SARILA HUSADA
Terapi 1. Diet
a. Cukup vitamin A dan C untuk mempertahankan epitel saluran
kemih.
b. Makan teratur dan bergizi
2. Medikamentosa
a. Obat pertama terbaik menurut kultur
b. Bila tidak, pilihan obat :
1) Sefotaksin
2) Seftriakson 2-3 x 1 g/hari
3) Trimetoprin 400
4) Doksisiklin pada klamidia : 2x 100 mg/hari
5) Aminoglikosid
6) Sefalosporin generasi ketiga
7) Golongan beta-laktam
c. Bila penyakit berat atau ada tanda-tanda sepsis, harus rawat
inap dan di berikan terapi :
1) Imipenem
2) Penisilin/ Sefalosporin plus amino glikosida dan
seftriakson atau seftazidine.
Obat obat tersebut di berikan atau lama pengobatan minimal 7 hari.
Pada keadaan yang berat atau dengan penyulit sebaiknya di berikan
selama 14 hari.
Komplikasi Gagal ginjal kronis
Pada saluran kemih bagian atas lebih banyak terjadi relaps dari pada
reinfeksi.
Daftar rujukan Panduan Praktis Klinis Ilmu Penyakit Dalam oleh Prof.DR.Dr.A.
Halim Mubin, SpPD,MSc,KPTI
Sragen, 4 Januari 2017
Ketua Komite Medik Kepala Bagian Penyakit Dalam
Direktur
Rumah Sakit Umum Sarila Husada
Terapi 1. Istirahat
a. Dirawat di ruang high care unit (HCU)
b. Tensi di ukur setiap 15-30 menit
c. Rata rata tekanan di turunkan 25 % dalam beberapa menit
sampai 2 jam (hipertensi emergensi) atau dalam 24 – 48 jam
(hipertensi urgensi)
2. Diet
a. Diet pantang garam
3. Medika mentosa
a. Per oral:
1) Klonidin, dosis awal 0,1-0,2 mg lalu dilanjutkan 0,05-0,1
mg, di berikan 4x sehari, dosis maximal 0,8 mg.
2) Kaptopril, dosis mulai 6, 25-12,5 mg
3) Nitrogliserin, sublingual, dosis 1/150 grain.
4) Nifedipin, dosis 10-20 mg.
b. Intravena
1) Sodium nitropusid, 16µg/menit, 1-6 µg/kg/menit.
2) Trimetafan, 0,5-5 mg/menit.
3) Diazoksid, bolus 50 mg 4x setiap 5-10 menit, atau drip 7,5
– 30 mg/menit tambah propanolol.
4) Hidralazin, 10 – 20 mg dapat diulang setelah 20 menit.
5) Metildopa, dosis 4x (250 – 500) mg/hari
6) Labetolol, dosis 20 -40 mg setiap 10 menit, maksimal
300mg.
7) Nikardipin, dosis 5 mg/jam ditingkatkan 1 – 2,5 mg/jam
setiap 15 menit sampai 15 mg/menit.
8) Nitrogliserin, dosis 5 -100 µg/menit
9) Esmolol hidroklorida, dosis 250 – 500 µg/kg/menit selama
1 menit dilanjutkan 50 – 100 µg/kg/menit selama 4 menit,
dosis dapat diulangi.
10) Furosemide, dosis 10 – 80 mg, bilamana tekanan darah
sudah terkontrol, obat tetap dapat dilanjutkan parenteral
dengan tapering off selama 2 – 3 hari.
Komplikasi 1. Perdarahan intraserebral
2. Infark serebral
3. Ensefalopati
4. Retinopati
5. Penyakit jantung koroner
6. Diseksi Aorta
7. Gagal ginjal akut
8. Edema paru
9. Anemia hemolitik mikroangiopati.
Edukasi Istirahat cukup
Pantang garam.
Prognosis Penyebab kematian tersering adalah stoke, gagal ginjal, dan gagal
jantung. Prognosis menjadi lebih baik apabila penanganannya tepat
dan segera.
Daftar rujukan Panduan Praktis Klinis Ilmu Penyakit Dalam oleh Prof.DR.Dr.A.
Halim Mubin, SpPD,MSc,KPTI
Sragen, 4 Januari 2017
Ketua Komite Medik Kepala Bagian Penyakit Dalam
Direktur
Rumah Sakit Umum Sarila Husada
Pemeriksaan Endoskopi
penunjang
b. PPI
Omeprazole 2 x 20 mg/
lansoprazole 30 mg/hari
pantoprazole 2 x 40 mg
c. Sitoprotektif
Pirenzepin 2 x 1 tablet
Sukralfat 3-4 x 1 tablet sebelum makan
d. Alkali dan antasida
e. Bila disertai Helicobaccter pylori tambahkan :
Klaritomisin 2 x 500 mg di tambah amoksisilin 2 x
1000mg
Metronidazole 3 x 500 mg di tambah amoksisilin 2 x
1000 mg
Metronidasole 3 x 500 mg di tambah klaritomisin 2 x 500
mg
Terapi komplikasi :
a. Rawat inap
b. Operatif untuk perforasi
c. Dilatasi lambung mendadak
Pasang sonde lambung
Beri cairan perinfus
Pasang kateter
Komplikasi 1. Perforasi
2. Hematemesis melena
3. Dilatasi lambung mendadak.
Edukasi Modifikasi gaya hidup
Prognosis Baik
Daftar rujukan Panduan Praktis Klinis Ilmu Penyakit Dalam oleh Prof.DR.Dr.A.
Halim Mubin, SpPD,MSc,KPTI
Sragen, 4 Januari 2017
Ketua Komite Medik Kepala Bagian Penyakit Dalam
Direktur
Rumah Sakit Umum Sarila Husada
Terapi 1. Istirahat
2. PPI :
- omeprazole 2 x 20 mg
- lansoprazole 2 x 30 mg
- pantoprazole 2 x 40 mg
3. H2RA :
- Simetidin 2 x 800 mg atau 4 x 400 mg
- Ranitidin 4 x 150 mg
- Famotidin 2 x 20 mg
- Nizatidin 2 x 150 mg
4. Antasida 4 x 1 sdm
5. Terapi komplikasi, pembedahan
Komplikasi 1. Saluran Cerna
a. Striktur esofagus
b. Esofagitis
c. Ulkus sampai perforasi esofagus
d. Esofagus Barrett
2. Saluran Nafas
a. Aspirasi masif (sindrom Mendelson)
b. Aspirasi pneumoni
c. Bronkiektasis
d. Batuk iritatif
e. Spasme glotis
f. Sudden death
g. Laringitis superior
Edukasi Modifikasi gaya hidup
Daftar rujukan Panduan Praktis Klinis Ilmu Penyakit Dalam oleh Prof.DR.Dr.A.
Halim Mubin, SpPD,MSc,KPTI
Direktur
Rumah Sakit Umum Sarila Husada
Pemeriksaan Endoskopi :
penunjang
Kriteria diagnosis 1. Anamnesa,pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang
2. Ditemukan tukak lambung pada pemeriksaan endoskopi.
Diagnosis Ulkus Peptikum
Terapi Terapi umum :
4. Istirahat cukup
5. Diet lunak, hindari makanan berlemak, pedas, keras, alkohol,
asam dan kopi.
6. Medika mentosa :
f. Antagonis reseptor H2 selama 6-8 minggu
Simetidin 4 x 400mg atau 2 x 800 mg
Ranitidin 4 x 150 mg
Famotidin 2 x 20 mg
Nizatidin 2 x 150 mg
g. PPI
Omeprazole 2 x 20 mg/
lansoprazole 30 mg/hari
pantoprazole 2 x 40 mg
h. Sitoprotektif
Pirenzepin 2 x 1 tablet
Sukralfat 3-4 x 1 tablet sebelum makan
i. Alkali dan antasida
j. Bila disertai Helicobaccter pylori tambahkan :
Klaritomisin 2 x 500 mg di tambah amoksisilin 2 x
1000mg
Metronidazole 3 x 500 mg di tambah amoksisilin 2 x
1000 mg
Metronidasole 3 x 500 mg di tambah klaritomisin 2 x 500
mg
Terapi komplikasi :
d. Rawat inap
e. Operatif untuk perforasi
f. Dilatasi lambung mendadak
g. Pasang sonde lambung
h. Beri cairan perinfus
i. Pasang kateter
Komplikasi 4. Perforasi
5. Hematemesis melena
6. Dilatasi lambung mendadak.
Edukasi Modifikasi gaya hidup
Prognosis Baik
Daftar rujukan Panduan Praktis Klinis Ilmu Penyakit Dalam oleh Prof.DR.Dr.A.
Halim Mubin, SpPD,MSc,KPTI
Sragen, 4 Januari 2017
Ketua Komite Medik Kepala Bagian Penyakit Dalam
Direktur
Rumah Sakit Umum Sarila Husada