tidak
(pada anak 2- gangguan
18 thn. persepsi
makan
-Tidak
kelebihan
konsumsi
-Harapan peran Pola perilaku yang alcohol
tidak realistis berubah atau tidak -Tidak
-Hambatan fisik sesuai dengan penggunaan
-Harga diri harapan, norma, energy
Rendah dan lingkungan. kurang dari
-Perubahan citra asupan.
tubuh
- -Tidak
Ketidakadekuata Gangguan kualitas konflik
n sistem dan peran
pendukung -Konflik peran Kuantitas waktu -Adaptasi
08-03- (support system) -Adaptasi Tidur akibat faktor yang
2021 tidak adekuat eksternal. adekuat
20.00 -Kurang kontrol -Strategi -Strategi
tidur koping tidak koping yang
-Kurang privasi efektif. efektif.
-Restraint fisik -Mengeluh -Tidak
sulit tidur mengeluh
-Mengeluh sulit tidur
sering terjaga -Tidak
-Mengeluh mengeluh
tidak puas sering
tidur terjaga
09-03- -Mengeluh -Tidak
2021 pola tidur mengeluh
21.00 Berubah tidak puas
-Mengeluh tidur
istirahat tidak -Tidak
cukup mengeluh
pola tidur
berubah
-Tidak
mengeluh
istirahat
tidak cukup.

-Perubahan
struktur atau
10-03- Bentuk tubuh
2021 -Perubahan Perubahan persepsi
23.00 fungsi tubuh tentang
-Perubahan penampilan,struktur -Tidak
fungsi kognitif dan fungsi fisik kehilangan
-Ketidaksesuaian individu. bagian
budaya,keyakina -Kehilangan tubuh
n atau sitem nilai. bagian tubuh -Fungsi atau
-Fungsi atau struktur
-Defisiensi bicara struktur tubuh tidak
-Hambatan tubuh berubah
11-03- perkembangan berubah atau atau hilang.
2021 atau maturasi hilang. Kuantitas atau
02.00 -Ketiadaan orang Hubungan sosial
terdekat. yang kurang atau -Tidak
berlebih. kurang
responsive
atau tidak
-Kurang tertarik pada
responsive orang lain
-Penurunan atau tertarik -Berminat
sirkulasi serebral pada orang melakukan
12-03- -Gangguan lain kontak
2021 neuromuscular -Tidak Penurunan,perlam- emosi dan
04.00 -Gangguan berminat Batan,atau fisik.
pendengaran melakukan ketiadaan -Mampu
-Gangguan kontak emosi kemampuan untuk berbicara
musculoskeletal dan fisik. menerima,mempros atau
-Kelainan - mendengar
palatum -Tidak mampu Es,mengirim dan -Menunjuk
berbicara atau menggunakan Kan respon
-Perubahan mendengar sistem symbol. sesuai.
13-03- sirkulasi -
2021 -Penurunan Menunjukkan
06.00 mobilitas respon tidak
-Kelembaban sesuai. Kerusakan kulit -Tidak ada
-Perubahan (dermis atau kerusakan
hormonal. Epidermis) atau jaringan
Jaringan (membran atau lapisan
-Penyakit kronis Mukosa,kornea,fasia kulit.
14-04- -Efek procedure -Kerusakan Otot,kartilago,kapsul
2021 invasife jaringan atau sendi atau
08.00 -Malnutrisi lapisan kulit. ligament).

Berisiko mengalami -Tidak


peningkatan adanya
terserang organisme penyakit
patogenik. kronis
-Aids -Tidak ada
-Riwayat jatuh -Luka bakar efek
15-03- -Penggunaan alat -Penyakit paru procedure
2021 bantu berjalan obstruktif invasife
09.00 -Hipotensi kronis -Tidak
ortostastik -Diabetes malnutrisi.
-Kekuatan otot mellitus Berisiko mengalami -Tidak ada
menurun -Tindakan kerusakan fisik dan Riwayat
invasive. gangguan kesehatan jatuh
akibat terjatuh. -Tidak
-Penurunan -Osteoporosis mengguna
16-03- kadar -Kejang Kan alat
2021 Albumin -Katarak Bantu
11.00 -Dehidrasi -Demensia berjalan.
-Edema
-Hipertermi Berisiko mengalami -Tidak
-Inkontinensia cedera local pada penurunan
Kulit atau jaringan, kadar
Biasanya pada albumin
-Anemia Tonjolan tulang -Tidak
-Trauma akibat tekanan atau dehidrasi
-Gagal Gesekan. -Tidak
jantung edema
-Malnutrisi -Tidak
-Fraktur Hipertermi
tungkai -Tidak
inkontinen
Sia.

3. Rencana asuhan yang tepat untuk pasien untuk jangka pendek dan jangka panjang
Proses keperawatan merupakan cara yang sistematis yang dilakukan oleh perawat
bersama klien dalam menentukan kebutuhan asuhan keperawatan dengan melakukan
pengkajian,melakukan diagnosis, merencanakan tindakan yang akan
dilakukan,melaksanakan tindakan serta mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan
dengan berfokus pada klien,berorientasi pada tujuan pada setiap tahap saling terjadi
ketergantungan dan saling berhubungan.
KASUS 3 : KASUS RAWAT JALAN

Pasien laki-laki usia 79 tahun, datang seorang diri ke poli IPD RSUK dengan keluhan kedua kaki
bengkak sejak 1 bulan terakhir. Bengkak terutama jika duduk lama atau setelah melakukan
aktivitas. Kadang sesak setelah aktivitas, sesak di malam hari tidak ada, tidak ada mengi.
Keluhan nyeri dada atau jantung berdebar tidak ada. Kadang-kadang merasa mual dan ada
nyeri di ulu hati. Sejak 3 bulan lalu, BAK agak sulit dikendalikan, kadang-kadang mengompol
sebelum sempat ke WC, BAK lebih sering , 3-4 x saat malam hari. Tidak ada nyeri saat BAK atau
BAK berdarah.
Penurunan berat badan ada 7 kg dalam 1 tahun terakhir ( 56 kg menjadi 49 kg). Nafsu makan
baik, namun makan tidak teratur sejak istrinya pergi ke luar negeri karena tinggal bersama
anaknya. Pasien saat ini tinggal sendiri dan setiap membeli dari tempat makan di luar. Aktivitas
sehari-hari mandiri, namun sudah tidak kuat naik tangga atau berjalan jauh. Pasien tidak
mengetahui adanya riwayat hipertensi atau diabetes melitus, terakhir kontrol 2 tahun terakhir.
Penglihatan agak kabur , pendengaran masih baik. Sejak pandemi, pasien tidak pernah ke
dokter.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 156/80 mmHg, denyut nadi 68 kali/
menit, reguler, frekuensi napas 16 kali/menit, suhu badan 36 0C. Berat badan 49 kg, tinggi
badan 160 cm. Pemeriksaan fisik didapatkan shadow test mata kanan dan kiri positif, JVP 5+0
cmH2O, paru dan jantung normal, terdapat terdapat pitting edema kedua tungkai bawah
simteris.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb : 14 mg/dl, lekosit 9400/ul, trombosit
345.000 /ul, Gula darah sewaktu 234, Natrium 132 meq/L, kalium 3.5 meq/L, Ureum : 34,
creatinin : 1.9 mg/dl, SGPT : 20 IU/L. Pada urinalisis didapatkan hasil agak keruh, darah samar
+1,protein +2, lekosit esterase+1, nitrit +, kristal negatif. EKG didapatkan sinus rhtym, dengan
LVH. Pada rontgen toraks didapatkan kardiomegali.

PERTANYAAN :
1. Jelaskan daftar masalah keperawatan pada pasien ini (SDKI)
Jawab :
SDKI SYNDROME GERIATRI
(D.0085) Gangguan Penglihatan Impairment of Hearing and Vision
(D.0005) Pola Nafas Tidak Efektif Instabilitas
(D.0044) Inkontinensia Urin Fungsional Incontinence
(D.0143) Resiko Jatuh Instabilitas Postural
(D.0019) Defisit Nutrisi Inanition

2. Jelaskan asuhan keperawatan yang holistik dan komprehensif untuk pasien tersebut
(gunakan 3D).

A. Pengkajian
- Nama Mahasiswa : Mutia Alfiah
- Hari / tanggal : kamis / 11 mei 2021
- Jam : 12.00
1. Identitas
a. Nama : Tn. M
b. Tempat / Tanggal Lahir : Bekasi 30 juni 1940
c. Jenis Kelamin : laki-laki
d. Status Perkawinan : nikah
2. Riwayat Kesehatan
Status Kesehatan saat ini
a. Keluhan Utama : kedua kaki nya bengkak, nyeri
dada, sesak, mual dan nyeri di ulu hati, mengompol, BAK 3-4
kali pada saat malam hari.
b. Gejala yang dirasakan : berat badan turun 56kg menjadi
49kg, tidak kuat naik tangga/berjalan, penglihatan kabur,
c. Faktor Pencetus :
1. pasien tidak mengetahui jika dia mengalami hipertensii dan
diabetes
3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
a. Penyakit yang pernah diderita : Riwayat hipertensi dan
diabetes
4. Riwayat Pemakaian Obat :-
a. Nutrisi : nafsu makan baik, tapi pasien mengunci mulut
saat mau di supi makan
b. Eliminasi : BAK 3-4kali saat malam hari
c. Aktifitas Pola : tidak kuat naik tangga atau berjalan jauh
d. Pola Peran Hubungan : nafsu makan baik namunsaat di tinggal
istrinya pola makan nya tidak teratur
e. Pola Tidur : pola tidurnya tidak berkualitas karena saat malam
hari merasakn sesak
g. Pola Kognitif Persepsi :
- TTV
a. TD : 156/80 mmHg
b. N : 67
c. RR : 16kali/mnt
f. Mata : shadow test
h. Sistem kardiovaskuler : JVP 5+0 cmH20,
i. Sistem urinalisasi : hasil agak keruh, darah samar +1,protein
+2, lekosit esterase+1, nitrit +, kristal negatif.
l. Pemeriksaan Laboratorium :
- EKG : sinus rhytem
- Rontgen : rontgen toraks didapatkan kardiomegali
- Hb : 14 mg/dl
- Leukosit : 9400/ul
- Ureum : 34
- Creatinin : 1.9 mg/dl
- GDS : 234

Tanda
Masalah/diagnos Tujuan dan
Tgl/jam Intervensi Waktu evaluasi tangan
e keluaran
perawat
12-06- (D.0019) Defisit OBSERVASI : ( L.03030 ) S= ⁃ Pasien
2021 Nutrisi ⁃ Identifikasi Setelah mengatakan sudah
12.00 status nutrisi dilakukan bisa makan dengan
⁃ Identifikasi Tindakan teratur
makanan yang keperawatan O= ⁃ Pasien tampak
disukai 1x24 jam bisa mengatur waktu
⁃ Identifikasi diharapkan makan
kebutuhan kalori Status Nutrisi A= ⁃ masalah
⁃ Monitor membaik teratasi
masukan makanan dengan P= ⁃ intervensi
TERAPEUTIK : kriteria hasil : dilanjutkan , pantau
⁃ Lakukan oral - vrebalisasi pola makan
Hygiene sebelum keinginan
makan, jika perlu untuk
⁃ Berikan meningkatka
makanan tinggi n nutrisi
serat untuk meningkat
mencegah - porsi makan
konstipasi dihabiskan
⁃ Berikan meningkat
makanan tinggi - Nafsu
kalori dan tinggi makan
protein membaik
EDUKASI :
⁃ Anjurkan posisi
duduk jika mampu
⁃ Ajarkan diet
yang di
programkan
KOLABORASI :
⁃ Kolaborasi
pemberian
medikasi sebelum
makan ( misalnya ,
pereda nyeri,
antlemetik ) jika
perlu
⁃ Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk menentukan
jumlah kalori dan
jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika
perlu
(D.0085) OBSERVASI : ( L.09083 ) S= ⁃ Pasien
Gangguan ⁃ Periksa status Setelah mengatakan masih
Persepsi Sensori mental, status dilakukan mampu melihat jarak
sensori, dan Tindakan jauh dan jarak dekat
tingkat keperawatan O= ⁃ pasien tampak
kenyamanan (mis, 1x24 jam bisa melihat keadaan
nyeri, kelelahan) diharapkan disekitarnya secara
TERAPEUTIK : Persepsi lebih baik
⁃ Diskusikan Sensori A= ⁃ masalah
tingkat toleransi meningkat teratasi
terhadap beban dengan P= ⁃ Intervensi
sensori ( mis, kriteria hasil : dihentikan
bising,terlalu - verbalisasi
terang ) melihat
⁃ Batasi stimulus bayangan
lingkungan (mis, meningkat
cahaya, suara, - perilaku
aktivitas) Halusinasi
⁃ Jadwalkan menurun
aktivitas harian - Konsentrasi
dan waktu Meningkat
istirahat

EDUKASI :
Meminimalisasi
stimulus (mis,
mengatur
pencahayaan
ruangan,
mengurangi
kebisingan,
membatasi
kunjungan)
KOLABORASI :
⁃ Kolaborasi
dalam
meminimalkan
prosedur atau
tindakan
⁃ Kolaborasi
pemberian obat
yang
mempengaruhi
persepsi stimulus
(D.0143) Resiko OBSERVASI : ( L.14138 ) S= ⁃ Keluarga
Jatuh ⁃ identifikasi Setelah pasien mengatakan
faktor resiko jatuh dilakukan jika pasien ingin naik
(mis. Usia >65 Tindakan tangga didampingi
Tahun, penurunan keperawatan oleh keluarga
tingkat kesadaran, 1x24 jam O= ⁃ Pasien terlihat
defisit kognitif, diharapkan didampingi oleh
hipotensi tingkat jatuh keluarga saat naik
ortostatik, menurun tangga
gangguan dengan A= ⁃ masalah
keseimbangan, kriteria hasil : teratasi
gangguan - jatuh saat P= ⁃ Intervensi
penglihatan, naik tangga dilanjutkan , dalam
neuropati) menurun pantauan keluarga
⁃ Identifikasi - jatuh saat
faktor lingkungan berjalan
yang menurun
meningkatkan - jatuh saat
resiko jatuh (mis, berdiri
lantai licin, menurun
penerangan
kurang)
⁃ Monitor
kemampuan
berpindah dari
tempat tidur ke
kursi roda dan
sebaliknya

TERAPEUTIK :
⁃ Orientasi
ruangan pada
pasien dan
keluarga
⁃ Pastikan roda
tempat tidur dan
kursi roda selalu
dalam kondisi
terkunci
⁃ Tempatkan
pasien beresiko
tinggi jatuh dekat
dengan pantauan
perawat dari nurse
station
EDUKASI :
⁃ Anjurkan
memanggil
perawat jika
membutuhkan
bantuan untuk
berpindah
⁃ Anjurkan
menggunakan alas
kaki yang tidak
licin
⁃ Anjurkan
berkosentrasi
untuk menjaga
keseimbangan
tubuh
12-06- (D.0005) Pola OBSERVASI : ( L.01004 ) S= ⁃ pasien
2021 Nafas Tidak Efektif ⁃ Monitor pola Setelah mengatakan sudah
09.00 napas (frekuensi, dilakukan bisa mengontrol
kedalaman, usaha Tindakan nafasnya dengan baik
napas) keperawatan dan tidak merasakan
⁃ Monitor bunyi 1x24 jam di sesak lagi
napas tambahan harapkan O= ⁃ pasien terlihat
(mis, gurgling, pola nafas sudah tidak sesak
mengi, wheezing, membaik nafas lagi
ronkhi kering) dengan A= ⁃ masalah
⁃ Monitor sputum kriteria hasil : teratasi
(jumlah, warna, - Frekuensi P= ⁃ Intervensi
aroma) nafas dihentikan
TERAPEUTIK : membaik
⁃ - Kedalaman
nafas
Pertahankan membaik
kepatenan jalan
napas dengan
head-tilt dan chin-
lift (jaw-thrust jika
curiga trauma
servikal
⁃ Posisi semi-
Fowler atau
Fowler
⁃ Berikan
minum hangat
⁃ Lakukan
penghisapan lendir
kurang dari 15
detik
EDUKASI :
⁃ Anjurkan
asupan cairan
2000 ml/hari, jika
tidak
kontraindikasi
⁃ Ajarkan
teknik batuk
efektif
KOLABORASI :
⁃ kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika
perlu
12-06- (D.0044) Latihan Berkemih ( ( L. 04036 ) S=⁃ pasien
2021. Inkontinensia Urin I.04149 ) Setelah mengatakan Sudah
13.00 Fungsional OBSERVASI : dilakukan bisa mengendalikan
⁃ Periksa kembali Tindakan BAK
penyebab keperawatan ⁃ Pasien mengatakan
gangguan selama 1x24 Sudah mampu
berkemih (mis, jam mengontrol BAK saat
kognitif, diharapkan ingin ke kamar mandi
kehilangan Kontinensia O= ⁃ pasien terlihat
ekstremitas/fungsi Urine sudah mampu
ekstremitas, membaik mengendalikan BAK
kehilangan dengan nya serta pasien
penglihatan) kriteria hasil : sudah mampu
⁃ Monitor pola - Nokturia mengontrol BAK di
dan kemampuan cukup kamar mandi
berkemih menurun A= ⁃ masalah
TERAPEUTIK : - Dribbling tearatasi
⁃ Hindari cukup P= ⁃ intervensi
penggunaan menurun dilanjutkan , kontrol
kateter indwelling - Frekuensi BAK
⁃ Siapkan area berkemih
toilet yang aman cukup
⁃ Sediakan membaik
peralatan yang
dibutuhkan dekat
dan mudah
dijangkau (mis,
kursi komode,
pispot, urinal)
EDUKASI :
⁃ Jelaskan arah-
arah menuju
kamar
mandi/toilet pada
pasien dengan
gangguan
penglihatan
⁃ Anjurkan intake
cairan adekuat
untuk mendukung
output urine
⁃ Anjurkan
eliminasi normal
dengan
beraktivitas dan
olahraga sesuai
kemampuan

Selamat Bekerja..
Dikumpulkan Sabtu, 12 Juni 2021, Jam 11.00 wib (titipkan Mas Eko Farmasi STIKes Bani Saleh)

Anda mungkin juga menyukai