Anda di halaman 1dari 6

M.B.

14 DISKUSI KASUS GERIATRI DI RAWAT INAP, RAWAT JALAN DAN ASUHAN RUMAH DENGAN
PRINSIP P3G

KASUS 1 : RAWAT INAP

Seorang wanita, usia 87 tahun, datang dengan penurunan kesadaran yang memberat sejak satu hari
yang lalu.
Sejak tiga hari lalu pasien sulit dibangunkan dan lebih banyak tidur saja. Jika diberi makanan Pasien
mengunci mulut sehingga tidak ada asupan yang masuk.
Pasien lebih sering tidur sejak kurang lebih tiga bulan yang lalu. Makan dan minum perlu disuapi.
Pasien juga makin sering diam dan lebih sering berada pada posisi meringkuk ke sebelah kanan dan
marah karena kesakitan bila diganti posisi tidurnya. Kadang pasien juga marah jika dimandikan.
Pasien juga makin sering lupa dan sulit diajak komunikasi yang makin memberat seiring waktu.
Sejak tiga tahun yang lalu pasien sudah berbaring di tempat tidur saja. Ini terjadi sejak pasien jatuh
dan dinyatakan patah tulang paha kanan. Keluarga pasien tidak membawa pasien ke dokter saat itu
karena menganggap pasien sudah terlalu tua. Sebelumnya pasien juga sudah jatuh berulang kali dan
tampak tidak stabil jika berjalan namun keluarga menganggapnya itu karena ia sudah tua.

Pasien adalah janda dengan empat anak, anak pertama, ketiga, dan keempat adalah perempuan.
Anak ketiga dan keempat sudah meninggal dunia karena sakit. Anak pertama pasien sudah sakit-
sakitan. Pasien tinggal dengan anak kedua yang merupakan satu- satunya anak laki-laki namun
anaknya sibuk bekerja. Pasien selama ini dirawat oleh pembantu rumah tangga di rumahnya.
Terdapat gangguan pendengaran dan pasien sudah disarankan menggunakan alat bantu dengar
namun pasien menolak. Pasien sudah pernah operasi katarak kedua mata 8 tahun yang lalu. Selama
ini pasien diketahui mengidap hipertensi dan diabetes, minum obat amlodipin 1x5 mg, ramipril 1x5
mg, candesartan 1x16 mg, metformin 3x500mg, acarbose 3x500 mg, simvastatin 1x 20 mg,
alprazolam 1x0,5 mg kalau tidak bisa tidur, multivitamin 1x1 tab, asam folat 1x1, natrium diklofenak
2x50 mg kalau nyeri, vitamin D 1x1000 IU, kalsium 1x1000 mg, omeprazole 1x40 mg, sukralfat 3x10
ml, prebiotik 1x1 tab. Pasien kontrol ke dokter tidak teratur. Obat-obatan ini sudah dikonsumsi sejak
1 tahun lalu, setelah pasien dirawat karena infeksi paru-paru.

Saat masuk rumah sakit, tampak sakit berat, kesadaran GCS E3M3V2, TD 100/70, FN 120x irregular,
RR 24x/menit, saturasi O2 95%. Pemeriksaan fisik: tampak kurus, mata cekung, lidah kering, bunyi
jantung I dan II irregular, rhonki positif basah kasar, terdapat keterbatasan lingkup gerak sendi saat
ekstensi dan fleksi di kedua sendi tangan dan kaki, terdapat ulkus berukuran 4x3x6cm dasar otot di
regio sakrum, ulkus multipel beragam berkisar 2-3cm di maleolus lateral kanan , dan SIAS kanan,
sebagian terdapat pus. Edema pretibial bilateral (+), tungkai kanan lebih bengkak dan kemerahan.
NGT: kehitaman. EKG (terlampir). CT scan: kesan atrofi serebri, infark lakunar akut. Pemeriksaan
laboratorium: Hb 10 mg/dL, leukosit 12.500 mg/dL, Ureum 86/creatinin 1,9, GDS 213.
PERTANYAAN :

DOKTER DAN NAKES LAIN


1. Sebutkan daftar masalah dan sindrom geriatri yang ada pada pasien berdasarkan prioritasnya
2. Jelaskan skema hubungan antar masalah pada pasien
3. Apakah ada polifarmasi dan potensi pemberian obat yang tidak tepat pada pasien ? Jika ada
jelaskan !
4. Jelaskan prinsip tatalaksana komprehensif pada kasus ini
5. Buatlah rencana perawatan terinegrasi (care plan) pasien di atas!
5. Jika pasien mengalami perbaikan kemudian dipulangkan, jelaskan discharge planning untuk
pasien ini

PERAWAT
1. Identifikasi diagnosa/masalah keperawatan pada pasien ini!
2. Buatlah rencana asuhan keperawatan yang holistik dan komprehensif untuk pasien tersebut.
3. Buatlah rencana asuhan pasien pulang (discharge planning) dengan melihat kondisi di atas.
Assessment Geriatri

Identitas pasien
Nama : ny. X
Usia : 87 th

Keluhan utama:
penurunan kesadaran yang memberat sejak satu hari yang lalu.

Riwayat penyakit Sekarang:


Sejak tiga hari lalu pasien sulit dibangunkan dan lebih banyak tidur saja. Jika diberi makanan Pasien
mengunci mulut sehingga tidak ada asupan yang masuk.
Pasien lebih sering tidur sejak kurang lebih tiga bulan yang lalu. Makan dan minum perlu disuapi.
Pasien juga makin sering diam dan lebih sering berada pada posisi meringkuk ke sebelah kanan dan
marah karena kesakitan bila diganti posisi tidurnya. Kadang pasien juga marah jika dimandikan.
Pasien juga makin sering lupa dan sulit diajak komunikasi yang makin memberat seiring waktu.

Riwayat penyakit dahulu:


Sejak tiga tahun yang lalu pasien sudah berbaring di tempat tidur saja. Ini terjadi sejak pasien jatuh
dan dinyatakan patah tulang paha kanan. Keluarga pasien tidak membawa pasien ke dokter saat itu
karena menganggap pasien sudah terlalu tua. Sebelumnya pasien juga sudah jatuh berulang kali dan
tampak tidak stabil jika berjalan namun keluarga menganggapnya itu karena ia sudah tua.

Terdapat gangguan pendengaran dan pasien sudah disarankan menggunakan alat bantu dengar
namun pasien menolak.
Pasien memiliki Riwayat hipertensi dan diabetes mellitus.

Riwayat pembedahan:
Pasien sudah pernah operasi katarak kedua mata 8 tahun yang lalu.

Riwayat Opname:
1 tahun yang lalu, pasien di rawat karena infeksi paru

Obat-obat yang sedang dikonsumsi:


amlodipin 1x5 mg, ramipril 1x5 mg, candesartan 1x16 mg, metformin 3x500mg, acarbose 3x500 mg,
simvastatin 1x 20 mg, alprazolam 1x0,5 mg kalau tidak bisa tidur, multivitamin 1x1 tab, asam folat
1x1, natrium diklofenak 2x50 mg kalau nyeri, vitamin D 1x1000 IU, kalsium 1x1000 mg, omeprazole
1x40 mg, sukralfat 3x10 ml, prebiotik 1x1 tab. Pasien kontrol ke dokter tidak teratur.

Genogram:
Pemeriksaan Fisik:

Keadaan umum:
tampak sakit berat, kesadaran GCS E3M3V2,

Tanda- tanda vital:


TD 100/70, FN 120x irregular, RR 24x/menit, saturasi O2 95%.

Pemeriksaan fisik: tampak kurus, mata cekung, lidah kering, bunyi jantung I dan II irregular, rhonki
positif basah kasar, terdapat keterbatasan lingkup gerak sendi saat ekstensi dan fleksi di kedua
sendi tangan dan kaki, terdapat ulkus berukuran 4x3x6cm dasar otot di regio sakrum, ulkus multipel
beragam berkisar 2-3cm di maleolus lateral kanan , dan SIAS kanan, sebagian terdapat pus. Edema
pretibial bilateral (+), tungkai kanan lebih bengkak dan kemerahan.

Pemeriksaan penunjang
EKG (terlampir). CT scan: kesan atrofi serebri, infark lakunar akut. Pemeriksaan laboratorium: Hb 10
mg/dL, leukosit 12.500 mg/dL, Ureum 86/creatinin 1,9, GDS 213.

Jawaban
1.
No. Daftar Masalah Sindrom geriatri
1 CVD stroke infark Immobility
2 PSCBA ec gastropati NSAID Instability
3 Penumpukan dahak (slam) Inanition
4 Ulkus decubitus Impairment Of hearing, skin integrity
2.
No. Daftar Masalah Analisis
1 CVD stroke infark Pasien mengalami penurunan kesadaran yang semakin
memburuk. Hal ini dapat disebabkan oleh diabetes
mellitus dan hipertensi yang tidak kontrol rutin ke
dokter. Dimana pada diabetes dan hipertensi dapat
menyebabkan gangguan pembuluh darah
(aterosklerosis). Aterosklerosis ini yang menyebabkan
penurunan aliran darah ke otak.
2 PSCBA ec gastropati NSAID Pada pemeriksaan fisik didapatkan NGT berwarna hitam.
kemungkinan terjadi perdarahan saluran cerna bagian
atas. Hal ini disebabkan penggunaan obat NSAID dalam
waktu lama.
3 Penumpukan slam (dahak) Pada pasien ini didapatkan rhonki basah kasar. pasien ini
disebabkan tirah baring yang lama (imobilitas). hal ini
berisiko mningkatkan infeksi paru.
4 Ulkus decubitus Terjadi ulkus decubitus pada pasien ini disebabkan oleh
tirah baring lama (imobilitas) dan cenderung dengan
posisi yang menetap dan tidak dilakukan mobilisasi
minimal seperti memiringkan badan secara berkala.
Serta pemberian pelembab kulit. Sehingga kulit tidak
kering dan pasien tidak merasakan kesakitan ketika
dimandikan.
5 Imobilitas Disebabkan oleh patah tulang paha yang tidak diterapi
dengan adekuat. Pada pasien ini sering terjatuh
disebabkan isntabilitas postural. Dimana keluarga
menganggap hal ini, adalah hal yang wajar. Sehingga
pasein tidak diperiksa setelah dia terjatuh.
6 Instabilitas postural Pada pasien geriatri sering terjadinya ganngguan
keseimbangan. Dimana gangguan keseimbangan
tersebut.
7 Impairment of hearing, skin Pada pasein ini sudah mengetahui mengalami gangguan
integrity pendengaran, namun menolak menggunakan alat bantu
dengar. Hal ini dapat menyebabkan masalah komunikasi
dengan assisten rumah tangga ataupun dengan
anaknya. Yang dapat menyebabkan masalah baru.
Pada pasien ini didapatkan menolak untuk mandi
dikarenakan nyeri, hal ini dapat disebabkan kerinngnya
kulit pada pasien dan jika diteruskan seperti ini dapat
menyebabkan ulkus decubitus
8 innaniation Pada pasien ini mengalami gannguan nutrisi. Dimana
pasien mengalami kesulitan makan dan ditandai dengan
penurunan berat badan. Dapat menyebabkan malnutrisi

3. Interaksi obat
Pada pasien ini ada kemungkinan terjadinya polifarmasi. Dimana anatara satu obat dan
lainnya dapat menghambat penyerpan efektiviitasnya salah satunya adalah Amlodipine
(CCB) dan calcium;
4. Prinsip tatalaksana komperhensif
a. Atasi permasalahan akut pada pasien ini dengan berkordinasi dengan multidisiplin ilmu,
yaitu dengan dokter penyakit penyakit dalam, dokter spesialis syaraf. Dan dilakukan
perawatan luka setiap harinya, serta mobilisasi minimal ditempat tidur. Posisikan pasien
duduk 90 derajat secara berkala.
b. Modifikasi pemberian nutrisi untuk pasien dengan rendah gula dan garam, tinggi protein.
c. Setelah stabil kondisinya dan masalah akut telah tertangani. Berkordinasi dengan dokter
spesialis rehabilitasi medik.
d. Dilakukan perencanaan target kemandirian pada pasein ini.
e. Diberikan pelatihan kekuatan otot-otot tangan dan kaki yang mengalami atonia dan
kekakuan sendi secara berkala serta ajarkan pada pengasuhnya.
f. Pennggunaan alat bantu jalan dan ajarkan cara penggunaanya agar meminimalisir nyeri
akibat patah tulang paha.
5. Care plan
Assestment Planning
Penumpukan slam/dahak Ajarkan cara batuk efektif dan posisikan duduk 90 derajat secara
berkala
Ulkus dekubitus Rawat luka secara berkala dan ajarkan pengasuhnya untuk
membersihkan
Immobilitas Melakukan mobilisasi minimal yang dapat dilakukan di tempat tidur
secara berkala
Instabilitas postural Lakukan latihan kekuatan otot dan kekakuan sendi
Impairment skin intergrity Pemberian lotion pelembab pada kulit pasien

6. Discharge planning

a. Anjurkan dan pastikan untuk kontrol kembali


b. Ajarkan pengasuh dalam mengurus pasien. Seperti membantu mobilisasi pasien, pemberian
lotion, anjuran penggunaan obat, latihan beberapa gerakan dalam meningkatkan kekuatan
ontot dan mengurangi kekakuan sendi.
c. Pastikan pasien mau menggunakan alat bantu dengar agar terjalin komunikasi yang baik

Anda mungkin juga menyukai