Anda di halaman 1dari 17

Nama : Titin Pujiasuti

NIM : 30901700093

Tugas : Resume matkul Paliatif

Indah Sri Wahyuningsih, S.Kep., Ners, M.Kep

PROBLEMATIKA KEPERAWATAN PALIATIF DAN PERAWATAN PASIEN


TERMINAL

Problematika keperawatan paliatif:

 Sarana- fasilitas pelayanan kesehatan


RS yang mampu memberikan pelayanan perawatan paliatif di Indonesia masih
terbatas. Keadaan sarana pelayanan perawatan paliatif di Indonesia masih belum
merata sedangkan pasien memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan yang bermutu,
komprehensif dan holistik.
 Tenaga Kesehatan

Jumlah tenaga kesehatan yang mampu memberikan pelayanan perawatan paliatif


masih terbatas.
 Perawat
Jumlah tenaga perawat yang mampu memberikan pelayanan perawatan paliatif juga
masih terbatas.
 Pasien
Jumlah pasien dengan penyakit yang belum dapat disembuhkan baik pada dewasa dan
anak, seperti kanker, penyakit Degeneratif, dan penyakit infeksi seperti HIV/AIDS
semakin meningkat Pada stadium paliatif, pasien tidak hanya mengalami berbagai
masalah fisik seperti nyeri, sesak nafas, penurunan berat badan, atau gangguan
aktivitas tetapi mengalami gangguan psikososial dan spiritual yang mempengaruhi
kualitas hidup pasien dan keluarganya.
 Keluarga
Pemahaman kondisi pasien belum memadai, Mengalami masa berduka.
 Masyarakat
Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi
terminal yang akan segera meninggal. Padahal konsep baru perawatan paliatif
menekankan pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik,
psikososial, dan spiritual dapat dia.
Definisi Keperawatan Paliatif: Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan kualitas
hidup untuk meningkatkan pasien dan keluarga mereka yang menghadapi masalah yang
terkait dengan penyakit yang mengancam jiwa, melalui pencegahan dan pemulihan
penderitaan dengan cara identifikasi dini dan penilaian sempurna serta pengobatan nyeri dan
masalah lain, fisik , psikososial dan spiritual (WHO, 2002).
Tujuan pelayanan perawatan paliatif yaitu:
Memperbaiki kualitas hidup dengan memperhatikan hal realistik yang ingin dicapai oleh
pasien, berdasarkan tujuan klinik,membantu mengatasi atau mengurangi gejala-gejala yang
dialami pasien paliatif, mencapai kualitas hidup maksimal bagi penderita dan keluarga.

Prinsip Perawatan Paliatif: Memberikan bantuan kenyamanan dari rasa sakit dan gejala-gejala
menyedihkan lainnya Menghargai kehidupan dan menganggap mati sebagai proses normal
Tidak bermaksud untuk mempercepat atau menunda kematian.

Prinsip Perawatan Paliatif:

❑Mengintegrasikan aspek psikologis dan spiritual pada perawatan pasien


❑Menawarkan sistem pendukung untuk membantu pasien hidup seaktif mungkin hingga kematian;
❑Menawarkan sistem pendukung untuk membantu keluarga mengatasi penyakit pasien dan dalam
kesedihan mereka sendiri;
Menggunakan pendekatan tim untuk memenuhi kebutuhan pasien dan keluarga mereka, termasuk
konseling berkabung, jika diindikasikan
Akan meningkatkan kualitas hidup, dan juga dapat secara positif mempengaruhi perjalanan penyakit
Dapat diterapkan pada awal perjalanan penyakit, bersamaan dengan terapi lain yang dimaksudkan untuk
memperpanjang hidup, seperti kemoterapi atau terapi radiasi, dan mencakup penyelidikan yang
diperlukan untuk lebih memahami dan mengelola komplikasi klinis yang menyusahkan.

Prinsip Perawatan Paliatif Pada Anak :


Perawatan paliatif untuk anak-anak adalah perawatan secara total dari tubuhnya, pikiran dan
jiwa anak, dan juga melibatkan pemberian dukungan kepada keluarga. Ini dimulai ketika
penyakit didiagnosis, dan berlanjut terlepas dari apakah seorang anak menerima perawatan
atau tidak diarahkan pada penyakit. Penyedia layanan kesehatan harus mengevaluasi dan
meringankan fisik anak, tekanan psikologis, dan sosial. Perawatan paliatif yang efektif
membutuhkan pendekatan multidisiplin yang luas. Termasuk keluarga dan memanfaatkan
sumber-sumber komunitas yang tersedia. Dapat disediakan di fasilitas perawatan tersier, di
pusat kesehatan masyarakat dan bahkan di rumah anak-anak.
Indikasi pelayanan Paliatif
Program Paliatif dimulai sejak diagnosis kanker ditegakkan serta bila didapatkan satu atau
lebih kondisi di bawah ini :
1.Nyeri atau keluhan fisik lainnya yang belum dapat diatasi.

2.Gangguan psikologis terkait dengan diagnosis atau terapi kanker.

3.Penyakit penyerta yang berat dan kondisi sosial yang diakibat-kannya.

4.Permasalahan dalam pengambilan keputusan tentang terapi yang akan atau sedang
dilakukan.

5.Pasien/keluarga meminta untuk dirujuk ke perawatan paliatif (sesuai dengan prosedur


rujukan).

6.Angka harapan hidup < 12 bulan (ECOG> 3 atau Karnofsky < 50%, metastasis otak dan
leptomeningeal, metastasis di cairan interstisial, sindromvena cava superior, kaheksia, serta
kondisi berikut bila tidak dilakukan tindakan atau tidak respon terhadap tindakan, yaitu
kompresi tulang belakang, bilirubin ≥2,5 mg/dl, kreatinin ≥3 mg/dl ) *.

7.Pasien kanker stadium lanjut yang tidak memberikan respon dengan terapi yang diberikan.

Pelayanan dalam tahap terminal:


Dilakukan asesmen dan asemen ulang terhadap pasien dalam tahap terminal dan keluarganya
sesua dengan kebutuhan mereka. RS memberikan pelayanan pasien dalam tahap terminal
dengan memperhatikan kebutuhan pasien dan keluarga serta mengoptimalkan kenyamanan
dan martabat pasien yang didokumentasikan dalam rekam medis.

Tempat Pelayanan Perawatan paliatif :


❑Rawat inap
❑Rawat jalan

❑Kunjungan /rawat rumah.

Tim Perawatan Paliatif


Dokter, Perawat, Apoteker, Ahli Gizi, Psikolog, Pekerja sosial, Terapis, Rohaniawan, dan
Relawan.

ETIK DAN KEBIJAKAN PALLIATIVE CARE OF NURSING

Tren Dan Issu Keperawatan Paliatif

Perawatan palliative pada pasien kondisi terminal belum optimal. Perawat terkendala dari sisi
pengetahuan dan kebijakan. Perawatan menjelang ajal masih dianggap tabu. Pemenuhan
kebutuhan spiritual. Contoh : Model PPT ICU RESPEK merupakan pelayanan yang
menerapkan prinsip+- prinsip paliatif yaitu holistic, komprehensif, interdisiplin yang berjalan
terpadu dengan perawatan kuratif di ICU bagi pasien dan keluarganya sejak pasien dirawat
sampai akhir hayat. Intervensi RESPEK adalah dukungan rasa nyaman (R), dukungan etik
(E), dukungan spiritual dan screening akhir hayat (S), dukungan psikososial (P), edukasi (E)
dan komunikasi dan kolaborasi interprofessional (K).

perawatan secara aktif dan menyeluruh (holistik) bagi penderita dengan penyakit stadium
lanjut, progresif (terminal) diutamakan upaya untuk mengatasi gejala nyeri dan gejala-gejala
lainnya serta masalah psikologis, sosial dan spiritual tujuannya adalah untuk mengupayakan
kualitas hidup yang se-optimal mungkin bagi penderita maupun keluarganya dibutuhkan
kerjasama dalam sebuah team multiprofesional yang bekerja secara interdisipliner,
bereavement : situasi/suasana duka yang meliputi mereka yang ditinggalkan, grief : reaksi
psikologis & perasaan subjektif yang timbul bila kita kehilangan orang yang dicintai,
mourning : proses meredanya grief yang nampak dalam perilaku dan kebiasaan yang berbeda
dalam tiap masyarakat.

Etika Keperawatan Paliatif

Menurut Kep. Menkes NOMOR : 812/Menkes/SK/VII/2007 Tentang kebijakan perawatan


palliative

Etik bukan hukum atau undang-undang saja, tapi juga merupakan prinsip-prinsip penuntun
ASPEK MEDIKOLEGAL PALLIATIVE CARE

1. Persetujuan tindakan medis/informed consent untuk pasien paliatif.

2. Resusitasi/Tidak resusitasi pada pasien paliatif

3. Perawatan pasien paliatif di ICU

4. Masalah medikolegal lainnya pada perawatan pasien paliatif : Tim Perawatan Paliatif
bekerja berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh Pimpinan Rumah Sakit,
termasuk pada saat melakukan perawatan di rumah pasien.

PERAN DAN FUNGSI TENAGA MEDIS

Peran Dokter Dalam Palliative Care

1. Menentukan terapi medis untuk perawatan palliative

2. Termasuk menghentikan pengobatan termodern untuk mengurangi penderitaan pasien


terminal

Peran Perawat Dalam Palliative Care

1. Dapat menerapkan pengetahuan dan ketrampilan dalam memberikan asuhan


keperawatan.

2. Menetapkan prioritas asuhan keperawatan, mengelola waktu secara efektif dan saran-
saran untuk meningkatkan kualitas hidup.

3. Sebagai nara sumber / konselor bagi pasien, keluarga dan komunitas dalam
menghadapi perubahan kesehatan, ketidakmampuan dan kematian.

4. Sebagai komunikator yang terapeutik dan pendengar yang baik dalam memberikan
dukungan dan perhatian.

5. Membantu pasien tetap independen sesuai kemampuan mereka sehingga kenyamanan


terpenuhi, serta meningkatkan mutu hidup

Peran Psikolog Dalam Palliative Care

1. Memberikan konseling psikologis untuk mendapatkan akhir kehidupan yang tenang


2. Kubler-Ross, seorang psikiater di Amerika, berjasa besar dalam mempelajari dan
mendiskripsikan perkembangan psikologis pasien terminal. Setiap kematian akan
berbeda seperti halnya watak setiap orang yang berbeda, tetapi dapat dideskripsikan
suatu perkembangan tertentu yang meliputi lima fase kematian.

Perkembangan psikologis pasien terminal

1. Denial and isolation : syok dan menyangkal

2. Anger : kemarahan

3. Bargaining : tawar menawar

4. Depression : berkabung

5. Acceptance : penerimaan

PENERAPAN EVIDENCE BASED NURSING PADA END OF LIFE CARE

Definition of End of Life Care

National Institutes of Health (NIH)- State – of- Science Conference, menyatakan:

 Tidak ada definisi yang tepat dari tahap akhir hayat dan juga kapan waktu kematian
seseorang dapat diprediksi secara akurat

 Ketika kematian seseorang tidak dapat dihindari dan semakin dekat dengan kematian,
proses perjalanannya dapat berbeda- beda berdasarkan konteks dan riwayat masa lalu
seseorang

Mati dengan bermartabat dianggap sebagai tujuan perawatan akhir hidup yang berkualitas.
Ada sedikit kesepakatan tentang apa yang merupakan kematian yang baik atau kematian yang
sukses. 11 tema inti kematian yang baik dan tiga tema teratas di semua kelompok pemangku
kepentingan adalah preferensi untuk proses kematian (94% laporan), status bebas rasa sakit
(81%) dan kesejahteraan emosional (64%).

11 tema inti kematian yang baik

1. Preferensi untuk proses sekarat tertentu

2. Status bebas rasa sakit


3. Religiusitas / spiritualitas

4. Kesejahteraan emosional

5. Penyelesaian hidup

6. Preferensi tratment

7. Martabat

8. Keluarga

9. Kualitas hidup

10. Hubungan dengan HCP

Faktor yang berhubungan dengan penyakit :


- Faktor individu
Variabel demografis
Variabel pribadi
- Faktor lingkungan
Masukan perawatan kesehatan
Dukungan sosial
Faktor makro sosial

Manajemen nyeri Pasien Paliatif

Nyeri adalah keluhan yg paling sering pd pasien paliatif terutama kanker. 95 % dpt diatasi
dng kombinasi modalitas, termasuk memberi perhatian pd aspek psiko, sosio an spiritual.
Faktor Yang Mempengaruhi : Persepsi nyeri, Sosiokultural, Umur, Gender, Makna nyeri,
Ansietas, Pengalaman lalu, Harapan & keyakinan
Jenis nyeri :
- Nosiseptik somatik supericial: kulit, subkutan, mukosa, mulut, hidung, sinus, uretra,
anus
- Nosiseptik somatik dalam : tulang, sendi, otot, tendon, ligamen
- Nosiseptik viseral : organ tubuh massa tumor, kelenjar getah bening dalam
- Neuropetik : kerusakan pada saraf nosispetik
Tata laksana:
- Medikamentosa -> Analgetik : NSAID, Non opioid, adjuvant
- Nonmedikamentosa-> Fisik (kompres hangat, TENS), Interupsi mekanisme nyeri :
anestesi, neurolisis, neurosurgery, Modifikasi lingk & gaya hidup : hindari aktifitas,
imbolisasi bag yg sakit, gunakan alat bantu jalan/kursi roda, Psikologis : penjelasan,
relaksasi, CBT, psycodinamic terapy

Lain-lain : modifikasi proses patologi (radiasi, antibiotika)

a. Non opioid : parasetamol

Utk nyeri ringan, tu jaringan lunak, muskuloskeletal, penurun panas

Suplemen opioid shg menurunkan dosis opioid

Dosis : 500 mg-1000 mg/4 jam, maks 4 gr/hr

b. NSAID

Oral : aspirin, diclopenac,ibubrofen, ketorolac, asmet, meloxicam

Parenteral : ketorolac

Utk nyeri tulang, inflamasi, kerusakan jaringan, nyeri metastase, demam neoplastik,
post operasi.

c. Opioid kuat

Morfin oral :

Mulai dosis kecil

Jangan digerus, jangan dikunyah, harus ditelan utuh

Morfin parenteral :

Jika tdk dpt menelan, kesadaran menurun, obstruksi usus, butuh dosis tinggi, butuh
cito, tdk patuh minum obat

Per SC atau IV, hindari IM

Fentanyl :

Transdermal, parenteral

Efek samping ssp lebih sedikit, konstipasi lbh ringan dibanding morfin
Kekurangan : tdk memiliki btk oral, dosis besar tdk bs diberikan scr SC, efek onset
lama, tdk dpt dipotong, pasien berkeringat kurang bermanfaat.

Hospice care in palliative of nursing

 Sebagai model perawatan caring pada akhir hidup pasien palliative.

 Berfokus pada “caring” not “curing”.

 Hospice care tidak hanya diberikan pada pasien namun juga pada orang- orang yang
disekeliling pasien.

 Perawatan ditujukan untuk mendapatkan kualitas maksimal dalam akhir hidupnya


daripada memberikan umur panjang pada pasien palliative.

 Harapannya pasien dapat hidup senyaman mungkin diakhir hayatnya.

 Layanan hospice disediakan untuk pasien dengan kondisi terminal dari berbagai
usia, suku, agama dan ras.

 Perawatan hospice care kebanyakan diberikan di rumah pasien, namun ada juga yang
diberikan di rumah sakit, panti jompo, serta fasilitas perawatan jangka panjang
lainnya.

Harapan dari hospice care adalah peningkatan kualitas hidup setiap harinya di tahapan
akhir kehidupan pasien.Fenomena yang sering terjadi adalah hospice care sudah
terlambat untuk diberikan pada pasien palliative.

Pelayanan hospice care

 Pain and symptom control

 Home care and inpatient care

 Spiritual care

 Family meeting

 Coordination of care

 Respite care

 Bereavement care
Interdiciplinary team

 Nurses

 Therapist

 Home health aides

 Volunteers

 Physicians

 Spiritual counselors

 Social workers

 Bereavement counselors

Hospice care pada penyakit terminal

 CHF, ESRD, Cancer pada dewasa, Cancer pada anak-anak, PPOK, HIV/AIDS

Dosen : Erna Melastuti

PERSPEKTIF KEPERAWATAN DAN KONSEP PERAWATAN PALIATIF

Cakupan perawatan paliatif :

 pelayanan berfokus pada kebutuhan pasien bukan pelayanan berfokus pada penyakit.

 Menerima kematian namun juga tetap berupaya untuk meningkatkan kualitas hidup.

 Pelayanan yang membangun kerjasama antara pasien dan petugas kesehatan serta
keluarga pasien.

 Berfokus pada proses penyembuhan bukan pada pengobatan. Sehingga perawatan


paliatif bukan untuk mempercepat proses kematian namun bukan pula untuk menunda
kematian, karena kematian merupakan proses alamiah mahluk hidup.

 Dalam perawatan paliatif, kematian akan berlangsung secara alamiah pada pasien.
 penyembuhan merupakan suatu hubungan antara diri sendiri, orang lain, lingkungan
dan Tuhan. Sehingga seseorang tidak akan dapat meninggal dengan di obati, namun
seseorang dapat meninggal dengan kondisi di sembuhkan.

 Jadi meninggal dengan kesembuhan dapat dimaknai suatu kematian dimana seseorang
mampu mengatakan atau menyatakan, berupa;

 I love you

 Forgive me

 Tujuan utama perawatan paliatif adalah untuk mencapai kualitas hidup sebaik
mungkin pada pasien dan keluarganya.

 Perawatan paliatif dalam konteks global

 pergerakan dan pengembangan perawatan paliatif di mulai di Inggris dan Irlandia


yang pada saat itu lebih dikenal dengan istilah hospis. Lalu disusul Negara eropa,
Amerika utara, dan Australia.

 Kanada merupakan Negara yang pertama mengimplementasikanperawatan paliatif di


rumah sakit yaitu di the Royal Victoria Hospital, Montreal pada tahun 1976.

 Setahun kemudian perawatan paliatif juga di buka di salah satu rumah sakit di Inggris,
the St Thomas Hospital London.

 beberapa Negara dengan kategori Negara berkembang telah berhasil


mengimplemtasikan pelayanan perawatan paliatif yang terintegrasi dengan system
pelayanan kesehatan seperti Uganda dan India. kedua Negara tersebut berhasil
mengembangkan pelayanan perawatan paliatif komuniti dengan melibatkan
masyarakat sebagai relawan paliatif.

 Konsep hospis diperkenalkan di Asia oleh para perawat katolik dengan membuka
klinik di kota Seoul, Korea Selatan pada awal 1965.

 Perawatan paliatif dalam konteks regional Asia tenggara

 Sebelum pelayanan hospis dan perawatan paliatif tersedia di Malaysia, Filipina,


Singapura dan Thailand, pelayanan tersebut telah dimulai di Negara asia timur dan
oceania.
 Gerakan pelayanan perawatan paliatif dan hospis dimulai pada tahuan 1980an, dan
layanan tersebut semakin berkembang saat program manajemen nyeri menjadi bagian
integral dari program layanan dan pengontrolan penyakit kanker yang di tetapkan oleh
pemerintah pada tahun 1990 sehingga morpin tersedia di berbagai sakit yang
terakreditasi.

Kompetensi perawat yang bekerja di area:

 Diarea perawatan paliatif definisi kompetensi di adopsi dari Royal College of Nursing
(RCN) tahun 2002. definisikan sebagai; “keterampilan, pengetahuan, pengalaman,
kualitas dan karakteristik, serta perilaku yang menjadi syarat pada seseorang untuk
melakukan kerja atau tugasnya secara efektif.” Berikut ini, akan di jelaskan beberapa
komptensi perawat yang bekerja di area paliatif yang didesain oleh Becker, 2000.

 Keterampilan komunikasi merupakan hal yang terpenting dalam pelayanan perawatan


paliatif.

 Keterampilan psikososial

Untuk dapat bekerja sama dengan keluarga pasien dan mengantisipasi kebutuhannya
selama proses perawatan pasien. Membangun rasa percaya dan percaya diri selama
berinteraksi dengan pasien. Melalui proses komunikasi terapeutik maka hal tersebut
merupakan inti dari pendekatan psikososial dalam perawatan paliatif.

 Keterampilan bekerja tim

Sebagai bagian dari tim interprofesional merupakan hal yang sangat vital untuk dapat
melakukan praktik atau intervensi yang baik terhadap pasien.

 Keterampilan dalam perawatan fisik, untuk area ini, perawat di tuntut

1. memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik

2. perawat dapat bertindak dan mengambil keputusan yang tepat sesuai kondisi pasien.

3. Pengkajian nyeri secara akurat dan holistic dengan menggunakan berbagai macam
bentuk metode menjadi hal yang dasar.

4. Pemilihan metode yang tepat untuk mengkaji pasien seperti nyeri.

 Keterampilan intrapersonal
1. kematangan secara pribadi dan professional akan dapat membantu perawat dalam
mengatasi masalah yang terkait dengan isu intrapersonal yang bersifat intrinsic.

2. perawat harus dapat mengenali dan memahami reaksi dan perasaan pasien yang
merupakan konsekuensi alamiah dari bekerja dengan pasien sekarat atau keluarga
yang mengalami kedukaan..

3. memiliki andil yang besar untuk membantu membangun keribadian yang lebih baik

4. kondisi tersebut juga mambawa perawat dalam posisi dilematis, karena terkadang
perawat terlalu terbawa emosi dengan perasaan yang di alami pasien.

Pengkajian psikhososiospiritual :

 Kemampuan fungsi social, Kondisi mental / emosional, Hubungan interpersonal,


Kegiatan yang dilakukan, Konflik dalam keluarga, Peran sistem budaya, spiritual &
aspek religious, Sumber keuangan, Komunikasi, Kepribadian/personality, Adat
istiadat /pembuat keputusan.

Masalah Keperawatan:

 Gangguan rasa nyaman ; nyeri

 Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan

 Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

 Gangguan integritas kulit : luka dekubitus

 Gangguan body image : (rambut rontok, luka kanker bau dll)

 Gangguan pola eliminasi: bab / bak

 Gangguan hubungan sosial dalam keluarga

 Gangguan hubungan seksual

Dosen: Ns. Fitria Endah Janitra, M.Kep.

KOMUNIKASI DALAM PERAWATAN PALIATIF

Konsep Patient Centered Care


 Memberitahukan dan melibatkan pasien dan orang-orang penting bagi pasien

 Menunjukkan dan menghormati pilihan pasien

 Melibatkan pasien dalam proses perawatan

 Memperlakukan pasien dengan bermartabat

 Merancang proses perawatan agar sesuai dengan kebutuhan pasien

 Selalu siap untuk memberikan informasi kesehatan

 Perawatan berkelanjutan

Kemampuan Berkomunikasi:

 Keterampilan harus dipersiapkan untuk menanggapi pertanyaan atau komentar yang


tidak terduga, tentang masalah-masalah yang terjadi pada mereka

 Menggunakan keterampilan selama percakapan

 Pastikan bahwa informasi yang Anda berikan dapat dimengerti

Hal Penting dalam Komunikasi End of Life:

 Hampir semua pasien menginginkan informasi yang sebenarnya

 Menawarkan pasien untuk berdiskusi tentang end of life tidak akan membahayakan
pasien

 Kecemasan pada pasien dan tenaga kesehatan saat berdiskusi terkait end of life
merupakan hal yang wajar

Bagaimana cara meningkatkan kemampuan komunikasi?

 Mintalah rekan yang Anda percaya untuk mendiskusikan kekurangan dan kelebihan
Anda, Fokus dan praktek satu kemampuan dalam satu waktu, karena komunikasi
adalah hal yang kompleks, Mintalah pendapat dari orang yang Anda anggap mahir
dalam berkomunikasi.

Jangan menghindari topik serius!

Yang pasien inginkan adalah :

 Komunikasi yang jujur dengan tenaga kesehatan


 Kemampuan untuk mempersiapkan kematian

 Merasa ingin didengar

 Ingin waspada terhadap kondisi fisiknya

EUTHANASIA

Euthanasia berasal dari Bhs Yunani Eu : Normal, Baik, Sehat Thanatos : Mati atau Kematian
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) “Tindakan mengakhiri kehidupan makhluk
hidup(manusia atau binatang) yang mengalami sakit berat atau luka parah dengan sengaja.”
Tipe Euthanasia :
Active Euthanasia
Melakukan sesuatu pada pasien untuk mempercepat kematian
• Tidak legal di United States
• Legal di Netherlands dan Australia
• Examples: memberikan obat-obatan
dalam dosis letal
Passive Euthanasia

Pasien diberi keleluasaan untuk meninggal. Pasien hanya diberikan obat anti nyeri.
• Examples: mematikan alat bantu nafas, menolak chemotherapy.
Voluntary Euthanasia

Pasien meminta pengobatan dihentikan.


Non- Voluntary
Pasien tidak dapat membuat keputusan sendiri, Seseorang memberikan keputusan untuk
pasien. Contoh : anak2, pasien koma dll.
Involuntary
Pasien menolak obat2 untuk mempertahankan hidup
• Examples: Obat penopang TTV, obat mahal dll
Alasan Euthanasia
- Adanya hak moral bagi setiap orang untuk mati terhormat
- Tindakan belas kasihan pada seseorang yang sakit
- Tindakan belas kasihan pada keluarga pasien
- Mengurangi beban ekonomi
Dampak Euthanasia
 Sudut pandang pasien
Mudah putus asa karena tidak ingin dan tidak memiliki semangat untuk berjuang
melawan penyakitnya.
 Sudut pandang keluarga pasien
Aspek kemanusiaan dan ekonomi
Aspek Euthanasia
 Aspek Hukum
Undang undang yang tertulis dalam KUHP Pidana hanya melihat dari dokter sebagai
pelaku utama euthanasia, khususnya euthanasia aktif dan dianggap sebagai suatu
pembunuhan berencana, atau dengan sengaja menghilangkan nyawa seseorang.
Sehingga dalam aspek hukum, dokter selalu pada pihak yang dipersalahkan dalam
tindakan euthanasia, tanpa melihat latar belakang dilakukannya euthanasia tersebut.
 Aspek Hak Asasi
Hak asasi manusia selalu dikaitkan dengan hak hidup, damai dan sebagainya. Tapi
tidak tercantum dengan jelas adanya hak seseorang untuk mati. Mati sepertinya justru
dihubungkan dengan pelanggaran hak asasi manusia. Hal ini terbukti dari aspek
hukum euthanasia yang cenderung menyalahkan tenaga medis dalam euthanasia.
 Aspek Ilmu Pengetahuan
Pengetahuan kedokteran dapat memperkirakan kemungkinan keberhasilan upaya
tindakan medis untuk mencapai kesembuhan atau pengurangan penderitaan pasien.
Apabila secara ilmu kedokteran hampir tidak ada kemungkinan untuk mendapatkan
kesembuhan ataupun pengurangan penderitaan.
 Aspek Agama
Pernyataan ini menurut ahli ahli agama secara tegas melarang tindakan euthanasia,
apapun alasannya. Dokter bisa dikategorikan melakukan dosa besar dan melawan
kehendak Tuhan yaitu memperpendek umur.
Euthanasia dan Etika Dokter
Euthanasia bertentangan dengan etika kedokteran. Ketentuan ini tertuang dalam kode etik
kedokteran melalui ketetapan Menteri Kesehatan No.434 Thn 1983 Pasal 10: “setiap dokter
harus senantiasa mengingat akan kewajibannya melindungi hidup makhluk insani”.

Dosen : By Ns. Retno Setyawati, M.Kep., Sp. KMB

PALLIATIVE ASSESSMENT
(BIO-PSYCHO-CULTURAL-SPIRITUAL)
PELAYANAN DALAM TAHAP TERMINAL
Dilakukan asesmen dan asemen ulang terhadap pasien dalam tahap terminal dan
keluarganya sesuai dengan kebutuhan mereka. RS memberikan pelayanan pasien dalam
tahap terminal dengan memperhatikan kebutuhan pasien dan keluarga serta mengoptimalkan
kenyamanan dan martabat pasien.

Anda mungkin juga menyukai