Anda di halaman 1dari 8

PEMISAHAN AMIL ALKOHOL DARI LIMBAH CAIR LUTTER WASHER

Ani Purwanti

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND
Jl. Kalisahak No. 28, Kompleks Balapan, Tromol Pos 45, Yogyakarta 55222
E-mail: ani4wanti@gmail.com

ABSTRACT

Fusel oil is a side product of ethanol manufacturing process through the fermentation of
molasses. Sometimes, fusel oil is accidently mixed with liquid waste from the bottom of
alcohol rectifying column. This mixture is called lutter washer. Fusel oil contains isoamyl
alcohol, n-amyl alcohol, and other alcohols. Isoamyl alcohol is the raw material of organic
ester. Further processing is required to increase the economic value of fusel oil, such as the
separation of components by distillation. In this study, the composition of isoamyl alcohol
and n-amyl alcohol in the residue in the distillation process as a function of distillation time
in a packing column was evaluated. An artificial waste lutter washer was used as a raw
materials in this experiment. The processes were conducted using a distillation column with
a cylindrical dan spherical glass packing materials. Lutter washer was distilled with total
reflux until the equilibrium temperature was reached, then the data of the experiment was
taken during 180 minutes at the condition of reflux at 5/5 (5 minutes distillate was returned
to the tower and 5 minutes distillate was collected). The composition of the distillation
residue were evaluated at interval time of 30 minutes. The same processes were evaluated
using different heights of packing materials. The data show that the highest composition of
isoamyl alcohol and n-amyl alcohol are 21.99% and 3.70% of the 15 mL total residue,
respectively. It is obtained in the distillation process that used the packing materials with
ball shape, the column with 85 cm of height and 3.5 cm of diameter.

Keywords : Fusel Oil, Distillation, Isoamyl Alcohol, N-Amyl Alcohol.

rektifikasi ini biasanya dihasilkan minyak


1. PENDAHULUAN fusel. Di pabrik etanol yang menggunakan
Pabrik - pabrik gula di Indonesia proses distilasi kontinyu, jika konsentrasi
menghasilkan produk samping berupa tetes etanol yang tinggi maka minyak fusel
(molase) yang dapat diolah lebih lanjut (campuran alkohol tinggi) yang dihasilkan
menjadi alkohol dengan jalan fermentasi. kurang volatil daripada etanol. Dan jika
Selain itu, dihasilkan hasil samping berupa etanol yang dihasilkan mempunyai
minyak fusel. Minyak fusel ini konsentrasi rendah, maka minyak fusel yang
penggunaannya masih terbatas sebagai dihasilkan lebih volatil dari etanol. Minyak
pelarut zat pembentuk lapisan pelindung fusel cenderung dihasilkan di dalam kolom
(Trihadi, 2007; Susanty, 2002). rektifikasi, lebih tepatnya pada suatu kondisi
Tetes dapat diolah menjadi produk yang dimana konsentrasi etanol sekitar 40-47%
berupa alkohol dan spiritus dengan beberapa volume (kira-kira pada suhu 85-920C). Jika
proses, antara lain pemasakan tetes, peragian, zona proses berada di atas atau di bawah
serta proses penyulingan. Proses penyulingan kondisi tersebut, maka rasio minyak fusel
dilakukan di dalam beberapa menara distilasi yang dihasilkan terhadap etanol rendah.
menggunakan uap panas bersuhu 393K, Banyaknya minyak fusel yang dihasilkan dari
kolom tersebut diantaranya adalah kolom kolom rektifikasi alkohol tergantung dari
rektifiser. Dari bagian tengah kolom proses fermentasi serta kondisi proses
distilasi yang dilakukan. Hal ini

19
Teknoin Vol. 22 No. 1 Maret 2016 : 19-26

mengakibatkan variasi jumlah minyak fusel fusel dari lutter washer dan juga untuk
yang dihasilkan, yaitu berkisar antara 1 - 11 mengambil komponen isoamil alkohol
liter pada proses produksi 1000 liter alkohol sebagai komponen alkohol dari lutter
(Ananta, 2007; Patil et. al., 2002). washer. Salah satu alternatif yang dapat
Dari beberapa proses distilasi, terkadang digunakan untuk melakukan pemisahan
dari bagian bawah kolom rektifikasi alkohol, komponen dari lutter washer maupun proses
terdapat juga kandungan minyak fusel yang pengambilan isoamil alkohol dari campuran
bercampur dengan limbah cair. Limbah cair minyak fusel adalah proses distilasi
ini merupakan air bebas alkohol yang sering (Sulaiman and Gasmelseed, 2000). Dari
disebut dengan lutter washer (Anantha, proses distilasi secara batch dapat diperoleh
2007). Sebanyak lima liter minyak fusel komposisi hasil distilasi sebagai fungsi dari
dapat diperoleh ketika proses distilasi waktu distilasi. Karena masih sedikitnya data
memproduksi 100 liter etil alkohol (Sulaiman penelitian untuk pemisahan minyak fusel dari
and Gasmelseed, 2000). lutter washer maka saat ini masih perlu
Pada umumnya, minyak fusel terdiri dari dilakukan penelitian yang menggunakan
isobutil alkohol, isoamil alkohol, amil proses distilasi untuk mengevaluasi
alkohol, propanol, dan etanol. Dari suatu kesetimbangan proses distilasi lutter washer
penelitian, minyak fusel merupakan pada suatu rentang waktu tertentu dengan
campuran dari beberapa senyawa alkohol kolom distilasi isian secara batch dengan
antara lain aktif amil alkohol, isoamil melakukan evaluasi pengaruh tinggi bahan
alkohol, isobutanol, air, dan etanol, dengan isian dan juga bentuk bahan isian (packing)
komposisi masing - masing sebesar 0,12 di dalam kolom distilasi.
w/w, 0,56 w/w, 0,07 w/w, 0,15 w/w, dan Sulaiman and Gasmelseed (2000), telah
0,09 w/w. Selain itu, minyak fusel juga melakukan penelitian yang bertujuan
mengandung senyawa alkohol yang lain yang mendesain suatu kolom distilasi untuk
mempunyai nilai ekonomi yang tinggi antara mengambil amil, butil, propil, dan juga etil
lain metanol, propanol, butanol, pentanol, alkohol dari minyak fusel. Dalam penelitian
dan n-amil alkohol (Ananta, 2007; Ferreira ini dilakukan perhitungan manual yang
et. al., 2013). kemudian diikuti dengan program simulasi
Penggunaan isoamil alkohol atau 3- menggunakan HYSYS. Dari hasil kalkulasi
metil-1-butanol salah satunya adalah untuk yang dilakukan diperoleh hasil yang
membuat ester organik. Senyawa ester dapat memuaskan, yaitu diameter kolom distilasi
digunakan untuk bahan pemberi rasa maupun sebesar 3,7 m, tinggi kolom sebesar 13,8
sebagai pelarut. Produksi ester dari isoamil m,dan jumlah stage teoritis kolom distilasi
alkohol salah satunya dapat dilakukan secara sebanyak 20. Penelitian yang menggunakan
enzimatis dan biasanya menggunakan simulasi komputer dalam mencari alternatif
isoamil alkohol murni (Dormo et. al., 2004). pemurnian minyak fusel dengan
Mengingat kegunaannya perlu diupayakan mempertimbangkan biaya yang diperlukan
pencarian sumber isoamil alkohol, pertahun juga telah dilakukan oleh Ferreira
diantaranya dari minyak fusel. Agar dapat et. al. (2013). Dari simulasi yang dilakukan
digunakan lebih luas dan untuk diperoleh pemisahan yang baik memberikan
meningkatkan nilai ekonomis dari minyak jumlah alkohol (isoamil alkohol) terambil
fusel, maka minyak fusel ini perlu diolah sebanyak 99,53%.
lebih lanjut yaitu dengan melakukan Terdapat penelitian yang lain mengenai
pemurnian minyak fusel untuk mengambil pemurnian minyak fusel. Kandungan air
isoamil alkohol. dalam minyak fusel yang masih besar (70%
Sampai saat ini masih belum ada proses berat/berat) dikurangi dengan peralatan
yang baik untuk dapat memisahkan minyak mikropori secara batch. Minyak fusel dengan

20
Pemisahan Amil Alkohol dari Limbah Cair Lutter Washer (Ani Purwanti)

kadar air yang rendah kemudian diambil 2. Semakin rendah pH maka pembentukan
isoamil alkohol dengan cara distilasi dan minyak fusel semakin banyak.
dapat menghasilkan kemurnian sebesar 3. Suhu fermentasi, semakin tinggi suhu
99,7% (volume/volume) (Guvenc, et.al, akan memproduksi alkohol fusel dengan
2007). Perbedaan hasil isoamil alkohol ini jumlah yang semakin banyak.
salah satunya disebabkan karena komposisi
minyak fusel sebagai bahan yang diproses Beberapa penelitian telah dilakukan
tidak sama. Di dalam Patil et. al. (2002) untuk mencari alternatif penggunaan minyak
dituliskan bahwa pengambilan ami alkohol fusel. Minyak fusel sebagai cairan yang
98% dari minyak fusel dapat dilakukan sedikit berminyak dapat digunakan sebagai
dengan proses batch dengan menggunakan solvent, bahan pencegah pembentukan buih,
air sebagai bahan pemisah. dan juga sebagai bahan bakar penyuplai
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk energi. Amil alkohol sebagai salah satu
mendapatkan data komposisi hasil proses komponen alkohol yang terdapat dalam
distilasi yaitu komposisi distilat dan residu minyak fusel merupakan bahan kimia (fine
sebagai fungsi waktu proses distilasi untuk chemical) dengan nilai yang tinggi. Begitu
mengambil isoamil alkohol dari lutter juga dengan ester dari asam asetat dan asam
washer. Evaluasi dilakukan untuk tinggi butirat (komponen minyak fusel) dapat
kolom bahan isian yang berbeda dan bentuk digunakan dalam bahan penambah rasa dan
bahan isian yang berbeda dengan bahan pewangi. Untuk mendapatkan
menggunakan perbandingan refluks tertentu. komponen alkohol dengan kemurnian tinggi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dari minyak fusel dapat dilakukan pemisahan
manfaat untuk meningkatkan pemanfaatan menggunakan proses distilasi. Penanganan
limbah lutter washer dan juga dapat minyak fusel ini tidaklah sulit; pemisahan
menambah penelitian tentang proses yang dilakukan hanya menggunakan proses
pemisahan menggunakan distilasi. distilasi sederhana dengan
mempertimbangkan sifat - sifat fisika dan
2. TINJAUAN PUSTAKA kimia dari minyak fusel (Sulaiman and
Gasmelseed, 2000).
Minyak fusel merupakan cairan yang
Distilasi merupakan cara yang umum
relatif kental dengan warna kemerahan dan
digunakan untuk pemisahan cairan homogen.
bau yang tidak sedap. Fermentasi merupakan
Pemisahan dilakukan berdasarkan perbedaan
suatu proses biologi yang kompleks dalam
titik didih dan volatilitas dari komponen
proses produksi alkohol. Bahan yang
penyusun dalam cairan tersebut, dengan cara
dihasilkan selama proses fermentasi gula
menguapkan komponen yang volatil. Jika
tidak hanya etanol sebagai produk utama,
terdapat cairan yang terdiri dari beberapa
tetapi juga dihasilkan beberapa macam
komponen dipanaskan, maka akan terbentuk
alkohol tingkat tinggi. Pembentukan alkohol
uap dengan kandungan komponen volatil
(minyak fusel) merupakan hasil aktivitas
yang lebih banyak apabila dibandingkan
normal dari fermentasi oleh yeast (Sulaiman
dengan cairan yang tertinggal / yang tidak
and Gasmelseed, 2000). Beberapa faktor
teruapkan. Dan jika uap yang dihasilkan
yang menentukan proses pembentukan
tersebut didinginkan, maka bahan yang
alkohol (minyak fusel) antara lain:
mempunyai titik didih yang lebih tinggi akan
1. Bahan - bahan seperti amonium sulfat
cenderung untuk dapat mudah mengembun
dan urea yang ditambahkan saat proses
dibandingkan dengan komponen dengan titik
fermentasi berubah menjadi asam amino.
didih lebih rendah (Permatasari dkk., 2015).
Keberadaan asam ini menjadi faktor
Proses distilasi secara umum dapat
utama dalam produksi alkohol-alkohol
terdiri dari dua macam, yaitu distilasi batch
sebagai minyak fusel.

21
Teknoin Vol. 22 No. 1 Maret 2016 : 19-26

dan distilasi kontinyu. Pada proses distilasi berupa bahan isian kaca dengan bentuk bola
batch, umpan dimasukkan ke dalam bejana yang disusun di dalam kolom dengan bulk
dan tidak ada lagi bahan yang ditambahkan density sebesar 118,6 gram/mL dan juga
ke dalamnya selama proses distilasi bahan isian silinder kaca dengan bulk density
berlangsung. Sedangkan pada distilasi sebesar 43,2 gram/mL. Kompor pemanas
kontinyu, umpan secara terus menerus digunakan sebagai pemanas reboiler dan
dialirkan ke dalam menara sampai diperoleh proses pengembunan distilat menggunakan
suatu kondisi yang tunak (steady state). Pada pendingin bola sebagai kondenser.
distilasi batch, komposisi komponen di Adapun tahap - tahap yang dilakukan
bejana dengan titik didih lebih tinggi makin dalam penelitian ini adalah proses persiapan
lama makin besar. Proses distilasi batch ini bahan baku, proses distilasi, dan proses
banyak digunakan dalam bidang farmasi dan analisa komposisi hasil distilasi. Proses
juga proses pemurnian minyak atsiri / persiapan bahan baku dilakukan untuk
minyak esensial. Proses batch lebih fleksibel mempersiapkan limbah lutter washer buatan.
dibandingkan dengan proses kontinyu, Kemudian dilanjutkan dengan proses distilasi
terutama apabila konsentrasi umpan berubah- untuk mendapatkan profil konsentrasi distilat
ubah. Dalam proses ini, pemisahan campuran dan residu sebagai fungsi waktu distilasi.
yang terdiri dari n komponen dapat dilakukan Proses distilasi dilakukan dengan
pada satu kolom dengan menggunakan perbandingan refluks 5/5, yaitu selama lima
beberapa tangki produk. Sedangkan menit kondensat dimasukkan ke dalam
kekurangan distilasi batch adalah terjadinya menara dan lima menit kondensat ditampung
perubahan konsentrasi umpan yang terus sebagai hasil. Proses distilasi untuk
menerus dan juga terdapat dinamika kolom mengambil amil alkohol dalam residu limbah
yang kompleks (Permatasari dkk., 2015; dilakukan selama waktu 180 menit.
Kreul et.al., 1999). Sebanyak 300 mL limbah dimasukkan ke
dalam labu untuk didistilasi. Proses distilasi
3. METODOLOGI PENELITIAN dimulai dengan memanaskan campuran
dengan kondisi refluks total hingga dicapai
Penelitian ini merupakan penelitian
kondisi temperatur distilat dan residu yang
dengan proses distilasi untuk mempelajari
konstan. Setelah suhu konstan kemudian
pengambilan komponen isoamil alkohol dari
distilat diambil selama 5 menit, kemudian
limbah buatan lutter washer. Limbah buatan
dikembalikan lagi ke menara selama 5 menit,
(lutter washer) mempunyai komposisi
begitu seterusnya sampai waktu distilasi 180
campuran sebagai berikut :
menit. Residu yang dihasilkan pada proses
1. Isoamil alkohol (3,223 %vol.).
distilasi kemudian dianalisis untuk
2. N-amyl alkohol (0,7 %vol.).
mengetahui komposisi hasilnya. Proses
3. Isobutanol (0,462 %vol.).
distilasi juga dilakukan untuk variasi
4. N-butanol (0,039 %vol.).
ketinggian kolom bahan isian dan variasi
5. 2-propanol (0,08 %vol.).
bentuk bahan isian yang digunakan.
6. Etanol (0,959 %vol.).
7. Metanol (0,003 %vol.).
8. Air (96,335 %vol.). 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengaruh Ketinggian Tumpukan
Sedangkan peralatan yang digunakan Bahan Isian terhadap Komposisi
berupa kolom kaca dengan diameter 3,5cm Isoamil Alkohol dan n-amil Aklohol di
sebagai kolom distilasi. Kolom tersebut Residu
mempunyai ketinggian yang dapat Dari hasil proses distilasi lutter washer
divariasikan (45 cm, 55 cm, 65 cm, 75 cm,
yang dilakukan dengan menggunakan
dan 85 cm). Bahan isian yang digunakan

22
Pemisahan Amil Alkohol dari Limbah Cair Lutter Washer (Ani Purwanti)

kondisi refluks 5/5 (5 menit distilat waktu distilasi yang dilakukan, maka
dikembalikan ke menara distilasi dan 5 menit komposisi isoamil alkohol yang diperoleh
distilat ditampung) dengan menggunakan semakin besar, hal ini seperti terlihat pada
kolom distilasi yang diisi dengan bahan isian gambar 1. Untuk kenaikan ketinggian bahan
kaca yang berbentuk silinder berongga isian yang digunakan menyebabkan
diperoleh data hubungan antara konsentrasi bertambahnya persentase isoamil alkohol
isoamil alkohol dan n-amil alkohol di dalam yang didapatkan. Untuk proses dengan
larutan residu (produk bawah) proses distilasi menggunakan tumpukan bahan isian sebesar
dengan suhu larutan di dalam reboiler dan 75 cm dan 85 cm memperlihatkan hasil
suhu destilat pada berbagai ketinggian dengan kecenderungan yang sama dengan
tumpukan bahan isian di kolom distilasi yaitu proses menggunakan ketinggian tumpukan
45 cm, 55 cm, 65 cm, 75 cm, dan 85 cm yang lebih rendah. Tetapi hasil komposisi
seperti dicantumkan pada Tabel 1 dan Tabel isoamil alkohol yang didapatkan semakin
2 sebagai berikut. banyak. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.
Dari tabel 2 terlihat bahwa komposisi n-
amil alkohol yang didapatkan semakin lama
Tabel 1. Hubungan Antara Waktu dan proses distilasi akan semakin besar. Grafik
Komposisi Isoamil Alkohol Pada hubungan antara waktu distilasi dengan
Residu (%) Dalam Proses Distilasi komposisi n-amil alkohol dapat dilihat pada
Lutter Washer Pada Ketinggian gambar 3.
Tumpukan Bahan Isian Sebesar 45 Cm,
55 Cm, 65 Cm, 75 Cm, dan 85 Cm
25,0
Komposisi Isoamil Alkohol pada Residu
(%) Bahan Isian 45 cm
Waktu, Bahan Isian 55 cm
Komposisi Isoamil Alkohol (%)

No. Bahan Bahan Bahan Bahan Bahan 20,0


menit Bahan Isian 65 cm
Isian Isian Isian Isian Isian Bahan Isian 75 cm
45 cm 55 cm 65 cm 75 cm 85 cm Bahan Isian 85 cm
15,0
1. 0 3,20 3,20 3,20 3,20 3,20
2. 30 3,36 3,67 4,20 4,56 4,89
3. 60 3,67 4,46 5,64 6,22 6,34 10,0
4. 90 4,12 4,94 6,96 7,66 8,06
5. 120 4,57 5,73 7,78 9,15 10,06
6. 150 5,34 7,00 8,08 11,04 11,92 5,0

7. 180 6,41 9,38 11,80 14,00 19,63


0,0

Tabel 2. Hubungan Antara Waktu dan 25 75 125 175 225


Waktu (menit)
Komposisi n-amil Alkohol Pada Residu
(%) Dalam Proses Distilasi Lutter
Gambar 1. Grafik Hubungan Antara Komposisi
Washer Pada Ketinggian Tumpukan
Isoamil Alkohol Di Dalam Residu Hasil Distilasi
Bahan Isian Sebesar 45 cm, 55 cm, 65
Dengan Waktu Pada Berbagai Ketinggian Bahan
cm, 75 cm, dan 85 cm Isian Jenis Silinder.
Komposisi n-amil Alkohol pada Residu (%)
Waktu, Bahan Bahan Bahan Bahan Bahan
No.
menit Isian Isian Isian Isian Isian
45 cm 55 cm 65 cm 75 cm 85 cm
1. 0 0,70 0,70 0,70 0,70 0,70
2. 30 0,73 0,79 0,91 0,99 1,05
3. 60 0,78 0,96 1,20 1,33 1,34
4. 90 0,86 1,06 1,44 1,61 1,69
5. 120 0,84 1,18 1,43 1,68 1,77
6. 150 0,93 1,26 1,41 1,96 2,16
7. 180 1,04 1,56 1,92 2,33 3,30

Dari data penelitian yang terlihat pada


tabel 1, dapat diuraikan bahwa semakin lama

23
Teknoin Vol. 22 No. 1 Maret 2016 : 19-26

25,00 3,50
Komposisi Isoamil Alkohol (%)

Komposisi n-amil Alkohol (%)


3,00
20,00
2,50
15,00
2,00

10,00 1,50

1,00
5,00

0,50
0,00
25 35 45 55 65 75 85 95 0,00
25 35 45 55 65 75 85 95
Ketinggian Bahan Isian (cm)
Ketinggian Bahan Isian (cm)

Gambar 2. Hubungan Antara Komposisi Isoamil


Alkohol Di Reboiler Selama Proses Distilasi Gambar 4. Hubungan Antara Komposisi n-amil
Pada Berbagai Ketinggian Bahan Isian Selama Alkohol Di Reboiler Selama Proses Distilasi
Waktu Proses 180 Menit. Pada Berbagai Ketinggian Bahan Isian Selama
Waktu Proses 180 Menit.
Penambahan ketinggian bahan isian
menghasilkan komposisi n-amil alkohol yang 4.2. Pengaruh Bentuk Bahan Isian
semakin besar pada residu hasil distilasi terhadap Komposisi Isoamil Alkohol
seperti terlihat pada gambar 4. Apabila dan n-amil Aklohol di Residu
dibandingkan antara komposisi antara Hasil penelitian yang mempelajari
isoamil alkohol dan n-amil alkohol yang pengaruh bentuk bahan isian yang digunakan
diperoleh pada residu hasil distilasi untuk dalam proses distilasi yaitu bahan isian kaca
berbagai ketinggian bahan isian yang bentuk silinder dan bentuk bola dapat dilihat
digunakan, terlihat bahwa jumlah isoamil pada tabel 3 dan tabel 4. Dari data yang
alkohol lebih banyak apabila dibandingkan tercantum pada tabel 3 terlihat bahwa dengan
dengan jumlah n-amil alkohol. Sehingga menggunakan bahan isian yang mempunyai
untuk proses pengolahan lebih lanjut dapat bentuk yang berbeda akan memberikan hasil
difokuskan pada pengambilan atau proses yang berbeda. Terdapat peningkatan
pemisahan isoamil alkohol dari residu komposisi isoamil alkohol yang diperoleh
tersebut. pada penggunaan jenis bahan isian yang
berbentuk bola, yaitu menjadi sebesar
3,5 21,99% dari total volume residu sebesar
Bahan Isian 45 cm 15mL. Penggunaan bahan isian yang
3,0 Bahan Isian 55 cm
Komposisi N-amil Alkohol (%)

Bahan Isian 65 cm berbentuk bola memberikan dapat


2,5 Bahan Isian 75 cm
Bahan Isian 85 cm
memberikan proses pemisahan yang lebih
2,0 baik karena dapat memberikan suhu
1,5
kesetimbangan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan penggunaan bahan
1,0
isian kaca bentuk silinder.
0,5

0,0
25 75 125 175 225
Waktu (menit)
Gambar 3. Grafik Hubungan Antara Komposisi
n-amil Alkohol Di Dalam Residu Hasil Distilasi
Dengan Waktu Pada Berbagai Ketinggian Bahan
Isian Jenis Silinder.

24
Pemisahan Amil Alkohol dari Limbah Cair Lutter Washer (Ani Purwanti)

Tabel 3. Hubungan Antara Komposisi Isoamil 25,0


Alkohol Di Residu Dalam Proses
Distilasi Lutter Washer Dengan

Komposisi Isoamil Alkohol (%)


20,0
Menggunakan Jenis Bahan Isian Yang
Berbeda 15,0
Komposisi Isoamil Alkohol
di Residu (%)
Waktu, Ketinggain Ketinggain 10,0
No.
menit Tumpukan 75 cm Tumpukan 85 cm Bahan Isian Silinder, 75 cm
Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk 5,0 Bahan Isian Bola, 75 cm
Silinder Bola Silinder Bola Bahan Isian Silinder, 85 cm
1. 0 3,20 3,20 3,20 3,20 Bahan Isian Bola, 85 cm
2. 30 4,56 5,10 4,89 5,48 0,0
3. 60 6,22 6,96 6,34 7,10 25 75 125 175 225
Waktu (menit)
4. 90 7,66 8,58 8,06 9,03
5. 120 9,15 10,24 10,06 11,27
6. 150 11,04 12,36 11,92 13,35 Gambar 3. Grafik Hubungan Antara Komposisi
7. 180 14,00 15,68 19,63 21,99 Isoamil Alkohol Dengan Waktu Pada Berbagai
Jenis Dan Ketinggian Bahan Isian.
Tabel 4. Hubungan Antara Komposisi n-amil
Alkohol Di Residu Dalam Distilasi 4,0
Lutter Washer Memakai Bentuk Bahan
Isian Yang Berbeda 3,5
Komposisi n-amil Alkohol (%)

Komposisi n-amil Alkohol


3,0
di Residu (%)
Waktu, Ketinggain Ketinggain
No. 2,5
menit Tumpukan 75 cm Tumpukan 85 cm
Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk 2,0
Silinder Bola Silinder Bola
1. 0 0,70 0,70 0,70 0,70 1,5 Bahan Isian Silinder, 75 cm
2. 30 0,99 1,10 1,05 1,17 Bahan Isian Bola, 75 cm
3. 60 1,33 1,49 1,34 1,50 1,0 Bahan Isian Silinder, 85 cm
4. 90 1,61 1,80 1,69 1,90 Bahan Isian Bola, 85 cm
5. 120 1,68 1,88 1,77 1,99 0,5
6. 150 1,96 2,20 2,16 2,42 25 75 125 175 225
7. 180 2,33 2,61 3,30 3,70 Waktu (menit)

Dari tabel 3 dan tabel 4 dapat dibuat Gambar 4. Grafik Hubungan Antara Komposisi
grafik hubungan antara komposisi residu N-Amil Alkohol Dengan Waktu Pada Berbagai
terhadap waktu distilasi untuk jenis bahan Jenis Dan Ketinggian Bahan Isian.
isian yang berbeda, seperti tercantum pada
gambar 5 dan gambar 6. Dari gambar 5 5. KESIMPULAN
tersebut terlihat bahwa pada proses distilasi Dari hasil penelitian yang telah diperoleh
yang dilakukan dari waktu 25 menit – 100 dapat disimpulkan sebagai berikut :
menit tidak terlalu terlihat perbedaan hasil 1. Komposisi isoamil aklohol tertinggi
yang diperoleh untuk proses dengan kedua sebesar 21,99% dari total residu sebesar
macam bahan isian. Tetapi setelah waktu 15 mL diperoleh pada proses distilasi
proses distilasi dilakukan di atas 100 menit, dengan menggunakan bahan isian bola
terlihat bahwa proses distilasi dengan dengan ketinggian 85 cm dalam kolom
menggunakan bahan isian bola memberikan distilasi berdiameter 3,5 cm.
hasil residu dengan komposisi isoamil 2. Komposisi n-amil aklohol tertinggi
alkohol yang lebih besar. sebesar 3,70% dari total residu sebesar
15 mL diperoleh pada proses distilasi
dengan menggunakan bahan isian bola

25
Teknoin Vol. 22 No. 1 Maret 2016 : 19-26

dengan ketinggian 85 cm dalam kolom Teknik Kimia, Vol. 9, No. 2, hal. 44-
distilasi berdiameter 3,5 cm. 49, 2015.

DAFTAR PUSTAKA Sulaiman, A.K. and Gasmelseed, G.A.,


Design of Fusel Oil Separation Column
Anantha, F, Proses Pengolahan Limbah di using Hysys Program, Sudan
PG. Madukismo Yogyakarta, Program Engineering Society Journal, Vol. 56,
Studi Teknologi Pangan, Fakultas No. 54, pp. 53-60, 2000.
Teknologi Pertanian, Universitas
Katolik Soegijapranata, Semarang, Susanty, I, Unjuk Kerja Distilasi Alkohol
2007. mengandung Fusel Oil pada Menara
Distilasi Packed Tower, Laboratorium
Dormo, N., Belafi-Bako, K., Bartha, L., Teknologi Minyak Bumi, Jurusan
Ehrenstein, U., and Gubicza, L, Teknik Kimia Fakultas Teknik,
Manufacture of an Environmental-safe Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,
Biolubricant from Fusel Oil by 2002.
Enzymatic Esterification in Solvent-
free System, Biochem. Eng. J., 21, 229, Trihadi, B, Pengaruh Perbandingan Volume
2004. Zat Pereaksi terhadap Esterifikasi
Asam Asetat dengan Fraksi dari
Ferreira, M.C., Meirelles, A.J.A., and Batista, Minyak Fusel, Jurnal Gradien, Vol. 3,
E.A.C, Study of the Fusel Oil No. 1, hal. 222-225, 2007.
Distillation Process,
Ind.Eng.Chem.Res., 52, 2336 – 2351,
2013.
Guvenc, A., Kapucu, N., Kapucu, H.,
Aydogan, O., and Mehmetoglu, U.,
Enzymatic Esterification of Isoamyl
Alcohol obtained from Fusel Oil:
Optimization by Response Surface
Methodology, Enzyme and Microbial
Technology, 40, 778–785, 2007.
Kreul, L.U., Gorak, A., and Barton, P.I.,
Dynamic Rate Based Model for
Muticomponent Batch Distillation,
AICHE Journal, Vol. 45, No. 9, pp.
1953-1962, 1999.
Patil, A.G., Koolwal, S.M., Butala, H.D.,
Fusel oil: Composition, Removal, and
Potential Utilization, Int Sugar J,
104(1238):51–8, 2002.
Permatasari, R., Altway, A., dan Susianto,
Pemodelan dan Simulasi Distilasi
Batch broth Fermentasi pada Tray
Column dengan Serabut Woll, Jurnal

26

Anda mungkin juga menyukai