BEDAH PREPROSTETIK
OLEH :
Felycia H (2014-11-067)
Nandini S (2014-11-119)
I.
Definisi
a. Alveolektomi
b. Torektomi
c. Eksisi/Hypermobile tissue
d. Eksisi Fibrous hypoplasia
e. Frenektomi
f. Augmentasi dengan hidroksi apatit
g. Transplantasi tulang/ bone graft
h. Vestibuloplasti
i. Segmentalosteotomis
II.
Penatalaksanaan Alveolektomi
I.
Definisi
a. Alveolektomi / Alveoloplasti
Alveolektomi adalah suatu tindakan
bedah yang radikal untuk mereduksi atau
mengambil processus alveolaris sehingga
bisa dilakukan aposisi mukosa yaitu
prosedur
yang
dilakukan
untuk
mempersiapkan lingir sebelum dilakukan
terapi
radiasi.
(Pederson,1996).
Alveolektomi adalah bedah eksisi dari
processus alveolaris yang dilakukan di
dalam rahang yang akan terkena radiasi selama proses perawatan neoplasma maligna
(Archer, 1997).
Sedangkan definisi alveolektomi menurut Sandira (2009), adalah pengurangan tulang
soket dengan cara mengurangi plate labial/bukal dari prosessus alveolar dengan
pengambilan septum interdental dan interadikuler. Atau tindakan bedah radikal untuk
mereduksi atau mengambil procesus alveolus disertai dengan pengambilan septum
interdental dan inter radikuler sehingga bisa di laksanakan aposisi mukosa.
Alveolektomi dibagi dalam beberapa klasifikasi:
- Simple alveoli ktomi. Dilakukan setelah multiple ekstraksi, apabila ada tulang
yang tajam di periksa dulu kemudian di alveolektomi
-
b. Torektomi
Torektomi merupakan prosedur bedah yang dilakukan untuk menghilangkan satu
atau lebih tonjolan tulang (torus) baik pada rahang atas maupun rahang bawah.
Dilakukan apabila torus mengganggu prosedur pemasangan gigi tiruan.
Teknik torektomi maksila:
Untuk menghilangkannya, lesi pembedahan sebuah insisi dibuat di sepanjang garis
tengah langit-langit, yang terdiri dari dua anterior dan posterior sayatan miring
(Gambar. 10,42). Sayatan ini dirancang untuk menghindari melukai cabang arteri
palatine, tetapi sehingga juga ada visualisasi yang memadai dari, dan akses ke, bidang
bedah tanpa ketegangan dan manipulasi yang merugikan selama prosedur. Setelah
refleksi, flaps yang ditarik dengan bantuan jahitan atau elevator periosteal lebar.
Setelah pembukaan lesi selesai, torus dipotong dengan bur fissure dan segmen secara
individual diangkat dengan menggunakan mono bevel chisel (Gambar. 10.43,10.44).
Lebih khususnya, chisel diposisikan di dasar exostosis dengan bevel kontak dengan
tulang palatum dan, setelah itu, setiap segmen lesi dihilangkan setelah pukulan sedikit
dengan mallet (Gbr. 10.45). Setelah menghaluskan permukaan tulang, jaringan lunak
berlebih dipotong dan, setelah irigasi berlebihan dengan larutan saline, flaps
direposisi dan dijahit dengan jahitan terputus (Gambar. 10,46-10,48). Jika torus
palatinus dalam ukuran kecil, sayatan untuk membuat flap dibuat lagi pada sepanjang
garis pertengahan, tetapi dengan sayatan miring pada anterior. Prosedur ini kemudian
dilakukan dengan cara yang persis sama seperti yang sudah disebutkan.
yang serius karena karsinoma papila, kadang memberikan tanda-tanda klinis yang
serupa.
e. Frenektomi
Adalah salah satu prosedur bedah pre
prostetik, prosedur sederhana dimana
sebagian atau seluruh frenulum yang
bermasalah dibuang secara bedah
dengan tujuan untuk mengembalikan
keseimbangan kesehatan mulut dan
retensi dan stabilitas gigi tiruan.
Umumnya dilakukan dengan lokal
anestesi. Perlekatan frenulum labial,
terdiri dari kumpulan jaringan fibrosa
tipis yang ditutupi mukosa, memanjang
dari bibir dan pipi ke periosteum
alveolar. Level perlekatan frenulum
bervariasi dari tinggi vestibulum sampai puncak ridge alveolar dan bahkan ke
daerah insisal papila di maksila anterior. Pembuangan frenulum lingual di bawah
lidah disebut lingual frenektomi (angkilotomi) yang dilakukan pada penderita
tongue tie (angkiloglosia). Segera setelah bedah minor dilakukan, lidah dapat
dijulurkan keluar mulut dimana sebelumnya tidak dapat dilakukan.ini merupakan
salah satu treatment yang harus disertai informed consent. Semua treatment
beresiko yang memiliki kemungkinan terjadinya komplikasi atau bahkan
kegagalan, wajib disertakan informed consent. Sebelumnya, pasien diberi
penjelasan lengkap tentang penyakitnya, meliputi diagnosis, etiologi, terapi acuan,
terapi alternatif, serta prognosis. Setelah itu baru diberikan informed consent
sebagai bukti bahwa pasien setuju menerima tindakan perawatan yang akan
dilakukan oleh dokter giginya.
Macam-macam frenektomi :
-Vertical incision
-Cross diamond incision
-Tehnik Z Plasty
FRENEKTOMI LABIAL
10
II
FRENEKTOMI LINGUAL
Frenektomi/frenetomi lingual kadang-kadang dilakukan pada anak-anak atas
anjuran ortodontis, dokter gigi anak, atau orang tua. Baik pada anak-anak atau
pada orang dewasa yang tak bergigi bisa digunakan teknik yang sama, walaupun
untuk bayi kadang-kadang frenotomi sederhana sudah mencukupi. Lidah
diimobilisi dengan jahitan pada bagian ujungnya. Garis besar ditentukan dengan
insisi mucosal. Kemudian frenulum dieksisi dengan menggunakan gunting atau
tang fiksasi jaringan dimana tempat diksesi lebih dekat kea rah lidah, bukan
kedasar mulut. Penutupan bisa dilakukan dengan baik dngan menggunakan
gut/bahan yang bisa diabsorbsi yang lain karena pembukaan jahitan sering sulit
dan menyakitkan.mungkin terjadi edema lingual sesudah dilakukan frenektomi,
maka dianjurkan pada pasien untuk menempelkan atau menggulum es sesering
mungkin. Eksisi yang berbentuk elips dapat digunakan pada sebagian besar kasus
penganmbilan flenulum. Prosedur yang lama misalnya Z-plasti relatif sulit untuk
11
Penambahan dengan Hidroksi apatit yaitu suatu bahan alloplastik yang bersifat
biocompatible yang dapat digunakan untuk menambah ketinggian tulang alveolar.
g. Transplantasi Tulang / Bone Graft
Graft adalah suatu bagian jaringan yang diambil dari satu tempat dan
ditransplantasikan ke tempat lain, baik pada individu yang sama maupun yang
berlainan. Tujuannya adalah untuk memperbaiki suatu cacat yang disebabkan oleh
penyakit, kecelakaan, atau anomali pertumbuhan dan perkembangan. Bone graft
adalah pilihan yang banyak digunakan untuk memperbaiki kerusakan tulang
periodontal. Dengan graft tulang diharapkan ada perbaikan klinis pada tulang
periodontal, hal ini lebih baik bila dibandingkan dengan cara bedah pembersihan
biasa tanpa penambahan bahan graft. Pada kasus-kasus yang regenerasinya
kurang dapat diharapkan, misalkan karena tulang alveolar sudah banyak yang
12
14
Bedah ASO termasuk ekstraksi gigi yang lebih posterior dari kaninus, tulang
alveolar pada spasia ini dihilangkan dan secara keseluruhan tulang alveolar dan
giginya diretraksi. Teknik
bedah
untuk
protrusi
bimaksiler yang lain adalah
two-jaw
surgery. Teknik
bedah ini dilakukan jika
bedah ASO tidak bisa
dilaksanakan karena ekstraksi
gigi dilakukan pada usia
muda, dan derajat protrusi
gigi tidak terlalu parah.
Teknik
ini
merupakan
prosedur
bedah
yang
dilakukan pada maksila untuk memperpendek sehingga dapat mengkoreksi
protrusi maksila. Metode ini juga untuk mengkoreksi kelebihan sisi vertikal
maksila, gummy smile atau sebagian besar gingiva terlihat saat tersenyum. Insisi
dilakukan didalam mulut kemudian maksila diturunkan dan kelebihan tulang
dihilangkan. Setelah reposisi rahang, tulang rahang disatukan dan disambung
dengan kawat dan dijahit dengan benang absorbable. Alasan lain untuk
melakukan bedah dengan teknik ini yaitu ketika rahang bawah protrusi dan wajah
yang panjang.
II.
Penatalaksanaan Alveolektomi
INDIKASI ALVEOLOPLASTI
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
(v)
(vi)
(vii)
(viii)
(ix)
(x)
(xi)
mandibula,
setelah tindakan pencabutan satu atau beberapa gigi, sehingga dapat segera
dilakukan pencetakan yang baik untuk pembuatan gigi tiruan,
adanya torus palatinus (palatal osteoma) maupun torus mandibularis yang
besar,
untuk memperbaiki overbite dan overjet.
Antiseptik untuk dioleskan pada titik suntikan anestesi dan bekas luka setelah
penjahitan
Anestesi infiltrasi (0,5cc) di mukosa bukan dan lingual gigi
Hidrogen peroksida dan aquadest untuk irigasi flap
TEKNIK-TEKNIK ALVEOLOPLASTI
Starshak (1971) mengemukakan 5 macam teknik alveoloplasti, yaitu : (i) teknik
Alveolar Kompresi, (ii) teknik Simpel Alveoloplasti, (iii) teknik Kortiko- Labial
Alveoloplasti, (iv) teknik Dean Alveoloplasti, dan (v) teknik Obwegeser Alveoloplasti.
Teknik Alveolar Kompresi
16
Merupakan teknik alveoloplasti yang paling mudah dan paling cepat. Pada teknik ini
dilakukan penekanan cortical plate bagian luar dan dalam di antara jari- jari. Teknik ini
paling efektif diterapkan pada pasien muda, dan harus dilakukan setelah semua tindakan
ekstraksi, ter- utama pada gigi yang bukoversi. Tujuan dilakukannya tindakan ini adalah
untuk mengurangi lebar soket dan meng- hilangkan tulang-tulang yang dapat menjadi
undercut.
mempertahankan tulang kortikal sehingga dapat memper- kecil resorbsi tulang setelah
operasi. McKay memodifikasi teknik Dean ini dengan memecahkan cortical plate ke arah
labial sebelum menekannya kembali ke palatal. Modifikasi ini menjamin onlay tulang
dapat bergerak bebas dan terlepas dari tekanan.
Teknik Obwegeser Alveoloplasti
Pada kasus protrusi premaksilaris yang ekstrim, teknik Dean tidak akan
menghasilkan ridge anterior berbentuk U seperti yang diinginkan, tetapi mengha- silkan
ridge berbentuk V. Untuk menghindari bentuk ridge seperti ini, Obwegeser membuat
fraktur pada cortical plate labial dan palatal. Keuntungan teknik ini adalah dapat
membentuk kedua permukaan palatal dan labial prosesus alveolaris anterior, dan sangat
tepat untuk kasus protrusi premaksilaris yang ekstrim.
Operasi dengan teknik ini harus didahului dengan proses pembuatan model gips,
kemudian splint atau gigi tiruan disusun pada model kerja gips tersebut. Dengan
dilakukannya proses ini, maka prosedur operasi yang dilakukan di kamar praktek dokter
gigi atau di ruang operasi dapat dilakukan dengan lebih akurat.
Teknik untuk alveolektomi maksila dan mandibula:
1 Jika kasus salah satu dari gigi yang tersisa baru dicabut, mukoperiosteum harus dicek
untuk memastikan bahwa telah terdapat kedalaman minimum sebesar 10mm.Dari
semua tepi gingival yang mengelilingi area yang akan dihilangkan.
2 Pastikan bahwa insisi telah dibuka mulai dari midpoint dari puncak alveolar pada titik
di pertengahan antara permukaan buccal dan lingual dari gigi terakhir pada satu garis,
yaitu gigi paling distal yang akan dicabut, menuju ke lipatan mukobukal pada sudut
450 setidaknya 15mm. tarik insisi ke area dimana gigi tersebut sudah dicabut
sebelumnya.
3 Angkat flap dengan periosteal elevator dan tahan pada posisi tersebut dengan jari
telunjuk tangan kiri atau dengan hemostat yang ditempelkan pada tepi flap atau
dengan tissue retactor.
4 Bebaskan tepi flap dari darah menggunakan suction apparatus, dan jaga dari seluruh
area operasi.
5 Letakkan bone shear atau single edge bone-cutting rongeur dengan satu blade pada
puncak alveolar dan blade lainnya dibawah undercut yang akan dibuang, dimulai
pada region insisivus sentral atas atau bawah dan berlanjut ke bagian paling distal
dari alveolar ridge pada sisi yang terbuka.
6 Bebaskan mukoperiosteal membrane dari puncak alveolar dan angkat menuju lingual,
sehingga plate bagian lingual dapat terlihat. Prosedur ini akan memperlihatkan
banyak tulang interseptal yang tajam.
7 Hilangkan penonjolan tulang interseptal yang tajam tersebut dengan end-cutting
rongeurs.
18
10
11
12
13
14
15
Haluskan permukaan bukal dan labial dari alveolar ridge dengan bone file. Tahan
bone file pada posisi yang sama sebagai straight operative chisel , pada posisi jari
yang sama, dan file area tersebut pada dengan gerakan mendorong.
Susuri soket dengan small bowl currete dan buang tiap spikula kecil tulang atau
struktur gigi atau material tumpatan yang masuk ke dalam soket. Ulangi prosedur ini
pada sisi kiri atas dan lanjutkan ke tahap berikutnya.
Kembalikan flap pada posisi semula, kurang lebih pada tepi jaringan lunak, dan
ratakan pada posisi tersebut dengan jari telunjuk yang lembab.
Catat jumlah jaringan yang overlapping, yang notabene bahwa tulang dibawahnya
telah dikurangi, yang akhirnya meninggalkan tulang yang lebih sedikit dilapisi oleh
jaringan lunak.
Dengan gunting, hilangkan sejumlah mukoperiosteum yang sebelumnya terlihat
overlap.
Ratakan jaringan lunak tersebut kembali ketempatnya menggunakan jari telunjuk
yang lembab, perkirakan tepi dari mukoperiosteum, lalu catat apakah ada penonjolan
tajam yang tersisa pada alveolar ridge. Operator dapat merasakannya dengan jari
telunjuk.
Jika masih terdapat penonjolan dari tulang yang tersisa, hilangkan dengan bone fie.
Jahit mukoperiosteum kembali ketempatnya. Disarankan menggunakan benang
jahitan sutra hitam kontinyu nomor 000. Walaupun demikian, jahitan interrupted juga
dapat digunakan jika diinginkan
19