Anda di halaman 1dari 4

MODUL 2 INTERNA

“MODUL INKONTINENSIA URIN”

Kelompok 9 :
1. Nurfadillah (4518111045)
2. Ambo Upe Intang (4519111001)
3. Adeviliani Patiung (4519111009)
4. Andi Maruddani Patiaware (4519111021)
5. Muhammad Iqbal (4519111031)
6. Nur Hidayah Abysam (4519111038)
7. Nadine Noor Adhani (4519111040)
8. Indri Nadya Lumbanraja (4519111052)
9. Amanda Dwi Febriyanti (4519111059)
10. Nurul Fatul Harda (4519111075)
11. Angeline Rana (4519111083)
Skenario :
Perempuan 68 tahun dibawa ke Rumah Sakit oleh keluarganya dengan keluhan selalu
mengompol. Keadaan ini dialami sudah sejak 1 tahun lalu dimana penderita sama sekali tidak dapat
menahan setiap bila ingin buang air kecil, sehingga kadang air seninya berceceran di lantai. Tidak ada
keluhan sakit saat berkemih.
Menurut keluarganya sejak seminggu yang lalu penderita terdengar batuk-batuk, banyak lendir kental
sulit untuk dikeluarkan dan agak sesak nafas, tetapi tidak demam. Beberapa minggu ini nafsu makannya
sangat berkurang. Penderita mempunyai 8 orang anak yang terdiri dari 5 laki-laki dan 3 perempuan.
Riwayat penyakit selama ini, sejak 15 tahun penderita mengidap dan berobat teratur penyakit kencing
manis dengan obat Glibenklamide 5 mg, tekanan darah tinggi dengan obat Captopril 25 mg dan ke dua
lutut sering bengkak dan sakit.

Kata kunci :
1. Perempuan 68 tahun
2. Selalu mengompol dialami sudah sejak 1 tahun lalu
3. tidak dapat menahan buang air kecil
4. batuk-batuk, banyak lendir kental sulit untuk dikeluarkan dan agak sesak nafas
5. nafsu makannya sangat berkurang
6. 15 tahun mengidap penyakit kencing manis
7. tekanan darah tinggi
8. dua lutut sering bengkak dan sakit
9. Riwayat penggunaan Glibenklamide 5 mg teratur
10. Riwayat penggunaan obat Captopril 25 mg

Kata sulit :
1. Glibenklamide :  Obat untuk mengendalikan kadar gula darah yang tinggi pada diabetes
tipe 2.
2. Penyakit kencing manis/Diabetes : Penyakit yang mengakibatkan terlalu banyak kadar gula
dalam darah (glukosa darah tinggi).
3. Captopril : Suatu obat yang digunakan untuk pengobatan hipertensi, gagal jantung
kongestif, dan pecegahan remodelisasi ventrikel pasca-MI. Kaptopril sendiri dieliminasi
dalam hati dan ginjal dalam tubuh.

Pertanyaan :
1. Jelaskan definisi inkontinensia urin
2. Jelaskan etiologi dari inkontinensia urin
3. Jelaskan epidemiologi dari inkontinensia urin
4. Jelaskan patofisiologi dari inkontinensia urin
5. Jelaskan klasifikasi dari inkontinensia urin
6. Jelaskan penatalaksanaan dari inkontinensia urin
7. Sebutkan komplikasi dari inkontinensia urin
Jawaban :
1. inkontinensia urin pada umumnya disebabkan karena adanya kelainan urologis,fungsional,dan
neurologis. inkontinensia urin karena urologis disebabkan karena adanya penyakir lain yang
mempengaruhi urologis seperti adanya tumor,batu,da peradangan.adanya kelainan-kelainan
tersebut menimbulkan gangguan-gangguan pada fungsi dan hilangnya sensibilitas pada kandung
kemih.
2. Inkontinensia urin signifikan menurunkan kualitas hidup penderitanya, yang mengarah
pada terganggunya hubungan sosial, distres psikologis karena malu dan frustasi, rawat
inap karena gangguan kulit dan infeksi traktus urinarius, serta perawatan di rumah
(nursing home admission). Wanita tua penderita inkontinensia 2,5 kali lebih mungkin
menjalani nursing home daripada yang kontinensia.
3. Penyebab dari inkontinensia urin adalah adanya ketidakmampuan mengontrol
sfingter,tekanan abdomen yang mengalami perubahan secara tiba-tiba atau adanya
komplikasi dari penyakit pada saluran kemih. Inkontinensia urin dapat bersifat temporer
karena struktur dasar panggul lemah yang biasanya dialami oleh wanita hamil.
Inkontinensia urin juga dapat bersifat permanen misalnya pada spinalcore trauma.
Inkontinensia urin dapat terjadi pada berbagai usia,namun ketidakmampuan mengontrol
urinari adalah masalah bagi lansia.
4. Ada 2 klasifikasi dari Inkontinensia urin
- Inkontinensia urin akut
Inkontinensia ini terjadi kurang dari 6 bulan dan biasanya terjadi secara
mendadak.kondisi ini berkaitan dengan penyakit akut yang diderita dan akan
menghilang ketika penyakitnya sudah bisa ditangani atau sembuh
- Inkontinensia urin kronik
Inkontinensia ini terjadi karena kapasitas kandung kemih yang menurun serta
lemahnya kontraksi otot detrusor yang mengakibatkan kegagalan dalam pengosongan
kandung kemih.
5. – Pelatihan kandung kemih
Menentukan edukasi,berkemih yang terjadwal. Tindakan yang menghambat berkemih
harus dilakukan sampai suatu waktu tertentu dan jumlah waktu yang ditentukan harus
ditingkatkan secara progresif. Mulai dengan 2 sampai 3 jam dan tingkatkan. 12%
pasien akan menjadi kontinen total.serta 75% akan mengalami penurunan episode
Inkontinensia sebesar 50%. Paling baik dilakukan pada Inkontinensia dorongan,tetapi
juga dapat dilakukan pada Inkontinensia tekanan.
- Pelatihan kebiasaan
Dorong pasien untuk berkemih disaat yang normal seperti di pagi hari,sebelum
tidur,dan setelah makan.
6. – kerusakan kulit
- Infeksi saluran kencing
- Infeksi kulit daerah kemaluan
- Gangguan tidur
- Masalah psiko sosial seperti depresi,dan mudah marah
Referensi :

Tarnay CM, Bhataia NN: Urinary incontinence. In DeCherney AH, Nathan L (eds): Current
Obstetric&Gynecologic Diagnosis&Treatment, 10th ed. New York, McGraw-Hill, 2007.
Available at: http://www.accessmedicine.com/content.aspx?aID=2390668. Accessed April 26,
2007
Siegel SW, Catanzaro F, Dijkema HE, et al: Long-term results of a multicenter study on sacral
nerve stimulation for treatment of urinary urge incontinence, urgency-frequency, and retention.
Urology 56(6 Suppl 1):87, 2000

Brown JS, Seeley DG, Fong J, et al: Urinary incontinence in older women: who is at risk? Study
of Osteoporotic Fractures Research Group. Obstet Gynecol 87(5 Pt 1):715, 1996

Bump RC, McClish DK: Cigarette smoking and urinary incontinence in women. Am J Obstet
Gynecol 167:1213, 1992 [PMID: 1442969]

Anda mungkin juga menyukai