Anda di halaman 1dari 14

MEDICAL STAF BY LAWS

RUMAH SAKIT

I. PENDAHULUAN

PASAL 1
RS

Rumah Sakit mempunyai bentuk :


1. Rumah Sakit bagi penduduk di ................. yang tinggal dalam radius kurang lebih 10
km di sekitar rumah sakit. Dalam memberikan dukungan pada pelayanan kesehatan,
rumah sakit ini di lengkapi dengan rujukan beberapa spesialis di bidang kedokteran.
2. Rumah Sakit rujukan spesialistik bagi pelayanan kesehatan di wilayah ......... dan
sekitarnya atau paling tidak dalam lingkungan 30 km di sekitar rumah sakit.
3. Rumah Sakit menyelenggarakan pelayanan preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Program medik RS disusun sesuai dengan bentuk yang dikehendaki dengan
memperhatikan segi kemampuan investasi dan kemampuan pelaksanaan program
tersebut. Karena itu dilakukan penentuan prioritas program sehingga dapat tercipta
suatu tingkat pelayanan yang paling optimal dan yang benar-benar mampu
dilaksanakan secara baik.

PASAL 2
TUJUAN PROGRAM MEDIK

1. Membangun pelayanan kesehatan primer dengan orientasi dan pembinaan kesehatan


secara menyeluruh
2. Menyelenggarakan rujukan spesialistik untuk menyelesaikan masalah medik yang
tidak dapat di selesaikan di tingkat pelayanan primer dan juga menjadi rujukan wilayah

II. PERATURAN TATA TERTIB STAF MEDIK

PASAL 3
LATAR BELAKANG

1. Mengingat peranan dokter di dalam pelayanan rumah sakit, maka di anggap perlu
untuk mengatur tata tertib dokter secara khusus, walaupun RS mempunyai peraturan
pokok karyawan yang juga berlaku untuk dokter.
2. Peraturan ini melengkapi peraturan pokok karyawan dan tidak mengganti atau
bertentangan.
PASAL 4
KLASIFIKASI STAF MEDIK

1. Dokter Ahli Purna Waktu :


a. Dokter Spesialis yang bekerja penuh pada hari kerja biasa dan tidak terikat
pekerjaan dengan instansi lain dengan keahlian yang dibutuhkan oleh rumah
sakit.
b. Mendapat gaji melalui tugas yang diberikan.
c. Mendapat jasa profesi dari pasien yang diobati / dirawatnya.
d. Disamping memberikan pelayanan langsung pada pasien, ia juga terikat dalam
kegiatan pemeliharaan dan pengembangan pelayanan, seperti standarisasi
prosedur, kegiatan pendidikan, dll.
2. Dokter Ahli Paruh Waktu :
a.Dokter dengan keahlian yang dibutuhkan untuk menunjang program rumah sakit
yang tidak bekerja purna waktu.
b.Dokter yang berpraktek di RS pada waktu-waktu tertentu, sesuai kesepakatan
kerja dengan pihak RS.
c. Mendapat jasa profesi dari pasien yang diobati / dirawatnya.
3. Dokter Konsulen :
a.Dokter ahli yang memiliki keahlian khusus dan diundang oleh dokter ahli RS untuk
penanganan kasus-kasus tertentu.
b.Mendapat jasa profesi dari pasien yang dirawatnya
4. Dokter Ahli Tamu :
a.Dokter ahli yang tidak berpraktek di RS, tetapi berhak membawa / merawat
pasiennya di rumah sakit dengan dokter ahli tersebut telah terdaftar sebagai
dokter ahli tamu RS atau tidak terdaftar tetapi telah mendapat persetujuan dari
Dewan Direksi.
b.Dokter ahli tersebut juga turut memberikan pelayanan kesehatan pada pasien yang
dirawat bersama dengan dokter purna waktu rumah sakit.
c. Ia mendapat jasa profesi dari pasien yang dibawanya.
5. Dokter Umum Purna Waktu :
a.Dokter umum yang bekerja penuh pada hari kerja dan tidak terikat dengan instansi
lain di luar rumah sakit. Diperlukan untuk tugas tertentu dalam pelaksanaan
program rumah saki. RS tidak bisa mendidiknya menjadi dokter ahli, tetapi ia
dapat meningkatkan pengetahuannya dan ketrampilan yang oleh rumah sakit
akan dihargai sebanding dengan tingkat kemampuannya.
b.Mendapat gaji tetap sesuai dengan peraturan RS dan mendapat jasa dokter umum
dari pasien yang diperiksa / diobatinya.
6. Dokter Umum Paruh Waktu :
a.Dokter umum yang dibutuhkan untuk menunjang program rumah sakit yang tidak
bekerja purna waktu.
b.Ditempatkan sebagai dokter jaga UGD, Poliklinik dan Dokter Ruangan di RS
c. Mendapat jasa dokter umum dari pasien yang diperiksa / diobatinya.
7. Dokter Gigi Paruh Waktu :
a.Dokter gigi yang dibutuhkan untuk menunjang program rumah sakit yang tidak
bekerja purna waktu.
b.Dokter gigi yang berpraktek di RS pada waktu-waktu tertentu, sesuai kesepakatan
kerja dengan pihak RS
c. Mendapat jasa profesi dari pasien yang diobati / dirawatnya.
III. STRUKTUR ORGANISASI STAF MEDIK

PASAL 5
STRUKTUR ORGANISASI STAF MEDIK FUNGSIONAL

KETUA
DIREKTUR RS
KOMITE MEDIK

SEKRETARIS
KOMITE MEDIK

WAKIL KETUA ADMINISTRASI


KOMITE MEDIK

Sub Komite
Sub Komite
Peningkatan Sub Komite Sub Komite Sub Komite
Farmasi &
Mutu Profesi Etika Profesi Kredensial Rekam Medis
Terapi
Medis

SMF SMF SMF


SMF SMF SMF
PENYAKIT GIGI DAN PENUNJANG
ANAK BEDAH OBGIN
DALAM UMUM MEDIS

IV. HAK DAN KEWAJIBAN TENAGA MEDIK


DI RS

PASAL 6
SELURUH STAF MEDIK

1. Hak Tenaga Medik :


a. Berhak mendapat fasilitas yang memadai untuk dapat melaksanakan pelayanan
medik sebaik-baiknya kepada pasien di RS
b. Mengajukan usul atau saran kepada Direktur melalui koordinator masing-masing
unit demi perbaikan atau pengembangan pelayanan medik RS

2. Kewajiban Tenaga Medik :


a.Memelihara citra profesional rumah sakit dengan cara :
- Bersikap etis terhadap pasien dan memberikan kualitas pelayanan tertinggi
- Berkomunikasi dengan pasien dan keluarga dengan jelas dan
mudahdimengerti.
b.Mendukung aktif program pelayanan rumah sakit
c. Bersikap toleran dan dapat bekerja sama dengan dokter dan karyawan
d.Menepati jadwal praktek yang telah ditentukan, menjadwalkan kegiatan dengan baik
dan menepati waktu perjanjian
e.Mudah dihubungi untuk kepentingan pasien dan rumah sakit
f. Membantu pasien dokter lain dalam keadaan gawat bila dokter tersebut tidak ada di
tempat
g.Memberikan pertolongan/perawatan kepada karyawan RS tanpa memungut jasa
profesi
h.Segera mencari pengganti dan memberi kabar apabila berhalangan praktek satu
minggu sebelumnya agar pelayanan pasien tidak terganggu
i. Mematuhi dan mentaati segala peraturan / prosedur yang dikeluarkan oleh RS

PASAL 7
HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER AHLI PURNA WAKTU

1. Hak Dokter Ahli Purna Waktu :


a. Menerima gaji menurut standar RS
b. Mempunyai hak cuti 12 hari kerja dalam 1 tahun
c. Berhak mendapat tempat praktek di poliklinik
d. Berhak merawat pasien atau diminta konsultasinya di ruang perawatan rumah
sakit sesuai dengan keahliannya
e. Menerima prosentase jasa profesi dokter menurut peraturan RS
f. Dapat menjadi koordinator unit sesuai dengan bidang keahliannya atas
kesepakatan tim dan persetujuan Dewan Direksi
g. Jasa profesi dan cuti diatur dalam kesepakatan kerja dengan pihak RS dan
berlaku 1 ( satu ) tahun. Kesepakatan kerja dapat diperpanjang atas kesepakatan
kedua belah pihak.
h. Tidak diperkenankan membawa serta asisten yang bukan dokter ahli dari luar RS
i. Diperkenankan membawa serta asisten yang dokter ahli dari luar dengan
persetujuan Direksi bila tidak ada ahli lainnya yang terdaftar di RS

2. Kewajiban Dokter Ahli Purna Waktu :


a. Sama dengan kewajiban umum seluruh tenaga medik
b. Praktek di poliklinik spesialis tiap hari kerja Senin sampai Jumat jam 08.00 – 16.00
WIB. Sabtu jam 08.00 – 13.00 WIB
c. Dokter ahli purna waktu masuk kategori dokter jaga sebagai konsulen jaga
d. Ikut menjamin pelayanan spesialistik 24 jam.

PASAL 8
HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER AHLI PARUH WAKTU

1. Hak Dokter Ahli Paruh Waktu :


a. Dapat menjadi Koordinator unit sesuai dengan bidang keahliannya atas
kesepakatan tim dan persetujuan Dewan Direksi.
b. Jasa profesi diatur dalam kesepakatan kerja dengan pihak RS dan berlaku 2 (dua)
tahun. Kesepakatan Kerja dapat diperpanjang atas kesepakatan kedua belah
pihak.
c. Tidak diperkenankan membawa serta asisten yang bukan dokter ahli dari luar RS
d. Diperkenankan membawa serta asisten yang dokter ahli dari luar dengan
persetujuan direksi bila tidak ada dokter ahli lainnya yang terdaftar di RS

2. Kewajiban :
a.Sebagai koordinator unit wajib mengkoordinir kelancaran program pelayanan dan
perawatan di unitnya masing-masing serta mengembangkan teknis pelayanan
medis .
b.Sama dengan kewajiban umum staf medik RS

PASAL 9
HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER AHLI KONSULEN

1. Hak Dokter Ahli Konsulen :


a. Dapat diminta konsultasinya serta dapat merawat penderita di semua ruang
perawaan sesuai dengan keahlinnya
b. Dapat membawa asisten dokter ahli dalam proses perawatan pasiennya di RS
dengan seizin Direksi

2. KewajibanDokter Ahli Konsulen:


Sesuai dengan kewajiban umum unuk staf medik RS

PASAL 10
HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER AHLI TAMU

1. Hak Dokter Ahli Tamu :


a. Terdaftar sebagai Dokter Ahli Tamu RS dengan sepengetahuan Ketua Kelompok
SMF terkait dan telah disetujui oleh Dewan Direksi
b. Dokter yang tidak terdaftar sebagai dokter tamu hanya dapat merawat pasien
pribadi dengan persetujuan Dewan Direksi
c. Dapat merawat penderita di semua ruang perawatan
d. Mendapat jasa profesi dokter dari pasien yang dirawatnya menurut peraturan
yang berlaku

2. Kewajiban Dokter Ahli Tamu :


Sesuai dengan kewajiban umum Staf Medik RS

PASAL 11
HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER UMUM PURNA WAKTU

1. Hak Dokter Umum Purna Waktu :


a. Menerima gaji menurut standar jasa di RS
b. Mempunyai hak cuti 12 ( dua belas ) hari kerja dalam satu tahun
c. Menerima jasa profesi dari pasiennya menurut peraturan yang berlaku
d. Berhak memeriksa dan mengobati pasien umum di poliklinik umum dan UGD
e. Tidak berhak untuk atas nama sendiri merawat pasien di ruangan rawat inap RS
f. Dapat menjadi Koordinator unit sesuai dengan bidang keahliannya atas
kesepakatan tim dan persetujuan Dewan Direksi

2. Kewajiban Dokter Umum Purna Waktu :


a.Sesuai kewajiban umum staf Medik RS
b.Melakukan tugas dan tugas jaga di unit pelayanan tertentu sesuai dengan
penugasan dari Dewan Direksi berdasarkan atas kebutuhan RS
c. Berada di bawah pengawasan/tanggung jawab dokter ahli dalam hal pengobatan
penderita di rumah sakit

PASAL 12
HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER GIGI PARUH WAKTU

1. Hak Dokter Gigi Paruh Waktu :


a. Dapat menjadi Koordinator unit sesuai dengan bidang keahliannya atas
kesepakatan tim dan persetujuan Dewan Direksi
b. Jasa profesi dan cuti diatur dalam kesepakatan kerja dengan pihak RS
c. Kesepakatan Kerja dapat diperpanjang atas kesepakatan kedua belah pihak
d. Tidak diperkenankan membawa dokter gigi pengganti yang tidak terdaftar di RS
e. Tidak diperkenankan membawa serta asisten yang bukan dokter gigi ahli dari
luar RS
f. Diperkenankan membawa serta asisten yang merupakan dokter gigi ahli dari luar
dengan persetujuan direksi bila tidak ada dokter ahli lainnya yang terdaftar di RS

2. Kewajiban Dokter Gigi Paruh Waktu :


a.Sebagai koordinator unit wajib mengkoordinir kelancaran program pelayanan dan
perawatan di unitnya masing-masing serta mengembangkan teknis pelayanan
medis pelayanan.
b.Sama dengan kewajiban umum staf medik RS Efarna Etaham

V. PERATURAN LAIN – LAIN

PASAL 14
PERATURAN DOKTER JAGA

1. Peraturan Dokter Konsulen Jaga Ahli


a.Dokter konsulen Jaga RS terdiri dari spesialis purna dan paruh waktu yang bertugas
memberikan pertolongan keahlian sesuai dengan bidangnya masing-masing
kepada pasien yang tidak bertugas di luar jam kerja poliklinik
b.Dokter Konsulen Jaa “On Call”ada setiap waktu siap hadir dan dihubungi oleh pihak
RS
c. Dokter konsulen jaga bertugas sesuai dengan daftar jaga yang telah disusun pihak
RS dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

“Pasien yang melakukan konsultasi di dalam jam kerja ( 08.00 – 16.00 )


dirujuk kepada spesialis purna waktu yang terkait. Bila RSbelum memiliki
spesialis tersebut, maka akan dirujuk kepada dokter konsulen yang sudah
di tentukan sesuai jadwal”.

d.Semua dokter konsulen jaga yang berhalangan jaga sesuai jadwal yang telah
ditentukan harus memberitahukan Kepala Unit Gawat Darurat RS, selambat-
lambatnya 1-2 hari sebelumnya dan harus mencari pengganti. Pengganti
tersebut harus dari Tim/Kelompok yang bekerja di RS .
e.Apabila dokter jaga konsulen ahli yang dihubungi dalam 15 menit belum
memberikan jawaban, maka dokter di Unit Gawat Darurat diperkenankan untuk
menghubungi dokter jaga konsulen ahli yang berikut dan seterusnya.
f. Apabila Dokter Jaga Unit Gawat Darurat, konsultasi untuk minta kehadiran konsulen
jaga ahli, maka konsulen jaga ahli harus bersedia datang.
g.Pasien yang masuk ruang perawatan di luar jam kerja ( jam 16.00 – 08.00 ) harus
suda diperiksa paling lambat 12 jam setelah pasien masuk rawat inap oleh doktr
ahli yang mrawatnya, kecuali bila pasien yang dirawat sudah mengetahui /
berhubungan dengan dokter yang merawatnya.

2. Konsulen Jaga Dokter Ahli Pediatri Khusus Bayi Baru Lahir.

a. Penanggung Jawab adalah dokter yang melakukan resusitasi bayi baru lahir.
b. Dokter penanggung jawab harus melakukan visite setiap hari.
c. Dokter anak yang bertanggung jawab terhadap bayi minimal satu kali harus
visite kepada ibu bayi tersebut.
d. Bila ada hal-hal yang perlu mendapat perhatian khusus pada bayi dokter anak
yang merawat meninggalkan pesan kepada dokter anak purna waku untuk
ditindaklanjuti pagi harinya. Pada sore harinya dokter yang merawat tetap
melakukan visite.
e. Kontrol bayi baru lahir berikutnya dilakukan di RSIA AULIA di sesuaikan dengan
jadwal praktek dokter anak penanggung jawab.

PASAL 15
PERATURAN JAGA DOKTER UMUM UGD

1. Dokter Jaga di UGD RS terdiri dari dokter umum purna waktu serta dokter umum
paruh waktu yang telah terdaftar dan memiliki Surat Izin Praktek ( SIP ) di RS
2. Dokter jaga yang bertugas saat itu adalah penanggung jawab harian UGD dalam arti
bertangun jawab atas mutu pelayanan pada hari itu
3. Kegiatan dikoordinir oleh seorang Koordinator Dokter UGD yang akan menyusun
jadwal jaga setiap bulan minimal 10 hari sebelum bulan berikutnya dan bertanggung
jawab atas pelaksanaan jaga yang telah di jadwalkan
4. Dokter Jaga UGD bertugas di RS dengan jadwal sebagai berikut :

 Senin s/d Jumat : 08.00 – 16.00


: 16.00 – 08.00 hari berikutnya

 Sabtu/Minggu/ :08.00 – 20.00


Libur : 20.00 – 08.00 hari berikutnya

5. Pengaturan waktu shift yang disusun oleh Koordinator Dokter UGD. Jadwal ini dapat
mengalami perubahan karena di sesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan RS
6. Setiap dokter jaga yang bertugas sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dan
apabila berhalangan diharuskan untuk memberitahukan Koordinator Dokter UGD
minimal 2 ( dua ) hari sebelumnya dan mengatur sendiri antara sesama sejawat yang
terdaftar di RS
7. Dokter Jaga di UGD diutamakan ketepatan waktu hadirnya di RS dan langsung
melakukan absensi. Bila tidak, maka Direktur RS melalui Koordinator Dokter UGD
dapat mengambil tindakan yang di anggap perlu. Dokter jaga yang bertugas baru
dapat meninggalkan rumah sakit apabila dokter jaga penggantinya sudah datang.
8. Dalam menjalankan tugasnya, dokter jaga hendaknya mengutamakan keselamatan
jiwa pasien dengan memberikan pertolongan medis, sesuai dengan batas
kewenangannya. Bila diperlukan, dokter jaga dapat berkonsultasi dengan dokter
spesialis jaga (on call). Bila dokter on call tidak dapat di hubungi, berkonsultasi ke
dokter konsulen yang ada / pengganti.
9. Dokter Jaga UGD membuat visum et Repertum hanya atas permintaan tertulis dari
polisi sesuai Prosedur Pembuatan VeR di UGD RS yang berlaku
10. Dokter Jaga UGD bertugas untuk menerima dan memeriksa setiap pasien rujukan dari
luar yang akan dirawat di RS, kecuali surat rujukan khusus ditujukan kepada dokter
tertentu dan dokter yang dituju telah berada di rumah sakit.
11. Pemeriksaan pasien dapat dilakukan di ruang UGD atau di ruang perawatan,
tergantung keadaan pasien. Selanjutnya, dokter jaga bertanggung jawab untuk
mengisi kelengkapan status untuk pasien baru masuk, serta menuliskan hasil
pemeriksaan fisik meliputi gambaran tentang keadaan umum pasien saat tiba di
rumah sakit serta tanda-tanda vitalnya saja. (Tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu).
Selanjutnya segera melapor pada dokter yang akan merawat pasien tersebut.
12. Dalam menerima pasien di UGD yang dianggap memerlukan perawatan di ICU /
NICU, dokter jaga UGD harus mengkonsultasikan konsulen ahli yang terkait dan
dokter ahli tersebut merawatnya.
13. Untuk pasien yang memerlukan perawatan di ruang rawat inap, harus konsultasi
kepada konsulen ahli yang terkait dan dokter ahli tersebut merawatnya.
14. Khusus untuk pasien kecelakaan lalu lintas, dokter jaga UGD memonitor masalah
pelaporan ke Polsek setempat, yang dilakukan oleh petugas keamanan RS, apabila
belum di tangani pihak kepolisian.

PASAL 16
PEDOMAN KERJA DOKTER RUANGAN RS

1. Dokter ruangan adalah dokter umum purna dan atau paruh waktu rumah sakit yang
bertugas di ruang rawat inap dan UGD yang bertanggung jawab langsung ke Kepala
bagian pelayanan medik atas pengelolaan pasien serta kelancaran administrasi
pelayanan di ruangan.
2. Jam tugas dokter ruangan sama dengan jam jaga di UGD
3. Tugas Dokter Ruangan di dalam mengelola pasien adalah sebagai berikut :
a. Setiap pagi membaca laporan jaga malam perawat bangsal
b. Setiap pagi menilai keadaan pasien, dan segera melaporkan kepada dokter yang
merawat pasien tersebut bila di anggap perlu.
c. Dalam keadaan gawat darurat dapat melakukan tindakan demi keselamatan
pasien dan setelah itu melaporkan kepada dokter yang merawat.
d. Dokter ruangan tidak boleh memberikan pengobatan terhadap pasien, kecuali
atas instruksi dokter yang merawat.
e. Bekerja sama dengan Kepala Unit Rawat Inap, mengawasi pelaksanaan tugas
perawat serta menjamin bahwa instruksi dokter benar-benar ditaati dan
dijalankan sesuai petunjuk
f. Membantu memeriksa kelengkapan hasil pemeriksaan penunjang pasien yang
diinstruksikan oleh dokter yang merawat
g. Membantu memeriksa kelengkapan alat dan obat-obatan yang dibutuhkan
pasien di ruangan
h. Mendampingi dokter yang merawat bila sedang visite pasien
i. Melaporkan masalah teknis medis yang timbul kepada Manajer Medik untuk
selanjutnya mendiskusikannya bersama dokter spesialis yang merawat.
4. Tugas dokter ruangan dalam segi administrasi pelayanan :
a. Dokter memeriksa dan mengusulkan kekurangan kelengkapan standar
peralatan /obat yang di butuhkan di ruangan.
b. Membantu memecahkan permasalahn administrasi lainnya di ruangan.
c. Memelihara dan membantu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan perawat
ruangan bersama-sama Kepala Unit Rawat Inap.
d. Melaporkan masalah administrasi yang timbul kepada Manajer Medik.
5. Membina kerjasama yang baik serasi dan professional antara para dokter dan perawat
ruangan yang sedang bertugas
6. Mengikuti pertemuan medis yang diadakan di rumah sakit untuk memelihara
pengetahuan dan hubungan kerja yang baik antar dokter.
7. Memelihara kelengkapan pencatatan medis di ruangan mulai pasien dirawat sampai
dengan pulang.

PASAL 17
PENINGKATAN KEAHLIAN UNTUK DOKTER PURNA WAKTU

1. Bagi dokter purna waktu yang mengajukan makalah dalam pertemuan ilmiah atau
mengenai manajemen rumah sakit di dalam maupun di luar negeri, kepadanya di
berikan hak-hak sebagai berikut :
a. Uang pendaftaran kongres ditanggung oleh rumah sakit.
b. Diberi libur selama maksimal 2 (dua) kali lamanya kongres, tanpa dipotong hak
cutinya
2. Bagi dokter purna waktu yang ingin mengikuti pertemuan ilmiah di dalam maupun di
luar negeri tanpa mengajukan makalah, kepadanya di berikan hak-hak :
a. Diberi libur selama maksimal 2 (dua) kali lamanya kongres, tanpa dipotong hak
cutinya.
b. Kesempatan hanya diberikan 1 (satu) kali dalam setahun.
c. Berdasarkan urutan prioritas dilihat dari kebutuhan rumah sakit.

PASAL 18
KONSULTASI ANTARA DOKTER

1. Permintaan Konsul :
Permintaan Konsul harus secara tertulis dengan ketentuan umum sebagai berikut :
a. Setiap dokter yang merawat melakukan pemeriksaan, memberikan pengobatan
dan melaksanakan tindakan terhadap pasien wajib menuliskan pada status
pasien tersebut mengenai kronologis kejadiannya berikut tanggal dan jamnya.
b. Setiap konsultasi antar dokter spesialis dilakukan secara tertulis pada lembar
konsultasi.Demikian juga dengan jawaban konsultasi harus dilaksanakan secara
tertulis pada jawaban konsultasi.
c. Dalam hal-hal tertentu yang tidak dapat ditunda, dengan mengutamakan
kepentingan pasien, maka dokter yang di konsul dapat melakukan tindakan
tanpa terlebih dahulu membicarakanya dengan dokter yang merawat dengan
catatan setelah melakukan tindakan tetap melaporkan kepada dokter yang
merawat secara tertulis. Di dalam status pasien yang bersangkutan, bila ada
yang ingin dilaporkan kepada dokter yang merawat melalui telepon, maka yang
menelpon dokter tersebut adalah dokter jaga rumah sakit.
d. Pasien yang dikonsulkan dari luar rumah sakit, baik yang rawat inap maupun
rawat jalan, apabila telah selesai diberikan pelayanan, harus diberikan jawaban
konsultasinya.
e. Bila ada pasien yang ingin dikonsulkan ke dokter spesialis yang tidak terdaftar di
rumah sakit, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Direksi.

2. Materi dan Urgensi konsul jelas :


a. Mohon pendapat kedua ( second opinion ) atau nasihat :
Pasien dikonsultasikan ke dokter konsulen utuk mendapat penilaian / saran
kemungkinan diagnosis lain. Bila diagnosis / penilaian kedua di anggap selesai
maka dokter konsulen segera mengembalikan pasien tersebut kepada dokter
yang merawat / mengirimnya semula
b. Mohon bantuan untuk suatu tindakan :
Pasien dikonsultasikan ke dokter konsulen untuk mendapat bantuan tindakan.
Bila bantuan dianggap selesai, maka dokter konsulen segera menggembalikan
pasien tersebut.
c. Mohon perawatan bersama :
Bila dianggap perlu untuk merawat pasien bersama sehingga pasien akan di
tangani bersama sesuai bidang masing-masing (oleh satu tim dokter)
d. Mohon bantuan mengambil alih perawatan :
Bila diagnosis pasien yang masuk ternyata tidak sesuai lagi dengan sakit yang
diduga semula, maka dokter pertama wajib memindahkan perawatan pasien
tersebut kepada dokter spesialis yang sesuai
Konsultasi sedapat mungkin diberikan kepada konsulen di rumah sakit. Bila
diperlukan konsulen dari dokter di luar rumah sakit, harus dibicarakan dahulu
dengan Direksi

3. Menjawab permintaan konsul.:


a. Menjawab permintaan konsul harus secara tertulis
b. Dokter yang diminta konsul bertanggung jawab atas isi konsul
c. Dokter yang diminta konsul cukup datang sekali atau dua kali saja dalam hal :
 Mohon pendapat atau nasehat.
 Mohon bantuan untuk suatu tindakan.
d. Apabila diperlukan konsul ulangan maka diharuskan menulis surat keterangan
konsul lagi, sehingga dokter konsul hanya memeriksa pasien sekali atau dua kali
saja
e. Dokter konsul tidak dibenarkan untuk secara otomatis melakukan tindak lanjut
tindakan terhadap pasien tanpa permohonan dari dokter yang merawat dan
persetujuan pasien
f. Permohonan konsul ditujukan kepada dokter ahli dan pada prinsipnya harus
dijawab oleh yang bersangkutan, bukan oleh dokter yang berfungsi sebagai
asisten

PASAL 19
PEMBERIAN SURAT KETERANGAN SAKIT

1. Para dokter RS berhak memberikan surat


keterangan sakit apabila di perlukan sesuai dengan tanggung jawabnya kepada :
a. Pasien rawat jalan RS
b. Pasien rawat inap RS
c. Pasien Gawat Darurat RS
2. Para dokter umum poliklinik berhak memberikan surat keterangan sakit untuk
karyawan RS, apabila diperlukan sesuai dengan tanggung jawabnya
3. Para dokter umum poliklinik berhak memberikan surat konsultasi untuk pasien
poliklinik umum ataupun pegawai RS ke unit-unit perawatan di lingkungan RS

PASAL20
PEMBERIAN HEALTH CERTIFICATE

1. Health Certificate hanya diberikan oleh Unit Medical Check Up.


2. Health Certificate diberikan kepada :
a. Peserta Medical Check Up
b. Pre-employment screening
c. Pasien Rumah Sakit secara perseorangan
d. Karyawan RS

Peserta Medical Check Up

Pre-Employment
Screening
Medical Check Up Health
Certificate
Pasien Rumah Sakit
secara perseorangan

Karyawan
RS

PASAL21
MEDICAL EVACUATION

1. Diberikan kepada pasien atas dasar :


a. Kemauan sendiri.
b. Keterbatasan Keahlian
c. Perjanjian dengan perusahaan.
2. Surat Keterangan diberikan oleh dokter yang merawat.
3. Surat-surat yang berhubungan dengan pengiriman pasien di koordinir oleh Sekretaris
Medik
4. Syarat-sarat yang diperlukan antara lain :
a. Surat pengantar dokter untuk rumah sakit yang bersangkutan.
b. Surat dokter untuk imigrasi yang merupakan pernyataan bahwa penyakit tidak
menular.
c. Surat untuk agen perjalanan.
d. Apabila disertai dengan obat narkotik ( petidin ) diberikan surat keterangan.
e. Surat pengantar kedutaan untuk pengurusan exit-permit,
f. Lain-lain.

Pasal 21
DEFINISI PASIEN PRIBADI DAN PASIEN RUMAH SAKIT

1. Pasien Pribadi.
a. Pasien yang datang untuk mendapatkan perawatan dari dokter tertentu dan
ingin menjadi pasien dokter spesialis yang bersangkutan.
b. Dalam keadaan darurat, apabila dokter spesialis di maksud tidak dapat dihubungi
sampai paling lama 15 menit, maka oleh dokter UGD rumah sakit dikonsulkan
kepada dokter spesialis dari bagian yang sama yang sedang berpraktek saat itu.
Apabila hal tersebut di luar jam praktek, maka oleh dokter UGD rumah sakit
dikonsulkan ke dokter jaga ahli untuk diberikan pertolongan seperlunya.
c. Selajutnya dokter yang memeriksanya akan menyerahkan pasien tersebut
kembali kepada dokter pribadinya untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut,
kecuali pasien ingin seterusnya menjadi pasien dokter yang bersangkutan.

2. Pasien Rumah Sakit.


a.Pasien Rumah Sakit adalah pasien yang tidak menunjuk dokter tertentu.
b.Pada jam 08.00 – 16.00 pasien rumah sakit akan diberikan kepada spesialis yang
ada dan di luar jam kerja akan diberikan kepada dokter konsulen jaga ahli.

Ditetapkan di............................
Pada tanggal,.......................... 2012

(RUMAH SAKIT )

(.................................................)

Anda mungkin juga menyukai