Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh
yang tidak dapat dipisahkan satu danlainnya karena akan mempengaruhi
kesehatan tubuh keseluruhan. Gigi merupakan salah satu bagian tubuh
yang berfungsi untuk mengunyah, berbicara dan mempertahankan bentuk
muka, sehinggapenting untuk menjaga kesehatan gigi sedini mungkin agar
dapat bertahan lama dalam rongga mulut.
Masalah terbesar yang dihadapi penduduk Indonesia seperti juga di
negara-negara berkembang lainnya di bidang kesehatan gigi dan mulut
adalah penyakit jaringan keras gigi (caries dentin). Hal ini karena
prevalensi karies di Indonesia mencapai 80%.Usaha untuk mengatasinya
belum memberikan hasil yang nyata bila diukur dengan indikator
kesehatan gigi masyarakat.Tingginya prevalensi karies gigi serta belum
berhasilnya usaha untuk mengatasinya mungkin dipengaruhi oleh faktorfaktor distribusi penduduk, faktor lingkungan, faktor perilaku, dan faktor
pelayanan kesehatan gigi yang berbeda-beda pada masyarakat Indonesia.
Karies gigi adalah suatu proses kerusakan yang dimulai dari email
terus ke dentin dan merupakan suatu penyakit yang berhubungan dengan
banyak faktor. Ada empat faktor utama yang saling mempengaruhi untuk
terjadinya karies yaitu faktor host yang meliputi gigi dan saliva, faktor ke
dua ialah mikroorganisme, ke tiga adalah substrat dan ke empat adalah
waktu.
Selain faktor langsung yang ada di dalam mulut, terdapat faktorfaktor tidak langsung yang disebut faktor risiko luar yang merupakan
faktor predisposisi dan faktor penghambat terjadinya karies. Faktor luar
antara lain adalah usia, jenis kelamin, keadaan penduduk dan lingkungan,
pengetahuan, kesadaran dan perilaku yangberhubungan dengan kesehatan
gigi, misalnya pengetahuan mengenai jenis makanan dan minuman yang
menyebabkan karies.
Studi epidemiologi menunjukkan bahwa kejadian karies sangat
berbeda antara kelompok-kelompok penduduk, tetapi diet

dipertimbangkan sebagai perbedaan utama antara kelompok-kelompok


bangsa meskipun ada juga faktor genetik. Telah dibuktikan dari berbagai
penelitian bahwa gula dalam diet merupakan penyebab utama karies. Suku
bangsa yang mengkonsumsi gula lebih tinggi, kariesnya lebih tinggi
dibandingkan dengan mereka yang mengkonsumsi gula lebih rendah.
Gula berfungsi sebagai pemanis, bahan pengawet dan memberikan
aroma yang harum. Hal ini akan menimbulkan daya tarik baik pada rasa,
aroma maupun bentuk makanan itu sendiri, sehingga ada kecenderungan
orang akan memilih makanan yang bergula.Sekarang ini banyak dijumpai
makanan jajan yang kariogenik yang dijual di pasaran dan sudah sampai
ke pelosok desa. Makanan ini sangat digemari anak sehingga perlu lebih
diperhatikan pengaruh substrat kariogenik dengan kejadian karies gigi.
Jajanan umumnya dimakan di luar jam-jam makan atau di antara
jam-jam makan. Konsumsi makanan kariogenik yang sering dan berulangulang akan menyebabkan pH plak tetap di bawah normal dan
menyebabkan demineralisasi enamel dan terjadilah pembentukan karies.
Suatu studi mengenai pengaruh konsumsi gula dengan terjadinya
karies yang dilakukan pada akhir tahun 1940-an dikenal dengan Studi
Vipeholm, studi dilakukan pada rumah sakit mental di kota Lund, Swedia.
Hasil studi menunjukkan, bahwa makin sering gula dikonsumsi oleh
individu dengan kebersihan mulut yang buruk, dapat meningkatkan
serangan karies pada individu tersebut. Oleh karena itu makanan yang
sangat diperlukan oleh anak yang sedang dalam masa pertumbuhan
dan perkembangan, akan menimbulkan pengaruh negatif apabila
pemberiannya tidak tepat.
Pada umumnya hampir semua anak menyukai makan jajan yang
rasanya manis seperti coklat, es krim dan lain-lain. Jenis makanan ini
merupakan karbohidrat yang sangat kariogenik dan berpotensi
mengakibatkan karies. Kemungkinan anak mendapatkan makanan dan
minuman, antara lain tergantung dari tersedianya jenis makanan dan
minuman , kemampuan, lingkungan serta pengetahuan dan tingkat
pendidikan orang tua dalam hal pemeliharaan kesehatan
mulut.Peningkatan keadaan sosial ekonomi dan pola hidup masyarakat
juga sangat berpengaruh pada peningkatan penyakit gigi dan mulut. Hal ini
antara lain disebabkan karena adanya perubahan perilaku masyarakat serta
kemampuan dalam menyediakan makanan yang bersifat kariogenik seperti

gula, permen dan coklat yang pada umumnya lebih banyak dan sering
dikonsumsi oleh anak.

Anda mungkin juga menyukai