NIM : 30901700093
Prinsip Perawatan Paliatif: Memberikan bantuan kenyamanan dari rasa sakit dan gejala-gejala
menyedihkan lainnya Menghargai kehidupan dan menganggap mati sebagai proses normal
Tidak bermaksud untuk mempercepat atau menunda kematian.
4.Permasalahan dalam pengambilan keputusan tentang terapi yang akan atau sedang
dilakukan.
6.Angka harapan hidup < 12 bulan (ECOG> 3 atau Karnofsky < 50%, metastasis otak dan
leptomeningeal, metastasis di cairan interstisial, sindromvena cava superior, kaheksia, serta
kondisi berikut bila tidak dilakukan tindakan atau tidak respon terhadap tindakan, yaitu
kompresi tulang belakang, bilirubin ≥2,5 mg/dl, kreatinin ≥3 mg/dl ) *.
7.Pasien kanker stadium lanjut yang tidak memberikan respon dengan terapi yang diberikan.
Perawatan palliative pada pasien kondisi terminal belum optimal. Perawat terkendala dari sisi
pengetahuan dan kebijakan. Perawatan menjelang ajal masih dianggap tabu. Pemenuhan
kebutuhan spiritual. Contoh : Model PPT ICU RESPEK merupakan pelayanan yang
menerapkan prinsip+- prinsip paliatif yaitu holistic, komprehensif, interdisiplin yang berjalan
terpadu dengan perawatan kuratif di ICU bagi pasien dan keluarganya sejak pasien dirawat
sampai akhir hayat. Intervensi RESPEK adalah dukungan rasa nyaman (R), dukungan etik
(E), dukungan spiritual dan screening akhir hayat (S), dukungan psikososial (P), edukasi (E)
dan komunikasi dan kolaborasi interprofessional (K).
perawatan secara aktif dan menyeluruh (holistik) bagi penderita dengan penyakit stadium
lanjut, progresif (terminal) diutamakan upaya untuk mengatasi gejala nyeri dan gejala-gejala
lainnya serta masalah psikologis, sosial dan spiritual tujuannya adalah untuk mengupayakan
kualitas hidup yang se-optimal mungkin bagi penderita maupun keluarganya dibutuhkan
kerjasama dalam sebuah team multiprofesional yang bekerja secara interdisipliner,
bereavement : situasi/suasana duka yang meliputi mereka yang ditinggalkan, grief : reaksi
psikologis & perasaan subjektif yang timbul bila kita kehilangan orang yang dicintai,
mourning : proses meredanya grief yang nampak dalam perilaku dan kebiasaan yang berbeda
dalam tiap masyarakat.
Etik bukan hukum atau undang-undang saja, tapi juga merupakan prinsip-prinsip penuntun
ASPEK MEDIKOLEGAL PALLIATIVE CARE
4. Masalah medikolegal lainnya pada perawatan pasien paliatif : Tim Perawatan Paliatif
bekerja berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh Pimpinan Rumah Sakit,
termasuk pada saat melakukan perawatan di rumah pasien.
2. Menetapkan prioritas asuhan keperawatan, mengelola waktu secara efektif dan saran-
saran untuk meningkatkan kualitas hidup.
3. Sebagai nara sumber / konselor bagi pasien, keluarga dan komunitas dalam
menghadapi perubahan kesehatan, ketidakmampuan dan kematian.
4. Sebagai komunikator yang terapeutik dan pendengar yang baik dalam memberikan
dukungan dan perhatian.
2. Anger : kemarahan
4. Depression : berkabung
5. Acceptance : penerimaan
Tidak ada definisi yang tepat dari tahap akhir hayat dan juga kapan waktu kematian
seseorang dapat diprediksi secara akurat
Ketika kematian seseorang tidak dapat dihindari dan semakin dekat dengan kematian,
proses perjalanannya dapat berbeda- beda berdasarkan konteks dan riwayat masa lalu
seseorang
Mati dengan bermartabat dianggap sebagai tujuan perawatan akhir hidup yang berkualitas.
Ada sedikit kesepakatan tentang apa yang merupakan kematian yang baik atau kematian yang
sukses. 11 tema inti kematian yang baik dan tiga tema teratas di semua kelompok pemangku
kepentingan adalah preferensi untuk proses kematian (94% laporan), status bebas rasa sakit
(81%) dan kesejahteraan emosional (64%).
4. Kesejahteraan emosional
5. Penyelesaian hidup
6. Preferensi tratment
7. Martabat
8. Keluarga
9. Kualitas hidup
Nyeri adalah keluhan yg paling sering pd pasien paliatif terutama kanker. 95 % dpt diatasi
dng kombinasi modalitas, termasuk memberi perhatian pd aspek psiko, sosio an spiritual.
Faktor Yang Mempengaruhi : Persepsi nyeri, Sosiokultural, Umur, Gender, Makna nyeri,
Ansietas, Pengalaman lalu, Harapan & keyakinan
Jenis nyeri :
- Nosiseptik somatik supericial: kulit, subkutan, mukosa, mulut, hidung, sinus, uretra,
anus
- Nosiseptik somatik dalam : tulang, sendi, otot, tendon, ligamen
- Nosiseptik viseral : organ tubuh massa tumor, kelenjar getah bening dalam
- Neuropetik : kerusakan pada saraf nosispetik
Tata laksana:
- Medikamentosa -> Analgetik : NSAID, Non opioid, adjuvant
- Nonmedikamentosa-> Fisik (kompres hangat, TENS), Interupsi mekanisme nyeri :
anestesi, neurolisis, neurosurgery, Modifikasi lingk & gaya hidup : hindari aktifitas,
imbolisasi bag yg sakit, gunakan alat bantu jalan/kursi roda, Psikologis : penjelasan,
relaksasi, CBT, psycodinamic terapy
b. NSAID
Parenteral : ketorolac
Utk nyeri tulang, inflamasi, kerusakan jaringan, nyeri metastase, demam neoplastik,
post operasi.
c. Opioid kuat
Morfin oral :
Morfin parenteral :
Jika tdk dpt menelan, kesadaran menurun, obstruksi usus, butuh dosis tinggi, butuh
cito, tdk patuh minum obat
Fentanyl :
Transdermal, parenteral
Efek samping ssp lebih sedikit, konstipasi lbh ringan dibanding morfin
Kekurangan : tdk memiliki btk oral, dosis besar tdk bs diberikan scr SC, efek onset
lama, tdk dpt dipotong, pasien berkeringat kurang bermanfaat.
Hospice care tidak hanya diberikan pada pasien namun juga pada orang- orang yang
disekeliling pasien.
Layanan hospice disediakan untuk pasien dengan kondisi terminal dari berbagai
usia, suku, agama dan ras.
Perawatan hospice care kebanyakan diberikan di rumah pasien, namun ada juga yang
diberikan di rumah sakit, panti jompo, serta fasilitas perawatan jangka panjang
lainnya.
Harapan dari hospice care adalah peningkatan kualitas hidup setiap harinya di tahapan
akhir kehidupan pasien.Fenomena yang sering terjadi adalah hospice care sudah
terlambat untuk diberikan pada pasien palliative.
Spiritual care
Family meeting
Coordination of care
Respite care
Bereavement care
Interdiciplinary team
Nurses
Therapist
Volunteers
Physicians
Spiritual counselors
Social workers
Bereavement counselors
CHF, ESRD, Cancer pada dewasa, Cancer pada anak-anak, PPOK, HIV/AIDS
pelayanan berfokus pada kebutuhan pasien bukan pelayanan berfokus pada penyakit.
Menerima kematian namun juga tetap berupaya untuk meningkatkan kualitas hidup.
Pelayanan yang membangun kerjasama antara pasien dan petugas kesehatan serta
keluarga pasien.
Dalam perawatan paliatif, kematian akan berlangsung secara alamiah pada pasien.
penyembuhan merupakan suatu hubungan antara diri sendiri, orang lain, lingkungan
dan Tuhan. Sehingga seseorang tidak akan dapat meninggal dengan di obati, namun
seseorang dapat meninggal dengan kondisi di sembuhkan.
Jadi meninggal dengan kesembuhan dapat dimaknai suatu kematian dimana seseorang
mampu mengatakan atau menyatakan, berupa;
I love you
Forgive me
Tujuan utama perawatan paliatif adalah untuk mencapai kualitas hidup sebaik
mungkin pada pasien dan keluarganya.
Setahun kemudian perawatan paliatif juga di buka di salah satu rumah sakit di Inggris,
the St Thomas Hospital London.
Konsep hospis diperkenalkan di Asia oleh para perawat katolik dengan membuka
klinik di kota Seoul, Korea Selatan pada awal 1965.
Diarea perawatan paliatif definisi kompetensi di adopsi dari Royal College of Nursing
(RCN) tahun 2002. definisikan sebagai; “keterampilan, pengetahuan, pengalaman,
kualitas dan karakteristik, serta perilaku yang menjadi syarat pada seseorang untuk
melakukan kerja atau tugasnya secara efektif.” Berikut ini, akan di jelaskan beberapa
komptensi perawat yang bekerja di area paliatif yang didesain oleh Becker, 2000.
Keterampilan psikososial
Untuk dapat bekerja sama dengan keluarga pasien dan mengantisipasi kebutuhannya
selama proses perawatan pasien. Membangun rasa percaya dan percaya diri selama
berinteraksi dengan pasien. Melalui proses komunikasi terapeutik maka hal tersebut
merupakan inti dari pendekatan psikososial dalam perawatan paliatif.
Sebagai bagian dari tim interprofesional merupakan hal yang sangat vital untuk dapat
melakukan praktik atau intervensi yang baik terhadap pasien.
2. perawat dapat bertindak dan mengambil keputusan yang tepat sesuai kondisi pasien.
3. Pengkajian nyeri secara akurat dan holistic dengan menggunakan berbagai macam
bentuk metode menjadi hal yang dasar.
Keterampilan intrapersonal
1. kematangan secara pribadi dan professional akan dapat membantu perawat dalam
mengatasi masalah yang terkait dengan isu intrapersonal yang bersifat intrinsic.
2. perawat harus dapat mengenali dan memahami reaksi dan perasaan pasien yang
merupakan konsekuensi alamiah dari bekerja dengan pasien sekarat atau keluarga
yang mengalami kedukaan..
3. memiliki andil yang besar untuk membantu membangun keribadian yang lebih baik
4. kondisi tersebut juga mambawa perawat dalam posisi dilematis, karena terkadang
perawat terlalu terbawa emosi dengan perasaan yang di alami pasien.
Pengkajian psikhososiospiritual :
Masalah Keperawatan:
Perawatan berkelanjutan
Kemampuan Berkomunikasi:
Menawarkan pasien untuk berdiskusi tentang end of life tidak akan membahayakan
pasien
Kecemasan pada pasien dan tenaga kesehatan saat berdiskusi terkait end of life
merupakan hal yang wajar
Mintalah rekan yang Anda percaya untuk mendiskusikan kekurangan dan kelebihan
Anda, Fokus dan praktek satu kemampuan dalam satu waktu, karena komunikasi
adalah hal yang kompleks, Mintalah pendapat dari orang yang Anda anggap mahir
dalam berkomunikasi.
EUTHANASIA
Euthanasia berasal dari Bhs Yunani Eu : Normal, Baik, Sehat Thanatos : Mati atau Kematian
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) “Tindakan mengakhiri kehidupan makhluk
hidup(manusia atau binatang) yang mengalami sakit berat atau luka parah dengan sengaja.”
Tipe Euthanasia :
Active Euthanasia
Melakukan sesuatu pada pasien untuk mempercepat kematian
• Tidak legal di United States
• Legal di Netherlands dan Australia
• Examples: memberikan obat-obatan
dalam dosis letal
Passive Euthanasia
Pasien diberi keleluasaan untuk meninggal. Pasien hanya diberikan obat anti nyeri.
• Examples: mematikan alat bantu nafas, menolak chemotherapy.
Voluntary Euthanasia
PALLIATIVE ASSESSMENT
(BIO-PSYCHO-CULTURAL-SPIRITUAL)
PELAYANAN DALAM TAHAP TERMINAL
Dilakukan asesmen dan asemen ulang terhadap pasien dalam tahap terminal dan
keluarganya sesuai dengan kebutuhan mereka. RS memberikan pelayanan pasien dalam
tahap terminal dengan memperhatikan kebutuhan pasien dan keluarga serta mengoptimalkan
kenyamanan dan martabat pasien.